• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERILAKU, DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA PENGARINGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENGARINGAN KECAMATAN SEMIDANG AJI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERILAKU, DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA PENGARINGAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENGARINGAN KECAMATAN SEMIDANG AJI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2013"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL PENELITIAN MANDIRI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERILAKU, DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DI

DESA PENGARINGAN WILAYAH KERJA

PUSKESMAS PENGARINGAN KECAMATAN SEMIDANG AJI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

TAHUN 2013

OLEH

GUNARDI POME, S.Ag, M.Kes.

NIP. 196905251989031002

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

PROGRAM STUD KEPERAWATAN BATURAJA

(2)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG JalanJenderalSudirman KM 3,5 Nomor 1365 Samping Masjid Ash-Shofa Komplek RS Moh. Hoesin Palembang 30126 Telepon/Faksimil (0711) 373104 Website : www.poltekkespalembang.ac.id Email : poltekkes_palembang@yahoo.com

Telepon : Jurusan Keperawatan Palembang (0711) 351081 Prodi KeperawatanBaturaja (0735) 320533 Prodi KeperawatanLubukLinggau

(0733) 451036

JurusanGizi (0711) 7064289 JurusanKelahdiperiksaebidanan (0711) 360952 JurusanFarmasi (0711) 352071

JurusanKeperawatan Gigi (0711) 440142 JurusanAnalisKesehatan (0711) 41906

4

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Ilmiah Mandiri ini diajukan sebagai bahan laporan kegiatan penelitian dosen dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi :

Nama Dosen : H Gunardi Pome, S.Ag, M.Kes

Unit Kerja : Prodi Keperawatan Baturaja

Judul Karya Ilmiah : Hubungan antara pengetahuan, prilaku dan pendapatan keluarga Dengan penydiaan air bersih di desa pengaringan Kecamatan

semidang aji Kabupaten OKU tahun 2013

Telah diperiksa dengan baik dan memenuhi syarat kaidah ilmiah, norma akademik dan norma hukum dan selanjutnya disahkan sebagai Karya Ilmiah Mandiri.

Palembang, ...

Ketua Prodi Keperawatan Baturaja Peneliti, Politeknik Kesehatan Palembang,

Eni Folendra Rosa, SKM, MPH H Gunardi Pome. S.Ag, M.Kes

NIP. 196611041990032001 NIP. 1966305251989031002

Direktur Politeknik Kesehatan Palembang,

(3)

Hubungan antara pengetahuan, prilaku dan pendapatan keluarga dengan penydiaan Air bersih di desa pengaringan Kecamatan semidang aji Kabupaten Ogan

Komering Ulu tahun 2013

Gunardi Pome, S.Ag, M.Kes.

Poltekkes Palembang Prodi keperawatan Baturaja

Gunardi.pome@yahoo.com

ABSTRAK

Berdasarkan data WHO (2000) diperkirakan lebih dari 2 miliar manusia/hari terkena dampak kekurangan air di lebih dari 40 negara di dunia. 1,1 miliar tidak mendapatkan air yang memadai dan 2,4 miliar tidak mendapatkan sanitasi yang layak.

Di Indonesia sebanyak 52% penduduk miskin tidak memiliki akses terhadap air bersih yang aman dan higienis untuk dikonsumsi. Sementara 44% tanpa sanitasi yang memadai.

Manusia tidak dapat hidup tanpa air. Air diperlukan untuk minum, memasak, mencuci, membersihkan dan untuk keperluan-keperluan lainnya. Untuk semua ini diperlukan air yang memenuhi syarat kesehatan baik kualitas maupun kuantitasnya.

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan, Perilaku, Dan Pendapatan Keluarga Dengan Penyediaan Air Bersih Di Desa Pengaringan Wilayah Kerja Puskesmas Pengaringan kecamatan Semidang Aji Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2012 Sampel penelitian adalah masyarakat di desa Pengaringan yang berjumlah 60 responden.

Hasil penelitian ini menunjukkan 41 atau 68,3% responden memiliki pengetahuan tinggi tentang air bersih. 34 atau 56,7% responden memiliki perilaku baik. 43 atau 71,7% responden berpenghasilan rendah. Dan dari hasil uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan bermakna antara variabel pengetahuan, perilaku, dan pendapatan keluarga dengan penyediaan air bersih.

Disarankan kepada masyarakat desa Pengaringan agar lebih aktif dalam mengikuti penyuluhan dan kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh pemerintah dan swasta yang bersifat mengembangkan dan menambah pengetahuan tentang informasi kesehatan terutama tentang air bersih.

(4)

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan batin. Salah satu ciri bangsa yang mempunyai derajat kesehatan yang tinggi. Pembangunan manusia seutuhnya harus mencakup aspek jasmani dan kejiwaannya di samping spiritual, kepribadian, dan kejuangan. Untuk itu, menurut Sujudi (1997), pembangunan kesehatan ditujukan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas, dan produktif (Adisasmito, 2007).

Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain perumahan, pembuangan kotoran manusia, penyediaan air bersih. Adapun yang di maksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimalkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimal yang hidup di dalamnya (Notoatmodjo, 2007).

Air Bersih merupakan prasyarat bagi kesehatan. Di kota-kota besar terdapat Perusahaan Air Minum yang fungsinya mencukupi kebutuhan air minum bagi penduduk. Biasanya air itu di ambil dari suatu mata air atau dari sungai yang kemudian mendapat perlakuan seperti peyaringan, pensterilan sehingga aman untuk diminum (Dwidjoseputro, 1990).

Manusia tidak dapat hidup tanpa air. Air diperlukan untuk minum, memasak, mencuci, membersihkan dan untuk keperluan-keperluan lainnya. Untuk semua ini diperlukan air yang memenuhi syarat kesehatan baik kualitas maupun kuantitasnya (Indan, 1985).

Berdasarkan data WHO (2000) diperkirakan lebih dari 2 miliar manusia/hari terkena dampak kekurangan air di lebih dari 40 negara di dunia. 1,1 miliar tidak mendapatkan air yang memadai dan 2,4 miliar tidak mendapatkan sanitasi yang layak.

Data FAO menunjukkan lebih dari 40% (1,8 miliar) penduduk bumi yang mengalami krisis air bersih.

Di seluruh dunia kira-kira 20 negara hampir semuanya memiliki sumber air, sedangkan yang dapat diperbaharui hanya di bawah 1.000 m3 untuk setiap orang, sedangkan 18 negara lainnya memiliki di bawah 2.00 m3 untuk setiap orang.

Menurut Richard Middleton (2006) di Amerika Serikat mengalami krisis air bersih sebanyak 500 m3.

Di Indonesia sebanyak 52% penduduk miskin tidak memiliki akses terhadap air bersih yang aman dan higienis untuk dikonsumsi. Sementara 44% tanpa sanitasi yang memadai (Sumber: UNDP Indonesia Millenium Development Program, 2008).

Data yang di dapat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2009 terdapat 14 puskesmas untuk 12 kecamatan dengan jumlah kepala keluarga yang ada sebanyak 71.170, dan yang mempunyai sarana air bersih sebanyak 34.980 kepala keluarga atau sebesar 49.1% (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten OKU, 2009).

Dari data Puskesmas Pengaringan Kecamatan Semidang Aji Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2011 terdapat 10 desa dengan jumlah keluarga secara keseluruhan yaitu 1.908 kepala keluarga, Sarana air bersih yang memenuhi syarat sebanyak 518 dan sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat sebanyak 804 (Profil Puskesmas Pengaringan, 2011).

(5)

Berdasarkan data dari Puskesmas Pengaringan tahun 2011 didapatkan satu desa yaitu desa Pengaringan dengan jumlah 154 kepala keluarga. Sarana air bersih yang memenuhi syarat sebanyak 58 dan sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat sebanyak 87 (Profil Puskesmas Pengaringan, 2011).

Dengan masih tingginya angka persentase sarana air bersih di masyarakat yang masih belum memenuhi syarat untuk dikatakan air bersih. Maka diperlukan suatu pemberian informasi atau peningkatan pengetahuan kepada masyarakat tentang penyediaan air bersih. Maka berdasarkan data diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Antara Pengetahuan, Perilaku, Dan Pendapatan Keluarga Dengan Penyediaan Air Bersih Di Desa Pengaringan Wilayah Kerja Puskesmas Pengaringan Kecamatan Semidang Aji Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional. Tujuan desain ini adalah untuk melihat hubungan antara variabel yang di teliti (Machfoedz, Ircham. 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini di Desa Pengaringan Wilayah Kerja Puskesmas Pengaringan Kecamatan Semidang Aji Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2013.

C. Etika Penelitian

Untuk mendapatkan responden, kegiatan pertama yang dilakukan yaitu mendatangi kepala Puskesmas Pengaringan untuk meminta izin, kemudian mencari kepala keluarga.

Sebelum dilakukan penelitian, responden akan menandatangani format persetujuan sebagai responden dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan sebelum peneliti menyerahkan kuesioner untuk dilakukan wawancara.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang tinggal di desa Pengaringan Wilayah Kerja Puskesmas Pengaringan Kecamatan Semidang Aji Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2012 yang berjumlah 154 kepala keluarga.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi di desa Pengaringan Wilayah Kerja Puskesmas Pengaringan Kecamatan Semidang Aji Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2012 yang berjumlah 60 kepala keluarga.

Ditentukan dengan rumus :

N : Jumlah seluruh populasi yaitu 154 p : Proporsi pada populasi yaitu 0,5

(6)

Z² 1-∞/2 : Derajat kepercayaan dari seluruh populasi yaitu 95 % (1,96) n : Sampel yang di ambil

n : Z² 1-∞/2 . p(1-p) . N d² (N-1) + Z² 1-∞/2 . p(1-p) n : (1,96)² . 0,5(1-0,5) . 154 0,1² (154-1) + (1,96)² . 0,5(1-0,5) n : 3,8416 . 0,25 . 154

1,53 + 3,8416 . 0,25 n : 147,9016

1,53 + 0,9604 n : 147,9016 2,4904

n : 59,38 n : 60

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan cara menggunakan kuesioner yang telah di susun oleh peneliti. Peneliti membantu mengarahkan responden dalam melakukan pengisian kuesioner tanpa mempengaruhi jawaban responden.

2. Instrumen Penelitian

Alat yang digunakan peneliti dalam penelitian karya tulis ilmiah ini adalah dalam bentuk kuesioner yang telah di susun oleh peneliti.

HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini dijelaskan ada 3 variabel independen dan 1 variabel dependen yang akan diteliti, yaitu pengetahuan masyarakat, perilaku masyarakat, dan pendapatan keluarga berhubungan dengan penyediaan air bersih.

1. Analisa Univariat a. Pengetahuan

Yaitu segala sesuatu yang diketahui masyarakat tentang air bersih. Dibagi menjadi 2 kategori, 1 jika pengetahuan masyarakat tinggi tentang air bersih, 2 jika pengetahuan masyarakat rendah tentang air bersih.

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi pengetahuan masyarakat di desa Pengaringan wilayah kerja puskesmas Pengaringan kecamatan Semidang Aji kabupaten Ogan

Komering Ulu tahun 2012

Pengetahuan masyarakat Frekuensi Persentase

Pengetahuan tinggi 41 68,3%

Pengetahuan rendah 19 31,7%

Jumlah 60 100%

(7)

memiliki pengetahuan rendah tentang air bersih. Dari hasil penelitian menunjukkan persentase yang terbesar adalah yang berpengetahuan tinggi.

b. Perilaku

Yaitu segala tingkah laku yang berkaitan dengan penyediaan air bersih. Dibagi menjadi 2 kategori, 1 jika perilaku masyarakat terhadap penyediaan air bersih baik, 2 perilaku masyarakat terhadap penyediaan air bersih kurang baik.

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi perilaku masyarakat di desa Pengaringan wilayah kerja puskesmas Pengaringan kecamatan Semidang Aji kabupaten Ogan

Komering Ulu tahun 2012

Perilaku masyarakat Frekuensi Persentase

Perilaku Baik 34 56,7%

Perilaku kurang baik 26 43,3%

Jumlah 60 100%

Dari tabel 5.2 diatas terlihat bahwa perilaku masyarakat berkaitan dengan penyediaan air bersih di desa pengaringan dari 60 responden bahwa 34 atau 56,7% responden memiliki perilaku baik, dan 26 atau 43,3% responden memiliki perilaku kurang baik. Dari hasil penelitian menunjukkan persentase yang terbesar adalah yang memiliki perilaku baik.

c. Pendapatan keluarga

yaitu uang yang dihasilkan dalam bekerja. Dibagi menjadi 2 kategori, 1 berpenghasilan tinggi jika penghasilan ≥ Rp.1.195.220,-, 2 berpenghasilan rendah jika penghasilan > Rp.1.195.220,-

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi pendapatan keluarga di desa Pengaringan wilayah kerja puskesmas Pengaringan kecamatan Semidang Aji

kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2012

Pendapatan Keluarga Frekuensi Persentase

Penghasilan tinggi 17 28,3%

Penghasilan rendah 43 71,7%

Jumlah 60 100%

Dari tabel 5.3 diatas terlihat bahwa pendapatan keluarga di desa Pengaringan dari 60 responden bahwa 17 atau 28,3% responden berpenghasilan tinggi, dan 43 atau 71,7% responden berpenghasilan rendah. Dari hasil penelitian menunjukkan persentase yang terbesar adalah yang berpenghasilan rendah.

d. Penyediaan air bersih

Yaitu tersedianya air bersih yang memenuhi syarat kesehatan. Dibagi menjadi 2 kategori, 1 tersedia air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, 2 tidak tersedia air bersih yang memenuhi syarat kesehatan.

(8)

Distribusi frekuensi Penyediaan air bersih di desa Pengaringan

wilayah kerja puskesmas Pengaringan kecamatan Semidang Aji kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2012

Penyediaan Air Bersih Frekuensi Persentase

Tersedia 38 63,3%

Tidak Tersedia 22 36,7%

Jumlah 60 100%

Dari tabel 5.4 diatas terlihat bahwa penyediaan air bersih di desa Pengaringan dari 60 responden bahwa 38 atau 63,3% responden memiliki penyediaan air bersih, dan 22 atau 36,7% responden tidak memiliki penyediaan air bersih. Dari hasil penelitian menunjukkan persentase yang terbesar adalah yang memiliki penyediaan air bersih.

2. Analisa Bivariat

a. Hubungan antara pengetahuan dengan penyediaan air bersih Tabel 5.5

Hasil analisis hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan penyediaan air bersih diperoleh bahwa ada sebanyak 30 dari 41 (73,2%) masyarakat mempunyai pengetahuan tinggi tentang air bersih memiliki penyediaan air bersih. Sedangkan ada sebanyak 8 dari 19 (42,1%) masyarakat mempunyai pengetahuan rendah tentang air bersih memiliki penyediaan air bersih. Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,042 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi penyediaan air bersih antara responden yang berpengetahuan tinggi dengan yang berpengetahuan rendah (ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan penyediaan air bersih). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 3,750, artinya masyarakat yang berpengetahuan tinggi mempunyai peluang 3,7 kali memiliki penyediaan air bersih dibandingkan masyarakat yang berpengetahuan rendah.

b. Hubungan antara perilaku dengan penyediaan air bersih Tabel 5.6

Distribusi responden hubungan antara perilaku dengan penyediaan air

(9)

kecamatan Semidang Aji kabupaten Ogan Komering Ulu

Hasil analisis hubungan antara perilaku masyarakat berkaitan dengan penyediaan air bersih diperoleh bahwa ada sebanyak 8 dari 43 (82,4%) masyarakat berperilaku baik memiliki penyediaan air bersih. Sedangkan ada sebanyak 10 dari 26 (36,7%) masyarakat berperilaku kurang baik memiliki penyediaan air bersih. Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,001 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi penyediaan air bersih antara responden yang berperilaku baik dengan yang berperilaku kurang baik (ada hubungan bermakna antara perilaku dengan penyediaan air bersih). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 7,467, artinya masyarakat yang berperilaku baik mempunyai peluang 7,4 kali memiliki penyediaan air bersih dibandingkan masyarakat yang berperilaku kurang baik.

c. Hubungan antara pendapatan keluarga dengan penyediaan air bersih Tabel 5.7

Distribusi responden hubungan antara pendapatan keluarga dengan penyediaan air bersih di desa Pengaringan wilayah kerja

puskesmas Pengaringan kecamatan Semidang Aji kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013.

Tingkat

(10)

bermakna antara pendapatan keluarga dengan penyediaan air bersih). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR = 6,522, artinya masyarakat yang berpenghasilan tinggi mempunyai peluang 6,5 kali memiliki penyediaan air bersih dibandingkan masyarakat yang berpenghasilan rendah.

PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini akan dibahas tentang hasil penelitian dan perbandingan dengan latar belakang dan teori yang sudah dikembangkan.

A. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Penyediaan Air Bersih

Pengetahuan masyarakat tentang air bersih dari 60 responden bahwa 41 atau 68,3% responden memiliki pengetahuan tinggi tentang air bersih, dan 19 atau 31,7% responden memiliki pengetahuan rendah tentang air bersih. Dari hasil penelitian menunjukkan persentase yang terbesar adalah yang berpengetahuan tinggi.

Hasil analisis hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan penyediaan air bersih diperoleh bahwa ada sebanyak 30 dari 41 (73,2%) masyarakat mempunyai pengetahuan tinggi tentang air bersih memiliki penyediaan air bersih. Sedangkan ada sebanyak 8 dari 19 (42,1%) masyarakat mempunyai pengetahuan rendah tentang air bersih memiliki penyediaan air bersih. Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,042 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi penyediaan air bersih antara responden yang berpengetahuan tinggi dengan yang berpengetahuan rendah (ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan penyediaan air bersih).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2007).

Manusia tidak dapat hidup tanpa air. Air diperlukan untuk minum, memasak, mencuci, membersihkan dan untuk keperluan-keperluan lainnya. Untuk semua ini diperlukan air yang memenuhi syarat kesehatan baik kualitas maupun kuantitasnya (Indan, 1985).

Hubungan tingkat pendidikan , pengetahuan , sikap, sarana air bersih, dan pekerjaan kepala keluarga dengan penggunaan sumber air bersih dari air sungai di kelurahan 35 Ilir kecamatan Ilir Barat tahun 2009. Dari hasil analisis antara pengetahuan dengan penggunaan sumber air bersih, diperoleh p value = 0,000. Ada hubungan bermakna antara pengetahuan dengan penggunaan sumber air bersih (www.docstoc.).

Pada penelitian ini didapatkan bahwa masyarakat di desa Pengaringan berpengetahuan tinggi. Hal ini akan sangat membantu dalam penyediaan air bersih, karena dengan pengetahuan yang baik masyarakat akan bisa membedakan antara air yang bersih dan layak dikonsumsi dengan yang tidak bersih dan berbahaya untuk dikonsumsi.

B. Hubungan Antara Perilaku Dengan Penyediaan Air Bersih

Perilaku masyarakat berhubungan dengan penyediaan air bersih dari 60 responden bahwa 34 atau 56,7% responden memiliki perilaku baik, dan 26 atau 43,3% responden memiliki perilaku kurang baik. Dari hasil penelitian menunjukkan persentase yang terbesar adalah yang memiliki perilaku baik.

Hasil analisis hubungan antara perilaku masyarakat berkaitan dengan penyediaan air bersih diperoleh bahwa ada sebanyak 8 dari 43 (82,4%) masyarakat berperilaku baik memiliki penyediaan air bersih. Sedangkan ada sebanyak 10 dari 26 (36,7%) masyarakat berperilaku kurang baik memiliki penyediaan air bersih. Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,001 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi penyediaan

(11)

air bersih antara responden yang berperilaku baik dengan yang berperilaku kurang baik (ada hubungan bermakna antara perilaku dengan penyediaan air bersih).

Menurut Lewit seperti dikutip oleh Notoatmodjo (1993), perilaku merupakan hasil pengalaman dan proses interaksi dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan sehingga diperoleh keadaan seimbang antara kekuatan pendorong dan kekuatan penahan. Perilaku seseorang dapat berubah jika terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan di dalam diri seseorang.

Hubungan tingkat pendidikan , pengetahuan , sikap, sarana air bersih, dan pekerjaan kepala keluarga dengan penggunaan sumber air bersih dari air sungai di kelurahan 35 Ilir kecamatan Ilir Barat tahun 2009. Dari hasil analisis antara sikap dengan penggunaan sumber air bersih, diperoleh p value = 0,008. Ada hubungan bermakna antara sikap dengan penggunaan sumber air bersih (www.docstoc.).

Pada penelitian ini didapatkan bahwa masyarakat di desa Pengaringan berperilaku baik. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat desa Pengaringan bisa membedakan sesuatu yang baik dan tidak baik berkaitan dengan penyediaan air bersih. Perilaku yang baik juga akan dapat membantu dalam penyediaan, penyimpanan, dan pengolahan sarana air bersih guna meningkatkan kesehatan bagi masyarakat itu sendiri.

C. Hubungan Antara Pendapatan Keluarga Dengan Penyediaan Air Bersih

Pendapatan keluarga berhubungan dengan penyediaan air bersih dari 60 responden bahwa 17 atau 28,3% responden berpenghasilan tinggi, dan 43 atau 71,7% responden berpenghasilan rendah. Dari hasil penelitian menunjukkan persentase yang terbesar adalah yang berpenghasilan rendah.

Hasil analisis hubungan antara pendapatan keluarga dengan penyediaan air bersih diperoleh bahwa ada sebanyak 15 dari 17 (88,2%) masyarakat berpenghasilan tinggi memiliki penyediaan air bersih. Sedangkan ada sebanyak 23 dari 43 (53,5%) masyarakat berpenghasilan rendah memiliki penyediaan air bersih. Hasil uji statistik diperoleh p value = 0,026 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi penyediaan air bersih antara responden yang berpenghasilan tinggi dengan yang berpenghasilan rendah (ada hubungan bermakna antara pendapatan keluarga dengan penyediaan air bersih).

Di dalam suatu masyarakat terdapat berbagai potensi, yang pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni potensi sumber daya manusia (penduduknya), dan potensi dalam bentuk sumber daya alam, atau kondisi geografi masyarakat setempat. Baik potensi sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya, antarakelompok masyarakat yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia akhirnya menghasilkan sumber daya ekonomi (Notoatmodjo, 2007).

Hubungan tingkat pendidikan , pengetahuan , sikap, sarana air bersih, dan pekerjaan kepala keluarga dengan penggunaan sumber air bersih dari air sungai di kelurahan 35 Ilir kecamatan Ilir Barat tahun 2009. Dari hasil analisis antara pekerjaan kepala keluarga dengan penggunaan sumber air bersih, diperoleh p value = 0,000. Ada hubungan bermakna antara pekerjaan kepala keluarga dengan penggunaan sumber air bersih (www.docstoc.).

(12)

yang rendah kemungkinan untuk membuat sarana air bersih akan sangat sulit dilakukan.

KESIMPULAN

Dari data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini telah diperoleh Hubungan Antara Pengetahuan, Perilaku, Dan Pendapatan Keluarga Dengan Penyediaan Air Bersih Di Desa Pengaringan Wilayah Kerja Puskesmas Pengaringan Kecamatan Semidang Aji Kabupaten Ogan Komering Ulu Tahun 2013. Maka dapat diambil kesimpulan sesuai dengan hasil pembahasan sebelumnya, yaitu :

1. Dari hasil penelitian menunjukkan persentase yang terbesar adalah yang berpengetahuan tinggi. Dari hasil penelitian menunjukkan persentase yang terbesar adalah yang memiliki perilaku baik. Dari hasil penelitian menunjukkan persentase yang terbesar adalah yang berpenghasilan rendah.

2. Ada hubungan bermakna antara variabel pengetahuan dengan penyediaan air bersih (p value = 0,042).

3. Ada hubungan bermakna antara variabel perilaku dengan penyediaan air bersih (p value = 0,001).

4. Ada hubungan bermakna antara variabel pendapatan keluarga dengan penyediaan air bersih (p value = 0,026).

B. Saran

1. Bagi Petugas Kesehatan

Diharapkan agar petugas kesehatan berperan aktif dalam memberikan penyuluhan kesehatan berupa informasi kepada seluruh masyarakat tentang pentingnya penyediaan air bersih yang sehat, serta menjelaskan bahaya yang dapat ditimbulkan dari air yang tidak bersih.

2. Bagi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa/i Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang Program Studi Keperawatan Baturaja.

3. Bagi Masyarakat

Perlu dilakukan peningkatan peran serta masyarakat dalam menciptakan kesehatan terutama terhadap kesehatan perorangan, serta pemberdayaan sarana dan prasarana yang ada di desa terutama tempat sampah, sumber air bersih, jamban. 4. Bagi Peneliti

Bagi peneliti diharapkan agar bisa menggunakan hasil penelitian ini sebagai referensi sehingga dapat melakukan penelitian berikutnya dengan aspek penelitian yang lebih luas dan juga diharapkan untuk dapat meningkatkan wawasan serta dapat berperan aktif dalam memberikan pengarahan dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

REFERENSI

Amidhan, 1992

Hidup sehat suatu tantangan komunikasi untuk menyampaikan informasi yang diperlukan semua keluarga tentang kesehatan ibu, anak dan masyarkat pada umumnya (menurutajaran islam), Proyek Kelangsungan Hidup Anak Melalui LSM Agama Program Kerja Sama antara Pemerintah RI dan UNICEP, Jakarta

Ariesman, 2007

(13)

Ariawan. Iwan, 1997

Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan, Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Jurusan Biosatistik dan Kependudukan Universitas Indonesia, Depok

Ascobat Gani, 2007

Tantangan dan strategi mencapai target Melenium Develomment Goals, di

Indonesia, disampaikan pada kongres nasional IAKMI X, Palembang 23 Agustus 2007

Anhari Achadi, 2007

Health Service Program Program kesehatan Ibu, bayibaru lahir dan anak, disampaikan pada kongres nasional IAKMI X, Palembang 22 Agustus 2007 Bachtiar. Adang, 2002

Metodologi Penelitian Kesehatan, fakultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia, Depok

Bisma Murti, 1997

Prinsip dan Metode RISET EPIDEMIOLOGI, Gajah Mada University Press, Yogyakarta

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2006

Cara penilaian Status Gizi balita, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan , Palembang

---Ogan Komering Ulu, 2007

Laporan hasil penimbangan ingkat Kabupaten Oran Kemering Ulu tahun 2007, Dinas Kesehatan Ogan Komering Ulu, Baturaja

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1989

Panduan Bidan di Tingkat Desa, Departemen Kesehatan Republik Indonesia bekerja sama dengan WHO, Jakarta

---, 2003

Pedoman Kerja Puskesmas Jilid ke 2, Departemen kesehatan Republik Indonesia, diperbanyak oleh Proyek Peningkatan Upaya Kesehatan Propinsi Sumatera Selatan tahun 2003, jakarta

---, 2004

Sistem Kesehatan Nasional, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Efriza, 2007

Deteminan kematian neonatal dini di RSUD dr Achmad MoechtarBukittinggi, JournalKesehatan masyarakat Nasional, Volume 2 nomor 3 desember 2007, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok

Hastono. Sutanto Priyo, 2001

Modul Analisis Data, fakultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia, Depok Hartriyanti. Yayuk, 2002

Gizi Kesehatan Masyarakat, penentuan status gizi, modul kuliah Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok

http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd. diakses 25-05-2013 jam 19.30 Hamzah. Asiah, sukri, Hariani jompa, 2003

Prilaku menyeusui bayi pada etnik Bugis di Pekkae, JournalKesehatan masyarakat Nasional, Volume 1 nomor 5 april 2007, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia, Depok Kartasapoetra, 2005

(14)

Gizi dalam daur kehidupan, JournalKesehatan masyarakat Nasional, Volume 2 nomor 3 desember 2007, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok

Kodim. Nasrin, 2007

Derita Genarasi Yang Paling dikasihi, JournalKesehatan masyarakat Nasional, Volume 1 nomor 5 april 2007, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok

Luknis Sabri, Sutanto Priyo Hastono, 2006

Statistik Kesehatan, Raja Grafindo Persada, Jakarta Lemeshow. Stanley. Et.al, 1997

Adequacy of sample size in health study, Translated by Dibyo Pramono, Gajah Mada University Press, Yogyakarta

Marwan Baits, 2013

Pedoman Penyusunan Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Al Ma’arif Baturaja Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat Tahun Akademik 2007-2013, Baturaja

Mansjoer. Arief. , 2001

Kapita selekta kedokteran, media euskulapius, Jakarta Moehji. Sjahmin, 2003

Ilmu gizi, penanggulangan gizi buruk, Bhrata, Niaga Media, Jakarta Puskesmas Tanjung Agung, 2013

Laporan Data BGM tahun 2013, Tanjung Agung Baturaja Barat Notoatmodjo, Soekidjo, 2007

Pendidikan kesehatan dan ilmu prilaku, Rineka Cipta, Jakarta. Suharyati, 2007

Cost effectiveness upaya penanggulangan gizimetode positif deviance dan

pemberian makanan tambahan dipuskesmas gekbrong Kabupaten Cianjur 2006 , JournalKesehatan masyarakat Nasional, Volume 1 nomor 6 Juni 2007, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok

Singarimbun. Masri, 1995

Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta Suhardjo, Kusharto, 1992

(15)

A. Rencana Anggaran

Ringkasan Anggaran

1. Persiapan Penelitian. . . . . Rp. 880.000,-2. Pelaksanaan Penelitian . . . . . Rp. 900.000,-3. Administrasi pengelola/ Publikasi . . .. . . Rp.

1.000.000,-Total Anggaran yang dibutuhkan……… Rp.

(Terbilang: Dua Juta tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah)

Rincian Anggaran

1. Persiapan Penelitian

a. Perizinan……… Rp. - b. ATK/Fotocopy

Kertas A4, 1 Rim……..……… ..……… Rp. 35.000,- Flast Disk 1 buah………….………... Rp. 80.000,- Catrigde dan Tinta………. .……… Rp. 300.000,- Alat Tulis……… Rp. 200.000,-

CD RW 5 buah…………..…..……… Rp. 25.000,- c. Penggandaan kuesioner Rp. 240.000,-

Sub Total Rp. 880.000,-

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Biaya Pengambilan data/responden Rp. 400.000,- b. Transport peneliti Rp. 500.000,-

Sub Total Rp. 900.000,-

3. Administrasi Pengelola

a. Copy dokumen publikasi/perpustakaan Rp. 1.000.000,- Sub Total Rp. 1.000.000,-

Total Biaya 1, 2, 3 Rp.

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi pengetahuan masyarakat di desa Pengaringan                         wilayah
Tabel 5.5 Distribusi responden hubungan antara pengetahuan dengan penyediaan                           air
Tabel 5.7 Distribusi responden hubungan antara pendapatan keluarga dengan

Referensi

Dokumen terkait

system can automate medical record number and the registration number of patients. 3) The system can process the results of patients who had been treated in clinic based on

Langkah yang saya tempuh untuk memudahkan siswa dalam belajar adalah, sesekali siswa belajar diluar kelas ini disesuaikan dengan materi yang diajarkan dan

Artikel ini bertujuan mengkaji strategi peningkatan kompetensi pedagogik guru melalui suatu mekanisme in-service training yang lebih berfokus pada upaya pemberdayaan

Sosialisme Sjahrir juga tidak berlebihan dalam menolak kapitalisme, bahkan masih memberi kesempatan pada ekonomi pasar dan usaha- usaha swasta untuk dapat bekerja secara

Tiga istilah pendidikan Islam yang terdapat dalam hadis kitab Sunan Abi> Da>wud di atas merupakan landasan akan tersirat dan tersuratnya teori-teori

Berdasarkan hasil identifikasi lingkungan potensial yang berperan dalam perkembangan nyamuk vektor malaria, maka rencana kegiatan yang dibuat harus dilandasi mainstream yang

Letakkan sayur-sayuran yang telah dipotong kecil kedalam mangkok besar lalu campur dengan cabe merah bubuk yang telah dicampur dengan air, lanjutkan dengan memberi bawang putih,

Usahakan pada waktu proses Inokulasi selalu dekat dengan lampu spirtus dengan tujuan agar supaya bakteri yang mungkin masih aktif di lemari kaca tidak mendekat.. Buka kapas