• Tidak ada hasil yang ditemukan

FORMULASI STRATEGI BISNIS PADA CV. MITRA KARYA SAKTI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FORMULASI STRATEGI BISNIS PADA CV. MITRA KARYA SAKTI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

FORMULASI STRATEGI BISNIS PADA CV.

MITRA KARYA SAKTI UNTUK

MENINGKATKAN DAYA SAING

Widya Cheristiana

1

; Hatriwi Prabowo

2

Jurusan Manajemen, School Of Business And Management, Universitas Bina Nusantara, Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480

wcheristiana@gmail.com

Abstract

CV. Mitra Karya Sakti is a company engaged in the business management of betel nut (Betel Nuts) in Jambi province precisely in West Tanjung Jabung. CV. Mitra Karya Sakti established since 2004 and has a factory on Jl. DR. Srisoedewi 78, Parit Gompong, Kuala Tungkal. Business activities conducted by CV. Mitra Karya Sakti are purchasing raw betel nut from farmers, and then processed using an industrial oven machine to dry the betel nut. So that the quality produced is in accordance with the export standard. This research purposes is to analyze internal factors and external conditions of CV. Mitra Karya Sakti, and recommend the right strategy for the company. The research methodology used is descriptive case studies, data collection techniques through direct interviews and questioner. From matching phase three options for strategy alternatives was obtained, which includes market penetration, market development and related diversification. On decision stage using QSPM, the highest score was obtained for market development strategy, scoring 4.788. CV. Mitra Karya Sakti should implement market development strategies to increase their competitiveness. (WC)

Keywords : Formulation of Business Strategy, competitiveness.

Abstrak

CV. Mitra Karya Sakti adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis pengelolaan biji pinang (Betel Nuts) di Provinsi Jambi tepatnya di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. CV. Mitra Karya Sakti berdiri sejak tahun 2004 dan memiliki pabrik di Jl. DR. Srisoedewi No.78, Parit Gompong, Kuala Tungkal. Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh CV. Mitra Karya Sakti adalah membeli biji pinang dari petani, kemudian diolah hingga kering menggunakan mesin oven agar kualitas yang di hasilkan sesuai dengan standar export. Tujuan penelitian di CV. Mitra Karya Sakti untuk menganalisis kondisi faktor internal dan external perusahaan, dan merekomendasikan strategi yang tepat untuk perusahaan. Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif-studi kasus, teknik pengumpulan data melalui wawancara langsung dan questioner. Dari tahap pencocokan diperoleh tiga pilihan strategi alternative yaitu penetrasi pasar, pengembangan pasar dan diversivikasi terkait. Pada tahap keputusan menggunakan QSPM diperoleh hasil skor tertinggi sebesar 4.788 untuk strategi pengembangan pasar. CV. Mitra Karya Sakti harus menerapkan strategi pengembangan pasar untuk meningkatkan daya saingnya. (WC)

(2)

PENDAHULUAN

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumberdaya alam, terutama dari hasil pertanian. Sektor pertanian menjadi sector penting sebagai penyedia input bagi sektor lain, sehingga sektor pertanian dikatakan berpengaruh dalam struktur perekonomian Indonesia. Seiring dengan berkembangnya perekonomian bangsa, maka Indonesia mulai merencanakan masa depan menuju era industrialisasi, dengan pertimbangan sektor pertanian akan semakin kuat. Sektor perkebunan merupakan bagian dari sektor pertanian yang dianggap pertumbuhannya paling konsisten jika dilihat dari hasil produksi, luas areal lahan, dan produktivitasnya. Sektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang mempunyai kontribusi penting dalam hal penciptaan nilai tambah yang tercermin dari kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB). Berdasarkan harga yang berlaku, subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Sebagai negara berkembang dimana penyediaan lapangan kerja merupakan masalah yang mendesak, subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang cukup signifikan.Pinang (Areca catechu) termasuk famili Palmaceae dimanfaatkan sebagai bahan baku industri farmasi. Pinang tersebar di semua wilayah Indonesia, namun penyebaran terbesar dan sekaligus sebagai daerah pengekspor biji pinang terdapat di Pulau Sumatra antara lain propinsi Aceh dan Jambi. Sementara daerah lain masih terbatas untuk konsumsi lokal.

CV. Mitra Karya Sakti berdiri sejak tahun 2004 di Kota Jambi, memiliki pabrik di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Usaha yang dilakukan oleh CV. Mitra Karya Sakti adalah mengolah biji pinang (betel nuts). Kegiatan usaha CV. Mitra Karya Sakti yakni mengolah pinang mulai dari proses pembelian, proses pengolahan berupa pengeringan dan standarisasi mutu, proses pengemasan dan pendistribusian. Berdasarkan data statistic yang diperoleh dari BPS Indonesia, provinsi dan kabupaten Jambi ditemukan adanya peningkatan jumlah lahan perkebunan dan hasil produksi perkebunan setiap tahunnya. Hal tersebut menandakan adanya peluang usaha dalam bisnis pengelolaan biji pinang, sehingga akan mengundang para competitor untuk masuk ke dalam bisnis ini. Di Kuala Tungkal bukan hanya CV. Mitra Karya Sakti yang menjalankan bisnis pengelolaan biji pinang, tetapi juga ada beberapa competitor yang bersaing di bisnis ini dengan skala usaha yang sama dengan CV. Mitra Karya Sakti yaitu CV. Delima, CV. Faisal Karang dan CV. Bintang Selamanya. Semakin banyak jumlah competitor yang masuk ke dalam bisnis ini, maka dapat menjadi ancaman bagi pengusaha yang telah lama bergelut di bisnis ini. Perusahaan harus menerapkan strategi bisnis yang tepat agar bisa tetap berkelanjutan dalam bisnis pengelolaan pinang ini. Jumlah pinang yang ada di pasar di pengaruhi oleh musim panen dan hujan, ketika musim penghujan datang kualitas biji pinang akan menurun karena kurangnya sinar matahari untuk proses pengeringan, biasanya biji pinang akan berwarna kemerahan jika kurang sinar matahari, akibatnya harga jualnya menurun. Harga jual biji pinang ini di tentukan oleh penawaran yang diberikan oleh produsen, pengertian teori penawaran ekonomi yakni penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat dijual oleh penjual pada berbagai tingkat harga, dan pada waktu tertentu. CV. Mitra Karya Sakti belum memiliki strategi bisnis yang efektif untuk menanggulangi persaingan yang begitu ketat.

Dan dalam artikel ini kami akan melalui 3 tahap yaitu 1. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)

Perusahaan harus memilih beberapa langkah strategi yang akan menghasilkan manfaat yang terbesar. Perumusan strategi adalah kombinasi dari orientasi terhadap perspektif masa depan dengan keadaan eksternal dan keadaan internal perusahaan yang terjadi saat ini. Perumusan strategi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

• Menetapkan dan mengembangkan visi dan misi.

• Mengidentifikasi lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan. • Mengidentifikasi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) perusahaan. • Menetapkan tujuan jangka panjang.

• Menetapkan alternatif strategi.

• Memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

Masalah penting dalam perumusan strategi adalah bisnis apa yang siap untuk dimasuki, juga bisnis apa yang seharusnya ditinggalkan, apakah harus melakukan ekspansi atau diversifikasi usaha, dan lain-lain.

(3)

2. Pelaksanaan Strategi (Strategy Implementation)

Adalah tahap pelaksanaan dari strategy formulation yang sudah diterapkan sebelumnya. Tantangan yang dihadapi ini adalah menstimulasikan pihak manajemen dan pekerja untuk dapat bersinergi dengan baik dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu melalui: • Menetapkan tujuan tahunan.

• Membuat, menetapkan, dan meninjau ulang kebijakan perusahaan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan atau diterapkan.

• Memotivasi karyawan.

• Mengalokasikan sumber daya secara tepat.

Hal penting lainnya yang terkait dengan pelaksanaan strategi (strategy implementation) adalah mengembangkan budaya yang mendukung pelaksanaan strategi, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengarahkan usaha pemasaran, dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi. 3. Evaluasi Strategy (Evaluation Strategy)

Evaluasi strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis. Manajer pasti ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat dijalankan lagi. Evaluasi strategi adalah alat utama untuk mendapatkan informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa datang karena faktor internal dan eksternal secara konstan berubah. Evaluasi dibutuhkan karena kesuksesan hari ini tidak menjamin kesuksesan hari esok.

Tiga aktivitas evaluasi strategi diatas adalah:

• Mengevaluasi kembali, apakah faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal masih bisa dijadikan acuan untuk penetapan strategi pada saat sekarang.

Mengukur kinerja (performance) perusahaan.

• Mengevaluasi dan mengkoreksi tindakan yang diambil.

Dan berikut adalah Kerangka Perumusan Strategi yang Komprehensif

Tahap1 dari kerangka perumusan terdiri atas Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation - EFE), Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation - IFE), dan Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profile Matrix - CPM).

Tahap1, Tahap Input (Input Stage), berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi. Tahap2, Tahap Pencocokan (Matching Stage), berfokus pada penciptaan strategi alternatif yang masuk akal dengan memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal utama.

Teknik Tahap 2 meliputi Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman (Strengths-Weakness-Opportunities-Threats-SWOT), Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (Strategic Position and ACtion Evaluation - SPACE ), Matriks Internal-Eksternal (IE) dan Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix).

Tahap3, Tahap Keputusan (Decision Stage), melibatkan satu teknik saja, Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix - QSPM). QSPM menggunakan informasi input dari Tahap1 untuk secara objektif mengevaluasi strategi-strategi alternatif yang diidentifikasi dalam Tahap2. QSPM menunjukkan daya tarik relatif berbagai strategi alternatif dan dengan demikian, memberikan landasan objektif bagi pemilihan strategi alternatif. Tahap Input (Input Stage)

Matriks EFE. Menurut David (2009), Matriks EFE (External Factor Evaluation) memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan kompetitor.

Matriks CPM. Menurut David (2009), Matriks CPM (Competitive Profile Matrix) mengidentifikasi pesaing-pesaing utama suatu perusahaan serta kekuatan dan kelemahan khusus mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis perusahaan sampel. Bobot dan skor bobot total, baik dalam Matriks Profil Kompetitif (CPM) maupun Evaluasi Faktor Eksternal (EFE), memiliki arti yang sama.

Matriks IFE. Menurut David (2009), langkah terakhir dalam melaksanakan audit manajemen strategis internal adalah Matriks IFE (Internal Factor Evaluation). Alat perumusan strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis, dan juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan di antara area tersebut

(4)

Matriks SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats). Menurut David (2009), Matriks SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan empat jenis strategi: Strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang), Strategi ST (kekuatan-ancaman), dan Strategi WT (kelemahan-ancaman). Mencocokkan faktor-faktor eksternal dan internal utama merupakan bagian tersulit dalam mengembangkan Matriks SWOT dan membutuhkan penilaian yang baik dan tidak ada satu pun paduan yang paling benar.

Matriks SPACE (Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan), menunjukkan apakah strategi yang paling sesuai untuk organisasi adalah strategi agresif, konservatif, defensif, atau kompetitif. Sumbu Matriks SPACE menujukkan dua dimensi internal kekuatan financial-FS dan keunggulan kompetitif-CA dan dua dimensi eksternal stabilitas lingkungan-ES dan kekuatan industri-IS.

Matriks IE (Internal-External). Dirancang untuk memosisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci: skor bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y. Ingat kembali bahwa setiap divisi dalam suatu organisasi harus membuat Matriks IFE dan Matriks EFE dalam kaitannya dengan organisasi.

Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix). Menurut David (2009), Matriks Strategi Besar telah menjadi sebuah alat yang populer untuk merumuskan strategi alternatif. Strategi yang tepat untuk dipertimbangkan organisasi ditampilkan dalam urutan daya tarik di setiap kuadran matriks tersebut. Kuadran I Matriks Strategi Besar memiliki posisi strategis yang sempurna. Kuadran II berada di industri dengan pasar yang bertumbuh cepat. Kuadran III bersaing di industri yang pertumbuhannya lambat serta memiliki posisi kompetitif lemah. Kuadran IV memiliki posisi kompetitif yang kuat namun berada di dalam industri yang pertumbuhannya lambat.

Tahap Keputusan (Decision Stage)

Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM). Menurut David (2009), diluar strategi-strategi pemeringkatan untuk mendapatkan daftar prioritas, hanya ada satu teknik analitis dalam literatur yang dirancang untuk menentukan daya tarik relatif dari berbagai tindakan alternatif. Teknik tersebut adalah Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix - QSPM), yang menyusun Tahap 3 dari kerangka analitis perumusan strategi. Teknik ini secara objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik.

Dengan latar belakang di atas, menjadi dasar pertimbangan penulis untuk mengetahui

penerapan strategi terbaik yang dapat diterapkan oleh CV. Mitra Karya Sakti

METODE PENELITIAN

Berdasarkan tujuan yang akan diteliti pada penulisan skripsi ini, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif,menurut Sekaran, Uma metode deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variable yang diteliti dalam suatu situasi (Sekaran, Uma 2009:158). Unit analisis dalam penelitian ini adalah CV. Mitra Karya Sakti. Dan Penelitian cross sectional, yang dimaksud dengan cross sectional adalah sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian (Sekaran,Uma. 2009:177).

Penelitian ini menggunakan 3 variabel, yaitu: faktor internal dari CV. Mitra Karya Sakti, faktor eksternal dari CV. Mitra Karya Sakti dan rekomendasi strategi untuk CV. Mitra Karya Sakti. Skala pengukuran menggunakan skala nominal, yaitu skala di mana angka yang digunakan sebagai label atau tanda untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasi suatu objek dengan korespondensi 1 dengan 1 yang ketat antara angka dan objek tersebut. Skala nominal tidak memiliki karakteristik tingkatan, jarak dan perbandingan, sehingga setiap kategori memiliki tingkatan yang sama.

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka metode penelitian yang akan digunakan dalam penyelesaian skripsi adalah dengan metode kualitatif, dimana unit analisis pada perusahaan yaitu CV. Mitra Karya Sakti. Data-data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Pada data primer, informasi didapat dengan melakukan penelitian secara langsung dan bukan merupakan data dari hasil pekerjaan orang lain, data ini didapatkan dari wawancara langsung

(5)

ke perusahaan. Data sekunder merupakan data yang sudah ada baik dalam bentuk laporan dan hasil penelitian orang lain. Data didapatkan dari hasil studi literature beberapa buku dan jurnal.

Metode analisis yang digunakan untuk melakukan penelitian mengenai strategi bisnis pada CV. Mitra Karya Sakti adalah dengan menganalisis dan mengidentifikasi beberapa faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, namum secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman dari lingkungannya. Teknik perumusan strategi bisnis dimasukkan ke dalam hasil Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks IE, Matriks Grand strategy yang kemudian dilanjutkan ke dalam QSPM untuk perumusan strategi akhir yang dianjurkan untuk perusahaan. Untuk melakukan pembobotan matriks IFE, Matriks EFE dan Matriks CPM dipergunakan software expert choice yang menggunakan metode pairwise comparison (perbandingan berpasangan) untuk pembobotan. Teknik perumusan strategi dapat dipadukan menjadi suatu kerangka kerja pembuatan keputusan yang terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap input, tahap pencocokan, dan tahap keputusan.

HASIL DAN BAHASAN

Hingga saat ini CV. Mitra Karya Sakti menerapkan strategi bisnis penetrasi pasar, hingga tahun 2013 CV. Mitra Karya Sakti mengalami peningkatan pendapatan signifikan sebesar rata-rata 10% dari tahun 2012. Pangsa pasar dalam bisnis pengolahan biji pinang (betel nut) masih luas, hal ini ditandai dengan masuknya pesaing baru ke daerah sekitar Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Hal ini dapat menggeser posisi perusahaan yang telah lama bergelut dalam bisnis pengolaan biji pinang salah satunya CV. Mitra Karya Sakti, perusahaan harus mengenal betul situasi internal dan external perusahaan agar tetap mampu menghadapi persaingan yang begitu ketat.

Analisis Kompetitif Model Lima Kekuatan Porter pada PT. Internusa Food

Michael Porter menentukan ada 5 hal dasar dalam industri, yaitu persaingan antar perusahaan saingan, potensi masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk- produk pengganti, daya tawar pemasok, dan daya tawar konsumen.

Berikut ini adalah gambaran secara singkat mengenai 5 kekuatan porter yang ada dalam CV. Mitra Karya Sakti Yakin:

• Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

Pemasok di sini adalah para petani pohon pinang, yang memanen biji pinang dan menjualnya. Daya tawar pemasok cukup kuat, karena tanpa adanya petani, biji pinang tidak bisa di panen. Tetapi perusahaan telah memiliki kerjasama dengan petani dalam bentuk kontrak pembelian dalam priode dan harga yang telah disepakati.

• Pendatang baru

Dalam bisnis pengolaan biji pinang, tidak mudah untuk menjadi pendatang baru karena sulitnya untuk bersaing dengan perusahaan yang sudah ternama, dikarenakan kepercayaan buyer yang sangat tinggi untuk produk yang sudah terjamin kualitasnya, jadi cukup sulit untuk dapat menjadi pendatang baru.

• Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli

Daya tawar pembeli cukup tinggi karena pembeli memiliki kekuatannya sendiri dalam menentukan harga sesuai dengan kualitas yang mereka butuhkan. Sehingga perusahaan hanya mengikuti permintaan yang ada. Pembeli tetap CV. Mitra Karya Sakti adalah PT. IMCO, CV. Best Supary, dan PT. Exponesia.

• Ancaman Barang Pengganti

Ancaman barang pengganti ada dalam bisnis pengolaan biji pinang ini walaupun tergolong rendah tingkat ancamannya yaitu ancaman beralih ke rokok yang memungkinkan konsumen untuk beralih menggunakan rokok daripada pinang yang telah diolah.

• Persaingan Dalam Industri

Persaingan dalam industri pengolaan biji pinang sangat ketat dimana ada tiga pesaing utama yaitu CV. Delima, CV. Faisal Karam, dan CV. Bintang Selamanya.

Tahap Input IFE

Berikut adalah 10 kekuatan CV. Mitra Karya Sakti : 1. Kualitas biji pinang diakui oleh pembeli.

2. Kualitas biji pinang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pembeli. 3. Tidak memiliki beban hutang.

4. Menggunakan alat timbang digital agar hasil akurat. 5. Harga per kg pinang mampu bersaing dengan kompetitor.

(6)

6. Perusahaan memiliki mesin produksi model terbaru.

7. Hubungan komunikasi yang baik dengan pemasok dan pembeli

8. Lokasi kantor di Kuala Tungkal strategis berada dekat pelabuhan dagang. 9. Memiliki cukup banyak alat transportasi pribadi untuk distribusi pinang. 10. Lokasi pabrik strategis, di jalan lintas Kuala Tungkal – Jambi.

Berikut adalah kelemahan 6 CV. Mitra Karya Sakti :

1. Jumlah karyawan terbatas untuk memenuhi kegiatan produksi. 2. SDM kurang terlatih dan terdidik.

3. SDM kurang disiplin.

4. Pengiriman barang terlambat karena kelebihan kuota.

5. Perhitungan harga hanya dilakukan oleh 1 orang, sehingga antrian pembayaran menjadi panjang dan lama.

6. Mengharapkan expedisi untuk pengiriman barang ke Jakarta.

Table 1 Matrix IFE

Faktor Internal Bobot Pering

kat

Skor Bobot Kekuatan

Kualitas biji pinang diakui oleh pembeli. 0.075 3 0.225

Kualitas biji pinang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pembeli. 0.044 3 0.132

Tidak memiliki beban hutang. 0.088 3 0.264

Menggunakan alat timbang digital agar hasil akurat. 0.027 3 0.081

Harga per kg pinang mampu bersaing dengan kompetitor. 0.081 4 0.324

Perusahaan memiliki mesin produksi model terbaru. 0.046 3 0.138

Hubungan komunikasi yang baik dengan pemasok dan pembeli 0.091 4 0.364

Lokasi kantor di Kuala Tungkal strategis berada dekat pelabuhan dagang.

0.058 3 0.174

Memiliki cukup banyak alat transportasi pribadi untuk distribusi pinang.

0.045 3 0.135

Lokasi pabrik strategis, di jalan lintas Kuala Tungkal – Jambi 0.064 3 0.192

Kelemahan

Jumlah karyawan terbatas untuk memenuhi kegiatan produksi. 0.071 2 0.142

SDM kurang terlatih dan terdidik. 0.078 2 0.156

(7)

Pengiriman barang terlambat karena kelebihan kuota. 0.057 1 0.057

Perhitungan harga hanya dilakukan oleh 1 orang, sehingga antrian pembayaran menjadi panjang dan lama.

0.044 2 0.088

Mengharapkan expedisi untuk pengiriman barang ke Jakarta. 0.035 1 0.035

Total 1.00 2.699

EFE

Berikut adalah 10 peluang CV. Mitra Karya Sakti :

1. Jambi merupakan penghasil biji pinang kualitas terbaik di Indonesia, menurut BPS Provinsi Jambi.

2. Jambi merupakan daerah penghasil biji pinang terbesar di Indonesia, menurut BPS Provinsi Jambi.

3. Export pinang meningkatkan pendapatan Negara.

4. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari triwulan 1-2014 di bandingkan dengan triwulan IV-2013.

5. Pohon pinang mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan yang sulit.

6. Hasil perkebunan pinang meningkat dari triwulan 1-2014 di bandingkan dengan triwulan IV-2013.

7. Permintaan akan biji pinang selalu meningkat setiap tahun. 8. Biji Pinang bisa digunakan untuk bahan pewarna dan makanan. 9. Biji Pinang bisa di manfaatkan sebagai obat herbal.

10. Adanya Kerjasama antara Indonesia dan Pakistan berupa Preferential Trade Agreement sejak tanggal 1 September 2013.

Berikut adalah 8 ancaman CV. Mitra Karya Sakti :

1. Banyak masuknya pesaing baru dengan modal yang lebih besar.

2. Hama tanaman berupa kutu dan jamur yang bisa merusak kualitas biji pinang. 3. Musim penghujan mengurangi kualitas biji pinang.

4. Kondisi politik di India seperti pemilu menghambat kegiatan export dan import. 5. Barang pengganti seperti tembakau atau rokok.

6. Lahan perkebunan pinang yang di ubah menjadi kebun kelapa sawit. 7. Hasil perkebunan menurun ketika musim kemarau.

8. Buyer India langsung membeli pinang dari petani di daerah.

Table 2 Matrix EFE

Faktor External Bobot Peringkat Skor Bobot Peluang

Jambi merupakan penghasil biji pinang kualitas terbaik di Indonesia, menurut BPS Provinsi Jambi.

0.060 3 0.180

Jambi merupakan daerah penghasil biji pinang terbesar di Indonesia, menurut BPS Provinsi Jambi.

0.059 3 0.177

Export pinang meningkatkan pendapatan Negara. 0.079 3 0.237

(8)

bandingkan dengan triwulan IV-2013.

Pohon pinang mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan yang sulit.

0.013 1 0.013

Hasil perkebunan pinang meningkat dari triwulan 1-2014 di bandingkan dengan triwulan IV-2013.

0.037 2 0.074

Permintaan akan biji pinang selalu meningkat setiap tahun.

0.085 4 0.340

Biji Pinang bisa digunakan untuk bahan pewarna dan makanan.

0.072 1 0.072

Biji Pinang bisa di manfaatkan sebagai obat herbal. 0.070 1 0.070

Adanya Kerjasama antara Indonesia dan Pakistan berupa Preferential Trade Agreement sejak tanggal 1 September 2013.

0.072 3 0.216

Ancaman

Banyak masuknya pesaing baru dengan modal yang lebih besar.

0.076 3 0.228

Hama tanaman berupa kutu dan jamur yang bisa merusak kualitas biji pinang.

0.025 2 0.050

Musim penghujan mengurangi kualitas biji pinang. 0.012 3 0.036

Kondisi politik di India seperti pemilu menghambat kegiatan export dan import.

0.045 3 0.135

Barang pengganti seperti tembakau atau rokok. 0.036 2 0.072

Lahan perkebunan pinang yang di ubah menjadi kebun kelapa sawit.

0.081 1 0.081

Hasil perkebunan menurun ketika musim kemarau. 0.030 3 0.090

Buyer India langsung membeli pinang dari petani di daerah.

0.92 4 0.368

(9)

Matriks CPM

Table 3 Hasil Matriks CPM Faktor Keberhasilan Penting Bobot CV. Mitra Karya Sakti CV. Delima CV. Bintang Selamanya CV. Faisal Karam Perin gkat Skor Peringk at Skor Peringka t Skor Peringk at Skor Kualitas produk 0.118 3 0.354 2 0.236 4 0.472 1 0.118

Daya saing harga 0.093 4 0.372 1 0.093 3 0.279 2 0.186

Distribusi penjualan 0.082 3 0.246 2 0.164 4 0.328 1 0.082 Kualitas SDM 0.061 3 0.183 2 0.122 4 0.244 1 0.061 Manajemen 0.064 2 0.128 4 0.256 3 0.192 1 0.064 Posisi Keuangan 0.114 4 0.456 1 0.114 3 0.342 2 0.228 Sistem persediaan 0.070 1 0.070 3 0.210 4 0.280 2 0.140 Loyalitas konsumen 0.148 4 0.592 2 0.296 3 0.444 1 0.148 Supply bahan baku 0.131 4 0.524 1 0.131 3 0.393 2 0.262 Pangsa pasar 0.119 4 0.476 1 0.119 3 0.357 2 0.238 Total 1.00 3.270 1.741 3.331 1.527

Dari hasil pengolahan Matriks Profil Kompetitif (CPM) diatas diketahui bahwa ada tiga pesaing utama bagi CV. Mitra Karya Sakti, yaitu CV. Delima , CV. Bintang Selamanya, dan CV. Faisal Karam. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa CV. Mitra Karya Sakti berada pada urutan kedua dengan jumlah skor bobot sebesar 3.270 dan pada urutan pertama di duduki oleh CV. Bintang Selamanya dengan skor bobot 3.331 , urutaran ke tiga dan ke empat di peroleh CV. Delima dengan skor bobot 1.741 dan CV. Faisal Karam dengan skor bobot 1.527.

Tahap Pencocokan Matriks SWOT

Table 4 hasil Matriks SWOT Matrix SWOT CV. Mitra Karya Sakti

(10)

S1. Kualitas biji pinang diakui oleh pembeli.

S2. Kualitas biji pinang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pembeli.

S3. Tidak memiliki beban hutang S4. Menggunakan alat timbang digital agar hasil akurat. S5. Harga per kg pinang mampu bersaing dengan kompetitor. S6. Perusahaan memiliki mesin produksi model terbaru. S7. Hubungan komunikasi yang baik dengan pemasok dan pembeli

S8. Lokasi kantor di kuala tungkal strategis berada dekat pelabuhan dagang.

S9. Memiliki cukup banyak alat transportasi pribadi untuk distribusi pinang.

S10. Lokasi pabrik strategis, di jalan lintas Kuala Tungkal – Jambi

W1. Jumlah karyawan terbatas untuk memenuhi kegiatan produksi.

W2. SDM kurang terlatih dan terdidik.

W3. SDM kurang disiplin. W4. Pengiriman barang terlambat karena kelebihan kuota.

W5. Perhitungan harga hanya dilakukan oleh 1 orang, sehingga antrian pembayaran menjadi panjang dan lama.

W6. Mengharapkan expedisi untuk pengiriman barang ke Jakarta.

Peluang (O) Strategi SO Strategi WO

O1. Jambi merupakan penghasil biji pinang kualitas terbaik di Indonesia, menurut BPS Provinsi Jambi.

O2. Jambi merupakan daerah penghasil biji pinang terbesar di Indonesia, menurut BPS Provinsi Jambi.

O3. Export pinang meningkatkan pendapatan Negara.

O4. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari triwulan 1-2014 di bandingkan dengan triwulan IV-2013.

O5. Pohon pinang mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan yang sulit.

O6. Hasil perkebunan pinang

• Buka pabrik baru di kota Jambi (S1,S2,O1,O2,O7) Pengembangan Pasar • Menambah jumlah karyawan untuk meningkatkan jumlah produksi. (W1,W5,O2,O7) Pengembangan Pasar • Mengolah pinang menjadi pewarna dan obat.

(S3,S7,08,09)

Diversivikasi Terkait

• Merekrut pekerja yang ahli dalam bidang

pengolaan kimia dan obat. (W2,O8,O9) Diversivikasi Terkait • Melakukan export pinang langsung ke India. (S1,S3,O3,O10) Pengembangan Pasar

(11)

meningkat dari triwulan 1-2014 di bandingkan dengan triwulan IV-2013.

O7. Permintaan akan biji pinang selalu meningkat setiap tahun.

O8. Biji Pinang bisa digunakan untuk bahan pewarna dan makanan. O9. Biji Pinang bisa di manfaatkan sebagai obat herbal.

O10. Adanya Kerjasama antara Indonesia dan Pakistan berupa Preferential

Trade Agreement sejak

tanggal 1 September 2013.

• Menawarkan harga yang lebih murah kepada buyer, dengan kualitas yang baik.

(S5,S7,O7) Penetrasi Pasar

Ancaman (T) Strategi ST Strategi WT

T1. Banyak masuknya pesaing baru dengan modal yang lebih besar.

T2. Hama tanaman berupa kutu dan jamur yang bisa merusak kualitas biji pinang. T3. Musim penghujan mengurangi kualitas biji pinang.

T4. Kondisi politik di India seperti pemilu menghambat kegiatan export dan import. T5. Barang pengganti seperti tembakau atau rokok. T6. Lahan perkebunan pinang yang di ubah menjadi kebun kelapa sawit.

T7. Hasil perkebunan menurun ketika musim kemarau.

T8. Buyer India langsung membeli pinang dari petani di daerah. • Membeli perkebunan kelapa sawit. (S3,T6) Diversivikasi tak terkait • Menjaga kepercayaan buyer, dengan selalu menjaga kualitas pinang. (S1,S2,S5,T1,T8) Penetrasi Pasar

• Menanamkan modal untuk petani yang mengolah biji pinang. (S3,S7,T1,T8)

Integrasi ke belakang

• Melakukan kerjasama dengan pendatang baru. (S8,S10,T1,T8) Integrasi Horizontal

• Menambah jumlah mesin oven untuk menambah kapasitas produksi dan

menanggulangi kualitas pada musim penghujan. (S3,S6,T2,T3)Penetrasi Pasar • Memasarkan pinang ke daerah domestic. (W7,T4) Pengembangan Pasar • Merekrut 2 staff purchasing. (W6,T1,T8) Penetrasi Pasar

(12)

Matriks SPACE

Berdasarkan hasil dari matrix SPACE perusahaan CV. Mitra Karya Sakti berada di kuadran profil agresif. Perusahaan cukup kuat secara finansial dan memiliki cukup keunggulan kompetitif di industry yang sedang tumbuh dan stabil.

Alternatif strategi yang dapat di terapkan oleh CV. Mitra Karya Sakti yaitu : • Integrasi kebelakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal • Penetrasi pasar

• Pengembangan pasar • Pengembangan produk

• Diversifikasi (terkait atau tak terkait) Matriks IE (Internal - External Matrix)

Matriks Internal-Eksternal (IE) digunakan untuk memposisikan perusahaan dengan tujuan memperoleh alternatif strategi. Matriks ini didasarkan pada dua dimensi kunci: Skor Bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y. Berikut adalah tabel Matriks Internal-Eksternal yang diperoleh berdasarkan skor bobot IFE total dan skor bobot EFE total.

perusahaan CV. Mitra Karya Sakti berada di Kuadran 5, strategi yang di rekomendasikan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix)

Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix) bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan pada salah satu kuadran sehingga diperoleh strategi alternatif yang penilaiannya didasari pada dua dimensi evaluatif, yaitu posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar (industri). Berdasarkan Matriks Strategi Besar diatas dapat diketahui posisi perusahaan CV. Mitra Karya Sakti berada pada kuadran IV, dimana pada kuadran tersebut terdapat alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan, diantaranya diversifikasi terkait, diversifikasi tak terkait, dan usaha patungan (joint venture).

Tahap Keputusan (Decision Stage)

Setelah melakukan analisis dan mengetahui alternatif strategi yang muncul pada tahap analisis dengan tiga macam matriks, yaitu Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks IE, dan Matriks Strategi Besar, selanjutnya membuat keputusan tentang alternatif strategi mana yang paling cocok diterapkan oleh CV. Mitra Karya Sakti Yakin :

QSPM

Tabel 5 Matriks QSPM

Alternatif Strategi Penetrasi Pasar Pengembangan Pasar

Diversifikasi Terkait

Faktor-Faktor Utama Bobot AS TAS AS TAS AS TAS

Peluang

Jambi merupakan penghasil biji pinang kualitas terbaik di Indonesia, menurut BPS Provinsi Jambi.

0.060 4 0.240 3 0.180 2 0.120

Jambi merupakan daerah penghasil biji pinang terbesar di Indonesia, menurut BPS Provinsi Jambi.

0.059 3 0.177 4 0.236 2 0.118

Export pinang meningkatkan pendapatan Negara.

(13)

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari triwulan 1-2014 di bandingkan dengan triwulan IV-2013.

0.056 4 0.224 3 0.168 2 0.112

Pohon pinang mudah tumbuh dan tidak memerlukan perawatan yang sulit.

0.013 - - - -

Hasil perkebunan pinang meningkat dari triwulan 1-2014 di bandingkan dengan triwulan IV-2013.

0.037 3 0.111 4 0.148 2 0.074

Permintaan akan biji pinang selalu meningkat setiap tahun.

0.085 3 0.255 4 0.340 2 0.170

Biji Pinang bisa digunakan untuk bahan pewarna dan makanan.

0.072 2 0.144 3 0.216 4 0.288

Biji Pinang bisa di manfaatkan sebagai obat herbal.

0.070 2 0.140 3 0.210 4 0.280

Adanya Kerjasama antara Indonesia dan Pakistan berupa

Preferential Trade Agreement

sejak tanggal 1 September 2013.

0.072 3 0.216 4 0.288 2 0.144

Ancaman

Banyak masuknya pesaing baru dengan modal yang lebih besar.

0.076 3 0.228 4 0.304 2 0.152

Hama tanaman berupa kutu dan jamur yang bisa merusak kualitas biji pinang.

0.025 - - - -

Musim penghujan mengurangi kualitas biji pinang.

0.012 - - - -

Kondisi politik di India seperti pemilu menghambat kegiatan export dan import.

0.045 - - - -

Barang pengganti seperti tembakau atau rokok.

0.036 - - - -

Lahan perkebunan pinang yang di ubah menjadi kebun kelapa sawit.

0.081 - - - -

Hasil perkebunan menurun ketika musim kemarau.

0.030 - - - -

Buyer India langsung membeli pinang dari petani di daerah.

0.092 3 0.276 4 0.368 2 0.184

1.00 Kekuatan

(14)

Kualitas biji pinang diakui oleh pembeli.

0.075 3 0.225 4 0.300 2 0.150

Kualitas biji pinang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pembeli.

0.044 4 0.176 3 0.132 1 0.044

Tidak memiliki beban hutang. 0.088 3 0.264 4 0.352 2 0.176 Menggunakan alat timbang digital

agar hasil akurat.

0.027 - - - -

Harga per kg pinang mampu bersaing dengan kompetitor.

0.081 4 0.324 3 0.243 1 0.081

Perusahaan memiliki mesin produksi model terbaru.

0.046 - - - -

Hubungan komunikasi yang baik dengan pemasok dan pembeli

0.091 2 0.182 4 0.364 3 0.273

Lokasi kantor di kuala tungkal strategis berada dekat pelabuhan dagang.

0.058 - - - -

Memiliki cukup banyak alat transportasi pribadi untuk distribusi pinang.

0.045 - - - -

Lokasi pabrik strategis, di jalan lintas Kuala Tungkal – Jambi

0.064 - - - -

Kelemahan

Jumlah karyawan terbatas untuk memenuhi kegiatan produksi.

0.071 4 0.284 3 0.213 2 0.142

SDM kurang terlatih dan terdidik. 0.078 2 0.156 3 0.234 4 0.312

SDM kurang disiplin. 0.096 - - - -

Pengiriman barang terlambat karena kelebihan kuota.

0.057 - - - -

Perhitungan harga hanya dilakukan oleh 1 orang, sehingga antrian pembayaran menjadi panjang dan lama.

0.044 3 0.132 4 0.176 2 0.088

Mengharapkan expedisi untuk pengiriman barang ke Jakarta.

0.035 - - - -

(15)

Dari hasil matrix QSPM dalam menentukan strategi alternative mana yang memiliki daya tarik lebih tinggi, diperoleh strategi sebagai berikut; strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan diversifikasi terkait. Dengan skor akhir strategi penetrasi pasar sebesar 3.991, pengembangan pasar 4.788 dan diversifikasi terkait sebesar 3.066. dari hasil skor bobot matrix QSPM diperoleh keputusan bahwa strategi pengembangan pasar yang paling memiliki daya tarik, di tunjukan dengan hasil skor bobot tertinggi diantara strategi lainnya yaitu 4.788.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Dari analisis internal yang telah dilakukan oleh penulis menggunakan alat bantu Matrix IFE (Internal Factor Evaluation) diperoleh hasil 2.699 > 2.5 artinya perusahaan CV. Mitra Karya Sakti cukup kuat untuk memaksimalkan kekuatan yang dimiliki dan mampu menangulangi kelemahan dari dalam perusahan.

2. Dari sisi external perusahaan penulis telah melakukan analisis menggunakan alat berupa matrix EFE (External Factor Evaluatoin) diperoleh hasil skor bobot 2.607 > 2.5 artinya perusahaan CV. Mitra Karya Sakti mampu merespon cukup baik dengan memanfaatkan peluang yang ada, dan menghindari ancaman yang ada.

3. Dari hasil analasis menggunakan matrix QSPM (Quantitative Strategy Planning Matrix) diperoleh Strategi Bisnis yang tepat dan efektif untuk menghadapi persaingan pada CV. Mitra Karya Sakti yaitu;

Pengembangan Pasar: membuka cabang di kota jambi untuk menambah kapasitas penampungan dan produksi.

Saran strategi bisnis yang sebaiknya diterapkan CV. Mitra Karya Sakti Yakin adalah strategi pengembangan pasar. Berikut tindakan yang dapat dilakukan CV. Mitra Karya Sakti Yakin, antara lain:

Membuka pabrik baru di kota Jambi,Tetap mempertahankan kualitas produk,Menyeleksi pekerja dan Membangun sistem persediaan online antar pabrik di Kuala Tungkal dan Kota Jambi.

REFERENSI

David, Fred.R. (2011). Manajemen Strategis: Konsep-Konsep. Edisi Duabelas. Jakarta: Salemba Empat.

Draft, Richard L. (2006). Manajemen. Edisi 6 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Griffin, Ricky. (2004). Manajemen. Edisi 7 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Hasibuan, Malayu S.P. (2007). Manajemen: Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Edisi Revisi. Jakarta:Bumi Aksara.

Kuncoro, Mudrajad. (2006). Strategi bagaimana meraih keunggulan kompetitif. Jakarta: Erlangga. Muhammad, Suwarsono. (2008). Manajemen Strategik Konsep dan Kasus. Edisi Empat. Yogyakarta:

UPP STIM YKPN.

Pearce, John A., Robinson Richard B. (2008). Manajemen Strategis Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Robbins, Stephen P, Coulter, Mary. (2007). Manajemen. Edisi 8. Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks, Kelompok Gramedia.

Robbins, Stephen P, Coulter, Mary. (2007). Manajemen. Edisi 8. Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks, Kelompok Gramedia.

(16)

Sekaran, Uma. (2009). Reasearch Methods For Business: Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta.: Edisi 4. Salemba Empat.

Solihin, Ismail. (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta: Erlangga. Terry, G.R. (2006). Asas-Asas Manajemen. Bandung: Alumni.

Wijayanto, Dian. (2012). Pengantar Manajemen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama (GPU). Jurnal:

Dahmardeh, Nazar. (2011). Investigation of Economic Capabilities of Sistain with Emphasis on Employment Considering SWOT Method. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research Business. 7(3): 613-626.

David, Meredith E., David, Forest R., David, Fred R. (2009). The Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Applied To A Retail Computer Store. The Coastal Business Journal. 8(1): 42-52.

David, Meredith E., David, Forest R., David, Fred R. (2009). The Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Applied To A Retail Computer Store. The Coastal Business Journal. 8(1): 42-52.

Kasim, S.N., Sirajuddin, S.N., Irmayani. (2011). Strategi Pengembangan Usaha Sapi Perah di Kabupaten Enrekang. Journal Agribisnis. 10(3): 42-52.

Kuncoro, Engkos Achmad. (2010). Analisis Perumusan Strategi Bisnis Pada PT Samudra Nusantara Logistindo. Binus Business Review. 11(1): 169-184.

Nurhayati, Siti. (2008). Pendekatan QSPM Sebagai Perumusan Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pembangunan. 9(1): 72-82. Prabowo, Hartiwi., Nurhanka, Pona., Hasanah, Sri Budi Utami Nur. (2010). Evaluasi dan

Rekomendasi Strategi Bisnis pada Divisi LPP-TVRI. Binus Business Review. 11(1): 233-244. Saghaei, Maryam., Fazayeli, Leila., Shojaee, Mohammad Reza. (2012). Strategic Planning For A Lubricant Manufacturing Company. Australian Journal of Business and Management Research. 1(10): 18-24.

RIWAYAT HIDUP

Widya Cheristiana , Lahir di kota Jambi pada tanggal 28 April 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ekonomi (Manajemen Entrepreneur) pada tahun periode 2010-2014.

Gambar

Table 3 Hasil Matriks CPM  Faktor  Keberhasilan  Penting  Bobot  CV. Mitra  Karya Sakti  CV
Tabel 5 Matriks QSPM

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 3 diketahui terdapat tiga faktor dalam ruangan laboratorium komputer RPL yang menurut siswa dikategorikan tidak nyaman, yaitu kondisi temperatur,

Dalam pokok bahasan yang terkait dengan mata pelajaran menguasai alat ukur listrik dan elektronika selain menuntut keterampilan dari siswa, keaktifan siswa juga

8.4 Menghapus Baris, Kolom dan Sel (Delete) Untuk manghapus baris, kolom atau sel yang tidak diperlukan lagi, dapat dilakukan dengan cara ; ® Sorotlah sel atau range yang akan

sehingga peran dari pada lag leverage terhadap variasi leverage, dengan implikasinya adalah kurang berperan, Ini mengindikasikan bahwa penyesuaian ke target struktur

winnowing adalah algoritma untuk mengukur kemiripan teks dengan cara mengubah teks menjadi nilai hash dan menentukan nilai fingerprint yang akan mewakili setiap teks

Menimbang : bahwa dalam rangka efektifnya pelaksanaan tugas dan kegiatan Badan Promosi Pariwisata Daerah Kabupaten Lombok Timur serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Manajer  Investasi  berhak  membatasi  jumlah  Penjualan  Kembali  Unit