• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR- JANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG TAHUN 2017-2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "REVIEW RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR- JANGKA MEMENENGAH KOTA KUPANG TAHUN 2017-2021"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. WILAYAH ADMINSITRASI

ota Kupang, secara geografis terletak antara, 10° 36’ 14° – 10° 39’ 58° LS dan 123° 32’

23° – 123° 32’ 23° - 123° 37’ 01° BT, dengan batas fisik sebagai berikut:

Utara : dengan Teluk Kupang

Selatan : dengan Kec. Kupang Barat Kab. Kupang

Timur : dengan Kec. Kupang Tengah dan Kupang Barat Kab. Kupang

Barat : dengan Kec. Kupang Barat Kab. Kupang dan Selat Semau

Secara administrasi Kota Kupang terdiri atas 6 kecamatan, 51 kelurahan, dengan luas wilayah 260,127 Km2

atau 26.012,7 Ha, terdiri dari luas daratan 180,27 Km2 atau 18.027 Ha dan Luas Lautan 94,79 Km2 atau

9.479 Ha. Masing-masing rincian nama kecamatan, dan Kelurahan disajikan pada tabel dan gambar

(2)

Tabel 2.1

Luas Wilayah dan Jumlah Kelurahan Kota Kupang Menurut Kecamatan Tahun 2015

NO KELURAHAN LUAS WILAYAH

Peta Wilayah Kota Kupang disajikan pada gambar peta 2.4.

2.2. POTE NSI WILAYAH KOTA KUPANG

2.2.1. Pertanian

a. Tanaman Pangan

Komoditi pangan yang paling banyak diproduksi di Kota Kupang adalah : jagung, kacang tanah,

kedele, padi sawah, padi ladang, ubi jalar, dan ubi kayu.

Produksi padi sawah di Kota Kupang tersebar di 5 kecamatan kecuali kecamatan Kota Lama.

Yang pada tahun 2015 menghasilkan gabah kering 2.020,91 ton dan beras 55,52 ton diatas lahan

seluas 382 Ha. Ini menunjukan bahwa sekalipun menjadi wilayah perkotaan tapi masih tersedia

lahan basah pertanian.

sehingga dapat memanen padi hingga 2 kali dalam setahun.

Sedangkan produksi pangan lainnya di Kota Kupang di tahun 2015 ini adalah jagung 1.808,35

ton, kacang tanah 206,11 ton, kacang 0,91 ton, ubi kayu 1.405,56 ton dan ubi jalar 24,06 ton.

Untuk produksi pangan ini yang tertinggi adalah jagung dan ubi, ini dikarenakan program

pemerintah Kota untuk wajib mengkonsumsi pangan lokal ( jagung dan ubi). Untuk lebih

(3)

Tabel 2.2. Luas Panen, Rata-Rata Hasil Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan di Kota Kupang Tahun 2015

Kecamatan Luas Panen (Ha) Rata-Rata Panen (Ton/Ha) Produksi Gabah kering (Ton) Beras (Ton)

01. Alak 80 55,52 444,16 278,66

Sumber : Kota Kupang Dalam Angka 2016

 Selain itu Komoditi tanaman pangan hortikultura sayur-sayuran yang paling banyak

diproduksi di Kota Kupang adalah : kangkung, bayam, cabe besar, cabe rawit, bawang, sawi,

kacang panjang, Tomat, Terung, Buncis, Ketimun. Diantaranya produksi terbanyak

beruturut-turut : kangkung, bayam, sawi dan cabe rawit.

 Komoditi tanaman pangan hortikultura Buah-buahan yang paling banyak diproduksi di Kota Kupang berturut-turut adalah : pisang, pepaya, sukun, sirsak, nangka dan mangga.

b. Perkebunan

Untuk produksi Perkebunan yang dominan di Kota Kupang adalah kelapa. Pada tahun 2012

memproduksi kelapa 134 Ton dengan luas areal 246 ha. Rata-rata produksi di 6 kecamatan

adalah 0,54 ton/ha. Namun di tahun 2015 produksi kelapa menurun menjadi 68,5 ton dengan

luas areal yang berkurang menjadi 108,75 Ha. Wilayah dengan luas arel terluas adalah Kecamatan

Alak 45 ha dengan produksi 34 ton, dan terendah di kecamatan Kota Lama dengan produksi 1

ton.

2.2.2. Peternakan

Populasi ternak besar di Kota Kupang terdiri dari sapi, kerbau, dan kuda, dan terbanyak adalah

ternak sapi, yang juga melayani konsumen daging sapi di Kota Kupang. Pada tahun 2015 ternak sapi

5.574 ekor, kuda 64 ekor dan kerbau 22 ekor. Untuk populasi ternak kecil terdiri dari babi, kambing,

dan domba dan paling banyak diternak adalah babi, berhubung di Kota Kupang lagi menjamur

rumah makan yang menyajikan makanan khas Timor yakni Se’i Babi yang banyak digemari oleh

orang Kupang sendiri maupun orang luar Kupang. Tahun 2015 ternak babi 28.176 ekor, kabing

5.968 ekor dan domba 49 ekor.

Sedangkan jenis unggas terdiri dari ayam dan itik, yang paling banyak diternak adalah ayam

(4)

2.2.3. Perikanan

Kegiatan perikanan di Kota Kupang diarahkan untuk dimanfaatkan secara rasional dan

mewujudkan perikanan sebagai salah satu andalan potensi sumberdaya alam untuk tahun

mendatang.

Produksi ikan laut di Kota Kupang tahun 2014 terdiri dari ikan segar sebanyak 21.090,41 Ton dan

tahun 2015 meningkat menjadi 22.682,77 Ton. Untuk ikan besar sudah dieksport “ke luar” Kota

Kupang. Ini menunjukkan bahwa Kota Kupang memiliki potensi laut yang cukup baik untuk

dikembangkan. Untuk produksi perikanan laut didominasi oleh ikan tembang, ikan cakalang, dan

ikan kakap.

2.2.4. Industri

Sektor industri terbagi menjadi 3 yaitu industri besar/sedang, industri kecil dan industry kerajinan

rumah tangga. Pada Tahun 2014, jumlah industri minuman di Kota Kupang sebanyak 464

perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 400 orang dan nilai produksi 40.207.768.000 rupiah. Tahun

2014, Total Perusahaan makanan dan minuman serta tembakau sebanyak 201 perusahaan dengan

jumlah tenaga kerja 1.284 orang dan nilai produksi sebesar 86.819.018.000 rupiah.

2.2.5. Pariwisata

Di Kota Kupang terdapat beberapa lokasi wisata yang menjadi tujuan wisata bagi para pengunjung

yang datang ke Kota Kupang.

Sektor pariwisata Kota Kupang pada tahun 2015, menyediakan hotel dengan kelas berbintang satu,

dua,, tiga dan empat sebanyak 12 buah dengan jumlah kamar tidur 1.153 buah dan 1.797 tempat

tidur. Sedangkan penginapan lainnya ditahun 2014 sebanyak 66 buah dan meningkat di tahun 2015

sebanyak 70 buah.

2.3. DE MOGRAF I DAN URBANISASI

2.3.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk

Jumlah penduduk Kota Kupang tahun 2015 sebanyak 390.877 jiwa, menyebar dalam 6 kecamatan.

Kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat secara berurutan adalah kecamatan Kota Raja

dengan jumlah 94.694 jiwa, kecamatan Maulafa 74.899 jiwa, kecamatan Kota Lama 73.523 jiwa,

Kecamatan Alak 59.948 jiwa, kecamatan Oebobo 53.738 jiwa dan terendah di kecamatan Kelapa

Lima 34.075 Jiwa.

Kepadatan penduduk Kota Kupang sesuai data Kota Kupang dalam Angka 2016, sebesar 2.168

jiwa/km². Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Kelapa Lima sebesar 10.582 jiwa/km2, dan

(5)

jelasnya mengenai jumlah, kepadatan dan persentase penduduk, luas daerah antar kecamatan di

Kota Kupang dapat dilihat pada Tabel dan Gambar berikut ini.

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk, Jenis Kelamin, Luas daerah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Kupang Tahun 2015

Kecamatan Jumlah Penduduk Luas Daerah (Km2)

Sumber : Kota Kupang Dalam Angka 2016

Gambar 2.1. Presentase Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2015

Sumber : Kota Kupang Dalam Angka 2016

2.3.2. Penduduk Miskin

Penduduk miskin di Kota Kupang sejak tahun 2003-2013 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2003

jumlah penduduk miskin Kota Kupang sebanyak 28.800 jiwa, lebih rendah jika dibandingkan

dengan penduduk miskin Propinsi NTT yang mencapai 1.165.900 jiwa. Pada tahun 2007 penduduk

miskin Kota Kupang menurun menjadi 20.300 jiwa, namun di tahun 2008 penduduk miskin

bertambah hingga 46.110 jiwa. Tiga tahun berturut-turut setelah itu, penduduk miskin Kota

(6)

miskin NTT pesat hingga mencapai 986.500 jiwa. Namun di tahun 2012 penduduk miskin Kota

Kupang meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 35.000 jiwa dan di tahun yang sama penduduk

miskin NTT mencapai 1.000.300 jiwa. Pada tahun 2014 penduduk miskin Kota Kupang menururn

dari tahun sebelumnya yakni, berjumlah 330.300 Jiwa dan penduduk miskin NTT berjumlah

991.880 jiwa. Melihat angka-angka penduduk miskin ini selama 12 tahun periode 2003-2014 ini,

menunjukan bahwa penduduk miskin kota akan terus ada dengan jumlah yang kadang bertambah

namun kadang pula menurun.

Data Penduduk miskin tersaji dalam tabel berikut :

Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Miskin Kota Kupang dan NTT tahun 2003-2014

Tahun Penduduk Miskin

Sumber : Kota Kupang dalam Angka 2016

2.3.3. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

Penduduk E kisting Kota Kupang Tahun 2015 berjumlah 30.877 jiwa dan diproyeksikan hingga

tahun 2020 menjadi 449.406 jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan 2,83%/tahun.

Tabel 2.5

Proyeksi Penduduk Kota Kupang tahun 2016-2020 menurut Kecamatan Kota Kupang 390.877 401.939 413.314 425.010 437.038 449.406

(7)

2.4. ISU STRATE GIS SOSIAL, E KONOMI DAN LINGKUNGAN

2.4.1. Perkembangan PDRB dan Potensi E konomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Kupang tahun 2012 berdasarkan harga konstan

2010 adalah Rp 10.609.469.300.000,- dan tahun 2015 meningkat menjadi Rp.

13.013.132.400.000,-atau meningkat 18,47%. Komposisi PDRB terbesar adalah sektor Konstruksi sedangkan terkecil

adalah sektor pertambangan dan galian.

Sedangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Kupang atas Dasar Harga yang Berlaku

Tahun 2012 sebesar Rp. 11.610.350.700.000,- dan di tahun 2015 meningkat menjadi RP.

16.621.742.300.000,0 atau mengalami kenaikan 30,15%. PDRB terbesar adalah sektor Konstruksi

dan terendah adalah pertambangan dan galian. Untuk lebih jelasnya mengenai komposisi PDRB

dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.

Tabel 2.6. PDRB & Distribusi Persentase PDRB Kota Kupang Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2015

LAPANGAN USAHA PDRB (Rp.Juta)

2012 2013 2014 2015

1. Pertanian 252.523,6 264.655,0 279.088,6 293.391,3

2. Pertambangan & Penggalian 12.347,7 12.857,3 13.263,7 13.704,7

3. Industri Pengolahan 173.123,6 182.654,3 191.126,8 200.494,7

4. Listrik & Gas 10.693,9 11.589,4 13.365,1 14.734,5

5. Air, Sampah, Limbah & Daur Ulang 17.001,1 18.697,8 19.944,7 21.025,9

6. Konstruksi 1.734.647,6 1.834.624,0 1.943.105,1 2.063.869,1

7. Perdagangan besar & Eceran 1.618.468,6 1.763.327,2 1.844.070,7 1.938.853,4

8. Transportasi & Pergudangan 783.326,3 846.483,9 910.019,9 971.814,7

9. Penyediaan Akomodasi & Makan 177.062,3 188.672,3 199.874,3 211.192,4 10. Informasi & Komunikasi 1.514.302,3 1.591.951,1 1.769.819,8 1.960.769,2

11. Jasa Keuangan & Asuransi 623.359,9 707.063,9 797.625,7 888.659,0

12. Real Estate 377.787,9 398.112,0 415.362,5 435.124,4

13. Jasa Perusahaan 77.938,5 81.610,2 85.339,2 88.763,5

15. Administrasi Pemerintahan, dll 868.175,6 946,963,6 1.006.565,1 1.075.987,9

16. Jasa Pendidikan 1.554.884,8 1.634.119,1 1.742.418,8 1.846.451,1 17. Jasa Kesehatan & Kegiatan 411.781,5 456.473,0 475.701,9 503.939,6

18. Jasa Lainnya 402.044,4 433.595,4 460.616,1 484.356,2

PDRB 10.609.469,3 11.373.405,0 12.167.308,0 13.013.132,4

Sumber : Kota Kupang dalam Angka 2016

Selanjutnya distribusi persentase PDRB Kota Kupang atas dasar Harga Berlaku menurut Lapangan

Usaha tahun 2015, di dominasi oleh sektor Konstruksi (16,41%), diikuti sektor perdagangan besar

dan eceran (14,34%) dan sektor informasi dan komunikasi (13,10%) serta sektor dengan kontribusi

(8)

2.4.2. Pertumbuhan E konomi

Pada Priode 2012-2015 pertumbuhan ekonomi Kota Kupang berturut-turut sebesar 7,52%,

selanjutnya menurun 7,2%, 6,98% dan 6,95 % . Walaupun pertumbuhan ekonomi selama periode 4

tahun ini tidak konstan, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Kupang selama periode ini

(2012-2015) sebesar 7,16%.

Gambar 2.2. Pertumbuhan E konomi 2012-2015

Selanjutmya PDRB per kapita Kota Kupang tahun 2012-2015 meningkat setiap tahun. Tahun 2012

sebesar 32,4 juta meningkat menjadi 35,47 juta tahun 2013, kemudian menjadi 38,82 juta dan 42,52

juta di tahun 2015. Kondisi PDRB per kapita tersaji pada gambar berikut :

(9)

2.4.3. Kondisi Lingkungan Strategis

2.4.3.1. Gambaran Topografi

Secara topografi Kota Kupang terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan.

Untuk daerah terendah terletak pada ketinggian 0-50 meter dari permukaan laut rata-rata,

sedangkan daerah tertinggi terletak di bagian selatan dengan ketinggian antara 100-350

meter dari permukaan laut. Daerah pantai merupakan kawasan di bagaian utara yang

berbatasan langsung dengan teluk Kupang dengan kemiringan antara 0% sampai 2%,

daerah dataran rendah merupakan kawasan di bagian pesisir, dengan kemiringan antara

2-5%.

Kota Kupang secara visual merupakan daerah dataran rendah yang sudah dimanfaatkan

pula sebagai lahan kegiatan usaha seperti sawah tadah hujan, kebun musiman dan semak

belukar. Pada bagian barat daya dan selatan terdapat perbukitan yang harus dilindungi

dengan penghijauan (reboisasi) yang berfungsi sebagai daerah tangkapan (cacthmant area)

untuk menjaga potensi air tanah di Kota Kupang. Kondisi topografi Kota Kupang dapat

dilihat pada gambar terlampir.

2.4.3.2. Gambaran Geohidrologi

Kota Kupang yang sering dijuluki Kota Karang, memang merupakan daerah yang kering,

dan pada musim kemarau (± Mei – Nopember) mengalami krisis air bersih. Kota Kupang

hanya dilalui oleh beberapa aliran sungai yang pada musim hujan baru tampak aliran airnya

yaitu antara lain:

a. Kali Dendeng yang bermuara di pantai LLBK (Pantai Kopan)

b. Kali Liliba yang bermuara di pantai Oesapa.

c. Kali Merdeka yang bermuara di pantai Oeba

Tabel 2.7.

Pola Aliran Alur Sungai Di Kota Kupang

NO SUNGAI POLA ALIRAN

1. Sungai Liliba

Alur Sungai ini melewati batu gamping koral dan batu lempung dari kompleks Bobonaro, banyak juga dijumpai mata air ditebing sungai Liliba melalui celah-celah batu gamping ke arah Sungai Liliba. Sungai ini selalu berarir walau pada musim kemarau namun debitnya kecil.

2. Sungai Kupang

Alur sungai ini melewati batu gamping koral dan batu lempung kornplek Bobonaro. Seperti halnya sungai-sungai di atas pada tebing sungai kupang pun terdapat sederetan mata air yang rnensuplai air ke dalam sungai Kupang. Sungai ini selalu berair walaupun pada musim kemarau dengan debit yang kecil.

3. Sungai Alak

(10)

Disamping sungai-sungai besar terdapat juga sungai-sungai kecil.Sungai-sungai ini hanya

berair pada saat hujan dan beberapa saat setelah hujan berhenti dan hanya Sungai

Merdeka dan Sungai Oesapa Kecil yang dapat bertahan mengalir hingga pada saat

memasuki musim kemarau. Berikut tabel data kondisi sungai di Kota Kupang.

Tabel 2.8.

1. Tenau dengan lingkup Alak dan sekitarnya.

2. Tabun dengan lingkup Fatukoa, Sikumana dan Bello.

3. Bakunase dengan lingkup Labat dan sekitarnya.

4. Penfui dengan lingkup Bandara Eltari, Undana, Lapas, Liliba.

5. Kelapa Lima dengan lingkup Balaikota, Kelapa Lima, Sasando dan Oesapa.

Di wilayah Kota Kupang terdapat embung-embung kecil yang merupakan salah satu

teknologi pengembangan sumber daya air. Embung-embung kecil dengan kapasitas

tampungannya adalah sebagai berikut :

5 Nunbaun Delha Manutapen 29.146 Berair

6 Namosain 1 Manutapen 19.146 Berair

(11)

Sumber mata air yang terdapat di wilayah Kota Kupang ada yang bersifat tetap (permanert spring) dimana mata air tetap berair sepanjang tahun, dan ada mata air yang hanya berair pada musim penghujan sedangkan pada musim kemarau air tersebut kering (iritermitten spring).Pemanfaatan air dari sumber mata air itu tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga tetapi juga dimanfaatkan untuk irigasi sawah, palawija dan sayur-sayuran.

2.4.3.3. Gambaran Geologi

Pembentukan tanah dalam wilayah Kota Kupang terdiri dari bahan keras dan bahan non

vulkanis. Bahan-bahan mediteran/rencina/ litosol terdapat di kecamatan Alak, Maulafa,

Kota Raja, Oebobo, Kelapa Lima dan Kota Lama.

Mediteran

Tanah mempunyai lapisan solum yang tebal. Kadar unsur basa yang terkandung

umumnya tinggi, daya menahan airnya sedang, sehingga kepekaan terhadap erosi juga

sedang. Sifat-sifat fisik dan kimianya baik sehingga nilai produksinya cukup tinggi dan

apabila persediaan air cukup untuk pengolahan/tumbuh tanam, maka jenis tanah ini

dapat dimanfaatkan untuk persawahan.

Litosol

Merupakan tanah mineral dengan sedikit perkembangan diatas batuan kukuh, dengan

kedalaman profil kurang dari 50 cm. Jenis tanah ini mempunyai hambatan

kedangkalan profil disertai kadang-kadang kurangnya air, kemungkinan digunakan

sebagai lahan pertanian sangat terbatas. Penyebaran untuk jenis tanah litosol banyak

dijumpai di-enam kecamatan di Kota Kupang.

2.4.3.4. Gambaran Klimatologi

a. Musim

Di Kota Kupang, sebagaimana daerah lainnya di NTT khususnya daratan Timor dikenal

hanya dua musim saja yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni sampai

dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap

air sehingga terjadi musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember – Maret arus

angin yang datang dari benua Asia dan Samudera Pasifik banyak mengandung uap air

sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti setiap setengah tahun setelah

melewati masa peralihan Mei–Juni dan November–Desember. Wilayah Kota Kupang

pada umumnya mempunyai iklim dan curah hujan yang tidak merata. Curah hujan pada

(12)

b. Suhu dan Kelembaban Udara

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut

dari permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2015 rata-rata suhu udara

minimum di Kota Kupang adalah 22,8°C – 29,8°C. Suhu udara maksimum terjadi pada

bulan Nopember (34,8°C) dan suhu udara minimum terjadi pada bulan Agustus

adalah bulan Agustus, september, Oktober.

Hari Hujan tertinggi pada bulan Januari (25 hari) dan selama empat bulan dalam tahun

2015 hujan tidak pernah turun yakni pada bulan Juni, Agustus September dan Oktober.

Berikut ini tabel-tabel menyajikan jumlah curah hujan dan hari hujan, kelembaban

udara, tekanan dan kecepatan angin serta temperatur di Kota Kupang tahun 2011-2012.

Tabel 2.10

Rata-rata Temperatur Udara, Kelembaban, Curah hujan, Hari Hujan Kota Kupang Menurut Bulan Tahun 2015

No Bulan

Temperatur (C ͦ)

(13)

antara 0,25 – 0,33 g) dan Zona 4 (percepatan gempa antara 0,20 – 0,25 g) , yaitu

percepatan gempa untuk periode ulang setiap 20 tahun, Gambar terlampir.

Besarnya intensitas atau tingginya tingkat kerusakan akibat gempa bumi (dinyatakan dalam

skala MMI = Modified Mercalli Intensity) bergantung pada beberapa faktor, antara lain jarak

suatu wilayah terhadap sumber gempa bumi dan kondisi geologi setempat. Dalam Peta

Wilayah Rawan B encana Gempa Bumi, tempat-tempat atau daerah-daerah yang memiliki

nilai intensitas atau tingkat kerusakan yang sama dihubungkan oleh suatu garis isoseismal.

Berdasarkan pembagian zona tersebut, wilayah K upang dan sekitarnya termasuk dalam

zona gempa dengan intensitas V - VI skala MMI (wilayah Kupang bagian selatan) dan VI –

VII skala MMI (wilayah Kupang bagian utara).

Kota K upang paling tidak telah terjadi gempa sebanyak empat kali yang mengakibatkan

kerusakan, yaitu pada Tahun 1908, 1938, 1963 dan 1975. Gempa bumi yang terjadi T ahun

19 75 , pusat gempa berada di utara K ota K upang (Laut Sawu), pada kedalaman 0 –

99 km, dengan magnitud 6,1 skala Richter, telah mengakibatkan retakan tanah dan

retak-retak pada bangunan.

Jalur zona tumbukan lempeng Sumatra-Jawa ini menerus ke wilayah NTT. Di wilayah Timor,

batas lempeng tektonik ini berubah sifatnya dari jalur zona subduksi (dimana lempeng lautan

menunjam di bawah lempeng benua) menjadi zona tabrakan lempeng benua dengan benua

(= "collision zone"). Di wilayah busur belakang pulau ("back-arc") di bagian ujung barat

rawan dan rentan terkena imbas dari gelombang tsunami ketika gempa bumi baik tektonik

maupun vulkanik terjadi di lautan. Bahkan Menurut Kertapati (2007), pada Tahun 1953, di

wilayah pantai sebelah Barat Kupang pernah terjadi tsunami, tetapi tidak diperoleh informasi

yang lengkap mengenai daerah yang terlanda maupun jumlah korban akibat tsunami.

Banjir

Wilayah Kota Kupang memiliki beberapa wilayah yang merupakan wilayah rawan banjir, yaitu

di sekitar muara Sungai Liliba, O esapa dan Sungai Dendeng. B erdasarkan frekuensi

kejadiannya, banjir di daerah tersebut adalah merupakan banjir rutin, yaitu banjir yang selalu

(14)

Karakteristik sungai-sungai tersebut antara lain gradien sungai yang kecil sehingga aliran

permukaan lambat, kondisi geologi tertentu yang terkait dengan kecepatan peresapan air ke

dalam tanah dari rendah hingga tinggi, adanya sedimentasi pada badan sungai sehingga

days tampung sungai berkurang, serta pengaruh pasang surut air laut. Sejauh ini kejadian

banjir tidak menimbulkan dampak yang berarti, karena daerah sekitar muara sungai-sungai

tersebut masih kurang berpenghuni.

Gambaran tentang kawasan rawan bencana untuk wilayah Kota Kupang baik menyangkut

potensi kegempaan maupun bencana banjir, dapat dilihat ilustrasinya dalam gambar peta.

2.4.5. Isu-Isu Strategis

Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya di Kota Kupang meliputi :

 Urbanisasi penduduk

 Desentralisasi

 Pencemaran lingkungan dan perubahan iklim

 Strandar Pelayanan Minimal

 Sebagai Pusat Kegiatan Nasional

 Masuk Wilayah Pengembangan Strategis 19, yang mencakup Kupang-Atambua

 Salah satu Kota yang masuk Keterpaduan Tol Laut

 Akses Air Minum Layak mencapai 85,46% tahun 2015

 Akses Sanitasi Layak baru mencapai 33,59% tahun 2015

(15)
(16)
(17)

Gambar

Tabel 2.1  Luas Wilayah dan Jumlah Kelurahan Kota Kupang Menurut Kecamatan Tahun 2015
Tabel 2.3
Tabel 2.4.  Jumlah Penduduk Miskin Kota Kupang dan NTT tahun 2003-2014
Tabel 2.6. PDRB & Distribusi Persentase PDRB Kota Kupang Atas Dasar Harga Konstan 2010  Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya..

Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan metode permainan terhadap motivasi belajar Matematika pada siswa

define that booklet is printed mass medium that aims to spread information or

Hasil penelitian menunjukkan: Daya saing ekspor karet alam Provinsi Jawa Tengah yang ditinjau dari keunggulan kompetitif dengan menggunakan analisis XCI (Export

Pada alat ini menggunakan sinyal bluetooth agar dapat mengirimkan data suara secara nirkabel dan menggunakan rangkaian relay sebagai pengatur on/off amplifier

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Analisis Efisiensi Pemasaran Jagung di Kabupaten

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka penulis merasa tertarik untuk membahas masalah pelaksanaan sewa tanah apakah telah terlaksana sesuai dengan

Di dalam bahasa Arab dikenal istilah dzawq lughawy (cita rasa bahasa). Suatu ujaran bisa saja benar secara nahwy tapi belum tentu benar secara dzawqy. Kemampuan