• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCCES (AHP) UNTUK PEMILIHAN PELATIH BULUTANGKIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE ANALITICAL HIERARCHY PROCCES (AHP) UNTUK PEMILIHAN PELATIH BULUTANGKIS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Polmetra1), Gunadi widi nurcahyo2) Sarjon defit3)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE

ANALITICAL HIERARCHY PROCCES (AHP) UNTUK

PEMILIHAN PELATIH BULUTANGKIS

Polmetra1), Gunadi widi nurcahyo2) Sarjon defit3)

1Pasca Sarjana UPI-YPTK Padang, 2Pasca Sarjana UPI-YPTK Padang , 3Pasca Sarjana

UPI-YPTK Padang

e-mail: [email protected]

Abstract

Basically, the selection of badminton coach is based on several aspects chosen by important person in the club. Deciding a badminton coach out of many options by considering some aspects or criteria is not easy. A clear mechanism should be arranged. Coaches determine the success of the club. Selection of coach carried out on each period. Planning required to be done in the selection of a strategic coach to overcome this problem. Therefore, a Decision Support System is necessary in a club to maximize the coach selection. Analytical Hierarchy Process (AHP) used as a method in Decision Support System to determine the exact priority in selecting strategic coach. In facilitating a computation process, Expert Choice software is used in this Analytical Hierarchy Process (AHP) to make an exact result. The result of using is coach who is considered strategic will be known based on the highest rank in accordance with criteria and alternative from the questionnaire.

Keywords : Decision Support System, Analytical Hierarchy Process (AHP), Expert Choice Software, Badminton Coach Selection, Badminton

1. PENDAHULUAN

Pelatih merupakan elemen penting dalam suatu tim. Pelatih sangat menentukan keberhasilan dan prestasi bagi sebuah tim, maka pelatih tersebut haruslah diisi oleh orang terbaik di bidang tersebut. Untuk itu pemilihan yang berkualitas dan transparan sangat lah diperlukan agar terpilihnya pelatih yang benar-benar terbaik di antara calon yang ada.

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Sistem pendukung keputusan ( dalam istilah inggris : decision support systems disingkat DSS ) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang di pakai untuk

mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan

Sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Proces (AHP) telah banyak diterapkan di berbagai bidang, di antaranya adalah mengambil keputusan dalam pemilihan dosen (Adriyendi dan Yeni Melia, 2011), pemilihan peroduk baru (Battistoni, et, al 2013), pemecahan masalah trafik (Baric, 2014), penseleksian pejabat birokrasi, pemilihan laptop dan lain sebagainya. Di mana setiap keputusan yang akan diambil harus menentukan kriteria-kriteria dan alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan yang akan dicapai

Metode Analitycal Hierarchy Proces (AHP) dipilih karena karakteristik dari metode tersebut sama dengan kebiasaan pemilih dalam mengambil keputusan yaitu membandingkan antara satu objek dengan objek lain.

(2)

Polmetra1), Gunadi widi nurcahyo2) Sarjon defit3) Dengan penerapan metode Analitycal

Hierarchy Proces (AHP) yang

memperhitungkan kriteria-kriteria yang ada dari massing-masing alternatif untuk menentukan urutan alternatif prioritas, maka alternatif yang menduduki peringkat terataslah yang akan direkomendasikan sebagai calon terbaik di dalam pengambilan keputusan pemilihan pelatih bulu tangkis tersebut

Dalam menyelesaikan

permasalahan denganp metode AHP ada beberapa prinsip yang harus dipahami, di antaranya adalah:

1. Membuat hierarki

Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemen-elemen pendukung, menyusun elemen-elemen secara hierarki, dan menggabungkannya atau mensintesisnya.

2. Penilain kriteria dan alternatif

Penilain kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat.

3. Synthesis of priority (menentukan prioritas)

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakaukan perbandngan berpasangan (pairwise comparison). Nilai-nilai perbandinngan relatif dari seluruh alternatif kriteri bisa disesuaikan dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilan bobot dan prioritas. Bobot danprioritasdihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematika. 4. Logical consistency (konsistensi logis) Konsistensi memiliki dua makana. Peratama, objek-objek yang serupa bisa diklempokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut tingkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria tertentu.

Kriteria yang digunakan dalam sistem ini di ambil berdasarkan aspek penilaian terhadap seorang calon pelatih dari PBSI KABUPATEN KERINCI sebagai berikut : skill atau keahlian, pengalaman dalam bidang bulutangkis, pendidikan dan pelatihan, manajerial dan kepribadian, dan fisik. Sedangkan alternatif yang digunakan di ambil dari calon pelatih 5 rangking teratas yang mengikuti seleksi calon pelatih pada tahun 2014 berdasarkan pengalaman.

2. METODE PENELITIAN

Tahapan – tahapan yang akan dilakukan dalam rangka penyelesaian masalah yang akan dibahas

Gambar .1 Kerangka Kerja Penelitian

langkah – langkah kerja dalam penelitian ini di mana penjelasan berikut ini :

1. definisi masalah

a. Mengamati sistem saat ini

Pada tahap ini dilakukan peninjauan ke sistem yang diteliti untuk mengamati serta melakukan eksplorasi lebih dalam dan menggali permasalahan yang ada pada sistem yang berjalan saat ini. Tahap ini adalah langkah awal

(3)

Polmetra1), Gunadi widi nurcahyo2) Sarjon defit3) untuk menentukan rumusan masalah dari penelitian.

b. Merumuskan Masalah

Pada tahap ini permasalahan yang ditemukan dari tahapan sebelumnya akan dianalisa.

Dengan menganalisa

permasalahan yang telah ditentukan tersebut maka diharapkan masalah tersebut dapat dipahami dengan baik.

setelah permasalahan dianalisa, langkah berikutnya adalah menentukan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yang tentunya dapat mengatasi permasalahan yang ada.

c. Menentukan Tujuan

Berdasarkan pemahaman dari permasalahan yang telah dianalisa, langkah berikutnya adalah menentukan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Pada tujuan ini target yang akan dicapai, terutama yang dapat mengatasi permasalahan yang ada.

d. Mempelajari Literatur

Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari teori – teori dan kaidah yang mendukung dalam penyelesaian masalah dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan melalui buku-buku dan jurnal-jurnal, yang ada hubunganya dengan proposal tesis maupun referensi yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data, baik data pokok maupun data pendukung, di mana semua data tersebut sangat dibutuhkan dalam penelitian.

2. persiapan data

a. Meminta masukan pakar

Meminta masukan beberapa pakar untuk membantu dalam mendapatkan pencerahan terutama dalam penentuan kriteria b. Menentukan kriteria

Menentukan kriteria berdasarkan masukan dari para ahli.

c. Menentukan alternatif

Didalam menentukan alternatif diambil dari para calon pelatih. d. Merancang kuesioner dan

menentukan responden

Kuesioner dirancang sesuai dengan kebutuhan data yang diinginkan guna mempermudah responden dalam memberikan penilaian.

3. Mengolah data

a. Menghitung rata-rata bobot nilai kriteria dan alternatif dari responden

Menghitung rata-rata bobot nilai kriteria dan alternatif dari responden berdasarkan kuesioner guna mendapatkan bobot yang akan digunakan dalam AHP b. Merancang diagram hierarki AHP

Pada tahapan ini akan dibangun diagram hierarki AHP, tujuan yang akan dicapai yaitu pelatih terbaik, kriteria dan alternatif yang digunakan.

c. Membuat matrik perbandingan berpasangan

Pada tahapan ini akan dibuat matrik perbandingan berpasangan dari masing-masing kriteria dan alternatif berdasarkan nilai bobot hasil rekapitulasi kuesioner. d. Mengalikan matrik

Setelah matrik berpasangan dibuat kemudian dikalikan

(4)

Polmetra1), Gunadi widi nurcahyo2) Sarjon defit3) dengan mengkuadratkan matrik tersebut

e. Mencari nilai eigen vektor

Dari hasil pengkuadradtan matrik perbandingan tersebut selanjutnya digunakan untuk mencari nilai eigen vektor.

f. Menghitung lamda

Menentukan nilai lamda dengan cara menjumlahkan setiap kolom baris matrik kemudian dikalikan dengan nilai eigen yang sudah didapat.

g. Menghitung konsistency index (CI )

Nilai consistency index (CI) didapat dengen cara lamda max dikurangi ordo matrik kemudian dibagi dengan ordo matrik dikurangi satu. Perhitungan berguna untuk mengetahui konsisten atau tidaknya pairwise comparasion matrix.

h. Menentukan rasio konsistency ( RC )

Rasio konsistensi didapat dengan cara membagi nilai indek konsistensi dengan nilai index random.

i. Merangking alternatif

Pada tahapan ini alternatif akan dirangking guna untuk mendapatkan alternatif prioritas.

4. Menguji sistem dengan sofware expert choice

a. Membuat Cluster menyusun hierarki

Membuat Cluster dan

Description untuk GOAL,

Kriteria dan Alternatif. b. Mengisi questionnaire

Memasukan data dari kuesioner untuk kemudian dilakukan perhitungan di Expert Choice c. Menampilkan hasil

Pada tahap ini hasil dari keseluruhan dapat dilihat dan kemudian didapatlah rangking dari alternatif yang akan dijadikan alternatif prioritas.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Menghitung nilai Rata-rata (RI) dari kuesioner, jika RI bernilai positif berarti prioritasnya sebelah kanan dan jika bernilai negatif berarti prioritas sebelah kiri. Berikut perhitungan untuk mencari nilai eigen dari masing-masing kriteria.

Tabel .1 Penilaian Kuesioner Berdasarkan Perbandingan Antar

Kriteria

Langkah selanjutnya

Analytical

Hierarchy Process (AHP) dilakukan

dengan membuat perbandingan berpasangan (pairwise comparison) dengan bobot berdasarkan nilai dari RI

Tabel .2 Matriks Berpasangan Kriteria Prioritas Pemilihan Pelatih Bulu Tangkis

Setelah matriks perbandingan berpasangan selesai, berikutnya menghitung evaluasi untuk kriteria, dengan cara matriks perbandingan

(5)

Polmetra1), Gunadi widi nurcahyo2) Sarjon defit3) berpasangan tersebut kita ubah dalam bentuk desimal kemudian kalikan dengan perkalian matriks (baris kali kolom).

Gambar .2 Hasil Pengkuadratan

Matrik

Kemudian menghitung jumlah baris. Jumlah baris didapat dari hasil total keseluruhan pada tiap baris, contoh pada baris 1 : 5,000 + 4,166 + 6 + 7 + 9 = 31,166

Tabel .3 Hasil Normalisasi

Matriks Perbandingan Berpasangan

Kriteria iterasi pertama.

Setelah iterasi pertama selesai kemudian lanjutkan iterasi kedua dengan mengkuadratkan hasil pengkuadratan pada iterasi pertama untuk mendapatkan hasil normalisasi kedu

a.

Tabel .4 Hasil Normalisasi

Matriks

Perbandingan Berpasangan Kriteria

iterasi kedua.

Setelah hasil normalisasi di hitung kemudian hitung selisih antara normalisasi pertama dan kedua, jika selisihnya kurang dari 0,1 maka nilai di

nyatakan konsisten, iterasi selanjutnya tidak diperlukan dan hasil dari normalisasi kedua di ambil sebagai nilai eigen.

Tabel .5 Selisih Nilai Normalisasi Matrik Berpasangan Kriteria

Tabel .6 Persentase Bobot Nilai Normalisasi Matrik Berpasangan Kriteria

Lakukan langkah yang sama untuk mendapatkan nilai eigen setiap alternatif berdasarkan perbandingan antar kriteria.

Setelah dilakukan proses menentukan nilai eigen, maka dapat dilihat hasil seluruh bobot dari kriteria, alternatif dan tujuan utama. Nilai yang didapat merupakan hasil dari masing-masing proses dengan beberapa kali normalisasi. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan seperti diagram di bawah ini.

Gambar .3 Hasil Akhir Seluruh Bobot Dengan Perhitungan Secara Manual

hasil akhir perkalian matriks perhitungan dengan metode AHP untuk seluruh bobot / prioritas kriteria dan alternatif yang menjadi prioritas pemilihan pelatih bulu tangkis

(6)

Polmetra1), Gunadi widi nurcahyo2) Sarjon defit3) Tabel .7 Bobot Final Dan Rangking

Alternatif

contoh perhitungan untuk mendapatkan bobot pada alternatif EVAL EDMIZAL, S.PD = (0,138 X 0,221) + (0,166 X 0, 280) + (0,142 X 0,195) + (0,121 X 0, 1673) + (0,171 X0, 137) = 0, 148.

Setelah menghitung seluruh nilai bobot maka di dapatkanlah ranking final untuk masing – masing kriteria dan alternatif yaitu ranking pertama adalah JIMI EKA PRADINSA, S.SI (0,293), kedua ENGKI SAPUTRA, S.SOS (0,257), ketiga HENRIN JAYA, SE (0,169), keempat EVAL EDMIZAL, S.PD (0,148), dan yang kelima ZULFIA EFENDI, S.PD (0,169).

4. KESIMPULAN

1. Sistem pendukung keputusan pemilihan pelatih bulutangkis dengan menggunakan metode Analitical Hierarchy Proces (AHP) menurut peneliti sangatlah membantu dalam menghasilkan pemilihan yanng jujur, adil, dan transparan, karna keputusan tidak di dominasi oleh oknum atau seseorang, tidak ada yang di rugikan dan diuntungkan dalam pemilihan pelatih tersebut, yang terbaiklah yang akan menempati rangking tertinggi.

2. Dari hasil pengolahan data dengan perhitungan manual maupun menggunakan Sofware Expert Choice di dapat hasil yaitu alternatif yang akan di rekomendasikan untuk pelatih bulutangkis yaitu JIMI EKA PRADINSA, S.SI. 3. Penggunaan Komputerisasi dengan aplikasi AHP menambah nilai kualitas, akurasi serta kecepatan data usulan pelatih bulutangkis.

5. REFERENSI

Agustinus Syawal (2013).” Perbandingan Skala Prioritas Penanganan Jalan Di Kabupaten Bengkayang Antara Metode Ahp Dengan Metode Bina Marga”.13 (2).

Ellya Sestri, (2013). “Penilaian Kinerja Dosen Dengan Menggunakan Metode Analitical Hierarchy Proces (Ahp)”. 2 (1). Irman hariman dan komar rusmana, (2014). “

Aplikasi Pendukung Keputusan Dalam Penentuan Objek Wisata Alam Menggunakan Metode Ahp Berbasis Android”.

1(1).

Khairil Adnan, et al (2013).” Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Pemberian Pinjaman Uang Dengan Metode Ahp (Analytic Hierarchy Process) Di Koperasi Simpan Pinjam Eka Mulya”. 10.

Marsani Asfi, et al, (2010). “Sistem Penunjang Keputusan Seleksi Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode AHP” (Studi Kasus: STMIK CIC Cirebon).

Michael Agusthio, (2014 ). “Kepemimpinan Dalam Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen Untuk Meningkatkan Kinerja Atlet Di Pb Suryanaga”. 3(1).

Nurliah (2008). “ Perancangan Sisitem Informasi Perhotelan Berbasis Jaringan Pada Hotel Liberty Gorontalo”.

3(1).

Saaty, (2008). “Decision making with the

analytic hierarchy process ” Vol 1, No.1.

Sri Eniyati, et al, (2010). “Perancangan

Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Prestasi Dosen Berdasarkan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat”.

Sylvia Hartati Saragih, (2013). “Penerapan

Metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop”.

(7)

Polmetra1), Gunadi widi nurcahyo2) Sarjon defit3)

Ronny Ardi Giovani, et al,( 2011). “Sistem Penunjang Keputusan prediksi kecepatan studi

mahasiswa menggunakan metode ID3”. 2(2).

Gambar

Gambar .1 Kerangka Kerja Penelitian
Gambar .2 Hasil Pengkuadratan  Matrik
Tabel .7 Bobot Final Dan Rangking  Alternatif

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan dua metode tersebut, AHP akan menghasilkan nilai bobot dari masing – masing kriteria dari televisi / smarttv dan WP akan menghasilkan hasil

Setelah penetapan kriteria, maka dilakukan pemberian nilai atau bobot masing-masing kriteria untuk setiap alternatif yang ada, langkah selanjutnya adalah

Gambar 10 merupakan hasil dari kombinasi 3 responden dalam penilaian untuk menentukan alternatif terbaik pada sub kriteria Motivasi pada Kriteria Sikap &

Tahapan yang dilakukan dalam mencari prioritas alternatif masing-masing kriteria dengan cara melakukan perbandingan berpasangan antara alternatif lalu dilakukan

Setelah terbentuk matrik perbandingan maka dilihat bobot prioritas untuk perbandingan kriteria. Dengan cara membagi isi matriks perbandingan dengan jumlah kolom yang

Tahap keenam dan ketujuh adalah tahap komputasi AHP, dimana data kuesioner responden dimasukkan dalam bentuk matrik perbandingan berpasangan untuk menentukan

Hasil pengisian kuesioner ketiga yang dilakukan oleh pihak BPR X, tim Bappeda dan nasabah berupa matrik perbandingan berpasangan untuk tujuan (antar kriteria) pada

Selanjutnya kaprodi dapat memasukkan data dosen, matriks berpasangan untuk kriteria prestasi unggul dan karya tridarma, penilaian prestasi dan tridarma,