• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2014"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemiskinan menjadi salah satu masalah utama yang dihadapi di Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2014 sebesar 28 juta orang atau 11,25 persen dari penduduk Indonesia (BPS, 2014). Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi hal tersebut. Zakat diyakini bisa menjadi salah satu instrumen untuk mengurangi kemiskinan tersebut (Ali dkk, 2015; Nadzri dkk, 2015, Abdullah dkk, 2015; Embong dkk, 2013; Theodossiou, 2015). Implementasi dari zakat ini dapat menyediakan dana untuk program pembiayaan mikro kepada yang miskin (Kahf, 2004). Hal ini didukung dengan adanya potensi zakat di Indonesia yang besar.

Berdasarkan penelitian Firdaus dkk (2012), potensi zakat di Indonesia mencapai 217 triliun rupiah atau setara dengan 3,14 % dari PDB. Namun potensi yang demikian besar belumlah optimal dan hanya tercapai sedikit. Zakat yang terkumpul di organisasi pengelola zakat (yang selanjutnya disebut OPZ) secara nasional pada tahun 2015 tercapai 3,8 triliun rupiah1. Upaya maksimal diperlukan untuk mencapai potensi tersebut salah satunya dengan sosialisasi, pembuatan peraturan terkait zakat dan penelitian terkait faktor-faktor yang memengaruhi keputusan membayar zakat di OPZ.

1

Pernyataan Direktur Pemberdayaan Zakat Kementerian Agama RI Jaja Jaelani. http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/wakaf/15/12/11/nz6205384-capaian-zakat-nasional-masih-satu-persen

(2)

2 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi kepatuhan dalam membayar zakat misalnya umur, status pernikahan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan pembayaran melalui mekanisme pemotongan gaji (Hairunizam dkk, 2005), sikap, norma subjektif dan pengendalian perilaku (Saad dan Haniffa, 2014; Azman dan Bidin, 2015), keimanan (Muda dkk, 2006; Mukhlis dan Beik, 2013), sosial (Abu Bakar dan Abdul Rashid, 2010; Mukhlis dan Beik, 2013). Selain itu ada faktor balasan, kepuasan pribadi, pemahaman agama (Muda dkk, 2006; Mukhlis dan Beik, 2013), faktor organisasi (Muda, 2006), tingkat religiusitas (Azman dan Bidin, 2015) insentif pemerintah, paksaan hukum (Khamis dan Yahya, 2015). Dari beberapa penelitian di atas terlihat bahwa faktor intrinsik (yang berasal dari dalam diri muzakki) lebih banyak diteliti dibandingkan dari faktor ekstrinsik (yang berasal dari luar diri muzakki).

Kepercayaan kepada OPZ juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi komitmen membayar zakat (Nurhayati dan Siswantoro, 2015). Beberapa kasus penggelapan dana zakat oleh amil zakat sempat muncul di media2. Adanya skandal dan penyalahgunaan wewenang oleh lembaga non governmental organization (NGO) membuat permintaan akuntabilitas yang lebih besar dari NGO (Gibelman & Gelman, 2000). Amil atau OPZ harus membuktikan dan meyakinkan kepada donatur potensial bahwa pandangan negatif mereka kepada OPZ tidak benar (Indahsari dkk, 2013).

2 Terdapat kasus penggelapan dana zakat di BAZDA Kampar pada tahun 2011 (www.imz.or.id). Tahun 2012 dengan kasus penggelapan dana zakat di kalangan militer (http://nasional.republika.co.id). Tahun 2015 terdapat kasus penggelapan dana zakat di 4 SKPD di Pagaralam Sumatera Selatan (www.rmolsumsel.com).

(3)

3 OPZ sebagai organisasi yang menjembatani (intermediary) individu dan perusahaan (donatur potensial) dengan penerima manfaat disarankan untuk menyediakan informasi secara sering, spesifik dan luas (Therkelsen, 2011). Ketersediaan informasi menjadi salah satu alasan seseorang dalam memilih tempat membayar zakat (Mukhlis dan Beik, 2013). Informasi yang disediakan oleh OPZ untuk pihak eksternal (muzakki, sponsor, pemerintah, dll) bisa diperoleh dari media elektronik (website lembaga, TV, radio) maupun media cetak (suratkabar, majalah, leaflet, dll).

Penyediaan informasi oleh OPZ bukan berarti tanpa ada biaya. Rumah Zakat (RZ) sebagai salah satu OPZ mengeluarkan beban iklan dan marketing tahun 2013 sejumlah Rp6.841.750.867 atau 15% dari total penggunaan dana Rp45.566.628.1563. Jumlah tersebut juga melampaui pemasukan pada pos dana amil RZ pada tahun 2013 yang sejumlah Rp5.638.861.488 sehingga beban iklan menggunakan dana dari pos lain. Prinsip kehati-hatian dan efisiensi untuk pengeluaran iklan dan marketing juga perlu dipertimbangkan mengingat dana yang digunakan adalah dana zakat. Saat OPZ bisa menghindari penyediaan informasi yang kurang berguna bagi muzakki, dana tersebut bisa digunakan untuk agenda pemberdayaan masyarakat yang lain. Informasi yang memengaruhi keputusan muzakki untuk membayar zakat di OPZ belum diketahui.

Laporan keuangan sebagai informasi akuntansi mempunyai peranan penting dalam membantu menganalisis dan mengevaluasi organisasi

3

(4)

4 (Parsons, 2003). Saat OPZ memberikan informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh muzakki, maka muzakki akan merespon dengan memberikan dana zakat kepada OPZ. Hasil akhir yang diharapkan adalah dana zakat yang terkumpul di OPZ di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan jumlah dana zakat akan memperbanyak kesempatan pemberdayaan masyarakat dan peralihan status dari mustahiq (orang yang menerima zakat) menjadi muzakki akan semakin banyak.

Penelitian terkait pengaruh adanya informasi akuntansi dan nonakuntansi terhadap keputusan untuk memberikan donasi sudah dilakukan beberapa kali (Heijden, 2013; Khuwamala dkk, 2005; Trussel dan Parsons, 2008; Buchheit dan Parsons, 2006; Parsons, 2007; Xie dan Ding, 2013). Namun demikian, belum ada penelitian yang meneliti pengaruh informasi akuntansi dan nonakuntansi dalam memengaruhi keputusan muzakki untuk membayar zakat. Berbeda dengan donasi misalnya sedekah dan wakaf yang bersifat sukarela, zakat adalah kewajiban yang harus dibayar oleh seorang muslim yang sudah memenuhi nisab4 dan haul.

Penelitian ini melanjutkan penelitian Parsons (2007) terkait pengaruh informasi akuntansi dan nonakuntansi terhadap keputusan memberikan donasi dengan konteks zakat. Mengikuti Heijden (2013), penelitian ini menggunakan kondisi multi lembaga karena Parsons (2007) menggunakan kondisi satu lembaga saja. Hal ini karena jumlah OPZ yang semakin

4

(5)

5 meningkat setiap tahunnya membuat muzakki memiliki banyak pilihan tempat untuk membayar zakat.

Penelitian ini dilakukan dengan dengan metode eksperimen dengan perlakuan adanya informasi akuntansi yang berupa laporan perubahan dana zakat dan informasi nonakuntansi yang berupa informasi pertumbuhan penerima manfaat. Kedua informasi ini sesuai dengan PSAK 109 tentang akuntansi zakat dan shadaqoh. Rintasari (2010) menemukan beberapa informasi dari laporan keuangan OPZ yang dibutuhkan oleh muzakki sesuai dengan PSAK 109. Penelitian ini menggunakan informasi pertumbuhan penerima manfaat sebagai informasi nonakuntansi.

Terdapat beberapa perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Pertama, penelitian ini menggunakan kondisi multi lembaga sedangkan penelitian Parsons (2007) hanya satu lembaga. Kedua, penelitian sebelumnya menggunakan konteks keputusan memberikan donasi di lembaga sosial yang bersifat sukarela (voluntary), sedangkan penelitian ini menggunakan konteks zakat yang bersifat wajib (mandatory) bagi muzakki

yang sudah memenuhi syarat.

Ketiga, penelitian ini adalah penelitian pertama dalam ranah zakat yang memasukkan pengaruh informasi akuntansi dan nonakuntansi dalam pengambilan keputusan membayar zakat. Penelitian dalam bidang zakat sebelumnya didominasi oleh faktor-faktor internal muzakki, sedangkan dari faktor eksternal masih terbatas. Informasi akuntansi dan nonakuntansi yang

(6)

6 berasal dari eksternal muzakki bisa menambah literatur terkait faktor eksternal dan keputusan membayar zakat.

Keempat, penelitian ini menggunakan informasi akuntansi yang berupa laporan perubahan dana zakat dan informasi nonakuntansi yang berupa informasi pertumbuhan penerima manfaat. Kedua informasi tersebut digunakan agar lebih sesuai dengan lapangan yang menggunakan PSAK 109 tentang akuntansi zakat dan shadaqoh. Kelima, penelitian ini menggunakan metode eksperimen sedangkan penelitian dalam bidang zakat sebelumnya didominasi oleh metode survei. Metode eksperimen ini adalah metode dengan validitas internal yang paling tinggi dibandingkan metode penelitian lainnya.

1.2. Rumusan Masalah

Potensi dana zakat yang besar di Indonesia yaitu 217 triliun rupiah (Firdaus, 2012) namun realisasinya belum tercapai. BAZNAS mencatat pada tahun 2015 dana zakat yang terkumpul sejumlah 3,8 triliun rupiah atau dua persen dari total potensi dana zakat di Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan pengumpulan dana zakat misalnya sosialisasi zakat, pembuatan peraturan terkait zakat dan penelitian terkait zakat. Penyediaan informasi tersebut juga memerlukan dana yang besar.

Informasi akuntansi dan nonakuntansi adalah informasi yang disediakan OPZ. Namun demikian, belum ada penelitian untuk mengetahui pengaruh informasi akuntansi dan informasi nonakuntansi terhadap keputusan

(7)

7 ini adalah “Apakah informasi akuntansi berupa laporan perubahan dana zakat dan informasi nonakuntansi berupa informasi pertumbuhan penerima manfaat akan memengaruhi keputusan muzakki dalam membayar zakat di OPZ?”

1.3.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh adanya informasi akuntansi berupa laporan perubahan dana zakat dan informasi nonakuntansi berupa informasi pertumbuhan penerima manfaat terhadap keputusan muzakki

untuk membayar zakat di OPZ.

1.4. Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki beberapa kontribusi baik secara teori maupun praktik, yaitu:

a. Secara teori penelitian ini memberikan tambahan keilmuan dengan mengembangkan dari penelitian Parsons (2007) dalam menggunakan konteks zakat. Selain itu, penelitian ini sepengetahuan penulis juga merupakan penelitian pertama yang memasukkan pengaruh informasi akuntansi dan nonakuntansi dalam konteks keputusan membayar zakat. Penelitian ini memberikan gambaran bagaimana muzakki merespon adanya pengaruh informasi akuntansi dan nonakuntansi yang disediakan dalam konteks multi OPZ. Penelitian ini dapat menambah wawasan penelitian terkait keputusan muzakki untuk membayar zakat yang didominasi oleh faktor internal muzakki dan metode survei.

(8)

8 b. Secara praktik, penelitian ini memberikan gambaran pentingnya informasi akuntansi dalam proses pengambilan keputusan muzakki untuk membayar zakat. OPZ diharapkan melakukan pengelolaan dana zakat yang lebih efisien dan memberikan informasi baik yang sudah diatur dalam PSAK 109 dan yang belum diatur. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu bukti manfaat dari informasi akuntansi dari PSAK 109 tentang akuntansi zakat dan shadaqoh di OPZ sehingga, bagi BAZNAS atau Dewas Standar Akuntansi Syariah, sosialisasi PSAK 109 dan pembuatan aturan terkait akuntabilitas OPZ tetap perlu digencarkan.

1.5.Sistematika Penulisan

Penelitian ini memiliki sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab. BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian tentang the majority of confirming dimension heuristic theory, zakat dan kemiskinan, penelitian terkait keputusan membayar zakat, informasi akuntansi, informasi nonakuntansi dan pengembangan hipotesis.

(9)

9 BAB III: METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan desain penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, partisipan, operasional variabel, teknik analisa data dan uji analisis.

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian hasil uji data penelitian yang meliputi cek manipulasi, statistika deskriptif, pengujian normalitas, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V: PENUTUP

Bab ini berisi tentang simpulan hasil penelitian, implikasi penelitian, keterbatasan yang terdapat dalam penelitian serta saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

menunjukkan hasil perhitungan pengaruh tidak langsung dari Insentif dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan Kerja melalui Kinerja menunjukkan bahwa Insentif

Bila ketiga penukar panas tersebut dianalisa dengan asumsi yang sama yaitu temperatur fulida yang masuk adalah yang paling berpengaruh pada naik-turunnya koefisien

keputusan Rektor Nomor 773/UNll/KPT/2019 tentang Penetapan Besaran Biaya Uang Kuliah Tunggal Untuk Mahasiswa Program Diploma III (Dili) dan Strata 1 (SI) Jalur Penerimaan Reguler

Meskipun demikian Mack mengemukakan, bahwa yang dimaksud dengan musik kontemporer di Barat adalah per-kembangan karya seni otonom, yang dalam hal ini adalah musik

Azhar Muttaqin, M.Ag selaku Ketua Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang yang memberikan dukungan selama proses

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan energi listrik setiap tahunnya di Sulawesi Selatan, maka perlu dipertimbangkan untuk membangun pembangkit tenaga listrik yang baru..

Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Nomor 170 Tahun 2015 tentang Bank Pelaksana Kredit Usaha Rakyat dan Perusahaan Penjamin Kredit

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) di Indonesia per Maret