• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEBERAPA HASIL un LANJUTAN GALUR-GALURMUTAN PADI. T. Soewito*, dan E. Lubis* PENDAHULUAN ABSTRAK - ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BEBERAPA HASIL un LANJUTAN GALUR-GALURMUTAN PADI. T. Soewito*, dan E. Lubis* PENDAHULUAN ABSTRAK - ABSTRACT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BEBERAPA HASIL

un

LANJUTAN

GALUR-GALURMUTAN

PADI

T. Soewito*,

dan E. Lubis*

ABSTRAK - ABSTRACT

BEBERAPA HASIL UJI LANJUTAN GALUR-GALUR MUTAN PADI. Radiasi dengan sinar gamma dari 60Co temadap varietas Serat1.ls Malam, Napa, dan galur GH 147M telah dilakukan di BATAN Pasar Jumat,Jakarta. Benih hasil iradiasi ditanam di Muara, Bogor, sampai generasi kelima. M1 sampai dengan M5 ditanarn secara bulk tanam rapat sebagai bastar populasi. Pada M6 dilakukan pertanaman pedigree untuk digalurkan dan dilaksanakan di Pusakanegara, Subang, untuk padi sawah; Tamanbogo, Lampung, dan Sitiung, Surnatera Barat, untuk padi gogo. Galur mutan yang terpilih ternyata berumur 7 - 15 hari lebih genjah daripada varietasf galur asalnya. Mutan dari galur GH 14 7M bereaksi tahan terhadap hama ganjur(Orseolia oryzae) dan wereng punggung putih (Sogatellafureifera) serta berdaya hasil tinggi. GH 14 7M-6-Pn-89 ternyata mempunyai mutu beras yang baik. Mutan Seratus Malam dan varietas Napa menunjuk-kan reaksi lebih tahan terhadap penyakit blas (Pyricularia oryzae) dan berumur lebih genjah daripada varietas asalnya. Pada uji daya hasil lanjutan Serarus Malam memberikan hasil yang lebih tinggi daripada varietas BPI-76 (Bicol) sebagai pembanding.

SOME RESULTS OF ADVANCED YIELD TRIALS ON RICE MUTANT LlNES.lrradia-tion with gamma rays on Seratus Malam, Napa upland rice varieties, and a crossing line of flooded rice GH 147M has been carried out at the Centre for the Application of Isotopes and Radiation, BATAN, Jakarta. Irradiated materials were planted at Muara Experimental Station up to the 5th generation as bastard populations in a densely populated bulk. Pedigree selection was conducted in M6 generations, and the seeds were used in line selection. The flooded rice was planted at Pusakanegara Sub Station of Sukamandi Agricultural Research Institute for Food Crops, while the upland rice was planted at Taman Bogo, Larnpung, and Sitiung, West Sumatera. Selected mutant lines were found to be 7-15 days earlier than the parents. Mutant of GH 14 7M seemed to be resistant to gallmide (Orseolia oryzae) and white back planthopper

(Sogatella [urcifera) beside having a high yield potential. The mutant line GH 14 7M-6-Pn-89

performed a good cooking quality of rice. Mutant derived from Seratus Malam and Napa upland rice varieties indicated more resistant against blast disease (Pyricularia oryzae) beside some days earlier than the original variety. It was found that in the succeeding yield trials, Seratus Malam muntants produced more grain compared to Bicol as the control.

PENDAHULUAN

Pembentukan varietas unggul selain dengan earn konvensional, yaitu penyilang-an dua varietas atau lebih, dapat pula dilakukpenyilang-an dengpenyilang-an mutasi buatpenyilang-an. Mutasi buatan dapat diperoleh dengan memperlakukan bagian tanaman memakai mutagen kimia atau radiasi mengion. Mutasi yang diperoleh dapat bersifat positif dan negatif. Sifat mutasi positif pada tanaman antara lain, tanaman tahan rebah, umUr genjah, batang kuat, pendek, produksi tinggi, tahan terhadap hama penyakit tertentu, dan toleran terhadap lingkungan yangjelek.

(2)

ABDULLAH dan KADARUSMAN (1, 2) melaporkan bahwa di Jepang telah

dihasilkan varietas pam Reimci hasll rnutasi dart unctas fu~minart den~an iIa~i~~i

0,2 kGy sinar X. Sifat varietas Reimei, yaitu berbatang kuat, pendek, dan tahan rebah sedang produksi tidak berubah atau relatif sarna dengan induknya. HasH varietas padi mutan yang tahan terhadap penyakit bias, yaitu Fulgente dan RD 6 (3). Varietas padi Fulgente hasH iradiasi sinar X dilepas pada tahun 1973 di Italia. Sedang varietas padi RD 6 adalah hasil iradiasi sinar gamma terhadap varietas Khao Dawk Mali 105 yang dilepas dan dikembangkan pada tahun 1977 di Thailand.

Di Indonesia telah dilepas dan dikembangkan varietas Atomita I dan Atomita II masing-masing pada tahun 1982 dan 1983. Kedua varietas bereaksi tahan terhadap wereng eoklat (Nilaparvata lugens) biotipe 1. Varietas baru ini berasal dari varietas Pelita 1/1 diiradiasi dengan sinar gamma.

GH 147M adalah galur harapan padi sawah berpotensi hasil tinggi, mempunyai tinggi tanaman 110 - 145 em, berumur lambat sekitar 135 hari, tahan wereng eoklat biotipe I, dan agak tahan terhadap biotipe 2.

Varietas Seratus Malam dan Napa adalah varietas padi gogo. Seratus Malam adalah padi gogo yang terkenal di lahan kering daerah Lampung mempunyai aroma wangi. Napa adalah varietas padi gogo asal Sumatera Barat. Tujuan iradiasi kedua varietas padi gogo ini adalah untuk meneari tanaman genjah dan tanaman pendek. Tulisan ini menyajikan hasil semen tara uji daya hasillanjutan dari galur mutan hasil iradiasi sinar gamma 60Co terhadap GH 147M, Seratus Malam, dan Napa.

BAHAN DAN METODE

Benih Seratus Malam, Napa, dan GH 147M diiradiasi dengan sinar gamma 60Co pada dosis 0,3,0,35, dan 0,4 kGy dilakukan bulan Oktober 1977. Pada MH 1977/78 ketiga varietas dan galur iradiasi ini sampai generasi kelima ditanam sebagai bastar populasi dengan metode bulk tanam rapat di Muara, Bogar. Pemilihan tanaman dilaksanakan pad a tanaman yang berumur genjah dan menyimpang dari tetua asalnya. Hasil pemilihan dipanen secara bulk. Setelah generasi kelima sebagian benihnya dikirim ke Pusakanegara, Subang untuk padi sawah GH 147M, sedang padi gogo Napa dan Seratus Malam masing-masing dikirim ke Sitiung, Sumatera Barat dan Tamanbogo, Lampung.

Pada generasi keenam, rumpun yang terpilih ditanam sebagai pedigree. Ternyata dari 150 rumpun iradiasi GH 147M yang ditanam secara pedigree di Pusakanegara terpilih beberapa galur yang cukup menonjol. Galur tersebut ditanam dalam musim berikutnya sebagai observasi dan ternyata menunjukkan penampilan yang menonjol serta tahan hama ganjur secara alami.

Dari 100 rump un Napa 0,4 kGy yang ditanam secara pedigree di Sitiung terpilih satu galur yang menunjukkan reaksi tahan terhadap penyakit bias, tanaman pendek, dan berumur genjah dibandingkan dengan varietas asalnya. Galur tersebut ialah Napa-O,4 kGy-St-I2.

Dari Seratus Malam hasH iradiasi pada generasi kelima terpilih 100 rumpun dan ditanam seeara pedigree di Muara dan Tanambogo. Dari 100 rumpun tersebut

(3)

ternyata hanya satu ga1ur saja yang terpilih yaitu Seratus Malam-O,4 kGy di KP Tamanbogo pada MH 1980/81. Galur yang terpilih berumur genjah, tanaman pendek, dan tahan terhadap penyakit bIas.

Lima galur GH 147M mutan yang bereaksi tahan terhadap ganjur diuji hasilnya di daerah serangan hama tersebut di Pusakanegara. Sedang mutan Nap'a dan mutan Seratus Malam diuji pada 1ahan kering.

Uji daya hasil lanjutan padi sawah dilaksanakan di Kebun Pereobaan Pusaka-negara, Subang pada MH 1982/183 dan MK 1984, dengan rancangan aeak ke1ompok, memakai empat kali ulangan, ukuran petak 4 m x 5 m, jarak tanam 25 em x 25 em dengan tiga tanaman per rumpun. Jurnlah galur yang diuji adalah delapan termasuk galur pembanding. Pertanaman di pupuk 120 kg N dan 60 kg P205 per hektar. Semua pupuk P205 dan sepertiga pupuk N diberikan pada saat tanam. Sisanya masing-masing sepertiga pupuk N diberikan pada saat tanaman bertunas aktif dan rnasa primordia bunga.

Uji daya hasillanjutan padi gogo dilaksanakan di Kebun Percobaan Tamanbogo, Lampung pada MP 1983/84 '11emakai raneangan aeak kelompok, dengan 12 varietas dan galur sebagai perlakuan, dan empat kali ulangan. Ukuran petak 4 m x 5 m,jarak tanam 15 em x 40 em, dan lima butir per lubang. Pupuk dasar diberikan sesaat sebelum tanam dengan dosis 30 kg N+60 kg P205 +30 kg K20 per hektar. Pupuk susulan pertama dan kedua masing-masing 30 kg N diberikan pada saat tanaman umur empat dan tujuh minggu.

Pengamatan yang dilakukan pada uji daya hasil lanjutan, yaitu potensi hasil, ketahanan terhadap hama atau penyakit di lapangan seeara alami, umur dapat dipanen, dan tinggi tanaman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Varietas padi sawah yang telah dilepas oleh pemerintah bereaksi peka terhadap hama ganjur. Dari hasil persilangan telah diperoleh galur harapan yang menunjukkan reaksi tahan terhadap hama ini, yaitu GH 27 (IR 4744-46-3-2-1) dan GH 40 (IR 4744-128-4-1-3-Ck-3). Tetapi kedua galur tersebut peka terhadap wereng eoklat biotipe 2 sehingga galur tersebut tidak dilepas dan dikembangkan sebagai varietas unggul ..

GH 147M yang te1ah diiradiasi menghasilkan 150 tanarnan yang terpilih dalam M5 dan ditanam secara pedigree di Pusakanegara dalam MK 1980. Pada pertanaman ini, galur mutan GH 147M diserang hama ganjur seeara alarni. Dari 150 galur terpilih tersebut lima galur di antaranya yang tahan harna ganjur mempunyai sifat genjah dan penampilan yang menonjol. Dernikian juga pada pertanaman observasi dan uji claya hasil pendahuluan ga1ur tersebut menunjukkan penampilan yang sarna.

Pada MH 1982/83 dilakukan uji daya basil galur mutan GH 147M dengan GH 27 dan GH 40 yang tahan terhadap hama ganjur sebagai pembanding. Temyata percobaan uji hasil tersebut seeara alami terserang oleh harna wereng punggung putih. Kedua galur pembanding tersebut tidak menghasilkan atau puso karena terserang bemt oleh hama tersebut. Sedang lima mutan GH 141M rnasih mampu

(4)

memberikan hasil 3,5 - 4,3 ton/ha (Tabel I). lni berarti secara tidak lan~ung kelima galur mutan GH 147M tersebut tahan terhadap werengpunggung putih.

~otenst

U

mutan

all U'U

paJa MI<.191U berldsar selahr 3,9 -

(g

toft-M

(Tabel I). GH 147M-O,4 kGy-e-Pn-146, GH 141M-O,4 kGy-e-Pn-89, GH 147M-0,4 Kgy-e-Pn-78, dan GH 141M-O,3 kGy-e-Pn-6 memberikan hasil 0,7 - 1,1 ton/ha lebih tinggi daripada GH 40 atau 0,3 - 0,5 ton/ha lebih tinggi. daripada GH 27. Kecuali GH 147M-0,3 kGy-e-Pn-7 menghasilkan 0,2 ton/ha lebih tinggi daripada GH dan 0,2 ton/ha lebih rendah daripada GH 27 (Tabell). Umur panen dan tinggi tanaman galur mutan GH 147M relatifsama dengan GH 27 maupun GH 40.

Berdasarkan hasil peneli tian Iebih lanju t ternyata GH 141M-0,4 kGy -e -Pn -89 menghasilkan beras yang bermutu baik. Rendemen galur ini, yaitu 72% dan beras kepala 75%.

Sejumlah 1000 galur mutan Seratus Malam dan mutan Napa yang ditanam masing-masing di Sitiung dan Tamanbogo pada MH 1980/81 terpilih satu galur yang berumur genjah, tanaman pendek, dan bereaksi tahan penyakit bIas. Mutan Seratus Malam yang terpilih temyata lebih toleran terhadap' kekeringan daripada varietas asalnya. Pada pertanaman observasi dan uji daya hasil pendahuluan kedua galur tersebut cukup menonjol, sehingga pada MH 1983/1984 dilakukan uji daya hasil lanjutan.

Potensi hasil mutan Seratus Malam pada uji daya hasillanjutan MH 1983/84 di Tamanbogo cukup menonjol yaitu 4,0 ton/ha atau 1,5 ton/ha lebih tinggi daripada varietas pembanding BPI-76. Sedang mutan Napa hanya mampu membe-rikan basil 1,9 ton/ha atau 0,6 ton/ha lebih rendah dari BPI-76 (Tabel 2).

Untuk penglepasan salah satu galur mutan menjadi varietas unggul baru perlu dukungan data potensi basil dari beberapa daerah sentra produksi padi. Untuk mengumpulkan data dllnaksud Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor bekerja sarna dengan Direktorat BinaProduksi Tanaman Pangan dalam pengujian multilokasi

-

{

dalam tahun anggaran 1984/185 dan 1985/86.

KESIMPULAN

Radiasi terhadap GH 147M telah menghasilkan lima galur mutan berumur lebih genjah, tanaman lebih pendek, tahan terhadap wereng punggung putih dan hama ganjur. Salah satu galur mutan GH 147M, yaitu GH 147M-0,4 kGy-e-Pn-89 mempunyai mutu beras yang baik.

Telah dihasilkan masing-masing satu galur harapan dari mutan Seratus Malam dan mutan Napa yang berumur genjah, tanaman pendek, dan tahan terhadap penyakit bIas. Mutan Seratus Malam ternyata lebih toleran terhadap kekeringan daripada varietas asalnya.

(5)

DAFT AR PUST AKA

1. ABDULLAH, N., Tinjauan umum tentang penggunaan tenaga atom di bidang pertanian, Manfaat Tenaga Atom III (1970) 4.

2. KADARUSMAN, H., Tinjauan umum tentang mutation breeding, Majalah BATAN III 1 (1970) 22.

3. MICKE, A., "Some considerations on the use of induced mutations for

improving disease resistance of crop plants", Induced Mutations for Disease Resistance in Crop Plants II (Proc. Panel, Risp National Lab., Denmark, 1981), IAEA, Vienna (1983) 3.

(6)

\C)

0\

Tabell. Data hasil. umur. clan tinggi tanaman pacla l.Ijidaya hasiIlanjutan pada sawah di Pusakanegara. Subang pacla MH 1982/83 dan MK 1984.

MH 1982/83

MK 1984

Galur

(t/ha)

Umur

Tinggi

(hari)

(em)

(t/ha)

Hasil

(hari)

Umur

Tinggi

(Cm)

Hasil

B 4262f-Pn-6-9

3.3

110123

4,3

116

96

GH 147M-30 krad-e-Pn-7

4,0

112

125

3,9

116

95

-40 krad-e-Pn-146

4,3

110

124

4,4

115

94

-40 krad-e-Pn-89

3,5

110126

4,7

115

98

-40 krad-e-Pn-78

4,0

110

122

4,8

115

96

-30 krad-e-Pn-6

3,8

111123

4,7

118

97

IR4744-46-3-2-1

*)

0

-

3,7

113

85

(pembanding)

IR4744-128-4-1-3-Ck-3

*)

0

-4,1

115

100

(pembanding)

(7)

\C -.J

Tabd 2. Data hasil, umur, dan tinggi tanaman pad a uji day a hasillanjutan padi gogo di Tamanbogo, Lampung MH 1983/84.

---

.•.

---.---Galur Hasil UmurTinggi (tjha) (hari)(em) B 3913f-16-5-St-42 2,4

III

117 B 3913f-16-20-St-12 3,9 108 116 B 3913f-16-20-St-28 3,3 106 115 Napa-40 krad-St-12 1,9 116 112 B 3906f-13-13-St-37 3,0 113 104 Nam Sagui 3,0 112 132 IT A 225 2,9

III

101 Seratus Malam 0,4 Kgy

4,0 109 125 Sentani 3,5 115 120 B 2790b-Tb-162-2-5 3,3 108 102 Singkarak 3,8 10898 BPI-76 (pembanding) 2,5 112 109

(8)

DISKUSI

SOERANTO :

Dalam penelitian terse but seleksi dilakukan pada generasi M6' Bukankah untuk menghemat waktu seleksi dapat dilakukan pada generasi M2 dan diikuti dengan pemurnian pada generasi berikutnya ?

T.

SOEWITO;

Berdasarkan mandat Balittan dulu adalah mendapatkan varietas sehingga pernilihan dilakukan dengan bulk tanam. rapat baru kemudian dipedigreekan pada generasi keenam (lanjut). Metode tersebut lebih berdayaguna dan berhasilguna dalam membentuk varietas. Di waktu mendatang akan diteliti sejak M 1 sampai terbentuk-nya galur harapan.

Gambar

Tabd 2. Data hasil, umur, dan tinggi tanaman pad a uji day a hasillanjutan padi gogo di Tamanbogo, Lampung MH 1983/84

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan lembaran observer aktivitas peserta didik maka diperoleh data siklus I yaitu dari 35 orang peserta didik skor rata adalah 3,37 dengan kriteria baik

Bahan-bahan yang digunakan adalah tanah terkontaminasi minyak bumi yang diambil dari lahan suboptimal PERTAMINA Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera

(Aristoteles ym. 1992, 84–89; Knuuttila 2000, 17.) Tästä kiinteästä ajan ja liikkeen välisestä suhteesta seuraa loo- gisesti se, että tutkimuksen

2 Dewi C dkk., (2012) “Efektivitas Program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) Di Kecamatan Gianyar Kabupaten Gianyar” Analisis Deskriptif, Analisis

Dinas Pemuda ,Olahraga ,Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tanah Bumbu sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) berdasar Peraturan Daerah Nomor 16 Tahun 2007

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien determinasi pada ntuk mengetahui besarnya

Klaim Yesus tersebut adalah sebuah klaim yang tidak main-main, karena jika memang Dia bukan berasal dari Allah, maka Ia tidak akan dibangkitkan pada hari yang

Masalah-masalah dan akibat yang sudah teridentifikasi, dibutuhkan solusi untuk menangani itu semua yaitu dengan membuat Sistem Penunjang Keputusan untuk proses