• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RPI2JM KABUPATEN BELITUNG TIMUR Rencana Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Jangka Menengah"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1.1

LATAR BELAKANG

Dengan didasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka

Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268) serta Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 225; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) bahwa kewenangan

pelaksanaan pembangunan termasuk perencanaan tata ruang wilayah kabupaten dan kota.

terutama dalam hal pelaksanaan pembangunan termasuk pelaksanaan penyusunan dan

atan peninjauan kembali (revisi) Rencana Tata Ruang Propinsi, kabupaten dan kota. Hal tersebut sejalan dengan amanat undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan

Ruang, yang mengisyaratkan perlunya penataan ruang di wilayah kabupaten dan kota. Selain itu memberikan arahan pembangunan dalam jangka waktu tertentu diperlukan strategi

pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang dituangkan dalam dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.

Fakta belum fokusnya sasaran kewilayahan dan belum sinergisnya program pembangunan infrastruktur dari tiap sektor menjadi dasar dibutuhkannya suatu dokumen perencanaan yang

cukup komprehensif untuk menjadi arahan pembangunan infrastruktur bagi sektor di suatu

(2)

Menengah (RPI2JM) yang merupakan rumusan kebutuhan infrastruktur prioritas pada suatu kawasan disusun.

RPI2JM merupakan jembatan antara Rencana Tata Ruang dengan program infrastruktur sektor dengan berbasis pada pengembangan wilayah. Dalam kajian RPI2JM, peran-peran

sektor disinkronkan dalam fungsi kewilayahan. Keterkaitan antar program infrastruktur dari setiap sektor diperlukan agar keberlanjutan dan fungsi pengembangan wilayah dapat

diperoleh secara maksimal.

Salah satu arahan konsultasi regional adalah penajaman program infrastruktur harus

memperhatikan arahan penataan ruang. Hal ini bisa berupa rencana tata ruang maupun dokumen RPI2JM. Dalam melihat tingkat kedalaman koordinasi program pembangunan

dalam pengembangan wilayah sangat tergantung pada skala kawasan yang ditinjau. RPI2JM sebagai instrumen penajaman renstra ke dalam rencana tahunan harus ada pada tiap skala kewilayahan yang memiliki rencana tata ruang wilayah (RTRW).

1.2

MAKSUD, TUJUAN, SASARAN DAN MANFAAT

Maksud dari kegiatan Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur

Jangka Menengah (RPI2JM) ini adalah untuk merencanakan program pembangunan infrastruktur ke-CK-an untuk mewujudkan sasaran pengembangan wilayah sesuai dengan

rencana tata ruang Kabupaten Belitung Timur.

Tujuan dari Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka

Menengah (RPI2JM) Kabupaten Belitung Timur adalah tersusunnya daftar program investasi infrastruktur ke-CK-an prioritas yang berbasis penataan ruang dalam rangka

mendukung pembangunan wilayah secara terpadu di Kabupaten Belitung Timur.

Sasaran:

a. Tersusunnya rencana terpadu pengembangan infrastruktur Cipta karya jangka menengah di Kabupaten Belitung Timur;

b. Tercapainya sinkronisasi program pembangunan infrastruktur Cipta karya di Kabupaten Belitung Timur,baik dari aspek fungsi, lokasi, waktu, maupun anggaran; dan

(3)

Manfaat:

Manfaat dari kegiatan ini adalah:

a. Menjadi acuan bagi sector Cipta karya baik pusat maupun daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan program pembangunan infrastruktur Cipta karya dalam lingkup

Kabupaten Belitung Timur; dan

b. Memberikan arahan pembangunan infrastruktur berbasis pengembangan wilayah di Kabupaten Belitung Timur.

1.3

RUANG LINGKUP

1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan

Wilayah Kabupaten Belitung Timur yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Belitung dan bagian dari Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan luas wilayah darat 2.506,91

km2 dan luas wilayah laut 15.461,03 km2. Mencakup 7 (tujuh) kecamatan, yakni Kecamatan Dendang, Gantung, Manggar, Kelapa Kampit, Simpang Pesak, Simpang Renggiang dan

Kecamaatan Damar, serta terbagi lagi atas 39 desa dan 128 dusun.

Tabel I.1

Nama, Luas Wilayah Per-Kecamatan, dan Jumlah Desa

No Nama Kecamatan Jumlah

Desa (Ha)

(%) thdp Total

1 Manggar 9

46.590 9,14

2 Damar 5 9,44

3 Kelapa Kampit 6 49.851 19,89

4 Gantung 7 54.630 21,79

5 Simpang Renggiang 4 39.070 15,59

6 Simpang Pesak 4 24.330 9,71

7 Dendang 4 36.220 14,45

Total 250.691 100,00

Sumber: Data Spasial Penggunaan Lahan, Bappeda, 2012

Sementara itu batasan wilayah Kabupaten Belitung Timur adalah sebagai berikut: (lihat Gambar 1.1)

(4)
(5)

Kabupaten Belitung Timur merupakan juga merupakan wilayah kepulauan yang terdiri dari 141 buah pulau besar dan kecil. Pulau-pulau inilah yang menjadi daya tarik wisatawan

Kabupaten Belitung Timur. Berikut disajikan penyebaran pulau di Belitung Timur menurut kecamatan.

Tabel I.2

Penyebaran Pulau Menurut Kecamatan

No Kecamatan Jumlah Pulau

1 Manggar 40

2 Damar

3 Kelapa Kampit 12

4 Gantung 52

5 Simpang Renggiang

6 Simpang Pesak 37 7 Dendang

Jumlah 141

Sumber: Kabupaten Belitung Timur Dalam Angka, 2012

1.3.2 Ruang Lingkup Pekerjaan

Lingkup kegiatan penyusunan RPI2JM di Kabupaten Belitung Timur mencakup tahapan sebagai berikut:

a. Melakukan telaah dokumen kebijakan spasial (RPJP, RPJM Kabupaten Belitung Timur, Dokumen Rencana Pengembangan Wilayah RTRW Kabupaten Belitung Timur, serta dokumen perencanaan pembangunan yang terkait dengan pembangunan infrastruktur

Cipta Karya (Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, penyediaan Air Minum, penyehatan lingkungan permukiman berupa: Air Limbah,

Persampahan, Drainase dan Santiasi), pada tingkat kabupaten;

b. Penyusunan arahan pengembangan wilayah (aspek spasial), Analisis arahan spasial yang merupakan hasil integrasi dari berbagai dokumen kebijakan spasial, yang menghasilkan arahan spasial pengembangan wilayah lima tahun ke depan, baik kawasan yang perlu didorong

maupun yang perlu dikendalikan pengembangannya, beserta rencana sistem jaringan infrastruktur pendukungnya.

c. Penyusunan program prioritas pembangunan infrastruktur, Analisis program infrastruktur yang merupakan hasil integrasi berbagai dokumen sistem perencanaan pembangunan

(6)

d. Penyusunan rencana terpadu Pembangunan Infrastruktur, Integrasikan kedua hasil analisis yang menghasilkan program pembangunan infrastruktur prioritas yang berbasis pada sasaran

spasial.

e. Pelaksanaan sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur, Penyerasian fungsi, lokasi, waktu, dan anggaran program pembangunan infrastruktur prioritas sesuai sasaran pengembangan wilayahnya berupa sinkronisasi antarsektor pemerintah, antarsektor

pusat dengan daerah, antara Pemerintah dengan pemda, antarpemda, dan antara pemerintah dengan masyarakat/dunia usaha. Sinkronisasi program ini menghasilkan

program/kegiatan pembangunan infrastruktur yang dirinci berdasarkan kegiatan, perkiraan volume, perkiraan biaya pelaksanaan, dan pelaksana.

f. Penyusunan sumber pembiayaan pembangunan, Pada tahap ini dilakukan analisis identifikasi bentuk atau wujud sumber pembiayaan pelaksanaan RPI2JM yang menghasilkan

sumber-sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur.

g. Inisiasi pelaksanaan pembangunan, Pada tahap ini dilakukan inisiasi pelaksanaan RPI2JM ke dalam penganggaran (publik) dan pembiayaan kerjasama (dengan swasta), serta

pengawasan dan pengendalian pelaksanaannya.

1.4

METODOLOGI PENYUSUNAN RPI2JM

Penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya pada Wilayah Perencanaan dilakukan melalui 5 (lima) tahap sebagai berikut:

1. Identifikasidan inventarisasi arahan spasial pengembangan wilayah dan program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya;

2. Perumusan rencana terpadu pembangunan infrastruktur bidangCipta Karya; 3. Sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur bidangCipta Karya;

4. Penyiapan rancangan RPI2JM bidang Cipta Karya;dan 5. Penyepakatan rancangan RPI2JM bidang Cipta Karya.

Secara skematis, prosedur penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya pada wilayah

perencanaan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Lebih lanjut, masing-masing tahapan dirinci dengan pendekatan sistem, yang meliputi input,

(7)

Gambar 1.2: Prosedur Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya

Sumber: Pedoman RPI2JM Bidang CK, 2014

Tahap1: Identifikasi dan Inventarisasi

Identifikasi dan Inventarisasi Arahan Spasial Pengembangan wilayah dan Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya.

a. Identifikasi Arahan Spasial Pengembangan Wilayah

Identifikasi arahan spasial pengembangan Kawasan merupakan hasil integrasi berbagai

dokumen kebijakan spasial pada wilayah perencanaan. Identifikasi arahan spasial pengembangan wilayah dilakukan melalui pendekatan sistem sebagai berikut:

1. Input: berupa dokumen kebijakan spasial pengembangan wilayah dan indikasi program pembangunan infrastruktur Cipta Karya dalam rencana tata ruang yang sebagian atau

seluruh wilayah perencanaannya berada dalam lingkup wilayah meliputi: a) RTRW Kabupaten Belitung Timur;dan

b) Rencana pengembangan dalam lingkup wilayah perencanaan.

2. Proses: berupa kegiatan pengintegrasian antara arahan spasial perencanaan dan

arahan spasial perencanaan lainnya dengan menggunakan metode inventarisasi (matriks).

3. Output: berupa matriks indikasi arahan spasial pengembangan wilayah yang disusun dalam lima (5) tahun dan kawasan yang dikendalikan serta indikasi program dukungan jaringan infrastruktur Cipta Karya untuk masing-masing kawasan dimaksud.

Format matriks identifikasi arahan spasial pengembangan wilayah dapat dilihat pada matriks-1. Prosedur identifikasi arahan spasial pengembangan wilayah diatur dengan

ketentuan sebagai berikut:

(8)

2) Dibahas bersama dengan SKPD Kabupaten bidang Cipta Karya dan Perumahan Rakyat, serta Dinas yang terkait di Lingkungan Kabupaten Belitung Timur, yang

dituangkan didalam berita acara.

Matrik Tahap-1 Arahan Spasial Pengembangan Wilayah

NO.

b) Kolom (3): arahan spasial terkait pengembangan wilayah berupa rencana struktur ruang dan/atau rencana pola ruang

c) Kolom (4), (5), (6), (7), dan (8) dan : arahan spasial yang sesuai dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang, serta rencana struktur ruang dan rencana pola ruang wilayah d) Kolom (9): hasil integrasi seluruh arahan spasial pengembangan wilayah berupa kawasan

yang didorong perkembangannya dan/atau kawasan yang dikendalikan untuk masing-masing tujuan penataan ruang wilayah.

e) Kolom (10): Indikasi program pembangunan infrastruktur Cipta karya dan permukiman untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah.

2) Catatan:

a) Dalam kondisi, ada arahan spasial yang belum terakomodasi, tetapi bertentangan, merujuk pada ketentuan bahwa arahan spasial yang lebih tinggi menjadi acuan,

(9)

b. Inventarisasi Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Inventarisasi program investasi pembangunan infrastruktur Cipta Karya merupakan

upaya identifikasi dan sintesis program prioritas pembangunan infrastruktur Cipta Karya, yang berasal dari berbagai dokumen perencanaan pembangunan infrastruktur Pekerjaan

Umum untuk mendukung perwujudani ndikasi program utama dan sasaran wilayah padatahapan identifikasi arahan spasial. Identifikasi dan sintesis program prioritas

pembangunan infrastruktur Cipta Karya dilakukan melalui pendekatan sistem sebagai berikut:

1) Input: berupa program prioritas pembangunan infrastruktur Cipta Karya pada wilayah yang berasal dari dokumen perencanaan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang

berlaku meliputi:

a) Renstra Kabupaten Belitung timur

b) Renstra Dinas Sumber Daya Air, Ditjen Bina Marga, dan Ditjen Cipta Karya dan

Perumahan Rakyat;

c) RPJPD dan RPJMD Kabupaten/Kota.

2) Proses: berupa kegiatan penggabungan program prioritas pembangunan infrastruktur Cipta Karya dari berbagai dokumen sesuai tingkatan RPI2-JM yang disusun;

3) Output: berupa matriks program prioritas pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya sesuai dengan indikasi program utama dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

Format matriks inventarisasi program investasi pembangunan infrastruktur Cipta Karya dapat dilihat pada matriks-2.

Matrik-2 Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Program Investasi Pembangunan Infrastruktur

Bidang Cipta Karya Sintesa Program Investasi Pembangunan

(10)

a. Kolom (2) : program (indikasi) pembangunan infrastruktur Cipta Karya dari RTR (Kolom 10 Matriks-1)

b. Kolom (3), (4), (5), (6), dan (7) : hasil inventarisasi program investasi pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang terkait dengan program pembangunan infrastruktur Pekerjaan Umum mendukung pengembangan wilayah, secara berurutan dari RPJPN/RPJMN, Renstra dan RKP Cipta Karya, Renstra Dinas Sumber Daya Air, Ditjen Binamarga, dan Ditjen Cipta karya, RPJP/RPJM Provinsi, serta RPJP/RPJM Kabupaten/Kota.

c. Kolom(8) : sintesa program investasi pembangunan infrastruktur Cipta Karya sesuai dengan indikasi program utama dari tingkatan RPI2-JM yang disusun tahunan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Ada 3 (tiga) kemungkinan program Ciptakarya : (i) program ada diindikasi program RTR dan ada didokumen perencanaan pembangunan, (ii) program ada diindikasi program RTR, tetapi tidak ada didokumen perencanaan pembangunan, dan (iii) program tidak ada diindikasi program RTR, tetapi ada didokumen perencanaan pembangunan.

2) Catatan:

a. Dalam kondisi, ada program prioritas yang belum terakomodasi, tetapi bertentangan, merujuk pada ketentuan bahwa program prioritas pembangunan infrasturktur Cipta Karya yang lebih tinggi menjadi acuan,

b. Dalam kondisi, ada program prioritas yang belum terakomodasi tetapi tidak bertentangan langsung maupun implikasinya, diakomodasi dengan tetap mengacu pada ketentuan bahwa program prioritas yang lebih rendah mengacu pada yang lebih tinggi. Dalam hal tertentu dan prinsip, dimungkinkan penambahan program prioritas yang lebih tinggi, dengan memberikan tanda khusus, misalnya: dengan keterangan.

Prosedur inventarisasi program investasi pembangunan infrastruktur Cipta Karya diatur

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Dilaksanakan oleh tim teknis Ditjen Penataan Ruang; dan

b. Dimungkinkan pembahasan untuk konfirmasi dengan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Direktorat Bina Program masing-masing Dirjen Sumber daya Air,Bina Marga,

dan Cipta karya, serta satuan kerja atau dinas terkait Cipta Karya.

Tahap 2 Perumusan Rencana Terpadu

Perumusan rencana terpadu pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya pada wilayah merupakan upaya integrasi arahan spasial pengembangan wilayah pada wilayah dengan

program prioritas pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya. Perumusan rencana terpadu pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya pada wilayah perencanaan dilakukan melalui pendekatan sistem sebagai berikut:

a. Input: berupa output tahap 1 dan output tahap 2 meliputi:

1) Matriks indikasi arahan spasial pengembangan wilayah perencanaan dalam 5 (lima)

tahun; dan

2) Matriks program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya sesuai

dengan indikasi program utama wilayah perencanaan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun.

(11)

c. Output: berupa program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya tahunan dalam 5 (lima) tahun untuk mendukung perwujudan sasaran spasial wilayah.

Format matriks perumusan rencana terpadu pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya pada wilayah perencanaan dapat dilihat pada matriks3.

Prosedur perumusan rencana terpadu pembangunan infrastruktur Cipta Karya diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Dilaksanakan oleh tim teknis Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat; serta

b. Dimungkinkan pembahasan untuk konfirmasi dengan Bappeda Kabupaten, SKPD Provinsi bidang Penataan Ruang, Perencanaan dan Pengendalian Cipta karya, serta satuan kerja atau dinas terkait Cipta Karya.

Matrik-3 Rencana Terpadu Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya

NO

Arahan Spasial Pengembangan Wilayah Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya Tahunan Dalam 5 (Lima) Tahunan

Tujuan Sasaran Wilayah/ Kawasan Nama Program Ke-1 Thn Ke-1 Thn Ke-1 Thn Ke-1 Thn Ke-1 Thn

1) Penjelasan mengenai kolom:

a. Kolom(2): arahan spasial RTR berupa tujuan penataan ruang Wilayah Perencanaan

(12)

a. Kolom (2): diambil dari kolom (2) matriks-1 b. Kolom (3): diambil dari kolom (9) matriks-1

c. Kolom (4) : diseleksi untuk masing-masing tujuan dan sasaran pengembangan wilayah pada kolom (2) dan (3)

d. Kolom (5), (6), (7), (8), dan (9) : diberitanda (√) untuk masing-masing program sesuai dengan tahapan tahunannya

Tahap-3 Sinkronisasi Program

a. Sinkronisasi Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya berdasarkan Fungsi.

Sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya

berdasarkan fungsi merupakan upaya penyerasian antar program investasi pembangunan infrastruktur untuk masing-masing sektor sumber daya air, binamarga, dan cipta karya

berdasarkan fungsi. Sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya berdasarkan fungsi dilakukan melalui pendekatan sistem sebagai berikut:

1) Input : berupa daftar program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya tahunan untuk 5 tahun untuk mendukung sasaran spasial Wilayah Perencanaan (output tahap-2).

2) Proses : berupa kegiatan analisis hubungan atau keterkaitan antar program investasi

berdasarkan hubungan fungsi. Program investasi yang dianalisis keterkaitannya yaitu antar program sumber daya alam, antar program binamarga, dan antar program ciptakarya.

3) Output : berupa program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya tahunan dalam 5 tahun yang sinergis secara fungsi.

(13)

Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang SDA

Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang BinaMarga

B1 B2 B3 .. Bn

Matriks-4. Sinkronisasi Fungsi Antar program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Sumber Daya Air

Keterangan:

1) Penjelasan mengenai kolom dan baris:

Kolom (1) s/d n dan Baris (1) s/d n : program investasi pembangunan infrastruktur bidang sumber daya air

2) Petunjuk pengisian kolom dan baris:

a. Dilakukan dengan cara menyandingkan program investasi pembangunan infrastruktur bidang sumber daya air dari “baris” dengan program investasi pembangunan infrastruktur bidang sumberdaya dari “kolom”, seperti : keterkaitan program 1 dengan program 2,3,..,n, yang diperlihatkan dengan (1,2), (1,3),..(1,n); demikian pula dengan 2 dengan program-1,3,..,n yang diperlihatkan dengan (2,1),(2,3),..(2,n); program-3 dengan program-1,2,..,n, diperlihatkandengan (3,1), (3,2),..,(3,n); dan seterusnya.

b. Hasil sinkronisasi diberikan pada setiap “cell” yang terdiri dari baris dan kolom berupa keterkaitan kuat, keterkaitan sedang, keterkaitan lemah. Yang menjadi perhatian adalah keterkaitan kuat saja. Keterkaitan kuat dalam sinkronisasi fungsional diartikan bahwa kedua program investasi pembangunan infrastruktur bidang sumber daya air harus sama-sama tetap dalam daftar program prioritas pembangunan Infrastruktur Cipta Karya, sesuai keterkaitan fungsi masing-masing.

(14)

Program Investasi Pemb.Infrastruktur Bidang Cipta karya

1) Penjelasan mengenai kolom dan baris:

Kolom (1) s/d n dan Baris (1) s/d n: program investasi pembangunan infrastruktur bidang binamarga.

2) Petunjuk pengisian kolomdan baris:

a. Dilakukan dengan cara menyandingkan program investasi pembangunan infrastruktur bidang binamarga dari “baris” dengan program investasi pembangunan infrastruktur bidang bina marga dari “kolom”, seperti: keterkaitan program-1 dengan program-2,3,..,n, yang diperlihatkan dengan (1,2), (1,3),..(1,n); demikian pula dengan program-2 dengan program-1,3,..,n yang diperlihatkan dengan (2,1),(2,3),..(2,n); program-3 dengan program1,2,..,n, diperlihatkan dengan (3,1),(3,2),..,(3,n); dan seterusnya.

b. Hasil sinkronisasi diberikan pada setiap “cell” yang terdiri dari baris dan kolom berupa keterkaitan kuat, keterkaitan sedang, keterkaitan lemah. Yang menjadi perhatian adalah keterkaitan kuat saja. Keterkaitan kuat dalam sinkronisasi fungsional diartikan bahwa kedua program investasi pembangunan infrastruktur bidang bina marga harus sama – sama tetap dalam daftar program prioritas pembangunan infrastruktur CK, sesuai keterkaitan fungsi masing

– masing.

Matriks-6.Sinkronisasi Fungsi Antar program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang CiptaKarya

Keterangan:

1) Penjelasan mengenai kolom dan baris:

Kolom (1) s/d n dan Baris (1) s/d n: program investasipembangunan infrastruktur bidang ciptakarya

2) Petunjuk pengisian kolom dan baris:

a. Dilakukan dengan cara menyandingkan program investasi pembangunan infrastruktur bidang cipta karya dari “baris” dengan program investasi pembangunan infrastruktur bidang cipta karya dari“ kolom”, seperti: keterkaitan program1 dengan program2, 3,..,n, yang diperlihatkan dengan (1,2), (1,3),..(1,n); demikian pula dengan program2 dengan program1, 3,..,n yang diperlihatkan dengan (2,1), (2,3),..(2,n); program3 dengan program1 ,2,..,n, diperlihatkan dengan (3,1), (3,2),..,(3,n); dan seterusnya.

(15)

b. Sinkronisasi Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Berdasarkan Lokasi

Sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya berdasarkan lokasi merupakan upaya penyerasian antar program prioritas pembangunan

infrastruktur berdasarkan lokasi. Program investasi pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang disinkronkan secara lokasi adalah (1) antara program bidang sumber daya air dan program bidang cipta karya dan (2) antara program bina marga dan program bidang

cipta karya. Sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya

berdasarkan lokasi dilakukan melalui pendekatan sistem sebagai berikut:

1) Input: berupa daftar program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya tahunan untuk 5 tahun untuk mendukung sasaran spasial (output tahap 2).

2) Proses:berupa kegiatan analisis hubungan atau keterkaitan antar program investasi berdasarkan hubungan lokasi. Program investasi yang dianalisis keterkaitannya yaitu

antara program bidang sumber daya air dan program bidang cipta karya serta antara program bina marga dan program bidang cipta karya.

3) Output:berupa program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya tahunan dalam 5 tahun yang sinergis secara lokasi.

Format matriks sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya berdasarkan lokasi dapat dilihat pada matriks 7 dan matriks8.

c. Sinkronisasi Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Berdasarkan Waktu Pelaksanaan

Sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya

berdasarkan waktu pelaksanaan merupakan upaya penyerasian antar program investasi pembangunan infrastruktur berdasarkan waktu pelaksanaannya.

Sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya berdasarkan waktu pelaksanaan dilakukan melalui pendekatan sistem sebagai berikut:

(16)

Program Investasi Pemb.Infrastruktur Bidang SDA

Matriks7. Sinkronisasi Lokasi Antara Program Investasi

Pembangunan Infrastruktur Bidang Sumber Daya Air dan Cipta Karya

Keterangan:

1) Penjelasan mengenai kolom dan baris:

a. Kolom (1) s/d n : program investasi pembangunan infrastruktur bidang sumber daya air,

b. Baris (1)s/d n: prorgam investasi pembangunan infrastruktur bidang cipta karya

2) Petunjuk pengisian kolom dan baris:

a. Dilakukan dengan cara menyandingkan program investasi pembangunan infrastruktur bidang cipta karya dari “baris” dengan program investasi pembangunan infrastruktur bidang sumber daya air dari “kolom”, seperti: keterkaitan program1 dengan program2,3,..,n, yang diperlihatkan dengan (1,2),(1,3),..(1,n); demikian pula dengan program2 dengan program1, 3,..,n yang diperlihatkan dengan (2,1), (2,3),..(2,n); program3 dengan program1, 2,..,n, diperlihatkan dengan (3,1), (3,2),..,(3,n); dan seterusnya.

b. Hasil sinkronisasi diberikan pada setiap “cell” yang terdiri dari baris dan kolom berupa keterkaitan kuat, keterkaitan sedang, keterkaitan lemah. Yang menjadi perhatian adalah keterkaitan kuat saja. Keterkaitan kuat dalam sinkronisasi lokasi diartikan bahwa kedua program investasi pembangunan infrastruktur CK harus sama-sama tetap dalam daftar program prioritas pembangunan infrastruktur CK, dan pada lokasi pengembangan yang berdekatan/berdampingan.

1) Proses:berupa kegiatan analisis hubungan atau keterkaitan antar program investasi

berdasarkan hubungan waktu pelaksanaan.

2) Output: berupa program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya

(17)

PROGRAM INVESTASI PEMB. INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA

Matriks8. Sinkronisasi Lokasi Antara Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Bidang Bina Marga dan Cipta Karya

Keterangan:

1) Penjelasan mengenai kolom dan baris:

a. Kolom (1) s/d n: program investasi pembangunan infrastruktur bidang binamarga b. Baris(1) s/d n: program investasi pembangunan infrastruktur bidang cipta karya 2)Petunjuk pengisian kolom dan baris:

a. Dilakukan dengan cara menyandingkan program investasi pembangunan infrastruktur bidang cipta karya dari “baris” dengan program investasi pembangunan infrastruktur bidang bina marga dari “kolom”, seperti: keterkaitan program1 dengan program 2,3,..,n, yang diperlihatkan dengan (1,2), (1,3),..(1,n); demikian pula dengan program2 dengan program 1,3,..,n yang diperlihatkan dengan (2,1),(2,3),..(2,n); program3 dengan program 1, 2,..,n, diperlihatkan dengan (3,1), (3,2),..,(3,n); dan seterusnya.

b. Hasil sinkronisasi diberikan pada setiap “cell” yang terdiri dari baris dan kolom berupa keterkaitan kuat, keterkaitan sedang, keterkaitan lemah. Yang menjadi perhatian adalah keterkaitan kuat saja. Keterkaitan kuat dalam sinkronisasi lokasi diartikan bahwa kedua program investasi pembangunan infrastruktur CK harus sama-sama tetap dalam daftar program prioritas pembangunan infrastruktur CK, dan pada lokasi pengembangan yang berdekatan/berdampingan.

Format matriks sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya berdasarkan waktu pelaksanaan dapat dilihat pada matriks9.

(18)

Keterangan:

1) Penjelasan mengenai kolom dan baris:

a. Kolom (1) s/d n dan Baris (1) s/d n: proram investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya

2) Petunjuk pengisian kolom dan baris:

a. Dilakukan dengan cara menyandingkan program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dari “baris” dengan program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya dari “kolom”, seperti: keterkaitan program1 dengan program2, 3,..,n, yang diperlihatkan dengan (1,2), (1,3),..(1,n); demikian pula dengan program2 dengan program1, 3,..,n yang diperlihatkan dengan (2,1), (2,3),..(2,n); program3 dengan program1 ,2,..,n, diperlihatkan dengan (3,1), (3,2),..,(3,n); dan seterusnya.

Hasil sinkronisasi diberikan pada setiap “cell” yang terdiri dari baris dan kolom berupa keterkaitan kuat, keterkaitan sedang, keterkaitan lemah. Yang menjadi perhatianadalah

keterkaitan kuat saja. Keterkaitan kuat dalam sinkronisasi waktu diartikan bahwa kedua program investasi pembangunan infrastruktur CK harus sama-samatetapdalamdaftar

program prioritas pembangunan infrastruktur CK, dan waktu pengembangannya pada tahun yang sama atau selisih1 (satu) tahun.

Matrik10 Rekapitulasi Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Cipta Karya Hasil Sinkronisasi

PROGRAM INVESTASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA TAHUNAN DALAM 5 TAHUNAN

(YANG TELAH SINKRON FUNGSI, LOKASI, DAN WAKTU) Ket.

Program Investasi Lokasi Volume Nilai

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

a. Kolom(2): arahan spasial RTR berupa tujuan penataan ruang

b. Kolom(3): program investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya tahunan dalam 5 (lima) tahun yang telah sinkron secara fungsi, lokasi,dan waktu

c. Kolom(4): lokasi

(19)

2) Petunjuk pengisian kolom:

a. Kolom(2): diambil dari kolom (2) matriks1

b. Kolom(3): diseleksi untuk masing-masing tujuan penataan ruang pada kolom(2) serta diambil secara selektif (yang sinkron) dari matriks4 s/d matriks9

Prosedur sinkronisasi program investasi pembangunan infrastruktur Cipta Karya diatur dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Dilaksanakan oleh tim teknis;dan

b. Dibahas bersama dengan Biro Perencanaan dan Pengendalian Cipta karya, serta satuan kerja atau dinas terkait Cipta Karya,dituangkan dalam berita acara.

Tahap4 Penyiapan Rancangan RPI2JM

Rancangan RPI2JM bidang Cipta Karya pada Wilayah Perencanaan yang disiapkan berisi:

1. BABI Pendahuluan,yang berisi:

1) Latar belakang penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya, berisi tentang urgensi

penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya;

2) Manfaat dan fungsi RPI2JM bidang Cipta Karya, berisi tentang kegunaan dari RPI2JM

bidang Cipta Karya;dan

3) Isu dan permasalahan prioritas pada wilayah perencanaan, berisi tentang hal-hal

utama yang perlu diprioritaskan penanganannya.

2. BabII Rencana Terpadu, yang berisi:

1) Arahan spasial pengembangan wilayah,terdiriatas: a. Tujuan pengembangan wilayah perencanaan;

b. Kebijakan dan strategi pengembangan wilayah perencanaan;

c. Peta rencana struktur ruang wilayah perencanaan;dan d. Peta rencana pola ruang wilayah perencanaan.

2) Hasil sinkronisasi program investasi infrastruktur bidang Cipta Karya,terdiri atas:

a. Peta program investasi pembangunan infrastruktur bidang Pengembangan wilayah

5 (lima) tahunan;

b. Peta program investasi pembangunan infrastruktur bidang Penataan Bangunan dan

Lingkungan 5 (lima) tahunan;

c. Peta program investasi pembangunan infrastruktur bidang penyediaan Air Minum 5

(lima) tahunan;

d. Peta program investasi pembangunan infrastruktur bidang penyehatan lingkungan

permukiman 5 (lima) tahunan, mencakup:

(20)

- Peta program prioritas investasi pembangunan infrastruktur Persampahan 5 (lima) tahunan;

- Peta program prioritas investasi pembangunan infrastruktur Drainase 5 (lima) tahunan;

- Peta program prioritas investasi pembangunan infrastruktur Sanitasi 5 (lima) tahunan;

e. Matriks program investasi pembangunan infrastruktur Cipta karya tahunan dalam periode 5(lima) tahunan (diambil dari matriks5).

3. BabIII Lembar pengesahan dan berita acara kesepakatan RPI2JM bidang Cipta

Karya, terdiri atas:

1) Lembar pengesahan oleh Dinas Cipta Karya dan Perumahan Rakyat; 2) beritaacarakesepakatan.

4. BabIV penutup, berisi rekomendasi terhadap perwujudan sinkronisasi dan

keterpaduan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.

Tahap 5 Penyepakatan Rancangan RPI2JM

Penyepakatan berisi persetujuan terhadap substansi RPI2JM bidang Cipta Karya pada periode 5 (lima)tahun.

Metodologi Pekerjaan Penyusunan RPI2JM Kabupaten Belitung Timur

(21)

1.5 OUTPUT/KELUARAN

Dokumen yang dihasilkan dari pekerjaan ini meliputi muatan sebagai berikut:

1) Dokumen RPI2JM bidang ke-CK-an untuk Kabupaten Belitung Timur.

2) Matriks program prioritas pembanguan infrastruktur 5 (lima) tahunan beserta peta

infrastruktur.

1.6 MUATAN DOKUMEN RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA

Secara substansi muatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten Belitung Timur terdiri 11

(sebelas) bab yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya, prinsip penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta mekanisme penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Bab 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan Bidang Cipta Karya, antara

lain amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden), amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang

Cipta Karya, serta amanat internasional.

Bab 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untuk Kabupaten Belitung Timur

Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW Pulau,

RTRW Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN). Indikasi program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan Kabupaten Belitung Timur dipaparkan pada bagian

ini. Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial, bagian ini juga memaparkan kedudukan kota pada rencana pengembangan kawasan khusus, antara lain dalam

rangka pengembangan MP3EI dan KEK.

Bab 4 Profil Kabupaten Belitung Timur

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten Belitung Timur seperti

(22)

Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Belitung Timur

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana

seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi

Sanitasi Kota (SSK), dan penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten Belitung Timur maupun kawasan.

Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan

bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah,

analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan masing-masing sektor.

Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per sektor pada Bab

6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kabupaten, kawasan, dan lingkungan. Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan kawasan harus pada Kawasan Strategis

Kabupaten (KSK) sesuai dengan amanat RTRW Kabupaten Bellitung Timur Tahun 2014-2034.

Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

Bab 9 Aspek Pembiayaan

Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten Belitung Timur, profil investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta

(23)

Bab 10 Aspek Kelembagaan Kabupaten Belitung Timur

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah

yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis

permasalahan dan rencana pengembangannya.

Bab 11 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka

Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya

Gambar

Tabel I.1 Nama, Luas Wilayah Per-Kecamatan, dan Jumlah Desa
Gambar 1.1 Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Belitung Timur
Tabel I.2 Penyebaran Pulau Menurut Kecamatan
Gambar 1.2: Prosedur Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya

Referensi

Dokumen terkait

Adapun bentuk dari desain input yang dirancang pada sistem pengolahan data Administrasi keuangan Panti Asuhan „Aisyiyah Pariaman diantaranya adalah Entry data donatur

Bagi penulis dan pengajar Seni Budaya (Seni Rupa) dapat mengetahui gambaran penghayatan dan daya ungkap siswa SMP (remaja) terhadap gagasan kekayaan budaya bangsa

Dalam login juga terdapat button pilihan login yang akan langsung menampilkan form menu utama dan terdapat button keluar ingin keluar dari aplikasi login program

Menurut Tave (1986), dan Rusfidra (2006), nilai heritabilitas termasuk dalam kategori tinggi serta menunjukan bahwa seleksi individu yang dilakukan cukup efektif. Data

Berdasarkan wawancara langsung dengan Staff Telkom Cabang Tarakan dapat disimpulkan bahwa banyaknya keluhan yang masuk membuat PT. Telkom Cabang Tarakan kesulitan

Variasi Geotextil (Tanah Terganggu Wopt = 32.5%) Pemodelan 1 Perbaikan Tanah Dengan Geotextil Dari hasil hubungan pembebanan, faktor keamanan dan penurunan maka di ambil

Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu laporan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Ahli Madya Teknologi Hasil Pertanian di Fakultas

Motor bakar adalah salah satu pesawat kalor yang mengubah energi panas hasil pembakaran bahan bakar dalam selinder menjadi energi mekanik yang keluar pada poros