1
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan diri. Menurut Zakiah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah
usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar dapat
memahami dan mengamalkan serta menjadikannya sebagai pandangan hidup
(way of life).1 Sedangkan menurut peraturan pemerintah RI Nomor 55 Tahun
2007 pasal 2 ayat 1 dan 2 tentang pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan bahwa:
Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antar umat beragama. Pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.2
Oleh karena itu pendidikan agama sangat penting untuk dipelajari.
Al-Qur’an adalah sumber dari segala aspek kehidupan. Setiap muslim harus mempelajarinya. Al-Qur’an merupakan kitab yang berfungsi sebagai sumber hikmah, cahaya mata dan akal bagi siapa saja yang ingin memikirkan dan
merenungkannya. Di samping itu Al-Qur’an juga merupakan undang-undang Allah yang kokoh yang memberikan kebahagiaan bagi yang menjadikannya
pegangan dalam kehidupan, dan sebagai petunjuk, peringatan, pelajaran, obat
1
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), 86.
2
dan rahmat, pembeda antara yang hak dan yang batil, dan pemberi kabar
gembira. Selain itu sesuatu yang paling berhak dihafal adalah Al-Qur’an, karena Al-Qur’an adalah Firman Allah, pedoman hidup umat Islam, sumber dari segala sumber hukum, dan bacaan yang paling sering diulang-ulang oleh
manusia. Oleh Karenanya, seorang penuntut ilmu hendaknya meletakan
hafalan Al-Qur’an sebagai prioritas utamanya.3Rasulullah di masa hidupnya menyampaikan wahyu kepada para sahabat dan memerintahkan agar sahabat
menghafal Al-Qur’an dengan baik.4Sebagaimana ditegaskan Allah dalam firman-Nya QS. Al-A’la 6-7: Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi”.5
Sedangkan daya ingat atau memory sangat berperan penting dalam
proses menghafal Al-Qur’an. Sebuah penelitian terakhir dari masalah ingatan adalah mengenai masalah keakuratan ingatan manusia. Ingatan merupakan
kemampuan otak manusia dalam mereplay sesuatu yang telah dilihat, dengar
dan baca. Karena ingatan manusia itu tidak bekerja seperti video, jadi Ketika
seseorang melakukan aktivitas menghafal misalnya, maka akan ada proses
3
Imam Nawawi, Al-Majmua (Beirut: Dar Al Fikri,1996), 66.
4
Romdoni Massul, Metode Cepat Menghafal & Memahami Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an (Yogyakarta: Lafal Indonesia, 2014), 108.
5
perekaman secara masal yang dilakukan oleh otak terhadap hal yang telah
diserapnya.
Lupa merupakan persoalan yang biasa dialami oleh manusia.
Mungkin hal ini sudah menjadi konsekuensi logis dari kemampuan manusia
yang memiliki daya ingatan. Dapatkah mencegah peristiwa lupa yang sering
dialami seorang tahfizh Al-Qur’an. Lupa itu manusiawi dan mungkin tak akan mampu mencegahnya. Namun sekedar berusaha mengurangi proses
terjadinya lupa dengan berupaya meningkatkan daya ingat.6
Sedangkan di Ma’had tahfidzhul Qur’an Putri Ibnu Katsir, mahasantri tidak hanya dituntut untuk menghafal Al-Qur`an dalam jenjang waktu dua
tahun, akan tetapi juga mengikuti kegiatan yang telah ditetapkan di ma’had dan mengikuti perkuliahan di IAIN Jember. Sehingga dibutuhkan suatu
manajemen metode dan waktu yang dapat menunjang mahasantri agar
mempunyai daya ingat yang kuat. Dan para mahasantri juga dituntut untuk
konsisten dalam melakukan setiap kegiatan. Karena itu waktu dianggap
sebagai hal yang sangat berharga.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk
mempelajari lebih mendalam tentang metode meningkatkan daya ingat
mahasantri di Ma’had tahfidzhul Qur’an Putri Ibnu Katsir Kaliwates Jember tahun 2015.
6
B. Fokus Penelitian
Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah
fokus penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang
akan dicari jawabannya melalui proses penelitian. Fokus penelitian harus
disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifikasi, dan operasional yang
dituangkan dalam bentuk kalimat tanya.7 Berdasarkan latar belakang atau
konteks penelitian skripsi ini membahas tentang metode meningkatkan daya
ingat mahasantri di ma’had tahfidzhul Qur’an Putri Ibnu Katsir Jember tahun 2015, untuk selanjutnya judul ini difokuskan pada penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana metode meningkatkan daya ingat mahasantri di ma’had tahfidzhul Qur’an putri Ibnu Katsir Kaliwates Jember tahun 2015?
2. Apa sajakah faktor penyebab lupa atau hilangnya hafalan mahasantri di
ma’had tahfidzhul Qur’an putri Ibnu Katsir Kaliwates Jember tahun 2015?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang dituju
dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu kepada
masalah-masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.8 Selain itu tujuan
penelitian ini adalah untuk menemukan beberapa kelemahan atau
kesenjangan antara teori dengan realitas yang terjadi di lapangan.
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
7
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: STAIN Jember Press, 2014), 44.
8
1. Untuk mendeskripsikan metode meningkatkan daya ingat mahasantri di
ma’had tahfidzhul Qur’an putri Ibnu Katsir Kaliwates Jember tahun 2015.
2. Untuk mendeskripsikan faktor penyebab lupa atau hilangnya hafalan
mahasantri di ma’had tahfidzhul Qur’an putri Ibnu Katsir Kaliwates Jember tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisi tentang konstribusi apa yang akan diberikan
setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang
bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi
dan masyarakat secara keseluruhan.9Maka manfaat penelitian dalam
penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan,
inspirasi dan motivasi khususnya untuk meningkatkan daya ingat dalam
menghafal Al-Qur’an. 2. Manfaat Praktis
a. Peneliti.
Penelitian digunakan untuk melengkapi syarat memperoleh gelar
sarjana strata 1(S1) di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan
Pendidikan Islam dan Program Studi Pendidikan Agama Islam.
b. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang metode yang di
lakukan untuk meningkatkan daya ingat dalam menghafal Al-Qur’an.
9
c. IAIN Jember.
Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai refrensi untuk
memberi motivasi dan inspirasi baru dalam penelitian selanjutnya
mengenai metode meningkatkan daya ingat tahfizh Al-Qur’an. d. Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan informasi aktual kepada
pembaca tentang beberapa metode yang digunakan untuk
meningkatkan daya ingat dalam menghafal Al-Qur’an.
E. Definisi Istilah
Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang
menjadi titik perhatian peneliti dalam judul penelitian. Tujuanya agar tidak
terjadi kesalahfahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh
peneliti.10 Karena judul adalah titik awal dari setiap penulisan karya ilmiah
yang mencangkup keseluruhan dari suatu penelitian.
Maka sesuai dengan judul yang telah disebutkan di atas, hal-hal yang
perlu dijelaskan dalam definisi istilah adalah sebagai berikut :
1. Metode Meningkatkan Daya Ingat
Metode berasal dari kata method yang berarti cara kerja yang
sistematik dan umum. Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu
meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara.
10
Dengan demikian metode dapat diartikan cara atau jalan khusus yang
harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan.11
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti kata
meningkatkan adalah menaikkan atau mempertinggi.12 Sedang Menurut
Moeliono seperti yang dikutip Sawiwati, peningkatan adalah sebuah cara
atau usaha yang dilakukan untuk mendapatkan keterampilan atau
kemampuan menjadi lebih baik.13 Dan meningkatkan atau peningkatan
yang peneliti maksudkan dalam penelitian ini adalah meningkatkan daya
ingat mahasantri tahfizh Al-Qur’an agar dapat menghafal Al-Qur’an dengan baik.
Muhibin Syah dalam buku Psikologi Belajar mengatakan bahwa
istilah daya ingat atau ingatan disebut juga memori yang artinya proses
mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan
kembali informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat dalam otak.
Setiap informasi yang diterima sebelum masuk dan diproses oleh
subsistem akal pendek (short term memory) terlebih dahulu disimpan
sesaat atau tepatnya lewat (karena hanya dalam waktu sepersekian detik)
dalam tempat penyimpanan sementara yang disebut sensori memori atau
sensori register yakni subsistem penyimpanan pada saraf indra penerima
11
Sukarno, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam(Surabaya: Elkaf, 2012), 39-40.
12
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), 1197-1198.
13Sawiwati, “Peningkatan Prestasi Be
informasi.14 Jadi meningkatkan daya ingat adalah sebuah metode yang
dilakukan oleh seseorang khususnya tahfizh Al-Qur’an untuk menjadi lebih baik dalam menghafal Al-Qur’an.
2. Mahasantri Tahfidzhul Qur’an
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kata mahasantri
berasal dari kata maha yang artinya amat, sangat15 dan santri yang
menurut Nurcholis Madjid dalam bahasa Sansekerta yaitu kata “sastri” yang memiliki makna melek huruf.16 Dalam realitasnya terdapat dua
realitas santri yaitu santri mukim dan santri kalong. Santri mukim adalah
murid-murid yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam
kompleks pesantren. Sedangkan santri kalong adalah murid-murid yang
berasal dari desa-desa di sekitar pesantren. Pengertian mahasantri di sini
yang dimaksud adalah tergolong mahasantri mukim.17 Biasanya kata
santri untuk laki-laki dan santriwati untuk murid perempuan. Jadi
mahasantri dapat diartikan sebagai peserta didik yang sangat haus akan
ilmu pengetahuan. Dan juga dikarenakan semua santriwati yang berada di
ma’had adalah mahasiswa, maka dinamakan mahasantri.
14
Muhibin Syah, Psikologi Belajar (Jember: STAIN Jember Press,1999), 67-68.
15
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), 695.
16
Babun Suharto, Dari Pesantren Untuk Umat(Surabaya: IMTIYAZ, 2011), 9.
17
Tahfizh Al-Qur’an terdiri dari dua kata yaitu Tahfizh dan Al -Qur’an. Kata tahfizh merupakan bentuk masdar ghoir mim dari kata - ظَفَّح
ًظِفّْحَت ُظَفَّحُيyang mempunyai arti menjaga atau menghafalkan.18
Sedangkan Al-Qur’an (نآرقلا) berasal dari bahasa Arab dari kata kerja (fi’il) أرق yang artinya adalah membaca.19 Adapun menurut Syar’i,
Sebagaimana yang diungkapkan oleh An-Nawawi, Al-Qur’an adalah firman Allah yang merupakan mu’jizat, yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad dengan perantaraan malaikat Jibril, yang ditulis dalam
Mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, dan bernilai ibadah dalam
membacanya. Kalam Allah, yang disebut Al-Qur’an hanya diturunkan kepada Nabi Muhammad, karena kalam Allah, yang diturunkan kepada
Nabi-Nabi yang lain seperti Taurat diturunkan kepada Nabi Musa, Injil
Nabi Isa, Zabur Nabi Dawud, namun selain itu semua, ada juga kalam
Allah, yang tidak disebut dengan Al-Qur’an sebagaimana yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad, yaitu hadits Qudsi.20
Jadi, tahfizh Al-Qur’an adalah suatu kegiatan belajar melalui proses mengingat akan makna yang terkandung didalamnya sehingga
seorang Tahfizh mampu melaksanakan esensi dari Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dan mengharapkan keridhaan-Nya.
3. Ma’had Ibnu Katsir putri
18
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta: Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah, 2010), 105.
19
Mahmud, Kamus Arab , 335.
20
Kata ma’had berasal dari bahasa arab ُدَهْعَملْا yang berarti lembaga.21
Secara sekilas, penamaan ma’had untuk bangunan tempat tinggal mahasiswa adalah dikarenakan ingin memberikan kesan yang berbeda.
Menurut Taufiqurrochman asrama berkonotasi hanya sebagai tempat
pindah tidur bagi mahasiswanya. Tidak juga dinamakan dengan pondok
pesantren. Walaupun secara budaya, term ma’had dapat mengacu pada pondok pesantren. Penamaan istilah ini lebih ditekankan bahwa ma’had itu bukan hanya sekedar pondok pesantren, tempat mengaji kitab klasik
sebagaimana umumnya. Namun lebih dari itu, yaitu kolaborasi antara
sistem salafi dengan sistem modern.22
Sedangkan Ibnu Katsir Putri adalah adalah nama sebuah ma’had yang terletak di Jl. Hayam Wuruk no. XXI, Kecamatan Kaliwates,
Kabupaten Jember. Ma’had Tahfidzhul Qur’an Putri Ibnu Katsir adalah tempat untuk belajar agama Islam, Khususnya untuk para penghafal
Al-Qur’an yang juga mahasiswa putri yang menuntut ilmu di Institut Agama
Islam Negeri Jember.
Jadi metode meningkatkan daya ingat mahasantri adalah cara atau
jalan yang ditempuh untuk meningkatkan atau menaikkan daya ingat
mahasantri di ma’had tahfizhul Qur’an yang berada di Kaliwates Jember.
F. Sistematika Pembahasan
21
A. W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap (Yogyakarta: Pustaka Progressif, 2002), 981.
22
Sistematika pembahasan dalam penelitian ini berisi tentang deskriptif
alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab
penutup.23 Adapun yang diuraikan di sini adalah sebagai berikut:
BAB Satu merupakan pendahuluan, membahas mengenai hal yang
melatarbelakangi penulis dalam penelitian ini, serta mengenai fokus masalah,
tujuan dan manfaat penelitian. Untuk definisi istilah menjadi sub bab
pembahasan terakhir dalam bab ini.
BAB Dua merupakan kajian teoritik, membahas tentang kajian
terdahulu yang memiliki beberapa persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang akan diteliti oleh peneliti pada saat ini. Sub yang kedua
menjelaskan tentang kajian teori dalam judul penelitian ini.
BAB Tiga merupakan metode penelitian, membahas mengenai
pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian,
pengumpulan data, analisis data dan keabsahan data.
BAB Empat merupakan menyajian data dan analisis data,
menguraikan tentang hasil-hasil penelitian yang diperoleh selama melakukan
penelitian yakni meliputi latar belakang objek penelitian, penyajian data,
menganalisa data serta diskusi dan menginterpretasikan hasil penelitian guna
menjawab masalah yang telah dirumuskan .
BAB Lima merupakan penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran.
23