• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISTRIBUSI IKAN PADA DUA MUSIM DI PERAIRAN PULAU GEBE, HALMAHERA TENGAH DENGAN METODE AKUSTIK RIRIN PRAMESWARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DISTRIBUSI IKAN PADA DUA MUSIM DI PERAIRAN PULAU GEBE, HALMAHERA TENGAH DENGAN METODE AKUSTIK RIRIN PRAMESWARI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

DISTRIBUSI IKAN PADA DUA MUSIM DI PERAIRAN

PULAU GEBE, HALMAHERA TENGAH DENGAN METODE

AKUSTIK

RIRIN PRAMESWARI

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Distribusi Ikan pada Dua Musim di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah dengan Metode Akustik adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014 Ririn Prameswari NIM C54080081

(4)

ABSTRAK

RIRIN PRAMESWARI. Distribusi Ikan Pada Dua Musim di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah, dengan Metode Akustik. Dibimbing oleh SRI PUJIYANTI dan SULISTIONO.

Teknologi hidroakustik yang digunakan untuk mendeteksi distribusi ikan di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah dapat memberikan informasi mengenai waktu penangkapan sumberdaya perikanan yang paling optimal. Penelitian ini bertujuan mengukur nilai Sv untuk mendeteksi gerombolan ikan serta mengetahui faktor lingkungan yang terkait di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah. Metode hidroakustik split beam dalam penelitian ini menggunakan peralatan Biosonic DTX 1000. Pengolahan data akustik dilakukan pada perangkat lunak Echoview 4.8, Ms-Excel 2007, ODV (Ocean Data View ) 4.1, dan Surfer 10.0. Pengukuran dua musim bertujuan untuk mengetahui perbandingan distribusi ikan terbanyak. Intepretasi data menunjukkan sebaran Sv secara vertikal, dan horizontal, serta sebaran suhu di perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah. Diperoleh distribusi ikan terbanyak di kedalaman 25-50 meter pada bulan Februari, sedangkan pada bulan Oktober di 5-25 meter.

Kata kunci: ikan, akustik, distribusi, kedalaman, dua musim .

ABSTRACT

RIRIN PRAMESWARI. Fish distribution In Two Different Seasons at Gebe Island, Central Halmahera by using Acoustic Methods. Supervised by SRI PUJIYANTI and SULISTIONO.

Hydroacoustic technology was applied to detect fish distribution in Gebe Island, Central Halmahera thus providing the information about the optimal time of fishing. This study aimed to measure Sv value in detecting the location fish and to measure environmental factors related to Sv distribution in Gebe Island, Central Halmahera. Split Beam Hydroacoustic method was applied in this study using Biosonic DTX 1000 equipment. Acoustic data processing was run in Echoview 4.8, Ms-Excel 2007, ODV (Ocean Data View) 4.1, and 10.0 Surfer. The use of software also helps to interpret results that were conducted in two seasons. Data interpretation showed vertical and horizontal Sv distribution and temperature distribution in Gebe Island, Central Halmahera. This research revealed that large quantities of fish were found at 25-50 meters depth in February, while in October the most quantity of fish is found at 5-25 meters.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Kelautan

pada

Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan

DISTRIBUSI IKAN PADA DUA MUSIM DI PERAIRAN

PULAU GEBE, HALMAHERA TENGAH DENGAN METODE

AKUSTIK

RIRIN PRAMESWARI

DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

(6)
(7)

Judul Skripsi : Distribusi Ikan pada Dua Musim di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah dengan Metode Akustik.

Nama : Ririn Prameswari NIM : C54080081

Disetujui oleh

Dr.Ir. Sri Pujiyati, M.Si Pembimbing I

Prof.Dr.Ir. Sulistiono, M.Sc Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr.Ir. I Wayan Nurjaya, M.Sc Ketua Departemen

(8)

Judul Skripsi: Distribusi Ikan pada Dua Musim di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah dengan Metode Akustik.

Nama : Ririn Prameswari

NIM : C54080081

Disetujui oleh

Dr.Ir. Sri Pujiyati, M.Si Prof. no M.Sc

Pembimbing I Pembimbing II

. ) ayan Nunaya, .Sc Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala karunia dan hidayah-Nya, karena skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang wajib ditempuh untuk mendapatkan kelulusan dan gelar sarjana, yang berjudul Distribusi Ikan pada Dua Musim di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah dengan Metode Akustik. Selesainya skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu dalam pelaksanaan penelitian hingga proses penyusunan skripsi ini. Karenanya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. Ir. Sri Pujiyati, M.Si dan Bapak Prof. Dr. Ir. Sulistiono, M.Sc selaku pembimbing yang telah memberikan banyak sekali masukan dan bimbingan untuk penyusunan skripsi ini,

2. Asep Mamun S.Pi dan Acta Withamana S.Pi, M.Si, yang membantu dalam memahami metode yang digunakan dalam penelitian ini.

3. Serta kedua orangtua yang selalu mendukung dalam pembuatan skripsi ini.

Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi pedoman penulis dalam penelitian dan penyusunan skripsi.

Bogor, Februari 2014

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi PENDAHULUAN ... 1 Latar Belakang ... 1 Tujuan Penelitian... 2 METODE ... 2 Analisis Data ... 3

Bahan dan Alat Penelitian ... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 3

KESIMPULAN DAN SARAN ... 12

Kesimpulan... 12

Saran...13

DAFTAR PUSTAKA ... 13

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil tangkapan ikan di sekitar Perairan Halmahera Tengah...6 Tabel 2. Nilai Sv secara vertikal pada bulan Februari dan Oktober 2012 di

sekitar Perairan Halmahera Tengah...11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Lokasi survei di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah...2 Gambar 2. Sebaran suhu permukaan laut di Perairan Pulau Gebe bulan Februari

2012...4 Gambar 3. Sebaran suhu permukaan laut di Perairan Pulau Gebe bulan Oktober

2012...5 Gambar 4. Distribusi ikan pada kedalaman 5-25 meter bulan Februari 2012 secara

horizontal...6 Gambar 5. Distribusi Ikan pada kedalaman 25-50 meter bulan Februari 2012

secara horizontal...6 Gambar 6. Distribusi ikan pada kedalaman 50-75 meter bulan Februari 2012

secara horizontal...7 Gambar 7. Distribusi ikan pada kedalaman 75-100 meter bulan Februari 2012

secara horizontal ... 7 Gambar 8. Distribusi ikan pada kedalaman 5-25 meter bulan Oktober 2012 secara

horizontal ... 8 Gambar 9. Distribusi ikan pada kedalaman 25-50 meter bulan Oktober 2012

secara horizontal...9 Gambar 10. Distribusi ikan pada kedalaman 50-75 meter bulan Oktober 2012

secara horizontal...9 Gambar 11. Distribusi ikan pada kedalaman 75-100 meter bulan Oktober 2012

secara horizontal...10 Gambar 12. Sebaran Sv vertikal pada bulan Februari 2012 ... 11 Gambar 13. Sebaran Sv vertikal ikan pada bulan Oktober 2012...11

(12)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kabupaten Halmahera Tengah terletak antara 0⁰45′ LU ‐ 0⁰15′ LS dan 127⁰45′ BT ‐ 129⁰26′ BT, dengan luas wilayah 8,381.48 km² terdiri dari luas daratan 2,276.83 km² (27.00 %) dan luas lautan 6,104.65 km² (73.00 %). Berdasarkan UU No.1 Tahun 2003, wilayah Kabupaten Halmahera Tengah mencakup 8 kecamatan dan 33 desa, yaitu Weda, Weda Utara, Weda Selatan, Patani, Patani Utara, Pulau Gebe, Weda Tengah, dan Patani.

Sumberdaya ikan laut pada dasarnya dikelompokkan berdasarkan taksonomi, yaitu ikan (pisces) dan non-ikan (mollusca, crustaceae, reptilian, mammalian). Kelompok ikan kemudian dibedakan berdasarkan habitatnya menjadi ikan pelagis, ikan demersal dan ikan karang. Ikan pelagis dibagi lagi menjadi dua, yaitu ikan pelagis besar dan ikan pelagis kecil. Ikan pelagis adalah ikan yang hidupnya berada pada lapisan permukaan perairan sampai kolom tengah perairan dan hidupnya bergerombol baik dengan spesies yang sama maupun dengan jenis ikan lainnya. Ikan pelagis memiliki sifat fototaksis positif dan tertarik pada benda-benda terapung. Perairan Pulau Gebe termasuk kedalam wilayah pengelolaan perikanan dengan potensi lestari sumberdaya perikanan laut sebesar 587,670 ton/tahun yang terdiri dari ikan pelagis besar sebesar 106,510 ton/tahun. Tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan laut di wilayah ini telah mencapai 62.50 % (Samad, 2004).

Perkembangan terkini di bidang sains perikanan, teknologi akustik, pengolahan sinyal digital dan pengolahan citra digital, memungkinkan diintrepretasikan informasi tersebut untuk identifikasi kawanan ikan dengan sinyal akustik menjadi lebih baik. Beberapa peneliti sudah ada yang mengembangkannya berupa karakteristik kawanan ikan dengan digitalisasi sinyal hambur balik (back-scattered). Bahkan dapat membedakan antar spesies ikan di lingkungan sub tropis, dengan berbagai tingkat kesuksesan (Coetzee 2000 dalam Fauziyah 2005).

Teknologi hidroakustik merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk mendeteksi sumberdaya hayati dan nonhayati secara lebih akurat, cepat, dalam jangkauan yang luas, tidak mengganggu biota dan tidak merusak lingkungan (Fauziyah dan Jaya 2010). Salah satu tujuan utama dalam survei hidroakustik adalah memperkirakan stok ikan di dalam suatu perairan. Survei-survei yang dilakukan selama ini berupaya menyediakan informasi mengenai distribusi dan kelimpahan relatif spesies ikan (Fauziyah et al. 2010). Metode akustik telah banyak digunakan dalam penelitian perikanan untuk mengkaji biomassa ikan pelagis estimasi (Georgakarakos et al. 2011). Informasi yang diperoleh akan lebih baik jika data yang diperoleh dari hasil metode akustik dikombinasikan dengan data yang dikumpulkan secara bersamaan berdasarkan kondisi oseanografi misalnya, perubahan suhu (Brill dan Lutcavage, 2001).

(13)

2

Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan nilai Sv dan sebarannya dengan menggunakan metode Split Beam hidroakustik di Pulau Gebe, Halmahera Tengah serta mengkaji pengaruh faktor lingkungan (suhu) terhadap nilai dan sebaran Sv untuk mengetahui gerombolan ikan di perairan yang bersangkutan.

METODE

Penelitian ini menggunakan data milik Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB. Survei lapang dilakukan pada bulan Februari 2012 dan bulan Oktober 2012. Pengolahan data akustik dilakukan sejak tanggal 10 Februari hingga 31 Maret 2013 di Laboraturium Akustik dan Instrumentasi Kelautan, Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Lokasi survei lapang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Lokasi Survei di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah

Bahan dan Alat Penelitian

Data akustik diperoleh dengan Biosonic DTX 1000, Uninteruptable Power System (UPS), Stabilizer. Analisis data akustik dan lingkungan Perairan Pulau Gebe dilakukan menggunakan Laptop, Dongle, Ms.Excel, Echoview 4.3, Ocean Data View 4.1, dan Surfer 10.0

(14)

3

Analisis Data

Data Akustik

Data akustik yang diolah dalam penelitian ini sudah dalam bentuk tabulasi excel. Analisis lanjutan dengan menggunakan program Surfer 10.0 untuk menggambarkan sebaran secara horizontal pada selang 5-25 meter, 25-50 meter, 50-75 meter, dan 75-100 meter.

Data Oseanografi

Parameter oseanografi yang digunakan pada penelitian ini adalah suhu perairan. Untuk dapat menggambarkan sebaran suhu di seluruh Perairan Pulau Gebe dilakukan download data dari www.oceanwatch.pifsc.noaa.gov pada bulan Februari dan Oktober 2012. Data tersebut kemudian diolah lebih lanjut dengan Ocean Data View 4.1 dan Surfer 10.0 untuk dapat memberi gambaran sebaran suhu secara horizontal

Data Hasil Tangkapan

Hidroakustik tidak dapat menentukan komposisi jenis, karena itu dilengkapi dengan metode umum seperti menggunakan alat tangkap untuk memverifikasi jenis target (Baldwin dan McLellan, 2008). Data hasil tangkapan dalam penelitian ini sudah dalam bentuk data excel. Alat yang digunakan untuk menangkap ikan berupa jaring hanyut. Salah satu jenis jaring insang yang sangat populer adalah jaring insang hanyut. Cara pengoperasiannya adalah dengan menghanyutkan beberapa puluh lembar jaring yang saling terangkai di permukaan laut. Ikan yang menjadi target utama tangkapannya adalah jenis-jenis ikan pelagis yang melakukan migrasi horizontal di permukaan laut, seperti ikan tongkol, kembung,selar, lemuru, dan tembang (Puspito, 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data lingkungan di sekitar Pulau Gebe berdasarkan nilai suhu dan salinitas yaitu 29.00 ⁰C dan 31.00 ‰. Di sekitar teluk dari Pulau Kapaleo diperoleh nilai suhu dan salinitas sebesar 29.00 ⁰C dan 31.00 ‰. Nilai suhu dan salinitas yang di sekitar Pulau Yoi adalah 29.80 ⁰C dan 31.7.00 ‰ (Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah. 2011) . Hasil download data suhu dari www.oceanwatch.pifsc.noaa.gov menunjukkan sebaran suhu secara kesluruhan di Perairan berada diantara 27.70 ⁰C sampai 31.22 ⁰C.

Sebaran Suhu dua musim

Adanya perbedaan bulan pengambilan data maka, suhu menjadi faktor yang mempengaruhi distribusi ikan. Berdasarkan data yang diperoleh bahwa pada bulan Februari suhu tertinggi berada pada 31.22 ⁰C. Di lihat pada Gambar 2, suhu menurun di sekitar selatan serta utara Pulau Gebe. Pada bulan ini kisaran suhu di sekitar perairan Halmahera berada pada 27.70 ⁰C sampai 31.22 ⁰C.

(15)

4

Gambar 2. Sebaran suhu permukaan laut di Perairan Pulau Gebe bulan Februari 2012

Pada bulan Oktober suhu terendah mencapai 27.43 ⁰C, sedangkan suhu tertinggi 30.74 ⁰C. Berdasarkan Gambar 3, terlihat di sekitar perairan Halmahera mendominasi suhu antara 28.00 ⁰C sampai 29.00 ⁰C. Pada bulan Oktober terdapat sedikit perbedaan apabila kita bandingkan dengan suhu pada bulan Februari yang suhunya meningkat di sekitar barat dari perairan Halmahera Tengah.

Gambar 3. Sebaran suhu permukaan laut di Perairan Pulau Gebe bulan Oktober 2012

(16)

5

Hasil Tangkapan Ikan

Data hasil tangkapan ikan yang diperoleh dalam penelitian ini sudah di tulis dalam bentuk tabel berdasarkan pendataan dari data di lapang. Hasil tangkapan dengan menggunakan jaring hanyut menampilkan beberapa jenis ikan yang berada di sekitar Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah seperti pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil tangkapan ikan di sekitar Perairan Halmahera Tengah

No. Family Spesies Nama Lokal

1 Exocoetidae Cypselurus sp. Ikan Terbang

2 Mullidae Upeneus vittatus Kuniran

3 Acanthuridae Naso hexacanthus Kulit Pasir

4 Caesionidae Caesio sp. Ekor Kuning

5 Lutjanidae Macolor niger Kakap Hitam 6 Carangidae Caranx papuensis Bobara 7 Scomberidae Thunnus alalunga Tuna

Sebaran Scattering Volume (Sv) secara Horizontal Scattering Volume bulan Februari 2012

Nilai Sv (dB) merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan informasi mengenai kelimpahan ikan. Secara horizontal dengan kedalaman yang relatif sama seperti pada analisis distribusi ikan pelagis, Sebaran nilai Sv rata-rata dapat dilihat pada Gambar 6 dengan kedalaman 5-25 meter, Gambar 7 dengan kedalaman 25-50 meter, Gambar 8 dengan kedalaman 50-75 meter, Gambar 9 dengan kedalaman 75-100 meter. Mayoritas sebaran Sv paling banyak terdapat di kedalaman 25-50 meter. Pada kedalaman ini data yang diperoleh lebih banyak dibandingkan kedalaman lainnya dari data pada bulan Februari.

Berdasarkan Gambar 6, diperoleh sebaran Sv dominan berada pada selang kelas 1, yaitu -81.00 dB sampai -75.00 dB, dengan nilai Sv minimum dan Sv maksimum sebesar, -80.94 dB dan -42.30 dB. Nilai sebaran Sv pada selang kelas tersebut terlihat persebarannya merata di sekitar Pulau Gebe serta di pulau-pulau kecil lainnya, seperti Pulau Kapaleo, Pulau Yoi, dan Pulau Uta. Nilai rata-rata Sv dari distribusi pada kedalaman ini berada pada selang kelas pertama yaitu, dengan nilai rata-rata sebesar -75.85 dB. Sesuai dengan banyak nilai yang muncul hal ini dapat dilihat pada gambar yang ditunjukkan berupa lingkaran berwarna jingga.

(17)

6

Gambar 4. Distribusi ikan pada kedalaman 5-25 meter bulan Februari 2012 secara horizontal

Sebaran horizontal dari Sv pada kedalaman 25-50 meter ini diperoleh pada selang kelas 2 dengan nilai di antara -75.00 dB sampai -69.00 dB. Nilai Sv minimum diperoleh sebesar -80.87 dB sedangkan nilai Sv maksimum berada pada nilai Sv sebesar -34.32 dB.

Gambar 5. Distribusi ikan pada kedalaman 25-50 meter bulan Februari 2012 secara horizontal

Di kedalaman 50-75 m nilai Sv terdapat mendominan berada pada selang kelas 1. Nilai Sv minimum pada kedalaman 50-75 m ini berada pada nilai -80.88 dB, sedangkan nilai Sv maksimumnya berada pada nilai -59.84 dB. Nilai Sv

(18)

7 dominan pada kedalaman ini ditunjukkan oleh lingakaran berwarna jingga dengan rata-rata nilai Sv sebesar -75.32 dB.

Gambar 6. Distribusi ikan pada kedalaman 50-75 meter bulan Februari 2012 secara horizontal

Pada kedalaman 75-100 meter sebaran horizontal dominan dari nilai Sv di bulan Februari masih berada di rentang nilai -81.00 dB sampai -75.00 dB yang terdapat di selang kelas 1. Nilai ini ditampilkan dalam lingkaran berwarna jingga pada peta sebaran horizontal. Dengan nilai Sv minimum sebesar -80.94 dB dan nilai Sv maksimum sebesar 49.62 dB. Diperoleh pula nilai Sv ratarata sebesar -75.48 dB.

Gambar 7. Distribusi ikan pada kedalaman 75-100 m bulan Februari 2012 secara horizontal

(19)

8

Sebaran empat strata kedalaman yang diambil secara horizontal pada bulan Februari menunjukkan bahwa distribusi horizontal ikan dominan berada di sekitar Pulau Gebe dengan rentang nilai -81.00 dB sampai -75.00 dB. Berdasarkan pengamatan pada lokasi hasil tangkapan dominan di sekitar perairan Halmahera Tengah ini berupa ikan Tuna.

Scattering Volume bulan Oktober 2012

Pada bulan Oktober ini data yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan data pada bulan Februari. Persebaran dari nilai Sv pada musim ini persebarannya cukup merata di sekitar pulau-pulau kecil di Perairan Halmahera Tengah.

Berdasarkan Gambar 8, sebaran horizontal ikan pada bulan Oktober di kedalaman 5-25 m memiliki nilai Sv dominan berada pada selang kelas 3 dengan rentang nilai -69.00 dB sampai -63.00 dB yang ditunjukkan oleh lingkaran berwarna kuning. Terlihat pada peta nilai pada selang kelas 3 tersebar cukup merata di Perairan Halmahera Tengah. Nilai Sv minimum pada kedalaman 5-25 meter di bulan Oktober ini berada pada -73.00 dB, sedangkan nilai Sv maksimum berada pada -34.40 dB. Diperoleh pula nilai Sv rata-rata sebesar -61.10 dB.

Gambar 8. Distribusi ikan pada kedalaman 5-25 meter bulan Oktober 2012 secara horizontal

Pada kedalaman 25-50 meter di bulan Oktober, nilai Sv dominan berada pada selang kelas 2 dengan rentang nilai -75.00 dB sampai -69.00 dB. Nilai ini ditunjukkan pula oleh lingkaran berwarna merah pada peta. Nilai Sv minimum dan maksimum berada pada -79.89 dB dan -22.62 dB. Pada kedalaman ini diperoleh nilai Sv rata-rata yaitu, -56.84 dB.

(20)

9

Gambar 9. Distribusi ikan pada kedalaman 25-50 meter bulan Oktober 2012 secara horizontal

Pada kedalaman 50-75 meter di bulan Oktober, nilai Sv dominan berada pada selang kelas 3 dengan rentang nilai -69.00 dB sampai -63.00 dB. Nilai ini ditunjukkan pula oleh lingkaran berwarna kuning pada peta. Nilai Sv minimum dan maksimum berada pada -81.66 dB dan -40.48 dB. Sebaran horizontal dengan rentang nilai ini cukup tersebar di Perairan Halmahera Tengah. Pada kedalaman ini pula terdapat nilai Sv dengan nilai yang berbeda terlihat menyebar merata. Nilai dominan Sv pada kedalaman ini tidak terlalu signifikan perbedaannya.

Gambar 10. Distribusi ikan pada kedalaman 50-75 meter bulan Oktober 2012 secara horizontal

Skala peta

(21)

10

Pada kedalaman 75-100 meter pada bulan Oktober, nilai Sv dominan diperoleh pada selang kelas 5 dengan rentang nilai -57.00 dB sampai -51.00 dB. Nilai ini ditunjukkan oleh lingkaran berwarna biru. Nilai Sv mimum pada kedalaman ini berada pada -73.59 dB dan nilai Sv maksimum sebesar -51.93 dB. Sedangkan nilai Sv rata-rata diperoleh sebesar -61.71 dB.

Gambar 11. Distribusi ikan pada kedalaman 75-100 meter bulan Oktober 2012 secara horizontal

Sebaran Scattering Volume (Sv) secara Vertikal

Pola sebaran secara vertikal sangat dipengaruhi oleh percampuran massa air secara vertikal karena proses ini sangat berperan dalam menyuburkan kolom perairan yaitu dengan cara mengangkat nutrien dari lapisan dalam ke permukaan. Meningkatnya nutrien pada lapisan permukaan dan dibantu dengan penetrasi cahaya matahari yang cukup di dalam kolom perairan maka meningkat pula laju produktivitas primer melalui aktivitas plankton (Chaves dan Barber 1987 dalam Vivian 2006). Hal ini mengundang ikan-ikan pelagis kecil untuk memakannya.

Sebaran Sv menunjukkan distribusi dari ikan secara menegak di kolom Perairan Pulau Gebe. Terdapat di kedalaman 25-50 m. Di kedalaman inilah ditemukan banyak ikan pelagis berada. Terlihat pada grafik di atas ikan pelagis pada kedalaman ini memiliki nilai Sv dominan diantara -80.00 dB sampai -40.00 dB. Semakin turun kedalamannya, maka banyaknya gerombolan ikan di Perairan Pulau Gebe semakin sedikit.

Sebaran Sv vertikal ikan pelagis di bulan Oktober lebih sedikit apabila dibandingkan dengan data Sv pada bulan Februari. Nilai Sv dominan berada pada kedalaman 5-25 meter. Meskipun selisih hanya sedikit dengan nilai Sv pada kedalaman 25-50 meter. Keberadaan dari ikan pelagis berada diantara kedalaman 5-50 meter. Hanya saja pada kedalaman 5-25 meter ikan pelagis berada di nilai Sv dengan rentang -30.00 dB hingga -75.00 dB, sedangkan pada kedalaman 25-50 meter berada pada rentang nilai Sv -20.00 dB sampai -80.00 dB. Variasi ikan pelagis dikatan lebih banyak pada kedalaman 25-50 meter.

(22)

11 Tabel 2 Nilai Sv secara vertikal pada bulan Februari dan Oktober 2012 di

sekitar Perairan Halmahera Tengah

Bulan Februari 2012 Oktober 2012

Nilai Sv (dB) Nilai Sv (dB)

Kedalaman

(m) Minimum Maksimum Minimum Maksimum

5-25 -80.94 -42.30 -73.00 -34.40

25-50 -80.87 -34.32 -79.89 -22.62

50-75 -80.88 -59.84 -81.66 -40.48

75-100 -75.59 -49.62 -73.59 -51.93

Gambar 12. Sebaran Sv vertikal pada bulan Februari 2012

Gambar 13. Sebaran Sv vertikal pada bulan Oktober 2012 -42.3 -34.32 -59.84 -49.62 -80.94 -80.87 -80.88 -75.59 -75.78 -69.71 -75.27 -75.43 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 25 50 75 100 Sv maks Sv min Sv rata-rata Kedalaman (m) n = 3335 data Sv ( d B) -34.4 -22.62 -40.48 -51.93 -73 -79.89 -81.66 -73.59 -61.12 -56.85 -64.01 -61.72 -90 -80 -70 -60 -50 -40 -30 -20 -10 0 25 50 75 100 Sv maks Sv min Sv rata-rata Kedalaman (m) n = 204 data Sv ( d B)

(23)

12

Hubungan Ikan dan Kondisi Lingkungan

Pada umumnya daerah penangkapan ikan tidak ada yang bersifat tetap, selalu berubah dan berpindah mengikuti pergerakan kondisi lingkungan, yang secara alamiah ikan akan memilih habitat yang lebih sesuai. Sedangkan habitat tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi tau parameter oseonografi perairan seperti suhu permukaan laut ( Ridha et al. 2013). Suhu juga dapat menjadi faktor penghambat dalam proses distribusi ikan (Stensholt et al. 2002).

Faktor oseanografi seperti suhu serta kondisi lingkungan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan. Suhu adalah salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan organisme di perairan, karena suhu mempengaruhi aktivitas dan perkembangbiakan dari organisme tersebut. Kondisi oseanografi khususnya suhu dapat mengalami fluktuasi baik harian maupun musim dan dapat ditemui adanya kondisi yang ekstrim. Sumberdaya ikan pelagis kecil bergantung pada kondisi lingkungan, sehingga ketika terjadi perubahan kondisi lingkungan menyebabkan ikan akan merespon dengan menghindar dari lingkungan yang tidak sesuai. Respon ini menunjukan bahwa pada sumberdaya ikan terdapat batas-batas toleransi terhadap perubahan berbagai kondisi lingkungan. Setiap spesies dalam komunitas mempunyai daya toleransi tertentu terhadap tiap - tiap faktor dan semua faktor lingkungan(Rasyid, 2010).

Adanya perubahan dalam ekosistem ikan laut berkaitan dengan perubahan suhu. Tiap spesies memiliki respon yang berbeda terhadap perubahan suhu. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat toleransi yang dimiliki spesies ikan tersebut terhadap suhu (Moore et al. 2004). Perubahan suhu permukaan laut yang disebabkan oleh adveksi, yang mendominasi di perairan lepas pantai, atau dengan pertukaran lokal (pertukaran panas dan pencampuran) yang mendominasi di perairan pantai, dan di laut semi-tertutup. Suhu dapat mempengaruhi ikan seperti modifikator proses metabolisme (mempengaruhi kebutuhan makanan serta penyerapan dan tingkat pertumbuhan), sebagai modifikator aktivitas tubuh (kecepatan berenang), dan sebagai stimulus saraf. Pengaruh perubahan suhu dalam jangka panjang, musiman, dan tahunan, bereaksi melalui proses integrasi, seperti perubahan daerah makan melalui migrasi dan pencarian, atau beberapa efek pada tingkat pertumbuhan, pematangan (Laevastu, 1993).

Menurut Cayre and Marsac (1993) dalam Kantun (2012), Ikan cenderung memilih medium dengan salinitas yang lebih sesuai dengan tekanan osmotik tubuh mereka masing-masing. Perubahan salinitas akan merangsang ikan untuk melakukan migrasi ke tempat yang memiliki salinitas yang sesuai dengan tekanan osmotik tubuhnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pada penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa distribusi ikan dipengaruhi oleh adanya perubahan kondisi lingkungan. Ikan menyukai berada di adveksi

(24)

13 (front), yaitu daerah pertemuan suhu dingin dan suhu panas. Panjang wilayah adveksi (front) pada bulan Februari lebih panjang daripada bulan Oktober. Hal ini terlihat dari jumlah gerombolan, ukuran gerombolan, dan keberadaan gerombolan. Pada bulan Oktober jumlah data gerombolan lebih sedikit dibandingkan bulan Februari, namun pada bulan Oktober ditemukan gerombolan-gerombolan besar. Secara Umum pada bulan Februari dan Oktober ikan lebih cenderung berada di kedalaman kurang dari 50 meter.

Saran

Kelengkapan informasi data pada musim yang berbada akan lebih membantu dalam membandingkan hasil pengolahan data. Pengambilan data sebaiknya dilakukan secaea berulang pada bulan yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

Baldwin CM, McLellan JG. 2008. Use of Gill Nets for Target Verification of a Hydroacoustic Fisheries Survey and Comparisonwith Kokanee Spawner Escapement Estimates from a Tributary Trap. North American Journal of Fisheries Management 28:1744–1757.

Brill RW, Lutcavage ME. 2001. Understanding Environmental Influences on Movements and Depth Distributions of Tunas and Billfishes Can Significantly Improve Population Assessments. American Fisheries Society Symposium 25:179–198.

Fauziyah. 2005 Identifikasi, Klasifikasi dan Analisis Struktur Spesies Kawanan Ikan Pelagis Berdasarkan Metode Deskriptor Akustik. Tesis.

Fauziyah, A Jaya . 2010 Densitas Ikan Pelagis Kecil Secara Akustik di Laut Arafura. Jurnal Penelitian Sains. Volume 13 Nomer 1(D) 13106: 22. Fauziyah, EN Ningsih , Wijopriono. 2010 Densitas Schooling Ikan Pelagis Pada

Musim Timur menggunakan Metode Hidroakustik di Perairan Selat Bangka. Jurnal Penelitian Sains. Volume 13 Nomer 2(D) 13210:49.

Georgakarakos S, V Trygonis and J Haralabous. 2011 Accuracy of Acoustic Methods in Fish Stock Assessment Surveys, Sonar Systems, Prof. Nikolai Kolev (Ed.), ISBN: 978-953-307-345-3: 1.

Kantun W. 2012 Suhu dan Tingkah Laku Ikan Tuna Sirip Kuning Thunnus albacore Hubungannya dengan Model Pengelolaan. Skripsi.

Laevastu T. 1993. Marine Climate, Weather and Fisheries. Fishing News Books. Hal 85-92.

(25)

14

Moore N, Jewwit G, Weeks D, and Keeffe J. 2004. Water Temperature and Fish Distribution In The Sabie River System: Towards The Development of an Adaptive Management Tool. ISBN No.: 1-77005-228-3:8.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah. 2011 Kondisi Umum Kabupaten Halmahera Tengah. [diacu 20 April 2013]. Tersedia dari: http://halteng.org/halteng_kondisi_umum.php

Puspito G. 2009. Perubahan Sifat-sifat Fisik Mata Jaringan Insang Hanyut Setelah Digunakan 5, 10, 15, dan 20 Tahun. Jurnal Penelitian Sains Volume 12 Nomer 3(D) 12310:1.

Rasyid JA. 2010 Distribusi Suhu Permukaan pada Musim Peralihan Barat-Timur Terkait Dengan Fishing Ground Ikan Pelagis Kecil di Perairan Spermonde. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan. Vol. 20 (1) April 2010: 1 – 7.

Ridha U, Muskananfola MR dan Hartoko A. 2013. Analisa Sebaran Tangkapan Ikan Lemuru (Sardinella Lemuru) Berdasarkan Data Satelit Suhu Permukaan Laut Dan Klorofil-A Di Perairan Selat Bali. Diponegoro Journal Of Maquares . Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 53-60 Samad S. 2004 Kajian Kesesuaian dan Pengembangan Kawasan Pesisir Pulau

Gebe Kabupaten Halmahera Tengah. Tesis.

Stensholt B, Aglen A and Mehl S. 2002. Vertical density distributions of fish: a balance between environmental and physiological limitation. ICES Journal of Marine Science, 59: 679–710. 2002

Vivian J. 2006 Pemanfaatan Metode Akustik untuk Melihat Hubungan antara Plankton dan Ikan Pelagis di Perairan Arafura Tahun 2006. Institut Pertanian Bogor.

(26)

15

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 6 Juni 1990 dari pasangan Karya Prihantono, Bsc. dan Chairul Bariah. Penulis adalah putra kedua dari tiga bersaudara. Tahun 2008 penulis lulus dari SMA Negeri 4 Bogor dan pada tahaun yang sama lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri dan diterima di IPB dengan jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan.

Selama masa perkuliahan penulis aktif mengikuti organisasi International Association of Student in Agriculture and Related Sciences (IAAS) , AIESEC, serta menjadi asisten mata kuliah Metode Observasi Bawah Air dan Akustik Kelautan tahun ajaran 2010/2011 dan 2012/2013. Penulis juga pernah mengikuti pemilihan duta wisata dan duta lingkungan pada tahun 2012 dan 2013. Pada tingkat akhir perkuliahan penulis mengikuti program student exchange ke Polandia.

Gambar

Gambar  1. Lokasi Survei di Perairan Pulau Gebe, Halmahera Tengah
Gambar 2. Sebaran suhu permukaan laut di Perairan Pulau Gebe bulan  Februari 2012
Tabel 1  Hasil tangkapan ikan di sekitar Perairan Halmahera Tengah
Gambar 5. Distribusi ikan pada kedalaman 25-50 meter bulan Februari  2012 secara horizontal
+6

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “ Implementasi pembelajaran pendidikan agama Islam pada anak tunarungu di SMPLB B,C,D yayasan pembinaan anak cacat (YPAC) Kaliwates Jember ”

Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis) yaitu dengan menganalisis hasil percakapan penggunaan tindak tutur kesopanan

Ramalan ini telah sesuai dengan kesimpulan yang didapat dari hasil karakteristik netflow uang kartal yakni ketika idul fitri jatuh pada minggu ke-2 umumnya netflow

Berdasarkan metode FTA dapat diketahui sumber penyebab terjadinya risiko kritis tersebut, yaitu kerusakan spare part mayor penyebabnya adalah umur spare part yang sudah tua atau

Gejala-gejala yang disebutkan diatas tidak selalu sama pada setiap penderita, tergantung pada spesies parasit dan umur dari penderita, gejala klinis yang

Judul Skripsi: Motif Selfie (Potret Diri) bagi Grup UNP Cantik (Studi Fenomenologi pada Anggota Grup Instagram UNP Cantik Mahasiswa Universitas Negeri Padang) Nama Tahun

Sebagai negara yang mayoritas penduduknya umat Islam, seharusnya sistem ekonomi syariah Islam ini dapat dilaksanakan dan diterapkan di Indonesia secara kafah

Dengan pendekatan STEM, harapannya dapat memunculkan model pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan sehingga pembelajaran dapat menggali potensi