ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMI RUMAHTANGGA
PETANI CABAI BESAR DI KECAMATAN SEMBALUN
KABUPATEN LOMBOK TIMUR
JURNAL
Oleh:
Dian Fitriani C1G111014
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
ANALISIS KESEIMBANGAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI CABAI BESAR DI KECAMATAN SEMBALUN KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Dian Fitriani* Anwar** Asri Hidayati
Mahasiswa* Dosen Pembimbing Utama** Dosen Pembimbing Pendamping Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mataram
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui pendapatan dan pengeluaran rumahtangga petani cabai besar di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur, (2) Menganalisis keseimbangan ekonomi rumahtangga petani cabai besar di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur, dan (3) Mengetahui hambatan yang dihadapi oleh petani cabai besar di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) a) Pendapatan rumahtangga petani cabai besar di Kecamatan Sembalun dari usahatani cabai besar sebesar Rp 14.814.430,82 per satu kali musim tanam, dari pekerjaan sampingan sebesar Rp 2.853.500,00 per satu kali musim tanam. Pendapatan istri petani diluar usahatani cabai besar adalah sebesar Rp 1.036.000,00 per satu kali musim tanam dan pendapatan anak petani sebesar Rp 154.500,00 per satu kali musim tanam. b) Pengeluaran rumahtangga petani cabai besar untuk kebutuhan pangan sebesar Rp 6.718.687,50 per satu kali musim tanam dan untuk non pangan sebesar Rp 1.288.554,23 per satu kali musim tanam. Jadi total pengeluaran rumahtangga petani yaitu sebesar Rp 8.007.241,73 per satu kali musim tanam. (2) Keseimbangan ekonomi rumahtangga diperoleh dari perbandingan antara total pendapatan rumahtangga petani cabai besar dengan total pengeluaran rumahtangga per satu kali musim tanam yaitu sebesar 2,36 atau surplus, artinya bahwa rumahtangga petani mampu membiayai seluruh pengeluaran untuk kebutuhan rumahtangga dari pendapatan yang diperoleh. (3) Kendala-kendala yang dihadapi oleh petani cabai besar adalah kurangnya modal, cuaca yang tidak mendukung sehingga dapat menghambat proses produksi usahatani cabai besar, hama dan penyakit.
ANALYSIS OF ECONOMIC BALANCE BIG CHILI FARMER HOUSEHOLDS IN THE DISTRICT EAST OF LOMBOK DISTRICT SEMBALUN
Dian Fitriani* Anwar** Asri Hidayati
Student* Main Supervisor** Supervisor Companion***
Agribusiness Studies Program Faculty of Agriculture University of Mataram
ABSTRACK
This study aims to: (1) Determine the revenue and expenditure of farmer households great chili in District Sembalun East Lombok Regency, (2) analyze the economic balance farmer households great chili in District Sembalun East Lombok Regency, and (3) Knowing the barriers faced by great chili farmers in Sub Sembalun East Lombok regency.
The results showed that: (1) a) Income great chili farmer households in the district Sembalun of great chili farming Rp 14,814,430.82 per one growing season, from a second job Rp 2,853,500.00 per one season planting. Revenue outside the farmer's wife is a big chili farming Rp 1,036,000.00 per one planting season and farmers' income children Rp 154,500.00 per one planting season. b) large chili farm household expenditures for food needs Rp 6,718,687.50 per one planting season and for non-food Rp 1,288,554.23 per one planting season. So the farmer's total household expenditures in the amount of USD 8,007,241.73 per one planting season. (2) Balance household economy derived from the ratio of total household income chili farmers with a total household expenditures per one planting season that is equal to 2.36 or surplus, meaning that the farm household is able to cover all the expenses for the household needs of earned income. (3) The obstacles faced by a large chili farmers is the lack of capital, unfavorable weather that can inhibit the production process large chili farming, pest and disease.
PENDAHULUAN
Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai salah satu sentra penanaman cabai besar di Indonesia menunjukkan perkembangan tiap tahunnya. Pada tahun 2009 luas panen cabai besar mencapai 557 Ha dengan produksi sebesar 4.499 ton, pada tahun 2012 meningkat menjadi 7.182 ton dengan luas panen 650 Ha. Pada tahun 2013 luas panen cabai besar mengalami penurunan yaitu seluas 648 Ha dengan produksi sebesar 6.398 ton. Salah satu sentra penanaman produksi cabai besar di NTB adalah Kabupaten Lombok Timur yakni di Kecamatan Sembalun.
METODOLOGI PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Responden
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kisaran umur petani cabai besar berada pada kisaran 32-60 tahun, ini berarti bahwa rata-rata petani responden termasuk dalam umur produktif yaitu baik secara fisik maupun mental petani mempunyai kemampuan untuk bekerja dan berusaha. Keadaan ini sesuai dengan pendapat simanjuntak (1985) yang menyatakan golongan umur produktif berkisar antara 15-65 tahun dianggap mampu bekerja.
Tingkat Pendidikan Responden
Tabel 4.6. Tingkat Pendidikan Petani Responden Usahatani Cabai Besar di Kecamatan Sembalun Tahun 2015
No. Tingkat Pendidikan Petani
Orang Persentase (%)
1. Tidak Sekolah 1 2,50
2. Tidak Tamat Sekolah Dasar 7 17,50
3. Tamat Sekolah Dasar 16 40,00
4. Tamat Sekolah Menengah Pertama 9 22,50
5. Tamat Sekolah Menengah Atas 2 5,00
6. Perguruan Tinggi 5 12,50
Jumlah 40 100,00
Sumber : Data Primer Diolah
Data pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani cabai besar yang terbanyak adalah tamat sekolah dasar yaitu sebanyak 16 orang (40,00%), tidak sekolah hanya 1 orang (2,50%), tidak tamat sekolah dasar sebanyak 7 orang (17,50%), tamat SMP sebanyak 9 orang (22,50%), tamat SMA sebanyak 2 orang (5,00%), dan yang menempuh pendidikan paling tinggi yakni perguruan tinggi sebanyak 5 orang (12,50%).
Pengalaman Berusahatani Cabai Besar
mengahadapi masalah-masalah yang muncul selama proses produksi/berusahatani cabai besar.
Tabel 4.7. Kisaran Pengalaman Petani Cabai Besar di Kecamatan Sembalun tahun 2015 No. Pengalaman Sebagai Petani jumlah tanggungan pada kisaran 3-4 yaitu sebanyak 27 orang (67,50%), dan petani yang memiliki jumlah tanggungan paling banyak yakni pada kisaran 5-6 sebanyak 4 orang (10,00%). Ini menunjukkan bahwa rata-rata petani responden tergolong keluarga menengah.
Tabel 4.8. Jumlah Tanggungan Rumahtangga Petani Responden di Kecamatan Sembalun Tahun 2015
Tabel 4.9. Persentase dan Jumlah Petani Cabai Besar Menurut Jenis Pekerjaan Sampingan di Kecamatan Sembalun Tahun 2015
No. Jenis Pekerjaan Petani memiliki pekerjaan sampingan diketahui jumlah petani yang pekerjaan sampingannya sebagai buruh tani yaitu sebanyak 27 orang (81,81%), sebagai buruh pasar 1 orang (3,03%), sebagai guru ngaji 1 orang (3,03%), sebagai PNS sebanyak 2 orang (6,06%), pegawai PLN 1 orang (3,03%), dan sebagai guide sebanyak 1 orang (3,03%).
Pendapatan sampingan selain berasal dari kepala keluarga, yang termasuk pendapatan sampingan dari penelitiaan ini adalah pendapatan yang berasal dari anggota rumahtangga lainnya seperti istri dan anak petani cabai besar. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa petani responden yang istri dan anaknya ikut bekerja untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dari 40 responden ada 19 orang dari istri petani yang bekerja dan dari 40 petani responden ada 2 orang anak petani cabai besar yang bekerja yakni sebagai buruh tani dan sopir.
Pendapatan dan Pengeluaran Rumahtangga Petani Cabai Besar Pendapatan Total Rumahtangga Petani Cabai Besar
1. Pendapatan Dari Usahatani Cabai Besar
a. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk proses produksi cabai besar seperti biaya untuk pembelian benih, mulsa plastik, pupuk, tali rapia, obat-obatan dan tenaga kerja.
Tabel 4.10. Rata-rata Biaya Variabel Usahatani Cabai Besar per Satu Kali Musim Tanam di Kecamatan Sembalun Tahun 2015
No. Jenis Biaya Harga Persatuan
Tabel 4.11. Rata-rata Biaya Penyusutan Alat per Satu Kali Musim Tanam di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur tahun 2015
No Jenis Alat Nilai Penyusutan (Rp) Persentase (%)
1. Cangkul 27.024,61 18,95
Data pada Tabel 4.11 diketahui bahwa rata-rata biaya penyusutan alat dari usahatani cabai besar di Kecamatan Sembalun yaitu sebesar Rp 142.594,18 per satu kali musim tanam. Dari seluruh biaya tersebut biaya penyusutan yang paling besar adalah biaya untuk penyusutan sprayer yaitu sebesar Rp 34.758,97 per satu kali musim tanam, sedangkan biaya penyusutan yang paling sedikit adalah biaya penyusutan gayung yaitu sebesar Rp 1.349,96 per satu kali musim tanam. Besar kecilnya biaya penyusutan untuk masing-masing alat disebabkan oleh jumlah alat, nilai beli, dan umur penggunaan alat-alat tersebut.
c. Total Biaya
Tabel 4.12. Rata-rata Total Biaya Yang Dikeluarkan Oleh Petani Cabai Besar di Kecamatan Sembalun Tahun 2015.
No. Keterangan Total Biaya (Rp/Musim Tanam)
1. Biaya Variabel 6.419.175,00
2. Biaya Tetap 142.594,18
Jumlah 6.561.769,18
Sumber: Data Primer Diolah
d. Produksi dan Nilai Produksi
Dari Tabel 4.13 diketahui bahwa rata-rata total nilai produksi cabai besar di Kecamatan Sembalun tahun 2015 yaitu sebesar Rp 21.376.200,00 dimana rata-rata nilai produksi yang tertinggi yaitu diperoleh pada panen ke 8 yakni sebesar Rp 3.188.525,00 dan nilai produksi yang terendah diperoleh pada panen ke 14 yakni sebesar Rp 39.625,00.
Tabel 4.13. Rata-rata Produksi, Harga dan Nilai Produksi per Satu Kali Musim Tanam di Kecamatan Sembalun Tahun 2015
No. Panen Produksi (Kg) Nilai Produksi (Rp)
1. Panen 1 12,63 207.000,00
e. Total Pendapatan Dari Usahatani Cabai Besar
Tabel 4.14. Rata-rata Nilai Produksi, Biaya Produksi dan Pendapatan Petani dari
2. Pendapatan dari Luar Usahatani Cabai Besar
Tabel 4.15. Rata-rata Pendapatan Rumahtangga Petani di Luar Usahatani Cabai Besar di Kecamatan Sembalun Tahun 2015
sebesar Rp 2.859.500,00 pendapatan istri sebesar Rp 1.036.000,00 dan pendapatan anak petani sebesar Rp 157.500,00.
Tabel 4.16. Rata-rata Pendapatan Rumahtangga Petani Cabai Besar per Satu Kali Musim Tanam di Kecamatan Sembalun Tahun 2015
No. Sumber Pendapatan Nilai (Rp/MT) Persentase (%)
1. Usahatani Cabai Besar 14.814.430,82 78,52
2. Usaha Diluar Usahatani Cabai Besar 4.053.000,00 21,48
Total Pendapatan 18.867.430,82 100,00
Sumber: Data Primer Diolah
Dari data pada Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa rata-rata total pendapatan rumahtangga petani cabai besar di Kecamatan Sembalun yaitu sebesar Rp
18.867.430,82 per satu kali musim tanam yang terdiri dari pendapatan dari usahatani cabai besar yaitu sebesar Rp 14.814.430,82 (78,52 %) per satu kali musim tanam dan pendapatan dari luar usahatani cabai besar yaitu sebesar Rp 4.053.000,00 (21,48 %) per satu kali musim tanam.
Pengeluaran Rumahtangga Petani Cabai Besar
Pengeluaran rumahtangga petani digolongkan menjadi dua yaitu pengeluaran untuk pangan dan non pangan.
1. Pengeluaran Untuk Pangan
Tabel 4.17. Rata-rata Pengeluaran Pangan Oleh Rumahtangga Petani Dalam Satu Kali Musim Tanam di Kecamatan Sembalun Tahun 2015
No. Jenis Pengeluaran Jumlah Harga
1. Beras (Kg) 292,43 8.775,00 2.564.887,50 38,18
2. Telur (Butir) 191,10 1.500,00 286.650,00 4,27
3. Sayuran (Ikat) 115,50 975,00 115.500,00 1,72
4. Daging Ayam (Kg) 12,69 36.625,00 497.875,00 7,41
5. Ikan (Kg) 21,88 22.175,00 487.200,00 7,25
6. Tahu (Biji) 1.015,00 190,00 203.000,00 3,02
7. Tempe (Bungkus) 112,00 1.687,50 156.100,00 2,32
8. Buah (Kg) 6,13 6.925,00 93.625,00 1,39
9. Bahan Bakar (Unit) 11,20 16.550,00 231.350,00 3,44 10. Mie Instan (Unit) 102,20 1.837,50 207.550,00 3,09
11. Belanja Anak (Rp) 1.417.500,00 21,10
12. Lainnya (Unit) 457.450,00 6,81
Jumlah 1.880,11 97,240,00 6.718.687,50 100,00
Sumber: Data Primer Diolah
2. Pengeluaran Untuk Non Pangan
Pengeluaran untuk non pangan terdiri dari pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, listrik, rekreasi, pakaian, dan pulsa. Berikut untuk lebih jelasnya mengenai rata-rata pengeluaran non pangan per satu kali musim tanam pada rumahtangga petani di Kecamatan Sembalun dapat dilihat pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18. Rata-rata Pengeluaran Non Pangan Oleh Rumahtangga Petani di Kecamatan Sembalun Tahun 2015
No. Jenis Pengeluaran Pengeluaran (Rp/MT) Persentase (%)
3. Total Pengeluaran Rumahtangga Petani Cabai Besar
Tabel 4.19. Rata-rata Pengeluaran Petani Untuk Pangan dan Non Pangan per Satu Kali Musim Tanam di Kecamatan Sembalun Tahun 2015
No. Jenis Pengeluaran Pengeluaran (Rp) Persentase (%)
1. Pangan 6.718.687,50 83,91
2. Non Pangan 1.288.554,23 16,09
Total Pengeluaran 8.007.241,73 100,00
Sumber: Data Primer Diolah
Dari data pada Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa pengeluaran petani cabai besar dalam satu kali musim tanam yaitu sebesar Rp 8.007.241,73 yang terdiri dari pengeluaran pangan sebesar Rp 6.718.687,50 (83,91%) dan pengeluaran untuk non pangan sebesar Rp 1.288.554,23 (16,09%).
Keseimbangan Ekonomi Rumahtangga Petani Cabai Besar
Keseimbangan ekonomi rumahtangga petani dapat diketahui dengan membandingkan total pendapatan rumahtangga (TR) dengan total pengeluaran (TP). Tabel 4.20. Keseimbangan Ekonomi Rumahtanga Petani Cabai Besar di Kecamatan
Sembalun Tahun 2015
No. Uraian Nilai (Rp)
1 Pendapatan rumahtangga per satu kali musim tanam (TR) 18.867.430,82 2 Pengeluaran rumahtangga per satu kali musim tanam (TP) 8.007.241,73
3 Keseimbangan rumahtangga 2,36
4 Keterangan Surplus
Sumber: Data Primer Diolah
Kendala-kendala yang Dihadapi Oleh Petani Cabai Besar
Tabel 4.21. Jenis Kendala-kendala yang Dihadapi Oleh Petani Cabai Besar di Kecamatan Sembalun Tahun 2015
No. Jenis Hambatan Jumlah Responden
(Orang) Persentase (%)
1. Cuaca, Modal, Hama dan Penyakit 18 45,00
2. Cuaca, Hama dan Penyakit 13 32,50
3. Hama dan Penyakit 4 10,00
4. Cuaca 3 7,50
5. Modal, Hama dan Penyakit 1 2,50
6. Cuaca, Modal 1 2,50
Jumlah Total 40 100,00
Sumber: Data Primer Diolah
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. a). Pendapatan rumahtangga petani cabai besar di Kecamatan Sembalun dari usahatani cabai besar sebesar Rp 14.814.430,82 per satu kali musim tanam, dari pekerjaan sampingan sebesar Rp 2.853.500,00 per satu kali musim tanam. Pendapatan istri petani diluar usahatani cabai besar adalah sebesar Rp 1.036.000,00 per satu kali musim tanam dan pendapatan anak petani sebesar Rp 154.500,00 per satu kali musim tanam.
b). Pengeluaran rumahtangga petani cabai besar untuk kebutuhan pangan sebesar Rp 6.718.687,50 per satu kali musim tanam dan untuk non pangan sebesar Rp 1.288.554,23 per satu kali musim tanam. Jadi total pengeluaran rumahtangga petani yaitu sebesar Rp 8.007.241,73 per satu kali musim tanam.
2. Keseimbangan ekonomi rumahtangga diperoleh dari perbandingan antara total pendapatan rumahtangga petani cabai besar dengan total pengeluaran rumahtangga per satu kali musim tanam yaitu sebesar 2,36 atau surplus, artinya bahwa rumahtangga petani mampu membiayai seluruh pengeluaran untuk kebutuhan rumahtangga dari pendapatan yang diperoleh.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian maka disarankan beberapa hal yaitu: 1. Diharapkan perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten Lombok Timur atau
pihak terkait, perlu melakukan pembinaan kepada para petani dalam mengatasi masalah-masalah yang muncul selama proses produksi seperti hama dan penyakit dan melakukan pembinaan dalam berusahatani cabai besar guna meningkatkan hasil panen maupun kualitas dari cabai besar.
2. Diharapkan kepada para petani cabai besar untuk mengikuti pelatihan atau bimbingan oleh orang yang lebih ahli seperti penyuluh lapangan yang akan mendampingi petani sejak awal budidaya hingga pasca panen.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sembalun. 2014. Laporan Tahunan Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sembalun.Sembalun.
BPS NTB. 2014 a.Nusa Tenggara Barat Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat. Mataram.
Miratun, S. 2014. Analisis Keseimbangan Ekonomi Rumahtangga Petani Anyaman Bambu di Kabupaten Lombok Barat. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Mataram.