• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN PRINSIP TRANSPARANSI DALAM SISTEM PEMBAYARAN DENGAN UANG ELEKTRONIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RINGKASAN PRINSIP TRANSPARANSI DALAM SISTEM PEMBAYARAN DENGAN UANG ELEKTRONIK"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

xxiii RINGKASAN

PRINSIP TRANSPARANSI DALAM SISTEM PEMBAYARAN

DENGAN UANG ELEKTRONIK

Rachmadi Usman

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah mendorong

perkembangan alat pembayaran non tunai (less cash) dalam transaksi keuangan,

karena mudah, aman dan efisien. Alat pembayaran non tunai ini, awalnya berbasis

warkat (paper based payment), kemudian berbasis kartu (card based payment), dan

terakhir berbasis elektronik (electronic based payment), yang dapat dipergunakan

sesuai kebutuhan masyarakat dan nasabah. Salah satu alat pembayaran non tunai yang

berbasis elektronik adalah uang elektronik (electronic money). Uang elektronik ini

dipergunakan untuk pembayaran-pembayaran yang bersifat mikro sampai ritel,

prosesnya secara off-line dan diakses secara elektronis. Alat pembayaran berupa uang

elektronik ini dapat diterbitkan oleh bank maupun lembaga selain bank, yang saat ini

semakin berkembang.

Penyelenggaraan uang elektronik merupakan bagian dari kegiatan jasa sistem

pembayaran, yang merupaka kegiatan usaha perbankan. Salah satu aspek yang

terpenting yang menyangkut kegiatan jasa sistem pembayaran adalah pengaturan

ketentuan dari aspek perlindungan konsumen jasa sistem pembayaran. Dalam

penyelenggaraan kegiatan uang elektronik, pemegang uang elektronik adakalanya

(2)

xxiv

mendapatkan informasi yang asimetris mengenai karakteristik, manfaat, risiko dan

biaya jasa sistem pembayaran dengan uang elektronik.

Sehubungan dengan itu, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan

mewajibkan penerbit uang elektronik untuk menerapkan prinsip transparansi.

Caranya, penerbit uang elektronik wajib memberikan informasi secara tertulis kepada

pemegang uang elektronik mengenai produk uang elektronik yang diterbitkannya.

Selain dalam rangka melakukan edukasi kepada pemegang uang elektronik,

kewajiban penerbit uang elektronik memberikan informasi secara tertulis mengenai

produk uang elektronik yang diterbitkannya tersebut, juga agar penerbit uang

elektronik menerapkan prinsip transparansi produk sebagai bagian upaya melindungi

pemegang uang elektronik dari selaku konsumen jasa sistem pembayaran . Namun

kini, prinsip transparansi juga telah menjadi salah satu landasan bagi perlindungan

konsumen sektor jasa keuangan dan perlindungan konsumen jasa sistem pembayaran.

Hakikat prinsip transparansi dalam sistem pembayaran mengandung unsur

pengungkapan dan penyediaan informasi produk jasa sistem pembayaran kepada

konsumen oleh penyelenggara jasa sistem pembayaran. Ruang lingkup prinsip

transparansi dalam sistem pembayaran lebih diarahkan pada aspek transparansi non

finansial, yang berkaitan dengan informasi produk dan layanan jasa sistem

pembayaran, seperti karakteristik, manfaat, risiko kerugian, dan biaya produk

dan/atau layanan serta syarat dan ketentuan jasa sistem pembayaran. Informasi

produk jasa sistem pembayaran tersebut harus disusun dan disediakan secara tertulis

berupa ringkasan informasi, yang disampaikan secara jelas, lengkap, ringkas, akurat,

jujur, terpercaya, sebanding, tidak menyesatkan, mudah diakses, dan tepat waktu,

(3)

xxv

sehingga penyelenggara jasa sistem pembayaran terhindari dari mis-selling dalam

penawaran produknya serta dapat menghindarkan konsumen jasa sistem pembayaran

dari kerugian finansial. Pemasaran produk dan/atau layanan jasa sistem pembayaran

yang bertanggung jawab hanya akan terjadi bilamana informasi mengenai produknya

cukup tersedia dan dapat dipahami oleh konsumennya. Penyampaian informasi

produk dan/atau layanan jasa sistem pembayaran yang benar ini wajib dilakukan oleh

penyelenggara jasa sistem pembayaran, baik pada saat memberikan penjelasan

kepada konsumen jasa sistem pembayaran mengenai hak dan kewajibannya; pada

saat penyelenggara jasa sistem pembayaran membuat kontrak dengan konsumen jasa

sistem pembayaran; dan dimuat pada saat disampaikan melalui berbagai media antara

lain melalui iklan di media cetak dan elektronik.

Dari aspek kepastian hukum, pemberian informasi produk dan/atau layanan

jasa sistem pembayaran ini merupakan hak konsumen terhadap transparansi produk

jasa sistem pembayaran. Kehadiran prinsip transparansi dalam sistem pembayaran

berfungsi menjamin ketersediaan informasi, keterbukaan informasi dan akses untuk

mendapat informasi mengenai produk dan/atau layanan jasa sistem pembayaran;

menjamin kejelasan dan kepastian mengenai hak, kewajiban dan tanggung jawab

dalam transaksi jasa sistem pembayaran antara penyelenggara dan konsumen jasa

sistem pembayaran; dan menjamin terciptanya keamanan dan kenyamanan dalam

memanfaatkan penggunaan transaksi jasa sistem pembayaran untuk mencegah

terjadinya penipuan (fraud) oleh penyelenggara jasa sistem pembayaran serta

meminimalisir kesejangan informasi antara penyelenggara dan konsumen jasa sistem

pembayaran. Selain dapat mengubah persepsi konsumen jasa sistem pembayaran

(4)

xxvi

terhadap pemilihan produk dan/atau layanan jasa sistem pembayaran, pemberian

informasi mengenai produk dan/atau layanan dalam penawaran jasa sistem

pembayaran juga diperlukan dalam rangka upaya pemberdayaan konsumen jasa

sistem pembayaran dan peningkatan kapasitas penyelenggara jasa sistem

pembayaran. Jadi, transparansi dalam sistem pembayaran mengandung bermakna

ketersediaan informasi, keterbukaan informasi dan keterjaminan akses untuk

mendapatkan informasi atas produk dan/atau layanan mengenai jasa sistem

pembayaran yang ditawarkan oleh penyelenggara jasa sistem pembayaran kepada

konsumen jasa sistem pembayaran, agar calon konsumen dan konsumen jasa sistem

pembayaran sejak awal sudah memahami secara jelas dan lengkap mengenai produk

dan/atau layanan jasa sistem pembayaran.

Secara filosofis keberadaan prinsip transparansi dalam sistem pembayaran

didasarkan pada keadilan, berarti memberikan kesetaraan hak dan kewajiban dalam

berusaha (level playing field) antara penyelenggara dan konsumen jasa sistem

pembayaran. Dalam konsep keadilan ini semua orang harus diakui mempunyai

kebebasan yang setara dalam rangka melindungi pihak-pihak yang secara ekonomis

berkedudukan lemah atau tidak beruntung ketika berhadapan dengan pihak lain yang

mempunyai kedudukan ekonomis yang kuat. Keadilan dimaknai sebagai suatu

keadaan keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan bersama. Salah

satu kebutuhan yang dihadapi oleh konsumen jasa sistem pembayaran adalah

transparansi informasi mengenai produk dan/atau layanan jasa sistem pembayaran

dalam rangka membuat keputusan dan sekaligus dapat menilai kesesuaian kebutuhan

dan kemampuan sebagai konsumen jasa sistem pembayaran. Dari sisi konsumen jasa

(5)

xxvii

sistem pembayaran, konsumen mendapat kesempatan untuk memiliki pemahaman

hak dan kewajiban dalam berhubungan dengan penyelenggara jasa sistem

pembayaran mengenai karakteristik, layanan, dan produk jasa sistem pembayaran.

Sementara itu, bagi penyelenggara jasa sistem pembayaran, transparansi informasi

produk sebagai market conduct tidak hanya semata-mata berfungsi sebagai penuntun

perilaku penyelenggara jasa sistem pembayaran dalam melakukan penawaran jasa

sistem pembayaran, melainkan juga dapat secara seimbang menumbuhkembangkan

dan memacu peningkatan efisiensi produk dan/atau layanan jasa sistem pembayaran

sebagai respon dari tuntutan pelayanan yang lebih prima terhadap pelayanan jasa

sistem pembayaran, bahkan lebih penting mempunyai peluang untuk melakukan

inovasi produk dan/atau layanan jasa sistem pembayaran sesuai dengan kebutuhan

dan profil kemampuan konsumen jasa sistem pembayaran.

Uang elektronik pada hakikatnya adalah uang tunai yang dikonversi menjadi

data elektronik yang disimpan pada media penyimpan pada kartu yang berbentuk

chip atau server milik pemegang uang elektronik. Nilai uang elektronik tersebut juga

dicatat pada media elektronik yang dikelola oleh penerbit uang elektronik. Transaksi

pembayaran dengan uang elektronik dilakukan dengan pemindahan dana secara

elektronik pada terminal pembayaran pedagang (merchant), dengan mengurangi

secara langsung nilai uang elektronik pada media elektronik yang dikelola oleh

pemegang uang elektronik. Karakteristik dari uang elektronik ini, yaitu: disetor di

awal (terlebih dahulu) kepada penerbit, nilai uang disimpan secara elektronik pada

suatu media tertentu, bisa kartu atau alat komunikasi, fungsinya sebagai alat

pembayaran non tunai kepada pedagang bukan penerbit uang elektronik, dan nilai

(6)

xxviii

uang elektronik bukan merupakan produk simpanan, karenanya tidak termasuk yang

dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan dan tidak diberikan bunga/imbalan. Status

nilai uang yang diterima penerbit uang elektronik, baik atas hasil penerbitan uang

elektronik maupun pengisian ulang tersebut merupakan dana float, yang merupakan

kewajiban penerbit uang elektronik kepada pemegang uang elektronik dan pedagang

pada saat rekonsiliasi penagihan oleh pedagang kepada penerbit uang elektronik.

Karakteristik prinsip transparansi dalam transaksi uang elektronik pada

perbankan adalah suatu profil produk uang elektronik seperti yang termuat dalam

ringkasan informasi. Ringkasan informasi merupakan selebaran yang berisikan

informasi ringkas tentang suatu produk mulai dari manfaat, biaya, dan risiko produk

dan/atau layanan lainnya. Dalam transaksi uang elektronik, penerbit uang elektronik

diwajibkan untuk menyediakan dan/atau menyampaikan informasi mengenai produk

uang elekronik yang jujur berdasarkan informasi yang sebenarnya tentang manfaat,

biaya, dan risiko dari produk uang elektronik yang diterbitkannya. Informasi

dimaksud wajib disampaikan penerbit uang elektronik, baik itu ketika melakukan

kegiatan pemasaran, pada saat membuat kontrak dengan konsumen jasa sistem

pembayaran, dan bahkan jika terjadi perubahan mengenai syarat dan ketentuan ketika

pemegang uang elektronik menggunakannya. Pemberian informasi yang jujur

mengandung arti bahwa tidak ada informasi yang disembunyikan, disertai dengan

pengungkapan (disclosure) segala informasi relevan serta keterbukaan mengenai

karakteristik produk dan/atau layanan transaksi uang elektronik secara jelas, lengkap,

akurat dan sebenar-benarnya, dengan tidak memberikan informasi yang menyesatkan

(mislead) dan tidak etis (misconduct) serta memberikan kemudahan akses kepada

(7)

xxix

calon pemegang dan pemegang uang elektronik untuk memperoleh informasi

mengenai karakteristik produk dan/atau layanan transaksi uang elektronik. Dengan

pemberian informasi yang demikian diharapkan dapat mencegah pemegang uang

elektronik dari risiko kerugian yang mungkin timbul dari penggunaan elektronik

maupun karena kegagalan sistem atau sebab lainnya. Untuk itu, selain penerbit uang

elektronik yang harus menerapkan prinsip transparansi informasi ketika melakukan

kegiatan penawaran, pemegang uang elektronik juga harus lebih berhati-hati dalam

penggunaan uang elektronik, ditambah dengan upaya peningkatan literasi dan edukasi

kepada pemegang uang elektronik.

Prinsip transparansi dalam sistem perbankan masih belum diatur dalam

Undang-Undang Nomor 7/1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang diatur hanyalah prinsip transparansi

dalam transaksi produk non bank sebagaimana terkandung dalam Pasal 29 ayat (4)

Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Normor 10 Tahun 1998. Sementara itu, pengaturan prinsip transparansi

dalam transaksi uang elektronik pada perbankan bersumber pada regulasi Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, yang diwujudkan pada aspek transparansi dan

pengungkapan informasi mengenai produk, biaya layanan, dan masa berlakunya

media uang elektronik, yang tindak lanjut aturan terperincinya diserahkan kepada

penerbit produk uang elektronik yang bersangkutan. Berbeda dengan di Uni Eropa,

pengaturan transaksi uang elektronik diatur secara terperinci oleh otoritas sistem

pembayaran. Demikian pula di Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Malaysia,

mengharuskan penerbit uang elektronik untuk menerapkan prinsip transparansi ketika

(8)

xxx

melakukan kegiatan pemasaran maupun pada saat terjadi perubahan ketika pemegang

uang elektronik menggunakan uang elektronik yang diterbitkannya. Oleh karena itu,

dalam rangka revisi Undang-Undang Perbankan atau penyusunan Undang-Undang

Sistem Pembayaran, prinsip transparansi dalam sistem pembayaran harus tetap

dipertahankan, hal ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan hukum bagi

konsumen jasa sistem pembayaran.

(9)

xxxi SUMMARY

THE PRINCIPLE OF TRANSPARENCY IN A PAYMENT SYSTEM

WITH ELECTRONIC MONEY

Rachmadi Usman

The development of information and communication technology in current

days had forced the growth of less-cash payment tool in financial transactions, for

that was easy, safe, and efficient. These less-cash payment tools were initially derived

from paper-based payment, and then card-based payment, and finally

electronic-based payment, which could be used for the sake of people and customers’ needs. One of the non cash payment having electronic basis is electronic money which has

distinct characteristic from other instrument of electronic payment. This electronic

money is used for micro till retail payments; its process is off-line and it is accessed

electronically. Payment instrument in this form of electronic money can be issued by

banks and non bank institutions which are currently developing more and more.

The management of electronic money constitutes a part of service activity of

payment system which constitutes a banking business activity. One of the important

aspect of service activities of payment system is the arrangement of rules from the

aspect of consumer protection of payment system service. In the management of

electronic money activity, the holder of electronic money sometimes get

(10)

xxxii of payment system by electronic money.

Threfore, Bank of Indonesia and Financial Services Authority oblige the

issuer of electronic money to apply the principle of transparancy. The way is the

issuer of electronic money is obliged to give information in writing to the holder of

electronic money about the product of issuer of electronic money it issues. Besides in

the effort to implement education to the holders of electronic money, the obligation of

the issuer of electronic money to give information in writing about the product of

issuer of electronic money it issues, it is also expected that the issuer of electronic

money applies the principle of product transparancy as an effort to protect the holder

of electronic money as consumer protection of payment system service. But nowaday

the principle of transparancy has also become one of the foundation for consumer

protection in the sector of financial services and consumer protection of payment

system services.

The essence of transparancy in payment system contains the element of

exposure and supply of information on the product of payment system service to the

consumers by the organizer of the payment system service. The scope of the

transparancy in payment system is more oriented to the issue of of non financial

transparancy which is related with information on the product and the payment

system service such characteristic, benefit , risk and cost of the product and or

service as well as terms and conditions of the payment system service. Information

on the product of the said payment system service must be arranged and prepared in

writing in a form of information summary, given clearly, completely, briefly,

(11)

xxxiii

and on time , so the management of the payment system service is hindered from

mis-selling in the offer of the product and it can avoid the consumers of the payment

system service from any financial loss. The marketing of the product and or service

of reponsible payment system can only happen if the information on the product is

sufficiently available and can be understood by the consumers. The release of the

true information on the product and or the service of payment system is mandatoryly

peformed by the organizer of payment system service, at the time to give explanation

to the consumer on their rights and obligations; at the time the organizer to make

contract with the consumers; and it is mentioned so at the time it is exposed thorugh

various media among other things via advertisements in the printed and electronic

media.

In the part of legal certainty, providing information on payment system

products and/or services was consumers’ rights toward the transparency of those

products, which was recognized, guaranteed, and protected by consumer protection

law. To get information on the product and or service of this payment system is the

consumer’s right in relation with the transparancy. The presense of the principle of

transparancy in payment system has the following function to guarantee the

availability and transparancy of information and access to obtain information on the

product and or service of payment system; to guarantee the clarity and certainty on

the rights, obligations and responsibilities in the transaction of payment system

service betweeen the organizer and the consumer; and to guarantee the creation of

security and comfort in making use of the transaction of payment system service to

(12)

xxxiv

Besides changing the perception of the consumers of payment system on the

selection of the product and or the service of the payment system, the granting of

information on product in the offer of payment system service, is also needed in the

effort to empower the consumers and to improve the capacity of the organizer. Thus,

transparancy in payment system must mean the availability and transparancy of

information, guarantee of access to get information on the product and or service of

payment system offered by the organizer of payment system service, so the

prospective consumers and the cunsumers from the beginning has understood clearly

and completely the said product.

Philosophically, the existence of transparency principle in a payment system

took fairness as its base, which indicated that providing equality on rights and

obligations in making efforts (level playing field) between organizers and consumers

of a payment system service. In this concept of economic justice all people must be

recognized to have equal freedom in the effort to protect the parties who are

economically weak or unfortunate when they face other party who has strong

economic position. Fairness is meant as a situation of balance between personal

interest and collective interest. One of the needs of the consumers of payment system

service is transparancy of information on the product and or service in the effort to

make decision and at the same time to evaluate the comformity between the need and

the ability of the consumers. From the aspect of the consumers, they get opportunity

to have understanding on rights and obligations in relation with the organizer

payment system service on the characteristic, service, and product (level playing

(13)

xxxv

conduct not only functions as guideline for the conduct of the organizer in carrying

out the offer of payment system service, but also can equally develop and stimulate

the progress of efficiency of the product and service as response to the demand to

the organizer for more prime service. Even more important is to have opportunity to

make inovation on the product and or service of payment system in line with the

need and profile of the consumers.

Electronic money was actually cash money conversed into electronic data

stored to a storage device in the form of chip card or server. The value was also listed

into electronic media managed by its publisher. Payment transactions with electronic

money were conducted by transferring the fund electronically to merchant terminal,

which would directly subtract the value of electronic money on electronic device

managed by the owner. The characteristic of electronic money are as follows: to be

deposited in advance to the issuer; the sum of money is electronically deposited in a

particular medium, it can be card or other communication instrument; its function is

as a non cash payment instrument to merchant not to the issuer of electronic money;

and the sum of electronic money does not constitute saving product because it does

not include in those guaranteed by Deposit Guarantor and it is not given any interest

or reward. The status of its value received by the publisher, both the establishment

and recharging, was float fund which became the publisher’s responsibility toward the holders of electronic money and the merchants when billing reconciliation by

merchants to the publisher was conducted.

The characteristic of transparency principle in transactions with electronic

(14)

xxxvi

resume. Information resume was a leaflet announcing brief information on a product

which consisted of its benefit, cost, and risk. In transaction with electronic money, the

publishers were required to honestly provide and/or extend information of electronic

money product they published with actual information of its benefit, cost, and risk.

The intended information needed to disseminate when conducting marketing

activities, making contract with consumers or even when changes happened on behalf

of terms and conditions applied on which the customers used electronic money.

Providing actual information indicated that no information was hidden, followed by

disclosure of all relevant information and transparancy principle on the characteristic

of the product and or service of electronic money transaction clearly, completely,

accurately, and truly, by not giving misleading and misconduct information and to

provide easy accsess to the prospectice holder and the holder of electronic money to

obtain information on the characteristic of the product and or service of the

electronic money transaction. Providing such actual intended information was

expected to prevent any risk of lost, in the part of the holders, which likely happened

due to its usage, system failure, or any other causes. Thus, aside from the publisher

who implemented transparency principle on information when conducting tender, the

holders of electronic money also needed to be more careful using their electronic

money, coupled with the efforts of increasing literacy and education toward them.

Regulating the principle of transparency for transactions with electronic

money in national banking mentioned in regulation of Bank Indonesia and Financial

Services Authority was embodied by providing information and explanation on

(15)

xxxvii

when conducting marketing activities and using the electronic money. Information

transparency in transactions with electronic money was reflected on particular terms

which required the publisher to provide information to prospective and former

holders dealing with the characteristics of their products, the service cost, validity

period of the products published and any other information. European Union, United

States, and Malaysia also get the publishers of electronic money to implement the

principle of transparency when conducting marketing activities and when changes

happened on which their products were used. Therefore, in order to revise the law of

banking or arranging the regulation of payment system, the principle of transparency

in payment system needed to constantly sustain. It was intended to provide legal

(16)

xxxviii ABSTRACT

THE PRINCIPLE OF TRANSPARENCY IN A PAYMENT SYSTEM WITH ELECTRONIC MONEY

Rachmadi Usman

This dissertation research analyzes three legal issues, namely : (a) philosophy of the principle of transparancy in payment system: (b) characterisitics of transparacy in electronic money transaction; and (c) regulatory implementation of principle of transparancy in payment system with electronic money in banking. Pursuant to the above-mentioned legal issues, this dissertation reserach is a legal research, by applying statute approach, conceptual approach and comparative approach.

.

Fairness was the philosophical base of the existence of transparency principle as market conduct in a payment system, which required an equitable treatment of rights and obligations in making efforts (level playing field) between organizers and consumers of a payment system service. Therefore, transparency should be sustained as the principle of legal protection for consumers of payment system service in a revised law of banking or the arrangement of payment system regulation. Relating to transactions with electronic money,

the characteristic of transparency referred to the information of electronic money products’ and/or services’ profiles, in order to prevent lost for prospective and former holders while

using them. The regulation of transparency tenet in national banking mentioned in regulation of Bank Indonesia (PBI) and regulation Financial Services Authority (POJK) was embodied by providing information and explanation on electronic money products and/or services to the prospective and former holders, both before, while, and after conducting a transaction with electronic money.

Keywords: Principle of Transparancy, Payment System, Electronic Money

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diajar menggunakan pendekatan problem posing berlatar pembelajaran kooperatif lebih baik dibanding hasil

500 tahun 1993 (UCP 500), definisi L/C adalah : ”Setiap perjanjian, apapun namanya atau maksudnya, dimana suatu bank (Issuing Bank atau bank penerbit) bertindak atas permintaan

Perseroan optimis mampu memenuhi target kontrak baru yang masih sekitar Rp 702 miliar hingga akhir tahun.. Produsen makanan beku ini akan membangun pabrik pengolahan

Perilaku konsumsi jajanan pada anak sekolah sebagian besar menunjukkan perilaku yang positif yang artinya bahwa perilaku anak sekolah dalam mengkonsumsi jajanan di

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat ditarik kesimpulan terkait dengan faktor kesatuan tindakan dalam pelaksa- naan koordinasi di P2TP2A Provinsi Riau selama ini telah

33 penelitian menunjukkan tindakan swamedikasi secara non farmakologi pada dismenore dilakukan sebanyak 24 (57,1%) siswi yang olahraga dan istirahat yang cukup untuk

3) Apakah penerapan media gambar berseri untuk peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kegiatan bercerita lebih efektif dibandingkan dengan menggunakan

Kajian hasil penelitian relevan sangat penting karena dapat membantu peneliti untuk: (1) mengkomparasi penelitian yang akan dilakukan dengan temuan penelitian