• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA EKSPOSISI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA EKSPOSISI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA EKSPOSISI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BINTAN

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ARTIKEL E-JOURNAL

Oleh HOLIL NIM 100388201098

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Holil. NIM 100388201098. 2014. Kemampuan Membaca Pemahaman Wacana

Eksposisi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bintan Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Dosen Pembimbing I: Drs. Suhardi, M.Pd. Dosen Pembimbing II: Muhammad Candra, S.Pd., M.Ed.

Kata Kunci: Membaca, Pemahaman, Wacana Eksposisi

Membaca adalah kegiatan melafalkan kata atau kumpulan kata yang melibatkan anggota tubuh untuk memperoleh pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Pemahaman kata dasarnya paham yang berarti mengerti benar atau tahu benar. Wacana eksposisi adalah pengembangan paragraf yang bertujuan menyampaikan informasi tanpa mempengaruhi pembaca. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Termasuk kriteria apakah kemampuan membaca pemahaman wacana eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bintan Tahun Pelajaran 2013/2014?. (2) Termasuk kriteria apakah kemampuan membaca pemahaman wacana eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bintan Tahun Pelajaran 2013/2014 dilihat dari aspek penentuan ide pokok?. (3) Termasuk kriteria apakah kemampuan membaca pemahaman wacana eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bintan Tahun Pelajaran 2013/2014 dilihat dari aspek penentuan fakta?. (4) Termasuk kriteria apakah kemampuan membaca pemahaman wacana eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bintan Tahun Pelajaran 2013/2014 dilihat dari aspek penentuan opini?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes 30 soal bentuk pilihan ganda dengan rincian 10 soal menentukan ide pokok; 10 soal menenutukan fakta; dan 10 soal menentukan opini. Populasi dalam penelitian ini 308 siswa dengan sampel 46 siswa. Peneliti mengambil sampel 15% dari jumlah populasi dengan teknik penarikan sampel secara proportionate stratified random sampling.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kriteria kemampuan membaca pemahaman wacana eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bintan Tahun Pelajaran 2013/2014 adalah cukup dengan rata-rata 55,58 yang berada pada rentang nilai 55-69. Kriteria kemampuan membaca pemahaman wacana eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bintan Tahun Pelajaran 2013/2014 dilihat dari aspek penentuan ide pokok adalah cukup dengan rata-rata 58,91 yang berada pada rentang nilai 55-69. Kriteria kemampuan membaca pemahaman wacana eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bintan Tahun Pelajaran 2013/2014 dilihat dari aspek penentuan fakta adalah cukup dengan rata-rata 55,22 yang berada pada rentang nilai 55-69. Kriteria kemampuan membaca pemahaman wacana eksposisi siswa kelas X SMA Negeri 1 Bintan Tahun Pelajaran 2013/2014 dilihat dari aspek penentuan opini adalah cukup denga rata-rata 52,61 yang berada pada rentang nilai 55-69.

ABSTRACT

Holil. NIM 100388201098. 2014. Ability Exposition Discourse Reading

Comprehension Class X students of State High School Lesson 1 Bintan Year 2013/2014. Education majors Indonesian language and literature. Faculty of Teacher Training and Education. Raja Ali Haji Maritime University. Supervisor I: Drs. Suhardi, M.Pd. Supervisor II: Muhammad Candra, S.Pd., M.Ed.

Keywords: Reading, Comprehension, Discourse Exposition

Reading is an activity pronounce the word or set of words that involve members of the body to get the message to be conveyed by the writer to the reader. Understanding of basic word meaning understood correctly understand or know really. Discourse paragraph exposition is aimed at delivering development information without affecting the reader. The problems of this research are: (1) Include criteria is the ability to read exposition of discourse comprehension tenth grade students of SMAN 1 Bintan Academic Year 2013/2014 ?. (2)

(6)

Includes criteria are the ability to read exposition of discourse comprehension class X SMAN 1 Bintan Academic Year 2013/2014 seen from the aspects of determining main idea ?. (3) Includes criteria are the ability to read exposition of discourse comprehension tenth grade students of SMAN 1 Bintan Academic Year 2013/2014 seen from the aspect of determining the facts ?. (4) Includes criteria are the ability to read exposition of discourse comprehension tenth grade students of SMAN 1 Bintan Academic Year 2013/2014 seen from the aspect determination opinion?. The method used in this research is descriptive quantitative. Data was collected with a 30 question test form with details of 10 multiple choice questions determine the main idea; 10 menenutukan matter of fact; and determine a matter of opinion 10. The population sample of 308 students with 46 students. Researchers took samples of 15% of the total population sampling techniques are proportionate stratified random sampling.

Based on the survey results revealed that the criteria for reading comprehension ability exposition discourse of class X students of SMAN 1 Bintan Academic Year 2013/2014 is sufficient to average 55,58 which values were in the range 55-69. Criteria exposition discourse comprehension reading skills class X SMAN 1 Bintan Academic Year 2013/2014 from the aspects of determining main idea is enough to average 58,91 which values were in the range 55-69. Criteria exposition discourse comprehension reading skills class X SMAN 1 Bintan Academic Year 2013/2014 seen from the aspect of determining the facts is sufficient to average 55,22 which is in the range 55-69 score. Criteria exposition discourse comprehension reading skills class X SMAN 1 Bintan Academic Year 2013/2014 seen from the aspect of opinion was sufficient determination with an average 52,61 which values were in the range 55-69.

1. Pendahuluan

Kemampuan membaca pemahaman sangat diperlukan, agar tidak menimbulkan multi tafsir dalam memaknai sebuah bacaan. Apalagi dalam berbagai latihan di sekolah, seperti: pekerjaan rumah dan ulangan harian. Kemampuan inilah yang dituntut, agar siswa mampu menjawab soal-soal dengan baik. Kemampuan membaca pemahaman sangat diperlukan ketika berhadapan dengan Ujian Nasional (UN). Banyak bentuk soal khususnya pelajaran Bahasa Indonesia yang memprioritaskan kemampuan membaca pemahaman seperti: menentukan ide pokok, tema, alur, watak tokoh, dan amanat yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca.

Mata pelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) yang diberikan oleh guru kepada peserta didik, tidaklah diberikan secara detail dan terperinci. Sistem yang diterapkan oleh guru dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tidak dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini tentu menjadi tugas siswa SMA untuk ekstra keras memahami materi, agar terhindar dari kesalahan dalam menganalisis sebuah makna.

Materi eksposisi pada kelas X sudah dipelajari pada kurikulum tahun 2013 dengan kompetensi (3.1), memahami struktur dan kaidah teks eksposisi baik melalui lisan maupun tulisan dan indikator pencapaian kompetensi pengetahuan adalah : 1) menyebutkan struktur isi teks eksposisi, 2) menjelaskan isi teks eksposisi.

Keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar banyak ditentukan oleh kemampuan membaca pemahaman. Membaca tanpa didasari pemahaman akan sulit menangkap informasi bacaan serta didukung oleh lingkungan yang kondusif. Oleh karena itu, keterampilan berbahasa khususnya keterampilan membaca mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar.

(7)

Siswa yang tidak mempunyai kemampuan membaca pemahaman, akan mengandalkan kemampuan membaca pemahaman siswa lainnya. Tidak heran lagi, siswa datang lebih awal hanya mengerjakan pekerjaan rumah di sekolah, dengan tujuan mencari jawaban siswa lainnya. Tentu masalah ini timbul, diakibatkan oleh beberapa masalah, baik masalah dari dalam maupun dari luar diri siswa. Masalah yang berasal dari luar diri siswa, seperti: lingkungan belajar, kurikulum yang digunakan, metode mengajar, dan fasilitas belajar. Masalah yang berasal dari dalam diri siswa, seperti: minat, kecerdasan, dan kondisi pancaindra. Siswa yang gagal pada indikator pencapaian kompetensi pengetahuannya, maka timbullah saling menyalahkan antara siswa dengan guru mata pelajaran, khususnya guru bahasa Indonesia. Kesenjangan akan terjadi dan masalah akan berkelanjutan, sampai siswa membenci guru.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif kuantitatif adalah metode penelitian yang menggambarkan atau menemukan informasi sebanyak-banyaknya dari suatu fenomena dan informasi yang diperoleh berupa angka atau nilai kemampuan membaca pemahaman.

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Untuk mengetahui pencapaian tujuan pembelajaran kemampuan membaca pemahaman wacana eksposisi dilihat dari keseluruhan aspek, dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 4.1 KRITERIA KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BINTAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DILIHAT DARI KESELURUHAN ASPEK

No. Rentang nilai Kriteria Jumlah siswa

1 85 - 100 Sangat baik 1 2 0 1

2 70 - 84 Baik 10 16 17 13

3 55 - 69 Cukup 11 8 6 5

4 40 - 54 Kurang baik 17 16 15 19

5 < 40 Sangat tidak baik 7 4 8 8

Jumlah 46 46 46 46

Rata-rata 55,58 58.91 55,22 52,61

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata kemampuan membaca pemahaman wacana eksposisi dilihat dari keseluruhan aspek yang peneliti ajukan pada rumusan masalah berada pada rentang nilai 55 – 69 dengan kriteria cukup.

4. Simpulan dan Rekomendasi

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dibahas pada bab IV dan bab V di atas, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata kemampuan membaca pemahaman wacana eksposisi dilihat dari keseluruhan aspek yang peneliti ajukan pada rumusan masalah berada pada rentang nilai 55 – 69 dengan kriteria cukup. Dengan kata lain hipotesis yang peneliti ajukan diterima.

(8)

Berdasakan simpulan diatas peneliti ingin memberi saran kepada guru Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bintan agar lebih memperhatikan kemampuan membaca pemahaman siswa, khususnya membaca pemahaman wacana eksposisi yang berkenaan dengan ide pokok, fakta dan opini.

Daftar Pustaka

Amin, Maswardi Muhammad. 2011. Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta: Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) dengan Baduose Media.

Depdiknas. 2006. Model Silabus dan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajran. Jakarta: BNSP.

Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia. Hariyadi. 2009. Statistik Pendidikan Panduan Lengkap dari Design Sampai

Analisis Statistik Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2011. Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar. Jakarta Timur: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

Lufri. 2005. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Padang: Universitas Negeri Padang.

Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nazir. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Noviyanti. 2013. Kemahiran Membaca Pemahaman Cerita Rakyat Siswa Kelas

VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Bintan Tahun Pelajaran 2012/2013. Proposal Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Nurmawati, Ugy. 2013. Kemampuan Membaca Kritis Wacana Eksposisi Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Indrasakti Tanjungpinang Tahun

Ajaran 2012/201. Proposal Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas RI. 2011. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta Timur: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas RI.

Rahmad, Muhammad. 2013. Kemahiran Membaca Pemahaman Wacana Eksposisi Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Bintan Tahun Pelajaran 2012/2013. 75,5. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Ruswandi, Beni. 2013. Kemampuan Membaca Pemahaman Wacana Narasi Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Bintan Tahun Pelajaran

(9)

Sobur, Alex. 2009. Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Susanto, Dwi. 2012. Pengantar Teori Sastra. Yokyakarta: CAPS. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.

2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wati, Riau. 2009. Teknik Penulisan dan Tata Tulis Karya Ilmiah. Tanjungpinang: UMRAH Press.

Wibowo, Wahyu. 2003. Manajemen Bahasa Pengorganisasian Karangan Prakmatik dalam Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Komponen penting dalam proses peleburan logam salah satunya yaitu tungku untuk meleburkan bahan baku, kondisi pengoperasian di dalam tungku akan berlangsung pada

Atas segala perhatian dan masukan yang diberikan sehingga peneliti bisa merampungkan skripsi dengan lebih baik.. Dosen-dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, atas segala

Kedalaman turap di bawah dasar galian dianggap tidak cukup untuk menahan tekanan tanah yang terjadi pada bagian atas dinding turap.. Anggapan dalam analisis stabilitas turap

PEMBENTUKAN DAN PELATIHAN KADER POSYANDU LANJUT ANDU LANJUT USIA USIAA. DI RUKUN WARGA IV KELURAHAN BUMIAYU DI RUKUN WARGA IV

Pembangunan Sarana Air Bersih ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih setiap saat sehingga dapat meningkatnya kesejahteraan masyarakat

Dasar pertimbangan penentuan ukuran kusen pintu dan Dasar pertimbangan penentuan ukuran kusen pintu dan   jendela adalah berdasarkan pada pendekatan fungsi ruang

takut yang dapat menguatkan ikatan kita satu dengan yang lain dalam situasi seperti itu dan saya mengingatkan dia janji Kristus; &#34;Aku tidak akan meninggalkan atau