• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (Studi Pada Pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo) Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (Studi Pada Pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo) Tahun 2016"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER

(Studi Pada Pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo) Tahun 2016

Iis Sri Nurasyifa1) Siti Novianti dan Nur lina2)

Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Epidemiologi1) Universitas Siliwangi (iis.sri@student.unsil.ac.id)

Dosen Pembimbing Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan2) Universitas Siliwangi

ABSTRAK

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh adanya penyempitan dan penyumbatan arteri koronaria yang mengalirkan darah ke otot jantung, diperkirakan 17,3 juta atau sekitar 30% penduduk dunia meninggal akibat penyakit jantung dan 7,3 juta diantaranya disebabkan penyakit jantung koroner. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko PJK. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan riwayat hipertensi dengan kejadian penyakit jantung koroner. Metode penelitian menggunakan desain penelitian kasus kontrol dengan sampel 24 kasus dan 48 kontrol dari populasi 557 orang, reponden yang mengalami riwayat hipertensi sebanyak 52,7%. Data dianalisis dengan uji chi square. Hasil bivariat menunjukan adanya hubungan riwayat hipertensi dengan kejadian penyakit jantung koroner dengan nilai p value 0,003 kurang dari 0,005, nilai OR= 5,800. Disarankan penderita hipertensi dengan melakukan pengobatan tekanan darah tinggi dimulai dengan perubahan-perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko terkena penyakit jantung koroner.

Kepustakaan : (2000 – 2013)

(2)

2

RELATIONSHIP HISTORY EVENTS WITH HYPERTENSION CORONARY HEART DISEASE

(Study in Patients Clinical Medicine dr. Soekardjo) 2016

Iis Sri Nurasyifa1) Siti Novianti and Nur lina 2)

Student of the Faculty of Health Sciences Specialisation Epidemiologi 1) Siliwangi University (iis.sri@student.unsil.ac.id)

Epidemiology Section Supervisor Faculty of Health Sciences 2) Siliwangi University

ABSTRACT

Coronary Heart Disease (CHD) is a disorder caused by the narrowing and blockage of the coronary arteries that supply blood to the heart muscle, an estimated 17.3 million, or approximately 30% of the world population die from heart disease and 7.3 million were due to coronary heart disease , Hypertension is a risk factor for CHD. This study aimed to analyze the relationship between a history of hypertension and coronary heart disease events. The research method using case-control study design with a sample of 24 cases and 48 controls from a population of 557 people, respondents who had hypertension as much as 91.67%. Data were analyzed with chi square test. Bivariate results showed the presence of hypertension history relationship with the incidence of coronary heart disease with a 0.003 p value less than 0.005, OR = 5.800 value. Suggested hypertensive patients with high blood pressure treatment starts with lifestyle changes to lower blood pressure and reduce your risk of coronary heart disease.

Bibliography : (2000 - 2013)

(3)

3 A. PENDAHULUAN

Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian di seluruh dunia. Pada tahun 2005, penyakit ini menyebabkan 17,5 juta kematian, yaitu sekitar 30% dari total kematian pada tahun tersebut (Lindholm dan Mendhis, 2007). Selain itu, diperkirakan 17,3 juta atau sekitar 30% penduduk dunia meninggal akibat penyakit jantung dan 7,3 juta diantaranya disebabkan PJK. Lebih dari 80% kematian akibat PJK terjadi di negara berkembang. Penyakit ini menyebabkan kematian lebih tinggi dibandingkan penyakit lainnya seperti stroke, penyakit jantung kongestif, penyakit jantung rematik,dan lain-lain (WHO, 2008). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir tidak lagi menghadapi double burden diseases (beban ganda), tetapi triple burden diseases. Maksudnya adalah penyakit menular masih menjadi masalah yang tak kunjung terselesaikan, munculnya penyakit menular lama (re-emerging diseases), timbulnya penyakit baru (new-emerging diseases), dan diperparah dengan penyakit tidak menular dengan kecenderungan yang semakin meningkat (Kemenkes RI, 2012).

Penyakit Jantung Korener (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh adanya penyempitan dan penyumbatan arteri koronaria yang mengalirkan darah ke otot jantung (Dinie, 2008). Faktor risiko pada penyakit jantung koroner dapat dikelompokkan menjadi dua, berdasarkan bisa atau tidaknya modifikasi, faktor risiko yang bisa dimodifikasi antara lain obesitas, dislipidemia, hipertensi, diabetes mellitus, aktifitas fisik, kebiasaan merokok dan stress, faktor yang tidak bisa di modifikasi antara lain adalah umur, jenis kelamin, riwayat penyakit keluarga, dan ras/etnis (Kasron, 2012). Hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi pada pembuluh darah arteri maupun vena. Hipertensi yang tinggi secara terus-menerus menyebabkan kerusakan sistem pembuluh darah arteri dengan perlahan-lahan. Arteri tersebut mengalami suatu proses pengerasan, pengerasan pembuluh pembuluh tersebut dapat juga disebabkan oleh endapan lemak pada dinding. Proses ini menyempitkan rongga yang terdapat di dalam pembuluh darah,sehingga aliran darah menjadi terhalang. Hal ini dapat terjadi juga di pembuluh darah arteri koroner (Soeharto, 2004).

(4)

4

Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan kepada 8 orang klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo, yang menderita penyakit jantung koroner sebanyak 8 orang 4 orang (50%) memiliki riwayat hipertensi 4 orang (50%) tidak memiliki riwayat hipertensi. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Penyakit Hipertensi Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner (Studi pada pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo ).

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian kasus kontrol. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo yang berjumlah 557 orang, dengan sampel 24 kasus dan 48 kontrol. Variabel-variabel yang dianalisis adalah variabel bebas yaitu riwayat hipertensi yang dihubungkan dengan variabel terikat yaitu kejadian penyakit jantung koroner. Pengambilan data menggunakan teknik wawancara dengan kuesioner. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 0,05. C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian pada 72 responden, maka didapatkan karakteristik umur, jenis kelamin, riwayat hipertensi, lama menderita hipertensi, lama menderita penyakit jantung koroner, gejala awal penyakit jantung koroner.

1. Analisis Univariat

Tabel 4.1

Data Statistik Destriptif Responden Berdasarkan Umur Di Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016

Statistik Umur Max 88 Min 40 Mean 59,79 Median 60,00 Std. Deviasi 9,682

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa responden yang berumur paling muda adalah umur 40 tahun, responden yang berumur paling tua adalah umur 88 tahun, rata-rata umur responden adalah 59,79 tahun.

(5)

5

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin Di Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016

No Jenis Kelamin N Persentase (%)

1 Laki-Laki 27 37,5

2 Perempuan 45 62,5

Jumlah 72 100.0

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa responden perempuan lebih banyak yaitu 45 orang responden (62,5%), dibandingkan responden laki-laki yaitu 27 orang responden (37,5%).

Tabel 4.3

Data Statistik Berdasarkan Nilai Maksimal, Minimal dan Rata-rata Sistol dan Diastol Di Klinik Penyakit Dalam RSUD

dr. Soekardjo Tahun 2016

Statistik Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Max 215 126

Min 84 45

Mean 141,35 82,68

Median 140 80,00

Std. Deviasi 31,008 13,237

Berdasarkan tabel 4.3 data sistol maksimal 215, minimal 84, mean 141,35, median 140 dan standar deviasi 31,008 dan untuk diastol maksimal 126, minimal 45, mean 82,68, median 80,00 dan standar deviasi 13,237.

Tabel 4.4

Data Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Menderita Hipertensi Di Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo Kota

Tasikmalaya tahun 2016 Statistik tahun Max 15 Min 1 Mean 3.88 Median 2 Std. Deviasi 3,607

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa responden yang paling lama menderita hipertensi adalah 15 tahun, responden yang paling sebentar

(6)

6

hipertensi adalah 1 tahun dan rata-rata responden hipertensi 3 tahun 8 bulan 8 hari.

Tabel 4.5

Data Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Lama Menderita Penyakit Jantung Koroner Di Klinik Penyakit Dalam RSUD dr.

Soekardjo Kota Tasikmalaya tahun 2016

Statistik Tahun Max 10 Min 1 Mean 4,92 Median 3 Std. Deviasi 3,900

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang paling lama menderita penyakit jantung koroner adalah 10 tahun, responden yang paling sebentar menderita penyakit jantung koroner yaitu 1 tahun dan rata-rata lama responden menderita PJK yaitu 4 tahun 9 bulan 2 hari.

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Keluhan Pertama Pada Penyakit Jantung Koroner di Jalan Klinik Penyakit Dalam

RSUD dr. Soekardjo Tahun 2016

No Jenis Keluhan Ya Tidak N % N % 1. Sakit dada seluruhnya 0 0 24 100 2. Panas/demam 0 0 24 100 3. Kesemutan 5 20,83 19 79,17 4 Sakit dada kiri sampai belakang 24 100 0 0 5 Pusing kepala 20 83,33 4 16,67 6 Sesak nafas 24 100 0 0

Berdasarkan tabel 4.7 deskriptif keluhan pertama pada penderita PJK dengan presentase sakit dada seluruhnya (0%), panas/demam (0%), kesemutan 5 orang (20,83%), sakit dada kiri sampai belakang 24 orang (83,33%) dan sesak nafas 24 orang (100%).

(7)

7 2. Analisis Bivariat

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien

Rawat Jalan di Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo

N o Kategori Riwayat Hipertensi Kejadian PJK Total pvalue OR (95% CI) PJK Bukan PJK N % N % N % 1 Memiliki riwayat hipertensi 19 79,17 19 39,59 38 52,7 7 0.003 5.800 (1.850-18.179) 2 Tidak Memiliki riwayat hipertensi 5 20,83 29 60,41 34 47,2 3 Jumlah 24 100 48 100 72 100

Pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa proporsi responden yang memiliki riwayat hipertensi lebih banyak yang mengalami penyakit jantung koroner (79,17%). Berdasarkan uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p = 0,003 (p value kurang dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara riwayat hipertensi dengan kejadian penyakit jantung Koroner. Di RSUD dr. soekardjo nilai OR = 5,800 berarti bahwa riwayat hipertensi memiliki berisiko 5,800 kali lebih besar untuk terkena penyakit jantung koroner daripada yang tidak memiliki riwayat hipertensi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ira, Ferry, Irwan (2012) di Poliklinik Kardiologi RSUP. Dr. Mohammad Hoesin Palembang menunjukan bahwa riwayat hipertensi ditemukan tinggi pada penderita penyakit jantung koroner (p=0,028 OR= 2,957). Selain itu, hasil penelitian dari Elytha (2012) juga diperoleh bahwa proporsi responden yang memiliki riwayat hipertensi lebih tinggi pada responden yang menderita penyakit jantung koroner, hasil kedua penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan yaitu yang memiliki riwayat hipertensi

(8)

8

ditemukan tinggi pada pasien yang menderita penyakit jantung koroner (79,17%). Menurut Anwar dalam Sumiati dkk (2010), terdapat dua faktor PJK, faktor yang bisa diubah dan faktor yang tidak dapat diubah. Yang bisa diubah yaitu hipertensi, merokok, diabetes melitus, dislipidemia, obesitas, kurang aktifitas fisik. Faktor yang tidak dapat diubah usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, ras. Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap dinding pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis koroner (faktor koroner) hal ini menyebabkan angina pektoris, insufisiensi koroner dan miokard infark lebih sering didapatkan pada penderita hipertensi dibanding orang normal.

D. SIMPULAN

1. Sebanyak 52,77% responden memiliki riwayat hipertensi .

2. Ada hubungan antara riwayat hipertensi dengan kejadian penyakit jantung koroner dengan nilai p value 0.003 dan nilai OR = 5.800 (95% Cl = 1.850-18.179).

E. SARAN

1. Bagi Penderita Hipertensi

Adapun saran untuk penderita hipertensi dengan melakukan pengobatan tekanan darah tinggi dimulai dengan perubahan-perubahan gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah dan mengurungi resiko terkena penyakit jantung koroner.

2. Bagi RSUD dr. Soekardjo

Bagi RSUD dr. Soekardjo, sebaiknya memberikan informasi kepada pasien

penyakit jantung koroner, tentang hipertensi sebagai faktor risiko penyakit jantung koroner, menyarankan medical cek up sehingga memperbaiki keadaan penderita setelah pulang dari rumah sakit.

3. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang lain yang berpengaruh terhadap penyakit jantung

(9)

9

koroner seperti merokok, diabetes melitus, dislipidemia, obesitas, aktifitas fisik yang merupakan beberapa faktor penyebab penyakit jantung koroner.

DAFTAR PUSTAKA

Dinie,2008. Faktor-faktor Resiko PJK. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.

Elytha F, 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyakit Jantung Koroner Di RS Khusus Jantung Sumbar. Jurnal kesehatan Masyarakat; Vol 8/No. 1:15.

Ira Dwi Novriyanti, Ferry Usnizar, Irwan , 2012. Pengaruh Lama Hipertensi terhadap Penyakit Jantung Koroner di Poliklinik kardiologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Jurnal Kedokteran; Vol 1/No 1.

Kasron, 2012, Kelainan dan Penyakit Jantung: Pencegahan serta Pengobatannya, Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta.

Kemenkes RI, 2012, Penyakit Tidak Menular. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan.

Lindholm, L.h., Mendhis, S. Prevention of cardiovascular in developing countries. The Lancet, 370(9589), pp.720-722.2007.

Soeharto, Iman. 2004. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan Kolesterol. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sumarti Sri 2010. Faktror-faktor Resiko Pemyakit Jantung Koroner. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan. Universitas Muhammadiyah, Semarang.

World Health organization, 2008 about Cardiovascular diseases (http://

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menangkap putri pencuri bunga, dengan kekuatan yang dimilikinya, Raden Iman Suwangsa mampu mengubah rerumputan menjadi sebuah jubah yang jika dipakai oleh pemiliknya

Validitas dan Reliabilitas Skala Sikap Suami terhadap Poligami Berdasarkan hasil perhitungan validitas terhadap skala sikap suami terhadap poligami diperoleh hasil bahwa dari 24

second section. In this section, the writer applies the theory of schizophrenia. The Description of the Narrator in Charlotte Perkins Gilman’s “The

Očigledno je kako praćenje procesa s trendom podataka konvencionalnom kontrolnom kartom neće biti moguće iz jednostavnog razloga što se simulirani proces ne ponaša po

Mekanisme patogenesis PPOK yang kompleks menyebabkan perubahan patologi pada kompartemen paru yang berbeda meliputi saluran napas besar, kecil, parenkim paru, dan pembuluh

1) Unsur subjektif atau unsur pribadi, yaitu mengenai diri orang yang melakukan perbuatan, misalnya yaitu unsur pegawai negeri yang diperlukan pada delik jabatan

(. 5)rel ra- sangag baik untuk mengk)lab)rasikan antara tulisan dengan gambar, seperti layaknya Ad)be P)t)sh)p... 6anyaknya pengguna 5)rel ra-, membuat adanya k)munitas

Tatang Dimyati Drs... Tuti