2.1. WILAYAH ADMINSITRASI
ota Kupang, secara geografis terletak antara, 10° 36’ 14° – 10° 39’ 58° LS dan 123° 32’
23° – 123° 32’ 23° - 123° 37’ 01° BT, dengan batas fisik sebagai berikut:
Utara : dengan Teluk Kupang
Selatan : dengan Kec. Kupang Barat Kab. Kupang
Timur : dengan Kec. Kupang Tengah dan Kupang Barat Kab. Kupang
Barat : dengan Kec. Kupang Barat Kab. Kupang dan Selat Semau
Secara administrasi Kota Kupang terdiri atas 6 kecamatan, 51 kelurahan, dengan luas wilayah 260,127 Km2
atau 26.012,7 Ha, terdiri dari luas daratan 180,27 Km2 atau 18.027 Ha dan Luas Lautan 94,79 Km2 atau
9.479 Ha. Masing-masing rincian nama kecamatan, dan Kelurahan disajikan pada tabel dan gambar
Tabel 2.1
Luas Wilayah dan Jumlah Kelurahan Kota Kupang Menurut Kecamatan Tahun 2015
NO KELURAHAN LUAS WILAYAH
Peta Wilayah Kota Kupang disajikan pada gambar peta 2.4.
2.2. POTE NSI WILAYAH KOTA KUPANG
2.2.1. Pertanian
a. Tanaman Pangan
Komoditi pangan yang paling banyak diproduksi di Kota Kupang adalah : jagung, kacang tanah,
kedele, padi sawah, padi ladang, ubi jalar, dan ubi kayu.
Produksi padi sawah di Kota Kupang tersebar di 5 kecamatan kecuali kecamatan Kota Lama.
Yang pada tahun 2015 menghasilkan gabah kering 2.020,91 ton dan beras 55,52 ton diatas lahan
seluas 382 Ha. Ini menunjukan bahwa sekalipun menjadi wilayah perkotaan tapi masih tersedia
lahan basah pertanian.
sehingga dapat memanen padi hingga 2 kali dalam setahun.
Sedangkan produksi pangan lainnya di Kota Kupang di tahun 2015 ini adalah jagung 1.808,35
ton, kacang tanah 206,11 ton, kacang 0,91 ton, ubi kayu 1.405,56 ton dan ubi jalar 24,06 ton.
Untuk produksi pangan ini yang tertinggi adalah jagung dan ubi, ini dikarenakan program
pemerintah Kota untuk wajib mengkonsumsi pangan lokal ( jagung dan ubi). Untuk lebih
Tabel 2.2. Luas Panen, Rata-Rata Hasil Produksi Padi Sawah Menurut Kecamatan di Kota Kupang Tahun 2015
Kecamatan Luas Panen (Ha) Rata-Rata Panen (Ton/Ha) Produksi Gabah kering (Ton) Beras (Ton)
01. Alak 80 55,52 444,16 278,66
Sumber : Kota Kupang Dalam Angka 2016
Selain itu Komoditi tanaman pangan hortikultura sayur-sayuran yang paling banyak
diproduksi di Kota Kupang adalah : kangkung, bayam, cabe besar, cabe rawit, bawang, sawi,
kacang panjang, Tomat, Terung, Buncis, Ketimun. Diantaranya produksi terbanyak
beruturut-turut : kangkung, bayam, sawi dan cabe rawit.
Komoditi tanaman pangan hortikultura Buah-buahan yang paling banyak diproduksi di Kota Kupang berturut-turut adalah : pisang, pepaya, sukun, sirsak, nangka dan mangga.
b. Perkebunan
Untuk produksi Perkebunan yang dominan di Kota Kupang adalah kelapa. Pada tahun 2012
memproduksi kelapa 134 Ton dengan luas areal 246 ha. Rata-rata produksi di 6 kecamatan
adalah 0,54 ton/ha. Namun di tahun 2015 produksi kelapa menurun menjadi 68,5 ton dengan
luas areal yang berkurang menjadi 108,75 Ha. Wilayah dengan luas arel terluas adalah Kecamatan
Alak 45 ha dengan produksi 34 ton, dan terendah di kecamatan Kota Lama dengan produksi 1
ton.
2.2.2. Peternakan
Populasi ternak besar di Kota Kupang terdiri dari sapi, kerbau, dan kuda, dan terbanyak adalah
ternak sapi, yang juga melayani konsumen daging sapi di Kota Kupang. Pada tahun 2015 ternak sapi
5.574 ekor, kuda 64 ekor dan kerbau 22 ekor. Untuk populasi ternak kecil terdiri dari babi, kambing,
dan domba dan paling banyak diternak adalah babi, berhubung di Kota Kupang lagi menjamur
rumah makan yang menyajikan makanan khas Timor yakni Se’i Babi yang banyak digemari oleh
orang Kupang sendiri maupun orang luar Kupang. Tahun 2015 ternak babi 28.176 ekor, kabing
5.968 ekor dan domba 49 ekor.
Sedangkan jenis unggas terdiri dari ayam dan itik, yang paling banyak diternak adalah ayam
2.2.3. Perikanan
Kegiatan perikanan di Kota Kupang diarahkan untuk dimanfaatkan secara rasional dan
mewujudkan perikanan sebagai salah satu andalan potensi sumberdaya alam untuk tahun
mendatang.
Produksi ikan laut di Kota Kupang tahun 2014 terdiri dari ikan segar sebanyak 21.090,41 Ton dan
tahun 2015 meningkat menjadi 22.682,77 Ton. Untuk ikan besar sudah dieksport “ke luar” Kota
Kupang. Ini menunjukkan bahwa Kota Kupang memiliki potensi laut yang cukup baik untuk
dikembangkan. Untuk produksi perikanan laut didominasi oleh ikan tembang, ikan cakalang, dan
ikan kakap.
2.2.4. Industri
Sektor industri terbagi menjadi 3 yaitu industri besar/sedang, industri kecil dan industry kerajinan
rumah tangga. Pada Tahun 2014, jumlah industri minuman di Kota Kupang sebanyak 464
perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 400 orang dan nilai produksi 40.207.768.000 rupiah. Tahun
2014, Total Perusahaan makanan dan minuman serta tembakau sebanyak 201 perusahaan dengan
jumlah tenaga kerja 1.284 orang dan nilai produksi sebesar 86.819.018.000 rupiah.
2.2.5. Pariwisata
Di Kota Kupang terdapat beberapa lokasi wisata yang menjadi tujuan wisata bagi para pengunjung
yang datang ke Kota Kupang.
Sektor pariwisata Kota Kupang pada tahun 2015, menyediakan hotel dengan kelas berbintang satu,
dua,, tiga dan empat sebanyak 12 buah dengan jumlah kamar tidur 1.153 buah dan 1.797 tempat
tidur. Sedangkan penginapan lainnya ditahun 2014 sebanyak 66 buah dan meningkat di tahun 2015
sebanyak 70 buah.
2.3. DE MOGRAF I DAN URBANISASI
2.3.1. Jumlah dan Persebaran Penduduk
Jumlah penduduk Kota Kupang tahun 2015 sebanyak 390.877 jiwa, menyebar dalam 6 kecamatan.
Kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat secara berurutan adalah kecamatan Kota Raja
dengan jumlah 94.694 jiwa, kecamatan Maulafa 74.899 jiwa, kecamatan Kota Lama 73.523 jiwa,
Kecamatan Alak 59.948 jiwa, kecamatan Oebobo 53.738 jiwa dan terendah di kecamatan Kelapa
Lima 34.075 Jiwa.
Kepadatan penduduk Kota Kupang sesuai data Kota Kupang dalam Angka 2016, sebesar 2.168
jiwa/km². Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Kelapa Lima sebesar 10.582 jiwa/km2, dan
jelasnya mengenai jumlah, kepadatan dan persentase penduduk, luas daerah antar kecamatan di
Kota Kupang dapat dilihat pada Tabel dan Gambar berikut ini.
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk, Jenis Kelamin, Luas daerah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Kupang Tahun 2015
Kecamatan Jumlah Penduduk Luas Daerah (Km2)
Sumber : Kota Kupang Dalam Angka 2016
Gambar 2.1. Presentase Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2015
Sumber : Kota Kupang Dalam Angka 2016
2.3.2. Penduduk Miskin
Penduduk miskin di Kota Kupang sejak tahun 2003-2013 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2003
jumlah penduduk miskin Kota Kupang sebanyak 28.800 jiwa, lebih rendah jika dibandingkan
dengan penduduk miskin Propinsi NTT yang mencapai 1.165.900 jiwa. Pada tahun 2007 penduduk
miskin Kota Kupang menurun menjadi 20.300 jiwa, namun di tahun 2008 penduduk miskin
bertambah hingga 46.110 jiwa. Tiga tahun berturut-turut setelah itu, penduduk miskin Kota
miskin NTT pesat hingga mencapai 986.500 jiwa. Namun di tahun 2012 penduduk miskin Kota
Kupang meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 35.000 jiwa dan di tahun yang sama penduduk
miskin NTT mencapai 1.000.300 jiwa. Pada tahun 2014 penduduk miskin Kota Kupang menururn
dari tahun sebelumnya yakni, berjumlah 330.300 Jiwa dan penduduk miskin NTT berjumlah
991.880 jiwa. Melihat angka-angka penduduk miskin ini selama 12 tahun periode 2003-2014 ini,
menunjukan bahwa penduduk miskin kota akan terus ada dengan jumlah yang kadang bertambah
namun kadang pula menurun.
Data Penduduk miskin tersaji dalam tabel berikut :
Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Miskin Kota Kupang dan NTT tahun 2003-2014
Tahun Penduduk Miskin
Sumber : Kota Kupang dalam Angka 2016
2.3.3. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk
Penduduk E kisting Kota Kupang Tahun 2015 berjumlah 30.877 jiwa dan diproyeksikan hingga
tahun 2020 menjadi 449.406 jiwa, dengan rata-rata pertumbuhan 2,83%/tahun.
Tabel 2.5
Proyeksi Penduduk Kota Kupang tahun 2016-2020 menurut Kecamatan Kota Kupang 390.877 401.939 413.314 425.010 437.038 449.406
2.4. ISU STRATE GIS SOSIAL, E KONOMI DAN LINGKUNGAN
2.4.1. Perkembangan PDRB dan Potensi E konomi
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Kupang tahun 2012 berdasarkan harga konstan
2010 adalah Rp 10.609.469.300.000,- dan tahun 2015 meningkat menjadi Rp.
13.013.132.400.000,-atau meningkat 18,47%. Komposisi PDRB terbesar adalah sektor Konstruksi sedangkan terkecil
adalah sektor pertambangan dan galian.
Sedangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Kupang atas Dasar Harga yang Berlaku
Tahun 2012 sebesar Rp. 11.610.350.700.000,- dan di tahun 2015 meningkat menjadi RP.
16.621.742.300.000,0 atau mengalami kenaikan 30,15%. PDRB terbesar adalah sektor Konstruksi
dan terendah adalah pertambangan dan galian. Untuk lebih jelasnya mengenai komposisi PDRB
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
Tabel 2.6. PDRB & Distribusi Persentase PDRB Kota Kupang Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2015
LAPANGAN USAHA PDRB (Rp.Juta)
2012 2013 2014 2015
1. Pertanian 252.523,6 264.655,0 279.088,6 293.391,3
2. Pertambangan & Penggalian 12.347,7 12.857,3 13.263,7 13.704,7
3. Industri Pengolahan 173.123,6 182.654,3 191.126,8 200.494,7
4. Listrik & Gas 10.693,9 11.589,4 13.365,1 14.734,5
5. Air, Sampah, Limbah & Daur Ulang 17.001,1 18.697,8 19.944,7 21.025,9
6. Konstruksi 1.734.647,6 1.834.624,0 1.943.105,1 2.063.869,1
7. Perdagangan besar & Eceran 1.618.468,6 1.763.327,2 1.844.070,7 1.938.853,4
8. Transportasi & Pergudangan 783.326,3 846.483,9 910.019,9 971.814,7
9. Penyediaan Akomodasi & Makan 177.062,3 188.672,3 199.874,3 211.192,4 10. Informasi & Komunikasi 1.514.302,3 1.591.951,1 1.769.819,8 1.960.769,2
11. Jasa Keuangan & Asuransi 623.359,9 707.063,9 797.625,7 888.659,0
12. Real Estate 377.787,9 398.112,0 415.362,5 435.124,4
13. Jasa Perusahaan 77.938,5 81.610,2 85.339,2 88.763,5
15. Administrasi Pemerintahan, dll 868.175,6 946,963,6 1.006.565,1 1.075.987,9
16. Jasa Pendidikan 1.554.884,8 1.634.119,1 1.742.418,8 1.846.451,1 17. Jasa Kesehatan & Kegiatan 411.781,5 456.473,0 475.701,9 503.939,6
18. Jasa Lainnya 402.044,4 433.595,4 460.616,1 484.356,2
PDRB 10.609.469,3 11.373.405,0 12.167.308,0 13.013.132,4
Sumber : Kota Kupang dalam Angka 2016
Selanjutnya distribusi persentase PDRB Kota Kupang atas dasar Harga Berlaku menurut Lapangan
Usaha tahun 2015, di dominasi oleh sektor Konstruksi (16,41%), diikuti sektor perdagangan besar
dan eceran (14,34%) dan sektor informasi dan komunikasi (13,10%) serta sektor dengan kontribusi
2.4.2. Pertumbuhan E konomi
Pada Priode 2012-2015 pertumbuhan ekonomi Kota Kupang berturut-turut sebesar 7,52%,
selanjutnya menurun 7,2%, 6,98% dan 6,95 % . Walaupun pertumbuhan ekonomi selama periode 4
tahun ini tidak konstan, dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Kota Kupang selama periode ini
(2012-2015) sebesar 7,16%.
Gambar 2.2. Pertumbuhan E konomi 2012-2015
Selanjutmya PDRB per kapita Kota Kupang tahun 2012-2015 meningkat setiap tahun. Tahun 2012
sebesar 32,4 juta meningkat menjadi 35,47 juta tahun 2013, kemudian menjadi 38,82 juta dan 42,52
juta di tahun 2015. Kondisi PDRB per kapita tersaji pada gambar berikut :
2.4.3. Kondisi Lingkungan Strategis
2.4.3.1. Gambaran Topografi
Secara topografi Kota Kupang terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan.
Untuk daerah terendah terletak pada ketinggian 0-50 meter dari permukaan laut rata-rata,
sedangkan daerah tertinggi terletak di bagian selatan dengan ketinggian antara 100-350
meter dari permukaan laut. Daerah pantai merupakan kawasan di bagaian utara yang
berbatasan langsung dengan teluk Kupang dengan kemiringan antara 0% sampai 2%,
daerah dataran rendah merupakan kawasan di bagian pesisir, dengan kemiringan antara
2-5%.
Kota Kupang secara visual merupakan daerah dataran rendah yang sudah dimanfaatkan
pula sebagai lahan kegiatan usaha seperti sawah tadah hujan, kebun musiman dan semak
belukar. Pada bagian barat daya dan selatan terdapat perbukitan yang harus dilindungi
dengan penghijauan (reboisasi) yang berfungsi sebagai daerah tangkapan (cacthmant area)
untuk menjaga potensi air tanah di Kota Kupang. Kondisi topografi Kota Kupang dapat
dilihat pada gambar terlampir.
2.4.3.2. Gambaran Geohidrologi
Kota Kupang yang sering dijuluki Kota Karang, memang merupakan daerah yang kering,
dan pada musim kemarau (± Mei – Nopember) mengalami krisis air bersih. Kota Kupang
hanya dilalui oleh beberapa aliran sungai yang pada musim hujan baru tampak aliran airnya
yaitu antara lain:
a. Kali Dendeng yang bermuara di pantai LLBK (Pantai Kopan)
b. Kali Liliba yang bermuara di pantai Oesapa.
c. Kali Merdeka yang bermuara di pantai Oeba
Tabel 2.7.
Pola Aliran Alur Sungai Di Kota Kupang
NO SUNGAI POLA ALIRAN
1. Sungai Liliba
Alur Sungai ini melewati batu gamping koral dan batu lempung dari kompleks Bobonaro, banyak juga dijumpai mata air ditebing sungai Liliba melalui celah-celah batu gamping ke arah Sungai Liliba. Sungai ini selalu berarir walau pada musim kemarau namun debitnya kecil.
2. Sungai Kupang
Alur sungai ini melewati batu gamping koral dan batu lempung kornplek Bobonaro. Seperti halnya sungai-sungai di atas pada tebing sungai kupang pun terdapat sederetan mata air yang rnensuplai air ke dalam sungai Kupang. Sungai ini selalu berair walaupun pada musim kemarau dengan debit yang kecil.
3. Sungai Alak
Disamping sungai-sungai besar terdapat juga sungai-sungai kecil.Sungai-sungai ini hanya
berair pada saat hujan dan beberapa saat setelah hujan berhenti dan hanya Sungai
Merdeka dan Sungai Oesapa Kecil yang dapat bertahan mengalir hingga pada saat
memasuki musim kemarau. Berikut tabel data kondisi sungai di Kota Kupang.
Tabel 2.8.
1. Tenau dengan lingkup Alak dan sekitarnya.
2. Tabun dengan lingkup Fatukoa, Sikumana dan Bello.
3. Bakunase dengan lingkup Labat dan sekitarnya.
4. Penfui dengan lingkup Bandara Eltari, Undana, Lapas, Liliba.
5. Kelapa Lima dengan lingkup Balaikota, Kelapa Lima, Sasando dan Oesapa.
Di wilayah Kota Kupang terdapat embung-embung kecil yang merupakan salah satu
teknologi pengembangan sumber daya air. Embung-embung kecil dengan kapasitas
tampungannya adalah sebagai berikut :
5 Nunbaun Delha Manutapen 29.146 Berair
6 Namosain 1 Manutapen 19.146 Berair
Sumber mata air yang terdapat di wilayah Kota Kupang ada yang bersifat tetap (permanert spring) dimana mata air tetap berair sepanjang tahun, dan ada mata air yang hanya berair pada musim penghujan sedangkan pada musim kemarau air tersebut kering (iritermitten spring).Pemanfaatan air dari sumber mata air itu tidak hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga tetapi juga dimanfaatkan untuk irigasi sawah, palawija dan sayur-sayuran.
2.4.3.3. Gambaran Geologi
Pembentukan tanah dalam wilayah Kota Kupang terdiri dari bahan keras dan bahan non
vulkanis. Bahan-bahan mediteran/rencina/ litosol terdapat di kecamatan Alak, Maulafa,
Kota Raja, Oebobo, Kelapa Lima dan Kota Lama.
Mediteran
Tanah mempunyai lapisan solum yang tebal. Kadar unsur basa yang terkandung
umumnya tinggi, daya menahan airnya sedang, sehingga kepekaan terhadap erosi juga
sedang. Sifat-sifat fisik dan kimianya baik sehingga nilai produksinya cukup tinggi dan
apabila persediaan air cukup untuk pengolahan/tumbuh tanam, maka jenis tanah ini
dapat dimanfaatkan untuk persawahan.
Litosol
Merupakan tanah mineral dengan sedikit perkembangan diatas batuan kukuh, dengan
kedalaman profil kurang dari 50 cm. Jenis tanah ini mempunyai hambatan
kedangkalan profil disertai kadang-kadang kurangnya air, kemungkinan digunakan
sebagai lahan pertanian sangat terbatas. Penyebaran untuk jenis tanah litosol banyak
dijumpai di-enam kecamatan di Kota Kupang.
2.4.3.4. Gambaran Klimatologi
a. Musim
Di Kota Kupang, sebagaimana daerah lainnya di NTT khususnya daratan Timor dikenal
hanya dua musim saja yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni sampai
dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap
air sehingga terjadi musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember – Maret arus
angin yang datang dari benua Asia dan Samudera Pasifik banyak mengandung uap air
sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti setiap setengah tahun setelah
melewati masa peralihan Mei–Juni dan November–Desember. Wilayah Kota Kupang
pada umumnya mempunyai iklim dan curah hujan yang tidak merata. Curah hujan pada
b. Suhu dan Kelembaban Udara
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut
dari permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2015 rata-rata suhu udara
minimum di Kota Kupang adalah 22,8°C – 29,8°C. Suhu udara maksimum terjadi pada
bulan Nopember (34,8°C) dan suhu udara minimum terjadi pada bulan Agustus
adalah bulan Agustus, september, Oktober.
Hari Hujan tertinggi pada bulan Januari (25 hari) dan selama empat bulan dalam tahun
2015 hujan tidak pernah turun yakni pada bulan Juni, Agustus September dan Oktober.
Berikut ini tabel-tabel menyajikan jumlah curah hujan dan hari hujan, kelembaban
udara, tekanan dan kecepatan angin serta temperatur di Kota Kupang tahun 2011-2012.
Tabel 2.10
Rata-rata Temperatur Udara, Kelembaban, Curah hujan, Hari Hujan Kota Kupang Menurut Bulan Tahun 2015
No Bulan
Temperatur (C ͦ)
antara 0,25 – 0,33 g) dan Zona 4 (percepatan gempa antara 0,20 – 0,25 g) , yaitu
percepatan gempa untuk periode ulang setiap 20 tahun, Gambar terlampir.
Besarnya intensitas atau tingginya tingkat kerusakan akibat gempa bumi (dinyatakan dalam
skala MMI = Modified Mercalli Intensity) bergantung pada beberapa faktor, antara lain jarak
suatu wilayah terhadap sumber gempa bumi dan kondisi geologi setempat. Dalam Peta
Wilayah Rawan B encana Gempa Bumi, tempat-tempat atau daerah-daerah yang memiliki
nilai intensitas atau tingkat kerusakan yang sama dihubungkan oleh suatu garis isoseismal.
Berdasarkan pembagian zona tersebut, wilayah K upang dan sekitarnya termasuk dalam
zona gempa dengan intensitas V - VI skala MMI (wilayah Kupang bagian selatan) dan VI –
VII skala MMI (wilayah Kupang bagian utara).
Kota K upang paling tidak telah terjadi gempa sebanyak empat kali yang mengakibatkan
kerusakan, yaitu pada Tahun 1908, 1938, 1963 dan 1975. Gempa bumi yang terjadi T ahun
19 75 , pusat gempa berada di utara K ota K upang (Laut Sawu), pada kedalaman 0 –
99 km, dengan magnitud 6,1 skala Richter, telah mengakibatkan retakan tanah dan
retak-retak pada bangunan.
Jalur zona tumbukan lempeng Sumatra-Jawa ini menerus ke wilayah NTT. Di wilayah Timor,
batas lempeng tektonik ini berubah sifatnya dari jalur zona subduksi (dimana lempeng lautan
menunjam di bawah lempeng benua) menjadi zona tabrakan lempeng benua dengan benua
(= "collision zone"). Di wilayah busur belakang pulau ("back-arc") di bagian ujung barat
rawan dan rentan terkena imbas dari gelombang tsunami ketika gempa bumi baik tektonik
maupun vulkanik terjadi di lautan. Bahkan Menurut Kertapati (2007), pada Tahun 1953, di
wilayah pantai sebelah Barat Kupang pernah terjadi tsunami, tetapi tidak diperoleh informasi
yang lengkap mengenai daerah yang terlanda maupun jumlah korban akibat tsunami.
Banjir
Wilayah Kota Kupang memiliki beberapa wilayah yang merupakan wilayah rawan banjir, yaitu
di sekitar muara Sungai Liliba, O esapa dan Sungai Dendeng. B erdasarkan frekuensi
kejadiannya, banjir di daerah tersebut adalah merupakan banjir rutin, yaitu banjir yang selalu
Karakteristik sungai-sungai tersebut antara lain gradien sungai yang kecil sehingga aliran
permukaan lambat, kondisi geologi tertentu yang terkait dengan kecepatan peresapan air ke
dalam tanah dari rendah hingga tinggi, adanya sedimentasi pada badan sungai sehingga
days tampung sungai berkurang, serta pengaruh pasang surut air laut. Sejauh ini kejadian
banjir tidak menimbulkan dampak yang berarti, karena daerah sekitar muara sungai-sungai
tersebut masih kurang berpenghuni.
Gambaran tentang kawasan rawan bencana untuk wilayah Kota Kupang baik menyangkut
potensi kegempaan maupun bencana banjir, dapat dilihat ilustrasinya dalam gambar peta.
2.4.5. Isu-Isu Strategis
Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya di Kota Kupang meliputi :
Urbanisasi penduduk
Desentralisasi
Pencemaran lingkungan dan perubahan iklim
Strandar Pelayanan Minimal
Sebagai Pusat Kegiatan Nasional
Masuk Wilayah Pengembangan Strategis 19, yang mencakup Kupang-Atambua
Salah satu Kota yang masuk Keterpaduan Tol Laut
Akses Air Minum Layak mencapai 85,46% tahun 2015
Akses Sanitasi Layak baru mencapai 33,59% tahun 2015