• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Gambaran Administratif dan Luas Wilayah 2.1.1 Batas Administrasi Wilayah - DOCRPIJM 1527490941Bab 2 PROFIL KAB HSS AKHIR OK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "2.1 Gambaran Administratif dan Luas Wilayah 2.1.1 Batas Administrasi Wilayah - DOCRPIJM 1527490941Bab 2 PROFIL KAB HSS AKHIR OK"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

II - 1 2.1 Gambaran Administratif dan Luas Wilayah

2.1.1 Batas Administrasi Wilayah

Berdasarkan data Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dalam Angka Tahun 2013, secara

astronomis Kabupaten Hulu Sungai Selatan terletak di antara 02O29’59’’ – 02O56’10’’ Lintang Selatan dan 114O51’19’’ – 115O36’19’’ bujur Timur. Batas wilayah administrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah

 Sebelah Selatan : Kabupaten Tapin dan Kabupaten Banjar

 Sebelah Timur : Kabupaten Banjar, Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah

Bumbu

 Sebelah Barat : Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin

Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah salah satu kabupaten dari 13 (tiga belas) kabupaten/kota

di Propinsi Kalimantan Selatan yang terletak 135 Km persis ke arah bagian utara ibu kota Provinsi

Kalimantan Selatan. Kabupaten yang beribukota di Kandangan ini memiliki 11 (sebelas) Kecamatan

yaitu Kecamatan Padang Batung, Loksado, Telaga Langsat, Angkinang, Kandangan, Sungai Raya,

Simpur, Kalumpang, Daha Selatan, Daha Utara dan Daha Barat.

Berikut batas wilayah administrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat di lihat sebagai berikut :

BAB. I I

(2)
(3)

II - 3 2.1.2 Luas Wilayah Kab.Hulu Sungai Selatan

Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki luas wilayah sebesar 1.804,94 km2 atau 180,494 Ha.

Kecamatan Loksado merupakan kecamatan terluas yaitu memiliki luas 338,89 km2 atau mencakup

18,78 persen dari luas keseluruhan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sedangkan Kecamatan Telaga

Langsat memiliki luas wilayah terkecil sebesar 58,08 Km2 atau hanya 3,22 persen dari wilayah

Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Berturut – turut dari kecamatan terluas setelah Loksado adalah Daha

Selatan, Daha Utara, Padang Batung, Daha Barat, Kalumpang, Kandangan, Simpur, Sungai Raya,

Angkinang dan Telaga Langsat(Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dalam Angka, 2015).

Tabel II. 1 Luas Daerah Menurut Kecamatan Kab.Hulu Sungai Selatan

No Kecamatan 2015

Hulu Sungai Selatan 1.804,94 100,00

Kalimantan Selatan 37.530,52 4,81

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015

(4)

II - 4 Dari tabel diatas terlihat besar kecila luas wilayah kecamatan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, terluas

kecamatan adalah Kecamatan Loksado sebesar 338,89 Km2 atau 18,78% dari luas wilayah Kabupaten

Hulu Sungai Selatan dan terkecil Kecamatan Telaga Langsat sebesar 58,08 Km2 atau 3,22% dari luas

wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

2.2 Potensi Wilyah Kabupaten Hulu sungai Selatan

Potensi wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan sungguh luar biasa merupakan anugerah

didukung dalam Pembangunan, diantaranya sebagai berikut :

1. Sosial budaya yakni kehidupan masyarakat agamis yang harmonis, saling toleransi dan

bekerjasama sehingga mendukung laju pembangunan.

2. Kota Kandangan juga sebagai salah satu pusat perdagangan dan jasa di wilayah Banua Anam

sehingga tumbuh ekonomi kreatif masyarakat kawasan-kawasan industri usaha kewirausahaan

sesuai potensi Kabupaten Hulu Selatan seperti ;

- Sentral industry rumah tangga Dodol Asli kandangan pada Kawasan Kec. Simpur, Kec. Sungai

Raya dan Kec. Kandangan’

- Sentral Industri kerupuk pada kawasan di Bamban Utara Kecamatan Angkinang,

- Sentral industri ikan kering pada kawasan Desa Bangkau Kec. Kandangan, Desa Bago Tanggul

Kecamatan Kalumpang dan Desa Muning dan Desa Muning Baru Kec. Daha Selatan

3. Kabupaten Hulu Sungai Selatan merupakan wilayah potensial untuk pengembangan pariwisata

sebagai salah satu alternatif daerah tujuan wisata unggulan Kalimantan Selatan maupun Nasional

karena keanekaragaman obyek wisata yang dimilikinya. Daya Tarik Wisata (DTW) di Kabupaten

Hulu Sungai Selatan ini meliputi keseluruhan potensi atraksi atau sumberdaya wisata, baik berupa

sumberdaya wisata alam (antara lain: hutan, air terjun, sungai, pegunungan, flora, dan sebagainya)

maupun budaya (antara lain: bangunan bersejarah, makam, adat-istiadat dan tradisi, dan

sebagainya), serta potensi lainnya yang dapat dikembangkan untuk menarik kunjungan wisatawan

bailk nusantara maupun mancanegara, sebagai berikut :

Tabel II. 2 Lokasi Daya Tarik Wisata Kab.Hulu Sungai Selatan

No Nama Objek Wisata Lokasi Jarak dari

Kabupaten 1 Air Terjun Uring Desa Kamawakan Kec. Loksado 53 Km

2 Air Terjun Haratai Desa Haratai Kec. Loksado 46 Km

3

Air Terjun Tangkaramin Desa Malinau Kec. Loksado 36 Km

(5)

II - 5

No Nama Objek Wisata Lokasi Jarak dari

Kabupaten 5 Riam Anai Desa Lok Lahung Kec.Loksado 42 Km

6 Goa Berangin dan Delta Alam DAM

Amandit Desa Malutu Kec.Padang Batung 14 Km 7 Danau Bangkau Desa Bangkau Kec. Kandangan 9 Km

8

Goa Mandala Desa Mandala Kec. Telaga

Langsat 14 Km

9

Sumber Air Panas Batu Bini Desa Batu Bini Kec. Padang

Batung 9 Km

10 Air Terjun Kilat Api Desa Tanuhi Kec. Tanuhi 33 Km

11 Telaga Bidadari Desa Hamalau Kec. Sungai Raya 4 Km

12

Gunung Kantawan Desa Lumpangi Kecamatan

Loksado 30 Km

13

Pemandangan Alam Bendungan Desa Mandala Kec. Telaga

Langsat 14 Km

14 Wisata Alam Loksado Desa Loksado Kec. Loksado 35 Km

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2013

4. Kabupaten Hulu Sungai Selatan sudah memiliki waduk Amandit dengan jaringan irigasinya sehingga

dengan optimilisasi waduk Amandit Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada untuk pengembangan

pusat kawasan agropolitan yang meliputi pusat kawasan agropolitan dataran koridor Kandangan;

pusat kawasan agropolitan dataran koridor Angkinang; pusat kawasan agropolitan koridor

pegunungan termasuk waduk Amandit dan pusat kawasan agropolitan kawasan sungai dan rawa

yang ditandai dengan peningkatan produksi komoditas unggulan; peningkatan perikanan;

perkebunan dan peternakan serta pariwisata untuk memperoleh nilai tambah dengan tetap

berorientasi pada pasar .

Kegiatan pembangunan infrastruktur bidang cipta karya pada pengembangan wilayah

Kabupaten Hulu Sungai Selatan, membawa konsekwensi terhadap kebutuhan infrastruktur penunjang

yang semakin meningkat dalam upaya mewujudkan pengembangan pembangunan Kota dan desa

Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang saling keterkaitan kota dan desa yang mampu melayani proses

transaksi barang dan jasa baik pada lingkup regional Kabupaten Hulu Sungai Selatan maupun

interegional dengan daerah-daerah lainnya yang berdekatan.

2.3 Demografi Dan Urbanisasi

(6)
(7)

II - 7 Pada tabel II.4 tahun 2016 Kecamatan Daha barat yang merupakan nilai indeks tertinggi untuk tingkat pertumbuhan penduduknya yaitu dengan nilai 1,49%. Selain itu terdapat pula nilai kepadatan penduduk tertinggi pada tahun 2016 yaitu Kecamatan Kandangan dengan nilai 4,64 orang/Ha.

Tabel II. 4 Tingkat Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan, Proyeksi 5 Tahun

2.3.2 Jumlah Penduduk Miskin

Persoalan kemiskinan, pada tabel berikut menunjukkan bahwa jumlah penduduk termiskin

terbanyak ada di Kecamatan Daha Selatan yaitu sebesar 3.752 KK sementara yang paling sedikit

terdapat di Kecamatan Daha Barat sebesar 513 KK, jika diproyeksikan terhadap jumlah penduduk

keseluruhan Kabupaten Hulu Sungai Selatan maka masih terdapat 6,08 % penduduk miskin yang harus

(8)

II - 8 Tabel II. 5 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan

Nama Kecamatan Nama desa/ Kelurahan Jumlah Keluarga Miskin (KK)

Padang Batung 1.027

Batu bini 117 Batu laki 57 Durian rabung 22 Jalatang 39 Jambu hulu 69 Jembatan merah 32 Kaliring 64 Telaga Langsat 864

(9)

II - 9

Nama Kecamatan Nama desa/ Kelurahan Jumlah Keluarga Miskin (KK)

Mandala 105 Pakuan timur 98 Pandulangan 62 Talaga langsat 79 Angkinang 1.290

Angkinang 126 Angkinang selatan 37 Bakarung 155 Bamban 110 Bamban selatan 74 Bamban utara 106 Kayu abang 174 Taniran kubah 147 Taniran selatan 104 Tawia 125 Telaga silisili 132 Kandangan 2.318

Amawang kanan 129 Amawang kiri 219 Gambar dalam barat 108 Gambah luar 47 Gambah luar muka 62 Jambu hilir 184 Kandangan barat 193 Kandangan kota 239 Kandngan utara 45 Lungau 206 Kandangan Sungai kupang 283 Sungai paring 88 Tibung raya 37 Sungai Raya 1.096

Asam 78

Baru 53

(10)

II - 10

Nama Kecamatan Nama desa/ Kelurahan Jumlah Keluarga Miskin (KK)

Batang kulur kanan 25 Bumi barkat 46 Sungai raya selatan 72 Sungai raya utara 81 Tamiyang 88 Tanah bangkang 106 Telaga bidadari 125

Simpur 1.198

Amparaya 102 Garunggang 69 Kapuh 128 Panjampang bahagia 103 Pantai ulin 180 Daha Selatan 3.752

(11)

II - 11

Nama Kecamatan Nama desa/ Kelurahan Jumlah Keluarga Miskin (KK)

Bayanan 178 Habirau 170 Habirau tengah 115 Muning baru 117 Munig dalam 32 Muning tengah 146 Pandan sari 140 Pariki 178 Pihanin raya 277 Samuda 400 Sungai pinang 149 Tambangan 479 Tumbukan banyu 204 Daha Barat 513

Badaun 39 Bajayau 65 Bajayau lama 77 Bajayau tengah 80

Baru 91

Siang gantung 74 Tanjung selor 87 Daha Utara 1842

(12)

II - 12

Nama Kecamatan Nama desa/ Kelurahan Jumlah Keluarga Miskin (KK)

Taluk labak 92

Total 15.366

Sumber : Dinas Sosial dan Transmigrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan

2.4 Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten/ Kota.

Beberapa isu strategis terkait sosial ekonomi dan lingkungan sebagai berikut:

2.4.1 Data perkembangan PDRB dan potensi ekonomi

Struktur ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Selatan ditunjukan dengan PDRB Atas Dasar Harga

Berlaku (ADHB) 2015 masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Sektor ini

mempengaruhi sekitar 27,22% (Tabel II.6).

(13)

II - 13 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun 2015 sebesar 6,06% (Tabel II.7)

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya 5,79%, sementara laju pertumbuhan ekonomi

Provinsi kalimantan Selatan tumbuh ditahun 2015 sebesar 3,84%.

Tabel II. 7 Laju PDRB atas Dasar Hrg Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha di Kab.HSS (%)

2012-2015 –BPS 2016

Jika dicermati lebih jauh lagi, kondisi ekonomi makro tersebut diatas didorong pengembangan

sumber daya alam seperti sektor pertanian, kehutanan dan perikanan banyak menyerap tenaga kerja

(14)

II - 14 Selatan serta tingkat investasi yang masuk ke wilayah Kabupaten Hulu sungai Selatan terutama akses

Prasarana dan sarana bidang Cipta Karya penunjang dalam mengembangkan ekonomi Kabupaten

Hulu sungai Selatan. Disamping itu juga sumber daya alam tersebut akan dapat dioptimalkan

dimanfaatannya bilamana sumberdaya manusia di Kabupaten Hulu sungai Selatan mampu

memanfaatkan dan mengelolanya demi peningkatan taraf perekonomian maupun tingkat kesejahteraan

masyarakat.

2.4.2 Data pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk miskin

Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan

dibawah garis kemiskinan yakni nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan

dengan 2.100 kkalori perkapita per hari.

Tabel II. 8 Garis Kemiskinan dan Penduduk Miskin di Kab.Hulu Sungai Selatan 2010-2015, BPS

(15)

II - 15 Grafik II. 2 Persentase Penduduk Miskin Di Kab.Hulu Sungai Selatan 2010-2014, BPS 2016

Garis kemiskinan Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun 2014 menyentuh angka

Rp.351.691 dengan persentase penduduk miskin sebesar 6,77%.

2.4.3 Data kondisi lingkungan strategis

A. Kondisi Topografi

Lebih dari separuh wilayah Kabupaten Hulu Sungai berada di kelas ketinggian 0 – 7 meter dan di

kemiringan 0 – 2 persen.Menurut kelas ketinggian dari permukaan laut 58,3 persen wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan berada pada ketinggian 0-7 meter dan hanya 0,9 persen berada pada ketinggian di

atas 1.000 meter.

Berdasarkan kemiringannya 70,95 persen wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan berada pada

kelas kemiringan 0 – 2 persen. Sedangkan 6,99 persen wilayah berada pada kemiringan lebih dari 40

persen.(Hulu Sungai Selatan dalam angka 2013). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel :

Tabel II. 9 Luas Daerah Menurut Ketinggian dari Permukaan Laut,2015

No Kelas Ketinggian Luas (Ha) Persentase (%)

1. 0 – 7 m 105.198 58,3

(16)

II - 16

No Kelas Ketinggian Luas (Ha) Persentase (%)

3. 25 – 100 m 16.590 9,2

Daerah dengan ketinggian di atas 25 meter dimulai dari wilayah Kecamatan Padang Batung, Telaga

Langsat, Angkinang, dan Sungai Raya mengarah kesebelah timur. Wilayah yang paling luas adalah

wilayah dengan klasifikasi ketinggian antara 0 sampai 7 meter, dengan persentase mencapai 58,3 %.

Sedangkan wilayah ketinggian yang paling sempit adalah wilayah dengan klasifikasi ketinggian di atas

1000 meter dengan persentase 0,9% yang hanya terdapat di Kecamatan Loksado.

Sesuai dengan konfigurasi medannya, maka wilayah sebelah barat didominasi oleh daerah genangan

(rawa) atau persawahan. Daerah ini meliputi Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara, Daha Barat, dan

sedikit wilayah Kecamatan Kalumpang dan Angkinang. Sedangkan wilayah sebelah timur terutama

Kecamatan Loksado umumnya berupa hutan yang ditumbuhi berbagai jenis tanaman keras (tahunan).

Tabel II. 10 Luas Daerah Menurut Klas Kemiringan,2015

No Kelas Kemiringan Luas (Ha) Persentase (%)

1. 0 – 2 % 128.057 70,95

2. 2- 15 % 20.737 11,49

3. 15 – 40 % 19.090 10,58

4. > 40 % 12.610 6,99

Jumlah 180.494 100

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015

B. Kondisi Geologi

Daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi empat satuan geomorfologi, yaitu Satuan Geomorfologi

Pendaratan, Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Landai, Satuan Perbukitan Berelief Sedang dan

Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Terjal.

• Satuan Geomorfologi Pendaratan ( kemiringan lereng < 3º ), yaitu terletak pada elevasi antara 0 – 50 m d.m.l dengan luas sekitar 65%, utamanya disusun oleh batuan alluvial, endapan rawa dan sebagian

endapan sungai. Daerah ini meliputi Kecamatan-kecmatan Daha Utara, Daha Selatan, Kalumpang,

(17)

II - 17 • Satuan Geomorfologi Perbukitan Berilief Landai ( kemiringan lereng 3º - 17º), umumnya mencapai

elevasi 50 – 100 m, tersebar di sebagian daerah Kecamatan Kandangan, Padang Batung, Telaga

Langsat dan Sungai Raya.

• Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Sedang ( kemiringan lereng 17º - 36º ), menempati

daerah dengan elevasi 100 – 300 m, tersebar di daerah Kecamatan Telaga Langsat, Padang Batung

dan Loksado.

• Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Terjal ( kemiringan lereng > 36º), menempati daerah dengan

elevasi > 300 m, tersebar di daerah Kecamatan Loksado.

Secara regional, daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan merupakan bagian dari Cekungan Barito

yang terbentuk pada Kala Eosen-Oligosen, pada kala itu terjadi penurunan daratan yang mengakibatkan

genangan air laut (Transgresi). Satuan batuan yang terdapat di daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan

(Heryanto, R dan Sanyoto, P, 1994), dikelompokan dalam Formasi batuan dari yang paling tua ke muda

adalah sebagai Berikut : Batuan tertua adalah Batuan Granit yang merupakan gabungan granodiorit dan

diorite berumur Kapur Awal. Batuan Gunung api Haruyan merupakan breksi gunungapi dan lava basal,

berumur Kapur Akhir. Batuan granit dari Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai

Tengah sampai ke Tabalong.

Morfologi Kabupaten Hulu Sungai Selatan sekitar 65% merupakan daerah dataran, hal ini sangat

riskan akan terjadi bencana banjir disebabkan daerah hulu dari Sungai Amandit yaitu daerah Loksado

merupakan hutan yang kian lama akan semakin gundul karena banyak penebangan kayu yang kurang

terkontrol.

Mengingat daerah Kecamatan Loksado dan sebagian wilayah Kecamatan Padang Batung merupakan

daerah dengan Satuan Geomorfologi Perbukitan Berelief Sedang hingga Terjal yaitu dengan kemiringan

lereng mencapai > 36º, maka sering terjadi bencana tanah longsor yang sangat berbahaya terutama dekat

dengan pemukiman dan jalan penghubung antar desa. Disarankan agar perluasan pemukiman tidak

menempati daerah berlereng terjal serta pembukaan lahan pertanian/perkebunan harus memperlihatkan

(18)
(19)

II - 19 C. Kondisi Klimatogi

C.1 Kelembaban Udara

Sepanjang tahun 2012 kelembaban udara terendah terjadi pada bulan September (48 %) dan

tertinggi pada bulan Agustus (98 %). Rata-rata kelembaban udara berkisar antara 74,8 persen sampai

dengan 89,3 persen. Kelembaban Udara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dilihat pada Tabel 2.8.

Tabel II. 11 Kelembaban Udara Setiap Bulan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

No Bulan

Kelembaban Udara (%)

Minimum Maksimum Rata-rata

1 Januari 60 93,3 83,3

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015

C.2 Suhu Udara

Sepanjang tahun 2012 suhu udara terendah terjadi pada bulan maret (33,2 0C) dan tertinggi pada

bulan Mei (19,1 0C) rata-rata suhu udara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan berkisar antara 27°C – 28,7°C. Keadaan Suhu Udara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.9

Tabel II. 12 Keadaan Suhu Udara Setiap Bulan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

No Bulan

Suhu (0C)

Maksimun Minimun Rata-rata

1 Januari 33,9 16,9 28,7

2 Februari 34 18 28,4

3 Maret 33,2 18,4 28,1

(20)

II - 20

No Bulan

Suhu (0C)

Maksimun Minimun Rata-rata

5 Mei 34,2 19,1 27,3

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015

2.4.4 Data Risiko Bencana Alam

Bencana Longsor Bencana Banjir

a. Kec. Loksado di Desa Hulu Banyu a. Kec. Kandangan

b. Kec. Padang Batung di desa Batu Laki 1 . Desa Jambu Hilir

c. Kec. Telaga Langsat di Desa Hamak dan

2. Desa Karang Paci

3. Desa Balanti

4. Desa Balimau

c. Kec. Angkinang

1. Desa Telaga Sili-sili

2. Desa Sungai Hanyar

3. Desa Angkinang

4. Desa Angkinang selatan

5. Desa Bakarung

(21)

II - 21

Bencana Longsor Bencana Banjir

1. Desa Sungai Raya Selatan

2. Desa Tanah Bangkang

3. Desa Ida Manggala

e. Kec. Padang Batung :

6. Desa Karang Jawa Muka

f. Kec. Telaga Langsat :

1. Desa Mandala

2. Desa Lok Binuang

3. Desa Pakuan Timur

4. Desa Gumbil

g. Kec. Daha Selatan

h. Kec. Daha Utara

i. Kec. Daha Barat

Sumber : RPJMD 2014-2018,Bab.2 Kab.HSS, 2013

2.4.5 Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang cipta karya

1. Kawasan Strategis ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan pada Kab.Hulu Sungai Selatan (dok.RPIJMD

Provinsi Kalimantan Selatan 2016-2021) :

a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi terdapat di Rawa Batang Banyu meliputi:

1. Kecamatan Daha Selatan;

2. Kecamatan Daha Utara; dan Kalumpang

b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan terdapat di kawasan tertentu

Pegunungan Meratus.

2. Kawasan strategis Kabupaten (KSK) Hulu sungai Selatan (berdasar Perda RTRW Kab.Hulu Sungai

Tahun 2013-2031 No.03 Tahun 2014 ), sebagai berikut :

(22)

II - 22 Kawasan Strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai

Selatan adalah :

1. Kawasan Ekonomi Sungai Terpadu (Perdagangan, Industri dan Jasa) yang berada di Kawasan

Negara meliputi:

a. Pengembangan Transportasi Sungai

i. Mengembangkan Bus Air Antar Kabupaten di kawasan rawa

ii. Meningkatkan Pengerukan Alur Sungai Negara (terutama arah sungai Batang Alai)

b. Pengembangan Pusat Niaga Kawasan Sungai dan Rawa

i. Meningkatkan Pembangunan Pertokoan di Pusat Ekonomi Aliran Sungai

ii. Mengembangkan Pasar Kawasan Sungai

c. Pengembangan Pusat Industri Alat-Alat Pertanian dan KerajinanRumah Tangga :

i. Mengembangkan Pusat Pengecoran Logam (Bijih Besi, Kuningan, Aluminium)

ii. Mengembangkan Pusat Rekayasa dan Produksi Alat-Alat Pertanian dan Kerajinan

Logam Lainnya

iii. Mengembangkan Industri Pembakaran Tanah/Keramik (terutama Anglo/Kompor Briket

Batu Bara)

d. Pengembangan Pusat Pelayanan Jasa Lainnya :

i. Membangun RSUD di Kawasan Daha

ii. Mengembangkan Usaha Perbengkelan dan Dok Kapal Sungai

2. Kota Transit Terpadu dan Kandangan Baru di koridor Jl. HM. Yusi---Jl. Al.Falah---Bundaran

Hamalau;

3. Kawasan Strategis Pariwisata Terpadu di Kecamatan Loksado, yang merupakan kawasan

strategis dari sudut kepentingan ekonomi.

4. Pusat Kawasan Agropilitan ditetapkan sebanyak 4 (empat) Pusat Kawasan yakni :

a. Pusat Agropolitan Kawsan Dataran Koridor Kandangan meliputi sebahagian Kecamatan

Kandangan sebelah Barat dan Timur, Kecamatan Sungai Raya dan Kecamatan Padang

Batung sebelah Barat, Kecamatan Simpur dengan unit agropolitan:

 Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Sungai Kupang;

 Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Kapuh;

 Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Sungai Raya.

b. Pusat Agropolitan Kawasan Dataran Koridor Angkinang meliputi sebahagian Kecamatan

Kandangan sebelah timur dan utara, Kecamatan Angkinang, Kecamatan Telaga Langsat

(23)

II - 23

 Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Taniran;

 Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Telaga Langsat;

 Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Bamban.

c. Pusat Agropolitan Kawasan Pegunungan Koridor Lumpangi meliputi Kecamatan Loksado,

sebahagian Kecamatan Padang Batung sebelah timur dan selatan dan Kecamatan Telaga

Langsat sebelah selatan dengan unit agropolitan:

 Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Loksado;

 Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Padang Batung.

d. Pusat Agropolitan Kasawan Rawa (Ekonomi Sungai) Koridor Pasar Negara meliputi

Kecamatan Daha Selatan, Daha Utara, Daha Barat, sebahagian Kalumpang dan

sebahagian Kecamatan Kandangan sebelah utara

 Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Hamayung;

 Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Kalumpang;

 Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Bajayau;

 Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Muning;

 Unit kawasan Pengembangan Agropolitan Penggandingan

2.B Kawasan Strategis Untuk Kepentingan Sosial – Budaya

Kawasan Strategis sosial budaya yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah :

1. Kawasan Pariwisata Alam di Kecamatan Loksado;

2. Kawasan Pariwisata Kerbau Rawa Kecamatan Daha Utara dan Kecamatan Daha Barat.

3. industri propeler berada di Desa Penggadingan dan Desa Pekapuran Kecil Kecamatan

Daha Utara;

4. Industri Dodol Kandangan meliputi Kecamatan Simpur, Kecamatan Sungai Raya, dan

Kecamatan Kandangan.

2.C Kawasan Strategis Penyelamatan Lingkungan Hidup

Kawasan Strategis penyelamatan lingkungan hidup yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai

Selatan terdiri dari kawasan strategis penyelamatan kawasan strategis lingkungan hidup

kabupaten, adapun sebagai berikut :

1. Kawasan Rawan Banjir

2. Hutan lindung di Kecamatan Loksado; dan

(24)

II - 24

3. Tingkat kesenjangan (gap) capaian penyedian akses air minum Kabupaten Hulu Sungai Selatan

tahun 2016 baru mencapai sebesar 66,14% , capaian penanganan pengurangan luas kumuh

perkotaan Kabupaten Hulu Sungai Selatan 2016 tersisa sebesar 1,50% dan penanganan sanitasi

(Akses Air Limbah SNI) di Kabupaten Hulu Sungai Selatan 2016 baru mencapai sebesar 5,20%.

Jika disandingkan terhadap rencana Aksi Daerah (RAD) target universal akses 100-0-100

RPJMN 2015-2019 terjadi gap capaian cukup besar sehingga perlu kolaborasi perencanaan pusat,

Pemerintah Daerah dan swasta dalam perencanaan program dan pelaksanaan dalam bentuk

dukungan sistim pembinaan pengembangan dan dukungan pembangunan berbasis pemberdayaan

serta dukungan pembangunan akses prasarana dan saran berdampak peningkatan pencapaian

pelayanan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sebagai berikut :

Tabel II. 13 Sandingan Capaian Penyedian Akses Air Minum Kab.Hulu sungai Selatan :

No Rencana Target Tahun 2 RAD KAB.HSS Thd universal Akses

(dok.RAD Prov.Kalsel 2015-2019- Kab.HSS,2016)

65,25 71,24 76,8 83 89,53 3 Exiting Capaian KAB.HSS (Data

satgas Kab.Hulu Sungai Selatan,2016)

63,96 66,14 - - -

Sumber : Tayangan kunjungan Monev Randal PIP Prov.Kalsel – Kab.HSS,2016

Tabel II. 14 Sandingan Capaian pengurangan kumuh perkotaan Kab.Hulu sungai Selatan

No Rencana Target Tahun 2 RAD KAB.HSS Thd universal Akses

(dok.RAD Prov.Kalsel 2015-2019- Kab.HSS,2016)

0,80 0,60 0,60 0,50 0,50 3 Exiting Capaian KAB.HSS (Data

satgas Kab.Hulu Sungai Selatan,2016)

1,80 1,50 - - -

(25)

II - 25 Tabel II. 15 Sandingan Capaian Penanganan Akses Air Limbah Kab.Hulu sungai Selatan

No Rencana Target Tahun 2 RAD KAB.HSS Thd universal Akses

(dok.RAD Prov.Kalsel 2015-2019- Kab.HSS,2016)

61,29 61,29 61,50 62,00 62,50 3 Exiting Capaian KAB.HSS (Data

satgas Kab.Hulu Sungai Selatan,2016)

2,93 5,2 - - -

Sumber : Tayangan kunjungan Monev Randal PIP Prov.Kalsel – Kab.HSS,2016

Tabel II. 16 Sandingan Capaian Penanganan Angkutan Sampah Kab.Hulu sungai Selatan

No Rencana Target Tahun 2 RAD KAB.HSS Thd universal Akses

(dok.RAD Prov.Kalsel 2015-2019- Kab.HSS,2016)

50 62 75 87 100 3 Exiting Capaian KAB.HSS (Data

satgas Kab.Hulu Sungai Selatan,2016)

89,74 93,14 - - -

Sumber : Tayangan kunjungan Monev Randal PIP Prov.Kalsel – Kab.HSS,2016

4. Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun antara lain ;

- Terjadinya Idle capacity sehingga perlu meningkatkan sambungan rumah (SR) dalam rangka

mengurangi idle capasity pelayanan air minum maupun mengurangi idle capasity akses

penanganan air limbah.

- Memperkuat sistim kelembagaan pelayanan infrastruktur terbangun dan;

- Membantu proses serah terima hibah aset Barang Milik Negara (BMN) infrastruktur APBN yang

terbangun di Kabupaten dengan diserah terima ke Pemerintah Daerah Kabupaten menjadi aset

barang Pemda Kabupaten sehingga dapat dimanfaatkan Pemerintah Daerah dan dapat dilakukan

pemeliharaan dengan menyediakan dana operational maintance (OM).

5. Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan

permukiman.

6. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat

organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan

(26)

II - 26 Daftar isi

Contents

2.1 Gambaran Administratif dan Luas Wilayah ... 1

2.1.1 Batas Administrasi Wilayah ... 1

2.1.2 Luas Wilayah Kab.Hulu Sungai Selatan ... 3

2.2 Potensi Wilyah Kabupaten Hulu sungai Selatan ... 4

2.3 Demografi Dan Urbanisasi ... 5

2.3.1 Jumlah Penduduk dan KK serta Proyeksi Pertumbuhan Penduduk 5 tahun kedepan ... 5

2.3.2 Jumlah Penduduk Miskin ... 7

2.4 Isu Strategis Sosial Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan RPJMD dan RTRW Kabupaten/ Kota. ... 12

2.4.1 Data perkembangan PDRB dan potensi ekonomi ... 12

2.4.2 Data pendapatan per Kapita dan Proporsi Penduduk miskin ... 14

2.4.3 Data kondisi lingkungan strategis ... 15

2.4.4 Data Risiko Bencana Alam ... 20

(27)

II - 27 Daftar Tabel

TABEL II.1LUAS DAERAH MENURUT KECAMATAN KAB.HULU SUNGAI SELATAN ... 3

TABEL II.2LOKASI DAYA TARIK WISATA KAB.HULU SUNGAI SELATAN ... 4

TABEL II.3JUMLAH PENDUDUK PERKOTAAN DAN PERDESAAN MENURUT KECAMATAN DAN PROYEKSI 5 TAHUN KEDEPAN ... 6

TABEL II.4TINGKAT PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KEPADATAN,PROYEKSI 5TAHUN ... 7

TABEL II.5JUMLAH PENDUDUK MISKIN PER KECAMATAN ... 8

TABEL II.6DISTRIBUSI PERSENTASE PDRBATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA DI KAB.HSS(PERSEN)2012-2015-BPS2016 ... 12

TABEL II.7 LAJU PDRB ATAS DASAR HRG KONSTAN 2010MENURUT LAPANGAN USAHA DI KAB.HSS(%) 2012-2015–BPS2016 ... 13

TABEL II.8GARIS KEMISKINAN DAN PENDUDUK MISKIN DI KAB.HULU SUNGAI SELATAN 2010-2015,BPS2016 ... 14

TABEL II.9LUAS DAERAH MENURUT KETINGGIAN DARI PERMUKAAN LAUT,2015 ... 15

TABEL II.10LUAS DAERAH MENURUT KLAS KEMIRINGAN,2015 ... 16

TABEL II.12KELEMBABAN UDARA SETIAP BULAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2015 ... 19

TABEL II.13KEADAAN SUHU UDARA SETIAP BULAN DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2015 ... 19

TABEL II.14SANDINGAN CAPAIAN PENYEDIAN AKSES AIR MINUM KAB.HULU SUNGAI SELATAN : ... 24

TABEL II.15SANDINGAN CAPAIAN PENGURANGAN KUMUH PERKOTAAN KAB.HULU SUNGAI SELATAN ... 24

TABEL II.16SANDINGAN CAPAIAN PENANGANAN AKSES AIR LIMBAH KAB.HULU SUNGAI SELATAN... 25

TABEL II.17SANDINGAN CAPAIAN PENANGANAN ANGKUTAN SAMPAH KAB.HULU SUNGAI SELATAN ... 25

Daftar Peta PETA II. 1BATAS ADMINISTRASI KAB.HULU SUNGAI SELATAN ... 2

PETA II. 2GEOLOGI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN ... 18

Daftar Grafik GRAFIK II.1PROSENTASI LUAS WILAYAH KECAMATAN ... 3

Gambar

Grafik II. 1 Prosentasi luas Wilayah Kecamatan
Tabel  II. 2 Lokasi Daya Tarik Wisata Kab.Hulu Sungai Selatan
Tabel  II. 3 Jumlah Penduduk Perkotaan dan Perdesaan Menurut Kecamatan dan  Proyeksi 5 tahun kedepan
Tabel  II. 5 Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal besar yang juga ingin saya lakukan untuk Indonesia di masa depan yang lebih baik adalah mendirikan lembaga pembelajaran yang dapat mengakses wilayah pedalaman Indonesia..

– Sequence diagram emphasize time ordering – Communication diagrams make object

Produk kebijakan yang meliputi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) dan Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) yang menjadi sebagian dari landasan

Dari beberapa meto- de tersebut, metode pemeriksaan kebuntingan melalui palpa- si rektal merupakan met ode yang umum dan praktis digunakan disamping metode pengukuran

Pengaturan arah putaran motor AC tiga fasa dapat dilakukan seperti yang telah dibahas pada subbab 2.3.1, sedangkan untuk pengaturan kecepatannya dilakukan dengan

Pengertian riba secara bahasa adalah tambahan, tumbuh, naik, bengkak, meningkat dan menjadi besar dan tinggi. Kata riba juga digunakan dalam pengertian bukit yang

Pada waktu tanam kedelai bersama-sarna jagung indeks panen- nya tertinggi dan kemudian menurun berturut-turut pada indeks panen kedelai yang ditanam 10 hari dan

Kekuatan maksimal otot terjadi pada saat usia antara 20 - 29 tahun, dan pada usia mencapai 60 tahun rata-rata kekuatan otot akan menurun sampai 20% dari faktor lain karena