• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Keperawatan Pangkalpinang Volume 1, Nomor 1, Juli 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Keperawatan Pangkalpinang Volume 1, Nomor 1, Juli 2018"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAPAT MENINGKATKAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG BULLYING

Natalia Devi Oktarina¹, Puji Purwaningsih² dan Maya Kurnia Dewi³

Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo Ungaran¹³³ Email: nathadev86.nd@gmail.com

Abstrak

Fenomena bullying merupakan sebuah masalah lama yang masih berlanjut hingga saaat ini, perilaku

bullyingpada remaja akan mempengaruhi konsep diri remaja dan dampak lain yang muncul sehingga dampak jangka panjang dapat menyebabkan remaja mengakhiri kehidupan dengan bunuh diri.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peningkatan pengetahuan remaja sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan di salah satu SMK Islam di Kabupaten Semarang. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi experiment dengan pre-post test without control grup design dengan jumlah sampel sebanyak 76 remaja dengan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan paired t-test dengan hasil adanya peningkatan pengetahuan remaja yang siginfikan sebelum dan setelah pemberian pendidikan kesehatan dengan nilai p 0,001, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan remaja tentangbullying. Berdasarkan hal tersebut maka pemberian pendidikan kesehatan dapat terus dilakukan pada remaja untuk meningkatkan pengetahuan remaja, sehingga dapat menurunkan angka kejadian bullying pada remaja.

Kata kunci : bullying, pendidikan kesehatan, pengetahuan, remaja

Abstract

The phenomenon of bullying is an old problem that continues until now, bullying behavior in adolescents will affect adolescent self-concept and other impacts that arise so that long-term impact can cause teens to end life by suicide. This study aims to analyze the increase of knowledge of adolescents before and after being given health education in one of the vocational schools in Semarang regency. The study was quasi experiment with pre-post test without control group design consisted 76 adolescents taken bypurposivesampling. Analysis results using paired t-test with the result of the increase of knowledge of adolescent siginfikan before and after giving of health education with p value 0,001, so it can be concluded that health education can increase youth knowledge about bullying behavior. Based on that, the provision of health education can continue to be done in adolescents to increase youth knowledge, so as to reduce the incidence of bullying in adolescents.

(2)

Pendahuluan

Bullying adalah bagian dari tindakan agresi yang dilakukan berulang kali oleh seseorang/anak yang lebih kuat terhadap anak yang lebih lemah secara psikis dan fisik.

Bullying diidentifikasi sebagai sebuah perilaku yang tak dapat diterima dan jika gagal menangani maka bullying dapat terjadi tindakan agresi yang lebih parah. Indimidasi, penganiayaan dan kekerasan lainnya adalah tindakan agresi (Astuti, 2008).

Fenomena bullying merupakan sebuah masalah lama yang masih berlanjut hingga saaat ini seringkali sikap orang tua dan sekolah mengangap bahwa perilaku bullying yang terjadi pada remaja merupakan hal yang alamiah terjadi tanpa memikirkan dampak jangka panjang yang akan mempengaruhi konsep diri remaja dan dampak lain yang muncul dapat menyebabkan remaja mengakhiri kehidupan dengan bunuh diri. Dampak yang terjadi pada remaja yang menjadi korban seiringnya merasa tidak nyaman berada di sekolah, takut, rendah diri, penurunan prestasi akademik, sulit berkonsentrasi bahkan sampai berkeinginan untuk bunuh diri (Beane, 2008).

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat jumlah data bullying yang termasuk dalam masalah pendidikan di

Indonesia. Kasus bullying dibagi menjadi dua yakni pelaku bullying dan korban

bullying. Pada tahun 2016 dari 267 kasus pendidikan terdapat 30% anak menjadi korban bullying dengan total 81 kasus dan 35% anak menjadi pelaku bullying dengan jumlah 93 kasus, angka ini meningkat dari tahun sebelumnya dimana anak menjadi korban justru berubah yakni anak menjadi pelaku bullying meningkat.

Selama tahun 2016 telah tercatat jumlah masalah pendidikan yang menimpa anak di Jawa Tengah sebanyak 49 kasus dengan presentase kasus anak menjadi korban

bullying sebanyak 39% dan anak menjadi pelaku sebanyak 31%. Pada periode Januari hingga Juli 2017 terdapat 117 pengaduan ke KPAI tentang kasus tindakan bullying pada remaja. Di Kabupaten Semarang terdapat laporan 13 kasus bullying yang terjadi pada remaja di tingkat SMP dan SMA pada tahun 2017.

Masalah bullying pada remaja masih menjadi salah satu masalah yang tinggi di bidang pendidikan dibandingkan dengan kasus lain seperti anak menjadi korban dan pelaku tawuran serta menjadi korban kebijakan. Untuk itu diperlukan adanya promosi kesehatan tentang dampak perilaku bullying

(3)

pada remaja, untuk menurunkan angka kejadian bullying pada remaja (Saraswati & Sawitri, 2015).

Salah satu SMK Islam di Kabupaten Semarang memiliki jumlah siswa laki-laki yang lebih banyak daripada siswa perempuan, sehingga angka kejadian

bullying cukup tinggi pada sekolah ini. Adapun tujuan dari penelitianini yaitu memberikan pendidikan kesehatan pada siswa kelas 1 di SMK Islam di Kabupaten Semarang sehingga akan terjadi peningkatan pengetahuan remaja tentang bullying sehingga dapat menurunkan angka kejadian bullying.

Metodologi Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment dengan pre-post test without control grup

design yaitu suatu penelitian yang melakukan suatu perlakuan dengan pengambilan nilai sebelum dan sesudah perlakuan pada satu kelompok responden dengan pemberian intervensi pendidikan kesehatan tentang

bullying.

Sampel yang diambil dari penelitian ini adalah siswa kelas 1 di salah satu SMK di Kabupaten Semarang dengan teknik

pengambilan sampel purposive samplinh dengan jumlah sampel 76 siswa.

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur pengetahuan remaja. Kuesioner berisi 10 pertanyaan tentang bullying dengan pertanyaan sederhana yang mudah dipahami oleh siswa. Selain menggunakan kuesioner, penelitian ini juga menggunakan media dalam bentuk power point dan leaflet yang ditampilkan pada saat penelitian untuk memberikan pengetahuan remaja tentang perilaku bullying. Power point berisi narasi singkat dan gambar tentang pengertian, penyebab,bentuk dan dampak perilaku

bullying.

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan yaitu para siswa akan dikumpulkan menjadi 3 kelas kecil kemudian akan dibagikan kuesioner untuk mengetahui pengetahuan remaja sebelum diberikan intervensi. Setelah siswa mengisi kuesioner kemudian remaja akan diberikan pendidikan kesehatan tentang perilaku bullying selama 45 menit. Setelah itu siswa mengisi kembali kuesioner yang sama seperti di awal untuk mengetahui pengetahuan setelah pemberian pendidikan kesehatan.

(4)

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui karakteristik responden dan mengetahui gambaran pengetahuan remaja sebelum dan sesudah pemberian intervensi pendidikan kesehatan. Variabel yang merupakan data numerik dipaparkan dalam bentuk mean, standar deviasi, nilai minimum dan maksimum pada derajat kemaknaan 95% (α=0,05). Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan remaja setelah pemberian pendidikan kesehatan tentang perilaku bullying dengan menggunakan paired t test.

Hasil

Hasil analisis univariat untuk mengetahui gambaran karakteristik responden dan gambaran pengetahuan sebelum dan setelah pemberian intervensi pendidikan kesehatan

Tabel 1. Distribusi frekuensi jenis kelamin dan usia siswa di SMK Islam di Kabupaten Semarang

Variabel Frekuensi Persentase

(%) Jenis Kelamin laki-laki 70 92,1 Perempuan 6 7,9 Jumlah 76 100 Usia 15 thn 56 73,7 16 thn 20 26,3 Jumlah 76 100

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki sejumlah 70 orang (92,1%)

dan berusia 15 tahun sejumlah 56 orang (73,7%).

Tabel 2. Distribusi frekuensi pengetahuan siswa sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan di SMK Islam di Kabupaten Semarang

Pengetahuan Mean SD SE

Sebelum 4,47 1,822 0,209 Sesudah 7,08 1,334 0,153

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa ada peningkatan pengetahuan sesudah pemberian pendidikan kesehatan dengan nilai mean 7,08 dibandingkan sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan nilai mean 4,47.

Hasil analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan.

Tabel 3.Perbedaan pengetahuan remaja tentang bullying sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatandi SMK Islam di Kabupaten

Semarang

Variabel Kelompok Selisih

rerata (95%CI) Nilai p Pengetahuan Sebelum 2,065 (2,276-2,935) 0,001 Sesudah

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan adanya perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pemberian pendidikan kesehatan secara signifikan dengan nilai p 0,001 (p

(5)

Pembahasan

Masa remaja merupakan masa yang sangat rentan untuk terpengaruh oleh orang lain dan melakukan suatu hal sesuai yang diinginkannya. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Sarwono (2008), yakni pada saat remaja perkembangan otak yang belum matang menyebabkan remaja sangat rentan terpengaruh oleh orang lain dan menyelesaikan permasalahan sesuai dengan apa yang mereka ingini. Tahap perkembangan remaja ditandai adanya kecenderungan identity-identity confusion. Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakaapan yang dimilikinya, dia berusaha membentuk dan memperlihatkan identitas diri juga ciri-ciri yang khas dari dirinya (Firmansyah,2013).

Sebagai anak muda yang telah memiliki kemampuan memahami pemikiran orang lain, remaja mulai membayangkan apa yang dipikirkan oleh orang tentang dirinya. Remaja mungkin tidak mengetahui secara komplet tentang kemungkinan dampak tindakan mereka,atau mereka dapat bersikap seolah tidak perduli, masa remaja memang rentan terhadap situasi yang tidak aman karena ketidakmaturan alami dan tekanan

untuk dapat diterima dikarenakan pada masa remaja tantangan utama adalah pencapaian identitas diri. (Rosdahl &Kwaloski,2014).

Erikson dalam (Koezier,2011) mengemukakan bahwa remaja saling membantu satu sama lain dalam melalui krisis tersebut dengan membentuk kelompok serta budaya muda yang berbeda. Kelompok sering kali mengucilkan orang-orang yang berbeda warna kulit, latar belakang, aspek berpakaian, gesture serta selera (Koezier, 2011). Penolakan berupa pengucilan terhadap orang-orang yang berbeda saat ini lebih kita kenal dengan bullying.

Bullying adalah bagian dari tindakan agresi yang dilakukan berulang kali oleh seseorang/anak yang lebih kuat terhadap anak yang lebih lemah secara psikis dan fisik.

Bullyingdiidentifikasi sebagai sebuah perilaku yang tak dapat diterima dan jika gagal menangani maka bullying dapat terjadi tindakan agresi yang lebih parah. Indimidasi, penganiayaan dan kekerasan lainnya adalah tindakan agresi (Astuti, 2008). Bentuk-bentuk bullying terbagi menjadi 3 kategori yaitu bullying fisik, bullying verbal, dan

bullying mental/psikologis (Sejiwa,2008).

Fenomena bullying merupakan sebuah masalah lama yang masih berlanjut hingga

(6)

saaat ini seringkali sikap orang tua dan sekolah mengangap bahwa perilaku bullying yang terjadi pada remaja merupakan hal yang alamiah terjadi tanpa memikirkan dampak jangka panjang yang akan mempengaruhi konsep diri remaja dan dampak lain yang muncul dapat menyebabkan remaja mengakhiri kehidupan dengan bunuh diri. Dampak yang terjadi pada remaja yang menjadi korban seiringnya merasa tidak nyaman berada di sekolah, takut, rendah diri, penurunan prestasi akademik, sulit berkonsentrasi bahkan sampai berkeinginan untuk bunuh diri (Saifullah, 2016).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam perubahan perilaku seseorang, melalui pendidikan kesehatan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dimana pengetahuan tersebutakan menimbulkan kesadaran (Awaresess)akan suatu stimulus dan seseorang mulaitertarik serta mulai mempertimbangkan baik buruknya stimulus tersebut bagi dirinya selanjutnya orang tersebut mulai mencoba perilaku baru dan akhirnya dapat berperilaku sehat sesuai tujuan pemberian pendidikan kesehatan itu sendiri (Notoatmodjo, 2012).

Salah satu starategi untuk perubahan perilaku adalah pemberian informasi guna meningkatkan pengetahuan sehingga timbul

kesadaran yang pada akhirnya orang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuannya tersebut. Salah satu upaya pemberian informasi yang dapat dilakukan adalah penyuluhan. Pengetahuan terjadi setelah setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek atau stimulus. Penyuluhan dengan metode ceramah dandemontrasidapat meningkatkan pengetahuan (Notoatmodjo ,2012).

Pendidikan kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap seseorang. Pendidikan kesehatan yaitu suatu usaha atau keinginan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan atau perilaku untuk mencapai kesehatan yang optimal (Notoatmodjo, 2012). Pendidikan kesehatan dapat mempengaruhi perilaku bullying pada remaja. Pemberian pendidikan kesehatan melalui tampilan pada media dan gambar dapat menambah pengetahuan pada remaja tentang bahaya bullying.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rozikin (2018) tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang bahaya bullying terhadap pengetahuan dan sikap pencegahan bullying menyatakan bahwa ada pengaruh secara signifikan antara pemberian pendidikan kesehatan dengan pengetahuan dan sikap

(7)

pencegahan bullying pada anak. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pendidikan kesehatan dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap anak tentang perilaku bullying, sehingga dapat menurunkan angka kejadian

bullying pada anak.

Penelitian yang dilakukan oleh Suryaningsih & Mamnu’ah (2016) tentang pengaruh pendidikan kesehatan melalui audiovisual terhadap perilaku bullying pada anak usia sekolah menyatakan bahwa media audiovisual dapat mempengaruhi perilaku

bullying pada anak usia sekolah secara signifikan. Hal ini berhubungan dengan indera pendengaran dan penglihatan yang dapat memberikan pengalaman visual kepada anak dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi sederhana, nyata, dan mudah dipahami. Pendidikan kesehatan yang dilakukan melalui penggunaan media gambar dan praktik pembuatan origami untuk mengalihkan perhatian remaja terhadap tindakan bullying dapat mempermudah remaja memahami konsep bullying dan cara mencegah terjadinya tindakan bullying.

Simpulan

Penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan remaja setelah

pemberian pendidikan kesehatantentang

bullying. Pemberian pendidikan kesehatan efektif untuk meningkatkan pengetahuan remaja, sehingga perlu lebih sering pelaksanaan pendidikan kesehatan tentang bahaya bullying dan pengawasan dari dinas kesehatan terkait, sehingga angka kejadian bullying dapat menurun.

Daftar Pustaka

Astuti. (2008). Meredam Bullying : 3 Cara

Efektif Menanggulangi Kekerasan pada Anak . Jakarta :PT Grasindo.

Beane,A.L. (2008). Protect Your Child From

Bullying : Expert Advice To Help You Recognize,Prevent,And Stop Bullying Before Your Child Gets Hurt. San Fransisco: Jossey-Bass

Firmansyah, A. (2013). Cara Mudah

Membaca Kepribadian Orang. Jogjakarta : Starbooks.

Koezier, B. (2011) . Buku Ajar Fundamental

Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik, Edisi 7. Jakarta : EGC

KPAI. (2016). Tabulasi data perlindungan

anak. Diperoleh dari

http://bankdata.kpai.go.id.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta : PT Rineka Cipta.

Kwaloski, R . (2014). Buku Ajar keperawatan dasar,Edisi : 10. Jakarta: EGC

Suryaningsih, W. & Mamnu’ah. (2016).

(8)

melalui Audiovisual terhadap Perilaku Bullying pada Anak Usia Sekolah di SD Muhammadiyah

Mlangi Gamping Sleman

Yogyakarta. Diperoleh dari http://www.digilib.unisayogya.ac.id /2278/1/NASKAH%20PUBLIKAS I.pdf

Gambar

Tabel 1. Distribusi frekuensi   jenis kelamin dan usia siswa   di SMK Islam di Kabupaten Semarang

Referensi

Dokumen terkait

Amerika Serikat menganeksasi 9epublik -eEas  pada *<!, di tengah'tengah periode bergulirnya konsep F6anifest 2estinyF (4embuktian -akdir). -raktat regon pada tahun

Analisis regresi merupakan suatu analisis untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen

Manfaat yang ingin dicapai dalam melakukan studi ini adalah mengetahui kondisi sebaran perekonomian Propinsi Jawa Tengah sehingga diketahui potensi, peluang dan masalah-masalah

Kinerja yang dimaksud adalah kualitas kerja dari seorang Pamong Belajar yang diserahkan tanggung jawab untuk melaksanakan tupoksinya dalam semua kegiatan

Dari analisis regresi yang digunakan untuk melihat risiko perusahaan yang dikaji diperoleh faktor-faktor yang mempengaruhi risiko yang sangat besar pada perusahaan

Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah yang Maha Rahman dan Rahim, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus tugas

Menurut UU No 23 Tahun 2011 Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat

Glow Plug, komponen dari starter mesin yang berfungsi untuk memanaskan bahan bakar; funfsi: memudahkan menyalakan mesin; letak: sistem mesin.. Governor, alat yang digunakan