• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN LANJUTAN PUSKESMAS KAMPUNG JABI (1 PAKET)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEKERJAAN : PEMBANGUNAN LANJUTAN PUSKESMAS KAMPUNG JABI (1 PAKET)"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN :

PEMBANGUNAN LANJUTAN PUSKESMAS KAMPUNG JABI

(1 PAKET)

LOKASI :

KAMPUNG JABI - NONGSA

TAHUN 2016

(2)

Halaman | i

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN ... 1-2 a. Data Pekerjaan ... 1 b. Lingkup Pekerjaan ... 1-2 BAB II PEKERJAAN PERSIAPAN ... 3 – 5

a. Mobilisasi ... b. Penyediaan Air dan Listrik Kerja ... c. Pemagaran Lokasi Kerja ... d. Pembuatan Direksi Keet ... e. Pembuatan Gudang Bahan dan Alat ... f. Pembuatan Barak Kerja ... g. Papan Nama Proyek ... h. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank ...

BAB III PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI ... 6 - 8 a. Pemotongan Kepala Tiang ...

b. Timbunan Tanah (Bauksit) ... c. Urugan Pasir ... d. Lantai Kerja ... e. Pile Cap ... f. Sloof ... g. Lantai Plat Beton ...

BAB IV PEKERJAAN STRUKTUR ... 9 - 18 1. Lantai I...

a. Kolom ... b. Balok ... c. Tangga Beton ... d. Plat Lantai Beton ... e. Pelapisan Waterproofing ... f. Railing Tangga ... 2. Lantai II... a. Kolom ... b. Balok ... c. Plat Lantai Beton ... 3. Lantai Atap ... a. Kolom ... b. Balok ... c. Plat Lantai Dak di Bawah Atap ... d. Plat Lantai Dak Void ...

BAB V PEKERJAAN ARSITEKTUR ... 19 - 26 1. Lantai I...

a. Dinding dan Kusen ... b. Kap Atap ... c. Plafond Gypsum ... d. Lantai Keramik Lt. 1... e. Pengecatan ... f. Relief ... g. Sanitasi Lt. 1 ... h. Kelengkapan ... 2. Lantai II... a. Dinding dan Kusen ... b. Kap Atap ... c. Plafond Gypsum ... d. Lantai Keramik Lt. 2...

(3)

Halaman | ii Daftar Isi e. Pengecatan ... f. Relief ... g. Sanitasi Lt. 2 ... 3. Lantai Atap ... a. Dinding ... b. Pengecatan ... c. Relief ...

BAB VI PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL ... 27 - 38 A. Elektrikal ... 1. Elektrikal Site ... a. Pemasukan Daya PLN ... b. Kabel Feeder ... c. Panel ... d. Grounding MDP ... e. Penangkal Petir ... 2. Lantai I... a. Instalasi Listrik dan Armature ... b. Instalasi Data ... c. Instalasi Telepon PABX ... d. Instalasi Sound System ... e. Instalasi CCTV ... f. Instalasi Tata Udara ... g. Instalasi MATV (Master Antena Televisi) ... h. Kabel Tray ... i. Pemadam Kebakaran ... 3. Lantai II... a. Instalasi Listrik dan Armature ... b. Instalasi Data ... c. Instalasi Telepon PABX ... d. Instalasi Sound System ... e. Instalasi CCTV ... f. Instalasi Tata Udara ... g. Instalasi MATV (Master Antena Televisi) ... h. Kabel Tray ... i. Pemadam Kebakaran ... B. Mekanikal ... 1. Plumbing Area Pompa s/d Roof Tank ... a. STP Biotech ... b. Tangki Air ... 2. Pompa ... a. Pompa Air Bersih (CR5-9) ... b. Pompa Air Bersih Boster ... 3. Instalasi Air Bersih dan Air Kotor Lt. 1 dan Lt. 2 ... a. Instalasi Air Bersih ... b. Instalasi Air Kotor Cair dan Padat ... 4. Pipa Air Hujan ... BAB VII PENUTUP ... 39

(4)

Halaman | 1

BAB I Pendahuluan A. DATA PEKERJAAN

Nama Proyek : Pembangunan Lanjutan Puskesmas Kampung Jabi

(1 Paket)

Lokasi Proyek : Kampung Jabi, Nongsa – Kota Batam

Dinas / Instansi : Dinas Kesehatan Kota Batam

Alamat Dinas/Instansi : JL. Raja Ali Haji, Sekupang – Kota Batam

Tahun Anggaran : 2016

Jenis Kontrak : Lump Sump dan Unit Price

Waktu Pelaksanaan Pekerjaan : 165 (seratus enam puluh lima) hari kalender

B. LINGKUP PEKERJAAN

Pembangunan Lanjutan Puskesmas Kampung Jabi Nongsa (1 Paket) tersebut secara umum meliputi pekerjaan standar maupun non standar yang terdiri dari:

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

B.1.a Pekerjaan Mobilisasi /demobilisasi B.1.b Pasangan bouwplank

B.1.c Pekerjaan dokumentasi proyek B.1.d Penyediaan air kerja

B.1.e Penyediaan listrik kerja B.1.f Pekerjaan pengukuran B.1.g Pagar proyek

B.1.h Sewa Direksi keet

B.1.i Papan Nama proyek

II. PEKERJAAN TANAH/BETON BAWAH LANTAI B.2.a Pile Cap

B.2.b Sloof Beton III. PEKERJAAN STRUKTUR

A. STRUKTUR LANTAI 1

1. Kolom

2. Balok

3. Tangga Beton

4. Plat Lantai Beton Lantai 1 t.12 cm 5. Plat Lantai Beton Lantai 1 t,10 cm 6. Pelapisan waterproofing

7. Pasang Railing Tangga B. STRUKTUR LANTAI 2

1. Kolom

2. Balok

3. Tangga Beton

4. Plat Lantai Beton Lantai 1 t,10 cm C. STRUKTUR LANTAI ATAP

1. Kolom

2. Balok

3. Plat Dak beton t;10 cm Dibawah Atap 4. Plat Dak beton t;10 cm Void

V. PEKERJAAN ARSITEKTUR A. LANTAI 1

1. Pekerjaan Dinding Dan Kozen

 Pekerjaan Dinding Lt. 1

 Pekerjaan Kusen Lt. 1

BAB I

(5)

Halaman | 2

BAB I Pendahuluan

2. Pekerjaan Kap Atap

3. Pekerjaan Plafond Gypsum

4. Pekerjaan Lantai Keramik Lt. 1 5. Pekerjaan Pengecatan

6. Pekerjaan Relief 7. Pekerjaan Sanitasi Lt. 1 8. Pekerjaan Kelengkapan B. LANTAI 2

1. Pekerjaan Dinding Dan Kozen

 Pekerjaan Dinding Lt. 2

 Pekerjaan Pintu dan Jendeala Lt. 2

2. Pekerjaan Kap Atap

3. Pekerjaan Plafond Gypsum

4. Pekerjaan Lantai Keramik Lt. 2 5. Pekerjaan Pengecatan 6. Pekerjaan Relief 7. Pekerjaan Sanitasi Lt. 2 C. LANTAI ATAP 1. Pekerjaan Dinding 2. Pekerjaan Pengecatan 3. Pekerjaan Relief

VI. PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL SITE

1. Pekerjaan Pemasukan Daya PLN

2. Pekerjaan Kabel Feeder 3. Pekerjaan Panel

4. Pekerjaan Grounding MDP

5. Pekerjaan Penangkal Petir B. PEKERJAAN ELECTRICAL 1. Lantai 1

 Pekerjaan Instalasi Listrik Dan Armature

 Pekerjaan Instalasi Data

 Pekerjaan Instalasi Telpon PABX Di Ruangan Kantor

 Pekerjaan Instalasi Sound System

 Pekerjaan Instalasi CCTV

 Pekerjaan Instalasi Tata Udara ( AC )

 Pekerjaan Instalasi MATV ( Master Antena Televisi )

 Pekerjaan Kabel Tray

 Pekerjaan Pemadam Kebakaran

2. Lantai 2

 Pekerjaan Instalasi Listrik Dan Armature

 Pekerjaan Instalasi Data

 Pekerjaan Instalasi Telpon PABX Di Ruangan Kantor

 Pekerjaan Instalasi Sound System

 Pekerjaan Instalasi CCTV

 Pekerjaan Instalasi Tata Udara ( AC )

 Pekerjaan Instalasi MATV ( Master Antena Televisi )

 Pekerjaan Kabel Tray

 Pekerjaan Pemadam Kebakaran

B. PEKERJAAN MEKANIKAL

1. Pekerjaan Plumbing Area Pompa s/d Roof Tank

2. Pekerjaan Pompa

(6)

Halaman | 3

BAB II Pekerjaan Persiapan

I. MOBILISASI & DEMOBILISASI a. Mobilisasi

Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.

Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang dilakukan terdiri dari :

1. Concrete Pump 6. Generator Set

2. Concrete Mixer 7. Pick Up

3. Concrete Vibrator 8. Skafolding

4. Stamper 9. Water Tanker

5. Theodolite b. Demobilisasi

Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan sebgai tempat penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal. II. PEKERJAAN PAGAR KELILING

Konstruksi Pagar proyek di buat dengan menggunakan dinding seng dan diperkuat dengan menggunakan tiang –taing besi atau kayu dan di ikat dengan paku/baut pengikat pada jarak tertentu, sehingga konstruksinya kuat dan sesuai dengan fungsi yakni untuk menjamin keamanan pekerja dalam lingkungan proyek.

 Dipasang pada sekeliling lokasi pekerjaan.

 Pagar sementara dibuat dari rangka kayu dolken/andang ukuran 10-12 cm dengan ketinggian 2m dan dilapisi seng gelombang.

 Pada sisi depan bangunan diberi pintu masuk yang dapat dibuka dan ditutup serta memudahkan untuk pendistribusian bahan dan alat dengan bahan yang sama.

III. PEKERJAAN PENGUKURAN

Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari sampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan bantuan alat berat excavator. Sampah-sampah yang dihasilkan dari pekerjaan ini dikumpulkan di suatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemudian baru diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir. Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan pengukuran lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik yang menjadi acuan ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulat dengan panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.

IV. PEKERJAAN PEMASANGAN BOUWPLANK

Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran dilakukan. Pemasangan Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak Proyek, Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan.

Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata bagian atasnya dari papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik

BAB II

(7)

Halaman | 4

BAB II Pekerjaan Persiapan

pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam tanah.

Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Bouplank V. PEKERJAAN PEMBUATAN DIREKSI KEET

Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat terdiri dari Kantor ukuran 5x10m, Ruang rapat Ukuran 4x4m, gudang ukuran 6 x 10m, barak pekerja ukuran 3x10m (2 Lantai), rumah genset, serta Toilet.

Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek. Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat kerja.

VI. PEKERJAAN PEMBUATAN GUDANG BAHAN & BARAK KERJA

Barak kerja dibuat untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek berlangsung.

Gambar Barak Kerja

Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya untuk menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen, tempatnya harus baik sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.

Gambar Gudang Material

Letak gudang dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses bongkar muat material yang akan digunakan.

VII. PENYEDIAAN AIR KERJA

Kontraktor harus menyediakan air bersih untuk proyek, pengadaan air bersih tersebut dapat dari PAM bilamana mungkin atau dengan membuat sumur gali atau sumur bor atau dari sumber lain yang berdekatan, dengan syarat air tersebut harus memenuhi persyaratan untuk pembangunan seperti persyaratan yang tercantum dalam SK. SNI. S-04-1989-F.

(8)

Halaman | 5

BAB II Pekerjaan Persiapan

VIII. PENYEDIAAN LISTRIK KERJA

Kontraktor harus menyediakan listrik untuk proyek, penyediaan listrik kerja tersebut dapat dari PLN bilamana mungkin atau dengan membuat sambungan dari gedung yang terdekat.

IX. PEKERJAAN PAPAN NAMA PROYEK

Papan nama proyek dibuat dengan ukuran 1,5 x 2 m, dan dipasang dilokasi proyek, 1 (satu) minggu setelah Kontraktor menerima Surat Perintah Mulai Kerja, serta dijaga keberadaannya selama proyek berlangsung. Papan nama proyek dibuat dari papan dan tiang kayu 10 x 10 kayu kualitas baik.

Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini dipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data proyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.

(9)

Halaman | 6

BAB III Pekerjaan Tanah dan Pondasi A. AKSES JALAN MASUK (Lebar 7,5 m)

Pekerjaan ini dilakukan untuk mempermudah aksesibiltas kendaraan yang masuk ke dalam lokasi proyek, sehingga pengangukatan material dapat berjalan lancar. Jalan tersebut terbuat dari material timbunan tanah yang dipadatkan. Jika cuaca panas dan permukaan jalan kering maka dapat dilakukan penyiraman dengan menggunakan water tanker. Pekerjaan ini dilakukan beriringan dengan pekerjaan Direksi Keet.

Selain Pekerjaan diatas, ada hal lain yang perlu disampaikan kepada setiap orang dilokasi proyek yaitu memberikan aturan bahwa setiap orang yang berada di dalam lokasi proyek harus selalu memakai alat pelindung diri dan Senantiasi mematuhi peraturan K3 yang ada di lokasi. B. PEMOTONGAN KEPALA TIANG

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pemotongan kepala tiang pancang. 2. Metode Pekerjaan

Kontraktor dalam melaksanakan pemancangan tentunya berusaha untuk mengikuti kedalaman maksimal yang ditentukan oleh konsultan perencana, akan tetapi pada pelaksanaan dilapangan setiap titik kadang berbeda-beda kedalamannya. Untuk itulah diperlukan pemotongan dan pembobokan tiang pancang, dengan mengiktui tahap-tahap berikut :

 Tiang Pancang yang kelebihan panjangnya bila diukur waterpas terhadap poer pondasi harus dilakukan pemotongan mengikuti ketentuan yang berlaku.

 Pemotongan harus rapi dan rata permukaannya, dengan memperhitungkan ketinggiannya terhadap adanya pasir urug dan lantai kerja.

 Besi stek dari tiang pondasi pancang disisakan sesuai peraturan yang berlaku (PBl 71) sepanjang 40 x diameter ukuran besi yang ada.

 Jika stek besi tidak mencapai mengingat posisi tiang pancang terlalu dalam, maka ketebalan poer pondasi perlu disesuaikan sampai stek tercapai.

C. TIMBUNAN TANAH (BAUKSIT) 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi timbunan tanah (bauksit). 2. Metode Pekerjaan

Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper. Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

C. URUGAN PASIR 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi urugan pasir. 2. Metode Pekerjaan

BAB III

PEKERJAAN TANAH DAN

PONDASI

(10)

Halaman | 7

BAB III Pekerjaan Tanah dan Pondasi

Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada yaitu sekitar 7 cm.

D. LANTAI KERJA 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi lantai kerja. 2. Metode Pekerjaan

Setelah tanah digali dan diberikan urugan pasir, selanjutnya dibuat lantai kerja dengan campuran beton 1Pc:3Ps:5Kr. Sebelum campuran beton diletakkan, dasar tanah diratakan terlebih dahulu. Tebal dari lantai kerja ini sekitar 5 cm, setelah lantai kerja mengeras barulah diatasnya diletakkan pondasi Plat Setempat.

E. PILE CAP

1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi :

 Pekerjaan Beton Ready Mix K-250

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

 Merakit tulangan dengan besi beton sesuai dengan gambar kerja.

 Merakit bekisting pondasi sesuai dengan gambar kerja.

 Setelah perakitan tulangan dan bekisting selesai dilakukan setelah itu bekisting diletakkan diatas lantai kerja dan besi tulangan dimasukkan ke dalam bekisting.

 Sebelum besi tulangan diletakkan di dalam bekisting, diatas lantai kerja di berikan beton tahu kira-kira berukuran 2x2x2 cm dengan mutu beton yang sama.

 Beton tahu ini berfungsi agar kedudukan tulangan pas berada di tengah dan memberikan ruang untuk selimut beton yang cukup.

 Jika tulangan dan bekisting telah dipasang maka campuran beton dapat dituang.

 Ketinggian curahan harus diperhatikan agar seluruh rongga dapat tertutupi oleh material.

 Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton harus sesuai dengan job mix design yang ada. Bebas dari material organik, debu dan telah mendapat persetujuan dari pengawas.

F. SLOOF

1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi :

 Pekerjaan Beton Ready Mix K-250

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

 Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi plat setempat dan pile cap selesai dilakukan.

 Pada dasarnya pelaksanaan balok sloof sama dengan pelaksanaan Pondasi Plat Setempat. Bekisting dan tulangan besi dirakit terlebih dahulu sesuai dengan shop drawing.

 Setelah itu barulah campuran beton dituangkan, campuran beton yang digunakan sama dengan campuran beton Pondasi yaitu mutu beton K-250.

 Campuran beton tersebut terlebih dahulu telah dilakukan job mix design dan nilai slump tesnya sesuai dengan spesifikasi teknis. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya persetujuan dari pengawas.

(11)

Halaman | 8

BAB III Pekerjaan Tanah dan Pondasi G. LANTAI PLAT BETON

1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi :

 Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Leveling Pengecoran Plat Lantai

 Pekerjaan Kontrol Kualitas

 Pengecoran Beton

 Pekerjaan Curing

2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting

Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.

Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.

b. Pekerjaan Pembesian

Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai.

Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama. c. Leveling Pengecoran Plat Lantai

Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain.

d. Kontrol Kualitas

Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada pekerjaan kolom.

e. Pengecoran Beton

Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.

f. Pekerjaan Curing

Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari setelah dilakukan pengecoran.

(12)

Halaman | 9

(13)

Halaman | 9

BAB VI Pekerjaan Struktur I. LANTAI 1

A. Kolom

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan :

 Pekerjaan Beton Ready Mix K-250

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a) Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi.

Besi yang digunakan yaitu besi Ø16mm sebagai tulangan utama dan besi Ø 8mm sebagai sengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.

b) Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh

c) Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan, yaitu :

 Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar tulangan, panjang penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan, posisi penempatan water stop.

 Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.

Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas

d) Kegiatan Pengecoran, Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh.

e) Kegiatan Curing, Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.

Proses Pelaksanaan Pekerjaan Kolom

BAB IV

(14)

Halaman | 10

BAB VI Pekerjaan Struktur B. Balok

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan :

 Pekerjaan Beton Ready Mix K-250

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a) Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom,

hanya saja dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu dolken/ubar.

b) Kayu ini berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar bekisting tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan).

c) Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm.

d) Pelaksanaan pengecoran balok atau ring balok, biasanya seiringan dengan pelaksanaan Pelat lantai.

C. Tangga Beton

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan :

 Pekerjaan Beton Ready Mix K-250

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Pondasi Tangga

Pondasi Tangga berfungsi sebagai dasar tumpuan landasan agar tangga tidak mengalami penurunan, pergeseran. Pondasi tangga bisa dari pasangan batu kali, beton bertulang atau kombinasi dari kedua bahan dan pada dibawah pangkal tangga harus diberi balok anak sebagai pengaku pelat lantai, agar lantai tidak menahan beban terpusat yang besar.

b. Bekisting Bordes dan badan tangga

 Sebelum memulai pekerjaan bekisting bordes tangga, perlu diperhatikan elevasi/ ketinggian dari lantai dibawahnya sehingga diketahui kombinasi alat yang diperlukan, apakah menggunakan perancah kayu saja atau dengan scaffolding.

 Bekisting ini tidak perlu dipabrikasi secara khusus, karena bisa dipabrikasi pada saat penyetelan langsung, yang perlu dipersiapkan adalah posisi kemiringan badan tangga. Pada bagian bawah bekisting ini didukung oleh perancah untuk menahan beban serta mempertahankan posisi kemiringan tangga.

c. Pemasangan Tulangan badan dan sengkang badan tangga

Pekerjaan pemasangan tulangan tangga dilakukan setelah bekisting terpasang, Tulangan utama dipasang terlebih dahulu, kemudian dirangkai dengan tulangan sengkang. Bagian bawah tulangan tangga diberi beton tahu / beton decking, Pemasangan beton decking pada bagian bawah tulangan dengan ketebalan ± 2 cm.

d. Pemasangan tulangan anak tangga

 Pemasangan tulangan anak tangga disesuaikan dengan gambar teknis, tulangan ini dihubungkan dengan tulangan badan tangga dengan cara diikat dengan kawat, kemudian dipasang tulangan memanjang yang berfungsi untuk memperkuat anak tangga. Beton decking juga dipasang pada sisi yang akan dipasang bekisting dengan ketebalan ± 2 cm.

(15)

Halaman | 11

BAB VI Pekerjaan Struktur

 Sebelum proses pemasangan, bekisting dipasang di salah satu sisi dinding tangga agar tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan tulangan

e. Pemasangan bekisting Dinding Tangga, Bordes dan Trape/ Dinding Anak Tangga.

 Setelah pekerjaan pemasangan tulangan bordes dan badan tangga selesai, kemudian dipasang dinding tangga pada sisi yang lainnya dan dinding bordes diatas badan tangga. Bekisting dinding tangga dipaku dengan bekisting badan tangga.

 Trade/ dinding anak tangga dipasang diantara dinding badan tangga sesuai dengan yang telah digambar pada dinding badan tangga dan dipaku dari dinding tangga kearah dalam. Untuk memudahkan pemasangan dapat dilakukan dari bawah keatas. Setelah semua terpasang, kemudian antar anak tangga dirangkai dengan kayu 5/7 memanjang dari atas ke bawah. Sama halnya dengan dinding badan tangga, dinding anak tangga inipun telah dipabrikasi sebelumnya.

f. Pengecoran

Setelah bekisting tangga terpasang kuat maka akan segera dilakukan pengecoran tangga, pengecoran dilakukan merata di seluruh bagian tangga.

g. Pembongkaran

Pembongkaran dinding badan tangga dan trape dapat dilakukan setelah beton berumur 12 jam, sedangkan untuk badan tangga dan bordes dilakukan setelah tujuh hari atau setelah mendapat ijin dari pihak direksi. Untuk pembongkaran balok bordes cara dan urutannya seperti pada pembongkaran balok biasa.

D. Plat Lantai Beton

1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi :

 Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Leveling Pengecoran Plat Lantai

 Pekerjaan Kontrol Kualitas

 Pengecoran Beton

 Pekerjaan Curing 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting

Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.

Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.

b. Pekerjaan Pembesian

Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai.

(16)

Halaman | 12

BAB VI Pekerjaan Struktur

Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama. c. Leveling Pengecoran Plat Lantai

Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain.

d. Kontrol Kualitas

Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada pekerjaan kolom.

e. Pengecoran Beton

Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.

f. Pekerjaan Curing

Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari setelah dilakukan pengecoran.

E. Pelapisan Water Proofing 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan waterproofing 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a) Bersihkan lokasi yang akan dipasang dari koto-ran dan debu serta sisa

adukan mengguna-kan sikat, sapu dan cape.

b) Labur permukaan / bidang yang akan dipasang deng an primer coating secara merata, juga bidang dinding naik ± 20 cm dari finishing lantai.

c) Cek laburan primer coating.

d) Pasang waterproofing secara merata mulai dari dinding terjauh dengan overlap ±10 cm.

e) Cek pemasangan waterproofing mem-brane. f) Test penggenangan selama 1 x 24 jam (1 hari). g) Screed penutup waterproofing :

Untuk toilet, langsung ditutup screed dengan tebal 2-5 cm.

Untuk gutter, sebelum penutupan screed dipa-sang kawat ayam mengikuti alur pemasangan, ketebalan screed 2-3cm dan difinish acian halus.

F. Railing Tangga

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan railing tangga. 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a) Marking As & elevasi untuk posisi railing tangga sesuai gambar kerja. b) Tentukan letak tiang railing sesuai gambar kerja.

c) Pasang Tiang Railing pada awal trap. d) Tangga & pada bordes lantai atasnya.

(17)

Halaman | 13

BAB VI Pekerjaan Struktur

e) Tarik benang antara kedua tiang railing

f) Pasang tiang railing sesuai jarak yang telah ditentukan. g) Sambung railing horizontal untuk trap berikutnya.

h) Ratakan & haluskan sambungan serta bersihkan railing tangga yang telah terpasang.

II. LANTAI 2 A. Kolom

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan :

 Pekerjaan Beton Ready Mix K-250

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a) Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi.

Besi yang digunakan yaitu besi Ø16mm sebagai tulangan utama dan besi Ø 8mm sebagai sengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.

b) Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh

c) Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan, yaitu :

 Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar tulangan, panjang penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan, posisi penempatan water stop.

 Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.

Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas

d) Kegiatan Pengecoran, Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh.

e) Kegiatan Curing, Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.

(18)

Halaman | 14

BAB VI Pekerjaan Struktur B. Balok

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan :

 Pekerjaan Beton Ready Mix K-250

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : e) Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom,

hanya saja dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu dolken/ubar.

f) Kayu ini berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar bekisting tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan).

g) Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm.

h) Pelaksanaan pengecoran balok atau ring balok, biasanya seiringan dengan pelaksanaan Pelat lantai.

C. Plat Lantai Beton

1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi :

 Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Leveling Pengecoran Plat Lantai

 Pekerjaan Kontrol Kualitas

 Pengecoran Beton

 Pekerjaan Curing 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting

Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.

Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.

b. Pekerjaan Pembesian

Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai.

Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama. c. Leveling Pengecoran Plat Lantai

Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain.

(19)

Halaman | 15

BAB VI Pekerjaan Struktur

d. Kontrol Kualitas

Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada pekerjaan kolom.

e. Pengecoran Beton

Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.

f. Pekerjaan Curing

Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari setelah dilakukan pengecoran.

III. LANTAI ATAP A. Kolom

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan :

 Pekerjaan Beton Ready Mix K-250

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : f) Pekerjaan Pembesian. Fabrikasi pembesian dilakukan ditempat fabrikasi.

Besi yang digunakan yaitu besi Ø16mm sebagai tulangan utama dan besi Ø 8mm sebagai sengkang (begel). Besi ini dirakit dan dibentuk sesuai dengan shop drawing.

g) Pembuatan Bekisting. Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur penahan agar tidak mudah roboh

h) Melakukan Kontrol Kualitas. Ada 2 kontrol kualitas yang dilakukan, yaitu :

 Kontrol kualitas pertama yaitu Kontrol Kualitas Sebelum dilakukan pengecoran meliputi kontrol kualitas terhadap posisi dan kondisi bekisting, posisi dan penempatatan pembesian, jarak antar tulangan, panjang penjangkaran, ketebalan beton decking (Beton tahu), ukuran baja tulangan yang digunakan, posisi penempatan water stop.

 Kontrol Kualitas kedua yaitu Kontrol kualitas saat pengecoran. Pada saat berlangsungnya pengecoran, campuran dari Concrete mixer Truck diambil sampelnya. Sampel diambil menurut ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.

Pekerjaan Kontrol kualitas ini akan dilakukan bersama-sama dengan konsultan pengawas untuk selanjutnya dibuat berita acara pengesahan kontrol kualitas

i) Kegiatan Pengecoran, Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh.

j) Kegiatan Curing, Curing (perawatan) dilakukan sehari (24 jam) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan dibasahi air dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.

(20)

Halaman | 16

BAB VI Pekerjaan Struktur

Proses Pelaksanaan Pekerjaan Kolom B. Balok

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan :

 Pekerjaan Beton Ready Mix K-250

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Bekisting 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a) Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom,

hanya saja dalam pengerjaan bekisting perlu adanya tambahan kayu dolken/ubar.

b) Kayu ini berfungsi sebagai steger/penopang dari bekisting agar bekisting tetap pada tempatnya (tidak terjadi lendutan).

c) Kayu steger tersebut ditegakkan dengan jarak sekitar 40 cm.

d) Pelaksanaan pengecoran balok atau ring balok, biasanya seiringan dengan pelaksanaan Pelat lantai.

C. Plat Dak Beton Tebal 10 cm di Bawah Atap 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi :

 Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Leveling Pengecoran Plat Lantai

 Pekerjaan Kontrol Kualitas

 Pengecoran Beton

 Pekerjaan Curing 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting

Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.

Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.

(21)

Halaman | 17

BAB VI Pekerjaan Struktur

Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai.

Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama. c. Leveling Pengecoran Plat Lantai

Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain.

d. Kontrol Kualitas

Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada pekerjaan kolom.

e. Pengecoran Beton

Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.

f. Pekerjaan Curing

Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari setelah dilakukan pengecoran.

D. Plat Dak Beton Tebal 10 cm Void 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi :

 Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting

 Pekerjaan Pembesian

 Pekerjaan Leveling Pengecoran Plat Lantai

 Pekerjaan Kontrol Kualitas

 Pengecoran Beton

 Pekerjaan Curing 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : a. Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting

Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok. Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada kolom lantai bawah yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.

Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah (Scafolding). Proses pemasangan bekisting ini dibantu oleh surveyor untuk mengontrol level balok dan pelat.

(22)

Halaman | 18

BAB VI Pekerjaan Struktur

Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai.

Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama. c. Leveling Pengecoran Plat Lantai

Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran. Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser. Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain.

d. Kontrol Kualitas

Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada pekerjaan kolom.

e. Pengecoran Beton

Pengecoran dilakukan dengan Ready Mix truck yang dibantu dengan penggunaan Concrete Pump. Dalam hal ini pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai Concrete Pump. Pengecoran dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran. Selanjutnya finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan kasar karena selanjutnya akan dilakukan pekerjaan lantai.

f. Pekerjaan Curing

Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari setelah dilakukan pengecoran.

(23)

Halaman | 19

BAB V Pekerjaan Arsitektur I. LANTAI 1

A. PEKERJAAN DINDING & KOZEN Lt. 1 A.1 Pekerjaan Dinding Lt. 1

Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan dinding dapat segera dimulai.

1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi :

 Pasangan Bata 1Pc : 2Ps  Pasangan Bata 1Pc : 4Ps  Plesteran 1Pc : 2Ps  Plesteran 1Pc : 4Ps  Acian 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut : Pekerjaan Pasangan Bata :

 Pasang batu bata/batako sesuai shop drawing

 Adukan spesi terlebih dahulu diaduk, sesuai dengan campuran yang terdapat pada gambar kerja dan spesifikasi teknis

 Dilakukan pengukuran terhadap posisi yang akan dipasangi bata.

 Dibuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik benang.

 Bata yang akan dipasang , harus siku dan ditegak luruskan oleh surveyor.

 Sebelum dipasang batu bata dibasahi terlebih dahulu kemudian baru dipasang.

 Batu bata disatukan dengan menggunakan spesi yang sudah disiapkan.

 Terakhir dilakukan penguukuran dengan menggunakan waterpass. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah batu bata yang dipasang telah lurus. Pekerjaan Plesteran :

Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding dilakukan atau dapat juga dilakukan sehari setelah dinding dipasang. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran yaitu :

 Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini untuk menghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.

 Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang diperlukan.

 Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air.

 Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian

 Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan

 Setelah proses plesteran selesai dilakukan baru lah dap dilakukan proses pengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.

 Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak semen hingga halus.

A.2 Pekerjaan Kusen Lt. 1

Pemasangan kusen pintu dapat dilakukan bersamaan dengan pemasangan bata, atau untuk kusen aluminium dilakukan setelah balok gantung dan dinding terpasang. Sedangkan untuk pemasangan pintu dan jendela dapat dilakukan kemudian, atau ketika pekerjaan lantai selesai dilakukan namun tetap memperhatikan gambar detail yang ada pada shop drawing.

2. Metode Pekerjaan Pelaksanaan pekerjaan :

BAB V

(24)

Halaman | 20

BAB V Pekerjaan Arsitektur

 Pasang kusen pintu/ jendela aluminium pada lokasi yang ditentukan (sesuai type yang ada), sesuaikan lubang kusen dengan ukuran kusen (selisih lubang 1cm).

 Masukkan kusen yang siap dipasang ke lubang tembok dengan bantuan baji karet/ kayu.

 Atur kedudukan kusen dengan baji karet/ kayu.

 Stel kelurusan kedudukan kusen terhadap tembok/ dinding.

 Lubangi tembok/dinding melalui lubang kusen dengan bor, untuk tempat skrup.

 Masukan fischer kedalam lubang bor.

 Fischer dikencangkan dengan obeng.

 Pasang daun pintu/ jendela (setelah dipasang kaga) ke dalam kusen. Aksesoris.

 Stel perlengkapan serta (roda/rel, engsel, kunci dll).

 Finish tembok/ dinding dengan mortar/ semen/ sealant (pengisian pada celah antara kusen dan tembok/ dinding ).

 Untuk menghindari cacat pada profil-profil alumunium yang telah terpasang, maka beri pelindung sejenis vaseline/ isolasi kertas/ plastik pada tempat yang rawan goresan.

B. Pekerjaan Kap Atap 1. Lingkup Pekerjaan

 Pekerjaan Rangka Atap

 Pekerjaan Penutup Atap

2. Metode Pekerjaan

 Dalam proyek ini ada Bangunan Gedung Kantor dan Gudang memakai

rangka atap yang terdiri dari baja Ringan yang dikerjakan setelah pekerjaan cor balok dan kolom–kolom selesai dikerjakan.

 Rangka atap dipasang sedemikian rupa sehingga kokoh dan rapi, agar atap penutupnya dapat dipasang dengan baik dan sempurna.

 Dimensi rangka baja dan penempatannya disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana.

 Atap penutup terdiri dari atap genteng metal zincalume tebal 0,35 mm dan atap spandek.

 Setelah itu dipasang juga nok atas genteng dengan bahan yang sama dengan atap penutup, kemudian talang jurai dari genteng metal juga dipasang.

 Ukuran dimensi disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana. C. Pekerjaan Plafond Gypsum

Dalam proyek ini plafond yang digunakan adalah plafond gypsum. Dimana rangka plafond menggunakan rangka besi hollow.

1. Metode Pekerjaan

 Rangka hollow dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja (Shop Drawing). Biasanya pemasangan rangka plafond ini beriringan dengan pemasangan rangka atap baja ringan.

 Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih dahulu.

 Pasang alat bantu (Scafolding), jika bisa scafolding yang digunakan memiliki roda supaya tidak merusak keramik.

 Kemudian pasang papan gypsum sesuai dengan gambar kerja.

 Pemasangan diatur pertemuan antar papan pertigaan. D. Pekerjaan Lantai Keramik Lt1

(25)

Halaman | 21

BAB V Pekerjaan Arsitektur

Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi pekerjaan cor lantai, pekerjaan Plint Keramik, Pekerjaan Pemasangan keramik lantai, pekerjaan pemasangan keramik dinding kamar mandi, dan pekerjaan keramik Homogenius. 2. Metode Pekerjaan

Proses pelaksanaan Pekerjaan Lantai yaitu :

 Mula-mula permukaan tanah disiangi hingga jenuh.

 Kemudian campuran beton lantai diletakkan diatas permukaan tanah. Campuran beton yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada.

 Cek kembali elevasi dari dasar lantai bersma dengan konsultan pengawas. Setelah beton mengeras barulah dapat dipasang keramik.

 Menentukan siku dari ruang yang akan dipasang keramik.

 Sebelum dipasang keramik disiram/direndam di dalam air terlebih dahulu.

 Bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah organiik lainnya.

 Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan.

 Pasang titik patok di sisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi dari keramik.

 Letakkan spesi adukan diatas lantai cor beton, kemudian ratakan.

 Setelah itu, letakkan keramik diatasnya, dan dipadatkan dengan cara sedikit memukul keramik agar tepat menempel.

E. Pekerjaan Pengecatan 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini termasuk pengecatan dinding luar, dinding dalam dan Plafond. 2. Metode Pekerjaan

Proses pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan yaitu :

 Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kain lap.

 Lindungi bahan-bahan/ pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat dengan kertas semen/ koran dan lakban.

 Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang rata dengan pilamur, kemudian tunggu sampai kering.

 Haluskan plamur yang telah kering dengan amplas hingga rata.

 Cek, apakah permukaan dinding sudah rata ?

 Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas & dengan kuas untuk bidang yang sempit (sulit).

 Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.

 Jika cat finish yang pertamasudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua/ terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi).

 Cek apakah pengecatan finish yang kedua/ terakhir itu sudah rata.

 Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/ pekerjaan lain yang seharusnya tidak terrkena cat dengan kain.

F. Pekerjaan Relief

Pekerjaan relief dilakukan setelah beton tiang selesai dikerjakan 100%. Bahan-bahan yang digunakan adalah pasir pasang dan semen serta mall kayu, pekerjaan iniharus dilakukan dengan baik dan rapi dan memenuhi persyaratan yang telahditentukan pada RKS.

G. Pekerjaan Sanitasi Lt. 1

Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan pipa air bersih dan air kotor, pipa buangan air hujan, pemasangan kran air, Floor Drain,Kloset, dan lain sebagainya. Pemasangan ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat oleh konsultan pengawas.

(26)

Halaman | 22

BAB V Pekerjaan Arsitektur H. Pekerjaan Kelengkapan

Termasuk didalamnya pekerjaan pembuatan septictank dan resapan. Ukuran dan dimensinya disesuaikan dengan gambar rencana pekerjaan.

II. LANTAI 2

A. PEKERJAAN DINDING & KOZEN Lt. 2 A.1 Pekerjaan Dinding Lt. 2

Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan dinding dapat segera dimulai.

1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan ini meliputi :

 Pasangan Bata 1Pc : 2Ps  Pasangan Bata 1Pc : 4Ps  Plesteran 1Pc : 2Ps  Plesteran 1Pc : 4Ps  Acian 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut : Pekerjaan Pasangan Bata :

 Pasang batu bata/batako sesuai shop drawing

 Adukan spesi terlebih dahulu diaduk, sesuai dengan campuran yang terdapat pada gambar kerja dan spesifikasi teknis

 Dilakukan pengukuran terhadap posisi yang akan dipasangi bata.

 Dibuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik benang.

 Bata yang akan dipasang , harus siku dan ditegak luruskan oleh surveyor.

 Sebelum dipasang batu bata dibasahi terlebih dahulu kemudian baru dipasang.

 Batu bata disatukan dengan menggunakan spesi yang sudah disiapkan.

 Terakhir dilakukan penguukuran dengan menggunakan waterpass. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah batu bata yang dipasang telah lurus. Pekerjaan Plesteran :

Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding dilakukan atau dapat juga dilakukan sehari setelah dinding dipasang. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran yaitu :

 Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini untuk menghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.

 Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang diperlukan.

 Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air.

 Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian

 Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan

 Setelah proses plesteran selesai dilakukan baru lah dap dilakukan proses pengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.

 Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak semen hingga halus.

A.2 Pekerjaan Kusen Lt. 2

Pemasangan kusen pintu dapat dilakukan bersamaan dengan pemasangan bata, atau untuk kusen aluminium dilakukan setelah balok gantung dan dinding terpasang. Sedangkan untuk pemasangan pintu dan jendela dapat dilakukan kemudian, atau ketika pekerjaan lantai selesai dilakukan namun tetap memperhatikan gambar detail yang ada pada shop drawing.

2. Metode Pekerjaan Pelaksanaan pekerjaan :

(27)

Halaman | 23

BAB V Pekerjaan Arsitektur

 Pasang kusen pintu/ jendela aluminium pada lokasi yang ditentukan (sesuai type yang ada), sesuaikan lubang kusen dengan ukuran kusen (selisih lubang 1cm).

 Masukkan kusen yang siap dipasang ke lubang tembok dengan bantuan baji karet/ kayu.

 Atur kedudukan kusen dengan baji karet/ kayu.

 Stel kelurusan kedudukan kusen terhadap tembok/ dinding.

 Lubangi tembok/dinding melalui lubang kusen dengan bor, untuk tempat skrup.

 Masukan fischer kedalam lubang bor.

 Fischer dikencangkan dengan obeng.

 Pasang daun pintu/ jendela (setelah dipasang kaga) ke dalam kusen. Aksesoris.

 Stel perlengkapan serta (roda/rel, engsel, kunci dll).

 Finish tembok/ dinding dengan mortar/ semen/ sealant (pengisian pada celah antara kusen dan tembok/ dinding ).

 Untuk menghindari cacat pada profil-profil alumunium yang telah terpasang, maka beri pelindung sejenis vaseline/ isolasi kertas/ plastik pada tempat yang rawan goresan.

B. Pekerjaan Kap Atap 1. Lingkup Pekerjaan

 Pekerjaan Rangka Atap

 Pekerjaan Penutup Atap

2. Metode Pekerjaan

 Dalam proyek ini ada Bangunan Gedung Kantor dan Gudang memakai

rangka atap yang terdiri dari baja Ringan yang dikerjakan setelah pekerjaan cor balok dan kolom–kolom selesai dikerjakan.

 Rangka atap dipasang sedemikian rupa sehingga kokoh dan rapi, agar atap penutupnya dapat dipasang dengan baik dan sempurna.

 Dimensi rangka baja dan penempatannya disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana.

 Atap penutup terdiri dari atap genteng metal zincalume tebal 0,35 mm dan atap spandek.

 Setelah itu dipasang juga nok atas genteng dengan bahan yang sama dengan atap penutup, kemudian talang jurai dari genteng metal juga dipasang.

 Ukuran dimensi disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana. 3. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Sesuai dengan Jadwal Waktu Pelaksaan (Kurva S) C. Pekerjaan Plafond Gypsum

Dalam proyek ini plafond yang digunakan adalah plafond gypsum. Dimana rangka plafond menggunakan rangka besi hollow.

1. Metode Pekerjaan

 Rangka hollow dipasang terlebih dahulu sesuai dengan gambar kerja (Shop Drawing). Biasanya pemasangan rangka plafond ini beriringan dengan pemasangan rangka atap baja ringan.

 Memperhatikan ruangan, dan mencari sisi dari ruang yang siku terlebih dahulu.

 Pasang alat bantu (Scafolding), jika bisa scafolding yang digunakan memiliki roda supaya tidak merusak keramik.

 Kemudian pasang papan gypsum sesuai dengan gambar kerja.

(28)

Halaman | 24

BAB V Pekerjaan Arsitektur

D. Pekerjaan Lantai Keramik Lt.2 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan lantai yang dilakukan dalam proyek ini meliputi pekerjaan cor lantai, pekerjaan Plint Keramik, Pekerjaan Pemasangan keramik lantai, pekerjaan pemasangan keramik dinding kamar mandi, dan pekerjaan keramik Homogenius. 2. Metode Pekerjaan

Proses pelaksanaan Pekerjaan Lantai yaitu :

 Mula-mula permukaan tanah disiangi hingga jenuh.

 Kemudian campuran beton lantai diletakkan diatas permukaan tanah. Campuran beton yang digunakan sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada.

 Cek kembali elevasi dari dasar lantai bersma dengan konsultan pengawas. Setelah beton mengeras barulah dapat dipasang keramik.

 Menentukan siku dari ruang yang akan dipasang keramik.

 Sebelum dipasang keramik disiram/direndam di dalam air terlebih dahulu.

 Bersihkan permukaan lantai dari semua kotoran dan sampah organiik lainnya.

 Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan.

 Pasang titik patok di sisi kiri dan kanannya, sebagai acuan tinggi dari keramik.

 Letakkan spesi adukan diatas lantai cor beton, kemudian ratakan.

 Setelah itu, letakkan keramik diatasnya, dan dipadatkan dengan cara sedikit memukul keramik agar tepat menempel.

E. Pekerjaan Pengecatan 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini termasuk pengecatan dinding luar, dinding dalam dan Plafond. 2. Metode Pekerjaan

Proses pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan yaitu :

 Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kain lap.

 Lindungi bahan-bahan/ pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat dengan kertas semen/ koran dan lakban.

 Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang rata dengan pilamur, kemudian tunggu sampai kering.

 Haluskan plamur yang telah kering dengan amplas hingga rata.

 Cek, apakah permukaan dinding sudah rata ?

 Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas & dengan kuas untuk bidang yang sempit (sulit).

 Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.

 Jika cat finish yang pertamasudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua/ terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi).

 Cek apakah pengecatan finish yang kedua/ terakhir itu sudah rata.

 Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/ pekerjaan lain yang seharusnya tidak terrkena cat dengan kain.

F. Pekerjaan Relief

Pekerjaan relief dilakukan setelah beton tiang selesai dikerjakan 100%. Bahan-bahan yang digunakan adalah pasir pasang dan semen serta mall kayu, pekerjaan iniharus dilakukan dengan baik dan rapi dan memenuhi persyaratan yang telahditentukan pada RKS.

(29)

Halaman | 25

BAB V Pekerjaan Arsitektur

Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan pipa air bersih dan air kotor, pipa buangan air hujan, pemasangan kran air, Floor Drain,Kloset, dan lain sebagainya. Pemasangan ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat oleh konsultan pengawas.

III. LANTAI ATAP

A. PEKERJAAN DINDING 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi :

 Pasangan Bata 1Pc : 2Ps  Pasangan Bata 1Pc : 4Ps  Plesteran 1Pc : 2Ps  Plesteran 1Pc : 4Ps  Acian 2. Metode Pekerjaan

Metode pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut : Pekerjaan Pasangan Bata :

 Pasang batu bata/batako sesuai shop drawing

 Adukan spesi terlebih dahulu diaduk, sesuai dengan campuran yang terdapat pada gambar kerja dan spesifikasi teknis

 Dilakukan pengukuran terhadap posisi yang akan dipasangi bata.

 Dibuat kepala pada sisi sebelah kiri dan kanan kemudian ditarik benang.

 Bata yang akan dipasang , harus siku dan ditegak luruskan oleh surveyor.

 Sebelum dipasang batu bata dibasahi terlebih dahulu kemudian baru dipasang.

 Batu bata disatukan dengan menggunakan spesi yang sudah disiapkan.

 Terakhir dilakukan penguukuran dengan menggunakan waterpass. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah batu bata yang dipasang telah lurus. Pekerjaan Plesteran :

Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan dinding dilakukan atau dapat juga dilakukan sehari setelah dinding dipasang. Proses pelaksanaan pekerjaan plesteran yaitu :

 Pasir pasang yang akan digunakan terlebih dahulu diayak. Hal ini untuk menghilangkan sampah-sampah yang ada pada pasir.

 Kemudian spesi diaduk sesuai dengan kebutuhan spesi yang diperlukan.

 Pasangan dinding bata terlebih dahulu disiram air.

 Dibuat kepala plesteran pada beberapa bagian

 Permukaan dinding diplesteer kemudian diratakan dengan sipatan

 Setelah proses plesteran selesai dilakukan baru lah dap dilakukan proses pengacian dengan menggunakan campuran semen dan air.

 Apabila sudah kering digosok menggunakan kertas bekas sak semen hingga halus.

B. PEKERJAAN PENGECATAN 1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini termasuk pengecatan dinding luar, dinding dalam dan Plafond. 2. Metode Pekerjaan

Proses pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan yaitu :

 Bersihkan permukaan dinding dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kain lap.

 Lindungi bahan-bahan/ pekerjaan lain yang berbatasan dengan dinding yang akan dicat dengan kertas semen/ koran dan lakban.

 Gunakan skrap untuk memperbaiki bagian-bagian dinding yang retak & kurang rata dengan pilamur, kemudian tunggu sampai kering.

 Haluskan plamur yang telah kering dengan amplas hingga rata.

(30)

Halaman | 26

BAB V Pekerjaan Arsitektur

 Jika permukaan sudah rata, maka lakukan pengecatan dasar dengan alat rol pada bidang yang luas & dengan kuas untuk bidang yang sempit (sulit).

 Jika cat dasar tersebut sudah kering, lakukan pengecatan finish yang pertama.

 Jika cat finish yang pertamasudah kering, lakukan pengecatan finish yang kedua/ terakhir (jumlah pelapisan cat sesuai dengan spesifikasi).

 Cek apakah pengecatan finish yang kedua/ terakhir itu sudah rata.

 Apabila sudah rata, bersihkan cat-cat yang mengotori bahan-bahan/ pekerjaan lain yang seharusnya tidak terrkena cat dengan kain.

3. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Sesuai dengan Jadwal Waktu Pelaksaan (Kurva S) C. PEKERJAAN RELIEF

Pekerjaan relief dilakukan setelah beton tiang selesai dikerjakan 100%. Bahan-bahan yang digunakan adalah pasir pasang dan semen serta mall kayu, pekerjaan iniharus dilakukan dengan baik dan rapi dan memenuhi persyaratan yang telahditentukan pada RKS.

(31)

Halaman | 27

BAB VI Pekerjaan ME

I. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL SITE

1. Pekerjaan Pemasukan Daya PLN Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Sesuai dengan Jadwal Waktu Pelaksaan (Kurva S) 2. Pekerjaan Kabel Feeder

Tata cara pelaksanaan pekerjaan kabel feeder adalah sebagai berikut :

 Pastikan lebar tray cukup untuk jumlah kabel yang akan dipasang

 Potong kabel dengan panjang dilebihkan 1 meter dari kebutuhan

 Tarik kabel satu per satu dengan urutan dari pinggir

 Gunakan kabel ties sebagai pengikat kabel dengan jarak 1 meter

 Kabel siap disambung dengan panel 3. Pekerjaan Panel

a. Lingkup Pekerjaan b. Metode Pekerjaan

c. Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Sesuai dengan Jadwal Waktu Pelaksaan (Kurva S) 4. Pekerjaan Grounding MDP

Urutan pelaksanaan pekerjaan Grounding Panel MDP yaitu :

 Marking jalur grounding, jarak antar isolator 50 cm & tinggi 30 cm dari lantai.

 Pasang isolator, gunakan dynabolt 8 mm

 Pasang plat tembaga memutar ruang panel hingga bak kontrol grounding

 Sambungkan antar plat tembaga dengan jointing dari dahan tembaga

Gambar Pekerjaan Grounding Panel 5. Pekerjaan Penangkal Petir

Urutan pelaksanaan pekerjaan pemasangan penangkal petir adalah sebagaimana berikut ini :

 Tentukan lokasi grounding

 Pantek grounding dengan copper rod

BAB VI

PEKERJAAN MEKANIKAL DAN

ELEKTRIKAL

(32)

Halaman | 28

BAB VI Pekerjaan ME

 Buat bak kontrol

 Rangkai penangkal petir dan lampu pada tiang penangkal petir

 Pasang penangkal petir pada lokasi sesuai dengan gambar

 Tarik kabel dan sambung dengan pantekan

 Finish arsitektur

Gambar Pemasangan Penangkal Petir B. PEKERJAAN ELEKTRIKAL LT. 1

1. Pekerjaan Instalasi Listrik Dan Armature

Urutan pelaksanaan pekerjaan pemasangan Instalasi Listrik dan Armature adalah sebagai berikut :

a. Instalasi Listrik

Pelaksanaan instalasi INDOOR dengan cara berikut ini :

 Masukkan kawat pancingan ke dalam pipa conduit sesuai groupnya

 Tarik kabel dengan bantuan kawat pancingan tersebut

 Tandai kabel sesuai group dengan lakban & spidol

 Sambungan kabel banya boleh pada tee dos dan dengan las dop

 Merger kabel yang telah terpasang

Pelaksanaan instalasi OUTDOOR dengan cara berikut ini :

 Marking jalur instalasi

 Tandai lokasi tiang lampu

 Gali jalur relah demarking

 Gelar kabel NYLBGY sesuai ukuran pada shop drawing sesuai groupnya.

 Timbunan dengan pasir

 Urug galian dengan tanah kembali b. Pemasangan Saklar dan Stop Kontak

 Marking jalur conduit pada dinding

 Bobok dinding bata, jangan lupa gunakan cutter

 Pasang conduit dan inbow dos

 Tunggu sampai dinding plester akhir

 Sambungkan saklar, stop kontak dengan instalasinya

 Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata. c. Pemasangan Armature

TL Recessed Mounted :

 Marking plafond dengan kapur/ Spidol

 Lubangi plafond sesuai marking, untuk akustik koordinasikan dengan rangka plafond.

 Pasang kawat gantungan

 Pasang lampu dengan melepas kap lampu

 Kencangkan kawat gantungan

Gambar

Gambar Pekerjaan Grounding Panel  5.  Pekerjaan Penangkal Petir
Gambar Pemasangan Penangkal Petir  B.  PEKERJAAN ELEKTRIKAL LT. 1

Referensi

Dokumen terkait

Di SLB Bina Bangsa belum pernah menggunakan metode multisensori dalam pembelajarannya, terutama untuk pembelajaran membaca. Metode pembelajaran yang digunakan di SLB

• Teori tektonik lempeng didasarkan pada model sederhana dari planet Bumi: litosfer yang rigid, terdiri dari kerak benua dan kerak samudera, bersama- sama dengan bagian paling

 Kiranya dapat disampaikan himbauan agar para wajib zakat fitri untuk bisa menyegerakan mengeluarkan zakat fitri atau tidak terlalu dekat dengan hari raya Idul Fitri,

maka Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai

Dan Selanjutkan akan dilakukan analisis secara kualitatif, dengan menggunakan metode komparasi, yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis data yang berbeda dengan

Berdasarkan penelitian dan perancangan yang dikerjakan dan mengacu pada rumusan masalah yang ada yaitu bagaimana suatu perusahaan dapat mengolah data dengan mudah, cepat dan

Dimensi sifat merupakan parameter yang sering dipakai dalam penilaian kinerja namun kurang tepat digunakan, karena umpan baliknya kurang baik dan tidak akan

Lukisan bayangan pada cermin cembung hanya ada 1 (satu), yaitu benda di ruang IV, sehingga bayangan terbentuk di ruang I dengan sifat: maya, tegak, diperkecil, di ruang I..