• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TAKARAN PUPUK NPK DAN JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH TAKARAN PUPUK NPK DAN JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TAKARAN PUPUK NPK DAN JENIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

(Lycopersicon esculentum Mill.) KULTIVAR TYMOTI

Desi Rahmawati 1)

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Desirahma28@yahoo.co.id

Suhartono 2)

Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

Yanto Yulianto 3)

Fakultas Pertanian Universitas SIliwangi

ABSTRACT

The aim of this experiment was to determine the appropriate dosage of NPK fertilizer and kind of manure on growth and yield of tomato. This experiment was conducted in Malaganti of Sukahardja, Sariwangi, Tasikmalaya, from Juni until September 2013, at the altitude 822 m above the sea level, on Latosol, with the pH 5,5 and rainfall type C ( moderetely wet ) according to Schmidt and Ferguson in Hanafi (1990).

The design used was factorial radomized block design (RBD), replicated four times. The first factor was dosage of NPK fertilizer consisted of three levels: 200 kg ha-1 (n1), 400 kg

ha-1 (n2), and 600 kg ha-1 (n3). The second factor was kind of manure : chicken manure (k1)

and goat manure (k2).

The result of experiment showed that there was interaction between dosage of NPK fertilizer and kind of manure on the fresh weight per plant and fresh weight per plot, however there was no interaction to plant highest, number of leaves gross weight per plant, gross weight per plot, and diameter of flower.

The dosage of NPK fertilizer 600 kg ha-1 gave the best effect on the fresh weight per plot is 39,06 kg per plot and conversion is 37,20 t ha-1. Goat manure , is gave the best effect on the fresh weight per plot is 35,11 kg per plot and conversión is 33,44 t ha-1.

(2)

ABSTRAK

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan dosis pemupukan NPK dan jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill) kultivar tymoti. percobaan ini dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan september 2013, di Kampung Malaganti Desa Sukaharja Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya, dengan ketinggian tempat 822 m di atas permukaan laut , pada jenis tanah Latosol dan curah hujan tipe C (agak basah) menurut Schmidt dan Ferguson (1951) dalam Hanafi (1990)

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang berpola faktorial dengan empat ulangan. Faktor yang pertama adalah dosis pemupukan NPK terdiri dari tiga taraf, yaitu: 200 kg ha-1 (n1), 400 kg ha-1 (n2), dan 600 kg ha-1 (n3).

Faktor kedua adalah jenis pupuk kandang terdiri dari dua taraf, yaitu: pupuk kandang ayam (k1) dan pupuk kandang kambing (k2).

Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara dosis pupuk NPK dan jenis pupuk kandang terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot buah per tanaman, dan bobot buah per petak. Interaksi hanya terjadi pada jumlah buah per tanaman.

Dosis pupuk NPK 600 kg ha-1 menunjukan hasil yang lebih baik terhadap bobot bersih per petak sebesar 39, 06 kg per petak dan konversi 37,20 t ha-1 dan jenis pupuk kandang kambing menunjukan hasil yang lebih baik terhadap bobot buah per petak sebesar 35,11 kg per petak dan konversi 33,44 t ha-1.

Kata kunci : tomat, dosis pupuk NPK, jenis pupuk kandang.

PENDAHULUAN

Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas yang multi guna. Tidak hanya berfungsi sebagai sayuran dan buah saja, tomat juga sering dijadikan pelengkap bumbu masak, minuman segar, sumber vitamin, mineral, dan bahan pewarna alami. Bahkan tomat dapat juga digunakan sebagai bahan dasar kosmetik dan obat-obatan, oleh karena itu, tidak mengherankan jika permintaan masyarakat terhadap tomat terus meningkat. Hal ini menjadi peluang bagi para petani untuk mengembangkan serta meningkatkan produksi tomat (Etti Purwati dan Khairunisa, 2009 ).

Sri Setyati Haryadi (1993), menyatakan bahwa untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam budidaya ada lima tindakan yang harus dilaksanakan, meliputi jarak tanam yang teratur, pengairan yang baik, pengendalian hama dan penyakit tanaman, penggunaan pupuk yang tepat, serta penggunaan bibit unggul. Teknik pemupukan yang baik dan tepat merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tomat.

(3)

Pupuk terdapat dalam berbagai klasifikasi yaitu, berdasarkan terjadinya pupuk yaitu, pupuk buatan dan pupuk alam. Berdasarkan zat-zat makanan yang dikandungnya, pupuk yang mengandung zat N, pupuk yang mengandung zat P, pupuk yang mengandung zat K, pupuk yang mengandung kapur dan magnesium, dan pupuk gabungan. Berdasarkan susunan kimiawi dan perubahan-perubahannya di dalam tanah, pupuk dibagi atas pupuk anorganik dan pupuk organik (Saifuddin Sarief, 1986).

Pupuk anorganik merupakan jenis pupuk kimiawi yang dibuat melalui proses kimia di dalam pabrik. Pupuk anorganik terdiri atas pupuk nitrogen (N), pupuk fosfat ( P), dan pupuk kalium (K), yang selanjutnya dikenal dengan pupuk NPK (Bambang Cahyono, 2008).

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran ternak, seperti kotoran domba, ayam, sapi, itik, burung dan kuda. Pupuk kandang ini secara kimiawi telah mengalami proses penguraian atau pelapukan bersama-sama dengan sisa-sisa tanaman ataupun sisa-sisa makanan yang telah digunakan untuk alas kandang (Bambang Cahyono, 2008).

Tanaman tomat membutuhkan nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) dalam jumlah yang relatif banyak, oleh karena itu ketiga unsur hara tersebut harus dalam keadaan tersedia bagi tanaman sesuai kebutuhan tanaman. Bila ketiga unsur hara ini tidak tersedia atau tersedia terlalu lambat, atau berada tidak dalam keseimbangan, maka perkembangan tanaman akan terhambat (Sarwono, 1995).

Usahatani tanaman tomat di berbagai sentra produksi di Indonesia telah dilakukan secara intensif dengan menggunakan takaran pupuk anorganik yang tinggi yaitu berkisar antara 600 – 1.000 kg NPK ha-1 dan pupuk kandang dengan takaran berkisar antara 10 – 20 t ha-1 ( Mulyati, Tejowulan dan Octarina, 2007).

METODE PENELITIAN

Percobaan dilaksanakan di kampung Malaganti, Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013. Ketinggian tempat 822 meter di atas permukaan laut. Jenis tanah yang digunakan adalah tanah Latosol dengan pH 5,5.

(4)

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah benih tomat, pupuk kandang ayam 20 t ha-1, pupuk kandang kambing 20 t ha-1, pupuk NPK (16-16-16), Fungisida dengan bahan aktif Mankozeb dan Difenokonazol, Insektisida dan mulsa hitam perak. Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, kored, plastik penutup persemaian, meteran, timbangan, label perlakuan, ajir, tali raffia, penggaris/meteran, dan alat tulis.

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial, dengan dua faktor yaitu, faktor pertama ialah takaran pupuk NPK yang terdiri atas tiga taraf, yaitu: n1 : Takaran Pupuk NPK 200 kg ha-1, n2 : Takaran Pupuk NPK 400 kg ha-1,

dan n3: Takaran Pupuk NPK 600 kg ha-1. Dan faktor kedua ialah jenis pupuk kandang

terdiri atas dua taraf yaitu: k1 : Pupuk Kandang Ayam dan k2 : Pupuk Kandang Kambing.

Sebelum tanaman tomat ditanam di lapangan diperlukan penyemaian terlebih dahulu. tempat persemaian dilakukan pada kokeran kecil yang berukuran 6 cm x 8 cm, Kokeran diisi dengan media tanam yang sudah dicampur, campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1, pengisian tidak terlalu padat dan tidak terlalu longgar dan media semai dalam keadaan kering angin. Selanjutnya kokeran yang telah diisi dengan media tanam disusun pada tempat yang telah dipersiapkan dengan tegak dan rapih. Kemudian benih ditanam pada kokeran yang telah dipersiapkan, penanaman benih tidak terlalu dalam lalu tutup dengan media tanam dan siram agar benih cepat berkecambah. Penyiraman dilakukan selama 1 – 2 hari sekali. Benih di persemaian selama 2 minggu, Tanaman ditanam di petakan dengan luas 2,1 m x 4 m, dengan jarak tanam 80 cm x 40 cm.

Pemupukan dilakukan sesuai dengan perlakuan, pada percobaan ini pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang kambing 20 t ha-1, pupuk kandang ayam 20 t ha-1, dan tiga takaran pupuk NPK (200 kg ha-1, 400 kg ha-1, dan 600 kg ha-1 ). Untuk pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk kandang kambing diberikan sekaligus pada saat pembentukan bedengan sebagai pupuk dasar sesuai perlakuan, sedangkan untuk pupuk NPK karena sistem penanaman menggunakan mulsa maka diberikan sekaligus sesuai perlakuan 7 hari setelah tanam, dengan cara ditabur di pinggir tanaman dengan jarak dari lubang tanam ± 5 cm.

Pengamatan yang dilakukan meliputi 2 hal, yaitu pengamatan penunjang dan pengamatan utama. Pengamatan penunjang meliputi analisis tanah, curah hujan,

(5)

penyerangan hama dan penyakit, dan jenis gulma yang tumbuh. Sedangkan pengamatan utama yaitu meliputi tinggi tanaman (cm) tinggi tanaman adalah rata-rata tinggi tanaman yang diukur dari pangkal tanaman yang berada di atas permukaan tanah hingga ujung tanaman, yang diukur pada 3 minggu, 5 minggu, dan 7 minggu setelah tanam, jumlah daun (helai) jumlah daun yaitu jumlah daun dari semua sampel tanaman di bagi jumlah tanaman sampel, yang dihitung pada 3 minggu, 5 minggu, dan 7 minggu setelah tanam, jumlah buah per tanaman (butir) jumlah buah per tanaman dihitung dari total jumlah buah tomat yang dipanen dari seluruh tanaman sampel dibagi banyaknya tanaman sampel tersebut, dihitung pada saat panen sampai panen terakhir, bobot buah per tanaman (kg) bobot per tanaman dihitung dengan menimbang bobot seluruh buah tanaman sampel dibagi banyaknya tanaman sampel, dihitung pada saat panen sampai panen terakhir, bobot buah per petak dan konversi per hektar hasil buah per petak dihitung dengan menimbang berat keseluruhan buah tomat yang dihasilkan dari seluruh tanaman dalam setiap petak, dihitung pada saat panen dan dikonversikan dalam hektar. Data dianalisis menggunakan sidik ragam dan apabila uji F berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara takaran pupuk NPK dan jenis pupuk kandang terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot buah per tanaman, bobot buah per petak dan bobot buah per hektar. Interaksi hanya terjadi terhadap jumlah buah per tanaman.

Tinggi Tanaman

Pada Tabel 5 terlihat takaran pupuk NPK 200 kg ha-1, NPK 400 kg ha-1 dan 600 kg ha-1 tidak memperlihatkan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 3 dan 5 minggu setelah tanam, hal ini terjadi karena kebutuhan hara tanaman masih terpenuhi dari N-total yang terkandung dalam tanah yang tinggi yaitu 0,82% (Lampiran 8). Unsur hara N diperlukan dalam jumlah banyak oleh tanaman pada fase vegetatif.

Unsur nitrogen bermanfaat untuk pertumbuhan vegetatif, yaitu pembentukan sel-sel baru, seperti cabang, daun, dan untuk menggantikan sel-sel yang rusak. Disamping itu, unsur nitrogen juga bermanfaat untuk pembentukan klorofil dalam fotosintesis

(6)

dan dapat meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara lain, seperti fosfor dan kalium (Bambang Cahyono, 2008).

Tabel 5. Pengaruh takaran pupuk NPK dan jenis pupuk kandang terhadap tinggi tanaman umur 3, 5 dan 7 MST (minggu setelah tanam).

Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada tiap umur pengamatan tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5 persen.

Pada umur 7 minggu setelah tanam perlakuan takaran pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, takaran pupuk NPK 600 kg ha-1 memberikan pertumbuhan tinggi tanaman terbaik, hal ini disebabkan unsur hara yang tersedia di dalam tanah telah dipergunakan oleh tanaman pada saat awal pertumbuhannya, sehingga tanaman memerlukan unsur hara tambahan yaitu dari pupuk yang diberikan ke dalam tanah berupa pupuk majemuk NPK untuk meningkatkan pertumbuhan pada fase generatif. Jenis pupuk anorganik sangat baik untuk diberikan sebagai pupuk susulan karena dapat menambah kekurangan unsur hara N, P, dan K yang hanya terdapat dalam jumlah kecil di dalam tanah ataupun di dalam pupuk organik. Unsur hara N, P, dan K ini merupakan zat yang paling banyak digunakan untuk pertumbuhan oleh tanaman (Bambang Cahyono, 2008).

Pada umur tanaman 3, 5, dan 7 minggu setelah tanam pemberian jenis pupuk kandang memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, dimana pemberian pupuk kandang kambing lebih baik dibanding pemberian pupuk kandang ayam. Hal ini terjadi karena kandungan C-organik tanah yang rendah sedangkan C-organik pupuk kambing yang lebih tinggi dibandingkan organik pupuk kandang ayam yaitu 1,35%, dengan adanya

C-Perlakuan Tinggi Tanaman (cm)

3 MST 5 MST 7 MST

Takaran Pupuk NPK

200 kg ha-1 17,45 A 45,08 A 79,99 A 400 kg ha-1 17,34 A 45,28 A 84,19 B 600 kg ha-1 18,11 A 47,14 A 88,93 C Jenis Pupuk Kandang

Pupuk Ayam 16,21 a 41,22 a 81,00 a

(7)

organik yang cukup dapat berguna untuk menggemburkan tanah, sehingga penyerapan unsur hara dalam tanah oleh tanaman berjalan dengan lancar yang menyebabkan tanaman tumbuh dengan baik.

Jumlah daun

Tabel 6. Pengaruh takaran pupuk NPK dan jenis pupuk jumlah daun tanaman umur 3, 5 dan 7 MST (minggu setelah tanam).

Keterangan: Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada tiap umur pengamatan tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5 persen.

Pada umur 3 minggu setelah tanaman pemberian takaran pupuk NPK tidak berpengaruh nyata, hal ini disebabkan pada umur tersebut penyerapan unsur hara N, P, dan K belum optimum, karena zona perakaran yang belum luas dan pertumbuhan tanaman masih dapat terpenuhi oleh kandungan N-total tanah yang tinggi. Sedangkan untuk jumlah daun 5 dan 7 minggu setelah tanam pemberian takaran pupuk NPK menunjukkan pengaruh nyata. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Subhan, Nurtika, dan Setiawati (2005) yang menyatakan bahwa sejak tanaman tomat berumur 28 hari setelah tanam (sekitar 4 minggu setelah tanam) mulai tampak perbedaan yang nyata terhadap serapan N dan berlanjut sampai umur 56 hari setelah tanam ( sekitar 8 minggu setelah tanam). Hal ini disebabkan zona perakaran telah meluas.

Pada umur 3, 5, dan 7 minggu setelah tanam pemberian jenis pupuk kandang berpengaruh nyata. Hal ini sesuai dengan manfaat pupuk kandang yaitu selain sebagai

Perlakuan Jumlah Daun (helai)

3 MST 5 MST 7 MST

Takaran Pupuk NPK

200 kg ha-1 9,27 A 15,89 A 27,08 A 400 kg ha-1 9,03 A 16,92 AB 30,69 B 600 kg ha-1 9,06 A 17,75 B 34,58 C Jenis Pupuk Kandang

Pupuk Ayam 8,63 a 15,56 a 28,66 a

(8)

sumber unsur hara juga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, sehingga dapat menyerap unsur hara dengan baik yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Untuk jumlah daun terbanyak ditunjukan oleh jenis pupuk kandang kambing.

Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan-bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki stuktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa optimal (Darma Susetya, 2012). Sedangkan untuk kadar hara pupuk kandang kambing itu sendiri mengandung kalium yang relatif lebih tinggi dari pupuk kandang ayam.

Jumlah Buah per Tanaman

Tabel 7. Pengaruh takaran pupuk NPK dan jenis pupuk kandang terhadap jumlah buah pertanaman. Jenis Pupuk Kandang Takaran Pupuk NPK (kg ha-1) 200 400 600 --- butir --- Ayam 43,1 a A 58,15 a B 68,3 a C Kambing 54,9 b A 63,2 b B 68,6 a C

Keterangan : Angka rata-rata yang ditandai huruf kecil pada kolom yang sama dan huruf besar pada baris yang sama, pengamatan tidak berbeda nyata menurut uji jarak Berganda Duncan taraf nyata 5 persen.

Terjadi interaksi antara takaran pupuk NPK dengan jenis pupuk kandang, pada jumlah buah pertanaman. Pengaruh pemberian takaran pupuk NPK dan jenis pupuk kandang terhadap jumlah buah pertanaman dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.

(9)

Pada takaran pupuk NPK 200 kg ha-1 dan 400 kg ha-1 pupuk kandang kambing berbeda dengan pupuk kandang ayam, sedangkan pada takaran pupuk NPK 600 kg ha-1, baik pupuk kandang ayam maupun pupuk kandang kambing tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah buah. Untuk pemberian takaran pupuk NPK 200 kg ha-1, 400 kg ha-1, dan 600 kg ha-1 berpengaruh nyata terhadap jumlah buah, dimana pemberian takaran pupuk NPK yang semakin meningkat pada perlakuan memberikan jumlah buah yang semakin banyak.

Dengan keunggulan pupuk NPK yang selain mengandung unsur hara nitrogen juga mengandung unsur hara fosfor dan kalium yang dibutuhkan tanaman, maka pemberian pupuk majemuk NPK sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Sesuai dengan pendapat Pinus Lingga dan Marsono (2013), yang menyatakan bahwa ketiga unsur yang mutlak harus ada dan dibutuhkan dalam jumlah banyak adalah N, P dan K, dimana unsur hara nitrogen berperan dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna bagi fotosintesis, unsur hara kalium berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur dan untuk unsur hara fosfor dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan biji serta buah.

Bobot Buah per Tanaman (kg)

Tabel 8. Pengaruh takaran pupuk NPK dan jenis pupuk kandang terhadap bobot buah pertanaman.

Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5 persen.

Perlakuan Bobot buah (kg)

Takaran Pupuk NPK

200 kg/ha 1,05 A

400 kg/ha 1,29 A

600 kg /ha 1,50 A

Jenis Pupuk Kandang

Pupuk Ayam 1,19 a

(10)

Baik takaran pupuk NPK ataupun jenis pupuk kandang tidak berpengaruh nyata terhadap bobot buah per tanaman. Hal ini diduga karena tanaman tomat yang ditanam pada setiap perlakuan berasal dari kultivar yang sama yaitu kultivar Tymoti sehingga bobot per buah pada tanaman relatif sama. Sesuai dengan hasil penelitian Haveel Luthfyrakhman dan Anas D.susila (2013), yang menyatakan tidak ada perbedaan diameter dan bobot buah yang dihasilkan oleh berbagai taraf dosis pupuk organik dan anorganik. Hal ini dikarenakan buah kelas A dan kelas B yang dihasilkan jumlahnya tidak terlalu berbeda jauh sehingga analisis statistik menyatakan tidak ada pengaruh nyata yang dihasilkan oleh perlakuan pupuk organik dan pupuk anorganik.

Selain itu, fungsi pupuk itu sendiri yang tidak hanya untuk pertumbuhan dan meningkatkan produksi tanaman tetapi juga sebagai bahan pembenah tanah. Sesuai dengan pendapat Bambang Cahyono (2008), yang menyatakan selain meningkatkan produksi, pemupukan juga berfungsi sebagai konservasi (pelindung) terhadap tanah yaitu, mempertahankan keseimbangan zat-zat hara dalam tanah sehingga tanah tetap subur, memperbaiki sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah, meningkatkan kesuburan tanaman dan meningkatkan daya ikat air sehingga ketersediaan air bagi tanaman dapat tercukupi.

Bobot Buah per Petak (kg) dan Konversi t ha-1

Secara mandiri masing-masing perlakuan menunjukan pengaruh nyata. Untuk takaran pupuk NPK bobot buah per petak tertinggi ditunjukkan oleh takaran pupuk NPK 600 kg ha-1 dengan rata-rata 39,06 kg/petak dan konversi t ha-1 tertinggi yaitu 37,20 t ha-1, hal ini berhubungan dengan pemberian takaran pupuk NPK pada perlakuan yang semakin meningkat yaitu takaran tertinggi 600 kg ha-1 dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif, seperti tinggi tanaman dan jumlah daun yang berdampak pada peningkatan hasil.

Dalam pupuk NPK, selain mengandung unsur N dan K terdapat juga unsur P yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman pada fase generatif yaitu pembentukan bunga dan buah. Menurut Bambang Cahyono (2008), unsur fosfor diperlukan tanaman untuk pembentukan dan kesuburan akar tanaman. Akar tanaman yang subur dapat memperkuat berdirinya tanaman dan dapat meningkatkan penyerapan unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu, unsur fosfor juga diperlukan untuk memperbanyak pertumbuhan

(11)

generatif (bunga dan buah), mempercepat pemasakan buah, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, memperkuat batang dan cabang, dan dapat menghasilkan bibit (biji) yang baik.

Tabel 9. Pengaruh takaran pupuk NPK dan jenis pupuk kandang terhadap bobot buah perpetak dan per hektar.

Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf nyata 5 persen.

Sedangkan untuk jenis pupuk kandang bobot buah per petak tertinggi ditunjukkan oleh pupuk kandang kambing dengan rata-rata 35,11 kg/petak dan konversi t ha-1 tertinggi yaitu 33,44 t ha-1 . Pada saat pertumbuhan vegetatif jenis pupuk kambing menunjukan pengaruh yang lebih baik bila dibandingkan dengan jenis pupuk kandang ayam. Dari hasil panen tomat segar pada percobaan yang menghasilkan bobot tertinggi yaitu, 37,20 t ha-1 pada takaran pupuk NPK dan 33,44 t ha-1 pada jenis pupuk kandang, masih tergolong rendah karena berdasarkan deskripsi varietas potensi hasil tomat hibrida Tymoti adalah sebesar 60-70 t ha-1. Namun masih lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas rata-rata Jawa Barat yaitu 20 t ha-1 (Haveel Luthfyrakhman dan Anas D.susila, 2013).

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

Perlakuan Bobot buah (kg/petak) Bobot buah (t ha-1) Takaran Pupuk NPK

200 kg/ha 27,49 A 26,18

400 kg/ha 33,40 B 31,81

600 kg /ha 39,06 C 37,20

Jenis Pupuk Kandang

Pupuk Ayam 31,52 a 30,02

(12)

1. Tidak terjadi interaksi antara takaran pupuk NPK dan jenis pupuk kandang terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot buah per tanaman, bobot buah per petak dan bobot buah per hektar. Interaksi hanya terjadi terhadap jumlah buah per tanaman.

2. Takaran pupuk NPK memberikan pengaruh dalam meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah per tanaman dan bobot buah per petak, dimana perlakuan takaran pupuk NPK 600 kg ha-1 memberikan hasil tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Takaran pupuk NPK 600 kg ha-1 memberikan hasil yang lebih baik terhadap bobot buah perpetak yaitu 39,06 kg/petak setara dengan 37,20 t ha-1.

3. Jenis pupuk kandang memberikan pengaruh dalam meningkatkan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buah per tanaman dan bobot buah per petak. Dimana jenis pupuk kandang kambing memberikan hasil tertinggi dibandingkan dengan jenis pupuk kandang ayam. Jenis pupuk kandang kambing memberikan hasil yang lebih baik terhadap bobot buah perpetak 35,11 kg/petak setara dengan 33,44 t ha-1.

Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dilapangan, maka disarankan: 1. Dari hasil penelitian disarankan penggunaan pupuk NPK 600 kg ha-1 dan jenis pupuk

kandang kambing, karena keduanya berpengaruh baik terhadap variabel yang diamati. 2. Untuk takaran pupuk NPK, karena pada perlakuan pemberian pupuk NPK yang semakin

meningkat memberikan hasil yang terbaik maka disarankan untuk meneliti lebih lanjut tentang takaran pupuk NPK dengan takaran lebih tinggi dari 600 kg ha-1 pada lahan penelitian di Kampung Malaganti.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Cahyono. 2008. Tomat : Usaha Tani dan Penanganan Pasca Panen. Yogyakarta : Kanisus.

Darma Susetya, 2012. Panduan Lengkap Membuat Pupuk Organik. Yogyakarta. Penerbit Pustaka Baru Press.

Etti Purwati dan Khaerunisa. 2009. Budidaya Tomat Dataran Rendah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Hanafi. 1990. Dasar-dasar Ilmu Klimatologi. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Bandung.

(13)

Haveel Luthfyrakhman dan Anas D.Susila. 2013. optimasi dosis pupuk anorganik dan pupuk kandang ayam pada budidaya tomat hibrida (Lycopersicon esculentum Mill.). Bul. Agrohorti 1 (1) : 119-126.

Mulyati, Tejowulan dan Octarina. 2007. Respon tanaman tomat terhadap pemberian pupuk kandang ayam dan urea terhadap pertumbuhan dan serapan N. Agroteksos Volume 17 Nomor 1, April 2007.

Saifuddin Sarief. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Bandung : Pustaka Buana.

Sarwono, H. 1995. Ilmu Tanah. Akademik Pressindo, Jakarta. 87 Hlm. Sri Setyati haryadi. 1993. Pengantar Agronomi. Jakarta: PT. Gramedia.

Subhan. Nurtika, dan Setiawati, 2005. Peningkatan efesiensi pemupukan NPK dengan memanfaatkan bahan organik terhadap hasil tomat. J. Hort. 15(2): 91-96.

Gambar

Tabel 5. Pengaruh takaran pupuk NPK dan jenis pupuk kandang terhadap tinggi tanaman  umur 3, 5 dan 7 MST (minggu setelah tanam)
Tabel  6. Pengaruh takaran pupuk NPK dan jenis pupuk jumlah daun tanaman umur 3, 5  dan 7 MST (minggu setelah tanam)
Tabel 7. Pengaruh takaran pupuk NPK dan jenis pupuk kandang terhadap jumlah buah  pertanaman
Tabel 8. Pengaruh takaran pupuk NPK dan jenis pupuk kandang terhadap bobot buah  pertanaman
+2

Referensi

Dokumen terkait

Judul Skripsi : PENGARUH TAKARAN BAHAN ORGANIK DAN PUPUK NPK (16:16:16) PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT. (Lycopersicum

Perlakuan pupuk NPK majemuk dengan dosis 200 Kg/ha setara dengan 1 gram/polybag (N2) memberikan hasil terbaik terhadap peubah tinggi tanaman, lebar daun, berat

Pada pengamatan komponen hasil, bobot buah total per tanaman menunjukkan perlakuan P5 Pupuk Majemuk 1000 kg/ha + Pupuk Daun 3 g/l menghasilkan rata-rata bobot total buah lebih

Pengamatan terhadap jumlah daun menunjukkan bahwa perlakuan jenis pupuk NPK tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada umur 2 mst, sedangkan perlakuan takaran pupuk

Cherry ( Solanum lycopersicum L.). Hasil sidik ragam pada interaksi perlakuan pupuk kandang ayam dan pupuk NPK Pelangi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman

Interaksi antara pupuk NPK DGW Compaction dengan pupuk kandang sapi berpengaruh nyata sampai sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 20, 40 dan 60 hari setelah tanam,

Pemberian pupuk bokashi kotoran ayam pada P3 (112,5 g per lubang tanam) menghasilkan pertumbuhan tinggi tanaman terbaik, hal ini menunjukkan bahwa takaran pupuk bokashi

Hasil penelitian menunjukka adanya interaksi aplikasi pemberian dosis pupuk Kambing (10 ton/ha) dan NPK (450 kg/ha) terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter