PERENCANAAN DIMENSI GROIN MENGGUNAKAN MATERIAL BATU
ALAM PANTAI PASIR BARU DISISI BARAT KABUPATEN PADANG
PARIAMAN
Rahmat Putra Wahyudi, Indra Farni, Khadavi
Jurusan Teknik Sipil, fakultas teknik sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang Email : rahmatputra.wahyudi@yahoo.co.id, indrafarni@bunghatta.ac.id, qhad_17@yahoo.com
Abstrak
Perubahan areal pantai akibat aktifitas laut, baik secara normal ataupun akibat bencana yang menjadikan wilayah pantai tersebut menjadi suatu area yang perlu diperhatikan secara khusus. Seperti keberadaan pantai Pasir Baru yang terletak pada Pesisir Barat pantai Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Akibat amukan gelombang yang terjadi di pantai Pasir Baru ini telah mengalami erosi terhadap pantai, dan telah menyebabkan kerusakan pada pemukiman masyarakat dan tempat aktifitas masyarakat lainnya. Oleh sebab itu direncanakan bangunan pemecah gelombang tipe groin dengan mengolah data yang didapat seperti data angin, bathimetri laut, pasang surut, dan data pengukuran. Untuk mendimensi bangunan ini perlu dicari tinggi gelombang signifikan, perioda gelombang signifikan, refraksi, kedalaman laut saat gelombang pecah, tinggi gelombang pecah, dan run up gelombang. Dengan hasil pengolahan data didapat nilai, tinggi gelombang signifikan 2,77 meter, perioda gelombang signifikan 7,14 detik, tinggi gelombang saat pecah 2,19 meter, run up gelombang 2,58 meter. Dimensi groin didapat, tinggi groin 6,89 meter, panjang groin 30 meter, lebar efektif groin (B) 31,06 meter, lebar puncak groin 3,5 meter, elevasi groin ditambah 4,7 meter, kelandaian groin 1:2 (H:V). Seluruh material yang digunakan batu alam (cobble stone)
GROIN DIMENSION PLANNING USING NATURAL STONE
MATERIALS PASIR BARU BEACH WEST SIDE PADANG PARIAMAN
DISTRICT
Rahmat Putra Wahyudi, Indra Farni, Khadavi
Jurusan Teknik Sipil, fakultas teknik sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang Email : rahmatputra.wahyudi@yahoo.co.id, indrafarni@bunghatta.ac.id, qhad_17@yahoo.com
Abstract
Coastal areas changes because activitiy of sea in normally or disasters effect that be sea effect to area that needs special attention. Like the existence beach of Pasir Baru that located at beach of pesisir barat Padang Pariaman district Sumatera Barat. Because of raging waves that happen at Pasir Baru beach and occur erotion to beach and has caused damage to residential community and activity land of society. Therefor planned break water type groin by processing data that obtained like wind data sea, tides, and measuremennt data. To dimension this building important to find significan wave is high, significant wave period, refraction, the dept of the sea hwen the waves break, highof breaking wave and run up wave with processed data, the result are value, the high of significant wave water 2,77 meters, significant wave period 7,14 second, high of break water 2,19 meters, run up wave 2,58 meters, and the result of dimension groin, high groin is 6,89 meters, long groin is 30 meters, effectif width groin is 31,06 meters, with break groin is 3,5 meters, elevation groin plus 4,7 meters, slop groin 1 : 2 ( H : V ) all material used cobble stone.
PENDAHULUAN
Pengaruh aktifitas laut berpengaruh besar terhadap luasan wilayah daratan. Gerakan air laut yang membentuk gelombang akan memberikan akibat yang bersifat konstruktif yaitu bertambah atau tetapnya luas daratan, dan bersifat destruktif
yaitu dengan terjadinya pengrusakan areal pantai yang berakibat berkurangnya luasan daratan. perubahan areal pantai akibat aktifitas laut, baik secara normal ataupun akibat bencana yang bersifat destruktif ini menjadikan wilayah pantai menjadi suatu area yang perlu diperhatikan secara khusus. Dimana wilayah pantai dalam kajian ini sangatlah berperan penting dalam kegiatan masyarakat dan juga pemukiman masyarakat.
Erosi dapat bisa terjadi karena alami oleh gelombang laut dan dapat juga ulah dari manusia seperti perluasan areal tambak kearah laut tanpa memperhatikan wilayah sempadan pantai. Erosi pantai yang merusak kawasan pemukiman dan prasarana lainnya yang berupa mundurnya garis pantai. Jika erosi pada pantai ini sudah mengalami kerugian yang cukup besar dan kekurangan areal pantai yang cukup luas daerah ini harus mendapat perhatian yang khusus dan serius dari pihak terkait.
Pada permasalahan pantai Pasir Baru ini yaitu pantai mengalami erosi pantai yang cukup serius, dikarenakan sudah merusak areal pemukiman dan tempat aktifitas masyarakat sehingga dapat merugikan masyarakat dan juga pemerintah. Oleh sebab itu dapat direncanakan bangunan untuk dapat menanggulangi pantai terhadap erosi dengan merencanakan bangunan pemecah gelombang dengan membangun groin, agar dapat menangulangi erosi pantai dengan cara mengisi kembali sedimentasi pantai yang tererosi.
Adapun maksud dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk Menentukan dan mendimensi bangunan pengaman pantai tipe groin ini dengan mengolah data yang ada agar bangunan pengaman pantai tersebut dapat berfungsi sesuai bagaimana mestinya berdasarkan kondisi alam yang trjadi. Dan dengan pembuatan secara efisien dan ekonomis dan juga aman.
Dalam batasan permasalahan secara khusus kawasan yang ditinjau adalah pantai pasir baru yang berada pada disisi barat Kabupaten Padang Pariaman. Dalam perencanaan dimensi groin, pantai ini memiliki area lebih kurang 700 m, yang berada pada zona f berdasarkan instansi yang terkait. Perencanan groin ini menggunakan material batu alam secara spesifik pada
perencanan dimensi fisik upper structure
(struktur atas) dengan anggapan tidak dikajinya perekayasaan tanah secara spesifik sebagai pondasi bangunan.
METODELOGI
Metode penulisan digunakan dalam penulisan ini adalah studi literatur dan pengamatan dilapangan serta pengumpulan data-data teknis penunjang dalam melakukan perencanaan bangunan pelindung pantai. Secara garis besarnya dapat diuraikan sebagau berikut :
a. Studi Literatur
Yaitu pengumpulan referensi dan panduan-panduan kerja untuk mendapatkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan ini.
b. Pengumpulan Data
Yaitu pengumpulan data teknis seperti : data angin, data pasang surut, data batrimetri laut, dan data-data lainnya yang diperlukan dalam
perencanaan pembangunan pengaman pantai ini. Data-data ini
diperoleh dari instansi-instansi terkait seperti : Dinas Pengolahan Sumber Daya Air Sumatra Barat, Badan Meteorologi dan Geofisika, dan
Instansi-instansi lainnya yang menunjang penulisan tugas akhir ini. c. Perencanaan
Dalam hal ini penulis telah memulai perencanaan bangunan pengaman pantai tipe groin setelah mendapatkan data-data penunjang, metode kerja serta teori-teori perencanaan bangunan ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan groin ini untuk melindungi pantai yang rusak biasanya dikombinasikan dengan pengisian pasir. Kondisi pantai Pasir Baru Kabupaten Padang Pariaman yaitu kawasan pantai yang hilang akibat erosi, maka oleh sebab itu direncanakanlah bangunan pengaman pantai tipe groin dengan tipe I. Untuk mempertahankan agar pasir yang telah diisikan tidak tererosi kembali, karena tipe I
dapat menahan angkutan sedimen sepanjang pantai dipangkal groin.
Proses peramalan gelombang dilakukan karena begitu kompleksnya gelombang alam kenyataanya, sehingga diperlukannya suatu gelombang presentatif
yang merupakan hasil peramalan gelombang. Gelombang ini berasal dari pengolahaan data angin.
Dari data angin pertahun didapatkan suatu model angin maksimum dan arah
mayoritas pergerakan angin dari 10 tahun masa pencatatan Badan Meterologi dan Geofisika Teluk Bayur Pad Meterologi dan Geofisika Teluk Bayur Padang.
Untuk memperoleh tinggi gelombang dengan periode 50 tahun dilakukan dengan menggunakan beberapa teori : Sebaran Kekerapan Teoritik Normal, Gumbel, Person III. Peramalan gelombang signifikan di laut didasarkan pada Fetch (F) dan faktor tegangan angin (UA) dengan menggunakan
nomogram kurva peramalan gelombang signifikan.
Faktor Tegangan Angin (UA)
23 . 1 )^ ( * 71 . 0 U UA = Dimana : A
U : Faktor tegangan angin
U : Kecepatan angin (m/dt)
Dimana : U = Kecepatan angin terbesar
(1 knot = 0,5148 m/dt)
Sebelum perhitungan faktor tegangan angin diperoleh terlebih dahulu di hitung Fetch seperti berikut :
Fetch(F)
∑
∑
= α α cos cos Xi Feff Dimana: effF =F :Jarak seret gelombang
Xi : Panjang segmen Fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke ujung akhir fetch
α : Deviasi pada kedua sisi dari arah angin
Gambar fetch
Data Arah dan Tinggi Geombang Signifikan Pantai Pasir Baru
Tahun Arah Hs (m) 2004 Barat Laut 1,67 2005 Barat Laut 2,26 2006 Tenggara 1,26 2007 Barat Laut 2,33 2008 Barat Laut 2,14 2009 Barat Laut 2,24 2010 Barat Laut 2,48 2011 Barat Laut 1,93 2012 Tenggara 1,44 2013 Barat Laut 2,28
Dari pengecekan dengan test Chi Kuadrat di atas, maka dapat dilihat hasilnya sebagai berikut :
• Normal = 0,1605980 • Gumbel = 0,0851009 • Person III = 0,0628195
Dari hasil perhitungan data percontohan dapat dianggap mengikuti ketiga sebaran teoritik tersebut, karena memenuhi X2 nya kecil dari Xcr. Yang diambil yang terkecil yaitu mengikuti Sebaran Kekerapan Teoritik Person III. Jadi tinggi gelombang signifikan ( Hs) dengan Periode Ulang 50 tahun adalah 2,773 meter.
Periode Gelombang Signifikan Dari analisis lapangan diperoleh : T33 = 33,3% x10 = 3,3 = 4 data
T33 = 7,27+7,22+74 ,07+7,01
= 7,14 detik
Dengan demikian dari perhitungan diperoleh periode gelombang signifikan (Ts) = 7,14 detik. Perhitungan Refraksi Dari persamaan 𝑔𝑇 2𝜋 = 1,56 T 2 tersebut menunjukan bahwa Co tidak tergantung pada kedalaman, sehingga dilaut dalam proses refraksi tidak ada atau diasumsikan sangat kecil. Jadi refraksi berpengaruh
didaerah laut transisi dan laut dangkal, maka :
T = 7,14 detik Lo = 1,56 x T2
= 79,52 meter
Jadi panjang gelombang adalah 79,52 meter Co = 𝐿𝑜 𝑇 Co = 79,52 7,14 = 11,138 m/dt Untuk kedalaman (d) = 3,05 m : 𝑑 𝐿𝑜 = 3,05 79,528 = 0,0379
Dari tabel fungsi d/Lo pada lampiran diperoleh nilai : 𝑑 𝐿 = 0,07984 L = 3,05 0,07984 = 37,825 m C = 𝐿 𝑇 = 37,8257,14 = 5,29 m/dt
Arah datang gelombang pada kedalaman 3,05 meter, dihitung dengan persamaan :
α˚ = sudut antara garis puncak gelombang dengan kontur dasar dimana gelombang melintas. (yang dibentuk dari arah angin mayoritas “Barat Laut” terhadap garis pantai sebesar 45˚).
Sin α1 = �𝐶𝑜𝐶� sin α0
= 0,334
Sin α1 = 0,3363 = α1 = 20˚,1085
Koefisien Refraksi adalah : Kr =
�
cos 𝛼𝑜cos 𝛼1
=
�
cos 20cos 45,1085=
0,8677Untuk menghitung koefisien pendangkalan (ks), dicari nilai n dengan menggunakan tabel A-1, berdasarkan nilai 𝑑
𝐿0 = 0,037, diadapat n1 = 0,9250, dilaut dalam
nilai no = 0,5 , sehingga koefisien
pendangkalan adalah : Ks =
�
𝑛𝑜 . 𝐿𝑜 𝑛1 . 𝐿1 =�
0,5 (79,528) 0,9250 (37,825) = 1,080 (sama dengan lampiran A1)Tinggi gelombang laut dalam : Ho = 𝐻𝑠
𝐾𝑠𝑥𝐾𝑟
= 2,77
1,080𝑥0,8677 = 3,16 m
Tinggi gelombang pada kedalaman 3,05 m : H1 = Ks . Kr . H
= 1,080 . 0,8677 . 3,05
= 2,36 m ( ok...) syarat 0,78 Sehingga tinggi refraksi pada bangunan pemecah gelombang adalah :
H = H1 . Kr
= 2,36 . 0,8677 = 2,047 m
Perhitungan Tinggi Gelombang Ekivalen 𝑑𝑏
𝐿𝑜 =
3,05
79,528 = 0,0383
Dari tabel pada lampiran didapat nilai 𝑑𝑏 𝐿𝑜 = 0,07984, dan koefisien shaoling atau pendangkalan ; Ks = 0,8861
• Tinggi gelombang dilaut dalam : Ho = 𝐻
𝐾𝑟𝑥𝐾𝑠 =
2,156
0,8677𝑥1,080 =
2,4595 m
• Tinggi Gelombang Ekivalen : H’o = Kr . Ho
= 0,8677 x 2,4595 = 2,125 m
Perhitungan Tinggi Gelombang Pecah : H’o = 2,125 m T = 7,14 detik 𝐻′𝑜 𝑔𝑇2
=
2,0167 9,81 (7,14)2= 0,00403
Dari grafik hubungan antara Hb/H’o dan H’o/gT2 dengan m = 0,05 diperoleh :
𝐻𝑏
𝐻′𝑜 = 1,31
Hb = 1,31 x 2,125 = 2,805 m
Sehingga tinggi gelombang pecah adalah : Db/Hb = 0,78
Db = Hb x 0,78 = 2,805 x 0,78 = 2,19 m
Jadi kedalaman gelombang pecah adalah : 2,19 m
Dari peta kontur kedalaman laut (m) kemiringan dasar pantai 0,05 pada kedalaman gelombang pecah = 2,19 m jadi, didapat lebar surf zone
Ls = db/m = 2,19 / 0,05 = 43,80 m
Perhitungan Run Up Gelombang : H = 2,156 m
Lo = 79,528 m
θ = 1 : 2 (sudut kemiringan sisi pemecah gelombang) Ir = 𝑡𝑔𝜃 ( 𝐻−𝐿𝑜 )0,5
=
0,5 (792,156,528)0,5= 3,036
Dengan grafik Run Up gelombang pada lampiran diperoleh nilai :
𝑅𝑢
𝐻 = 1,20 Ru = H x 1,20
= 2,516 x 1,20 = 2,58 m
Jadi tinggi Run Up gelombang adalah : 2,58 m
Perhitungan Elevasi dan Puncak Groin DWL = HWL + SLR
Dimana :
DWL : Elevasi Muka Air Rencana
HWL : High Water Level
SLR : Faktor Pemanasan Global
Elevasi Groin dihitung dengan persamaan : Elevasi Groin = DWL + Ru + Fb Dimana :
DWL : Elevasi Muka Air Rencana Ru : Run Up gelombang
Fb : Free Board (tinggi kebebasan)
Sementara itu perkiraan terendah pemanasan global (SLR) selama 50 tahun umur rencana konstruksi menurut grafik yang ditampilkan dalam buku “(Bambang Triatmodjo, 2011, hal 99) adalah sebesar 12 cm = 0,12 m
d HWL = El.HWL – El. Db
= 1,50 - ( - 2,69) = 4,19 m DWL = HWL + SLR
= 1,50 + 0,12 = 1,62 m
Elevasi Groin = DWL + Ru + Fb (tinggi kebebasan) = 1,62 + 2,58 + 0,5 = 4,7 m Tinggi Groin(Hgroin)= EL Groin – EL Dasar Laut
= 4,7 m – (- 2,69 m) = 7,39 m
Panjang dan Jarak antar Groin
Dalam perencanaan panjang groin tergantung pada kedalaman gelombang pecah (db = 2,69 m). Menurut Horikawa (1978) menyarankan panjang Groin adalah antara 40% sampai 60% dari lebar surf zone.
Surf zone adalah daerah antara lokasi gelombang pecah dengan garis pantai.
Lg = 0,4 Ls sampai 0,6 Ls
Lg = 0,6 ( 43,80 m ) = 26,28 m ≈ 30 m Dimana :
Lg : Panjang Groin
Ls : Lebar Surf Zone
Jarak antara groin Xg adalah antara satu dan tiga kali panjang groin (Horikawa 1978 ) :
Xg : Jarak antar groin.
Xg = Lg sampai 3 Lg , Xg = 3 x 30 = 90 m Jadi jarak antara groin adalah 90 m, maka didapat + 7 buah Groin .
Berat dan Volume Butir Batu Pelindung Groin
a) Berat batu alam untuk struktur kepala ( lapisan utama ) groin.
Kd = 1,6 (untuk gelombang pecah pada kepala groin)
Sr = 2600 1025 = 2,536 W = 2600 (2,19) 3 1,6 (2,536−1)3.2 = 2354,95 kg
Volume butiran batu pelindung :
V = 𝑊
𝛾𝑟 =
2354,95
2600 = 0,90 m 3
Bentuk batu alam dianggap bola, maka diameter dapat dicari dengan persamaan : V = 1/6 πd V = 0,526 d3 0,90 = 0,523 d3 d3 = 1,72 d = 1,14 m
b ) Berat butir batu alam untuk lapis kedua groin Kd = 2 W = 2600 (2,19) 3 2 (2,536−1 )3.2 = 1883,96 kg W = 𝑊 10
=
1883,96 10=
188,39 kgVolume butiran batu pelindung :
V = 𝑊
𝛾𝑟 =
188,39
2600 = 0,072
m3
Bentuk batu alam dianggap bola, maka diameter dapat dicari dengan memakai persamaan : V = 1/6 πd3 V = 0,524 d3 0,072 = 0,526 d3 d3 = 0,136 d = 0,60 m
Tebal Lapis Batu Pelindung
• Struktur kepala ( lapisan utama ) groin
K∆ = 1,15 ( untuk batu alam yang kasar ) W = 2354,95 kg T = 2 x 1,15 x
�
(2354,95) 2600�
1/3=
2,222 m• Lapisan kedua Groin
K∆ = 1,15 ( untuk batu alam yang kasar ) W = 188,39 kg T = 2 x 1,15 x
�
188,39 2600�
1/3 = 0,95 mLebar Puncak Groin B = n . K∆ .
�
𝑊𝛾𝑟
�
1/3
• Lebar puncak groin : W = 2354,95 kg
K∆ = 1,15 ( untuk batu alam yang kasar ) B = n x K∆ x
�
𝑊 𝛾𝑟�
1/3 = 3 x 1,15 x�
2354,95 2600�
1/3= 3,33 m ≈ 3,5 m
• Lebar puncak groin lapis kedua :W = 188,39 kg
K∆ = 1,15 ( untuk batu alam yang kasar ) B = n . K∆ .
�
𝑊 𝛾𝑟�
1/3 = 3 x 1,15 x�
188,39 2600�
1/3 = 1,43 mPerhitungan Stabilitas Groin a. Daya Dukung Tanah
Perhitungan daya dukung pasir untuk bangunan lajur diatas permukaan dapat digunakan persamaan, adapun data-data kondisi tanah dan geologi sekitar pantai adalah sebagai berikut :
Berat jenis pasir ( γps )=2000 kg / m3
Berat jenis batu alam(γr)=2600 kg/m3
Kohesi pasir ( c ) = 0 Sudut geser dalam ( θ ) = 30˚ - 35˚ Tinggi groin ( H ) = 6,89 m Lebar efektif groin ( B ) = 31,06 m Lebar puncak groin ( b ) = 3,5 m Dengan θ = 30˚ maka dari grafik daya dukung pondasi dangkal didapat Nγ = 20, maka :
qF = 0,5 . B .
γ
ps. Nγ= 0,5 x 31,06 x 2000 x 20 = 621200 kg / m3
Bila angka keamanan ( Sr = 3 ) maka tekanan tanah yang diperoleh :
q = 𝑞𝐹
𝑆𝑟 =
621200
3 = 207066 kg /m 3
jumlah beban yang dipikul :
W = Vstruktur x
γ
r = ( 1 2( b + B ) H ) .
γ
r= (
1 2 (3,5 + 31,06 )x 6,89 )x 2600 = 309553,92 kg Tekanan tanah yang terjadi pada tanah pondasi karena adanya beban konstruksi adalah : q = 𝑊 𝐵 = 309553,92 31,06 = 9966,32 kg / m 3 < q = 207066 kg / m3...( ok ) T Pa geotekstilDiagram tekanan air tiap panjang groin Paktif = γw x h x ½ h
= 1025 x 2,19 x ½ 2,19 = 2458, 001 kg/m
Maka tiap panjang bangunan menerima tekanan air = 2458, 001 kg/m Ma = Pa x (1/3 h) = 2458, 001 x (1/3 x 2,19) = 1794,34 kg.m A w1 w2 w3 Pu P4 P5 P6
Diagram gaya pada groin
Perhitungan Gaya (P) dan Momen (M) ke titik A No Gaya ( kg ) Lengan Momen (m) Momen (kg.m ) 1 P = 48723,05 Lp = 3,445 167850,90 2 U = 67699,35 Lu = 20,706 1401782,74 3 P4 = 123427,46 L4 = 21,87 2699358,55 4 P5 = 62699 L5 = 15,53 973715,47 5 P6 = L6 =9,186 1133804,64
123427,46
a. Untuk kontrol terhadap guling dipakai persamaan, dengan faktor keamanan SF = 1,5 FR = Ʃ𝑀𝑉 Ʃ𝑀𝐻 ≥ SF FR = 𝑀4+𝑀5+𝑀6−𝑀𝑢 𝑀𝐻 ≥ 1,5 FR = 2699358,55+973715,47+1133804,64−1401782,741 180031,67
≥
1,5 = 25,5 ≥ 1,5.aman terhadap guling.b. Untuk kontrol terhadap geser dipakai persamaan, dengan faktor keamanan SF = 1,5. FS = Ʃ𝑃𝑉 Ʃ𝑃𝐻 ≥ 1,5 FS = 𝑃4+𝑃5+𝑃6−𝑃𝑢 𝑃𝐻 ≥ 1,5 FS= 123427,46+62699+123427,46−67699,35 48723,05 ≥1,5 = 6,04 ≥ 1,5....aman terhadap geser
Berarti bangunan pemecah gelombang yang direncanakan aman terhadap gaya guling dan gaya geser.
Kesimpulan
Dari penulisan tugas akhir ini maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Dari pengolahan semua data untuk perencanaan bangunan groin di pantai Pasir Baru, penulis dapat memperoleh hasil sebagai berikut :
a. Kriteria gelombang
• Tinggi gelombbang signifikan = 2,773 meter
• Periode gelombang signifikan = 7,14 detik
• Panjang gelombang = 79,52 meter
• Tinggi refraksi gelombang = 2,047 m
• Tinggi gelombang ekivalen = 2,125 m
• Tinggi gelombang pecah = 2,4595 m
• Kedalaman gelombang pecah = 2,19 m
• Tinggi Run up gelombang = 2,58 m
• Kecepatan arus sepanjang pantai = 3,418 m / dt
• Kelandaian Pantai = 0,05
• Lokasi = Pantai Pasir Baru Kab. Padang Pariaman
• Panjang groin = 30 m
• Elvasi groin = el + 4,7 m • Tinggi groin = 6,89 m • Lebar groin = 31,06 m • Lebar puncak groin = 3,5 m • Kelandaian groin = 1:2 (V:H) • Material = semua lapis
memakai batu alam
Berat butir batu pelindung : • Struktur kepala = 2354,95 kg • Struktur lapis kedua = 188,39 kg
Tebal lapis pelindung : • Struktur kepala = 2,222 m • Struktur lapis kedua = 0,95 m
Diameter batu :
• Struktur kepala = 1,14 m • Struktur lapis kedua = 0,60 m Lebar puncak bangunan ; • Struktur kepala = 3,5 m • Struktur lapis kedua = 1,43 m
Berat jenis batu alam = 2600 kg / m3 Berat jenis pasir
= 2000 kg / m3 Pada perencanaan pemecah gelombang tipe goin ini, direncanakan adalah non overtopping yaitu tidak diizinkannya air melimpas keatasnya.
Saran
Dalam penulisan dan pengolahan data terhadap Tugas Akhir ini, yang dimulai dari perumusan masalah, pengumpulan data, dan selanjutnya pemecahan masalah. Penulis dapat menyarankan beberapa hal :
1. Dalam mendapatkan data karakteristik gelombang yang lebih akurat demi ketepatan perencanaan, untuk dapat dilakukan penelitian lapangan dengan pengukuran gelombang langsung dengan dukungan peralatan yang memadai, pencatatan pasang surut dengan dilakukannya survey langsung kelapangan sehingga akan mendapatkan data yang lebih baru dan akurat.
2. Dalam perhitungan dan pengolahan data dalam pembuatana Tugas Akhir ini banyak memakai grafik, untuk mendapatkan hasil yang akurat harus lebih teliti dalam melihat dan menentukan arah garis grafik tersebut. 4. Dalam penulisan Tugas Akhir ini
penulis hanya melakukan perhitungan secara upper structure (struktur atas ) sehingga struktur bagian bawah tidak terlalu rinci dalam perhitungannya.
5 5 0 +5, 00 -5 ELEVASI DASAR + 3,00 -2, 53 -2, 51 -2, 62 -2, 67 -2, 69 -2, 05 +3,1 +3, 3 + 4,5 +4,7 + 3,00 HWL = 1,50 2 1 Elv. + 0,00 Elv. + 0,00 Elv. + 4,70 +0,00 +4,70 -2,69 Typical Denah Groin Tegak Lurus Pantai
Skala 1:100
a a
Typical Potongan Memanjang Groin Tegak Lurus Pantai Skala 1:100
Panjang Groin 0 35
Gambar tampak atas dan potongan memanjang groin +0.00 w = 349.035 +0.00 w = 4362.8 2 2 1 1
Pelindung Kaki Cobble Stone Ø 0,35 m -0,75 m 1 : 2 1 : 2 1 : 2 1 : 2 Cobble Stone >Ø 1,25 m Cobble Stone Ø 0,70 m -1,00 m Pelindung Kaki Cobble Stone Ø 0,35 m -0,75 m
Geotekstil -2,69 SWL
Potongan 1 - 1
Gambar potongan melintang groin
Gambar lokasi penempatan groin
DAFTAR PUSTAKA
Triatmodjo, Bambang. Perencanaan Bangunan Pantai. Beta Offset, Yogyakarta, 2011.
Utama, Lusi. Dasar-Dasar Teknik Pantai. Universitas Bung Hatta, Padang, 2001.
Triamodjo, Bambang, Teknik Pantai, Beta Offset, Yokyakarta,2008.
Yuwono, Nur. Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pantai. Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Unuversitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1992.