• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2015 SEBESAR 95,03ATAU NAIK 0,35 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2015 SEBESAR 95,03ATAU NAIK 0,35 PERSEN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

No. 03/01/14/Th. XVII, 4 Januari 2016

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU

DESEMBER 2015 SEBESAR 95,03ATAU NAIK 0,35 PERSEN

Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik.

Mulai November 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergesaran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan indeks dapat dijaga ketepatannya.

Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya

 Pada bulan Desember 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 95,03 atau naik

sebesar 0,35 persen dibanding NTP Desember 2015 sebesar 94,70. Kenaikan NTP ini disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima petani sebesar 1,17 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,82 persen.

 Pada bulan Desember 2015, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi inflasi sebesar 0,94 persen.

Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya indeks pada hampir seluruh kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan yang naik sebesar 1,70 persen, kelompok makanan jadi naik sebesar 0,60 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,29 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,15 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,53 persen, dan kelompok transportasi & komunikasi mengalami kenaikan indeks sebesar 0,24 persen. Sementara kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami penurunan indeks sebesar 0,24 persen dibanding bulan lalu.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Riau sebesar 101,78 atau naik sebesar

(2)

mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP pada bulan Desember 2015 Riau sebesar 95,03 atau naik sebesar 0,35 persen dibanding NTP November 2015 sebesar 94,70. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga mengalami kenaikan harga yang relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami penurunan seperti terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Desember 2015 (2012 = 100)

Rincian

Indeks Gabungan Riau Perubahan (%) November'15 Desember'15

Des’15 thd Nov'15

[1] [2] [3] [4]

Indeks Harga yang Diterima Petani 114.14 115.48 1.17 Indeks Harga yang Dibayar Petani 120.53 121.52 0.82

Konsumsi Rumah Tangga 122.39 123.54 0.94

Bahan Makanan 126.97 129.12 1.70

Makanan Jadi 119.55 120.26 0.60

Perumahan 113.56 113.89 0.29

Sandang 116.69 116.86 0.15

Kesehatan 114.65 115.26 0.53

Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 112.42 112.15 -0.24

Transportasi dan Komunikasi 127.52 127.83 0.24

BPPBM 113.16 113.46 0.27

Bibit 113.76 113.97 0.19

Obat-obatan & Pupuk 110.51 110.85 0.30

Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 105.27 105.49 0.21

Transportasi 131.14 131.57 0.33

Penambahan Barang Modal 114.00 114.15 0.13

Upah Buruh Tani 108.89 108.99 0.09

Nilai Tukar Petani 94.70 95.03 0.35

(3)

Tabel 2

NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU DESEMBER 2015 (2012 = 100)

Subsektor Bulan % Perub.

November'15 Desember'15

[1] [2] [3] [4]

1 Tanaman Pangan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 128.93 130.75 1.41

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.88 121.89 0.84

c Nilai Tukar Petani (NTPP) 106.67 107.27 0.57

2 Hortikultura

a Indeks Harga yang Diterima (It) 116.23 117.04 0.69

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.80 121.85 0.87

c Nilai Tukar Petani (NTPH) 96.21 96.05 -0.17

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 108.49 110.06 1.44

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 121.38 122.40 0.85

c Nilai Tukar Petani (NTPR) 89.39 89.92 0.59

4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 118.04 118.74 0.59

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 116.63 117.52 0.77

c Nilai Tukar Petani (NTPT) 101.21 101.03 -0.17

5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 128.43 128.77 0.26

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.15 120.87 0.60

c Nilai Tukar Petani (NTNP) 106.90 106.53 -0.34

5.1. Perikanan Tangkap

a Indeks Harga yang Diterima (It) 133.32 133.91 0.45

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 121.21 121.96 0.61

c Nilai Tukar Petani (NTN) 109.98 109.80 -0.17

5.2. Perikanan Budidaya

a Indeks Harga yang Diterima (It) 121.05 121.00 -0.05

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 118.53 119.23 0.59

c Nilai Tukar Petani (NTPi) 102.12 101.48 -0.63

R i a u

a Indeks Harga yang Diterima (It) 114.14 115.48 1.17

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.53 121.52 0.82

c Nilai Tukar Petani (NTP) 94.70 95.03 0.35

Dari 5 (lima) subsektor penyusun NTP, terdapat 2 (dua) subsektor yang mengalami kenaikan indeks NTP dan mengakibatkan naiknya NTP di provinsi Riau. Kenaikan indeks NTP terjadi pada subsektor tanaman pangan yang naik sebesar 0,57 persen dan subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 0,59 persen. Sementara 3 (tiga) subsektor penyusun NTP lainnya mengalami penurunan indeks NTP sebagai berikut: subsektor tanaman hortikultura mengalami penurunan indeks sebesar 0,17 persen, subsektor peternakan

(4)

mengalami penurunan indeks sebesar 0,17 persen dan subsektor perikanan mengalami penurunan indeks sebesar 0,34 persen.

1. Indeks harga yang diterima petani (I

t

)

Pada Desember 2015, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau sebesar 115,48. Indeks harga yang diterima ini mengalami kenaikan sebesar 1,17 persen jika dibandingkan dengan It pada November 2015 sebesar 114,14.

Kenaikan It terjadi di semua subsektor penyusun NTP sebagai berikut: subsektor tanaman pangan yang naik sebesar 1,41 persen, subsektor tanaman hortikultura yang naik sebesar 0,69 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 1,44 persen, subsektor peternakan uang naik sebesar 0,59 persen dan subsektor perikanan yang naik sebesar 0,26 persen.

2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib)

Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Desember 2015 di Provinsi Riau naik sebesar 0,82 persen dibanding Ib November 2015, yaitu dari 120,53 menjadi 121,52. Kenaikan Ib terjadi di semua subsektor penyusun NTP antara lain subsektor tanaman pangan yang mengalami kenaikan Ib sebesar 0,84 persen, subsektor tanaman hortikultura yang mengalami kenaikan Ib sebesar 0,87 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat yang mengalami kenaikan Ib sebesar 0,85 persen, subsektor peternakan yang mengalami kenaikan Ib sebesar 0,77 persen dan subsektor perikanan yang mengalami kenaikan Ib sebesar 0,60 persen.

3. NTP Subsektor

a.

Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP)

Pada Desember 2015, NTPP mengalami kenaikan 0,57 persen dibandingkan dengan NTPP bulan November 2015. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,41 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,84 persen.

Naiknya indeks harga yang diterima petani ini disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok padi sebesar 2,22 persen (khususnya komoditas gabah). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,94 persen (khususnya cabai merah, bawang merah, beras, telur ayam ras, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM naik sebesar 0,22 persen (khususnya sewa tanah ladang, bibit kacang tanah, TSP/SP36 dll).

(5)

Tabel 3.

Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Desember 2015 (2012 = 100)

Subsektor dan Kelompok

Bulan % Perub.

Nov'15 Des'15

[1] [3] [4] [5

1 Tanaman Pangan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 128.93 130.75 1.41

- Padi 124.05 126.80 2.22

- Palawija 142.72 141.91 -0.57

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.88 121.89 0.84

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.32 123.48 0.94

- Indeks BPPBM 113.00 113.25 0.22

2 Hortikultura

a Indeks Harga yang Diterima (It) 116.23 117.04 0.69

- Sayur-sayuran 114.45 117.16 2.36

- Buah-buahan 118.22 117.06 -0.98

- Tanaman obat 108.89 108.87 -0.02

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.80 121.85 0.87

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.63 123.86 1.01

- Indeks BPPBM 112.04 112.17 0.12

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Harga yang Diterima (It) 108.49 110.06 1.44

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 108.49 110.06 1.44 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 121.38 122.40 0.85

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 122.73 123.89 0.95

- Indeks BPPBM 113.80 114.07 0.24

4 Peternakan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 118.04 118.74 0.59

- Ternak Besar 122.36 122.10 -0.21

- Ternak Kecil 123.19 123.36 0.14

- Unggas 110.43 112.59 1.96

- Hasil Ternak 118.91 120.43 1.28

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 116.63 117.52 0.77

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121.82 122.87 0.87

- Indeks BPPBM 108.64 109.28 0.59

5 Perikanan

a Indeks Harga yang Diterima (It) 128.43 128.77 0.26

- Tangkap 133.32 133.91 0.45

- Budidaya 121.05 121.00 -0.05

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 120.15 120.87 0.60

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119.68 120.68 0.83

- Indeks BPPBM 121.04 121.19 0.12

1. Perikanan Tangkap

a Indeks Harga yang Diterima (It) 133.32 133.91 0.45

- Penangkapan Perairan Umum 129.73 127.18 -1.97

- Penangkapan Laut 134.46 136.07 1.19

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 121.21 121.96 0.61

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119.65 120.65 0.84

- Indeks BPPBM 124.44 124.65 0.17

2. Perikanan Budidaya

a Indeks Harga yang Diterima (It) 121.05 121.00 -0.05

- Budidaya Air Tawar 121.05 121.00 -0.05

b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 118.53 119.23 0.59

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 119.73 120.72 0.83

- Indeks BPPBM 115.90 115.96 0.05

(6)

b.

Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada Desember 2015, NTPH menalami penurunan sebesar 0,17 persen dibanding bulan November 2015. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,69 persen, relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,87 persen.

Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar 2,36 persen (khususnya cabai merah, cabai rawit dll). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 1,01 persen (khususnya cabai merah, bawang merah, beras, telur ayam ras, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,12 persen (khususnya urea, tsp/sp36, bibit cabai, np/nk, cangkul dan kereta dorong).

c.

Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada Desember 2015, NTPR mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen. Hal ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani yang mengalami kenaikan sebesar 1,44 persen relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,85 persen.

Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,14 persen (khususnya kelapa sawit, karet dan pinang). Sementara itu, naiknya indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,95 persen (khususnya cabai merah, bawang merah, beras, telur ayam ras, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM yang mengalami kenaikan sebesar 0,24 persen (khususnya ongkos angkut, urea, upah menuai/memanen dll).

d.

Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada Desember 2015, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,17 persen. Hal ini disebabkan indeks

harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen, relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,77 persen.

Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok ternak besar sebesar 0,21 persen (khususnya kerbau). Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,87 persen (khususnya cabai merah, bawang merah, beras, telur ayam ras, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,59 persen (khususnya broiler finisher, bibit ayam ras pedaging, sewa tempat usaha peternakan dll).

e. Subsektor Perikanan (NTNP)

Pada Desember 2015, NTNP mengalami penurunan sebesar 0,34 persen. Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,60 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,26 persen. Naiknya It pada Desember 2015 disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,45 persen (khususnya bawal, kepiting laut, udang, gabus, senangin/kuro dll). Naiknya indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,83 persen

(7)

(khususnya cabai merah, bawang merah, beras, telur ayam ras, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM naik sebesar 0,12 persen (khususnya benih patin, solar, umpan, pupuk kandang dll).

1). Kelompok Penangkapan Ikan (NTN)

Pada Desember 2015, NTN mengalami penurunan sebesar 0,17 persen jika dibandingkan dengan NTN Bulan November 2015. Hal ini terjadi karena Ib mengalami kenaikan sebesar 0,61 persen, relatif lebih besar dibandingkan kenaikan It sebesar 0,45 persen. Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga di sebagian besar ikan pada kelompok penangkapan laut sebesar 1,19 persen (khususnya bawal, kepiting laut, udang, gabus, senangin/kuro dll)). Naiknya Ib dikarenakan adanya kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,84 persen (khususnya cabai merah, bawang merah, beras, telur ayam ras, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,17 persen (khususnya solar, umpan, motor tempel dll)

2). Kelompok Budidaya Ikan (NTPi)

Pada Desember 2015, NTPi mengalami penurunan sebesar 0,63 persen. Penurunan ini dikarenakan Ib mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen, sementara It mengalami penurunan sebesar 0,05 persen. Turunnya It disebabkan oleh turunnya indeks harga sebagian besar ikan pada kelompok budidaya air tawar sebesar 0,05 persen (khususnya patin dan lele). Naiknya Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,83 persen (khususnya cabai merah, bawang merah, beras, telur ayam ras, rokok kretek filter dll) dan indeks BPPBM sebesar 0,05 persen (khususnya benih patin, pupuk kandang, benih bawal, pelet, keranjang, ongkos angkut dan cangkul).

4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera

Tabel 4.

Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera dan Persentase Perubahannya Desember 2015 (2012 = 100)

No. Provinsi

It Ib NTP

Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] 1 NAD 117.76 0.61 120.00 0.90 98.13 -0.28 2 SUMUT 122.73 1.93 121.98 0.83 100.62 1.09 3 SUMBAR 117.66 0.57 120.36 0.89 97.75 -0.32 4 RIAU 115.48 1.17 121.52 0.82 95.03 0.35 5 JAMBI 116.34 1.39 121.54 0.77 95.72 0.61 6 SUMSEL 115.88 0.55 120.67 0.84 96.03 -0.28 7 BENGKULU 113.35 0.44 121.93 0.96 92.96 -0.51 8 LAMPUNG 125.46 0.55 120.83 0.74 103.84 -0.19 9 BABEL 121.33 -0.61 117.89 0.38 102.92 -0.98 10 KEPRI 116.10 0.26 117.53 0.47 98.78 -0.21

(8)

Kenaikan NTP terjadi di 3 (tiga) dari 10 (sepuluh) Provinsi di Pulau Sumatera. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 1,09 persen, diikuti Provinsi Jambi sebesar 0,61 persen dan Provinsi Riau yaitu sebesar 0,35 persen. Sementara itu, Penurunan NTP terbesar terjadi Provinsi Bangka Belitung yang mengelami penurunan NTP sebesar 0,98 persen, diikuti Provinsi Bengkulu sebesar 0,51 persen, Provinsi Sumatera Barat sebesar 0,32 persen, Provinsi NAD dan Sumatera Selatan sebesar 0,28 persen, Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,21 persen dan Provinsi Lampung sebesar 0,19 persen seperti terlihat pada Tabel 4 di atas.

5. Inflasi/Deflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Desember 2015, di daerah perdesaan Provinsi Riau terjadi inflasi sebesar 0,94 persen. Inflasi perdesaan disebabkan oleh naiknya indeks pada hampir semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan yang naik sebesar 1,70 persen, kelompok makanan jadi naik sebesar 0,60 persen, kelompok perumahan naik sebesar 0,29 persen, kelompok sandang naik sebesar 0,15 persen, kelompok kesehatan naik sebesar 0,53 persen, dan kelompok transportasi & komunikasi mengalami kenaikan indeks sebesar 0,24 persen. Sementara kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami penurunan indeks sebesar 0,24 persen dibanding bulan lalu..seperti terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5.

Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran

Desember 2015 (2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran

Perubahan

November'15 Desember'15 Des'15 thd Nov15

[1] [2] [3] [4]

Konsumsi Rumah Tangga 122.39 123.54 0.94

Bahan Makanan 126.97 129.12 1.70

Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 119.55 120.26 0.60

Perumahan 113.56 113.89 0.29

Sandang 116.69 116.86 0.15

Kesehatan 114.65 115.26 0.53

Pendidikan, Rekreasi, & OR 112.42 112.15 -0.24 Transportasi & Komunikasi 127.52 127.83 0.24

6. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor

Pada Desember 2015, terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,90 persen. Hal ini dikarenakan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,17 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,27 persen (lihat Tabel 1). Kenaikan NTUP terjadi pada semua subsektor penyusun NTP antara lain subsektor tanaman pangan yang naik sebesar 1,19 persen, subsektor tanaman hortikultura yang naik sebesar 0,57 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik sebesar 1,20

(9)

persen dan subsektor perikanan yang naik sebesar 0,14 persen. Sementara itu, NTUP pada subsektor peternakan masih relatif sama dibanding bulan sebelumnya seperti terlihat pada Tabel 6.

Tabel 6.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor Dan Persentase Perubahannya

Desember 2015 (2012=100)

Sub Sektor November'15 Desember'15

Perubahan Des '15 thd Nov'15 [1] [2] [3] [4] 1. Tanaman Pangan 114.10 115.45 1.19 2. Hortikultura 103.74 104.34 0.57

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 95.34 96.48 1.20

4. Peternakan 108.65 108.65 0.00 5. Perikanan 106.11 106.26 0.14 a. Tangkap 107.13 107.43 0.28 b. Budidaya 104.44 104.34 -0.09 Riau 100.87 101.78 0.90

Referensi

Dokumen terkait

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Pengembangan Lab Dalam Kepingan (LDK) Berbasis Kertas Untuk Penentuan Kadar Asam Urat, Protein, dan pH

Manfaat dibuatnya penelitian ini adalah memberikan pengetahuan tentang perbandingan kinerja program sekuensial dan program konkuren, khususnya dalam akuisisi sensor

Dengan adanya ruang bebas yang terletak di luar perkerasan jalan, maka pada saat angkutan umum masuk lokasi perhentian dan berhenti tidak mengganggu lalu lintas lainnya, baik

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut: telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi

Tab Formulas , berisi tombol-tombol perintah untuk menyisipkan fungsi- fungsi yang terdapat dalam MS-Excel.. Tab Data, berisi tombol-tombol perintah untuk pengolahan

Mengingat Sumbar punya potensi petani organik yang tinggi, maka sangat perlu mereka dibekali dengan ilmu pengetahuan dan teknologi pengelolaan hama yang ramah lingkungan

Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan/atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HaKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha

Nama pengapalan yang sesuai dengan PBB : Tidak diatur Kelas Bahaya Pengangkutan : Tidak diatur Kelompok Pengemasan (jika tersedia) : Tidak diatur. Bahaya Lingkungan :