• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIF LEARNING DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELASVIII SMP NEGERI 3 SUNGGUMINASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIF LEARNING DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELASVIII SMP NEGERI 3 SUNGGUMINASA"

Copied!
205
0
0

Teks penuh

(1)

SUNGGUMINASA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan pada Prodi Pendidikan Biologi

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh : SRI WAHYUNI NIM:20500113102

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

(2)
(3)

iiii

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Sri Wahyuni

Nim : 20500113102

Tempat/Tgl. Lahir : Ara/ 11November 1995

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Alamat : Perum. Baruga Samata Blok D No.2

Judul :Pengaruh Penggunaan Model Cooperatif Learning Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 3 Sungguminasa”

menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Samata, November 2017 Penyusun,

(4)
(5)

v

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji hanya milik Allah swt. Skripsi ini dapat terselesaikan walaupun dalam bentuk yang sederhana. Pernyataan rasa syukur kepada sang khalik atas hidayah-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita umat manusia Muhammad Rasulullah SAW sebagai suri tauladan yang merupakan sumber inspirasi dan motivasi dalam berbagai aspek kehidupan setiap insan termasuk penulis. Judul penelitian yang penulis jadikan skripsi adalah ”Pengaruh Penggunaan Model Cooperatif Learning Dengan Keterampilan Proses Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 3 Sungguminasa”. Dalam dunia akademik khususnya program Strata 1 (S1), skripsi

menjadi syarat mutlak mahasiswa selesai tidaknya mahasiswa dari dunia kampus yang dijalani selama kurang lebih empat tahun.

(6)

cerah. Kepada kakak Syahrul Efendi, Ahmad Albar, Jushaeri dan Erfiani, S.Pd yang selama ini memeberikan dukungan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selama menempuh studi maupun dalam merampungkan dan menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Musafir Pababbari, M.Si., selaku rektor UIN Alauddin Makassar, Prof, Dr. Mardan, M.Ag. (Wakil Rektor I), Prof, Dr. H. Lomba Sultan, M.A. (Wakil Rektor II), Prof. Siti Aisyah, M.A., Ph.D. (Wakil Rektor III), dan Prof. Hamdan Juhannis, M.A., P.hD. (Wakil Rektor IV) atas segala bantuan dan pelayanan yang diberikan kepada penulis, berupa fasilitas pembelajaran selama penulis menempuh pendidikan.

2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr. Muljono Damopolii, M.Ag. (Wakil Dekan I), Dr. Misykat Malik Ibrahim, M.Si. (Wakil Dekan II), dan Prof. Dr. H. Syaharuddin, M.Pd. (Wakil Dekan III) atas segala bantuan dan pelayanan yang diberikan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.

3. Jamilah, S.Si., M.Si. dan Dr. H. Muh. Rapi, S.Ag., M.Pd., Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan izin, dukungan dan pelayanan kepada penulis selama dalam proses penelitian dan penyelesaian studi.

(7)

instrumen penelitian yang telah memberikan koreksi maupun masukan.

6. Segenap Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan, memberikan ilmu pengetahuan, dan pelayanan yang layak selama penulis melakukan studi

7. Kepala sekolah SMP Negeri 3 Sungguminasa serta Ibu Nurhayati, S.Pd. selaku guru bidang studi IPA kelas VIII, terima kasih telah memberikan izin kepada penulis serta bantuan dan bimbingannya kepada penulis selama proses penelitian, serta adik-adik siswa kelas VIII D dan VIII E atas kesediaan dan perhatiannya pada saat penelitian berlangsung.

8. Dr. H. Abd. Rasyid Masri, M.Pd., M.Si., M.M dan Hj. Nurmiati Andi Patongai, S.E., MM., yang selalu memberikan dukungan dan semangat dari awal hingga penyelesaian studi.

9. Rekan-rekan seperjuangan Pendidikan Biologi Angkatan 2013 terkhusus pada kelas Biologi 5.6, yang telah bersama–sama menjalani perkuliahan selama

empat tahun dengan suka dan duka, terima kasih atas bantuan dan dukungannya selama ini.

10.Semua teman-teman KKN Reguler Desa Mappilawing terkhusus Fatimah, Wati, Santi, Mail, Egit, Lutfi, Ikshan dan Irvan yang selalu memberikan support dan motivasi.

(8)

banyak memberikan sumbangsih kepada penulis selama kuliah hingga penulisan skripsi ini.

Segala bantuan yang telah disumbangkan tidak dapat penulis balas. Hanya Allah SWT jualah yang dapat membalas sesuai dengan amal bakti Bapak, Ibu, Saudara (i) dengan pahala yang berlipat ganda. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Amin

Samata, November 2017

Penulis,

(9)

ix

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iv

KATA PENGANTAR...v

DAFTAR ISI...ix

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

ABSTRAK ...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah ...7

C. Hipotesis...7

D. Definisi Operasional Variabel ...8

E. Penelitian Terdahulu ...9

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...10

BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses...12

B. Jenis-Jenis Keterampilan dalam Keterampilan Proses...16

C. Langkah-langkah Pendekatan Keterampilan Proses ...22

C. Hasil Belajar ...23

1. Pengertian Hasil Belajar ...23

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar...26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Variabel Penelitian...28

B. Lokasi Penelitian...28

C. Desain Penelitian ...28

D. Populasi dan Sampel...30

E. Instrumen Penelitian ...31

1. Tes...32

a. Validitas ...33

b. Uji Kesukaran Soal ...33

2. Lembar Observasi ...33

3. Dokumentasi ...34

F. Prosedur Penelitian ...34

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...41

1. Hasil Belajar PretestPeserta Didik Kelas Eksperimen (VIII E)...41

2. Hasil Belajar Peserta Didik Posttest Kelas Eksperimen (VIII E) ...45

3. Pengaruh Hasil Belajar Peserta Didik Kelas eksperimen (VIII E) dan Kelas kontrol (VIII D ...50

a. Posttestkelas kontrol ...50

b. Hasil Uji Asumsi Prasyarat Analisis ...54

c. Uji Hipotesis ...55

B. Pembahasan ...56

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...65

B. Implikasi Penelitian...66

DAFTAR PUSTAKA ...67

(11)

xi

Tabel 3.2 Jumlah Populasi ... 30 Tabel 3.3 Jumlah Sampel ...31 Tabel 3.4 Kriteria tingkat penguasaan materi ...37 Tabel 4.1 Distribusi frekuensi hasil belajar pretest peserta didik kelas

eksperimen (VIII E) ...43 Tabel 4.2 Kategorisasi hasil belajarpretest peserta didik kelas eksperimen

(VIII E)... 44 Tabel 4. 3 Deskripsi hasil belajar post-test peserta didik menggunakan

model konvensional ... 47 Tabel 4.4 Kategorisasi hasil belajarpost-testpeserta didik didik kelas

eksperimen (VIII E) ... 48 Tabel 4.5 Nilai statistik deskriptif hasilpretestdanposttestdidik kelas

eksperimen (VIII E) ... 49

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi hasil belajarpost-test peserta didik

kelas kontrol (VIII D) ... 51 Tabel 4.7 Kategorisasi hasil belajarpost-testpeserta didik

kelas kontrol (VIII D) ... 52 Tabel 4.8 Nilai statistik deskriptif hasilposttestdanposttest

(12)

xii

Lampiran B Data Hasil Belajar Peserta Didik ... 74

Lampiran C Instrumen Penelitian ... 78

Lampiran D Dokumentasi ... 164

(13)

xiii Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Judul : Pengaruh Penggunaan Model Cooperatif Learning Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Terhadap hasil Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sungguminasa

Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan yang bertujuan mengembangkan sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan kemampuan yang lebih tinggi pada diri peserta didik. Langkah-langkah pelaksanaan keterampilan proses meliputi, mengamati, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi, dan menyimpulkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil belajar peserta didik menggunakan model cooperatif learning dengan pendekatan keterampilan proses, untuk mengetahui gambaran hasil belajar peserta didik tanpa menggunkan model cooperatif learning dengan pendekatan keterampilan proses dan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model cooperatif learning dengan pendekatan keterampilan proses terhadap hasil belajar peserta didik di kelas VIII SMPN 3 Sungguminasa.

Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Experimental dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah kelas VIII SMPN 3 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Sampel penelitian ini adalah kelas VIII E yang berjumlah 34 siswa dan kelas VIII D berjumlah 34 siswa dengan menggunakan teknikrandom sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik berupa tes pilihan ganda sebanyak 20 nomor. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial dengan ujiIndepedent Sampel t-test.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, diperoleh rata-rata dari kedua kelompok tersebut yaitu kelas eksperimen sebesar 80,44 dan pada kelas kontrol sebesar 74,88. Berdasarkan hasil analisis inferensial menggunakan uji Indepedent Sampel t-test diperoleh nilai p sebesar 0,020 yang lebih kecil dari pada sebesar 0,05 (p<0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Jadi terdapat

(14)

1 A.Latar Belakang Masalah

Sistem pendidikan nasional di Indonesia sekarang ini harusnya senantiasa dikembangkan terus menerus sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi baik ditingkat lokal maupun nasional. Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah dengan reformasi sistem pendidikan. Komponen terpenting dalam sistem pendidikan adalah kurikulum. Perubahan kurikulum dari KTSP ke kurikulum 2013 membawa dampak positif karena guru dituntut kreatif dalam proses belajar mengajar. Menurut Laras Bilkis, pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Semua satuan dan jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan tidak akan terlepas dari peran pendidik. Pendidik adalah ujung tombak proses pendidikan. Maka dari itu, proses belajar mengajar akan terjadi dengan adanya kehadiran seorang pendidk. Pendidik sangat berperan dalam menghasilkan didik yang berkualitas, baik secara akademik, keahlian (skill), kematangan emosional dan moral serta spiritual.1

Menghadapi persaingan global yang sangat pesat saat ini, diperlukan adanya sumber daya manusia yang bermutu. Sumber daya manusia dihasilkan melalui pendidikan, untuk menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu harus melalui

1

(15)

suatu proses dan hasil pendidikan yang baik. Ida Bagus Ngurah Manuaba, dkk, salah satu cara membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pendidikan IPA. IPA berasal dari bahasa Inggris “Science” perkataan singkat dari Natural Science. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkutan paut dengan alam. Science secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.2

Di dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa tujuan kita membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia diantaranya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, dalam pasal 31 ayat 1 mengamanatkan kepada pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu pendidikan nasional yang mampu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa. Hal ini senada dengan apa yang tertuang dalam Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demoktratis dan bertanggung jawab.3

2

Ida Bagus Ngurah Manuaba, dkk, “Pengaruh Metode Talking Stike Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri I Karangasem Tahun Pelajaran 2013/2014”, Vol 2, No.1 (2015), h. 2.

3

(16)

Pendidikan adalah salah satu gerbang utama menuju ilmu pengetahuan. Dalam agama Islam telah dijelaskan bahwa Allah SWT mengangkat derajat orang-orang beriman dan memiliki ilmu pengetahuan, sebagaimana firman-Nya dalam QS Al-Mujaadalah/58: 11.

Terjemahnya:

Wahai orang-orang beriman! Apabila dikatakan kepadamu: "Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan.4

Kemajuan sebuah bangsa dan negara ditentukan oleh kemampuan para pendidik untuk mengubah karakter generasi penerus bangsa kedepannya. Hingga saat ini pencapaian suatu bangsa dan negara tidak terlepas dari peran seorang pendidik. Salah satu komponen penting dalam pendidkan adalah guru. Mulyasa, guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan indentifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.5

Seorang guru dapat dikatakan berkualitas apabila guru tersebut mampu membawa peserta didik untuk mampu dan berhasil mencapai tujuan pembelajaran

4

Departemen Agama RI,Al-Qur’an, Tajwid dan Terjemahnya, ( Cet. V; Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2013), h. 543.

5

(17)

sehingga dapat meningkatkan kualitas kelulusan baik dari segi pengetahuan dan moral dari peserta didik tersebut. Menurut Mulyasa, kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran. Di samping itu, dapat dilihat dari gairah dan semangat mengajarnya, serta adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru dikatakan berhasil apabila pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah perilaku sebagian besar peserta didik ke arah penguasaan kompotensi dasar yang lebih baik.6

Masalah penting yang sering dihadapi oleh pendidik dalam suatu proses belajar mengajar adalah hasil belajar peserta didik yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sehingga tidak sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Mulyono Abdurrahman mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.7

Proses pembelajaran dapat terjadi apabila terdapat interaksi antara pendidik dan peserta didik. Prosess pembelajaran yang baik yaitu apabila dalam proses belajar mengajar terdapat interaksi timbak balik antara keduanya. Pendidik dan peserta didik memiliki kerterkaitan yang sangat erat yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono, salah satu faktor yang

6

Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (Cet. I; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), h. 14.

7

(18)

langsung mempengaruhi efesiensi dan efektivitas proses belajar mengajar yaitu model pembelajaran yang digunakan oleh guru, disamping dengan penguasaan materi pengajaran. Oleh karena itu, guru adalah subjek pembelajaran siswa dan memiliki peranan penting dalam acara pembelajaran salah satunya yaitu melakukan pembelajaran sesuai dengan berbagai model pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa, bahan ajar, dan kondisi sekolah setempat. Penyesuaian tersebut dilakukan untuk peningkatan mutu belajar.8

Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses, keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan-keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan terintegrasi (intergrated skills). Dalam pembelajaran biologi, sangat diperlukan strategi pembelajaran yang yang tepat yang melibatkan siswa seoptimal mungkin baik itu secara intelektual maupun emosional. Dan untuk menciptakan kondisi yang optimal dalam proses pembelajaran biologi maka ditekankanlah pada keterampilan proses pada siswa.9

Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Ira Astrina menyatakan bahwa penggunaan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN No. 1 Sikara begitu pula Lisna Selfi dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa hasil belajar siswa meningkatkan yang dibuktikan oleh daya serap klasikal pada siklus I adalah 71,07% dibandingkan 54,57% sebelum pembelajaran dan meningkat lagi menjadi 84,12% pada siklus II sama halnya dengan hasil

8

Dimiyanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Cet. II; Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2002), h. 37.

9

(19)

penelitian dari Hikmawati menyatakan bahwa siswa sudah dapat memahami materi dengan baik sehingga hasil belajar siswa meninggat. Penggunaan Pendekatan Keterampilan Proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan ibu Nurhayati, S.Pd (salah seorang guru bidang studi IPA kelas VIII di SMP Negeri 3 Sungguminasa pada tanggal 17 Juli 2017) diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal tersebut disesbabkan karena penggunaan atau pemilihan model, metode ataupun pendekatan pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga berdampak pada kurangnya minat, ketelitian, semangat disiplin perilaku, motivasi dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Hal tesebut berdampak pada rendahnya hasil belajar peserta didik kelas VIII. Rata-rata hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Sungguminasa adalah 50,30 sehingga presentase kelulusan jumlah peserta didik belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 7,5. Maka dari itu pembelajaran IPA Biologi di SMP Negeri 3 Sunggumnasa membutuhkan suatu model, metode ataupun pendekatan pembelajaran yang menarik dan dapata meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajarnya dapat meningkat.10

Terkait dengan masalah rendahnya hasil belajar peserta didik, hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dimana pendekatan keterampilan proses dapat mengembangkan keterampilan (skill) yang dimiliki oleh peserta didik, maka peneliti tertarik untuk

10

(20)

melakukan penelitian yang berjudul “Perngaruh Penggunaan Model Cooperatif Learning Dengan Pendekatan Keterampilan Proses Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 3 Sungguminasa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran hasil belajar peserta didik menggunakan model cooperatif Learning dengan pendekatan keterampilan proses pada kelas VIII SMP Negeri 3 Sungguminasa?

2. Bagaimana gambaran hasil belajar peserta didik tanpa menggunakan model cooperatif Learning dengan pendekatan keterampilan proses pada kelas VIII SMP Negeri 3 Sungguminasa?

3. Apakah terdapat penggunaan pengaruh model cooperatif learning dengan pendekatan keterampilan proses terhadap hasil belajar peserta didik di kelas VIII SMP Negeri 3 Sungguminasa?

C. Hipotesis Penelitian

(21)

jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.11

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut di atas maka dapat dikemukakan hipotesis penelitian yang merupakan jawaban sementara adalah Hipotesis Kerja atau Hipotesis Alternatif (Ha) yaitu terdapat pengaruh penggunaan model cooperatif learning dengan pendekatan keterampilan proses terhadap hasil belajar peserta didik di kelas VIII SMP Negeri 3 Sungguminasa.

D. Definisi Operasional Variabel

Untuk menggambarkan variabel yang diteliti dalam penelitian ini, secara operasional dinyatakan sebagai berikut:

1. Pendekatan Keterampilan Proses (Variabel X)

Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik menunjukkan keterlibatannya dalam proses pembelajaran seperti kemampuan mengamati, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi dan menyimpulkan.

2. Hasil Belajar Peserta Didik (Variabel Y)

Hasil belajar Biologi adalah skor yang dicapai peserta didik setelah diberi evaluasi dari hasil belajar sebagai tingkat penguasaan bahan pelajaran setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.

11

(22)

E. Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang telah mengangkat variabel pendekatan keterampilan proses dan variabel hasil belajar, yakni:

1. Ira Astrina menyatakan hasil observasi siklus I dan II menunjukkan bahwa siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran serta penilaian efektif siswa yang terus meningkat ke kategori sangat baik. Berdasarkan analisis hasil tes pada siklus I siswa yang tuntas 8 dari 14 siswa, tuntas klasikal 57,14%, pada siklus II siswa yang tuntas 11 dari 14 siswa, tuntas klasikal 81,80%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar sains siswa kelas IV SDN No. 1 Sikara

2. Lisna Selfi dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dibuktikan oleh daya serap klasikal pada siklus I adalah 71,07% dibandingkan 54,57% sebelum pembelajaran dan meningkat lagi menjadi 84,12% pada siklus II. Selain itu ketuntasan belajar klasikal pada siklus I adalah 51,9% dibandingkan 11,1% sebelum pembelajaran dan meningkat menjadi 92,6% pada siklus II. Rata-rata aktivitas guru yang dicapai pada siklus I adalah 90% dan meningkat menjadi 96,25% pada siklus II. Demikian halnya dengan aktivitas siswa yaitu persentase rata-rata yang dicapai pada siklusi I adalah 76,25% dan meningkat menjadi 93,75% pada siklus II

(23)

F. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

Pada dasarnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Secara rinci tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui hasil belajar peserta didik menggunakan model cooperatif Learning dengan pendekatan keterampilan proses pada kelas VIII SMP Negeri 3 Sungguminasa.

b. Mengetahui hasil belajar peserta didik tanpa menggunakan model cooperatif Learning pendekatan keterampilan proses pada kelas VIII SMP Negeri 3 Sungguminasa.

c. Mengetahui pengaruh penggunaan modelcooperatif learningdengan pendekatan keterampilan proses terhadap hasil belajar peserta didik di kelas VIII SMP Negeri 3 Sungguminasa

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu :

a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan kemampuan siswa untuk teliti melalui model pembelajaran yang lebih menarik, inovatif dan aktif.

2) Meningkatkan partisipasi siswa karena model pembelajarannya yang menarik dan menyenangkan.

(24)

b. Bagi Guru

1) Sebagai inovasi untuk meningkatkan keterampilan memilih model pembelajaran yang sesuai dan bervariasi serta menyenangkan bagi peserta didiknya.

2) Memberikan tambahan pengetahuan tentang model pembelajaran yang dapat digunkan untuk meningkatkan keaktifan dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

3) Guru dapat semakin semangat dalam proses belajar mengajar. c. Bagi Sekolah

1) Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi sekolah dengan adanya informasi yang diperoleh sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian bersama agar dapat meningkatkan kualitas sekolah. 2) Memberikan nilai lebih bagi sekolah di mata masyarakat berkat adanya

(25)

12 A. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses

Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan

secara efesien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu termasuk kreativitas.

Proses dapat didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan

ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan konsep besar yang

dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai seseorang bila

melakukan penelitian.1

Keterampilan proses ialah pendekatan yang bertujuan mengembangkan

sejumlah kemampuan fisik dan mental sebagai dasar untuk mengembangkan

kemampuan yang lebih tinggi pada diri siswa. Pendekatan keterampilan proses adalah

proses pembelajaran yang dirancang sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta,

membangun konsep-konsep dan teori-teori dengan keterampilan intelektual dan sikap

ilmiah siswa sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk terlibat langsung dalam

kegiatan-kegiatan ilmiah seperti yang dikerjakan para ilmuwan, pendekatan

keterampilan proses bermaksud menjadikan setiap siswa menjadi ilmuwan.

1

(26)

Keterampilan memperoleh pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan

olah pikir (psikis) atau kemampuan oleh perbuatan (fisik).2

Pengertian keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah

yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk

menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang

telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu

penemuan. Keterampilan proses adalah keterampilan yang dikelola dari latihan

kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagi penggerak

kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi.3

Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang

menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan kreativitas peserta didik dalam

memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap, serta menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian tersebut, termasuk diantaranya keterlibatan

fisik, mental, dan sosial peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai

suatu tujuan.4

Indikator-indikator pendekatan keterampilan proses antara lain kemampuan

mengidentifikasi, mengklasifikasi, menghitung, mengukur, mengamati, mencari

hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan, mengkomunikasikan, dan

2

Ira Astrina,”PenerapanKeterampilan Proses Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa IPA kelas IV SDN No.1 Sikara”, vol. 6, No.9 (2015), h.2.

3

Imroatul Inasyah, “Peningkatan keterampilan Proses Dan Hasil Belajar Dengan Penerapan Model Pembelajaran Terbimbing Inkuiri Terbimbing Di Sekolah Dasar” Vol. 01, No. 02 (2013), h. 4.

4

(27)

mengekspresikan diri dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan suatu karya.

Kemampuan-kemampuan yang menunjukkan keterlibatan peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran tersebut dapat dilihat melalui partisipasi dalam kegiatan

pembelajaran berikut.

1. Kemampuan bertanya.

2. Kemampuan melakukan pengamatan.

3. Kemampuan mengidentifikasi dan klasifikasi.

4. Kemampuan menggunakan alat dan bahan untuk memperoleh pengalaman

secara langsung.

5. Kemampuan merencanakan suatu kegiatan penelitian.

6. Kemampuan menggunakan dan menerapkan konsep yang telah dikuasai

dalam suatu situasi baru.

7. Kemampuan menyajikan suatu hasil pengamatan dan atau hasil penelitan.5

Trianto memaparkan mengenai langkah-langkah pelaksanaan keterampilan

proses, sebagai berikut:

a. Mengamati, keterampilan mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan

dengan indera.

b. Menggolongkan (mengklasifikasikan), yaitu keterampilan menggolongkan

benda, kenyataan, konsep, niai atau kepentingan tertentu. Untuk membuat

5

(28)

penggolongan perlu ditinjau persamaan atau perbedaan antara benda kenyataan

atau konsep sebagai dasar penggolongan.

c. Menafsirkan (mengintrerprestasikan), yaitu keterampilan menafsirkan sesuatu

berupa benda, kenyataan, peristiwa konsep dan informasi yang telah

dikumpulkan melalui pengamatan, perhitungan atau eksperimen.

d. Meramalkan, yaitu mengantisipasi atau menyimpulkan suatu hal yang akan

terjadi pada waktu yang akan berdasarkan pendekatan atas kecenderungan atau

pola tertentu atau hubungan antar data atau informasi.

e. Menerapkan, yaitu menggunakan hasil belajar berupa, informasi, kesimpulan,

konsep, hukum, teori dan keterampilan. Melalui penerapan, hasil belajar dapat

dimanfaatkan, diperkuat, dikembangkan atau dihayati.

f. Merencanakan penelitian, yaitu keterampilan yang amat penting karena

menentukan berhasil-tidaknya penelitian.6

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan

keterampilan proses adalah keterampilan yang dapat mengembangkan sejumlah

kemampuan atau keterampilan yang dimiliki peserta didik sehingga dapat meningkat

keaktifan, kreativitas dan rasa ingin tahu peserta didik dalam memperoleh

pengetahuan.

6

(29)

B. Jenis-jenis Keterampilan Dalam Keterampilan Proses

Ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses,

keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari keterampilan-keterampilan-keterampilan-keterampilan dasar (Basic Skill) dan

keterampilan-keterampilan teringtegrasi (Integrated Skills).

Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam Keterampilan-keterampilan, yakni: mengobservasi,

mengklasifiksi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.

sedangkan keterampilan-keterampilan teringterasi terdiri dari: mengidentifikasi

variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafis,

menggambarkan hubungan antar-variabel, mengumpulkan dan mengolah data,

menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mengidentifikasi variabel secara

operasinal, merancang penelitian, dan melaksanakan eksperimen.7

1. Keterampilan-Keterampilan Dasar (Basic Skill)

a. Mengamati

Melalui kegiatan mengamati, kita belajar tentang dunia sekitar kita yang

fantastis. Manusia mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan panca indra:

penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa atau pengecap.

Kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam proses dalam

memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk

mengembangkan keterampilan-keterampilan proses lain.

7

(30)

b. Mengklasifikasikan

Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilah berbagai

aspek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan atau

kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.

c. Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh

fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara

visual.

d. Mengukur

Pengembangan yang baik terhadap keterampilan-keterampilan mengukur

merupakan hal yang terpenting dalam membina observasi kuantitatif,

mengklasifikasikan, dan membandingkan segala sesuatu di sekeliling kita, serta

mengkomunikasikan secara tepat dan efektif kepada orang lain.

e. Memprediksi

Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan

tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan perkiraan

pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep, dan pada

(31)

f. Menyimpulkan

Menyimpulkan dapat diartikan sebagi suatu keterampilan untuk memutuskan

keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang

diketahui.8

2. Keterampilan-Keterampilan Teringtegrasi (Intergrated Skill)

a. Mengidentifikasi Variabel

Ada dua variabel yang perlu diidentifikasi yakni: variabel manipulasi

(manipulated variabel) dan variabel terkait. Pengidentifikasian variabel berguna

untuk merumuskan hipotesis penelitian. Variabel dapat diartikan sebagai konsep yang

mempunyai variasi nilai atau konsep yang diberi lebih dari satu nilai. Selain itu

variabel juga merupakan something that can vary or change in a situation. Variabel

merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai atau segala sesuatu yang dapat

berubah atau berganti dalam satu situasi.

b. Membuat tabulasi Data

Setelah melaksanakan pengumpulan data, seorang penyidik harus mampu

membuat tabulasi data. Keterampilan membuat tabulasi data perlu dibelajarkan

kepada siswa karena fungsinya yang penting menyajikan data yang diperlukan dalam

penelitian.

8

(32)

c. Menyajikan Data Dalam Bentuk Grafik

Keterampilan dalam menyajikan data adalah kemampuan mengolah data

untuk disajikan dalam bentuk visualisasi garis atau bidang datar dan variabel hasil

selalu ditulis sepanjang sumbu vertikal. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan

dalam mengembangkan keterampilan membuat grafik diantaranya adalah membaca

data dalam tabel, membuat grafik garis, membuat grafik balok, dan membuat grafik

bidang lain.

d. Menggambarkan Hubungan Antar-Variabel

Hubungan antar-variabel dalam penelitian perlu dideskripsikan oleh setiap

peneliti. Keterampilan mendeskripsikan hubungan antar variabel merupakan salah

satu kemampuan yang harus dimiliki oleh peneliti. Keterampilan menggambarkan

hubungan anatr variabel dapat diartikan sebagai kemampuan mendeskripsikan

hubungan antar variabel termanipulasi dengan variabel hasil hubungan antara

variabel-variabel yang sama. Hubungan natar variabel perlu digambarkan karena

merupakan inti penelitian ilmiah.

e. Memgumpulkan dan Mengolah Data

Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data adalah kemampuan

memperoleh informasi atau data dari orang atau sumber informasi lain dengan cara

lisan, tertulis, atau pengamatan dan megkajinya lebih lanjut secara kuantatif atau

(33)

f. Menganalisis Penelitian

Keterampilan menganalisis penelitian merupakan kemampuan menelaah

laporan penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan terhadap unsur-unsur

penelitian. Kegiatan yang dapat dilaksanakan untuk mengembangkan keterampilan

menganalisis diantaranya adalah mengenali variabel, mengenali rumusan hipotesis,

dan kegiatan lain yang sejenis.

g. Menyusun Hipotesis

Keterampilan menyusun hipotesis dapat diartikan sebagai kamampuan untuk

menyatakan “dugaan yang dianggap benar” mengenai adanya suatu faktor yang

terdapat dalam satu situasi, maka akan ada akibat tertentu yang dapat timbul.

Keterampilan menyusun hipotesis menghasilkan rumusan dalam bentuk kalimat

peenyataan. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksankan untuk mengembangkan

keterampilan menyusun hipotesis diantaranya adalah menyusun hipotesis kerja,

menyusun hipotesis nol, memperbaiki rumusan suatu hipotesis, atau kegiatan sejenis

lainnya.

h. Mengidentifikasi Variabel Secara Operasional

Seperti yang kita ketahui, setiap cabang ilmu pengetahuan yang sistematis

antara variabel, untuk memudahkan penyistematisan hubungan antar variabel.

i. Mengidentifikasi Variabel Secara Operasional

Agar suatu penelitian dapat dilaksanakan secara baik dan menghasilkan

(34)

Rancangan penelitian ini diharapkan selalu dibuat pada setiap kegiatan penelitian.

Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan

variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspon dalam penelitian secara

operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel hipotesis yang diuji dan cara

mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari penelitian yang dilaksanakan.

j. Melakukan Eksperimen

Eksperimen merupakan salah satu bentuk penelitian yang seringkali

dilaksanakan oleh seseorang tanpa disadari. Bereksperimen dapat diartikan sebagai

keterampilan untuk mengadakan pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari

fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang

menerima dan menolak ide-ide itu.9

Peneliti menggunakan pendekatan keterampilan proses dalam penelitian ini

karena dapat memotivasi peserta didik untuk senantiasa berpartisipasi secara aktif

dalam pembelajaran, memperjelas konsep, pengertian, dan fakta yang dipelajari

peserta didik karena pada dasarnya peserta didik sendiri yang mencari dan

menemukan konsep tersebut, dan mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung

jawab dan menjaga kekompakan dalam satu kelompok.

9

(35)

C. Langkah-Langkah Pendekatan Keterampilan Proses

Prosedur pembelajaran pendekatan keterampilan proses sebagai berikut:

1. Menjelaskan bahan pelajaran yang diikuti peragaan, demonstrasi, gambar,

model bangan, yang sesuai dengan keperluan. Tujuan kegiatan ini adalah

untuk memngembangkna kemampuan mengamati dengan cepat dan tepat.

2. Merumuskan hasil pengamatan dengan merinci, mengelompokkan atau

mengklasiikasi materi pelajaran yang diserap dari kegiatan pengamatan

terhadap bahan pelajaran tersebut.

3. Menafsirkan hasil pengelompokkan itu dengan menunjukkan sifat, hal dan

peristiwa atau gejala yang terkandung pada tiap-tiap kelompok.

4. Meramalkan sebab akibat kejadian perihal atau peristiwa lain yang mungkin

terjadi diwaktu lain atau mendapat suatu perlakuan yang berbeda.

5. Menerapkan pengetahuan keterampilan sikap yang ditentukan perlu diperoleh

dari kegiatan sebelumnya pada keadaan atau peristiwa yang baru atau berbeda.

6. Merencankan eksperimen umpamanya mengadakan percobaan sehubungan

dengan masalah yang belum terselesaikan.

7. Mengkomunikasikan hasil kegiatan pada orang lain dengan diskusi, ceramah,

mengarang dan lain-lain.10

10

(36)

D. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Umumnya, bidang pelatihan telah membayangkan hasil belajar semata- mata

sebagai perubahan pengetahuan lisan atau kapasitas hasil belajar. Ini perilaku yang

tidak perlu membatasi dan keluar dari langkah dengan belajar teori modern. Dalam

disiplin lain, lebih kompleks dan luas taksonomi hasil belajar menyoroti dari berbagi

segi yang benar sifat pembelajaran.11

Istilah belajar telah lama dan banyak dikenal. Bahkan pada era sekarang ini

hampir semua orang mengenal istilah belajar. Lebih-lebih setelah dicanangkannya

wajib belajar. Namun, apa sebenarnya belajar itu, rasanya masing-masing orang

mempunyai pendapat yang tidak sama. Sejak manusia ada, sebenarnya ia telah

melaksanakan aktivitas belajar. Oleh karena itu, kiranya tidak berlebihan jika

dikatakan bahwa aktivitas belajar itu telah ada sejak adanya manusia. Dalam

pengertian umum, belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan.12

Belajar atau learning merupakan fokus utama dalam psikologi pendidikan.

Suryabrata, Masrun dan Martianah dalam M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, S.,

mengemukakan bahwa pada dasarnya belajar merupakan sebuah proses untuk

melakukan perubahan perilaku seseorang, baik lahiriah maupun batiniah. Perubahan

menuju kebaikan, dari yang jelek menjadi baik. Ornstein dan Lasley dalam M. Nur

11

Kurt Kraiger, dkk, ”Application Of Cognitive, Skill-Based, And Affective Theories Of Learning Outcomes To New Methods Of Training Evaluation”,Vol. 78, No. 2, h. 312.

12

(37)

Ghufron dan Rini Risnawita, S., menjelaskan bahwa bagian utama dari belajar bukan

suatu tindakan yang pasif dari seorang pembelajaran, bukan juga hanya reaksi dari

stimulus, dan buka pula menunggu suatureward.13

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah

suatu proses yang di tempuh seseorang baik secara jasmani maupun rohani sehingga

memperoleh suatu perubahan baik itu dari tingkah laku maupun segi pengetahuan

sehingga dari proses tersebut didapatkan hasil yang diinginkan.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatau proses dari seseorang yang berusaha

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.14

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rimusan tujuan

pendidikan, baik tujuan kurikuler mupun tujuan instruksional menggunakan

klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membagi

menjadi tiga ranah yakni15:

a. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil intelektual yang terdiri dari 6 aspek,

yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedu

13

M. Nur Ghufron dan Rini Risnawita, S., Gaya Belajar Kajian Teoretik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 4.

14

Mulyono Abdurrahman,Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar (Cet. Kedua; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003 ), h. 37-38.

15

(38)

aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya

disebut kognitif tingkat tinggi.

b. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap yang terdiri dari 5 aspek yakni

penerimaan, jawaban/reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c. Ranah psikomotorik, berkenaaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak, ada enam aspek psikomotorik yakni gerakan refleks,

keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, gerakna

keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Horward Kingsley (dalam Nana Sudjana) membagi tiga macam hasil belajar,

yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan

cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah

ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan gagne membagi lima kategori hasil belajar,

yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d)

sikap, dan (e) keterampilan motoris.16

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah suatu hasil nyata yang telah diperoleh peserta didik setalah melakukan atau

menempuh suatu proses belajar sehingga mencapai hasil yang diinginkan.

Penelitian yang sebelum telah oleh Yulin Dj. Panusu menyatakan bahwa

keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA

16

(39)

pokok bahasan perkembanganbiakan manusia kalas VI SDN Sansarino Ampana.17

Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Guslan yang menyatakan bahwa

pembelajaran dengan meggunakan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi konsep energi panas pada kelas IV SDN

No.2 Balukang.18 Penelitiaan yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelum

yang menjadi penguat bahwa keterampilan proses dapat mempengaruhi hasil belajar

peserta didik.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor eksternal

dan faktor internal. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri

siswa, yaitu yang berkaitan dengan lingkungan. Faktor internal merupakan faktor

yang berasal dari dalam diri siswa berupa kemampuan yang dimilki siswa meliputi

dua faktor yaitu faktor fisiologis dan psikologis.19

Faktor fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan

belajar seseorang. Orang yang dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan

belajarnya dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak yang kekurangan

17

Yulin Dj. Panusu, Muhammad jambari, dan Amran Rede, “Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Pada Pembelajaran Peekembangbiakan Pada Manusia dikelas VI SDN Sansarino Kecamatan Ampana Kota”, Vol. 4, No. 4, h. 179.

18

Guslan, Yusuf Kendek, dan Ratman, “Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Panas Pembelajaran IPA Kelas IV SDN NO. 2 Balukang”, Vol. 4, No. 1, h. 216.

19

(40)

gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi,

mereka lekas lelah mudah mengantuk, dan sukar menerima pelajaran. Faktor

psikologis yang dikatakan memiliki peranan penting dapat dipandang sebagai

cara-cara berfungsinya pikiran dalam hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran,

sehingga penguasaan terhadap bahan yang disajikan lebih mudah dan efektif. Dengan

demikian, proses belajar-mengajar itu akan lebih baik kalau didukung oleh

faktor-faktor psikologis si pelajar.20

a. Faktor Internal

Di dalam membicarakan faktor ini, akan dibahas menjadi tiga faktor, yaitu

sebagai berkut:

1) Fakor Jasmaniah

a) Faktor Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badab beserta

bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan

seseorang berpengaruh terhada belajarnya. Proses belajar akan terganggu, selain itu,

juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika

badannyalemah, kurang darah, ataupun ada gangguan-gangguan /kelainan-kelainan

fungsi alat inderanya serta tubuhnya.

20

(41)

b) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang

sempurna mengenai tubuh/badan. Cacat itu dapat berupa buta, tuli, patah kaki,

danpatah tangan, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi

belajar. Peserta didik yang cacat, belajarnya juga terganggu.

2) Faktor Psikologis

Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam yang

mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motivasi, kematangan, dan kelelahan.

a) Intelegensi dan Bakat

Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang tinggi umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Jika seseorang yang mempunyai intelegensi yang tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari maka proses belajar akan lebih mudah dibandingkan orang yang hanya memiliki intelegensi tinggi saja atau bakat saja.

b) Minat dan Motivasi

(42)

c) Cara belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang maksimal.21

b. Faktor-faktor Eksternal

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu:

1) Faktor Keluarga

Peserta didik yang belajar akan menerima pengaruh keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga. Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan anaknya, dapat memyebabkan anaknya kurang berhasil dalam belajar.

Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dan anaknya. Selain itu, anak dengan saudara dan anggota keluarga lain ikut mempengaruhi belajar anak. Begitu pula dengan suasana rumah, maksudnya dalam kejadian-kejadian yang sering terjadi dalam rumah dimana anak akan berada dan belajar juga ikut mempengaruhi belajar anak.

2) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar.

21

(43)

3) Faktor Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya, rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak untuk lebih giat belajar.22

22

(44)

28 A.Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif jenis eksperimental. Data penelitian pada penelitian kuantitatif berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik deskritif dan inferensial.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Quasi Experimental Design. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 3 Sungguminasa di kelas VIII dimana sekolah ini berlokasi di Provinsi Sulawesi selatan Kabupaten Gowa Kecamatan Somba Opu. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun 2017 ketika siswa kelas VIII telah memasuki semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018.

C. Desain Penelitian

(45)

Tabel 3.1 :Pretest-Postest Control Group Design

Subjek Pretest Perlakuan Posttes

nR1

nR2

O1

O3

X O2

O4

Keterangan :

R1 &R2: Kelompok eksperimen dan kontrol yang dipilih secara random

O1 &O3: Kelompokpretesteksperimen dan kontro

X : perlakuan (treatment) untuk kelompok eksperimen

O2&O4 : Kelompokpost testeksperimen dan kontrol.1

D.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakterik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian tarik kesimpulannya.2

Populasi merupakan objek yang menjadi sasaran penelitian. Untuk penelitian ini, peneliti mengambil populasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Sungguminasa yang berjumlah 10 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 333 orang dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

1

Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan( Cet. XX; Bandung: Alfabeta, 2014), h. 223.

2

(46)

Tabel 3.2 : Jumlah Populasi

Kelas Jumlah Siswa

VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F VIII G VIII H VIII I VIII J

35 34 34 34 34 30 30 34 34 34

Jumlah Seluruh Populasi 333

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili atau representatif populasi. Sampel sebaiknya memenuhi kriteria yang dikehendaki, sampel yang dikehendaki merupakan bagian dari populasi target yang akan diteliti secara langsung, kelompok ini meliputi subjek yang memenuhi kriteria inkulasi/ kriteria atau cir-ciri yang harus dipenuhi setiap anggota populasi yang akan dijadikan sampel dan ekskulasi/kriteria atau ciri-ciri anggota populasi yang tidak bisa dijadikan sebagai sampel penelitian.3

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik simple random sampling

dengan cara pengundian, tahap pertama yang dilakukan adalah menulis semua nama kelas yang menjadi nama kelas yang menjadi populasi di atas potongan kertas kecil,

3

(47)

kemudian kertas tersebut digulung, lalu dikumpulkan, dikocok dan diambil satu gulungan yang keluar dari hasil lot sebagai sampel kontrol. Kemudian untuk menentukan kelas eksperimen cara yang dilakukan sama pada penentuan kelas kontrol hanya saja kelas kontrol yang terpilih tadi dikeluarkan atau tidak dipakai pada pengundian kedua.

Setelah peneliti melakukan teknik tersebut maka peneliti mendapatkan sampel yang terdiri dari dua kelas yaitu siswa kelas VIII D sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswanya 34 orang dan VIII E sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswanya 34 orang. Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan di sekolah didapatkan keterangan dari guru IPA (Nurhayati, S.Pd.) bahwa kelas VIII E dan kelas VIII D memiliki kurikulum yang sama, mata pelajaran yang sama, guru yang sama dan kemampuan intelengensi yang sama.

Tabel 3.3 : Jumlah Sampel

Kelas Jumlah Siswa

VIII D VIII E

34 34

Jumlah 68

E. Instrumen Penelitian

(48)

1. Tes

Tes (dalam bahasa inggrisTest) berasal dari katatestumbahasa perancis kuno, yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia, ada juga yang mengartikannya sebagai piring yang terbuat dari tanah. Selanjutnya, Conny Semiawan S. menyatakan bahwa tes adalah alat pengukur untuk menetapkan apakah berbagai faset dari kesan yang kita perkirakan dari seseorang adalah benar merupakan fakta, juga adalah cara untuk menggambarkan berbagai macam faset ini seobjektif mungkin. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi seseorang yang biasanya disajikan dalam bentuk soal dan tugas-tugas.

a. Validitas

Suatu instrumen dinyatakan telah memiliki validitas (kesahihan atau ketepatan yang baik ”jika instrumen tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur”.4 Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.5 Dalam penelitian, peneliti menggunakan validitas content atau isi dimana validitas content adalah ketepatan suatu alat ukur ditinjaudari sisi alat ukur tersebut. Suatu alat ukur dikatakan memiliki validitas isi apabila isi atau materi atau bahan alat ukur.

Hasil validitas content atau isi pada penelitian ini yang dibantu oleh dua validator ahli yaitu Dr. Hj. St. Syamsudduha, M.Pd. dan Asrijal, S.Pd., M.Pd. Terdapat empat point instrumen yang validasi yaitu validasi Rencana Pelaksanaan

4

Muh. Khalifah Mustami, Metodologi Penelitian Pendidikan (Cet. Pertama: Yogyakarta; Aynat Publising, 2016), h. 104.

5

(49)

Pembelajaran (RPP), validasi test hasil belajar (pretest), validasi test hasil belajar (posttest), validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) dan validasi Observasi Keterampilan Proses Siswa (OKPS).

b. Uji Kesukaran Soal

Dalam penelitian ini terdapat 20 nomor soal pilihan ganda yang terdiri dari 20 nomor soalpretestdan 20 nomor posttest, dimana 20 nomor soal tersebut merupakan tes hasil belajar pseserta didik. Jumlah peserta didik sebanyak 34 orang dan setelah dilakukan uji tingkat kesukaran soal, dimana uji tingkat kesukaran soal adalah kemungkinan siswa untuk menjawab benar atau salah dalam mengerjakan soal berdasarkan kemampuan meraka. Untuk menguji tingkat kesukaran soal digunakan rumus:

Tingkat Kesukaran (TK)=

Klasifikasi tingkat kesukaran soal sebagai berikut:

0.00-0,30 soal tergolong sukar, terdapat pada soal nomor 3.

0,31-0,70 soal tergolong sedang, terdapat pada nomor soal 5, 9, 10 dan 19.

0,71-1,00 soal tergolong mudah, terdapat pada nomor soal 1, 2, 4, 6, 7, 8, 11, 12,

13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 20.

2. Lembar Observasi Siswa

(50)

membuat larutan bahan makanan, melakukan pengamatan, mendeskripsikan hasil pengamatan, dan mengkomunikasikan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan alat yang diguanakan untuk mengumpulkan data. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrument dokumentasi untuk memperoleh informasi berupa data tentang keberadaan sekolah yaitu daftar jumlah siswa, nama siswa dan saat melakukan eksperimen.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Perencanaan, termasuk dalam kegiatan ini adalah menyusun draft penelitian, termasuk menyusun instrumen penelitian, penentuan lokasi, validasi instrument, pengurusan perizinan serta kegiatan lain yang bersifat administratif.

2. Pelaksanaan penelitian/pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lapangan (objek penelitian) untuk diolah, dianalisis, dan disimpulkan. Dalam hal ini, pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data dokumentasi hasil belajar peserta didik dan penyebaran angket.

3. Pengelolahan data, dilakukan setelah peneliti selesai mengumpulkan data. Teknik pengelolaan data pada penilitian ini menggunakan analisis data deskriptif dan inferensial. Namun untuk memudahkan peneliti dalam melakukan olah data, maka peneliti menggunakan program komputer. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel.

(51)

kesimpulan tersebut ke dalam bentuk tulisan yang disusun secara sistematis.

G.Teknik Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis statistik, untuk pengolahan data hasil penelitian yang meliputi analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.

1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif

Teknik analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeksripsikan hasil belajar yang diperoleh siswa pada kelompok eksperimen. Guna mendapatkan gambaran yang jelas tentang hasil belajar siswa, maka dilakukan pengelompokkan. Pengelompokkan tersebut dilakukan kedalam 5 kategori: sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, sangat rendah. Pedoman pengkategorian hasil belajar siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan menggunakan statistik deskriptif. Adapun langkah-langkah analisis deskriptif yaitu sebagai berikut:

a. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut:6 1) Menentukan rentang nilai, yaitu data terbesar dikurangi dengan data terkecil

R = Xt–Xr Keterangan:

R : Rentang nilai Xt : Skor maximum Xr : Skor minimum

2) Menentukan banyaknya kelas interval K = 1 + (3,3) log n

6

(52)

Keterangan: K : Kelas interval N : Jumlah siswa

3) Menghitung panjang kelas interval P =

Keterangan:

P : Panjang kelas interval R : Rentang nilai

K : Kelas interval

4) Membuat tabel distribusi frekuensi a) Rata-rata Mean

b) Persentase (%) nilai rata-rata

%

P : Angka persentase

(53)

N: Banyaknya sampel responden.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa, maka peneliti menetapkan parameter penelitian sebagai berikut:7

Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Penguasaan Materi

No. Tingkat penguasaan (%) Kategori Hasil Belajar

1. 2. 3. 4. 5.

0 –34 35–54 55–66 67–84 85–100

Sangat Rendah Rendah

Cukup Tinggi

Sangat Tinggi

Sumber: Nurgiyantoro (2010).

2. Analisis statistik inferensial

Analisis statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan (diferensikan) untuk populasi di mana sampel diambil. Untuk keperluan pengujian hipotesis, maka digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:

a. Uji asumsi dasar

Uji asumsi dasar dilaksanakan untuk menguji data yang sudah didapatkan, sehingga bisa diuji hipotesisnya.Uji asumsi dasar terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan secara lebih lengkap dibawah ini.

7

(54)

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa data setiap variabel yang dianalisis berdistribusi normal. Hal tersebut didasarkan pada asumsi bahwa statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa setiap variabel akan dianalisis harus berdistribusi normal. Untuk pengujian normalitas digunakan rumus Chi-Square yang dirumuskan sebagai berikut:

= ( − )

Keterangan:

F0 = frekuensi hasil pengamatan

Fh= frekuensi harapan8

Kriteria pengujian normal bila X2hitunglebih kecil dari X2tabel dimana X2tabeldiperoleh dari daftar X2dengan dk = (k-2) pada taraf signifikansi α = 0,05. Pada

penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program Software Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16,0. Menu yang digunakan untuk mengetahui normalitas data adalah analyze nonparametric test- legalcy dialog- I Sample K-S, untuk mengetahui normal atau tidaknya data, kita bisa lihat nilai signifikansi pada kolom Kolmogorov Smirnov. Kriteria pengujian normalitas

dengan hasil olahan SPSS versi 16,0 yaitu jika sign > α maka dapat berdistribusi

normal dan jika sign < α maka data tidak berdistribusi normal.9

8

Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 290.

9

(55)

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan sebagai syarat dilakukannya uji t (hipotesis).Uji homogenitas dilakukan dengan membandingkan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengujian homogenitas menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:

F = 10

Kriteria pengujian adalah jika Fhitung < Ftabel pada taraf nyata dengan Ftabel

didapat dari distribusi F dengan derajat kebebasan masing-masing sesuai dengan dk

pembilang dan dk penyebut pada taraf α = 0,05. Pengujian homogenitas data dalam penelitian ini menggunakan programsoftware Statistical Product and service solution

(SPSS) versi 16,0. Menu yang digunakan untuk mengetahui homogenitas adalah

analyze – descriptive statics – explore. Pengujian homogenitas dengan hasil olahan SPSS versi 16,0 yaitu sign> α maka data homogen dan jikasign> α maka data tidak homogen.11

b. Uji hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui dugaan sementara yang dirumuskan dalam hipotesis penelitian menggunakan uji dua pihak dengan derajat

kesalahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5% atau α = 0,05 .

Hipotesis statistik yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu:

10

Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 290.

11

(56)

H0: µ1= µ2

H1: µ1≠ µ2

Keterangan :

H0: Tidak ada pengaruh penggunaan model cooperatif learning dengan pendekatan

keterampilan proses terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Sungguminasa.

H1: Ada pengaruh penggunaan model cooperatif learning dengan pendekatan

keterampilan proses terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Sungguminasa.

µ1 : rata-rata hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan model

cooperatif learningdengan pendekatan keterampilan proses

µ2 ; rata-rata hasil belajar peserta didik yang tidak diajar dengan menggunakan

modelcooperatif learningdengan pendekatan keterampilan proses.

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 16,0 yaitu teknik independent samples t test, teknik ini digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari dua kelompok data/sampel yang saling berhubungan.

Hipotesis penelitian akan diuji dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

(57)

2).Jika taraf signifikan > α ( nilai sign > 0,05 ) maka H0 diterima berarti tidak

(58)

41

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Sungguminasa pada siswa kelas VIII. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pendekatan ketrampilan proses terhadap hasil belajar siswa pada materi nutrisi pada makanan. Untuk mengambil data dari variabel-variabel tersebut menggunakan tes yaitu tes hasil belajar. Penelitian ini dilaksanakan pada dua kelas, yaitu kelas eksperimen (VIII E ) dan kelas kontrol (VIII D).

1. Hasil Belajar Peserta Didik Menggunakan Model Cooperatif Learning Dengan Pendekatan Ketrampilan Proses

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 3 Sungguminasa didapatkan deskripsi hasil tes belajar peserta didik pada materi nutrisi pada makanan yang diperoleh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 3 Sungguminasa. Hasil penelitian tersebut didapatkan data hasil belajar IPA peserta didik di kelas eksperimen (VIII E) SMP Negeri 3 Sungguminasa. Data dari instrumen tes melalui tes hasil belajarpretestdanposttestpeserta didik.

a. PretestKelas Eksperimen (VIII E)

Hasil analisis statistik deskriptif pada hasil belajar peserta didik kelas eksperimen (VIII E) setelah dilakukanpretestsebagai berikut:

1) Rentang Nilai (Range)

Rentang nilai dapat dihitung dengan rumus:

(59)

Keterangan:

R = Rentang Nilai

Xt = Data Terbesar

Xr = Data Terkecil

Maka rentang nilai sebagai berikut:

R= Xt–Xr

= 65–30

= 35

2) Banyak Kelas Interval

K = 1 + (3,3) log n

Keterangan:

K = Jumlah Interval Kelas

n = Jumlah Data

Maka banyak kelas sebagai berikut:

K = 1 + (3,3) log n

= 1 + (3,3) log 34

= 1+ (3,3) log 1,53

= 6,05

3) Panjang kelas interval

P =

Keterangan:

P = Panjang kelas interval

R = Rentang nilai

Maka panjang kelas sebagai berikut:

(60)

=

= 5,83 (dibulatkan 6)

4) Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen (VIII E) Interval

(fi-xi) (xi-x)2 fi(xi-x)2 Persentase (%)

Jumlah 34 - - 1582 689,68 3648,96 100

Sumber :Diolah sendiri oleh peneliti.

5) Mean

6) Menghitung Standar Deviasi (SD)

= ∑ ( )

Gambar

Tabel 3.1 : Pretest-Postest Control Group Design
Tabel 3.2 : Jumlah Populasi
Tabel 3.3 : Jumlah Sampel
Tabel 3.4 Kriteria Tingkat Penguasaan Materi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melakukan setting marker atau menentukan marker apa yang akan digunakan untuk menampilkan bangun ruang tertentu, dapat dilakukan dengan cara memilih marker yang

Japfa Comfeed Indonesia Tbk Cirebon ternyata kedisiplinan kerja para pegawai dan kompensasi yang diberikan terhadap pegawai diduga masih dirasakan belum memadai.Faktor

1) Penyajian rincian dapat tidak ditampilkan apabila nilainya nihil. 2) Berlaku bagi Bank yang diwajibkan untuk membentuk Capital Conservation Buffer sebagaimana diatur

Pejabat Pengadaan Barang dan Jasa Pada Kantor Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2014, Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pengadaan Langsung. :

Ketika pendidikan sebagai benteng terakhir bisa melaksanakan hal tersebut, otomatis masa depan anak-anak di Bali khususnya serta masa depan Bali pada umumnya

Berdasarkan dari penelitian ini pengetahuan remaja putri di Pondok Pesantren Asrama Rasydiyah Khalidiyah Amuntai yang memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 89,1%

dukungan sosial yang diterima dari teman sebaya mereka di sekolah.. berupa dukungan emosional, dukungan penghargaan,