• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. Tujuan dilakukan analisis kebutuhan adalah untuk mengetahui

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. Tujuan dilakukan analisis kebutuhan adalah untuk mengetahui"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN 4.1 Penyajian Data Uji Coba

4.1.1 Analisis Kebutuhan

Tujuan dilakukan analisis kebutuhan adalah untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran materi sepak bola. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengobservasi kegiatan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dilanjutkan dengan kajian literatur.

Observasi telah dilakukan di sekolah SDN No. 76 Kota Tengah. Dari hasil Observasi tersebut diketahui bahwa masih terdapat kekurarang dan kelemahan baik itu pada prasarana (lapangan), sarana (bola) dan peraturan permainan.

Berdasarkan hasil observasi diatas maka akan dikembangkan model permainan sepak bola yang sesuai untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi, diharapkan produk yang dihasilkan dapat : (1) membantu terlaksananya proses pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada materi permainan sepak bola, (2) meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami nilai-nilai yang terkandung dalam permainan, berupa kerjasama, kejujuran, disiplin dan sportivitas, (3) mengembangkan keterampilan gerak siswa.

4.1.2 Deskriptif Draf Produk Awal

Produk yang akan dikembangkan berupa permainan sepak bola yang sesuai bagi siswa sekolah dasar kelas tinggi. Tahap yang dilakukan selanjutnya adalah membuat produk dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

(2)

(1) pengkajian terhadap permainan sepak bola untuk mengetahui karakteristik cabang olahraga ini, (2) mengembangkan produk awal permainan sepak bola untuk siswa kelas tinggi (IV, V, VI), menganalisis tujuan dan karakter produk, menganalisis karakter siswa, menetapkan tujuan dan bentuk permainan, menetapkan strategi pengorganisasian dan pembelajaran.

Produk awal dihasilkan setelah melalui proses desain dan produksi. Produk awal tersebut adalah permainan sepak bola pada mata pelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang sesuai untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi (IV, V, VI). Berikut ini adalah draf awal permainan Sepak bola gawang gerak, sebelum divalidasi ahli dan guru pendidikan jasmani sekolah dasar.

DRAF AWAL PERMAINAN SEPAK BOLA GAWANG GERAK A. Pemanasan

kegiatan pemanasan dilaksanakan dalam bentuk permainan. Nama Permainan :

Bola acak Kegiatan Awal :

Siswa dibagi beberapa kelompok disesuaikan dengan jumlah siswa, dan dibagi sama banyak tiap regu.

Seluruh siswa berbaris berbanjar dibelakang garis. Pelaksanaannya :

Pada saat aba - aba “Ya” maka siswa yang berada dibagian depan berlari kearah bola yang telah disediakan didepan, pada saat mencapai bola siswa menendang bola kearah teman seregunya yang berdiri dibelakangnya. Dan siswa yang menerima bola menangkap bola dan berlari ketempat yang telah ditentukan untuk menendang kembali pada teman berikutnya.

(3)

Gambar : Lari X X X X X X Bola Menendang Bola X X X X X X X X X X X X Akhir Permainan

Kelompok yang paling akhir menendang bola akan diberikan hukuma

B. Pengenalan Sepak bola Gawang Gerak

Sepak Bola Gawang Gerak Adalah : Pemainan yang dimainkan oleh dua regu dengan jumlah pemain 8 orang, dan memiliki tujuan yaitu memasukan bola kegawang sendiri sebanyak – banyaknya.

Permainan sepak bola gawang gerak ini merupakan suatu pengembangan olahraga sepak bola yang di modifikasi untuk membuat suasana belajar terasa menyenangkan khususnya mata pelajaran penjaskes.

C. Sarana dan Prasarana Sepak Bola Gawang Gerak 1. Fasilitas

a. Lapangan

Lapangan sepak bola gawang gerak berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 13,40 m dan lebar 6,10 m.

(4)

Lapangan Tim A Lapangan Tim B

Daerah Gawang B Daerah Gawang A Gambar lapangan sepak bola gawang gerak Keterangan:

a. Panjang lapangan 13,40 m b. Lebar lapangan 6,10 m

c. Batas lebar daerah gawang 40 cm d. A = gawang tim A

e. B = gawang tim B

2. Gawang sepak bola gawang gerak berukuran tinggi 160 cm dan lebar 150 cm.

(5)

150 cm

160 cm

Gambar gawang sepak bola gawang gerak keterangan: a. Tinggi gawang 160 cm b. Lebar gawang 150 cm c. Batas jaring 20 cm d. Berat gawang 1kg 3. Bola

Pak Bola yang digunakan dalam sepak bola gawang gerak yaitu bola plastic 4. Kaos kaki

5. Sepatu

(6)

6. Sumpritan

D. Teknik Dasar Bermain

Didalam permaina sepak bola gawang gerak terdapat dua teknik yang harus dilakukan oleh pemain yaitu 1) Teknik dasar tanpa bola dan 2) teknik dasar dengan bola.

1. Teknik dasar tanpa bola Teknik dasar tanpa bola seperti:

a. Teknik berlari

Teknik berlari dalam sepak bola gawang gerak yaitu berlari dengan kecepatan tinggi, kecepatan sedang dan kecepatan rendah tergantung dengan keadaan yang mendorong untuk melakukan gerakan tersebut. b. Teknik melompat

Teknik melompat dalam permainan sepak bola gawang gerak dibutuhkan khususnya apabila bola berada dalam keadaan tinggi dari atas kepala, maka pemain harus melakukan gerak melompat untuk dapat menyentuh bola.

c. Teknik gerak tipu badan.

Teknik gerak tipu badan yang dimaksud adalah pergerakan badan yang mengakibatkan lawan dapat tertipu dengan gerak tersebut.

2. Teknik dasar dengan bola

a. Teknik menendang bola yaitu menendang menggunakan kaki bagian dalam, menendang dengan menggunakan kaki bagian luar dan menendang menggunakan punggung kaki.

b. Teknik megontrol/ menahan bola yaitu memberhentikan bola yang datang dengan menggunakan kaki,paha, dada dan kepala.

c. Teknik heading/menyundul bola yaitu megheading bola degan kepala bagian depan dan meng heading bola dengan kepala bagian samping.

E. Peraturan permainan 1. Jumlah pemain

(7)

Jumlah pemain dalam satu regu Inti 6 orang dengan 2 orang yang bertugas menggerakkan gawang.

2. Dalam berpasangan menggerakkan gawang, hanya salah satu yang jadi pemimpin untuk meragakan gawang yaitu pemain yang berada di sebelah kanan tiang gawang.

Cadangan pemain 2 orang 3. Penggerak gawang

Tiap tim mempunyai 2 orang yang bertugas menggerakkan gawang, hal ini untuk memudahkan teman satu timnya untuk memasukkan bola ke gawangnya sendiri.

4. Waktu bermain

Waktu permainan sepak bola gawang gerak disesuaikan dengan banyaknya jumlah siswa yang mengikuti permainan tersebut. 5. Permulaan permainan

Permainan sepak bola gawang gerak dimulai ditengah lapangan atau yang telah diberi lingkaran. Atau biasa disebut dengan kick off, dengan posisi pemain berada didaerah sendiri dengan gawang berada didaerah lawan.

6. Perolehan angka

Perolehan angka atau ( score ) terjadi, apa bila pemain dapat memasukan bola kedalam gawang sendiri. Maka point akan terhitung satu angka.

7. Lemparan kedalam

Apabila bola meninggalkan lapangan permainan maka untuk melanjutkan permainan harus terjadi lemparan ke dalam, cara melempar yaitu bola di letakkan di belakang garis lapangan kemudian di tendang ke dalam lapangan permainan.

8. Tendangan gawang

Apabila bola keluar melewati garis belakang lapangan yang dilakukan oleh tim lawan maka tendangan gawang dilakukan sama seperti lemparan kedalam.

(8)

9. Pergerakkan gawang

Gawang hanya boleh digerakkan sejajar garis belakang ke kiri dan ke kanan sejauh batas garis belakang lapangan.

10. Pelanggaran

a. Pelanggaran terjadi pada permainan ini apabila: b. Mendorong lawan

c. Menahan pergerakan lawan

d. Memegang bola atau bola menyentuh lengan 11. Keselamatan

Pemain dilarang menggunakan perlengkapan atau apapun yang dapat membahayakan dirinya atau pemaian lainnya termasuk segala

macam perhiasan. F. Wasit

Dalam permainan sepak bola gawang gerak harus memiliki wasit dengan tujuan mengatur jalannya permainan. Dimana wasit memiliki tugas melihat kesalahan – kesalahan yang dilakukan oleh pemain, sesuai dengan aturan yang sudah dibuat. Dengan adanya wasit akan terciptanya suatu permainan yang sportif dan kerja sama.

G. Pendinginan

Berbaris Empat bersap, kemudian barisan dua dan empat maju merapat kebarisan satu dan tiga. Saling memijat pundak teman.

(9)

4.1.3 Validasi Ahli

4.1.3.1 Validasi Draf Awal Produk

Produk awal permainan sepak bola sebelumnya diujicobakan dalam uji coba skala kecil, telah divalidasi oleh para ahli yang sesuai dengan bidang penelitian. Ahli yang dilibatkan 2 (dua) orang ahli pembelajaran Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang berasal dari dosen, yaitu Suryadi Datau, S.Pd, M.Pd, Mirdayani Pauweni, S.Pd, M.Pd, dan 1 (satu) orang guru pendidikan jasmani sekolah dasar, yaitu Fahrudin L. Madu, S.Pd. Validasi dilakukan dengan cara memberikan draf produk awal permainan sepak bola, dengan disertai lembar evaluasi untuk ahli. Lembar evaluasi berupa kuisioner yang berisi aspek kualitas permainan dan saran serta komentar dari ahli. Hasil evaluasi berupa nilai untuk aspek kualitas proses pembelajaran dengan menggunakan skala likert 1-4. Lembar evaluasi untuk kualitas proses permainan sepak bola pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang akan dikembangkan, dapat dilihat pada lampiran.

4.1.3.2 Deskripsi Data Validasi Ahli

Data yang diperoleh dari pengisian kuisioner oleh ahli merupakan pedoman yang menyatakan apakah produk model permainan sepak bola pada mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, sesuai untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi. Penilaian dilakukan terhadap kualitas model

(10)

permainan sepak bola yang dikembangkan. Berikut hasil pengisian kuisioner dari ahli dan guru pendidikan jasmani sekolah dasar, disajikan pada table 3.

Table 4.1.3.2 Hasil Pengisian Kuisioner Ahli dan Guru Penjas Sekolah Dasar

No Aspek yang dinilai

Aspek Penilaian dari Ahli dan Guru

A1 A2 G 1

1 Kesesuaian dengan kompetensi dasar. 4 4 4

2 Kejelasan petunjuk permainan. 3 3 4

3 Ketetapan memilih bentuk/model permainan bagi siswa.

4 4 3

4 Kesesuain alat dan fasilitas yang digunakan. 4 4 4 5 Kemudahan bentuk/model permainan untuk

dimainkan siswa

4 4 4

6 Kesesuaian bentuk/model permainan dengan karakteristik siswa.

4 4 3

7 Mendorong perkembangan aspek fisik/jasmani siswa .

4 4 4

8 Mendorong perkembangan aspek afektif siswa.

4 4 4

9 Mendorong perkembangan aspek psikomotor siswa.

4 4 4

10 Mendorong perkembagan kognitif siswa. 4 4 3 11 Dapat dimainkan siswa yang terampil

maupun tidak terampil

4 4 4

12 Dapat dimainkan siswa putra maupun putri 4 4 3

13 Mendorong siswa aktif bergerak. 4 4 4

14 Meningkatkan minat dan motivasi siswa berpartisipasi dalam pembelajaran permainan sepak bola gawang gerak.

4 4 4

15 Aman untuk diterapkan dalam pembelajaran permainan sepak bola gawang gerak.

4 4 3

Jumlah Skor 59 59 55

3,93 3,93 3,66

Rata-rata 4 4 4

Sumber : Dokumen Penelitian Keterangan :

A1 : Ahli 1 A2 : Ahli 2 G1 : Guru penjas

(11)

Berdasarkan hasil kuisioner yang dilakukan oleh masing-masing ahli dan guru penjas di sekolah dasar, diperoleh rata-rata 4 (empat) atau masuk dalam kategori “Baik/Tepat/Jelas”. Oleh karena itu dapat disimpulkan permainan sepak bola yang sesuai pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi, dapat digunakan untuk uji coba skala kecil. Masukan yang berupa saran dan komentar pada produk model permainan sepak bola yang sesuai pada mata pelajaran untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi, sangat diperlukan untuk perbaikan terhadap permainan tersebut. Berikut ini adalah berbagai masukan dan saran dari para ahli dan guru penjas sekolah dasar:

1. Tetapkan ukuran untuk daerah gawang. 2. Tetapkan ukuran jaring gawang.

3. Wasit adalah siswa, bukan guru. Hal ini bertujuan agar siswa dapat belajar mentaati peraturan sekalipun teman yang memimpin pertandingan atau bertindak sebagai wasit.

4. Jumlah pemain seharusnya berjumlah 6 orang, karena pemain gawang harus termasuk dalam hitungan sebagai pemain.

4.1.3.3 Revisi Produk Awal Sebelum Uji Coba Skala Kecil

Berdasarkan saran dari para ahli dan guru penjas sekolah dasar pada produk seperti yang dijelaskan di atas, maka segera dilaksanakan revisi produk.

(12)

Proses revisi produk berdasarkan saran para ahli dan guru penjas sekolah dasar sebagai berikut:

1. Tetapkan ukuran untuk daerah gawang. Revisi yang dilakukan adalah menetapkan ukuran untuk daerah gawang, yakni 76 cm.

2. Tetapkan ukuran jaring gawang. Revisi yang dilakukan adalah menetapkan ukuran jaring gawang yakni 20 X 20 cm.

3. Wasit adalah siswa, bukan guru. Hal ini bertujuan agar siswa dapat belajar mentaati peraturan sekalipun teman yang memimpin pertandingan atau bertindak sebagai wasit. Revisi yang dilakukan adalah menetapkan wasit adalah siswa.

4. Jumlah pemain seharusnya berjumlah 6 orang, karena pemain gawang harus termasuk dalam hitungan sebagai pemain. Revisi yang dilakukan adalah memasukkan pemain gawang dalam anggota tim yang bermain.

4.1.4 Data Uji Coba Skala Kecil

Validasi para ahli dan guru penjas sekolah dasar telah dilakukan revisi pada produk telah sesuai dengan saran digunakan siswa dan komentar yang diberikan. Kemudian produk di uji coba dengan menggunakan produk skala kecil, yakni kelas V ( lima ) SDN 76 Kota Tengah. Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi berbagai permasalahan serta kelemahan, kendala ataupun keefektifan produk. Masukan yang berupa saran dan komentar pada produk model permainan sepak bola untuk siswa sekolah dasar kelas tinggi. Setelah di uji cobakan skala kecil, sangat diperlukan untuk model permainan tersebut :

(13)

1. Waktu permainan terlalu lama 2 X 20 menit.

2. Lemparan ke dalam diganti dengan tendangan ke dalam.

3. Tendangan sudut dihilangkan, karena daerah gawang adalah daerah sepanjang garis belakang dengan lebar daerah 76 cm.

4.1.4.1 Revisi Produk Setelah Uji Coba Skala Kecil

Berdasarkan saran dari para ahli dan guru penjas sekolah dasar pada produk yang telah diujicobakan ke dalam uji coba skala kecil, maka segera di revisi produk. Proses revisi produk berdasarkan saran ahli dan guru penjas sekolah dasar sebagai berikut:

1. Waktu permainan terlalu lama 2 X 20 menit. Revisi yang dilakukan adalah mengurangi waktu bermain menjadi 2 X 15 menit.

2. Lemparan ke dalam diganti dengan tendangan ke dalam. Revisi yang dilakukan adalah mengganti lemparan ke dalam dengan tendangan ke dalam. 3. Tendangan sudut dihilangkn, karena daerah gawang adalah daerah sepanjang

garis belakang dengan lebar daerah 76 cm. Revisi yang dilakukan adalah menghilangkan tendangan sudut dalam peraturan.

4.1.5 Data Uji Coba Skala Luas

Setelah produk permainan sepak bola diujicobakan dalam skala kecil dan direvisi, maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba skala luas. Uji coba skala luas dilaksanakan di kelas IV, V, VI dengan proses pembelajaran pada waktu yang berbeda. Siswa atau subjek yang digunakan dalam skala luas berjumlah 70 orang, namun yang ikut serta untuk skala luas hanya 69 orang dengan keterangan 1 sakit.

(14)

Berikut ini adalah rincian jumlah siswa atau subjek yang digunakan dalam uji coba skala luas:

Tabel 4.1.5 Jumlah Subjek Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa Keterangan Putra Putri 1 IV 16 14 2 V 13 7 3 VI 14 5 JUMLAH 43 26

Sumber : Dokumen Penelitian

4.1.6 Data Uji Coba Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan terhadap 69 orang subjek/siswa. Berikut dijelaskan hasil Uji validitas dan Uji reliabilitas instrumen.

4.1.6.1Uji Validitas

Uji validitas dilakukan melalui analisis factor terhadap instrumen dengan cara mengkorelasikan jumlah skor item pengamatan dengan skor total. Menurut Trihendardi yang dikutip Susanto (2009:86), uji korelasi dilakukan untuk mencari besarnya hubungan dan arah hubungan. Nilai korelasi berkisar dalam rentang 0 sampai 1 atau 0 sampai 1. Tanda positif dan negatif menentukan arah hubungan. Tanda positif menunjukkan arah yang sama, dimana jika satu variabel naik maka variabel lain juga naik, demikian pula sebaliknya. Tanda negatif menunjukkan arah perubahan yang berlawan, dimana jika satu variabel naik maka variabel yang lain justru turun.

(15)

Uji validitas dalam penelitian menggunakan Program Microsoft Excel dengan korelasi Pearson. Berdasarkan penghitungan koefisien korelasi, diketahui berada dalam rentan 0,7-1,00.

Menurut Young dalam Trihendardi, yang dikutip oleh Susanto (2009:86), besarnya nilai koefisien korelasi (r) dikategorikan sebagai berikut:

a. 0.7 – 1.00 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang tinggi.

b. 0.4 – 0.7 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang substansial.

c. 0.2 – 0.4 baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang rendah.

d. < 0.2 baik positif maupun negatif, hubungan dapat diabaikan.

Dengan demikian berdasarkan penghitungan statistik validitas uji coba instrument, baik pertanyaan pada aspek psikomotorik, afektif dan kognitif diketahui valid. Hasil penghitungan validitas instrumen secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

4.1.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen dilakukan dengan Program Microsoft excel Analysis Cronbach's Alpha. Berdasarkan hasil penghitungan reliabilitas data instrument diketahui bahwa nilai realibilitas jika die estimasi denganmenggunakan koefisien Alpha, menunjukan koefisien yang tinggi, yaitu r=0,724 dengan demikian instrument dinyatakan reliable. Hasil penghitungan reabilitas instrument secara lengkap dapat dilihat lampiran.

(16)

4.2 Analisi Data

Hasil penelitian terhadap skor total (meliputi aspek menyeluruh; aspek psikomotor, kognitif, dan afektif), dikategorikan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu: baik, sedang, dan kurang. Data penghitungan skor total yang meliputi aspek menyeluruh, yakni aspek psikomotor, kognitif, dan afektif, untuk selengkapnya dapat dilihat pada lampiran .

Rentangan skor untuk penentuan kategori skor total respon siswa terhadap model permainan sepak bola dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.2.a Konversi Nilai dan Kategori Skor Total Respon Siswa Rentang

Rentang skor Kategori

23 sampai dengan 33 Baik

12 sampai dengan 22 Sedang

0 sampai dengan 11 Kurang

Distribusi frekuensi skor total respon siswa terhadap model permainan sepak bola berdasarkan pengkategorian, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2.b Distribusi Frekuensi Skor Total Respon Siswa Terhadap Permainan sepak bola gawang gerak

No Kategori Rentang skor Frekuensi

F (%)

1 Baik 23 sampai dengan 33 65 94,20

2 Sedang 12 sampai dengan 22 4 5,80

3 Kurang 0 sampai dengan 11 0 0

Jumlah 69 100

Sumber : Dokumen Penelitian

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi skor total (meliputi aspek menyeluruh; aspek psikomotor, kognitif, dan afektif), dapat disimpulkan bahwa: (1) siswa yang memiliki skor total dengan kategori baik berjumlah 65 siswa atau sekitar 94,20%, (2) siswa yang memiliki skor total dengan kategori sedang

(17)

berjumlah 4 siswa atau sekitar 5,80% dan (3) tidak ada siswa yang memiliki skor total dengan kategori kurang.

4.3 Revisi Produk Setelah Uji Coba Skala Luas (Produk Akhir)

Revisi produk model permainan sepak bola untuk siswa kelas tinggi dilakukan melalui beberapa tahap. Revisi dilakukan sebelum permainan diujicobakan dalam skala kecil, sesudah uji coba skala kecil, dan sesudah uji coba luas. Produk yang telah di uji cobakan dalam uji coba skala luas, perlu dilakukan revisi yang terakhir, untuk penyempurnaan produk.

4.3.1 Proses Pengembangan Permainan sepak bola

Pengembangan produk permainan sepak bola gawang gerak memerlukan beberapa tahapan dan revisi yang harus dilalui. Sebelum mendapatkan produk akhir. Berikut ini adalah bagian-bagian dari produk yang direvisi dalam pengembangan model permainan sepak bola gawang gerak.

Tabel 4.3.1 Revisi Produk Permainan Sepak boal Draf awal sampai produk akhir.

Draf produk awal Revisi I Revisi II

Tetapkan ukuran untuk daerah gawang

Tetapkan ukuran untuk daerah gawang. Revisi yang dilakukan adalah ukuran untuk daerah gawang, yakni 76 cm.

Waktu permainan terlalu lama 2 X 20 menit. Revisi yang dilakukan adalah mengurangi waktu bermain menjadi 15 menit.

Tetapkan ukuran jaring gawang

Tetapkan ukuran jaring gawang. Revisi yang dilakukan adalah menetapkan ukuran jaring gawang, yakni 20 x 20 cm. Lemparan ke dalam Diganti dengan tendangan kedalam. Revisi yang dilakukan adalah

(18)

mengganti lemparan kedalam dengan tendangan kedalam.

Wasit adalah siswa bukan guru. Hal ini bertujuan agar siswa dapat belajar menaati peraturan sekali pun

teman yang

memimpin

pertandinga atau bertindak sebagai wasit.

Wasit adalah siswa bukan guru. Hal ini bertujuan agar siswa dapat belajar menaati peraturan sekali pun teman yang meimpin pertandingan atau bertindak sebagai wasit. Revisi yang dilakukan menetapkan wasit adalah siswa. Tendangan sudut dihilangkn, karena daerah gawang adalah daerah sepanjang garis belakang dengan lebar daerah 76 cm. Revisi yang dilakukan adalah menghilangkan tendangan sudut dalam peraturan. Jumlah pemain seharusnya

6 orang, karena pemain gawang harus termasuk dalam hitungan sebagai pemain.

Jumlah pemain seharusnya 6 orang, karena pemain gawang harus termasuk dalam hitungan sebagai pemain. Revisi yang dilakukan adalah memasukkan pemain gawang dalam anggota tim yang bermain.

4.3.2 Perbedaan Antara Permainan sepak bola yang Asli Dengan Permainan sepak bola pada Mata Pelajaran

Hasil pengembangan yang berupa produk permainan “gawang gerak”, memiliki perbedaan dengan bentuk permainan bola voli yang sesungguhnya. Adapun perbedaan antara permainan sepak bola yang sesungguhnya dengan permainan “gawang gerak” adalah sebagai berikut:

(19)

NO Sepak bola asli Sepak bola gawang gerak Alasan Tujuan 1. Lapangan standard mempunyai ukuran panjang 110 – 100 m lebar 64 – 74 m. Lapangan berukuran panjang13,40 m. Lebar 6.10 m. Untuk siswa kelas SD sulit untuk berlari atau untuk bermain diukuran standard Agar siswa SD tidak sulit untuk berlari atau bermain, dengan ukuran yang dimodifikasi 2. Bola standard mempunyai ukuran 68 – 70 cm, keliling 10 cm, berat 410 – 450 gram. bola plastik, yang berukuran keliling 65 cm, dam berat 100 gram. Untuk siswa kelas IV,V dn VI SD bola terlalu besar dan berat. Terutama mengoper bola pada teman atau memasukan kegawang sulit diterima teman regu karena berat bola. Agar siswa SD mudah mengopor bola dan ringan untuk melakukan tendangan. 3. Gawang yang berukuran tinggi 2,44 m dan lebar 7,32m. ukuran standar terlalu besar. Gawang berukuran tinggi 160 cm, lebar 150 cm dan batas jaring 20 cm. terlalu besar untuk digunakan siswa kelas IV,V dan VI SD. Dan sulit ditemukkan ditiap sekolah Agar siswa SD lebih mudah memasukan bola kedalam gawang. 4. Menerapkan peraturan baku. Peraturan yang dimodifikasi. rata – rata siswa kesulitan untuk memahami peraturan baku tersebut. Agar siswa SD tidak sulit untuk memahami peraturan tersebut.

(20)

4.3.3 Pembahasan

Setelah melalui langkah-langkah pengembangan untuk menghasilkan produk yang telah dilakukan, maka didapatkan produk akhir yang berupa model permainan sepak bola gawang gerak. Indikator keberhasilan produk ini adalah skor total respon siswa terhadap permainan sepak bola gawang gerak yang datanya diperoleh dari kuisioner yang disebarkan pada siswa.

Skor total tersebut adalah aspek menyeluruh dari skor aspek psikomotor, kognitif, dan afektif yang dijumlahkan, dan menjadi skor akhir dari keseluruhan aspek yang dimiliki. Berdasarkan skor total, diketahui bahwa dari 69 siswa kelas tinggi yang menjadi subjek, yang termasuk dalam kategori baik adalah 94,20% dari jumlah siswa atau 65 orang siswa, dan yang termasuk dalam kategori sedang adalah 5,80% dari jumlah siswa atau 4 orang siswa. Keempat orang siswa yang termasuk kategori sedang dikarenakan mereka mendapat skor rendah pada aspek psikomotor dan afektif, data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran hasil penghitungan skala luas.

Skor total tersebut patut untuk diperhatikan, karena terkait dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran. Inti dari standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah siswa dapat mempraktekkan gerak dasar permainan bola besar sederhana (yang dimodifikasi), serta nilai kerja sama, sportivitas, dan kejujuran. Dengan skor total tersebut, dapat diperoleh gambaran ketercapaian kompetensi pembelajaran pada ketiga aspek, baik psikomotor, kognitif dan afektif.

(21)

Selain skor total, respon siswa juga dapat dilihat melalui butir-butir soal pada masing-masing aspek, yang lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran halaman . Berdasarkan respon siswa melalui butir-butir soal ada hal-hal yang harus diperhatikan, terutama pada aspek psikomotor yang memiki nilai jawaban 1 (positif), butir soal nomor 3 (apakah dalam permainan sepak bola gawang gerak, kamu mudah menggiring bola), 58 siswa/subjek atau 84,06 yang menjawab “Ya”, dan butir soal nomor 6 (apakah dalam permainan sepak bola gawang gerak, kamu mudah melakukan tendangan kegawang), 60 siswa/subjek atau 86,96% yang menjawab “Ya”, dan aspek afektif yang memiliki nilai jawaban 1 (positif), butir soal nomor 25 (apakah kamu mengakui keunggulan tim/regu lawan, saat tim/regu kamu kalah) 61 siswa/subjek atau 88,41 persen yang menjawab “Ya”, dan butir soal nomor 27 (apakah kamu bekerja sama dengan teman satu tim/regu baik main pe putra maupun putri ketika kamu bermain sepak bola gawang gerak) 59 siswa/subjek atau 85,51% yang menjawab “Ya”

Hal ini berarti bahwa sebagian siswa masi sulit menggiring bola dan melakukan tendangan kegawang, dan bahkan sebagian siswa tidak mengakui keunggulan yang dimenangkan oleh tim lawan atau tidak sportivitas. Selain itu masih ada sebagian siswa yang tidak kerja sama dengan teman satu tim/regu baik itu pemain putra maupun putri. Dalam hal ini peran guru sangat penting dalam proses pembelajara,agar siswa lebih memahami dan mengamalkan nilai sportivitas.

Selanjutnya, berdasarkan respon siswa terhadap hasil gambaran skor total respon siswa yang menggambarkan aspek psikomotor, kognitif dan afektif secara

(22)

keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa produk pengembangan model permainan sepak bola gawang gerak dapat digunakan pada mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

4.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Produk yang Dihasilkan 4.3.4.1 Kelebihan Produk yang dihasilkan

Produk permainan sepak bola gawang gerak memiliki kelebihan, antara lain:

a. Dapat digunakan oleh guru penjas sekolah dasar siswa kelas tinggi (IV, V, VI ) karena model permainan ini menarik bagi siswa yang menggunakannya.

b. Dapat menanamkan nila disiplin, kerja sama dan sportivitas pada siswa kelas tinggi ( IV, V, VI ) sekolah dasar.

4.3.4.2 Kekurangan Produk yang dihasilkan

Produk permainan sepak bola gawang gerak memiliki kekurangan, antara lain:

a. Proses pembelajaran tidak dilaksanakan oleh guru Penjas Orkes di sekolah karena dalam proses pembelajaran peneliti turut serta dalam pengelolaan kelas.

b. Pengelolaan kelas selama menggunakan permainan. Jika guru tidak memperhatikan pengelolaan kelas, maka kondisi belajar dan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai. Terutama bagi siswa yang tidak

(23)

dapat mendisiplinkan diri sendiri, akan membuat proses pembelajaran tidak memiliki nilai kedisiplinan.

c. Kebiasaan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan bias gender (membedakan putra dan putri). Pada awal permainan tentunya akan sulit tercipta suatu kerja sama antara pemain putra dan putri dalam satu tim, bahkan siswa putra lebih mendominasi permainan dan enggan memberikan kesempatan bagi siswa putri untuk ikut berpartisipasi dalam permainan.

4.3.5 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan-keterbatasan saat melakukan penelitian. Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

1) Lapangan yang dipergunakan untuk permainan sepak bola gawang gerak harus datar, keras, dan bebas dari halang rintang.

2) Permainan sepak bola gawang gerak memerlukan sarana berupa gawang dan bola.

3) Guru pendidikan jasmani sekolah dasar yang bersedia menjadi evaluator yang dimohonkan kesediaannya, sehingga ahli dari dosen harus berjumlah 3 (tiga) orang guna mengimbangi jumlah guru pendidikan jasmani, untuk membantu validasi draf awal produk permainan sepak bola gawang gerak.

(24)

4) Kekhawatiran terhadap pengisian kuesioner, jika dalam pengisian kuisioner responden mengisi tidak bersungguh-sungguh sehingga tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

5) Tidak ada pemantauan secara cermat jawaban, sehingga ada kemungkinan responden dapat terpengaruh oleh jawaban responden yang lain.

4.3.6 Penggunaan Produk Permainan Sepak Bola Gawang Gerak Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi

Hasil akhir dalam penelitian dan pengembangan ini, yang berupa permainan “Sepak Bola Gawang Gerak”, diharapkan dapat digunakan oleh guru penjas di sekolah dasar pada mata pelajaran Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Setiap penyampaian materi pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, tidak terlepas dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau lebih dikenal dengan RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dapat dilihat pada lampiran. Untuk penggunaan produk yang sama yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, maka guru harus memperhatikan jumlah siswa dengan waktu permainan, menekankan jenis pelanggaran dalam permainan sepak bola gawang gerak untuk nilai sportivitas, dan nilai kerja sama antara putra dan putri, sebab akan mempengaruhi tingkat keefektifan produk dan keterterimaan produk yang akan digunakan.

Gambar

Gambar :                                                           Lari   X    X    X    X    X          X                                                    Bola   Menendang Bola  X    X    X    X    X          X  X    X    X    X    X          X  Akhir Permainan
Gambar gawang sepak bola gawang gerak  keterangan:  a.  Tinggi gawang 160  cm  b.  Lebar gawang 150  cm  c
Table 4.1.3.2  Hasil Pengisian Kuisioner Ahli dan Guru Penjas Sekolah Dasar
Tabel 4.1.5 Jumlah Subjek Penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait

dari  gingivitis  adala&#34; ak.lasi plak dan bakteri yang berada di sekitar gigi yang .e.i5 respon i.n&amp; dan pada gilirannya dapat .enyebabkan kersakan 0aringan

meningkatkan pendapatan melalui sistem penjualan yang jauh lebih efektif daripada bank konvensional. Tanpa adanya aplikasi teknologi informasi dalam internet banking,

“ Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Pengakuan dan penghargaan pada para peneliti sebelumnya Pengakuan dan penghargaan pada para peneliti sebelumnya yang membuka jalan untuk sebuah penelitian dan pemikiran baru,

Yang menjadi permasalahan baru adalah, guru hanya memahami intruksi tersebut hanya sebagai formalitas untuk memenuhi tuntutan kebuluhan yang sifatnya administratis Sehingga

Penggunaan relay sebagai saklar, IC ULN2803APG sebagai driver untuk mengontrol setiap relay yang digunakan sebagai saklar yang akan mengkontrol tegangan AC untuk menyalakan

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

Hal ini dapat dilihat dari jarangnya permintaan kepada advokat oleh aparat penegak hukum baik polisi maupun jaksa untuk memberikan bantuan hukum ketika ada klien