• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Musi Rawas Utara 2016-2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Musi Rawas Utara 2016-2020"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Kabupaten Musi Rawas Utara termasuk wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara. Secara geografis Kabupaten Musi Rawas Utara terletak membujur sejajar Bukit Barisan.

Luaswilayah Kabupaten Musi Rawas Utara adalah 609.099 Ha dan secara administratif Kabupaten Musi Rawas Utara pada saatini terdiri dari 7 (Tujuh) Kecamatan, 7 (Tujuh) Kelurahan dan 82 Desa. Berdasarkan data padatahun 2013 jumlahpenduduk Kabupaten Musi Rawas Utara 197.105 KK

Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah 4.1.

Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan kabupaten yang ke ... dari

... kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Terbentuknya

Kabupaten baru ini berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.16

Tahun 2013 tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara di Provinsi

Sumatera Selatan. Kabupaten Musi Rawas Utara ini merupakan salah satu

kabupaten hasil pemekaran dimana sebelumnya merupakan bagian wilayah

administratif dari Kabupaten Musi Rawas.

Luas Kabupaten Musi Rawas Utara secara administratif mencapai 609.099 Ha

yang terdiri dari 7 (Tujuh) Kecamatan, 7 (Tujuh) Kelurahan dan 82 Desa tersebar

serta dari sisi hidrologis Kabupaten Musi Rawas Utara memiliki beberapa sungai

yang terbentang dari hulu ke hilir serta mengalir ke perairan Samudera indonesia.

Berdasarkan batas administratif, Kabupaten Musi Rawas Utara di sebelah

utara berbatasan dengan Provinsi Jambi dan sebelah timur berbatasan den gan

Kabupaten Musi Banyuasin, sebelah selatan b erbatasan dengan Kabupaten

MusiRawas dan sebelahbarat b erbatasan dengan Provinsi Bengkulu . Topografi

Kabupaten Musi Rawas Utara cukup bervariasi, yaitu terdiri dari dataran , bukit

dan sungai.

BAB IV

(2)

Jumlah penduduk Kabupaten Musi Rawas Utara berdasarkan data pada

tahun 2013 sebanyak 197.105 KK. Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah

petani dan pedagang, dimana pekerjaan ini dapat dikategorikan sebagai

pekerjaan sektor pertanian (dalam arti luas), yang meliputi per sawahan dan

perkebunan. Dengan modal kondisi dan potensi yang ada, Kabupaten Musi Rawas

Utara berupaya untuk memacu pembangunan dalam mencapai pertumbuhan

ekonomi dan kesejahteraan rakyat

Tabel 4.1

Persentase Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2013

No

Kecamatan

Luas Wilayah (Km

2

)

1

Muara Rupit

71.000

2

Karang Jaya

169.500

3

Karan Dapo

29.950

4

Rawas Ilir

99.950

5

Rawas Ulu

31.850

6

Ulu Rawas

139.099

7

Nibung

67.750

JUMLAH

609.099,66

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas Utara Dalam Angka, 2013

Gambaran Demografi 4.2.

(3)

Tabel 4.2

Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk dirinci per Kecamatan Tahun 2013

KECAMATAN

LUAS DAERAH

(HA)

JUMLAH PENDUDUK

PERSEBARAN

PENDUDUK

KEPADATAN PENDUDUK

JIWA/KM2

1 2 3 4 5

1. Rawas Ulu 31.850,00 34.980 5,84 62.77

2. Ulu Rawas 139.099,66 12.639 2,04 7.54

3. Rupit 71.000,00 38.303 6,03 78.83

4. Karang Jaya 169.500,00 31.996 5,25 19.98

5. Rawas Ilir 99.950,00 31.627 5,41 26.63

6. Karang Dapo 29.950,00 23.122 3,36 32.78

7. Nibung 67.750,00 24.458 4.27 37.96

Jumlah

609.099,66 197.125 100.00 43.31

Jumlah Tahun 2013

609.099,66 197.125 100.00 42.50

Jumlah Tahun 2014

609.099,66 197.125 100.00 40.91

Sumber : Badan Pertanahan Nasional dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas,2013

(4)

Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk menurut kecamatan Di Kabupaten Musi Rawas Utara, 2013 2014

(5)

Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas menurut jenis kegiatan utama dan jenis kelamin di Kabupaten Musi Rawas Utara Tahun 2013

Gambaran Topografi 4.3.

Keadaan topografi di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara didominasi oleh kawasan landai sampai berbukit dan dibentang oleh sungai dari hulu ke hilir. Berdasarkan ketinggian tempat diatas permukaan laut, maka Kabupaten Musi Rawas Utara mempunyai ketinggian dibawah 1500 meter diatas permukaan laut sekitar 85% hanya 15% yang memiliki ketinggian diatas 500 meter diatas permukaan laut..

Gambaran Geohidrologi 4.4.

Kabupaten Musi Rawas banyak mempunyai sungai-sungai besar yang dapat dilayari, kebanyakan sungai-sungai itu bermata air dari bukit barisan

(6)

Gambaran Geologi 4.5.

Aluvial, dengan ciri warna coklat kekuning-kuningan terbentuk oleh endapan liat dan pasir dijumpai di Kecamatan Tugu Mulyo dan Muara Kel ingi. Tanah jenis ini 8,05% dari Luas Kabupaten dan cocok untuk tanaman padi dan palawija.

Litosol, 7,17% dari luas kabupaten digunakan untuk tanaman keras, rumput-rumputan dan usaha ternak.

Assosiasi Latisol, tidak luas hanya 0,77 % dari luas kabupaten, 5 5,89 % di Kecamatan STL. Ulu dan Rupit.

Regosol, luasnya sama seperti Assosiasi Latisol, 55,89 % di

Kecamatan Muara Beliti dan 13,34 % di Kecamatan Rawas Ulu, cocok untuk padi sawah, palawija dan tanaman keras lainnya.

Podsolik, 37,72 % dari luas kabupaten , merupakan jenis tanah terluas di Kabupaten Musi Rawas Utara , sebagian besar di Kecamatan Rupit, Rawas Ulu, Nibung dan Karang Dapo baik untuk padi sawah, padi ladang dan tanaman karet.

Assosiasi Podsolik, hanya terdapat di Rawas Ilir, luasnya 99.950 dari luas kabupaten. Komplek Podsolik, hanya terdapat di Kecamatan Rawas Ulu.

Gambaran Klimatologi 4.6.

(7)

Kondisi Sosial Dan Ekonomi 4.7.

TABEL. 4.5

PDRB Kab. Musi Rawas Utara Menurut Sektor Ekonomi ADHB dan ADHK tahun 2013

SEKTOR ADHB ADHK

1 Pertanian 3.607.695 1.613.687

2 Pertambangan 2.629.014 1.278.852

3 Industri Pengolahan 806.182 301.093

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 7.015 3.298

5 Bangunan 449.992 162.090

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 468.394 168.096

7 Angkutandan Komunikasi 47.764 21.447

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 153.146 65.384

9 Jasa-jasa 677.606 250.016

PDRB Dengan Migas 8.846.808 3.863.963 PDRB Tanpa Migas 6.541.774 2.696.134

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas Utara Dalam Angka, 2013

(8)

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 5.1.

Perumusan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Musi Rawas

Utara ini meliputi:

Perumusan Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah 1.

Kabupaten,

Rencana penataan ruang, yaitu peruntukan lahan/ pemanfaatan ruang, 2.

Rencana struktur wilayah Kabupaten yang meliputi sistem perkotaan di 3.

wilayahnya yang terkait dengan kawasan pedesaan dan sistem jaringan

prasarana wilayah Kabupaten,

Rencana Pola Ruang Wilayah Kabupaten yang meliputi kawasan lindung 4.

dan kawasan budidaya Kabupaten,

Penetapan Kawasan Strategis Kawasan Kabupaten, 5.

Rencana Pengembangan prasarana, meliputi jaringan jalan, prasarana air 6.

bersih, persampahan, drainase, kelistrikan, fasilitas umum,

Rencana Pengembangan Kawasan Prioritas, 7.

Rencana Kawasan budidaya dan lindung, 8.

Rencana kawasan perdesaan, perkotaan dan kawasan tertentu, 9.

Rencana distribusi dan kepadatan penduduk, 10.

Rencana pengembangan sumber daya alam, kegiatan sektor ekonomi 11.

unggulan dan pengembangan kawasan strategis,

Indikasi Program Pembangunan Jangka 5 Tahunan, meliputi: 12.

Program pengembangan permukiman, perkantoran, industri, a.

perdagangan dan pariwisata.

Program pengembangan sarana dan prasarana : angkutan umum, b.

terminal, air bersih, kelistrikan, persampahan, jalan raya.

Program Investasi pembangun an kabupaten jangka menengah (5 c.

tahun) : daftar rencana investasi & skala prioritasnya, dan tahapan

pembangunan.

BAB V

(9)

Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten yang 13.

berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan

insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.

5.1.1 Perumusan Pengembangan Wilayah Kabupaten Musi Rawas

Utara

Perumusan konsep rencana dan strategi pengembangan merupakan

langkah lebih lanjut yang didasari hasil kajian pada tahap III diatas. Strategi dan

konsep rencana merupakan kerangka dasar perencanaan/ framework atau

rekomendasi bentuk kelayakan pengembangan dari setiap aspek ruang untuk

mengarahkan rencana pada konsep yang diinginkan.

Konsep dan strategi perencanaan akan meliputi :

Perumusan Konsep Dasar Pengembangan Kabupaten, 1.

Alokasi peruntukan lahan/ pemanfaatan ruang, 2.

Perumusan Struktur dasar wilayah kabupaten yang dibentuk oleh jaringan 3.

jalan dan pusat-pusat kegiatan,

Penentuan sistem kota dalam wilayah Kabupaten, 4.

Konsep dan strategi pengembangan transportasi dan jaringan jalan wilayah 5.

kabupaten yang mendasarkan pada fungsi sosial ekonominya didalam

wilayah kabupaten,

Strategi dan konsep pengembangan sarana dan prasarana yang terkait 6.

dengan besaran fungsi ruang (penduduk, penggunaan lahan), serta

Strategi dan konsep pengembangan kegiatan ekonomi berdasarkan potensi 7.

ekonomi yang ada.

Pada tahap ini melalui Pembahasan Laporan Antara di daerah Instansi

terkait dan Tim teknis Daerah terlibat aktif dalam menyusun konsep pemecahan

masalah sektoral, pengayaan substansi, pengambilan keputusan-keputusan

strategis dan arahan substansial, terutama berkaitan dengan hal-hal yang bersifat

(10)

Konsultan juga menyelenggarakan konsultasi publik dengan seluruh

stake holder dan masyarakat dalam bentuk public hearing maupun Focus Group

Discussion dengan mengundang perwakilan dari stakeholder terkait. Konsultasi

publik ini diharapkan agar penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Musi Rawas Utara ini dapat mengakomodasi setiap kepentingan, ide, gagasan,

dan harapan masyarakat Kabupaten Musi Rawas Utara selain dalam rangka

untuk menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan di sekitarnya

terutama tata ruangnya.

5.1.2 Perumusan Skenario Pengembangan Wilayah Kabupaten

Musi Rawas Utara

Perumusan sken ario pengembangan wilayah Kabupaten Musi Rawas

Utara meliputi:

Skenario pengembangan ekonomi, yaitu penetapan kegiatan-kegiatan 1.

usaha berbasis masyarakat dan swasta, permodalan untuk investasi

masyarakat dan swasta, kerjasama operasi, dan usulan sarana

prasarana pendukung yang dibutuhkan untuk pengembangan ekonomi

wilayah kabupaten.

Skenario Pengembangan fisik/ruang, yaitu kerangka pengembangan fisik 2.

ruang dan elemen-elemen ruang didalamnya yang merupakan perwujudan

dari rencana pengembangan fungsi ekonom i, sosial dan budaya wilayah

kabupaten.

Skenario pengembangan wilayah untuk menetapkan sektor dan atau 3.

komoditi unggulan sebagai pendorong ekonomi wilayah yang didukung

dengan rencana sistem pusat permukiman dan sistem prasarana wilayah

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Skenario pengembangan

wilayah tersebut disusun di dalam teks dan peta.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 5.2.

Proses penyusunan rencana pembangunan jangka menengah dilakukan melalui

pendekatan politik yang dideskrips ikan dalam visi, misi dan program kepala

(11)

pembangunan jangka menengah daerah. Sehingga Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Utara ini

merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Wali Kabupaten yang terpilih

secara langsung dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) Kabupaten Musi Rawas Utara.

Dalam rangka mendukung perencanaan pembangunan nasional, Pemerintah

Kabupaten Musi Rawas Utara juga memperhatikan kewenangan yang diberikan

oleh pemerintah pusat dan struktur tata pemerintahan. Oleh karena itu RPJMD

Kabupaten Musi Rawas Utara juga memperhatikan permasalahan yang menjadi

lingkup nasional maupun amanat pembangunan ya ng diberikan oleh pemerintah

pusat. Sumber daya daerah yang dialokasi selain untuk mengatasi

permasalahan-permasalahan internal di Kabupaten Musi Rawas Utara juga diupayakan

mendukung penyelesaian masalah yang menjadi agenda nasional dengan

memperhatikan RPJM Nasional.

RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara merupakan acuan dan pedoman dasar

pembangunan yang ingin dicapai Kabupaten Musi Rawas Utara dan juga

merupakan pedoman manajerial bagi Kepala Daerah beserta perangkatnya

dalam penyelenggaraan pemerintahan, p elaksanaan pembangunan dan

pemberian pelayanan kepada masyarakat. RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara

berisikan informasi tentang sumber daya yang diperlukan dimana dalam

penyusunan RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara dilakukan dengan berbagai

bentuk pendekatan, diantaranya pendekatan politis, akademis, teoritis dan

historis, serta sosial kemasyarakatan. Keluaran dan dampak yang tercantum

dalam dokumen RPJMD Kabupaten Musi Rawas Utara ini berupa indikasi yang

hendak dicapai dan bersifat tidak kaku, yaitu berupa s trategi pembangunan; arah

kebijakan keuangan; arah kebijakan umum; serta program pembangunan

Kabupaten Musi Rawas Utara untuk kurun waktu lima tahun; peran dan fungsi

daerah sebagaimana telah disepakati, pandangan kepala daerah tentang

pembangunan periode sebelumnya, serta posisi dan muatan Daerah yang

(12)

Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM) 5.3.

Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu r encana jangka panjang (15-20

tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum

jaringan perpipaan. dan bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi

kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan

dan memuat k omponen utama system beserta dimensi-dimensinya. RI-SPAM

dapat berupa RI-SPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas

kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM

memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan sarana sani tasi sejak

dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka perlindungan dan

pelestarian air.

Strategi Sanitasi Kabupaten(SSK) 5.4.

Strategi Sanitasi Kabupaten adalah dokumen rencana strategis berjangka

menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan s ektor sanitasi suatu

Kota/Kabupaten, yang berisi potret kondisi sanitasi Kabupatensaat ini, rencana

strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK

disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Musi Rawas Utara didukung fasilitasi dari

pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi

Kabupaten Musi Rawas Utara berpedoman pada prinsip :

Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi); a.

Berskala Kabupatendan lintas sektor (air limbah, drainase, persampahan); b.

Disusun sendiri oleh Kabupatendan untuk kota; dan c.

Menggabungkan pendekatan top down dengan bottom up d.

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 5.5.

Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana

Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang

bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan

(13)

pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan

panduan rancangan, renc ana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan

pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan.

Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi :

Program Bangunan dan Lingkungan; a.

Rencana Umum dan Panduan Rancangan; b.

Rencana Investasi; c.

Ketentuan Pengendalian Rencana; dan d.

Pedoman Pengendalian Pelaksanaan e.

RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan

lingkungan, atau panduan rancang kota.

Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan 5.6.

(SPPIP)

Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan merupakan

suatu dokumen strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan

infrastruktur perkotaan yang sinergi dengan arah pengembangan kota, sehingga

dapat menjadi acuan yang jelas bagi penerapan program-program pembangunan

infrastruktur Cipta Karya. SPPIP memuat arahan kebijakan dan strategi

pembangunan infrastruktur permukiman makro pada skala

kabupaten/Kabupatenyang berbasis pada rencana tata ruang (RTRW) dan

rencana pembangunan (RPJMD). SPPIP memiliki beberapa fungsi, yaitu :

sebagai acuan bagi implementasi program-program pembangunan a.

permukiman dan infrastruktur perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan

program-program pembangunan lainnya yang telah ada.

Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral b.

bidang Cipta Karya di daerah;

Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM; c.

Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan dan strategi pembangunan d.

permukiman dan infrastruktur perkotaan yang tertuang di b erbagai dokumen;

dan Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait dengan

(14)

Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Provinsi Sumatera Selatan sebagai

lembaga unsur penunjang Pemerintah mempunyai tu gas pokok membantu

Gubernur Sumatera Selatan dalam melaksanakan kewenangan desentralisasi

dan tugas dekonsentrasi di bidang permukiman. Untuk melaksanakan tupoksi

tersebut, Dinas PU Cipta Karya mempunyai visi :

DPU Cipta Karya memiliki komitmen yang ku at terhadap pelayanan publik dan

Terdepan dalam perencanaan serta pelaksanaan pembangunan prasarana dan

sarana dasar keciptakaryaan

Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) 5.7.

Matriks Rencana Aksi Program 5.7.1

Rencana aksi program penanganan d an pembangunan permukiman ini

dilakukan dengan model pembangunan berbasis kawasan dan pendekatan

perencanaan partisipasif dalam bentuk Community Action Plan (CAP). Rencana

aksi program ini meliputi infrastruktur keciptakaryaan maupun sektor terkait

lainnya dan disusun sampai dengan tingkat kedalaman yang bersifat operasional

yang diimplementasikan pada tahun 2011.

Hasil penyusunan rencana aksi program penanganan dan pembangunan

(15)

Tabel 5.1

Rencana Aksi Program

No Program

Kegiatan Lokasi Volume

Perkiraan

Biaya

( Rp)* Tahun

I

2011

(Rp)* Tahun

II

2012

(Rp)* Tahun

III

2013

(Rp)* Tahun

IV

2014

(Rp)* Tahun

V

2015

(Rp)*

Sumber Dana

APBD

Kota APBD

Prov APBN

Sumber

Gambar

Tabel 4.2
TABEL. 4.5
Tabel 5.1Rencana Aksi Program

Referensi

Dokumen terkait

Sistem basis data adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan membuatnya tersedia untuk

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi usahatani, tingkat risiko produksi, risiko harga dan risiko pendapatan serta persepsi petani mengenai risiko

Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1) menguji pengaruh antara service of quality (kualitas pelayanan) terhadap kepuasan nasabah di BMT Baiturrahman Manjung

Demikian halnya beberapa perkampungan yang ada di Kota Semarang yang memiliki lebih dari satu bangunan cagar budaya yang berusia lebih dari 50 tahun, maka layak diusulkan

dengan teknik yang berbeda. 24 Dalam penelitian ini, data yang diperoleh melalui wawancara dengan kepala madrasah, guru mapel. Fiqih, dan peserta didik dicek

1) Berdo’a atau bersyukur. Berdo’a merupakan ungkapan syukur secara langsung kepada Tuhan. Ungkapan syukur dapat pula diwujudkan dalam relasi atau hubungan seseorang

“Kalau memang benar pemuda itu adalah Pangeran Indra Bangsawan, berarti anak itu yang aku cari selama ini karena dialah yang dapat membantu Raja Kabir untuk membebaskan negerinya

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari data penelitian diperoleh hasil bahwa, kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan perlakuan model pembelajaran