i
HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI
REFLEKTIF DI KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
OLEH : Agata Lolopayung
NIM : 091134185
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010/2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karyaku ini untuk :
¾ Pertama kepada Tuhan Yesus Kristus, karena hanya dengan Cinta dan KasihNya aku dapat melalui semua rintangan dalam hidupku untuk tetap
semangat dan dapat menyelesaikan studiku, terpujilah nama Tuhan kini dan
selamanya.
Keluargaku yang tercinta;
¾ Ibuku Delita Lolopayung(alm),walaupun ibu sudah tiada tetapi
kepahlawananmu bagiku tiada tara dan tidak akan pernah hilang dari
ingatanku walau sedetik, doaku semoga Tuhan memberikan tempat yang
layak di sisi kananNya dan Ibu dapat menikmati kebahagiaan abadi
bersama para kudus di Surga, Amin.
¾ Ayahku Karirik semoga dengan kepergian Ibu tidak membuat semangat ayah kendor untuk tetap bersama-sama kami anak-anakmu melanjutkan
karya kita di dunia ini.
¾ Kelima adikku Maria,Thomas, Stepanus, Felix dan Marthinus dan secara khusus anakku tersayang Reynaldi, jangan pernah putus asa dengan
kejadian yang kamu lihat dan kamu alami percayalah kepadaNya, Ia tidak
akan pernah meninggalkan kita semua.
¾ serta sahabat-sahabat di kos batalyon 425 yakni Tyas Cahyaningsih, Irawati Mawartiningrum, Intan Permata, Desi Angraeni dan semua
penghuni kos 425 yang selalu aku miliki dan selalu memotivasi saya
sehari-hari, terima kasih atas cinta, doa, dukungan dan semangatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
Segala sesuatu ada masanya...Ia membuat semuanya indah
pada waktu-Nya...
(Pengkotbah 3: 1-11)
Jadikanlah hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok
lebih baik dari hari ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Lolopayung, Agata, 2011.Hasil Belajar siswa Dalam Pembelajaran Matematika
Berbasis Paradigma pedagogi Reflektif Di Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam aspek nilai kemanusiaan yang ditumbuhkan melalui pembelajaran berbasis PPR pada SK “ Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah” dan KD “Menjumlahkan pecahan”., (2) Mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam aspek kompetensi yang ditumbuhkan melalui pembelajaran PPR.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan bersifat kualitatif, yang berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas. Berdasarkan data tersebut diungkap hasil belajar Siswa dalam pembelajaran matematika Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif . Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan yang berjumlah 36 (tiga puluh enam) orang. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IV SD Kanisius Wirobrajan selama tiga kali pertemuan yang dimulai pada tanggal 04 April 2011 sampai dengan 12 April 2011. Pengumpulan data diperoleh dengan cara merekam kegiatan pembelajaran menggunakan ‘handy-cam’. Data yang dihasilkan dianalisis melalui proses analisis data yaitu (1) transkripsi, 2) penilaian hasil belajar, dan (3) penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar siswa dalam aspek nilai kemanusiaan yang ditumbuhkan melalui pembelajaran berbasis PPR pada SK “menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah” dengan KD “menjumlahkan pecahan” telah nampak dalam diri siswa sejak pertemuan pertama mulai dari awal pembelajaran ketika siswa mendemonstrasikan pembagian roti, diskusi kelompok, dan presentasi hasil diskusi telah terjadi kerja sama yang baik di antara siswa sebagai suatu nilai kemanusiaan yang diperjuangkan. Dari ketiga indikator yang diharapkan (50%) ,penelitian menunjukkan hasil yang telah melampaui target tersebut yaitu: nilai kemanusiaan pada indikator satu sebesar 80%, indikator dua sebesar 68,57%, dan indikator ketiga sebesar 71,43%. Pertemuan kedua hasil penilaian nilai kemanusiaan di indikator satu sebesar 71,4%, indikator dua dan tiga sebesar 65%. Pada pertemuan ketiga hasil penilaian nilai kemanusiaan di indikator satu sampai indikator tiga sebesar 94%. (2) hasil belajar siswa dalam aspek kompetensi matematika yang ditumbuhkan melalui pembelajaran berbasis PPR tampak pada pertemuan pertama sangat tinggi hal ini dapat diketahui dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 94,17 (sembilan puluh empat koma tujuh belas). Pada pertemuan kedua nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 28,61 (dua puluh delapan koma enam puluh satu), dan pada pertemuan ketiga nilai rata-rata siswa adalah 76,67 (tujuh puluh enam koma enam puluh tujuh .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Lolopayung, Agata, 2011. Learning Outcomes-Based Mathematics students in the Learning Paradigm pedagogy Reflective At Canisius Wirobrajan SD Class IV. Thesis. Program Primary School Teacher Education Studies, Faculty of Teacher Training and Science Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This study aims to: (1) Describe the learning outcomes of students in aspects of human values PPR grown through learning based on the decree "Using fractions in problem solving" and KD "Adding fractions"., (2) Describe the learning outcomes of studentsin aspects of competence PPR grown through learning. This research is a type of qualitative descriptive study. The data collected is qualitative, relating to learning in the classroom. Based on these data revealed the results of student learning in math-based learning Reflective Pedagogical Paradigm. Subjects were fourth grade students at Canisius Wirobrajan make teaching and learning activities on the topic of adding fractions. The research was conducted in fourth grade Canisius Wirobrajan during three meetings that began on April 4, 2011 to 12 April 2011. The collection of data obtained by recording the activity of learning to use the 'handy-cam'. The resulting data were analyzed through the process of data analysis: (1) transcription(2)Assessmentoflearningoutcomes,and(3)inferences
The results of this study show that: (1) student learning outcomes in terms of human values nurtured through learning based on SK PPR "uses fractions in problem solving with KD" adding fractions have been seen in students since the first meeting to start from scratch learning when students demonstrate the distribution of bread, discussion groups, discussion and presentation of results has been good cooperation among the students as a humanitarian who fought for the value. Of the three indicators of the expected results of the assessment on the indicators of human values by 80%, two indicators of 68.57% and 71.43% for all three indicators. The second meeting of the appraisal value of humanity in a single indicator by 71.4%, an indicator of two and three by 65%. At the third meeting of the assessment of humanitarian values in the indicator of one to three indicators of 94%. (2) learning outcomes of students in aspects of mathematical competence is fostered through learning-based PPR looked at the first meeting is very high it can be known dar average values obtained by the students was 94.17 (ninety-four point seventeen). At the second meeting of the average value obtained by the students was 28.61 (twenty eight point sixty-one), and the third meeting of the average value of students is 76.67 (seventy-six point sixty-seven).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmatNya, sehingga penulis skripsi dengan judul
“Hasil Belajar siswa Dalam Pembelajaran Matematika Berbasis Paradigma pedagogi Reflektif Di Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan” ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan membimbing penulis. Oleh sebab itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas selesainya penyusunan skripsi ini, kepada:
1. Bapak Drs. Puji Purnomo M.Si, selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan dukungan selama penulisan skripsi.
2. Bapak Dr. Susento, M.S dan bapak Drs Adi Massana, M.A. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberi saran, kritik, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis.
3. Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Hr. Klidiatmoko selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan yang telah memberi ijin untuk melaksanakan penelitian di SD Kanisius Wirobrajan 5. Bapak Thomas Heri Supriyono selaku wali kelas IV SD Kanisius Wirobrajan
yang sudah memberikan waktu, pikiran dan tenaga sebagai subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Siswa kelas IV tahun ajaran 20010/2011 SD Kanisius Wirobrajan yang sudah
memberikan waktunya sebagai subjek dalam penelitian.
7. Keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan Doa serta suport terlebih Cinta Kasih.
8. Rekan satu tim penelitian yang selalu memberikan bantuan, kritik dan saran selama proses penelitian dan selama penulisan skripsi ini.
9. Teman-teman pendidikan guru sekolah dasar yang sudah memberikan dukungan, persahabatan, dan kebahagiaan.
10.Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi perbaikan di masa mendatang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis sendiri.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA vi ABSTRAK... vii
KATA PENGANTAR... Viii DAFTAR ISI... x
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR LAMPIRAN... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian... 4
D. Pembatasan Masalah... 4
E. Batasan Istilah... 5
F. Deskripsi Judul... 6
G. Manfaat Penelitian…... 6
H. Sistematika Penulisan... 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Paradigma Pedagogi Reflektif... 10
B. Hasil Belajar... 14
C. Penilaian Hasil Belajar... 15
D. Pecahan di kelas IV ... 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 20
B. Subyek Penelitian... 20
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21
D. Prosedur Penelitian ... 21
E. Metode Pengumpulan Data... 22
E. Metode Analisis Data... 22
BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN A. Pelaksanaan Penelitian... 28
B. Analisis Data ... 34
1. Transkripsi Data... 31
2.Penilaian hasil belajar... 32
BAB V HASIL PENELITIAN DANM PEMBAHASAN 43 A. Proses Penilaian pada Pertemuan I..………... 44
B. Hasil Penilaian...………... 45
C. Pembahasan....………... 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA... 64
LAMPIRAN... 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 4.1 Hasil analisis proses penilaian hasil belajar pada pertemuan I... 33
Tabel 4.2 Hasil analisis pada penilaian kompetensi matematika pada pertemuan I...
34
Tabel 4.3 Hasil analisis proses dan penilaian hasil belajar pada Pertemuan II... 36 Tabel 4.4 Penilaian Hasil Belajar kompetensi Matematik pada
pertemuan II... 37
Tabel 4.5 Hasil analisis proses dan penilaian hasil belajar pada Petemuan III... 39
Tabel 4.6 Penilaian Hasil Belajar siswa kompetensi matematika pada pertemuan III ...
40 Tabel 4.7 Daftar Nilai Hasil Ulangan Penelitian pada Pertemuan ke-IV
... 45
Tabel 5.1 Hasil penilaian penumbuhan nilai kemanusiaan pertemuan I
... 50 Tabel 5.2 Hasil penilaian penumbuhan nilai kemanusiaan pertemuan II
... 51 Tabel 5.3 Hasil Penilaian Penumbuhan Nilai Kemanusiaan pertemuan
III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
... 52
Tabel 5.4 Hasil Penilaian Perkembangan Kompetensi Matematika pada
Pertemuan I ... 53
Tabel 5.5 Hasil Penilaian Perkembangan Kompetensi Matematika pada Pertemuan II... 55
Tabel 5.6 Hasil Penilaian Perkembangan Kompetensi Matematika pada
Pertemuan III... 56 Tabel 5.7 Daftar Hasil Nilai Ulangan Penelitian pada Pertemuan ke-IV 57
Tabel 6.1 Hasil belajar siswa pada nilai kemanusiaan kelas IV
SD Kanisisus Wirobrajan... 64
Tabel 6.2 Hasil belajar siswa kompetensi matematika kelas IVB
SD Kanisius Wirobrajan ... 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 67
Lampiran II Lembar Kerja Siswa pertemuan1 ... 70
Lembar kerja siswa pertemuan 2 ... 71
Lembar kerja siswa pertemuan 3 ... 77
Lampiran III Lembar ulangan harian pertemuan 4 ... 79
Lampiran IV Lembar Refleksi ... 83
Lampiran V Data rinci hasil penilaian kemanusiaan pertemuan I ... 85
Data rinci hasil penilaian nilai kemanusiaan pertemuan II ... 87
Data rinci hasil nilai kemanusiaan pertemuan III ... 90
Data rinci hasil penilaian kompetensi matematika pertemuan I ... 91
Data rinci hasl penilaian kompetensi matematika pertemuan II ... 92
Data rinci hasil penilaian kompetensi matematika pertemuan III ... 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Lampiran VI Transkripsi Data
Transkripsi Data Pertemuan I ... 96 Transkripsi Data Pertemuan II ... 101 Transkripsi Data Pertemuan III ... 105
Lampiran III Surat bukti telah melakukan penelitian
dari sekolah ... 110
Lembar observasi perkembangan nilai Kemanusiaan
... 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak sekali menghadapi
permasalahan-permasalahan. Tentu saja permasalahan tersebut tidak
semuanya merupakan permasalahan matematis. Namun tidaklah dapat
dipungkiri bahwa matematika sangatlah penting dalam menyelesaikan
permasalahan sehari-hari khususnya permasalahan tematis. Jadi tidaklah
salah bila matematika dijadikan mata pelajaran pokok di sekolah
khususnya di Sekolah Dasar.
Pada umumnya orientasi keberhasilan pembelajaran matematika di
SD hanya diukur dari pencapaian nilai di atas rata-rata standar kelulusan.
Dan seringkali guru hanya berfikir bahwa keberhasilan mengajar
matematika adalah ketika materi dapat dihabiskan secara tepat waktu.
Tanpa disadari hal yang lebih harafiah dari sekedar penguasaan materi,
yaitu pembentukan karakter siswa yang bisa dicapai melalui kegiatan
pembelajaran matematika ini.
Untuk membentuk karakter siswa melalui kegiatan pembelajaran
matematika dibutuhkan suatu keterampilan untuk memahami dan
menemukan suatu penyelesaian masalah pembelajaran yang sedang siswa
hadapi. Siswa harus dilatih untuk memahami permasalahan matematis
yang sedang dihadapi sehingga siswa tahu betul apa yang sedang dialami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dan nilai kemanusiaan apa yang bisa didapat siswa dari pengalaman
tersebut. Dalam proses inilah siswa diajak untuk menumbuhkan nilai-nilai
kemanusiaan. Penumbuhan nilai-nilai kemanusiaan tersebut dapat
dilakukan melalui proses pembelajaran yang memuat pengalaman,
refleksi, perwujudan aksi, dan evaluasi sehingga terjadi integrasi
penumbuhan nilai-nilai kemanusiaan dan pembentukan karakter siswa
melalui proses pembelajaran matematika ini.
Pembentukan karakter siswa SD melalui penumbuhan nilai-nilai
kemanusiaan di mata pelajaran matematika belum dapat terealisasikan
dengan baik di SD. Siswa SD Kanisius Wirobrajan kelas IVB pada
pembelajaran matematika Kompetensi Dasar “Menjumlahkan pecahan”
terlihat belum dapat membentuk karakter yang berkualitas secara sosial
dan religi melalui pembelajaran matematika pada KD tersebut. Hal ini
ditunjukkan dari kurangnya kerja sama antar siswa jika melakukan kerja
kelompok, kurangnya rasa solidaritas antar teman. Hal ini disebabkan
karena guru selama ini hanya berfikir bahwa keberhasilan pembelajaran
matematika adalah jika siswa sudah mendapat nilai di atas KKM, tanpa
memperhatikan pembentukan karakter yang harus dicapai sejalan dengan
kecerdasan intelektual siswa.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka guru perlu memikirkan
secara konstruktif tentang solusi yang tepat dan menarik. Pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran yang berbasis Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan suatu model pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menarik dan tepat. PPR adalah pola pikir pendidikan yang
mengintegrasikan pengembangan pemahaman masalah dunia dan nilai
kemanusiaan dalam suatu proses pembelajaran yang terpadu (Subagyo,
2005a). Dalam model pembelajaran ini terdapat 5 langkah proses
pembelajaran yaitu : konteks, pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi.
Melalui model pembelajaran ini siswa diajak untuk menumbuhkan nilai
kemanusiaan yang diangkat dari kesadaran dan kehendak siswa sendiri
melalui kegiatan refleksi. Hasil refleksi tersebut akan dipraktekkan dalam
bentuk aksi yang kemudian akan memunculkan perubahan perilaku siswa
secara bertahap dalam kehidupannya. Siswa akan dituntut mengolah
pengalamannya menjadi sesuatu yang penting untuk dipahami serta
merefleksikan nilai kemanusiaan yang siswa temukan dan ungkapkan
sendiri, sehingga dinamika pembelajaran tersebut akan membentuk
karakter siswa yang berkompeten dan berbelas kasih.
Dari uraian di atas, peneliti merasa perlu meneliti hasil belajar pada
aspek kerja sama dalam pembelajaran matematika terkait dengan KD
“menjumlahkan pecahan” dengan menggunakan model pembelajaran PPR.
Pembelajaran ini dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan kelas IVB tahun
pelajaran 2010/2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana hasil belajar siswa dalam aspek nilai kemanusiaan yang
ditumbuhkan melalui pembelajaran berbasis PPR pada KD
“Menjumlahkan Pecahan” dengan SK “ Menggunakan Pecahan dalam
Pemecahan Masalah”pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.
2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam aspek kompetensi yang
ditumbuhkan melalui pembelajaran berbasis PPR pada KD
“Menjumlahkan Pecahan pada siswa kelas IV SD Kanisius
Wirobrajan .
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan
tahun Pelajaran 2010/2011 dalam aspek nilai kemanusiaan yang
ditumbuhkan melalui pembelajaran berbasis PPR pada SK “
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah” dan KD “
Menjumlahkan pecahan”.
2. Mendeskripsikan hasil belajar siswa dalam aspek kompetensi yang
ditumbuhkan melalui pembelajaran PPR pada SK”Mengunakan
pecahan dalam dalam pemecahan masalah dan KD “Menjumlahkan
pecahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Pembatasan Masalah
Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
Hasil Belajar siswa dalam pembelajaran Matematika berbasis Paradigma
Pedagogi Reflektif di Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.
E. Batasan Istilah
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka
perlu didefenisikan hal-hal sebagai berikut :
1. Model pembelajaran PPR
PPR adalah suatu model pembelajaran dengan tujuan
mengintegrasikan pengembangan pemahaman masalah dunia dan nilai
kemanusiaan dalam suatu proses pembelajaran yang terpadu. Model
pembelajaran ini ditandai dengan adanya kegiatan-kegiatan dalam
proses pembelajaran yakni : konteks,pengalaman, refleksi, aksi dan
evaluasi .
2. Penilaian hasil belajar
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap
hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hasil
belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah
laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Metode penilaian
Metode penilaian adalah cara yang digunakan guru untuk
mengukur sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran untuk
mencapai indikator yang telah ditentukan.
4. Pecahan di kelas IV
Pengertian Pecahan merupakan bagian dari keseluruhan dan
suatu besaran yang terdiri dari pembilang dan penyebut dan
merupakan bilangan bulat tetapi bukan angka Nol, sedangkan
penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dilakukan dengan
menjumlahkan pembilang-pembilangnya, sedangkan penyebutnya
tidak dijumlahkan.
F. Deskripsi Judul
Penelitian ini berjudul “Hasil Belajar siswa dalam pembelajaran Matematika berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif di Kelas IV SD
Kanisius Wirobrajan”.
Penelitian ini mendeskripsikan langkah – langkah atau tindakan
yang dilakukan guru dalam proses belajar siswa yang berlangsung selama
proses pembelajaran matematika di kelas IV SD yang berbasis Paradigma
Pedagogik Reflektif. Pembelajaran matematika dalam hal ini adalah
kegiatan pembelajaran dengan materi menggunakan pecahan dalam
pemecahan masalah yang dibimbing oleh guru kelas yang bersangkutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Kegiatan pembelajaran di lakukan sebanyak tiga kali pertemuan dan
dilaksanakan di dalam kelas.
G. Manfaat
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Bagi siswa SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta :
Memberikan pengalaman belajar khususnya dalam pelajaran
matematika pada kompetensi dasar “ menjumlahkan pecahan”
2. Bagi rekan – rekan guru :
Menambah referensi yang dapat menunjang kegiatan
pembelajaran matematik di SD yang menggunakan model
pembelajaran PPR
3. Bagi peneliti :
Memberikan banyak pengalaman berharga dalam menerapkan
pembelajaran matematika dengan materi penjumlahan pecahan dengan
menggunakan model pembelajaran PPR, sehingga dapat menjadi
model untuk pembelajaran pada materi pokok yang lain.
4. Bagi sekolah :
Memotivasi para guru di SD Kanisius Wirobrajan dalam
menerapkan model pembelajaran PPR dalam pelaksanaan
pembelajaran, baik mata pelajaran matematika maupun mata pelajaran
lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
H. Sistematika Penulisan
Pada penulisan ini dibagi menjadi 6 bab. Bab I berisi tentang latar
belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan
masalah, pembatasan istilah, deskripsi judul dan sistematika penulisan.
Bab II berisi tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar
penulisan yang meliputi Paradigma Pedagogik Reflektif, hasil belajar,
penilaian hasil belajara, dan pecahan. Sedangkan Bab III berisi tentang
uraian metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, subjek penelitian,
waktu dan tempat penelitian, prosedur penelitian, metode pengumpulan
data, dan metode analisis data.
Bab IV berupa analisis data penelitian yang di dalamnya berisi tentang
pelaksanaan penelitian, dan analisis data. Bab V merupakan hasil
penelitian dan pembahasan, berisi proses penilaian, hasil penilaian, dan
pembahasan. Sedangkan bab VI berisi tentang kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)
PPR adalah pola pikir pendidikan yang mengintegrasikan
pengembangan pemahaman masalah dunia dan nilai kemanusiaan dalam
satu proses pembelajaran yang terpadu (Subagyo, 2005a), dalam proses
pembelajaran dirancang sedemikian, sehingga :
1. nilai kemanusiaan ditumbuhkan dari kesadaran dan kehendak siswa
sendiri melalui refleksi mereka;
2. hasil refleksi ditunjukkan dalam perubahan perilaku.
Nilai kemanusiaan yang dimaksud adalah suatu kualitas, sifat, atau
penghayatan manusia yang diakui sebagai sesuatu yang berharga, pantas
dimiliki, pantas diperjuangkan oleh semua orang yang berkemauan baik,
apapun agama, ras atau budayanya (Subagyo, 2005a). Contoh nilai
kemanusiaan antara lain keadilan, persaudaraan, solidaritas, penghargaan
terhadap martabat manusia, kejujuran dan memperjuangkan pelestarian
lingkungan.
Selanjutnya dijelaskan oleh Subagyo (2005b) bahwa pembelajaran
berpola PPR merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan
pembelajaran bidang studi dengan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan.
Dalam pembelajaran tersebut, proses pembelajaran disesuaikan dengan
konteks siswa, pengembangan nilai nilai kemanusiaan diusahakan melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dinamika pengalaman, refleksi, dan aksi serta dikawal dengan evaluasi
(Subagyo, 2005b).
Dapat disimpulkan bahwa PPR adalah cara pandang tentang
pendidikan di sekolah yang menekankan pada pengintegrasian usaha
penumbuhan nilai-nilai kemanusian dan pengembangan kompetensi siswa
melalui pelaksanaan pembelajaran untuk semua mata pelajaran di sekolah.
Penumbuhan nilai-nilai kemanusiaan dilakukan sesuai dengan konteks
siswa dan materi pelajaran, serta melalui mekanisme pemberian
pengalaman, refleksi, perwujudan aksi, dan evaluasi. Dengan demikian,
dinamika pembelajaran berpola PPR meliputi 5 unsur, yaitu konteks,
pengalaman, refleksi, aksi dan evaluasi. Masing-masing unsur tersebut
diuraikan di bawah ini.
1. Konteks
Nilai kemanusiaan yang akan dikembangkan disesuikan dengan
konteks siswa dan materi pelajaran. Konteks siswa antara lain taraf
perkembangan pribadi, kondisi sosial, budaya, dan agama (Subagyo,
2005a). Konteks materi pelajaran antara lain kompetensi dasar, ruang
lingkup materi, sifat materi, keterkaitan materi dengan kehidupan
nyata, dan cara mempelajarinya.
2. Pengalaman
Pengalaman nilai kemanusiaan paling efektif dilakukan melalui
pengalaman, yaitu siswa mengalami sendiri nilai yang diperjuangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
itu (Subagyo, 2005a). Untuk mengembangkan nilai persaudaraan,
siswa perlu mengalami rasa persaudaraan antar teman dan dengan
guru dalam kegiatan belajar di kelas, misalnya melalui kegiatan kerja
kelompok, atau bimbingan teman sebaya. Untuk mengembangkan
nilai solidaritas dengan dengan korban bencana alam, siswa dalam
pembelajaran dapat mengalami situasi bencana secar tidak langsung,
misalnya melalui membaca berita, melihat foto-foto, atau melakukan
wawancara dengan korban.
3. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan siswa meninjau kembali pengalaman yang
lalu. Menurut Subagyo (2005a) refleksi merupakan tahap di mana
siswa menjadi sadar sendiri mengenai kebaikan, keenakan, manfaat
dan makna nilai yang diperjuangkan. Tujuannya adalah agar nilai
yang diperjuangkan menjadi menarik bagi siswa dan kemudian
mereka terpikat untuk memiliki atau menghayati nilai yang
diperjuangkan sampai pada keinginan untuk bertindak. Untuk
membantu siswa menyadari nilai kemanusiaan yang terkandung di
dalam pengalaman, guru memfasilitasi dengan berbagai cara, antara
lain :
a. Mengajukan pertanyaan terbuka/divergen (Subagyo, 2005a).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Memberi tugas kepada siswa untuk mengkomunikasikan
pendapat/perasaan mereka dalam bentuk lisan, tulisan, atau
gambar.
c. Mengajak siswa berdiskusi.
4. Aksi
Hasil refleksi siswa atas pengalaman perlu ditindaklanjuti hingga
siswa mempunyai niat, bersikap dan berbuat atas kemauan sendiri
terkait dengan nilai kemanusiaan yang diperjuangkan. Menurut
Subagyo (1995a), niat dan sikap merupakan aksi batin sedangkan
perbuatan merupakan aksi lahir. Keduanya sama-sama diperlukan.
Niat dan sikap perlu terwujud dalam perbuatan, sebaliknya perbuatan
perlu didasari pada niat dan sikap. Untuk membantu siswa
menumbuhkan niat, sikap, dan perbuatan, guru memfasilitasi dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan (Subagyo, 1995a), memberi
kesempatan kepada siswa untuk mempraktekkan dalam pelajaran yang
akan datang, atau memberi tugas sebagai perwujudan aksi di sekolah,
di rumah, atau di lingkungan tempat tinggal.
5. Evaluasi
Guru melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil belajar
siswa yang terkait dengan pengembangan nilai-nilai kemanusiaan.
Penilaian proses belajar tersebut dilakukan melalui pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
terhadap siswa dalam tahap pengalaman dan refleksi. Sedangkan
penilaian hasil belajar tersebut dilakukan melalui pengamatan
terhadap aksi siswa dan catatan anekdot (peristiwa yang cukup
mencolok) yang terkait dengan aksi siswa (Subagyo, 2005a).
Dari uraian tentang unsur-unsur dinamika pembelajaran berpola
PPR di atas, dapat disimpulkan bahwa karakteristik PPR dalam
pembelajaran ditunjukkan dengan adanya kegiatan-kegiatan sebagai
berikut :
a. Guru menyesuaikan nilai kemanusiaan yang akan ditumbuhkan
dengan konteks siswa dan maetri pelajaran;
b. Siswa mengalami nilai kemanusiaan dalam kegiatan pembelajaran;
c. Siswa merefleksikan pengalaman terkait dengan nilai kemanusiaan;
d. Siswa membangun niat atau melakukan aksi untuk mewujudkan
nilai kemanusiaan;
e. Guru mengevaluasi proses belajar nilai kemanusiaan pada diri
siswa.
Pada awal bab ini, telah dikemukakan bahwa PPR berusaha
mengintegrasikan pengembangan nilai kemanusiaan dan
pengembangan kompetensi siswa dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran dalam mengembangkan kompetensi siswa
sesuai dengan kurikulum yang berlaku, hal ini sesuai dengan sifat
PPR yang fleksibel (Subagyo, 1995a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
B. Hasil Belajar
Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi
dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya.
Menurut Purwanto (dalam Winkel, 1999:53), belajar adalah aktivitas
mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan
keterampilan dan sikap. Perubahan itu diperoleh melalui usaha (bukan
karena kematangan), menetap dalam waktu yang relatif lama dan
merupakan hasil pengalaman.
Teori belajar kognitif menurut Purwanto (dalam Dahar, 1998;25)
menyatakan bahwa seseorang dikatakan belajar apabila telah memahami
keseluruhan persoalan secara mendalam yang berkaitan dengan proses
mental, bagaimana impresi-impresi indera digunakan untuk memecahkan
masalah.
Menurut Gagne hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu
kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang
menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi
stimulus-stimulus baru dan menetukan hubungan di dalam dan diantara
kategori-kategori (Dahar, 1998:95). Skema itu akan beradaptasi dan berubah selama
perkembangan kognitif seseorang (Suparno, 2001:21). Oleh karenanya
menurut Bruner dalam (Purwanto, 2008:42), belajar menjadi bermakna
apabila dikembangkan melalui eksplorasi penemuan. Sedangkan mengajar
adalah “....to provide learners with more opportunities to expand their
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
knowledge by developing and testing hypothesis rather than merely
reading or listening to the teacher” (Good dan Brophy, 1990:192)
Menurut Purwanto (dalam Winkel, 1996:51), bahwa hasil belajar
adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan
tingkah lakunya. Perubahan tersebut mengacu pada taksonomi tujuan
pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (Winkel, 1996:244).
Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah hasil yang dicapai dari proses belajar- mengajar sesuai dengan
tujuan pendidikan, yang mana manusia yang belajar mengalami perubahan
perilaku yang meliputi tiga (3) aspek yakni aspek kognitif, aspek afektif,
dan aspek psikomotorik.
C. Penilaian Hasil Belajar
Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses
menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau
harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Misalnya untuk
dapat mengatakan baik, sedang, kurang, diperlukan adanya ukuran yang
jelas bagaimana yang baik, yang sedang, dan yang kurang. Ukuran itulah
yang dinamakan kriteria.
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa ciri penilaian
adalah adanya objek atau program yang dinilai dan adanya kriteria
sebagai dasar untuk membandingkan antara apa yang dicapai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kriteria yang harus dicapai. Perbandingan bisa bersifat mutlak, bisa pula
bersifat relatif. Perbandingan bersifat mutlak artinya hasil perbandingan
tersebut menggambarkan posisi objek yang dinilai ditinjau dari kriteria
yang berlaku.
Sedangkan perbandingan yang bersifat relatif artinya hasil
perbandingan lebih menggambarkan posisi suatu objek yang dinilai
terhadap objek lainnya dengan bersumber pada kriteria yang sama.
Dengan demikian, inti penilaian adalah proses menentukan nilai
suatu objek tertentu berdasarkan kriteria tertentu. Proses pemberian nilai
tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan
judgment. Interpretasi dan judgment merupakan tema penilaian yang
mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria dan
kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itu maka dalam
kegiatan penilaian selalu ada objek/program yang dinilai, ada kriteria,
dan ada interpretasi/judgment. Penilaian hasil belajar adalah proses
pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan
kriteria tertentu.
Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil
belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan
tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang
luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris. Oleh sebab
itu, dalam penilaian hasil belajar rumusan kemampuan dan tingkah laku
yang diinginkan dikuasai siswa (kompetensi) menjadi unsur penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sebagai dasar dan acuan penilaian. Penilaian proses pembelajaran adalah
upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran.
Tujuan dari penilaian hasil belajar adalah untuk mendeskripsikan
kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang
ditempuhnya. Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui
pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.
Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran disekolah,
dalam aspek intelektual, sosial, emosional, moral, dan ketrampilan yakni
seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa
ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan. Keberhasilan pendidikan dan
pembelajaran penting artinya mengingat peranannya sebagai upaya
memanusiakan atau membudayakan manusia, dalam hal ini para siswa
agar menjadi manusia yang berkualitas.
Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan
perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan
pembelajaran serta strategi pelaksanaannya. Kegagalan para siswa dalam
hasil belajar yang dicapainya hendakmya tidak dipandang sebagai
kekurangan pada diri siswa semata-mata, tetapi juga bisa disebabkan oleh
program pembelajaran yang diberikan kepadanya atau oleh kesalahan
strategi dalam melaksanakan program tersebut. Misalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kekurangtepatan dalam memilih dan menggunakan metode mengajar dan
alat bantu pembelajaran.
Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak
sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud
meliputi pemerintah, masyarakat,dan para orang tua siswa.Dalam
mempertanggungjawabkan hasil-hasil yang telah dicapainya, sekolah
memberikan laporan berbagai kekuatan dan kelemahan pelaksanaan
sistem pendidikan serta kendala yang dihadapinya. Laporan
disampaikan kepada pihak yang berkepentingan, misalnya dinas
pendidikan setempat melalui petugas yang menanganinya. Sedangkan
pertanggungjawaban kepada masyarakat dan orang tua disampaikan
melalui laporan kemajuan belajar siswa (raport) pada setiap akhir
program semester.
D. Pecahan di kelas IV
Pengertian Pecahan merupakan bagian dari keseluruhan dan suatu
besaran yang terdiri dari pembilang dan penyebut dan merupakan
bilangan bulat tetapi bukan angka Nol. Untuk penjumlahan pecahan yang
berpenyebut sama dilakukan dengan menjumlahkan
pembilang-pembilangnya, Contoh :
4
Sedangkan untuk pecahan yang berpenyebut berbeda terlebih
dahulu menyamakan penyebutnya dengan cara menentukan KPK (
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mencari bentuk pecahan yang senilai) dari kedua penyebut dalam
penjumlahan pecahan tersebut lalu jumlahkan pecahan baru seperti pada
penjumlahan berpenyebut sama.
Contoh :
Bentuk yang senilai dengan 2
Bentuk yang senilai dengan 3
Pecahan yang senilai dengan 2 1
dan 3 1
yang berpenyebut sama adalah 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian yang
menekankan pada keadaan sebenarnya dan berusaha mengungkapkan
fenomena-fenomena yang ada dalam keadaan tersebut. Dalam penelitian
ini, peneliti mendeskripsikan fenomena berupa hasil belajar siswa dalam
pembelajaran berpola PPR di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yoyakarta.
Hasil belajar siswa meliputi perkembangan nilai kemanusiaan dan
perkembangan kompetensi.
B. Subjek penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa yang berjumlah 36 orang dan
guru kelas IV SD Kanisius Wirobrajan yang merupakan sekolah swasta
yang ada di Kabupaten Sleman Yogyakarta.
C. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan pada jam pelajaran sekolah di SD Kanisius
Wirobrajan dan dimulai pada tanggal 04 April 2011.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
1. Melakukan uji coba pengolahan data
Dalam melakukan uji coba pengolahan data peneliti
menyusun instrumen pengumpulan data, melakukan observasi tak
langsung dengan menggunakan handycam. Caranya merekam
pembelajaran dengan handycam mulai dari awal sampai akhir
pembelajaran. Setelah itu peneliti melakukan observasi langsung
melalui lembar observasi yang sudah disediakan oleh peneliti.
Dengan demikian peneliti secara tidak langsung dapat
mendekatkan diri dengan subyek yang diteliti.
2. Menyusun RPP
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan
oleh guru dan dibantu oleh peneliti.
3. Pelaksanaan pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dalam tiga (3) kali
pertemuan yakni :
Pertemuan I, dilaksanakan pada tanggal 04 bulan April tahun 2011
Pertemuan II, dilaksanakan pada tanggal 07 bulan April tahun 2011
Pertemuan III, dilaksanakan pada tanggal 11bulan April tahun
2011
E. Metode Pengumpulan data
Data penelitian dikumpulkan dalam pelaksanan pembelajaran sebanyak
tiga (3) kali dan ulanagn harian diadakan satu kali, setiap pertemuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dilakukan perekaman menyeluruh dengan menggunakan handy-cam. Dari
rekaman ini peneliti dapat melakukan pengamatan secara langsung dan
berulang-ulang. Selain menggunakan rekaman video, peneliti juga
menggunakan data-data pendukung berupa instrumen observasi yang
berupa catatan singkat tentang keadaan pada tiap-tiap kelompok.
F. Metode analisis data
Dalam penelitian ini dianalisis melalui tahap-tahap sebagai berikut:
a. Penyusunan transkripsi data rekaman video
b. Data yang didapat dari observasi dan transkripsi rekaman video
dianalisis untuk mendeskripsikaan langkah-langkah pembelajaran yang
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana metode Paradigma Pedagogi
Reflektif (PPR) diterapkan di kelas IVB SD Kanisius Wirobrajan.
Kegiatan analisis data meliputi tiga langkah yaitu transkrip data, penilaian
hasil belajar siswa dan penarikan kesimpulan.
1. Transkripsi data
Dalam tahap ini, hasil perekaman video ditranskrisikan yaitu
dengan menyajikan kembali segala sesuatu yang terjadi dalam proses
pembelajaran yang nampak dalam bentuk narasi tertulis dilengkapi dari
hasil pengamatan.
2. Penilaian hasil belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek.
Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan
adanya ukuran atau kriteria. Misalnya untuk dapat mengatakan baik,
sedang, kurang, diperlukan adanya ukuran yang jelas bagaimana yang
baik, yang sedang, dan yang kurang. Ukuran itulah yang dinamakan
kriteria. Dengan demikian penilaian hasil belajar adalah proses
perbandingan antara kriteria yang sudah ada dengan hasil yanga telah
dicapai oleh siswa dalam suatu pembelajaran.
3. Penarikan kesimpulan
Penarikan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan fenomena
yang diteliti dengan penilaian hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB IV
ANALISIS DATA PENELITIAN
Analisis data penelitian meliputi: pelaksanaan penelitian dan hasil
analisis data. Pelaksanaan penelitian akan dipaparkan dalam subbab A.
Sedangkan subbab B akan memaparkan hasil analisis data yang meliputi (i)
transkripsi, (ii) penilaian hasil belajar siswa.
A. Pelaksanaan penelitian
Pelaksana penelitian terdiri dari peneliti yang berkolaborasi dengan
guru kelas IV-B SDK Wirobrajan, yaitu Bapak Thomas Heri Supriyono, dan
dibantu oleh 4 rekan mahasiswa senior program studi PGSD yaitu:
1. Helena Tiwi (NIM 081134227)
2. Christina Tri Lestari (NIM 091134240)
3. Rike Aprilia (NIM 091134245)
4. Niken Sukma (NIM 091134235)
Peneliti berperan sebagai observer langsung pada saat proses
pembelajaran, di samping itu semua analisis data penelitian ini dilakukan oleh
peneliti. Guru berperan sebagai pengampu pembelajaran. Saudara Helena Tiwi
dalam penelitian ini berperan sebagai penilai pertumbuhan nilai kemanusiaan
dalam setiap pertemuan. Saudara Rike Aprilia berperan sebagai
korektor/penilai perkembangan kompetensi matematika setelah proses
pembelajaran selesai. Saudara ChristinaTri Lestari berperan sebagai obsever
langsung selama proses pembelajaran. Saudara Niken Sukma berperan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
observer tidak langsung yaitu sebagai kameramen untuk merekam proses
pembelajaran dengan menggunakan Handy-cam.
1. Tahap pengenalan
Tahap pengenalan pada penelitian dilakukan sebanyak satu kali, yaitu
pada tanggal 04 Maret 2011 . Tahap ini dilakukan untuk berlatih
mengumpulkan data dan melakukan sosialisasi dengan subjek guru dan siswa.
Pengambilan data menggunakan satu buah handy-cam. Pada pertemuan
ini materi pelajaran yang sedang dibahas adalah mata pelajaran IPS di kelas
IV. Proses pembelajaran diawali dengan mengingat kembali apa yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya, kemudian guru melanjutkan
penjelasan ke materi baru. Setelah selesai membahas materi, guru meminta
siswa berkelompok untuk mengerjakan latihan soal, dimana satu kelompok
terdiri dari empat sampai lima orang. Hasil kerja kelompok kemudian dibahas
bersama-sama.
Selain melakukan tahap latihan pengambilan data, peneliti juga
melakukan sosialisasi pada subjek siswa dan subjek guru. Sosialisasi ini
berguna agar kelak saat melakukan pengambilan data yang sesungguhnya,
subjek guru dan subjek siswa sudah terbiasa dan tidak merasa canggung. Pada
tahap peneltian utama, subjek guru dan siswa tampak tidak terganggu dengan
pengambilan data yang dilakukan. Sosialisasi dilakukan saat kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Dari hasil tahap pengenalan tersebut didapatkan beberapa kekurangan
yang harus diperbaiki, sehingga saat pengambilan data sebenarnya data yang
diperoleh dapat maksimal. Kekurangan yang didapatkan antara lain adalah
dalam pengambilan data hanya menggunakan satu ‘handy-cam’ sehingga
banyak kejadian yang tidak terekam. Dari hasil evaluasi tersebut diharapkan
pada pengambilan data yang sebenarnya, kekurangan tersebut dapat
diperbaiki.
2. Tahap Penelitian a. Pertemuan pertama
Pertemuan yang pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 04
April 2011, jam ke 1-2 yaitu pukul 07.00- 08.15 WIB. Pembelajaran
dilaksanakan di ruang kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.
Pada pertemuan pertama, jumlah siswa yang hadir adalah 35. Satu
siswa tidak masuk karena sakit. Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar
siswa dapat memahami materi menggunakan pecahan dalam pemecahan
masalah khususnya penjumlahan pecahan, serta mengaitkannya dalam
peristiwa sehari-hari.
Kegiatan pendahuluan diisi dengan membahas pembagian satu
buah roti dibagi menjadi empat bagian yang sama banyak sebagai salah
satu contoh konkret yang biasa dijumpai siswa dalam kehidupan
sehari-hari, dan dilanjutkan dengan tanya jawab singkat oleh subyek dan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Subyek berusaha memberikan berbagai contoh kemungkinan yang sering
didengar dan dijumpai oleh siswa.
Kegiatan inti diisi dengan membahas pengertian tentang pecahan
kemudian membahas materi menjumlahkan pecahan yang berpenyebut
sama. Salah satu contoh adalah tiga per empat ditambah dua per empat
sama dengan berapa? Selanjutnya salah satu siswa diminta maju ke depan
unutk mengerjakan soal tersebut dan siswa menyelesaikannya sesuai
aturan penjumlahan pecahan dengan cara menjumlahkan pembilangnya
sedangkan penyebutnya tetap. Setelah itu subyek meminta siswa
membentuk kelompok kecil yang beranggotakan empat orang dan
mengerjakan soal – soal penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama
dalam kelompok. Dalam mengerjakan soal-soal tersebut dibutuhkan kerja
sama antar anggota kelompok sebagai salah satu bentuk nilai kemanusiaan
menolong sesama yang saling membutuhkan. Setelah kerja kelompok
selesai, subjek mengajak seluruh siswa untuk membahas hasil kerja
kelompok bersama-sama. Selanjutnya subjek membahas materi tentang
cara menjumlahkan pecahan yang berpenyebut sama.
Sebagai penutup, subyek memberikan kesempatan kepada
masing-masing siswa untuk bertanya apabila merasa belum jelas atau paham
kemudian melengkapi catatan masing-masing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. Pertemuan kedua
Pertemuan yang kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 07
April 2011, jam ke 3-4 yaitu pukul 09.00 - 10.10 WIB. Pembelajaran
dilaksanakan di ruang kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.
Pada pertemuan kedua, jumlah siswa yang hadir adalah 36. Tujuan
dari pembelajaran ini adalah agar siswa dapat semakin memahami
bagaimana cara menjumlahkan pecahan yang berpenyebut berbeda, dan
mengaitkannya dalam peristiwa sehari-hari.
Kegiatan pendahuluan diisi dengan mengulang materi yang telah
dipelajari siswa pada pertemuan sebelumnya, yaitu melalui tanya jawab
singkat oleh subyek dan siswa. Subyek berusaha mengetahui sejauh mana
pengetahuan dan pemahaman siswa akan materi sebelumnya.
Kegiatan inti diisi dengan kerja kelompok. Anggota setiap
kelompok masih sama seperti pertemuan sebelumnya. Subyek
memberikan beberapa permasalahan untuk dipecahkan dalam kelompok.
Dalam kelompok, subyek menekankan kembali kepada siswa untuk
kerja sama dalam kelompok, tetapi diharapkan dapat membantu teman dan
saling bertukar pikiran dalam memahami materi. Subyek berkeliling dari
satu kelompok ke kelompok yang lainnya. Subyek membantu kelompok
atau siswa yang mengalami kesulitan. Setelah diskusi kelompok selesai,
subyek meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan jawabannya di
depan, kemudian dibahas bersama-sama. Subyek memberikan kesempatan
bagi siswa untuk memperbaiki jawabannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Sebagai penutup, subyek memberikan kesempatan kepada
masing-masing siswa untuk bertanya apabila merasa belum jelas atau paham.
c. Pertemuan ketiga
Pertemuan yang ketiga dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 12
April 2011, jam ke 3-4 yaitu pukul 09.00 - 10.10 WIB. Pembelajaran
dilaksanakan di ruang kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.
Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa dapat memahami
materi menjumlahkan pecahan yang berpenyebut tidak sama, dan
menerapkannya dalam menyelesaikan suatu masalah.
Pada bagian pendahuluan subjek mengajak siswa mengingat
materi yang telah dipelajari di kelas III tentang mencari KPK suatu
bilangan, sebagai salag satu cara penyelesaian penjumlahan pecahan.
Bagian inti meliputi kegiatan membahastentang cara
menyelesaikan soal-soal penjumlahan pecahan dengan menyamakan
penyebut terlebih dahulu lalu menjumlahkan pembilangnya sedangkan
penyebutnya tetap. Pada saat membahas pecahan yang berbeda penyebut,
subjek memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, untuk
mengarahkan siswa agarbisa mengingat kembali bagaimana menetukan
KPK suatu bilangan . Subjek kemudian menjelaskan dua contoh
tentangpenjumlahan pecahan yang berpenyebut berbeda. Subjek
memberikan contoh soal kemudian meminta beberapa siswa untuk
mengerjakan di papan tulis, subjek membantu bila siswa tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mengalami kesulitan, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan
pancingan. Subjek melanjutkan penjelasan ke materi menjulahkan pecahan
yang berpenyebut berbeda.
Setelah selesai membahas materi subjek memandu diskusi
kelompok. Subjek memberikan soal, meminta siswa berkelompok satu
meja, dan mengerjakannya secara berkelompok, kemudian hasil kerja
kelompok di persentasikan di depan kelas lalu dibahas bersama-sama.
Sebagai penutup, subyek memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya apabila merasa belum jelas atau paham, kemudian meminta
siswa untuk melengkapi catatan masing-masing. Subjek memberitahukan
pada pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan harian. Subjek
mengucapkan selamat siang kemudian meninggalkan ruang kelas.
3. Pertemuan keempat
Pertemuan yang keempat dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 19
April 2011, jam ke 4 yaitu pukul 9.00 - 10.10 WIB. Pembelajaran
dilaksanakan di ruang kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.
Pada pertemuan keempat, semua siswa hadir. Tujuan dari
pembelajaran ini adalah membahas dan melakukan refleksi terhadap hasil
observasi siswa tentang kerja sama. Dengan begitu diharapkan muncul
suatu kesadaran dan kepedulian dari dalam diri setiap siswa terhadap
sesama yang saling membutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Kegiatan pendahuluan diisi dengan mengulang kembali penjelasan
tentang kerja sama.
Kegiatan inti diisi dengan pemberian tugas mengerjakan soal-soal
latihan tentang menjumlahkan pecahan yang berpenyebut sama dan tidak
sama. Subjek mengajak siswa untuk mengerjakan soal-soal secara
individu.
Sebagai penutup, subyek mengajak siswa untuk menarik
kesimpulan bahwa sebaiknya semua pihak menyadari betapa pentingnya
kerja sama dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk sosial yang
saling membutuhkan satu sama lain.
B. Analisis Data
Setelah melakukan penelitian yang berlangsung selama empat
pertemuan, peneliti mendapatkan data-data yang diperlukan dan mulai
melakukan proses analisis data. Proses analisis data dilaksanakan melalui
beberapa langkah, yaitu transkripsi, penentuan hasil penilaian penelitian.
1. Transkripsi Rekaman Video
Transkripsi proses pembelajaran terdiri dari tiga bagian, yang dibagi
berdasarkan banyaknya pertemuan dalam pelaksanaan penelitian :
a. Transkripsi data pada pertemuan I terdapat pada lampiran VI hal 97
b. Transkripsi data pada pertemuan II terdapat pada lampiran VI hal 101
c. Transkripsi data pada pertemuan III terdapat pada lampiran VI hal 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar adalah rangkuman dari bagian transkripsi data
yang mengandung makna tertentu yang diteliti. Penilaian hasil belajar
merupakan kegiatan subjek (Guru) dalam pembelajaran yang terdiri atas
dua bagian yaitu :
a. Penilaian hasil belajar nilai kemanusiaan
Kegiatan penilaian nilai kemanusiaan dilakukan oleh guru
yang diwakili peneliti. Penilai (peneliti) masuk ruangan kelas sejak
pelajaran dimulai dan duduk di samping sebelah kiri para siswa,
dengan maksud supaya peneliti dapat melihat secara keseluruhan
siswa yang berjumlah 35 orang. Penilaian dimulai ketika siswa masuk
dalam kerja kelompok, dan hal yang dinilai adalah kerja sama siswa
dalam kelompok, bagaimana mereka dapat terlibat aktif dalam diskusi
kelompok, siswa mau bertukar pikiran ketika mengikuti kegiatan
diskusi kelompok serta siswa mau dengan suka rela membantu teman
yang membutuhkan. Dari ketiga hal yang dimaksud di atas peneliti
memberi tanda (+) bagi siswa yang aktif dan tanda (-) bagi siswa yang
tidak aktif. Berdasarkan pengamatan peneliti, didapatkan hasil sebagai
berikut :
Nilai kemanusiaan yang diharapkan (kerja sama) pada
pertemuan I tercapai sebesar 80% karena dari 35 siswa yang
mengikuti pelajaran ada 28 siswa yang memenuhi indikator pertama,
68,57% ( 24 dari 35 siswa yang aktif terlibat dalam diskusi kelompok)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pada indikator kedua dan 71,43% ( 25 siswa yang aktif terlibat dalam
diskusi) pada indikator ketiga. Proses penilaian di atas dapat dilihat
pada transkrip data no. 21- 74 lampiran VI (halaman 97-98).
Selain itu penilaian juga dilakukan ketika siswa maju
mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka, siswa
menunjukkan kerja sama, yang mana jika salah satu siswa kurang bisa
berbicara maka teman yang satunya membantu menyambung
kata-katanya denga berbisik. Dari proses penilaian yang dilakukan tersebut
maka hasil penilaian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Hasil analisis proses dan penilaian hasil belajar pada Pertemuan I No
Siswa aktif terlibat dalam kegiatan diskusi kelompok 28 (80%) 7 (20%)
2. Siswa mau bertukar pikiran ketika mengikuti
kegiatan diskusi kelompok 24 (68,57%) 11 (31,53%)
3. Siswa mau dengan suka rela membantu teman yang
membutuhkan 25 (71,43%) 10 (28,57%)
b. Penilaian hasil belajar pada kompetensi matematika
Kegiatan penilaian kompetensi matematika pada pertemuan I
terdapat pada bagian transkrip data no 56 sampai dengan 78 (lampiran VI
halaman 99), dan dilakukan juga oleh peneliti. Penilaian kompetensi
dilakukan ketika siswa mengerjakan soal evaluasi sampai selesai. Adapun
soal evaluasi adalah sebagai berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1. = ... 6. + = ...
2. + = ... 7. = ...
3. + = ... 8. + = ...
4. + = ... 9. + = ...
5 . + = ... 10. + = ...
Soal di atas dikerjakan secara individu, kemudian pekerjaan siswa
dinilai. Dari hasil kerja siswa didapatkan nilai seperti berikut ini :
Tabel 4.2 Hasil analisis pada penilaian kompetensi matematika
Pada pertemuan I
c. Penilaian hasil belajar nilai kemanusiaan npertemuan II
Kegiatan penilaian nilai kemanusiaan dilakukan oleh guru yang
diwakili peneliti. Penilai (peneliti) masuk ruangan kelas sejak pelajaran
dimulai dan duduk di samping sebelah kiri para siswa, dengan maksud
supaya peneliti dapat melihat secara keseluruhan siswa yang berjumlah 35
orang. Penilaian dimulai ketika siswa masuk dalam kerja kelompok, dan
hal yang dinilai adalah kerja sama siswa dalam kelompok, bagaimana
mereka dapat terlibat aktif dalam diskusi kelompok, siswa mau bertukar
No. Nilai Jumlah siswa %
1. Memenuhi KKM (>65 ) 35 siswa 97,23
2. Tidak memenuhi KKM (<65 ) 1 siswa 2,78
3. Nilai rata-rata : 94,17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pikiran ketika mengikuti kegiatan diskusi kelompok serta siswa mau
dengan suka rela membantu teman yang membutuhkan. Dari ketiga hal
yang dimaksud di atas peneliti memberi tanda (+) bagi siswa yang aktif
dan tanda (-) bagi siswa yang tidak aktif. Berdasarkan pengamatan
peneliti, didapatkan hasil sebagai berikut :
Nilai kemanusiaan yang diharapkan (kerja sama) pada pertemuan I
tercapai sebesar 71,4% karena dari 35 siswa yang mengikuti pelajaran ada
26 siswa yang memenuhi indikator pertama, 65,7% ( 23 dari 35 siswa
yang aktif terlibat dalam diskusi kelompok) pada indikator kedua dan
65,7% ( 23 siswa yang aktif terlibat dalam diskusi) pada indikator ketiga.
Selain itu penilaian juga dilakukan ketika siswa maju
mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka, siswa menunjukkan
kerja sama, yang mana jika salah satu siswa kurang bisa berbicara maka
teman yang satunya membantu menyambung kata-katanya denga berbisik.
Dari proses penilaian yang dilakukan tersebut maka hasil penilaian dapat
dilihat pada tabel berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 4.3 Hasil analisis proses dan penilaian hasil belajar pada Pertemuan II
d. Penilaian hasil belajar kompetensi matematika pertemuan II Kegiatan penilaian kompetensi matematika pada pertemuan
II terdapat pada bagian transkrip data no 54 sampai dengan 83
(lampiran VI halaman 104), dan dilakukan juga oleh peneliti.
Penilaian kompetensi dilakukan ketika siswa mengerjakan soal
evaluasi sampai selesai. Adapun soal evaluasi adalah sebagai
berikut ini :
= ... 2. + = ...
3. + = ... 4. = ...
5. + = ... 6. + + = ...
7. + + = ... 8. + + = ... No
Indikator nilai kemanusiaan
Jumlah siswa Tampak
aktif (+)
Tidak tampak aktif (-)
1.
Siswa aktif terlibat dalam kegiatan diskusi kelompok 28 (80%) 7 (20%)
2. Siswa mau bertukar pikiran ketika mengikuti
kegiatan diskusi kelompok 24 (68,57%) 11 (31,53%)
3. Siswa mau dengan suka rela membantu teman yang
membutuhkan 25 (71,43%) 10 (28,57%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
9. + + = ... 10. + + = ...
Soal di atas dikerjakan secara individu, kemudian pekerjaan
siswa dinilai. Dari hasil kerja siswa didapatkan nilai seperti tampak
pada tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4 Penilaian Hasil Belajar kompetensi Matematika pada pertemuan II
Dari hasil evaluasi di atas dapat diketahui bahwa hasil pencapaian kompetensi
sangat rendah atau di bawah KKM. Oleh karena itu rencana pelaksanaan
pembelajaran pada pertemuan ketiga akan diadakan remedial dengan cara
pembelajaran akan lebih difokuskan pada penguasaan materi tentang cara
menentukan KPK sebagai konteksnya.
e. Penilaian hasil belajar nilai kemanusiaan pada pertemuan III
Kegiatan penilaian nilai kemanusiaan dilakukan oleh guru yang
diwakili peneliti. Penilai (peneliti) masuk ruangan kelas sejak pelajaran
dimulai dan duduk di samping sebelah kiri para siswa, dengan maksud
supaya peneliti dapat melihat secara keseluruhan siswa yang berjumlah 35
orang. Penilaian dimulai ketika siswa masuk dalam kerja kelompok, dan
hal yang dinilai adalah kerja sama siswa dalam kelompok, bagaimana
No. Nilai Jumlah siswa %
1. Memenuhi KKM (<65 ) 10 siswa 27,78
2. Tidak memenuhi KKM (>65 ) 26 siswa 72,23
3. Nilai rata-rata : 28,61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mereka dapat terlibat aktif dalam diskusi kelompok, siswa mau bertukar
pikiran ketika mengikuti kegiatan diskusi kelompok serta siswa mau
dengan suka rela membantu teman yang membutuhkan. Dari ketiga hal
yang dimaksud di atas peneliti memberi tanda (+) bagi siswa yang aktif
dan tanda (-) bagi siswa yang tidak aktif. Berdasarkan pengamatan
peneliti, didapatkan hasil sebagai berikut :
Nilai kemanusiaan yang diharapkan (kerja sama) pada pertemuan I
tercapai sebesar 94,4% karena dari 36 siswa yang mengikuti pelajaran ada
34 siswa yang memenuhi indikator pertama, 94,4% ( 34 dari 36 siswa
yang aktif terlibat dalam diskusi kelompok) pada indikator kedua dan
94,4% ( 34 siswa yang aktif terlibat dalam diskusi) pada indikator ketiga.
Selain itu penilaian juga dilakukan ketika siswa maju
mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka, siswa menunjukkan
kerja sama, yang mana jika salah satu siswa kurang bisa berbicara maka
teman yang satunya membantu menyambung kata-katanya denga berbisik.
Dari proses penilaian yang dilakukan tersebut maka hasil penilaian dapat
dilihat pada tabel 4.5 berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel 4.5 Hasil analisis proses dan penilaian hasil belajar pada Petemuan III
f. Penilaian hasil belajar kompetensi matematika pertemuan III
Kegiatan penilaian kompetensi dilakukan juga oleh peneliti.
Penilaian kompetensi dilakukan ketika siswa mengerjakan soal evaluasi
sampai selesai. Adapun soal evaluasi adalah sebagai berikut ini :
= ... 2. + = ...
3. + = ... 4. = ...
5. + = ... 6. + + = ...
7. + + = ... 8. + + = ...
9. + + = ... 10. + + = ... No
Indikator nilai kemanusiaan
Jumlah siswa Tampak
aktif (+)
Tidak tampak aktif (-)
1.
Siswa aktif terlibat dalam kegiatan diskusi kelompok 34 (94,4%) 2 (5,56%)
2. Siswa mau bertukar pikiran ketika mengikuti
kegiatan diskusi kelompok 34 (94,4%) 2 (5,56%)
3. Siswa mau dengan suka rela membantu teman yang
membutuhkan 34 (94,4%) 2 (5,56%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Soal di atas dikerjakan oleh siswa secara individu, kemudian
dinilai peneliti. Dari penilaian yang dilakukan peneliti, nilai yang
diperoleh siswa tampak seperti pada tabel 4.6
Proses penilaian hasil belajar siswa pada kompetensi matematika
pertemuan III dapat dilihat pada transkrip data pertemuan III nomor 71
sampai dengan 112 (lihat lampiran VI halaman 108-109)
Tabel 4.6 Penilaian Hasil Belajar siswa kompetensi matematika pada pertemuan III
Keter
a
ngan : hasil belajar siswa pada pertemuan ketiga telah meningkat atau di
atas KKM.
g. Penilaian hasil belajar siswa kompetensi matematika pertemuan IV Pada pertemuan ke-IV penilaian hasil belajar siswa hanya
dilakukan pada kompetensi matematika karena hanya ulangan harian
sehingga penilaian pada nilai kemanusiaan tidak dapat dilakukan.
Proses penilaian kompetensi matematika pada pertemuan ke-IV
berlangsung selama 70 (tujuh puluh) meniit di ruang kelas IV SDK
Wirobrajan. Adapun soal-soal yang diujikan kepada siswa adalah sebagai
berikut :
No. Nilai Jumlah siswa %
1. Memenuhi KKM (>65 ) 30 siswa 83,34
2. Tidak memenuhi KKM <65 ) 6 siswa 16,67
3. Nilai rata-rata : 76,67