• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN NGADA SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 SEBANYAK 16,8 RIBU ORANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN NGADA SEPTEMBER 2012 JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 SEBANYAK 16,8 RIBU ORANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 Berita Resmi Statistik No.02/07/Th.V, 10 Juli 2013

No. 03/07/Th. V, 10 Juli 2013

TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN NGADA SEPTEMBER 2012

JUMLAH PENDUDUK MISKIN SEPTEMBER 2012 SEBANYAK 16,8 RIBU ORANG

 Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) di Kabupaten Ngada pada September 2012 mencapai 16,8 ribu orang (11,35 persen), naik 0,2 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2011 yang sebesar 16,6 ribu orang (11,36 persen).

 Pada September 2012, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kabupaten Ngada sebesar 1,56 lebih

tinggi dari September 2011 sebesar 1,39 maupun tahun 2010 yang sebesar 1,47. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) terus meningkat dari 0,29 pada tahun 2010 menjadi 0,35 pada

September 2012. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauh dari Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin melebar.

1. Perkembangan Penduduk Miskin

Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ngada pada September 2012 sebesar 16,8 ribu orang (11,35 persen). Dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada September 2011 yang berjumlah 16,6 ribu orang (11,36 persen), jumlah penduduk miskin bertambah 0,2 ribu orang selama setahun tersebut.

Dari Gambar 1 tampak bahwa pada September 2012 jumlah penduduk miskin dari kabupaten sedaratan Flores terbanyak berada di Kabupaten Manggarai (65,7 ribu orang), sementara jumlah penduduk miskin terkecil berada di Kabupaten Nagekeo (16,2 ribu orang).

Dilihat dari persentase penduduk miskin, pada September 2012 persentase penduduk miskin terbesar berada di Kabupaten Manggarai Timur, yaitu sebesar 24,59 persen, sedangkan persentase terendah berada di Kabupaten Flores Timur sebesar 9,14 persen dari total jumlah seluruh penduduk (lihat Gambar 2).

(2)

2 Berita Resmi Statistik No.02/07/Th.V, 10 Juli 2013 Gambar I.

Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten Sedaratan Flores, September 2011 - September 2012 0 10 20 30 40 50 60 70 (.000) Sep-11 21,6 38,9 54,5 16,6 16,0 64,8 43,8 63,5 Sep-12 21,9 39,4 55,3 16,8 16,2 65,7 44,4 64,4

Flotim Sikka Ende Ngada Nage keo

Mang

garai Mabar Matim

Sumber : BPS NTT (Diolah dari data Susenas)

Gambar 2.

Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten Sedaratan Flores, September 2011 - September 2012 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 ( %) Sep-11 9,06 12,63 20,37 11,36 12,01 21,39 19,27 24,52 Sep-12 9,14 12,83 20,71 11,35 12,18 21,52 18,90 24,59

Flotim Sikka Ende Ngada Nage keo

Mang

garai Mabar Matim

(3)

3 Berita Resmi Statistik No.02/07/Th.V, 10 Juli 2013

Tabel 1

Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kabupaten Sedaratan Flores 2008 – 2012 (.000) Kabupaten 2008 2009 2010 2011 *) 2012*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Flores Timur Sikka Ende Ngada Nagekeo Manggarai Manggarai Barat Manggarai Timur 29,3 45,9 57,5 19,4 16,8 137,8 48,3 - 24,8 40,5 51,7 17,3 15,6 66,9 45,9 59,0 22,4 40,2 56,4 17,2 16,5 67,1 45,3 65,7 21,6 38,9 54,5 16,6 16,0 64,8 43,8 63,5 21,9 39,4 55,3 16,8 16,2 65,7 44,4 64,4 NTT 1.105,8 1.021,8 1.020,6 986,5 1.000,3

Keterangan : *) Keadaan September

Sumber : BPS NTT (Diolah dari data Susenas)

Tabel 2

Perkembangan Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten Sedaratan Flores 2008 – 2012 (%) Kabupaten 2008 2009 2010 2011 *) 2012 *) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Flores Timur Sikka Ende Ngada Nagekeo Manggarai Manggarai Barat Manggarai Timur 13,21 17,34 24,87 15,49 14,53 28,57 25,05 - 11,04 15,35 23,01 13,54 13,03 25,76 22,96 25,51 9,61 13,38 21,65 12,05 12,70 22,91 20,40 25,94 9,06 12,63 20,37 11,36 12,01 21,39 19,27 24,52 9,14 12,83 20,71 11,35 12,18 21,52 18,90 24,59 NTT 25,68 23,41 21,77 20,48 20,41

Keterangan : *) Keadaan September

Sumber : BPS NTT (Diolah dari data Susenas)

(4)

4 Berita Resmi Statistik No.02/07/Th.V, 10 Juli 2013 2. Perubahan Garis Kemiskinan

Garis kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Dari Tabel 3 tampak bahwa Garis Kemiskinan (GK) di semua kabupaten terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada periode September 2011-September 2012, garis kemiskinan di Kabupaten Ngada naik sebesar 11,78 persen, yaitu dari Rp 206.842,- per kapita per bulan pada September 2011 menjadi Rp 231.200,- per kapita per bulan pada September 2012. Persentase kenaikan garis kemiskinan di Kabupaten Ngada ini lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan garis kemiskinan rata-rata NTT, yaitu sebesar 9,28 persen atau dari Rp 203.607,- menjadi Rp 222.507,-.

Tabel 3

Perkembangan Garis Kemiskinan Menurut Kabupaten Sedaratan Flores 2008 – 2012 (Rp/Kapita/Bulan) Kabupaten 2008 2009 2010 2011 *) 2012 *) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Flores Timur Sikka Ende Ngada Nagekeo Manggarai Manggarai Barat Manggarai Timur 146.947 147.940 156.772 146.513 158.294 157.795 145.329 - 147.023 154.559 182.813 163.486 160.331 168.898 161.737 161.358 166.416 174.946 206.926 185.050 181.479 191.176 183.070 182.641 185.817 196.081 230.086 206.842 204.579 207.904 205.756 205.486 207.480 219.769 255.838 231.200 230.619 226.096 231.253 231.188 NTT 161.639 167.492 193.298 203.607 222.507

Keterangan : *) Keadaan September

(5)

5 Berita Resmi Statistik No.02/07/Th.V, 10 Juli 2013

4. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan

Ada dua hal lain yang juga harus diperhatikan dalam membahas soal kemiskinan, yakni kedalaman kemiskinan dan keparahan kemiskinan. Kedalaman kemiskinan menunjukkan rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap batas miskin (garis kemiskinan), sedangkan keparahan kemiskinan menunjukkan ketimpangan pengeluaran dari penduduk paling miskin, atau yang jatuh di bawah garis kemiskinan. Semakin besar nilai kedua indeks ini di sebuah wilayah mencerminkan semakin seriusnya persoalan kemiskinan di wilayah tersebut. Tabel 4 menunjukkan indeks kedalaman kemiskinan (P1) di hampir semua kabupaten sedaratan Flores, kecuali Kabupaten Ngada dan Manggarai,

terus mengalami penurunan dalam periode tahun 2010-2012. Terlihat di Kabupaten Ngada, pada September 2012, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) sebesar 1,56 lebih tinggi dibandingkan dengan

September 2011 sebesar 1,39 maupun dengan tahun 2010 yang sebesar 1,47. Keadaan ini menandakan bahwa pada periode tersebut di Kabupaten Ngada terjadi peningkatan besarnya rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap batas miskin. Dengan kata lain, pengeluaran kaum miskin di Kabupaten Ngada, cenderung menjauh dari garis kemiskinan.

Tabel 4

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Menurut Kabupaten Sedaratan Flores

2008 – 2012 Kabupaten 2008 2009 2010 2011 *) 2012 *) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Flores Timur Sikka Ende Ngada Nagekeo Manggarai Manggarai Barat Manggarai Timur 4,11 7,38 7,16 4,61 3,32 7,66 7,84 - 1,19 3,74 3,86 1,98 1,70 4,09 3,32 4,40 1,28 2,93 3,94 1,47 2,64 3,57 3,22 5,02 1,55 1,58 3,78 1,39 2,03 3,07 3,11 3,68 0,72 1,51 3,69 1,56 1,71 3,24 2,90 3,66 NTT 8,27 4,47 4,04 3,53 3,47

Keterangan : *) Keadaan September

(6)

6 Berita Resmi Statistik No.02/07/Th.V, 10 Juli 2013

Pada Tabel 5 disajikan nilai indeks keparahan kemiskinan (P2) dari tahun 2008 hingga tahun 2012.

Tampak bahwa dalam tiga tahun terakhir terlihat di hampir semua kabupaten sedaratan flores juga menunjukkan tren yang menurun, kecuali Kabupaten Ngada dan Manggarai. Untuk Kabupaten Ngada, pada September 2010 tercatat sebesar 0,29 terus naik menjadi 0,35 pada September 2012. Artinya, selama periode tahun 2010-September 2012 tersebut ketimpangan pengeluaran penduduk miskin di Kabupaten Ngada secara umum terus melebar.

Tabel 5

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Kabupaten Sedaratan Flores

2008 – 2012 Kabupaten 2008 2009 2010 2011 *) 2012 *) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Flores Timur Sikka Ende Ngada Nagekeo Manggarai Manggarai Barat Manggarai Timur 1,49 3,45 2,39 1,54 0,88 2,28 2,73 - 0,21 1,41 1,01 0,44 0,38 0,98 0,78 1,14 0,25 0,38 1,08 0,29 0,88 0,85 0,83 1,40 0,41 0,33 0,97 0,30 0,52 0,72 0,73 0,81 0,10 0,28 0,89 0,35 0,44 0,76 0,68 0,81 NTT 3,08 1,51 1,14 0,91 0,91

Keterangan : *) Keadaan September

(7)

7 Berita Resmi Statistik No.02/07/Th.V, 10 Juli 2013

Informasi lebih lanjut hubungi:

Drs. Moch. Bathik Kepala BPS Kabupaten Ngada

Telp (0384)21359 Fax (0384)21359 e-mail : bps5312@mailhost.bps.go.id

website : ngadakab.bps.go.id

SADAR STATISTIK

PENYELENGGARA

Sadar untuk menggunakan teknik statistik yang tepat

guna dan menyajikan data statistik yang diperlukan

konsumen secara tepat waktu, akurat dan mudah

dipahami.

RESPONDEN

Sadar untuk memberikan jawaban apa adanya sesuai

dengan kenyataan tanpa ragu-ragu.

PENGGUNA

Sadar untuk memahami metode, konsep/definisi serta

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan analisis regresi multilinier, sebanyak 20 senyawa xanton yang sudah diketahui nilai IC50-nya digunakan sebagai senyawa fitting untuk mendapatkan

Arah daya paduan yang dihasilkan oleh konduktor yang membawa arus dalam medan magnet boleh ditentukan dengan menggunakan petua tangan kiri Fleming. Catapult field is the

Analisis komponensial adalah penguraian unsur-unsur yang membentuk makna kosakata tertentu.. dalam analisis komponensional adalah penemuan kandungan makna kata atau

jadi begini seorang atasan itu harus bisa ee mensupport bawahan ketika bawahan itu mempunyai sesuatu yang sifatnya harus didukung oleh atasan itu atasan harus memperjuangkannya

Yang bukan termasuk kemampuan yang harus dimiliki supervisor dalam menjalankan tugasnya adalah.... Gabungan beberapa orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan

Dinamika penerimaan diri pada subjek dengan umur yang paling tua dapat narpidana wanita bergantung pada faktor yang menerima keadaan subjek dengan cepat, bahkan menjadi

Pengaruh pembelajaran daring menggunakan bahan ajar sorogan hanacaraka terhadap kemampuan menulis akasara Jawa peserta didik pada mata pelajaran bahasa Jawa SD dilakukan dengan

Maka dapat dikatakan latihan ini sangat baik sekali digunakan dalam latihan dalam permainan bola voli guna untuk meningkatkan lompat yaitu daya ledak otot tungkai dari