PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG
NOMOR 12 TAHUN 2005
TENTANG
RETRIBUSI SIARAN RADIO ABIRAWA TOP FM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BATANG,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka kelancaran penyelenggaraan Siaran Radio Abirawa Top FM, perlu adanya dukungan pendapatan dengan pungutan siaran; b. bahwa berdasar pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu
menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Batang tentang Retribusi Siaran Radio Abirawa Top FM;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2757);
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3381);
3. Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3887);
4. Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4220);
5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4252);
6. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);
7. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685);
8. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1987 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);
9. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
10. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1988 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Pekalongan, Kabupaten Daerah Tingkat II Pekalongan dan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3692);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4458);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Batang Nomor 2 Tahun 2005 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kabupaten Batang Tahun 2005 Nomor 2 Seri E Nomor 1);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Lembaga Penyiaran Publik Lokal Abirawa Top FM (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11 Seri Bupati Nomor );
Dengan persetujuan bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BATANG Dan
BUPATI BATANG MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG TENTANG RETRIBUSI SIARAN RADIO ABIRAWA TOP FM.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
1. Daerah adalah Kabupaten Batang.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Batang. 3. Bupati adalah Bupati Batang.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya didingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Batang.
5. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
6. Lembaga Penyiaran Publik Lokal Abirawa Top FM yang selanjutnya disebut Radio Abirawa Top FM adalah Lembaga Penyiaran Publik Lokal yang didirikan dan dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Batang.
7. Badan adalah kumpulan orang dan atau modal yang merupakan satuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lain Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan, dana pensiun, organisasi masa, organisasi sosial politik atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha tetap serta bentuk usaha lain.
8. Pribadi adalah orang perorangan/masyarakat umum. 9. Kas Daerah adalah kas pemerintah Kabupaten Batang.
10. Pembinaan adalah kegiatan pengaturan, pemberdayaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah bagi penyedia jasa, pengguna jasa dan masyarakat.
11. Retribusi Siaran Radio Abirawa Top FM adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pelayanan penyiaran Radio Abirawa Top FM.
12. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang mendapatkan pelayanan penyiaran Radio Abirawa Top FM yang menurut peraturan perundang-undagan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi.
13. Pembayaran Retribusi adalah besarnya kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib retribusi ke Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk dengan batas waktu yang ditentukan.
14. Penagihan Retribusi adalah Serangkaian kegiatan pemungutan retribusi daerah yang diawali dengan penyampaian surat peringatan, surat teguran bahwa yang bersangkutan belum melaksanakan kewajiban untuk membayar retribusi sesuai dengan jumlah retribusi yang terutang.
15. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dan untuk tujuan lain dalam melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan retribusi.
16. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya.
17. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang terhadap pelanggaran Peraturan Daerah.
18. Surat ketetapan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya pokok Retribusi.
19. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang dapat disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. 20. Siaran adalah pesan atau sengkaian pesan dalam bentuk suara, baik yang bersifat
interaktif maupun tidak yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran radio. 21. Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancar dan atau
sarana transmisi di darat, dilaut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekwensi radio melalui udara, kabel dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serantak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerimaan siaran.
22. Penyiaran Radio adalah media komunikasi masa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.
23. Siaran iklan niaga adalah siaran iklan komersial yang disiarkan melalui penyiaran radio dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan dan atau mempromosikan barang
atau jasa kepada khalayak sasaran untuk mempengaruhi konsumen agara menggunakan produk yang ditawarkan.
24. Siaran iklan layanan masyarakat adalah siaran iklan non komersial yang disiarkan melalui penyiaran radio dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan dan atau mempromosikan gagasan, cita-cita, anjuran, dan atau pesan-pesan lainnya untuk mempengaruhi khalayak agar berbuat dan atau bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan tersebut.
BAB II
NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI Pasal 2
(1) Dengan Nama Retribusi Siaran Radio Abirawa Top FM dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan penyiaran.
(2) Objek Retribusi Siaran Radio Abirawa Top FM adalah setiap pelayanan penyiaran yang disediakan atau diberikan untuk tujuan kepentingan/kemanfaatan umum kepada orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan penyiaran.
(3) Subyek Retribusi Siaran Radio Abirawa Top FM adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan fasilitas jasa layanan penyiaran.
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 3
Retribusi Siaran Radio Abirawa Top FM digolongkan sebagai Retribusi Jasa Usaha. BAB IV
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN BESARNYA TARIF Pasal 4
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan dengan memperhatikan aspek sosial.
BAB V
BESARNYA TARIF RETRIBUASI Pasal 5
(1) Besarnya tarip retribuasi diklarifikasikan sebagai berikut :
a. Penyiaran Iklan Niaga pada jam 06.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB : 1. Iklan Spot lepas durasi 0 s/d 60 detik Rp. 4.000,00 per siaran
2. Iklan Spot lepas durasi 60 s/d 120 detik Rp. 5.000,00 per siaran
3. Iklan Sponsor program acara selama 60 menit Rp. 50.000,00 per siaran 4. Iklan berbentuk pengumuman Rp. 6.000,00 per siaran
b. Penyiaran Iklan Niaga pada jam 17.00 WIB sampai dengan jam 06.00 WIB : 1. Iklan Spot lepas durasi 0 s/d 60 detik Rp. 3.000,00 per siaran
3. Iklan Sponsor program acara selama 60 menit Rp. 30.000,00 per siaran 4. Iklan berbentuk pengumuman Rp. 5.000,00 per siaran
c. Penyiaran Iklan Layanan Masyarakat pada jam 06.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB :
1. Iklan Spot lepas durasi 0 s/d 60 detik Rp. 2.000,00 per siaran 2. Iklan Spot lepas durasi 60 s/d 120 detik Rp. 2.500,00 per siaran
3. Iklan Sponsor program acara selama 60 menit Rp. 25.000,00 per siaran 4. Iklan berbentuk pengumuman Rp. 3.000,00 per siaran
d. Penyiaran Iklan Layanan Masyarakat pada jam 17.00 WIB sampai dengan jam 06.00 WIB :
1. Iklan Spot lepas durasi 0 s/d 60 detik Rp. 1.500,00 per siaran 2. Iklan Spot lepas durasi 60 s/d 120 detik Rp. 1.750,00 per siaran
3. Iklan Sponsor program acara selama 60 menit Rp. 15.000,00 per siaran 4. Iklan berbentuk pengumuman Rp. 2.000,00 per siaran
(2) Dikecualikan dari ketentuan ayat (1) Berita Kematian, Berita Kehilangan.
BAB VI
WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 6
Retribusi yang tertuang dipungut diwilayah daerah tempat penyiaran dilakukan. BAB VII
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG Pasal 7
(1) Masa retribusi adalah jangka waktu yang ditentukan dalam SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Saat Retribusi terutang adalah jangka waktu ditetapkannya SKRD. BAB VIII
TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 8
(1) Pembayaran Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus untuk 1 (satu) kali masa retribusi.
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (3) Pemungutan Retribusi dilaksanakan oleh Pejabat yang ditunjuk oleh Bupati.
BAB IX
TATA CARA PENAGIHAN Pasal 9
(1) Pengeluaran surat teguran atau peringatan atau surat lain yang sejenis, sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.
(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang.
(3) Surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk oleh Bupati.
BAB X
PEMBERIAN KERINGANAN, PENGURANGAN DAN PEMBEBASAN DALAM HAL-HAL TERTENTU ATAS POKOK RETRIBUSI DAN ATAU SANKSINYA
Pasal 10
(1) Bupati dapat memberikan keringanan, pengurangan dan pembebasan Retribusi dalam hal tertentu atas pokok Retribusi dan atau Sanksinya.
(2) Pemberian pengurangan atau keringanan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi.
(3) Pembebasan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain diberikan kepada wajib Retribusi yang ditimpa bencana alam.
(4) Tata cara pemberian keringanan, pengurangan dan pembebasan Retribusi ditetapkan Oleh Bupati.
BAB XI
PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KEDALUWARSA Pasal 11
(1) Penghapusan Piutang Retribusi yang kedaluwarsa terjadi setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi.
(2) Penghapusan piutang Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetangguh apabila : a. Diterbitkan surat teguran, atau;
b. Ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung.
(3) Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur oleh Bupati. BAB XII
KEDALUWARSA PENAGIHAN Pasal 12
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi, kedaluwarsa telah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi.
(2) Kadaluwarsa Penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetangguh apabila :
a. Diterbitkan surat teguran, atau;
b. Ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung maupun tidak langsung.
BAB XIII
PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KEDALUWARSA Pasal 13
(1) Pelaksanaan teknis atas berlakunya Peraturan Daerah ini ditetapkan oleh Bupati.
(2) Pengawasan atas pelaksanaan Pearaturan Daerah ini, dilakukan oleh Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Batang dan Dinas/Instansi terkait.
(3) Kepada Aparat Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan biaya operasional yang besarnya diatur dalam Keputusan Bupati dan dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
BAB XIV
SANKSI ADMINISTRASI Pasal 14
(1) Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. (2) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor ke Kas Daerah.
BAB XV
KETENTUAN PIDANA Pasal 15
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga mewrugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi yang terutang.
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran. (3) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetorkan ke Kas Daerah.
BAB XVI PENYIDIKAN
Pasal 16
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus dari PPNS untuk melakukan Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi sebagaimana dimaksud dalam undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
(2) Wewenang PPNS sebagaimana dimakasud pada ayat (1) adalah :
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana dibidang retribusi daerah;
g. Menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan sebuah ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud huruf e;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi;
j. Menghentikan penyedikan;
k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.
(3) PPNS dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyidik berada dibawah koordinasi Penyidik POLRI, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
(4) PPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP Pasal 17
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 18
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaan teknis diatur lebih lanjut oleh Bupati.
Pasal 19
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar semua orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Kabupaten Batang
Ditetapkan di Batang
Pada tanggal 14 Desember 2005
BUPATI BATANG
BAMBANG BINTORO Diundangkan di Batang
pada tanggal 14 Desember 2005
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BATANG,
S O E T A DI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2005 NOMOR 12 SERI : C No. : 4
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 12 TAHUN 2005
TENTANG
RETRIBUSI SIARAN RADIO ABIRAWA TOP FM I. PENJELASAN UMUM
Berdasarkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Pemerintah Kabupaten Batang dapat menetapkan jenis retribusi selain yang ditetapkan dalam Undang-undang tersebut sebagai salah satu sumber pembiayaan penyeleggaraan Pemerintahan dan Pembangunan.
Bahwa Sehubungan dengan maksud tersebut diatas, maka perlu menetapkan Retribusi Siaran Radio Abirawa Top FM dengan Peraturan Daerah.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup jelas. Pasal 2 : Cukup jelas. Pasal 3 : Cukup jelas.
Pasal 4 : Yang dimaksud dengan keuntungan adalah pendapatan / manfaat yang diperoleh dari hasil usaha untuk dapat mendukung pembiayaan setelah dikurangi biaya operasional.
Pasal 5 : Cukup jelas. Pasal 6 : Cukup jelas. Pasal 7 : Cukup jelas. Pasal 8 : Cukup jelas. Pasal 9 : Cukup jelas. Pasal 10 : Cukup jelas. Pasal 11 : Cukup jelas. Pasal 12 : Cukup jelas. Pasal 13 : Cukup jelas. Pasal 14 : Cukup jelas. Pasal 15 : Cukup jelas. Pasal 16 : Cukup jelas. Pasal 17 : Cukup jelas. Pasal 18 : Cukup jelas. Pasal 19 : Cukup jelas. Pasal 20 : Cukup jelas.