• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kemasan, merek dan harga terhadap loyalitas konsumen - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh kemasan, merek dan harga terhadap loyalitas konsumen - USD Repository"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Bagas Dirgantara NIM : 04 2214 053

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Bagas Dirgantara NIM : 04 2214 053

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

“ selama masih ada kesempatan, raihlah cita-citamu

setinggi mungkin“

(6)

Ibuku Astutik, Kedua Adikku Restu dan Regita Pramesti.

(7)

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Maret 2011 Penulis,

(8)

Nama : Bagas Dirgantara Nomor Mahasiwa : 04 2214 053

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Pengaruh Kemasan, Merek dan Harga terhadap Loyalitas Konsumen : Studi pada Mahasiswa Universitas negeri Yogyakarta Pengguna Shampo Clear.

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 7 Februari ‘2011

Yang menyatakan,

(9)

penulisan skripsi ini. Penulis menyusun skripsi dengan judul “Pengaruh Kemasan, Merek dan Harga Terhadap Loyalitas Konsumen”. Studi kasus pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomika Universitas Negeri Yogyakarta. Penulisan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini juga tidak lepas dari adanya campur tangan pihak lain yang dengan tulus ikhlas dan rela mengorbankan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis sampai penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs.Y.P.Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

(10)

5. Keluargaku Tercinta (Ibu Astuti dan kedua adikku ; Restu Bahtiar dan Regita Pramesti) yang telah memberi kasih sayang dan dukungan baik moril maupun materiil.

6. Teman-teman kuliah angkatan 2004 (Apriadi, Bajuri dan masih banyak lagi yang tidak bisa disebutkan satu per satu). Terima kasih buat dukungan kalian semua selama proses skripsi ini selesai sampai 2 tahun. 7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup selama penulis menempuh kuliah.

8. Untuk semua orang yang tidak dapat kusebutkan satu persatu, makasih banyak atas dukungan dan partisipasinya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Untuk itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran untuk menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan yang sedang menyusun skripsi.

Yogyakarta, 10 Maret 2011 Penulis,

(11)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

ABSTRAKSI... . xv

ABSTRACT... .. xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... . 1

B. Rumusan Masalah... 3

C. Batasan Masalah………. 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan………. 5

BAB II LANDASAN TEORI... . 7

(12)

E. Pengertian Kemasan……….. . 11

F. Pengertian Merek……….. . 13

G. Pengertian Harga………... 17

H. Kepuasan Konsumen………. . 24

I. Loyalitas Konsumen……….. 26

J. Kerangka Pemikiran Teoritis………. 28

K. Hipotesis………...… .. 29

BAB III METODE PENELITIAN... . 29

A. Jenis Penelitian... . 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 30

C. Subjek dan Objek Penelitian... 30

D. Populasi dan Sampel………. . 31

E. Sampling………... . 31

F. Data dan Sumber Data……….. . 32

G. Variabel Penelitian………...…. . 32

H. Teknik Pengumpulan Data……….... . 33

I. Teknik Pengukuran Data………... . 33

J. Teknik Pengujian Instrumen………. 34

(13)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Deskripsi Data ... 49

B. Metode Pengujian Instrumen ... 52

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 62

C. Keterbatasan Penelitian ... 63

(14)

Tabel 4.1 Kemasan dan Harga Shampo Clear Complete Soft Care…….. 47 Tabel 4.2 Kemasan dan Harga Shampo Clear ice cool……….. 47 Tabel 4.3 Kemasan dan Harga Shampo Hairfall Defense………. 48 Tabel 4.4 Kemasan dan Harga Shampo Clear Men………... 48 Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….. 49 Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden…….. 50 Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Kemasan……….. 51 Tabel V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Shampo... 51 Tabel V.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Loyalitas Produk…. 53 Tabel V.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Kemasan………….. 53 Tabel V.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Merek……….. 54 Tabel V.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Harga……….. 55 Tabel V.9 Hasil Uji Reliabilitas Instrymen Penelitian………. 56

(15)
(16)

Universitas Negeri Yogyakarta

Bagas Dirgantara Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1). Pengaruh secara simultan kemasan, merek dan harga terhadap loyalitas konsumen shampo, 2). Pengaruh secara parsial kemasan, merek dan harga terhadap loyalitas konsumen shampo.

Penelitian ini adalah studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta yang pernah menggunakan shampo Clear, yang diteliti sebanyak 100 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis yang pertama menggunakan korelasi Product Moment dan hipotesis yang kedua menggunakan regresi berganda.

(17)

Bagas Dirgantara Sanata Dharma Yogyakarta 2011

(18)

A. Latar Belakang Masalah

Tingkat pasar dengan tingkat pertumbuhan yang rendah namun tingkat persaingan yang ketat saat ini membuat manajer pemasaran harus memutar otak untuk mencari strategi pemasaran terbaik. Dari berbagai media informasi yang digunakan oleh pemasar maka televisi dan internet menjadi pilihan utama dari manajer pemasaran selain radio dan pamflet. Namun pada saat ini iklan pun belum cukup untuk mendukung penjualan produk, karena pada dasarnya produknya lah yang dipasarkan di masyarakat, bukan iklannya. Saat ini bila bicara mengenai produk, maka tidak hanya terlepas dari atribut produk yang menyertainya. Atribut produk yang dimaksud adalah kemasan, merek serta harga. Konsumen akan cenderung memilih produk yang disukainya atas dasar pengamatannya terhadap atribut produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Seorang konsumen tidak mungkin memiliki preferensi terhadap produk tertentu padahal ia belum tahu adanya sebuah produk.

(19)

Dari sekian banyak merek shampo yang ada, konsumen biasanya menggunakan faktor-faktor seperti kemasan, merek dan harga sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pembelian shampo. Kemasan yang menarik akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian, hal ini sejalan dengan teori perilaku konsumen secara psikologis yang mengatakan bahwa seorang konsumen akan melakukan pengamatan terhadap barang yang akan dibeli dan digunakan oleh konsumen. Kemasan produk yang manarik akan mendorong seorang konsumen untuk memberikan kemudahan bagi konsumen dalam penggunaan maupun penyimpanan sehingga konsumen merasa puas. Desain yang unik, ukuran yang bermacam-macam, warna, bentuk dan informasi yang diberikan pada kemasan akan semakin mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihan produk. Saat ini shampo mengalami perubahan fungsi. Shampo sebagai produk yang mudah dicari dan dibeli ini telah menjadi lebih dari sebuah produk pemenuhan kebutuhan sebagai pencuci rambut, namun lebih pada perawatan rambut atau bahkan untuk menciptakan mode rambut. Faktor kepuasan ini menjadi faktor terpenting untuk menciptakan loyalitas konsumen. Seorang konsumen akan memberikan kepercayaannya terhadap sebuah produk atau merek jika ia merasa puas terhadap produk yang dikonsumsinya.

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah kemasan, merek, dan harga secara simultan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen?

2. Apakah kemasan, merek, dan harga secara parsial berpengaruh terhadap loyalitas konsumen?

C. Pembatasan Masalah

Bertitik tolak pada rumusan masalah, maka penulis perlu membatasi permasalahan dengan tujuan agar pembahasan permasalahan tidak terlalu luas. Berikut adalah pembatasan masalah yang dimaksud:

1. Penelitian hanya dilakukan pada konsumen pengguna Shampo Clear di FISE Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Dalam penelitian variabel merek dibatasi pada brand awareness, brand association dan perceived quality.

3. Dalam penelitian variabel kemasan dibatasi pada promosi penjualan dan iklan.

D. Tujuan Penelitian

(21)

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan kemasan, merek, dan harga terhadap loyalitas konsumen shampo.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial kemasan, merek, dan harga terhadap loyalitas konsumen shampo.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan perbandingan sampai sejauh mana toeri-teori yang didapat selama di bangku perkuliahan dapat diterapkan dalam dunia nyata.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan masalah pengaruh kemasan, merek dan harga terhadap loyalitas konsumen.

3. Bagi Perusahaan

(22)

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Meliputi uraian berbagai teori-teori dan pengertian-pengertian yang menjadi dasar untuk menguraikan masalah dan dalam memecahkan masalah yang dikemukakan dalam penulisan skripsi.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan obyek penelitian, populasi dan sampel, sampling, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengukuran data, teknik pengujian instrumen, alat analisis data, dan pengujian hipotesis.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini membahas tentang perusahaan yang menjadi tempat dilakukannya penelitian.

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

(23)

BAB VI : KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran kepada pihak perusahaan disertai pernyataan tertulis akan keterbatasan penelitian yang dilakukannya.

(24)

A. Pengertian Pemasaran

Proses pemasaran berawal dari adanya kebutuhan dan keinginan dalam diri konsumen. Kebutuhan dan keinginan tersebut menciptakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan dalam diri seseorang, yang harus dipecahkan melalui pemilihan produk untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan tersebut.

Definisi mengenai pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong (2001:6) adalah suatu proses manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan sesuatu yang bernilai satu sama lain.

Pengertian tersebut bertumpu pada konsep pokok tentang kebutuhan, keinginan dan permintaan, produk, nilai, pertukaran dan transaksi pasar, pemasaran dan pemasar.

B. Pengertian Manajemen Pemasaran

(25)

gagasan yang dirancang untuk menciptakan serta memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. (Boyd, Walker dan Larreche,2000:18)

Manajemen Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi. (Kotler, 2000:5)

Kedua pengertian tersebut merumuskan suatu konsep tindakan yang dapat dilaksanakan oleh manajemen pemasaran perusahaan agar dapat melakukan aktivitas pemasaran yang baik dan tepat sasaran, serta menekankan bahwa semua aktivitas pemasaran adalah untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.

C. Pengertian Konsep Pemasaran

Pada dasarnya konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli. Perubahan pada lingkungan masyarakat mendorong perusahaan untuk menganalisa selera konsumen untuk memberikan kepuasan terhadap konsumen.

(26)

Konsep Pemasaran tersebut disusun berdasarkan 3 Elemen Pokok (Basu Swastha, 2005:11), yaitu:

1. Orientasi konsumen atau pasar atau pembeli, dalam hal ini adalah konsumen produk shampo.

2. Volume penjualan yang menguntungkan, yaitu tingkat penjualan produk shampo yang akan dipasarkan di pasaran.

3. Koordinasi dan intergrasi seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan, yang berhubungan dengan proses produksi shampo.

D. Pengukuran Skala Loyalitas

1. Skala Loyalitas

Skala loyalitas merupakan skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kesetiaan konsumen terhadap suatu merek atau produk tertentu. Dalam pengukuran terdapat 2 dimensi yang harus diperhatikan yaitu ketertarikan konsumen pada sebuah merek dan kerentanan konsumen untuk berpindah merek. Dalam skala loyalitas ini diukur berdasarkan tahapan yang dilalui konsumen untuk loyal terhadap suatu merek, yaitu Tahap Kognitif, Afektif, Konatif dan Tindakan.

Tabel 2.1 Skala Loyalitas

Tahapan Representasi Kognitif 1. Kualitas Merek

(27)

2. TingkatKepuasan Sebelumnya

3. Tingkat Keterlibatan

Konatif 1. Komitmen Merek

2. Niat Beli

Tindakan 1. Riwayat Pembelian

2. Rasio Penerimaan atau Penolakan

Adalah pengukuran loyalitas yang dilakukan dengan memberikan suatu pernyataan pasti dan tidak untuk menggunakan suatu merek. Suatu merek yang memiliki skor terbesar bila merek tersebut berada dalam kategori wilayah penerimaan. Pengukuran loyalitas merek merupakan hal yang tidak mudah, hal ini disebabkan karena loyalitas merek menyangkut masalah psikologi.

Menurut (Kotler,2002), konsumen yang memperoleh kepuasan akan menunjukan tingkatan sebagai berikut:

a. Menjadi lebih setia atau loyalitasnya tinggi terhadap suatu merek b. Membeli lebih banyak jika perusahaan memperkenalkan produk

baru dan menyempurnakan produk yang telah ada.

c. Memberikan komentar yang menguntungkan tentang perusahaan dan produknya.

(28)

E. Pengertian Kemasan

Kemasan adalah semua jenis bentuk pengemasan yang digunakan untuk membungkus suatu produk serta label yang menyertainya. Bungkus atau kemasan yang menarik akan memberikan nilai plus pada konsumen yang sedang membedakan beberapa produk yang bentuk dan mutunya hampir sama. Perbedaan tersebut akan terlihat dari label yang biasanya dalam kemasan produk.

Berikut ini adalah tujuan dari penggunaan kemasan menurut Fandy Tjiptono (2001;106).

1. Untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan (operating), misalnya seperti tidak tumpah, sebagai alat pemegang, mudah menyemprotkannya, (seperti obat nyamuk, parfum) dan lain-lain. 2. Bermanfaat dalam pemakaian ulang (reusable), misalnya untuk diisi

kembali (refill) atau untuk wadah yang lainnya.

3. Memberikan daya tarik (promotion) yaitu seperti aspek artistik, warna, bentuk, maupun desainnya.

4. Sebagai identitas (image) produk, misalnya agar berkesan kokoh atau awet, lembut dan mewah.

5. Distribusi (shipping), misalnya mudah disusun, mudah dihitung, dan mudah ditangani.

6. Informasi (labeling), yaitu menyangkut isi, pemakaian, dan kualitas. 7. Sebagai inovasi produk berkaitan dengan kemajuan teknologi dan

(29)

8. Sebagai pelindung isi (protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkurangnya kadar atau isi kemasan.

Pemakaian kemasan pada suatu produk bisa memberikan 3 manfaat utama, yaitu manfaat komunikasi, manfaat fungsional, dan manfaat perseptual. a. Manfaat komunikasi

Manfaat utama kemasan adalah sebagai media pengungkapan informasi produk kepada konsumen. Informasi tersebut meliputi cara penggunaan produk, komposisi produk, dan informasi khusus seperti efek samping atau frekuensi pemakaian yang optimal dan sebagainya. Informasi lainnya berupa simbol atau segel bahwa produk tersebut halal dan telah lulus pengujian atau disahkan oleh instansi pemerintah yang berwenang.

Manfaat komunikasi disampaikan melalui label pada kemasan. Label adalah bagian dari sebuah produk yang berupa keterangan atau penjelasan mengenai barang tersebut atau penjualnya. Sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang digantungkan pada kemasan produk itu, sehingga ada hubungan erat antara labelling, packaging dan branding.

Label produk yang biasanya dicantumkan dalam kemasan dibagi menjadi 3, yaitu:

Brand label adalah label yang semata-mata sebagai brand.

Grade label adalah label yang menunjukkan tinkatan mutu atau

(30)

Descriptive label atau informative label adalah label yang

menggambarkan tentang cara penggunaan formula atau kandungan isi, pemeliharaan, hasil kerja dari suatu produk dan sebagainya.

b. Manfaat fungsional

Kemasan seringkali pula memastikan peranan fungsional yang penting seperti memberikan kemudahan perlindungan dan penyimpanan.

c. Manfaat perseptual

Kemasan yang bermanfaat dalam menanamkan persepsi tertentu dalam benak konsumen. Desain kemasan saat ini merupakan alat komunikasi pemasaran yang digunakan oleh pemasar selain iklan. Desain kemasan memainkan peran yang sangat penting dalam peluncuran produk baru karena keputusan pembeli seringkali dibuat di depan rak-rak supermarket atau dengan cara spontanitas saja. Untuk itu desain kemasan harus memperhatikan keserasian antara unsur citra dan desain yang digunakan untuk kegiatan komunikasi pemasaran.

F. Pengertian Merek

Berdasar keputusan panitia definisi dalam “American Marketing Association” menyatakan beberapa definisi mengenai brand, brand name, brand mark dan trade mark yang terdapat dalam bukunya Basu Swastha (2002;03) adalah sebagai berikut :

1. Brand

(31)

seorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang yang dihasilkan oleh para pesaing.

2. Brand name

bagian dari brand yang dinyatakan dalam rangkaian kata-kata atau angka yang dapat diucapkan.

3. Brand mark

bagian dari brand yang dinyatakan dalam bentuk simbol, desain warna dan huruf tertentu.

4. Trade mark

barang yang dilindungi oleh undang-undang karena sudah didaftarkan pada pemerintah dan perusahaan mempunyai hak tunggal untuk menggunakannya.

Trade mark tersebut bila sudah didaftarkan pada pemerintah maka logo atau huruf yang digunakan akan terdapat huruf R kecil yang merupakan kependekan dari registered atau sudah terdaftar.

Dalam bisnis yang sangat ketat brand name menduduki peranan besar terutama dengan penilaian konsumen terhadap kualitas atau mutu produk, sehingga merek berpengaruh terhadap loyalitas.

(32)

a. Atribut

Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa saja yang terkandung dalam suatu merek.

b. Manfaat

Selain atribut, merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen tidak membeli atribut pada produk, namun mereka membeli manfaat fungsional ataupun manfaat emosional.

c. Nilai

Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut.

d. Budaya

Merek juga dapat dipakai untuk melambangkan budaya tertentu. Misalnya Polytron mewakili budaya Jepang yang terorganisir dengan baik, memiliki cara kerja yang efisien dan selalu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.

e. Kepribadian

(33)

f. Pemakai

Merek menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal untuk penggunaan mereknya.

Strategi merek dapat berupa (Kotler dalam Wijaya dan Puspitasari, 2006:31-32) :

1) Merek Baru (New Brand)

Sebuah perusahaan dapat menciptakan sebuah nama nama merek baru ketika memasuki sebuah kategori produk baru. Strategi ini dapat dilakukan karena tidak ada nama merek yang sesuai.

2) Multi Merek (Multi Brand)

Perusahaan ingin mengelola berbagai nama merek dalam kategori yang ada untuk mengemukakan fungsi dan manfaat yang berbeda.

3) Perluasan Merek (Brand Extension)

Usaha apapun yang dilakukan untuk menggunakan sebuah nama merek yang sudah berhasil untuk meluncurkan produk baru atau produk yang dimodifikasi dalam kategori baru.

4) Perluasan Lini (Line Extension)

Strategi ini dapat dilakukan dengan cara perusahaan memperkenalkan berbagai macam fitur atau tambahan variasi produk, dalam sebuah kategori produk yang ada di bawah nama merek yang sama.

(34)

a) Brand Awareness adalah kemampuan konsumen untuk mengingat sebuah merek. Kesadaran merek ada pada rentang antara perasaan yang tidak pasti terhadap pengenalan suatu merek sampai dengan perasaan yakin bahwa produk tersebut merupakan satu-satunya dalam kelas produk yang bersangkutan.

b) Brand Association adalah kemampuan konsumen untuk mengasosiasikan suatu merek dengan atribut tertentu dari produk. c) Perceived Quality adalah persepsi konsumen terhadap kualitas

atribut produk.

d) Brand Loyalty adalah sejauh mana seorang konsumen setia terhadap suatu merek, dan seberapa besar kemungkinan ia akan pindah ke merek yang lain.

G. Pengertian Harga

Menurut kamus besar bahasa Indonesia harga adalah jumlah uang atau alat tukar lain yang senilai yang harus dibayarkan untuk produk atau jasa, pada waktu tertentu dan di pasar tertentu. Lebih rinci lagi Kottler dan Amstrong (2004:64) berpendapat bahwa Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

(35)

1. Pentingnya harga

Keputusan-keputusan penetapan sangat signifikan dalam menentukan nilai bagi pelanggan dan memainkan peranan penting dalam pembentukan citra dan kualitas. Pengaruh harga terlihat jelas dampaknya terhadap pesaing dan konsumen, karena dampak dari perubahan harga lebih segera dan langsung dirasakan. Daya tarik yang didasarkan pada harga adalah yang paling mudah dikomunikasikan, bahkan dibandingkan dengan manfaat dan citra produk.

Harga bertujuan untuk mencegah masuknya pesaing, mempertahankan loyalitas konsumen, mendukung penjualan ulang atau menghindari campur tangan pemerintah. Organisasi non profit menetapkan harga dengan tujuan untuk mencapai partial cost recovery, full cost recovery atau untuk menetapkan special price.

2. Metode-metode penetapan harga

Menurut Fandy Tjiptono (2007:160), menetapkan metode-metode penetapan harga sebagai berikut:

a. Standar mark up pricing

Menurut metode ini seorang penjual menetapkan harga jual dengan menambahkan persentase tertentu dari biaya dari semua item ke dalam satu kelas produk.

(36)

perputaran cepat dikenai persentase kecil, tapi produk dengan perputaran rendah dikenai persentase yang lebih besar.

b. Cost plus percentage of cost pricing

Menurut metode ini perusahaan menambahkan persentase tertentu dari biaya produksi atau konstruksi.

c. Cost plus fiex fee pricing

Menurut metode ini penjual mendapatkan ganti atas semua biaya yang dikeluarkan berapapun hasilnya dan penjual hanya akan menerima fee sebagai laba dari total biaya produk yang besarnya disepakati bersama. d. Experience Curve Pricing

Menurut metode ini bahwa unit cost barang dan jasa akan menurun antara 10% hingga 30% untuk setiap peningkatan sebesar dua kali lipat pada pengalaman perusahaan dalam memproduksi dan menjual barang atau jasa tersebut.

e. Rate of return pricing (ROR)

dimana harga ditentukan untuk mencapai tinkat rate of investment. ROR dibagi menjadi empat macam,yaitu:

1) Competitive parity pricing, yaitu harga-harga telah ditentukan pada basis mengikuti harga-harga yang telah ditetapkan oleh pemimpin pasar.

(37)

3) Value basad pricing, yatu harga-harga yang didasarkan pada nilai persepsi jasa bagi segmen konsumen tertentu. Ini merupakan pendekatan yang dipandu pasar untuk menguatkan positioning. 4) Relationship pricing, yaitu harga-harga didasarkan pada

pertimbangan mengenai keuntungan potensial di masa yang akan datang yang mengalir selama masa hidup konsumen.

3.Strategi Penyesuaian Harga

Strategi penyesuaian harga dapat dilakukan dengan jalan : a. Potongan Harga

Potongan harga biasanya diberikan saat pengenalan produk baru atau pesaing mulai menurunkan harga produk.

b. Diskriminasi Harga

Diskriminasi harga sering dilakukan pada saat konsumen terbagi dalam hal daya beli. Untuk itu perusahaan membuat beberapa variasi harga sesuai daya beli konsumen.

c. Harga Psikologis

(38)

dari penetapan harga ini tentu saja agar mendapatkan loyalitas dari konsumen terhadap supermarket itu.

Dilihat dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang dan jasa. Harga memiliki 2 peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para konsumen, yaitu:

1) Peranan alokasi yang membantu para pembeli untuk mendapatkan manfaat terbesar berdasar daya beli dan

2) Peranan informasi yang memberikan gambaran mengenai manfaat produk.

Harga yang mencerminkan kualitas akan menjadi pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan konsumen, sehingga harga berpengaruh pada loyalitas konsumen.

4. Tujuan penetapan harga

Menurut Fandy Tjiptono (2007;52) ada 4 jenis tujuan dari penetapan harga, yaitu:

(39)

Penjelasan diatas menjelaskan bahwa tujuan penetapan harga dapat dijadikan pedoman oleh manajemen perusahaan untuk menetapkan harga suatu produk yang dihasilkan agar perusahaan dapat mencapai target yang diinginkan. Tujuan tersebut harus konsisten agar perusahaan dapat menempatkan posisi relatifnya dalam persaingan.

5. Persepsi Harga

Menurut Paul J. Peter dan Jerry C. Olsson (2000:228) menyatakan bahwa “persepsi harga (price perception) berkaitan dengan bagaimana informasi harga konsumen dipahami seluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna yang dalam bagi konsumen”.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga yang berbasis permintaan , yaitu:

a. Kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli). b. Kemampuan (kesediaan) pelanggan untuk membeli.

c. Posisi suatu produk dalam gaya kehidupan pelanggan, yaitu menyangkut apakah produk tersebut merupakan simbol status atau harga produk yang digunakan sehari-hari.

d. Manfaat yang diberikan produk tersebut kepada pelanggan. e. Harga produk-produk distribusi.

f. Pasar potensial sebagai produk tersebut. g. Sifat persaingan non harga.

(40)

Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga berbasis permintaan diatas harus diperhatikan perusahaan dalam menetapkan harga produknya. Harga yang ditetapkan perusahaan akan diterima konsumen dan berhasil memperoleh pelanggan jika harga tersebut memperhatikan keinginan konsumen.

6. Konsep dan Peranan Harga

Fandy Tjiptono (2007:152) berpendapat bahwa “harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi”. Penjelasan dari peranan harga tersebut adalah:

a. Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan konsumen berdasar daya belinya.

b. Peran informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor produk seperti kualitas.

(41)

H. Kepuasan Konsumen

1. pengertian kepuasan

Kata kepuasan atau satisfication berasal dari bahasa latin “statis”, yang artinya cukup baik, memadai, dan “facio”, yang artinya melakukan atau membuat, sehingga secara sederhana dapat diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu”.

Menurut Kotler (2000;42), Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesan terhadap kinerja ( hasil ) suatu produk dengan harapan yang dimiliki.

Kepuasan konsumen dapat menghasilkan nilai positif, yaitu dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dan konsumennya, dapat memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, dapat memberikan rekomendasi dari mulut ke mulut yang dapat menguntungkan bagi perusahaan sehingga laba yang diperoleh dapat meningkat (Septa, 2001:63).

Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang dirasa dengan harapannya (Yamit, 2002:78).

Kepuasan pelanggan berupa sebuah kontinum yang bergerak dari sangat tidak puas ke arah sangat puas.

(42)

Gambar 2.1 Model kepuasan dan loyalitas pelanggan

(Tjiptono, 2002:126)

Kepuasan Pelanggan dipengaruhi oleh harapan dan kinerja yang dirasakan. Harapan dari konsumen adalah mendapatkan produk yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan sehingga kinerjanya pun memuaskan. Ketika kepuasan dirasakan konsumen pun tentu masih ada rintangan pengalihan dari produk lain serta keluhan pelanggan yang muncul terhadap produk yang mereka konsumsi.

Selanjutnya pelanggan akan merasa loyal terhadap suatu produk jika pelanggan merasa puas dengan produk itu. Selain pada gambar itu ada berbagai aspek yang juga harus diperhatikan dalam membentuk loyalitas konsumen antara lain tujuh variabel dalam pemasaran jasa, yaitu product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence ( Usmara, 2003: 272).

Harapan

Kinerja yang dirasakan Kepuasan pelanggan Loyalitas Pelanggan

Rintangan pengalihan

(43)

Perusahaan harus berusaha agar dapat mempertahankan pelanggan yang ada dengan jalan membuat pelanggan agar selalu merasa senang. Pelanggan yang puas akan membeli produk itu kembali, kemudian menceritakan produk itu kepada orang lain. Timbulnya loyalitas konsumen terhadap suatu produk dipengaruhi oleh beberapa atribut dari produksi tersebut. Apakah mutu produk, tampilan, rancangan, pelayanan dan lain-lain. Namun secara psikologis timbul keinginan konsumen untuk tetap setia membeli produk dengan merek tertentu bersumber dari faktor pribadi (dari dalam diri) seperti umur, pekerjaan, situasi ekonomi dan kepribadian.

I. Loyalitas Konsumen

Loyalitas terjadi karena adanya hubungan yang harmonis antara pelanggan dengan perusahaan dan hubungan harmonis ini tercipta karena adanya kepuasan pelanggan. Menurut Henry Assael (2002:187) loyalitas adalah pembelian kembali karena komitmen untuk yakin terhadap merk atau perusahaan oleh karena kepuasan akan menimbulkan loyalitas konsumen. Tujuan utama hubungan pemasaran adalah mencapai hubungan pelanggan dan membangun kesetiaan pelanggan dengan cara :

1. Jasa utama didasarkan pada kebutuhan pasar yang utama, dari sana hubungan utama dibangun karena dengan pelayanan inti yang memuaskan pelanggan benar-benar mulai percaya dan puas akan jasa kita.

(44)

produk manufaktur karena mereka mempunyai pelanggan yang berbeda dan problem yang berbeda pula.

3. Jasa tambahan berarti membangun plus dan lebih baik lagi jika pelayanan plus itu tidak dapat ditiru oleh para pesaing.

4. Harga sangat mempengaruhi orang untuk membeli barang untuk membangun loyalitas pelanggan dapat di tempuh dengan cara memberi potongan harga bagi para pelanggan sehingga mereka merasa perusahaan memberikan perhatian.

5. Pemasaran internal merupakan faktor yang cukup penting tekanannya pada karyawan, bagaimana perusahaan mampu mengelola karyawannya agar mengerti prinsip-prinsip pemasaran melakukannya dalam tugas.

Menurut Philip Kotler loyalitas kosumen berdasarkan pola pembeliannya dapat dibagi menjadi 4 golongan (Kotler, 2000:262) yaitu :

a.Golongan Fanatik

adalah konsumen yang selalu membeli satu merk sepanjang waktu, sehingga pola membelinya adalah X,X,X,X yaitu setia pada merk X

tanpa syarat.

b.Golongan Agak Setia

(45)

c.Golongan Berpindah Kesetiaan

adalah golongan konsumen yang bergeser dari satu merk ke merk lain, maka apabila konsumen pada awalnya setia pada merk X tetapi kemudian pada saat berikutnya berpindah ke merk Y. Pola membelinya dapat dituliskan X,Y,Z,S,Z.

d.Golongan Selalu Berpindah-pindah

adalah kelompok konsumen yang sama sekali tidak setia pada merk apapun, maka pola pembeliannya dapat dituliskan X,Y,Z,S,Z.

Loyalitas merupakan situasi yang sangat ideal yang paling diharapkan oleh para pemasar atau produsen, dimana konsumen bersikap positif terhadap produk atau produsen (penyedia jasa) dan disertai dengan pola pembelian ulang yang konsisten. Namun loyalitas konsumen tidak mudah dicapai, sekalipun para konsumen sudah merasa puas pada produk yang ditawarkan perusahaan bisa saja berganti pemasok atau tidak loyal bila ada perusahaan pesaing yang memberikan tawaran diskon.

J. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kemasan (X1)

Kemasan (X2)

Kemasan (X3)

(46)

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa pengaruh secara simultan yaitu variabel X1, X2,X3 secara bersama-sama mempengaruhi variabel Y. Sedangkan Pengaruh secara parsial variabel X1, X2,X3 masing-masing mempengaruhi variabel Y.

Keterangan :

: menunjukkan pengaruh secara simultan variabel-variabel independent terhadap variabel dependent

: menunjukkan pengaruh secara parsial variabel-variabel independent terhadap variabel dependent

H. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang dirumuskan adalah sebagai berikut :

H1 : Kemasan, merek dan harga secara simultan berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.

H2 : Kemasan, merek dan harga secara parsial berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.

(47)

A . J e n i s P e n e l i t i a n

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Menurut Umar

(dalam Wicaksono, 2005 : 30), studi kasus merupakan penelitian yang rinci

mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup

mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya.

Penelitian ini hanya dilakukan pada objek tertentu dan kesimpulan yang ditarik

hanya berlaku pada objek yang diteliti.

B . L o k a s i d a n W a k t u P e n e l i t i a n

1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE)

Universitas Negeri Yogyakarta.

2 . W a k t u P e n e l i t i a n

Penelitian dilakukan bulan Juni-Juli 2010

C . S u b j e k d a n O b j e k P e n e l i t i a n

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah responden yang terlibat langsung di dalam

(48)

menggunakan Shampo Clear.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah berbagai variabel yang akan diteliti. Objek dalam

penelitian ini adalah pengaruh kemasan, merek, dan harga terhadap

loyalitas konsumen.

D . P o p u l a s i d a n S a m p e l

1 . P o p u l a s i

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2003:72). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu

Sosial dan Ekonomika Universitas Negeri Yogyakarta yang menggunakan

Shampo Clear.

2 . S a m p e l

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2003:73). Sampel dalam penelitian ini

terbatas pada 100 responden.

E . S a m p l i n g

Sampling adalah cara atau teknik yang dipergunakan untuk mengambil

(49)

sampling atau teknik pengambilan sampel sebagai cara untuk menentukan

sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan

sumber data sebenarnya dengan memperhatikan sifat dan penyebaran populasi

agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi.

Agar sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan

dijadikan sumber data sebenarnya, maka penulis menggunakan teknik

pengambilan sampel dengan Non Random Sampling yaitu dengan teknik

purposive sampling yang artinya pengambilan sampel hanya untuk mahasiswa yang pernah menggunakan Shampo Clear

F . D a t a d a n S u m b e r D a t a

Data dan sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah

Data primer. Data primer yaitu data yang dikumpulkan oleh individu sendiri

(Boedijoewono, 2001 : 12). Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini

merupakan hasil dari wawancara dan kuesioner yang berhubungan dengan

kemasan, merek dan harga dengan loyalitas konsumen.

G .V a r i a b e l P e n e l i t i a n

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu variabel terikat dan variabel bebas.

a . V a r i a b e l T e r i k a t (d e p e n d e n t v a r i a b l e)

(50)

Varibel Bebas dalam penelitian ini adalah kemasan (X1), merek (X2), dan

harga (X3).

H .T e k n i k P e n g u m p u l a n D a t a

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu :

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab. Data kuesioner dalam penelitian ini

berhubungan dengan loyalitas konsumen terhadap shampo Clear

Yogyakarta.

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

respondennya sedikit atau kecil. Wawancara dalam penelitian ini berkaitan

dengan Pengaruh kemasan, merek, dan harga terhadap loyalitas konsumen

Yogyakarta.

I. Teknik Pengukuran Data

(51)

berhubungan dengan atribut obyek yang diteliti. Setiap jawaban diberi skor

berupa :

1.Sangat setuju (SS) = 5

2.Setuju (S) = 4

3.Netral (N) = 3

4.Tidak setuju (TS) = 2

5.Sangat tidak setuju (STS) = 1

J . T e k n i k P e n g u j i a n I n s t r u m e n

Pengujian Validitas dan Reliabilitas :

1 . U j i V a l i d i t a s

Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan, kesesuaian, atau

kecocokkan suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji

ini dilakukan untuk menunjukkan tingkat kevalidan instrumen. Dalam hal

ini untuk mengukur validitas alat dari penelitian ini, peneliti menggunakan

metode korelasi product moment (Husein, 2003 : 93). Rumus :

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi product moment

(52)

∑Y = jumlah total dari nilai skor total

∑XY = jumlah hasil kali skor item dengan skor total

∑X2 = jumlah kuadrat skor item

∑Y2 = jumlah kuadat skor total

Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya

adalah sebagai berikut :

a. Jika r hitung ≥ r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen

tersebut dikatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen

tersebut dikatakan tidak valid.

2 . U j i R e l i a b i l i t a s

Menurut Kountour (2003:156) suatu instrumen penelitian disebut

reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian

atas apa yang diukur, jika hasil penilaian yang diberikan oleh instrumen

tersebut konsisten memberikan jaminan bahwa bahwa instrumen tersebut

dapat dipercaya.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha (α) yaitu teknik pengujian reliabilitas suatu test atau angket yang jawabannya atau tanggapannya berupa pilihan. Pilihannya dapat terdiri

dari dua pilihan atau lebih (Kountour, 2003:158).

(53)

K e t e r a n g a n :

= Cronbach’s Alpha

N = banyaknya pertanyaan

= variance dari pertanyaan

= variance dari skor

K .A l a t A n a l i s i s D a t a

Untuk mengetahui pengaruh variabel X dalam hal ini kemasan(X1),

merek (X2) dan harga (X3), dengan variabel Y yaitu loyalitas konsumen,

digunakan alat analisis regresi dengan metode analisis regresi linier berganda.

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

variable kemasan, merek dan harga secara bersama-sama terhadap loyalitas

konsumen.

Analisis ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Y = α +

b

1

x

1 +

b

2

x

2 +

b

3

x

3

(54)

Keterangan :

Y = variabel loyalitas konsumen

a = Nilai konstanta

b1 = Koefisien regresi variabel kemasan

b2 = Koefisien regresi variabel merek

b3 = Koefisien regresi variabel harga

X1 = Kemasan

X2 = Bauran Promosi

X3 = Harga

2. Uji Signifikansi

Untuk mengetahui adanya signifikansi antara variabel kemasan,

merek dan harga shampo Clear secara bersana-sama terhadap loyalitas

konsumen, maka digunakan uji F, dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

R2 = Koefisien determinasi

K = Jumlah variabel independent

(55)

(α) 5%, maka H0 ditolak. Artinya variabel kemasan, merek dan harga shampo

Clear secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas

konsumen.

Untuk mengetahui apakah secara parsial variabel kemasan, merek dan harga

berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen, maka perlu dilakukan uji

t pada masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Se= kesalahan standar estimasi

Dalam uji signifikansi ini apabila nilai thitung ≥ ttabel dengan taraf

signifikansi (α) 5 %, maka H0 ditolak. Artinya variabel kemasan, merek dan

harga shampo Clear berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen.

(56)
(57)

40 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Gambaran umum PT. Unilever Indonesia

1. Sejarah Singkat

PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.

(58)

dalam rapat umum Tahunan perusahaan pada tanggal 13 Juni 2000, yang dituangkan dalam akta notaries No.82 dibuat oleh notaries Singgih Susilo,SH tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-04TH.2000. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.

Sebelum membangun pabrik yang baru ini, Unilever sudah memiliki tujuh pabrik di Indonesia. Pabrik-pabrik tersebut berlokasi di Cikarang dan Rungkut (Surabaya) dengan kapasitas 76.000 ton per tahun.

PT Unilever Indonesia Tbk meresmikan pabrik perawatan kulit (skin care)-nya terbesar di Asia. Pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang ini dibangun dengan investasi awal Rp 500 miliar.

2. Visi Unilever

Visi Unilever adalah menjadi pilihan utama bagi konsumen, customer atau pelanggan dan masyarakat.

3. Misi Unilever

(59)

2. Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan, konsumen dan komunitas. 3. Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambah dari segala proses. 4. Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orang dengan kinerja tinggi.

4. Tujuan Unilever

PT. Unilever Indonesia Tbk menyebutkan bahwa untuk berhasil diperlukan “standar tertinggi etika perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja di perusahaan, masyarakat sekitar, dan lingkungan tempat perusahaan melakukan kegiatan usaha”. Berikut yang menjadi tujuan PT. Unilever Indonesia,Tbk adalah perusahaan selalu bekerja berdasar integritas, memberikan dampak positif dengan berbagai cara seperti melalui produk, kegiatan, hubungan niaga dan berbagai cara lain yang melibatkan masyarakat, perusahaan berkomitmen untuk terus memperbaiki cara perusahaan mengelola dampak lingkungan dan bekerja untuk mencapai tujuan jangka panjang dalam mengembangkan usaha yang berwawasan lingkungan, menetapkan aspirasi perusahaan, dan bekerja dengan orang lain.

5. Nilai Perusahaan

PT. Unilever Indonesia,Tbk, mempunyai nilai-nilai dan perusahaan bangga terhadap nilai-nilai tersebut dan menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai yang dimaksud adalah :

(60)

c. Integritas.

d. Membuat sesuatu terjadi. e. Berbagi kegembiraan. f. Excellence.

(61)

a. Tugas Chairman

Untuk lebih mengerti apa sebenarnya deskripsi tugas dan tanggung jawab yang diemban seorang direktur utama agar tetap sukses dalam tugasnya dalam mengepalai perusahaan yang biasa dicantumkan saat pembuatan deskripsi tugas (job description) yang bersangkutan, yaitu:

1. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.

2. Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya bekerjasama dengan MD atau CEO).

3. Memimpin rapat umum, dalam hal: untuk memastikan pelaksanaan tata-tertib, keadilan dan kesempatan bagi semua untuk berkontribusi secara tepat, menyesuaikan alokasi waktu per item masalah, menentukan urutan agenda, mengarahkan diskusi ke arah konsensus, menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan kebijakan.

4. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar.

5. Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari board dan sub-komite, sehingga tercapainya keselarasan dan efektivitas

6. Mengambil keputusan sebagaimana didelegasikan oleh BOD atau pada situasi tertentu yang dianggap perlu, yang diputuskan, dalam meeting-meeting BOD.

(62)

a. Mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta mengkoordinasikan kegiatan cabang dan mengelola sumber daya manusia untuk mencapai target yang ditentukan.

b. Membuat perencanaan kegiatan strategi bisnis dan mengkoordinasikannya dengan seluruh staf.

b. Pemasaran PT. Unilever

Sebagai perusahaan barang-barang konsumen yang memimpin secara global, kami mempromosikan keuntungan dari produk kami menggunakan banyak saluran berbeda dari komunikasi brand. Iklan dapat menjadi pengaruh kuat pada perubahan perilaku.

Iklan membantu menginformasikan orang-orang mengenai keuntungan produk dan inovasi kami. Ini juga satu cara bagi kami berhubungan dengan konsumen mengenai isu yang menjadi masalah bagi mereka. Sebagai contoh, kampanye Dove untuk ‘Kecantikan yang Sebenarnya’ menantang stereotipe sekarang ini mengenai kecantikan.

(63)

7. Job Description PT. Unilever

Tujuan Organisasi diterjemahkan dalam bentuk struktur organisasi yang menghimpun dan mengelolah hubungan antara jabatan-jabatan. Jabatan merupakan ‘batu bata’ dari struktur organisasi jabatan unit dasar dari bangunan organisasi

Jabatan dalam Unilever berisi rangkaian pekerjaan, dimana individu sebagai pekerja dan organisasi sebagai atasan.

Jabatan di Unilever mempunyai 2 sisi yakni :

Internal, yang berkaitan dengan tugas, kegiatan, kewajiban, kesulitan yang ada dalam pekerjaan tersebut.

Eksternal, yang berkaitan bagaimana suatu jabatan berkontribusi bagi organisasi.

B. Gambaran Umum Produk Shampo

Shampo Clear diperkenalkan dengan mencoba mengkomunikasikan kepada konsumen bahwa shampo Clear menutrisi kulit kepala, membuat kulit kepala dan rambut tetap sehat dan kuat dan Clear formula yang bekerja di luar menghilangkan agar kulit kepala dan rambut tidak berketombe. Di samping itu pada shampo Clear juga tetap memposisikan produk sebagai produk shampo anti ketombe paling ampuh.

(64)

1. Clear Shampo Complete Soft Care

Kegunaan : Menutrisi kulit kepala dan membuat rambut terasa selembut sutera.

Tabel 4.1

Kemasan dan Harga Shampo Clear Complete Soft Care

Kemasan Harga

180ml Rp. 12.800.-

90ml Rp. 6.900.-

7ml Rp. 500.-

Sumber : (google.co.id/internet)

2. Clear Shampo Ice Cool

Kegunaan : Menyegarkan dengan sensasi dingin. Tabel 4.2

Kemasan dan Harga Shampo Ice Cool

Kemasan Harga

180ml Rp. 12.800

90ml Rp.6.900

5ml Rp.500

Sumber : (google.co.id/internet)

3. Clear Shampo Hairfall Defense

(65)

Tabel 4.3

Kemasan dan Harga Shampo Hairfall Defense

Kemasan Harga

180ml Rp. 13.100

90ml Rp. 7.200

5ml Rp. 500

Sumber : (google.co.id/internet)

3. 4. Clear Shampo Men

Kegunaan : Membuat rambut pria menjadi fresh dan bebas ketombe. Tabel 4.4

Kemasan dan Harga Shampo Clear Men

Kemasan Harga

180ml Rp. 14.100

90ml Rp. 8.200

5ml Rp. 500

(66)

A. Deskripsi Data

Untuk mengetahui gambaran penelitian ini, peulis menguraikan

data-data yang diperlukan sehubungan dengan penelitian ini. Data tersebut

diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada responden di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Kuesioner dibagikan

kepada 100 responden, diambil 30 responden untuk menguji apakah

kuesioner tersebut valid ( sahih) dan reliabel (andal) atau tidak.

Untuk kuesioner yang diberikan 100 responden terdiri dari dua bagian,

yaitu:

1. Bagian pertama, merupakan bagian yang berisi pertanyaan tentang

karekteristik responden meliputi:

a. Jenis kelamin Responden

Berdasarkan jenis kelamin, hasil analisis data dapat ditunjukkan pada

tabel 5.1 berikut ini:

Tabel V.1

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Pria 56 56%

Wanita 44 44%

Total 100 100%

(67)

Berdasarkan Tabel 5.1 di atas dapat dilihat bahwa sebagian responden

berjenis kelamin pria yaitu sebanyak 56 (56%) responden dan sisanya

sebanyak 44 (44%) responden adalah wanita.

b. Usia Responden

Berdasarkan usia responden, hasil analisis data dapat ditunjukkan

pada tabel 5.2 berikut ini :

Tabel V.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

17 Tahun-19 Tahun 25 25%

20 Tahun-22 Tahun 35 35%

23 Tahun-25 Tahun 26 26%

Di atas 25 Tahun 14 14%

Total 100 100%

Sumber : Data Primer (kuesioner), 2010

Berdasarkan Tabel 5.2 di atas dapat dilihat bahwa responden

didominasi oleh kelompok usia 20 tahun - 22 tahun sebanyak 35 (35%)

responden, kemudian kelompok usia 23 tahun- 25 tahun yaitu 26 (26%),

Kemudian kelompok usia 17 tahun – 19 tahun sebanyak 25 (25%) dan

kelompok usia lebih dari 25 tahun sebesar 14 (14%) responden.

c. Kemasan

Berdasarkan kemasan, hasil analisis data dapat ditunjukkan pada tabel

(68)

Tabel V.3

Karakteristik responden berdasarkan kemasan

Kemasan Jumlah Persentase

Botol 44 44%

Sachet 56 56%

Total 100 100,00%

Sumber : Data Primer (kuesioner), 2010

 

Berdasarkan Tabel 5.3 di atas dapat dilihat bahwa 44 ( 44%) responden menggunakan botol,

Sedangkan 56 (56%) responden lebih memilih menggunakan sachet.

d. Penggunaan Shampo

Tabel V.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Penggunaan Shampo

Penggunaan Shampo Jumlah Persentase

1-2 kali 14 14 %

3-4 kali 38 38 %

5-6 kali 36 36 %

>7 kali 12 12 %

Total 100 100 %

Sumber : Data Primer (kuesioner), 2010

Berdasarkan Tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa penggunaan shampo

dalam seminggu sebanyak 1-2 kali berjumlah 14 (14%) orang, sebanyak

(69)

orang dan penggunaan lebih dari 7 kali dalam seminggu berjumlah 12

(12%) orang.

2. Bagian kedua, merupakan bagian yang berisi tentang pernyataan

pernyataan sebagai berikut :

a. Pernyataan tentang loyalitas prosuk yang terdiri dari 7 butir

pernyataan.

b. Pernyataan tentang kemasan yang terdiri dari 6 butir pernyataan.

c. Pernyataan tentang merek yang terdiri dari 4 butir pernyataan.

d. Pernyataan tentang harga yang terdiri dari 2 butir pernyataan.

Pernyataan tersebut dinyatakan dalam bentuk pernyataan Sangat Setuju

(SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju

(STS).

B. Metode Pengujian Instrumen

1. Analisis Validitas

Pengujian validitas/kesahihan instrumen penelitian dilakukan

dengan rumus korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan

SPSS for windows ver. 12.0. Kriteria yang digunakan adalah bila nilai koefisien korelasi item total lebih besar dari nilai, maka item yang

bersangkutan dapat dinyatakan valid/sahih.

Sebagai langkah awal, penulis mengambil 30 responden untuk

melakukan uji validitas kuesioner. Untuk responden yang berjumlah 30

(70)

= 28 dan nilai alpha 5% (dua sisi), diperoleh nilai rtabel sebesar 0,361. Jika

rhitung≥ rtabel maka instrumen tersebut dikatakan valid. Dari hasil pengujian

tersebut diperoleh rhitung≥ rtabel dengan taraf keyakinan 95 %

a. Uji Validitas Variabel Loyalitas Produk

Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel V.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Variabel rhitung rtabel Status

Loyalitas Produk (X1)

Loy_1 0.720 0,361 Valid

Loy _2 0.746 0,361 Valid

Loy_3 0.734 0,361 Valid

Loy_4 0.762 0,361 Valid

Loy_5 0.671 0,361 Valid

Loy_6 0.721 0,361 Valid

Loy_7 0.714 0,361 Valid

Sumber : Data primer yang diolah, (2010)

Dari tabel V.7 di atas dapat disimpulkan bahwa semua butir-butir

instrumen penelitian dinyatakan valid (sahih) karena masing-masing butir

memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari nilai rtabel

b. Uji Validitas Variabel Kemasan

(71)

sebagai berikut :

Tabel V.6

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Kemasan (X2) rhitung rtabel Status

Kem_1 0.668 0,361 Valid

Kem_2 0.811 0,361 Valid

Kem_3 0.703 0,361 Valid

Kem_4 0.695 0,361 Valid

Kem_5 0.707 0,361 Valid

Kem_6 0.695 0,361 Valid

Sumber : Data primer yang diolah, (2010)

Dari tabel V.8 di atas dapat disimpulkan bahwa semua butir-butir instrumen penelitian dinyatakan valid (sahih) karena masing-masing butir memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari nilai rtabel.

c. Uji Validitas Variabel Merek

Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel V.7

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Merek (X3) rhitung rtabel Status

Mer_1 0.744 0,361 Valid Mer_2 0.768 0,361 Valid Mer_3 0.757 0,195 Valid Mer_4 0.775 0,361 Valid

(72)

Dari tabel V.9 di atas dapat disimpulkan bahwa semua

butir-butir instrumen penelitian dinyatakan valid (sahih) karena

masing-masing butir memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari nilai rtabel

d. Uji Validitas Variabel Harga

Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan, diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel V.8

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Harga (X4) rhitung rtabel Status

Har_1 0.858 0,361 Valid

Har_2 0.905 0,361 Valid

Sumber : Data primer yang diolah, (2010)

Dari tabel V.10 di atas dapat disimpulkan bahwa semua butir-butir

instrumen penelitian dinyatakan valid (sahih) karena masing-masing butir

memiliki nilai rhitung yang lebih besar dari nilai rtabel. Oleh karena itu, data

yang diperoleh dapat dianalisis lebih lanjut untuk menguji hipotesis.

 

2. Analisis Reliabilitas

(73)

instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel kelompok acuan,

kualitas, desain dan harga produk dengan minat beli produk.

Hasil analisis reliabilitas instrumen, yang didasarkan pada kriteria

Cronbach’s Alpha menurut Nunnally disajikan dalam Tabel 5.8 berikut ini.

Tabel V.9

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel

Nilai

Cronbach’s Alpha

Batas

Minimum Status

Kemasan (X1) 0,803 0,600 Reliabel

Merek (X2) 0,753 0,600 Reliabel

Harga (X3) 0,708 0,600 Reliabel

Loyalitas konsumen (Y) 0,846 0,600 Reliabel

Sumber : Data Primer (kuesioner,2010)

 

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa tiap instrumen memiliki nilai

realibilitas yang memenuhi syarat dan dinyatakan reliabel (andal), karena

masing-masing nilai Cronbach’s Alpha berada di atas 0,600.

C. Pengujian Hipotesis

(74)

Berdasarkan pembahasan analisis regresi berganda, diperoleh persamaan

Y = 5,763 a + 0,539 X1 + 0,400 X2 + 0,335 X3. Konstanta sebesar 5,763

mengindikasikan bahwa jika tidak ada pengaruh variabel X1, X2 dan X3,

dalam arti masing-masing dianggap nol, maka Y bernilai sebesar 5,763

unit. Karena t hitung kemasan (X1) pada α = 0,000, merek (X2) pada α =

0,003, dan harga (X3) pada α = 0,022 (yang kesemuanya > 0,05), maka

walaupun koefisien regeresi pada kemasan sebesar 0,539, merek sebesar

0,400 dan harga sebesar 0,335, maka perubahan masing-masing variabel

tersebut dengan pengandaian variabel lainnya tetap tidak akan

menyebabkan perubahan terhadap Y (Loyalitas konsumen).

1. Pengujian Signifikansi Pengaruh Simultan dengan Uji F

H1 : Kemasan, Merek dan Harga secara Simultan berpengaruh terhadap

loyalitas konsumen.

Hasil pengujian pengaruh bersama-sama (simultan) ketiga variabel X1, X2,

dan X3 dengan uji F menghasilkan nilai p value = 0,000. Karena nilai p

value < 0,05 maka keempat variabel bebas (kemasan,merek dan harga) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikat Y (Loyalitas Konsumen).

Dari hasil analisis regresi berganda empat variabel bebas diperoleh

koefisien determinasi R2 sebesar 0,470. Besaran R2 ini menunjukkan bahwa

0,470 atau sekitar 47% perubahan-perubahan pada Y yaitu Loyalitas

Konsumen dapat dijelaskan oleh keempat variabel bebas yaitu kemasan,

(75)

2. Pengujian Signifikansi Pengaruh Parsial dengan Uji t

H2 : Kemasan, Merek dan Harga secara Parsial berpengaruh

terhadap loyalitas konsumen.

Hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi untuk X1 (kemasan)

menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,000 (coefficient dependent variable)

bertanda positif Dari hasil pengolahan data dengan SPSS 12.0 For Windows (Evaluation Version), diperoleh nilai p value = 4,439 (tabel coefficient dependent variable). Karena nilai p value > 0,05 berarti variabel bebas X1

(kemasan) secara individual tidak berpengaruh secara positif terhadap Y

(Loyalitas Konsumen).

Dari hasil analisis Regresi Linier Berganda diperoleh koefisien

korelasi untuk variabel X2 (merek) sebesar 0,003 (tabel coefficient

dependent variable) bertanda positif. Dari hasil pengolahan data dengan SPSS 12 .0 For Windows (Evaluation Version), diperoleh nilai p value = 3.020. Karena p value > 0,05 berarti variabel bebas X2 (Merek) secara

individual tidak berpengaruh secara positif terhadap Y (Loyalitas

Konsumen).

Hasil uji signifikansi terhadap nilai koefisien korelasi untuk X3

(harga) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,022 bertanda positif. Dari

hasil pengolahan data dengan SPSS 12.0 For Windows (Evaluation Version), diperoleh nilai p value = 2,377. Karena p value > 0,05 berarti variabel bebas X3 (harga) secara individual tidak berpengaruh secara

(76)

D. PEMBAHASAN

1. Pengaruh simultan dengan uji F

Berdasarkan hasil pengujian pengaruh secara bersama-sama (simultan)

menunjukkan bahwa variabel kemasan, merek dan harga berpengaruh

secara signifikan terhadap loyalitas konsumen, karena variabel kemasan,

merek dan harga sama-sama menghasilkan p value = 0,000 < 0,05.

Sedangkan koefisien determinasi R2 sebesar 0,470 yang berarti bahwa 47%

perubahan-perubahan pada Y yaitu loyalitas konsumen dapat dijelaskan

oleh kemasan, merek dan harga.

2. Pengaruh parsial dengan uji t

Berdasarkan hasil pengujian pengaruh secara parsial diperoleh :

a. Kemasan

Hasil analisis regresi linier berganda diperoleh variabel kemasan

sebesar 0,000 dan diperoleh p value = 4,439 (tabel coefficient dependent variable), yang berarti

x

1 secara parsial tidak berpengaruh

terhadap Y karena p value > 0,05.

b. Merek

Hasil analisis regresi linier berganda diperoleh variabel merek sebesar

0,003 dan diperoleh p value = 3,020 (tabel coefficient dependent variable), yang berarti X2secara parsial tidak berpengaruh terhadap Y

(77)

c. Harga

Hasil analisis regresi linier berganda diperoleh variabel harga sebesar

0,022 Dan diperoleh p value = 2,377 tabel coefficient dependent variable),yang berarti X3 secara parsial tidak berpengaruh terhadap Y

karena p value > 0,05.

Berdasarkan data tersebut maka kita dapat mengetahui bahwa

masing-masing variabel, yaitu kemasan, merek dan harga tidak

(78)

A. Kesimpulan

Pada bagian ini, penulis menguraikan kesimpulan penelitian. Kesimpulan tersebut akan diuraikan berdasarkan rumusan permasalahan yang ada. Berdasarkan dari hasil analisis data dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesimpulan untuk permasalahan pertama adalah pengaruh parsial dengan uji t :

a. Untuk variabel kemasan ditunjukkan dari hasil analisis data yang mana nilai r = 0,720 dan (t = 4,439) > (t = 1,980). Maka variabel kemasan tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.

b. Untuk variabel merek ditunjukkan dari hasil analisis data yang

mana nilai r = 0,720 dan (t = 3,020) > (t = 1,980). Maka variabel merek tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.

(79)

2 . Kesimpulan untuk permasalahan kedua adalah pengaruh simultan dengan uji F :

dari hasil analisis data yang mana nilai r = koefisien determinasi R2 sebesar 0,470 dan F hitung (Fhitung= 28,421) > F tabel (Ftabel=2,70). Maka secara simultan variabel kemasan, merek dan harga berpengaruh terhadap loyalitas konsumen.

B.

Saran

(80)

C. Keterbatasan Penelitian

Sudah berusaha sebaik dan semaksimal mungkin, namun penulis menyadari akan keterbatasan yang penulis lakukan dalam penelitian ini, yaitu :

1. Faktor studi kasus

Penelitian ini bersifat studi kasus pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) Universitas Negeri Yogyakarta. Oleh karena itu, hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan ke mahasiswa universitas lain.

2. Faktor responden

Keterbatasan kemampuan responden dalam memahami isi peryataan serta kejujuran untuk menjawab kuesioner yang diberikan peneliti. Oleh karena itu, kemungkinan kesalahan jawaban bisa saja terjadi, sehingga analisis yang dihasilkan bisa kurang tepat.

3. Faktor kemampuan peneliti

Gambar

Tabel 2.1 Skala Loyalitas
Gambar 2.1 Model kepuasan dan loyalitas pelanggan
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis
Tabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan penelitian Quasi- eksperiment dengan bentuk Non Equivalent Control Group Design yaitu dengan cara menambahkan kelompok control sebagai pembanding dari

• Dengan semakin meningkatnya standar hidup masyarakat terutama di negara-negara maju di dunia barat, masalah Public Health yang klasik dan kuno, seperti penyakit wabah

Sekiranya diteliti melalui peruntukan-peruntukan dan kes-kes yang diputuskan di mahkamah Sivil, ianya menunjukkan undang-undang sivil mempunyai peruntukan yang jelas

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan, Perilaku, Dan Pendapatan Keluarga Dengan Penyediaan Air Bersih Di Desa

(2) Kedua belah pihak sepakat segala bentuk kekerasan terhadap rumah tangga harus ditiadakan baik terhadap anggota keluarga inti maupun terhadap orang– orang yang bekerja dalam

Hal tersebut membuat para nasabah dan investor percaya bahwa uang yang disimpan dalam bank tersebut akan dikelola oleh bank dengan baik dan tepat, sehingga bank memiliki

Untuk mendapatkan kedamaian, keharmonisan, keselamatan baik itu dengan Tuhan, antara sesama dan dengan alam, maka Upacara Maayu-ayu terus dilaksanakan setiap Purnama sasih

Di samping itu, Pertimbangan lain yang menjadi dasar dari putusan majelis hakim Mahkamah Konstitusi yang menjadi pokok perkara diajukan oleh pemohon yang merasa hak