Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 1
PEDOMAN PELAKSANAAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
TAHUN 2013
BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS)
PROVINSI JAWA BARAT
JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH
TAHUN 2013
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 2
PENGANTAR
Dimensi Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) seutuhnya telah menjadi bagian dari cita-cita atau tujuan (goals) bangsa Indonesia, sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945, yakni : “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”. Provinsi Jawa Barat sebagai bagian integral dari Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menterjemahkan dimensi pembangunan SDM ke dalam dimensi pembangunan Jawa Barat yang tercantum dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Jawa Barat menjelaskan dalam visi jangka panjang pembangunan Jawa Barat 2005-2025 yakni : “Dengan Iman dan Taqwa Provinsi Jawa Barat Termaju Di Indonesia“. Secara bertahap menuju pencapaian visi tersebut telah ditempuh rangkaian 3 (tiga) tahap pembangunan Provinsi Jawa Barat, yakni tahap I (periode 2003-2008), tahap II (periode 2008-2013), dan pada saat ini memaasuki tahap III (perode 2013-2018). Pada Tahap III ke depan telah dirumuskan Visi Pembangunan Jawa Barat Tahun 2013-2018 yaitu “Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua”.
Dalam rangka mencapai visi pembangunan Jawa Barat tahun 2013-2018, maka misi pertama yang telah dirumuskan adalah Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya Saing. Salah satu kebijakan strategis yang ditempuh dalam rangka mewujudkan misi tersebut adalah dengan Peningkatan kualitas dan daya saing masyarakat Jawa Barat melalui pendidikan yang unggul, terjangkau, merata dan terbuka. Salah satu program pembangunan pendidikan di Jawa Barat yang telah dirancang yaitu melalui peningkatan dan perluasan sarana dan kapasitas pendidikan dasar dan menengah yang disertai dengan program alokasi anggaran pendidikan 20% dari APBD yang lebih efektif menuju penyelenggaraan program pendidikan gratis pada semuan jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA dan SMK, dengan tetap melanjutkan paradigma penyelenggaran pembangunan pendidikan di Jawa dengan lebih melibatkan peran dan partisipasi masyarakat, dan Daerah (Kabupaten/Kota).
Untuk mendukung program dan kegiatan tersebut maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun anggaran 2013 telah menyelenggarakan pemberian Hibah langsung kepada Sekolah-sekolah, dengan mengacu pada ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011. yang telah diubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 39 Tahun 2011, tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Hibah Yang bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pada jenjang SMK, pemberian Hibah langsung ke sekolah-sekolah dilakukan melalui Kegiatan Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMK Provinsi Tahun 2013, sebagai pelengkap BOS SMK Pusat Tahun 2013, guna membantu sekolah-sekolah memenuhi biaya operasional sekolah-sekolah non-personalia.
Dalam rangka membangun koordinasi dan sinergitas pelaksanaan Kegiatan Pemberian BOS SMA/MA/SMK Provinsi Tahun 2013, dengan Pemerintah Pusat, kabupaten/kota di seluruh Provinsi Jawa Barat, dan sekolah; dengan tetap memperhatian prinsip-prinsip penyelenggaraan otonomi daerah, dan tetap memperhatikan azas-azas tertib admistrasi, efektif, efisien, transparan dan akuntabel, kepatutan dan saling percaya (mutual trust) maka perlu disusun sebuah “Pedoman Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA/MA/SMK Provinsi Jawa Barat Tahun 2013”.
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 3 Pedoman Pengelolaan BOS SMA/MA/SMK Provinsi ini disusun untuk menjadi acuan semua pihak yang terkait dalam rangka perencanaan/penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban, serta monitoring dan eveluasi. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah merancang dan menyelesaikan penyusunan petunjuk teknis ini.
Semoga dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Bandung, September 2013 KEPALA DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI JAWA BARAT,
Prof. Dr. H. MOH. WAHYUDIN ZARKASY, CPA. Pembina Utama Madya
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 4
DAFTAR ISI Pengantar ... i
Daftar Isi ... iii
Deskripsi Program ... iv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A.Latar Belakang ... 1 B.Dasar Hukum ... 3 C.Pengertian ... 6 D.Tujuan ... 6
E. Sasaran Program dan Besar Bantuan ... 6
F. Waktu Penyaluran Dana ... 7
G.Alur Penyaluran Dana ... 7
H.Kriteria Penerima ... 8
I. Persyaratan Penerima ... 8
BAB II PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) SMA/MA/ SMK PROVINSI JAWA BARAT DALAM PENDANAAN PENDIDIKAN ... 9
A.Peranan Program BOS Provinsi Untuk SMA/MA/SMK Dalam Pelaksanaan Program Pendidikan Menengah Universal (PMU) ... 9
B. Program BOS SMA/MA/SMK Dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ... 9
C. Skenario Pendanaan Pendidikan Menengah ... 9
BAB III IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) SMA/MA/SMK PROVINSI JAWA BARAT ... 11
A. Sekolah Penerima Program BOS SMA/MA/SMK ... 11
B. Peruntukan Dana BOS SMA/MA/SMK Provinsi Jawa Barat ... 11
1. Peruntukan Dana BOS Provinsi untuk Belanja Personalia ... 11
2. Peruntukan Dana BOS Provinsi untuk Belanja Non Personalia ... 11
C. Kebijakan BOS SMA/MA/SMK Provinsi Terhadap Siswa ... 14
D. Program BOS SMA/MA/SMK Dan Konsep Pembiayaan Partisipatif ... 15
BAB IV ORGANISASI PELAKSANA ... 16
A.Tim Pengarah ... ... 16
B. Tim Pengelola BOS Provinsi ... 16
C.Tim Pengelola BOS Kabupaten/Kota ... 17
D.Tingkat Sekolah/Madrasah/Ponpes ... 17
BAB V MEKANISME PELAKSANAAN... 19
A.Mekanisme Pengelolaan ... 19
B.Prinsip Pengelolaan ... 19
C.Mekanisme Penetapan Alokasi dana BOS Provinsi ... 20
D.Mekanisme Penyaluran Dana Hibah BOS Provinsi ... 20
E. Pengambilan dana BOS Provinsi ... 20
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 5
BAB VI MONITORING DAN SUPERVISI ... 23
A. Monitoring oleh Tim Manajemen BOS Provinsi ... 23
B. Monitoring oleh Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota ... 23
BAB VII PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN ... 24
A.PELAPORAN ... 24
1. Tingkat Sekolah ... 24
2. Pelaporan oleh Tim Manajamen BOS Sekolah ... 26
3. Pelaporan oleh Tim Manajamen BOS Kabupaten/Kota ... 26
4. Pelaporan oleh Tim Manajamen BOS Provinsi ... 27
B. PERPAJAKAN ... 27
BAB VIII PENGAWASAN DAN SANKSI ... 31
A. Pengawasan ... 31
B. Sanksi ... 31
BAB IX PENUTUP ... 32
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 6
DESKRIPSI PROGRAM :
1. Nama Program
Bantuan Biaya Operasional Sekolah SMA/MA/SMK di Provinsi Jawa Barat
2. Pengertian
a. BOS SMA/MA/SMK Provinsi adalah program Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
berupa pemberian dana langsung ke SMA/MA/SMK baik Negeri maupun Swasta dimana besarnya dana bantuan yang diterima sekolah dihitung berdasarkan jumlah
siswa masing-masing sekolah dikalikan satuan biaya (unit cost) bantuan;
b. Dana BOS SMA/MA/SMK rovinsi Jawa Barat adalah bantuan dana untuk membantu
sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah kejuruan dalam membantu memenuhi biaya operasional sekolah;
c. Dana BOS SMA/MA/SMK Provinsi Jawa barat merupakan Hibah yang disalurkan
kepada sekolah sebagai penyelenggara pendidikan dalam rangka perlindungan sosial untuk mencegah dan menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial siswa agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal melalui kegiatan penyediaan aksesibilitas dan penguatan kelembagaan sekolah.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum :
Tujuan umum BOS SMA/MA/SMK Provinsi Di Jawa Barat adalah mewujudkan layanan pendidikan SMA/MA/SMK di Jawa Barat yang bermutu terjangkau, dan terbuka bagi semua, dalam mewujudkan Pendidikan Menengah Universal (PMU). b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus BOS SMA/MA/SMK Provinsi Di Jawa Barat adalah :
1) Membantu biaya operasional sekolah;
2) Mengurangi angka putus sekolah siswa SMA/MA/SMK;
3) Meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) siswa SMA/MA/SMK;
4) Mewujudkan keberpihakan pemerintah (affirmative action) bagi siswa
SMA/MA/SMK dengan cara meringankan biaya sekolah;
5) Memberikan kesempatan bagi siswa SMA/MA/SMK untuk mendapatkan layanan
pendidikan yang terjangkau dan bermutu;
6) Membantu pelaksanaan pendidikan Karakter, Pendidikan kebangsaan, Pembinaan
Kewirausahaan, Pembinaan penaggulangan HIV/Narkoba dan Pembinaan
penanggulangan kenakalan remaja/kriminalitas di sekolah menengah.
4. Sasaran dan Nilai Bantuan
Sasaran Program adalah seluruh siswa SMA/MA/SMK di seluruh Provinsi Jawa Barat dengan nilai bantuan Rp 100.000,-/siswa/semester untuk siswa SMA/MA dan Rp 150.000,-/siswa/semester untuk siswa SMK.
5. Pemanfaatan Dana
a. Membiayai belanja personal
b. Membiayai belanja non-personal :
1) Pembelian/penggandaan buku teks pelajaran
2) Pembelian alat tulis sekolah yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran
3) Penggandaan coal dan penyediaan lembar jawaban siswa dalam kegiatan ulangan
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 7
4) Pembelian peralatan pendidikan
5) Pembelian bahan habis pakai
6) Penyelenggaraan kegiatan pembinaan siswa/ekstrakulikuler
7) Penyelenggaraan kegiatan uji kompetensi (khusus SMK)
8) Penyelenggaraan praktek kerja industri (khusus SMK)
9) Pemeliharaan dan perbaikan ringan sarana prasarana sekolah
10) Langganan daya dan jasa lainnya
11) Kegiatan penerimaan siswa baru
12) Penyusunan dan pelaporan
6. Persyaratan Penerima
a. Telah mengisi data pokok sekolah pada masing-masing Kabupaten/Kota;
b. Mengajukan Usulan Penerima BOS;
c. Menyerahkan kelengakapn administrasi berupa:
1) Akta Notaris mengenai pendirian lembaga atau dokumen lain yang dipersamakan;
2) Surat Pernyataan Tanggungjawab;
3) NPWP;
4) Surat Keterangan Domisili Lembaga dari Desa/Kelurahan setempat;
5) Izin operasional/tanda daftar lembaga dari instansi yang berwenang;
6) Bukti kontrak sewa gedung/bangunan, bagi lembaga yang kantornya menyewa;
7) Salinan/fotocopy Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku atas nama ketua dan
sekretaris atau sebutan lain; dan
7. Jadwal Keegiatan
No. Kegiatam Waktu
1. Pengumpulan data penerima BOS September-Oktober 2013
2. Penetapan sekolah penerima BOS Oktober 2013
3. Pengusulan dan Penyaluran dana BOS November 2013
4. Pemantauan pelaksanaan program November-Desember 2013
5. Evaluasi dan pelaporan Desember 2013
8. Layanan Informasi
Tim Pengelola BOS SMA/MA/SMK Bidang Pendidikan Menengah dan Tinggi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Jl. Dr. Rajiman No. 6 Bandung
Telp. : (022) 4264813
Fax. : (022) 4264881
Wisselbord : (022) 4264944, 4264957, 4264973
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 8
BAB I PENDAHULUAN
J. Latar Belakang
Secara umum, harus diakui bahwa kondisi pendidikan di tanah air belum dapat memenuhi apa yang menjadi harapan semua pemangku kepentingan pendidikan (stakeholders). Kinerja sistem pendidikan di Indonesia belum dapat dibanggakan, walau pun itu hanya pada skala ukuran Asia. Hasil survei lembaga Political and Economic Risk Consultancy (PERC) menempatkan posisi sistem pendidikan di Indonesia adalah terburuk di kawasan Asia. Dari 12 negara yang disurvei oleh PERC, ternyata Korea Selatan dinilai memiliki sistem pendidikan yang terbaik, disusul Singapura, Jepang dan Taiwan, India, Cina, serta Malaysia, sedangkan Indonesia berada pada urutan ke-12, setingkat di bawah Vietnam.
Selama ini memang telah terjadi kesenjangan (gap) mutu pendidikan di tanah air, yang ditemukan dalam berbagai fenomena permasalahan pendidikan. Berbagai persoalan pendidikan banyak dikeluhan masyarakat luas yang memberi gambaran bahwa kinerja dunia pendidikan belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat (das sein) Akibatnya, masyarakat menjadi bersikap pesimistik, apatis dan negatif terhadap penyelenggaraan sistem pendidikan nasional. Berbagai kesenjangan yang berhubungan dengan aksesibilitas dan mutu pendidikan di tanah air berhubungan dengan ragam persoalan yang menyangkut tingginya tingkat kemiskinan pendudukan, dan tingkat pengangguran penduduk yang menyebabkan terjadinya : (1) rendahnya tingkat aksesibiltas penduduk miskin terhadap pendidikan bermutu, (2) tingginya akan putus sekolah dari terutama dari masyarakat miskin, (3) rendahnya mutu dan relevansi antara output pendidikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, (4) rendahnya daya saing dan keunggulan mutu lulusan pendidikan nasional di pasar kerja global. (5) produk pendidikan yang memberikan kontribusi pada tingginya angka persoalan sosial yang mengganggu ketertiban/keamanan di masyarakat (seperti kasus anak jalanan, kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba/HIV, kriminaltas, dll), (6) produk pendidikan yang kehilangan pada nilai-nilai jati diri, karakter, budaya dan wawasan kebangsaan.
Menjadi tugas dan peran negara melalui penyelenggaraan pendidikan yang bermutu dan maju yang mendorong terwujudnya SDM yang unggul dan berdaya saing, agar mampu berkompetisi dalam lingkungan masyarakat global. Dimensi pengembangan SDM telah menjadi bagian dari cita-cita atau tujuan (goals) bangsa Indonesia, sebagaimana dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945, yakni : di antaranya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dengan mempertimbangkan beberap hal tersebut maka ditetapkan Visi Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2025 : ”Insan Indonesia Cerdas Kompetitif Tahun 2025”, melalui penyelenggaraan pembangunan Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003, dengan menggunakan 3 (tiga) strategi pembangunan sebagai pilar, yaitu : (1) Investasi Akses, (2) Peningkatan Mutu, Relevansi dann Daya Saing, (3) Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik. Penyelanggaraan Pembangunan Sistem Pendidikan Nasional tersebut dilaksanakan pada setiap jalur, jenjang dan satuan pendidikan, melalui berbagai program dan kegiatan pembangunan pendidikan.
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Jawa Barat menjelaskan dalam visi jangka panjang pembangunan Jawa Barat 2005-2025 yakni : “Dengan Iman dan Taqwa Provinsi Jawa Barat Termaju Di Indonesia“. Secara bertahap menuju pencapaian visi tersebut telah ditempuh rangkaian tahapan pembangunan Provinsi
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 9 Jawa Barat, yakni Tahap I, Periode 2005-2008 yang disebut Tahapan Penataan dan Persiapan Pranata Pendukung Melalui Kualitas SDM; Tahap II, Periode 2008-2013 yang disebut Tahapan Penyiapan Kemandirian Masyarakat Jawa Barat dan pada saat ini telah memasuki Tahap III, Periode 2013-2018 yang disebut Tahapan Memantapkan Pembangunan Secara Menyeluruh. Pada Tahap III periode 2013-2018 telah dirumuskan Visi Pembangunan Jawa Barat Tahun 2013-2018 yaitu “Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua”.
Dalam rangka mencapai visi pembangunan Jawa Barat tersebut, maka misi pertama yang telah dirumuskan adalah Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya Saing. Kebijakan strategis yang ditempuh dalam rangka mewujudkan misi pertama tersebut antara lain : 1) Peningkatan kualitas dan daya saing masyarakat Jawa Barat melalui pendidikan yang unggul, terjangkau, merata dan terbuka; 2) Pelayanan kesehatan bagi semua dan revitalisasi infrastruktur kesehatan; 3) Peningkatan kemandirian masyarakat melalui pemenuhan dan perlindungan terhadap kebutuhan dasar dan hak dasar manusia; dan 4) Pengokohan ketahanan keluarga sebagai basis ketahanan sosial.
Berdaraskan kebijakan strategi Peningkatan kualitas dan daya saing masyarakat Jawa Barat melalui pendidikan yang unggul, terjangkau, merata dan terbuka maka salah satu program pembangunan pendidikan di Jawa Barat yang telah dirancang di antaranya adalah : Peningkatan dan perluasan sarana dan kapasitas pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang disertai dengan program alokasi anggaran pendidikan 20% dari APBD yang lebih efektif, program peningkatan kesejahteraan guru dan didukung program pendidikan gratis pada jenjang SD, SMP dan SMA/SMA/MA/SMK. Di samping itu harus diteruskan paradigma penyelenggaran pembangunan pendidikan di Jawa Barat yang telah dilaksanakan selama ini dengan dengan lebih melibatkan peran dan partisipasi masyarakat, dan Daerah (Kabupaten/Kota).
Penyelenggaraan pembangunan pendidikan di tanah air diharapkan dapat menjawab berbagai kebutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia pada saat ini dan ke depan. Pendidikan diharapkan dapat menciptakan keunggulan dan daya saing bangsa menghadapi globalisasi, serta dapat memenuhi tuntuan proses demokratisasi dan reformasi penyelenggaraan pemerintahan dari sentralistik ke desentralisasi. Pada era desentralisasi diharapkan pembangunan pendidikan semakin dapat mewujudkan penyelenggaraan layanan pendidikan yang bermutu kepada masyarakat di Daerah, sesuai asas-asas penyelenggaraan otonomi daerah. Dengan demikian pembangunan pendidikan akan dapat menjadi ”a good public policy ” pada era Otonomi Daerah.
Dalam rangka Otonomi Daerah sebagaimana diatur melalui UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka Pemerintah menerbitkan PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, dalam rangka mengatur pembagian kewenangan dalam rangka desenstralisasi. Dalam Pasal 2 ayat (1) dijelaskan bahwa urusan pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dibagi bersama antara tingkatan dan/atau susunan pemerintahan. PP No. 38 Tahun 2007 pada Pasal 2 ayat (5) menjelaskan bahwa bidang pendidikan yang menjadi salah satu bidang yang dibagi bersama antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Dalam rangka penyelenggaraan satuan pendidikan, maka setiap satuan pendidikan di Daerah, diharuskan memenuhi kebutuhan minimun terhadap 8 (delapan) komponen standar nasional pendidikan sebagaimana diatur dalam PP No. 32 Tahun 2013, yang mencakup : (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar tenaga pendidikan dan kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan. Karena itulah,
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 10 maka Provinsi Jawa Barat dalam rangka penyelenggaraan satuan pendidikan yang bermutu maka secara bertahap di Jawa Barat, sesuai dengan urusan kewenangan Provinsi yang telah di atur dalam PP No. 38 Tahun 2007, maka pada tahun 2009 berupaya melakukan pemenuhan terhadap standar sarana dan prasarana pendidikan pada semua jenjang satuan pendidikan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mulai tahun 2013 dalam rangka Program Pendidikan Menengah Universal (PMU), telah meluncurkan Program Bantuan Operasional Sekolah Menengah di seluruh Indonesia. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ini adalah program utama dari perwujudan program PMU, dengan maksud memberikan bantuan kepada sekolah untuk memenuhi biaya operasional; sekolah dalam rangka memberikan layanan pendidikan yang terjangkau dan bermutu.
Untuk mendukung program BOS Pusat pada sekolah menengah di atas, maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun anggaran 2013 menyelenggarakan pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Dikmen langsung kepada Sekolah-sekolah, dengan mengacu pada ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011. yang telah diubah menjadi Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 39 Tahun 2011, tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah. Selain itu, Hibah langsung kepada Sekolah-sekolah di Jawa Barat
terntunya dimaksudkan sebagai upaya untuk semakin mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan pemenuhan terhadap ketentuan-ketentuan pendanaan pendidikan, sebagaimana diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003, dan secara khusus dalam PP No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan.
Secara khusus pada jenjang SMA/MA/SMK, pemberian Hibah langsung ke sekolah-sekolah dilakukan melalui Kegiatan Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA/MA/SMK Provinsi Tahun 2013, sebagai pelengkap BOS SMA/MA/SMK Pusat Tahun 2013, guna membantu sekolah-sekolah memenuhi biaya operasional sekolah. Dalam rangka membangun koordinasi dan sinergitas pelaksanaan Kegiatan Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA/MA/SMK Provinsi Tahun 2013, dengan Pemerintah Pusat, kabupaten/kota di seluruh Provinsi Jawa Barat, dan sekolah; dengan tetap memperhatian prinsip-prinsip penyelenggaraan otonomi daerah, dan tetap memperhatikan azas-azas tertib admistrasi, efektif, efisien, transparan dan akuntabel, kepatutan dan saling percaya (mutual trust) maka Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyusun sebuah “Pedoman Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA/MA/SMK Provinsi Jawa Barat Tahun 2013”.
K.Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat
(Berita Negara tanggal 4 Juli 1950);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1400);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran
Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 11
6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); jo. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Paraturan Pemerintah Pengganti Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4493);
8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
9. Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693);
10. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP);
11. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
12. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
13. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4864);
14. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
15. Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
16. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja
Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
17. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah beberapa kali diubah yang terakhir dengan Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian
Hibah Dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.39
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 12 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 32 Tahun 2011 Pedoman Pemberian Hibah Dan Batuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.76 Tahun
2012, tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Laporan Keuangan Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2013.
21. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 2008 tentang Buku Teks
Pelajaran.
22. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan
dan Komite Sekolah.
23. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 060/U/2002 tentang Pedoman Pendirian
Sekolah,
24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 1 Tahun 2009 tentang Pokok-pokok
Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);
25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 10 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah
Provinsi (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 46);
26. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 48);
27. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 7 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 43);
28. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 9 Tahun 2008 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 8 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 45);
29. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 108 Tahun 2009 tentang Sistem dan Prosedur
Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Tahun 2009 Nomor 181 Seri E);
30. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 92 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Kegiatan APBD Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Berita Daerah Tahun 2009 Nomor 164 Seri E);
31. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 63 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Pergub
Jabar No. 55 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Hibah dan Belanja Bansos Yang Bersumber Dari APBD
32. Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 910/Kep.1166-Pdb/2012 tentang Standar
Biaya Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2013;
33. Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
34. Petuntuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Sekolah Menengah Kejuruan
(SMA/MA/SMK) Tahun 2013, dari Direktorat Pembinaan SMA/MA/SMK, Direktorak Jendral Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
35. Surat Edaran Dirjen Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia No.
SE-02/13)12006, tentang Pedoman Pelaksanaan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Sehubungan dengan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) oleh
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 13 Bendaharawan atau Penanggungjawab Pengelolaan Penggunaan Dana BOS di Masing-Masing Unit Penerima BOS.
L.Pengertian
1. BOS SMA/MA/SMK Provinsi Jawa Barat adalah program Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat berupa pemberian dana langsung ke SMA/MA/SMK sebagai pendamping BOS Pusat yang diberikan kepada sekolah Negeri maupun Swasta dimana besarnya dana bantuan yang diterima sekolah dihitung berdasarkan jumlah siswa masing-masing
sekolah dikalikan satuan biaya (unit cost) bantuan;
2. Dana BOS SMA/MA/SMK Provinsi Jawa Barat adalah bantuan dana untuk membantu
sekolah menengah atas/madrasah aliyah/sekolah menengah kejuruan dalam membantu memenuhi biaya operasional sekolah;
3. Dana BOS SMA/MA/SMK Provinsi Jawa barat merupakan Hibah yang disalurkan
kepada sekolah sebagai penyelenggara pendidikan dalam rangka perlindungan sosial untuk mencegah dan menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial siswa agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal melalui kegiatan penyediaan aksesibilitas dan penguatan kelembagaan sekolah.
M. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Tujuan umum BOS SMA/MA/SMK Provinsi Di Jawa Barat adalah mewujudkan layanan pendidikan SMA/MA/SMK di Jawa Barat yang bermutu terjangkau, dan terbuka bagi semua, dalam mewujudkan Pendidikan Menengah Universal (PMU).
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus BOS SMA/MA/SMK Provinsi Di Jawa Barat adalah :
a. Membantu biaya operasional sekolah;
b. Mengurangi angka putus sekolah siswa SMA/MA/SMK;
c. Meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) siswa SMA/MA/SMK;
d. Mewujudkan keberpihakan pemerintah bagi siswa SMA/MA/SMK dengan cara
meringankan biaya sekolah;
e. Memberikan kesempatan bagi siswa SMA/MA/SMK untuk mendapatkan layanan
pendidikan yang terjangkau dan bermutu;
f. Membantu pelaksanaan program pendidikan Karakter, Pendidikan Kebangsaan dan
Bela Negara, Pembinaan Kewirausahaan, Pembinaan penaggulangan HIV/Narkoba dan Pembinaan penanggulangan kenakalan remaja/kriminalitas di sekolah menengah.
N.Sasaran Program dan Besar Bantuan
Sasaran program adalah SMA/MA/SMK Negeri dan Swasta di seluruh Provinsi Jawa Barat. Besar bantuan per sekolah diperhitungkan dari jumlah siswa, dengan rincian sebagai berikut:
Program Jumlah Siswa Satuan Biaya (Rp) Total Alokasi (Rp)
BOS SMA 250.730 100.000 25.073.000.000
BOS MA 119.773 100.000 11.977.300.000
BOS SMK 819.357 150.000 122.903.550.000
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 14 Bantuan yang diterima sekolah dihitung berdasarkan jumlah siswa per sekolah dikalikan satuan biaya BOS SMA/MA/SMK. Satuan biaya (unit cost) program BOS
SMA/MA sebesar Rp. 100.000/siswa/semester, sedangkan satuan biaya (unit cost)
program BOS SMK sebesar Rp. 150.00,-/siswa/semester.
Rincian sasaran penerima BOS SMA/MA/SMK di Provinsi Jawa Barat untuk masing-masing kabupaten/kota terlampir.
O.Waktu Penyaluran Dana
Pada tahun Anggaran 2013, sesuai dengan alokasi anggaran pada APBD Perubahan, BOS SMA/MA/SMK akan disalurkan pada Triwulan IV (bulan November) untuk alokasi penggunaan Tahun Pelajaran 2013/2014 Semester 1 (bulan Juli – Desember 2013).
P. Alur Penyaluran Dana
Dinas Pendidikan
Provinsi
SMA/MA/SMK
Penerima BOS
Provinsi
Biro Keuangan Setda
Jabar
Dinas Pendidikan
Kab/Kota & Kantor
Kementerian Agama
Kab/Kota
Keterangan :
1. Sekolah Penerima BOS Provinsi menyampaikan data jumlah siswa berikut nomor
rekening sekolah ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
2. Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama Tingkat Kabupaten/Kota membuat
Daftar Sekolah Penerima BOS Provinsi yang memuat rekap nama sekolah, jumlah siswa, jumlah dana berikut nomor rekening tiap sekolah untuk diusulkanke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
3. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat selanjutnya membuat Naskah Perjanjian Hibah
Daerah (NPHD ) untuk jenjang SMA/MA/SMK Sederajat yang ditanda tangani oleh Kepala Dinas PendidikanKabupaten/Kota dan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD ) untuk jenjang MA/MAK Sederajat yang ditanda tangani oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
4. NPHD memuat jumlah sekolah, jumlah siswa dan jumlah dana BOS Provinsi yangakan
diterima oleh tiap sekolah.
5. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat membuat Surat Permohonan Pencairan Dana
BOS Provinsi kepada Gubernur Jawa Barat melalui Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat sesuai jumlah yang tercantum dalam NPHD masing-masing sekolah penerima
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 15 dengan dilampiri Daftar Sekolah Penerima BOS Provinsi yang telah ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
6. Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat melakukan penatausahaan keuangan dan
pemindah bukuan Dana BOS Provinsi ke Rekening masing-masing sekolah di tiap Kabupaten/Kota.
7. Penyaluran dana BOS Provinsi dari Kas Umum Daerah Provinsi Jawa Barat ke sekolah
penerima dilaksanakan sesuai aturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Q.Kriteria Penerima
1. Seluruh SMA/MA/SMK Negeri dan Swasta di seluruh Provinsi Jawa Barat yang telah
memiliki ijin operasional atau ijin pendirian;
2. Sebagai wujud keberpihakan terhadap siswa miskin atas pengalokasian dana BOS
SMA/MA/SMK, sekolah diwajibkan untuk membebaskan dan/atau membantu siswa miskin dari kewajiban membayar iuran sekolah dan biaya-biaya untuk kegiatan ekstrakurikuler siswa;
3. Mengikuti Panduan BOS SMA/SMA/SMK yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan
Provinsi Jawa Barat;
4. Apabila SMA/MA/SMK menolak menerima BOS Provinsi harus mendapat persetujuan
orang tua siswa, komite sekolah dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota serta menjamin kelangsungan pendidikan di sekolah tersebut.
R.Persyaratan Penerima
1. Telah mengisi data pokok sekolah pada masing-masing Kabupaten/Kota;
2. Mengajukan Usulan Penerima BOS;
3. Menyerahkan kelengakapn administrasi berupa:
a. Akta Notaris mengenai pendirian lembaga atau dokumen lain yang dipersamakan;
b. Surat Pernyataan Tanggungjawab;
c. NPWP;
d. Surat Keterangan Domisili Lembaga dari Desa/Kelurahan setempat;
e. Izin operasional/tanda daftar lembaga dari instansi yang berwenang;
f. Bukti kontrak sewa gedung/bangunan, bagi lembaga yang kantornya menyewa;
g. Salinan/fotocopy Kartu Tanda Penduduk yang masih berlaku atas nama ketua dan
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 16
BAB II
PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) SMA/MA/SMK PROVINSI JAWA BARAT DALAM PENDANAAN PENDIDIKAN
B.Peranan Program BOS Provinsi Untuk SMA/MA/SMK Dalam Pelaksanaan
Program Pendidikan Menengah Universal (PMU)
Program BOS SMA/MA/SMK merupakan salah satu program utama pemerintah yang bertujuan mendukung keberhasilan program PMU yang dirintis pada tahun 2013. Seluruh stakeholder pendidikan wajib memperhatikan pentingnya program BOS SMA/MA/SMK yaitu:
1. Memberikan kesempatan yang setara bagi semua siswa untuk mendapatkan layanan
pendidikan menengah yang terjangkau dan bermutu.
2. Merupakan sarana panting untuk meningkatkan akses layanan pendidikan menengah
yang terjangkau dan bermutu.
3. Menyediakan sumber dana bagi sekolah untuk mencegah siswa miskin putus sekolah
karena tidak mampu membayar iuran sekolah dan biaya ekstrakulikuler sekolah.
4. Mendorong dan memberikan motivasi kepada pemerintah daerah serta masyarakat
yang mampu, untuk memberikan subsidi kepada siswa miskin.
B. Program BOS SMA/MA/SMK Dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Program ini memberikan dukungan kepada sekolah dalam menerapkan konsep MBS yaitu: kebebasan untuk perencanaan, pengelolaan dan pengawasan program yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing sekolah. Penggunaan dana semata-mata ditujukan hanya untuk kepentingan peringkatan layanan pendidikan. Pengelolaan program BOS SMA/MA/SMK Provinsi menjadi kewenangan sekolah secara mandiri dengan mengikutsertakan komite sekolah dan masyarakat.
C. Skenario Pendanaan Pendidikan Menengah
Pendanaan pendidikan menengah merupakan upaya untuk menyediakan sejurniah dana yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan proses pendidikan di sekolah menengah. Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan menyebutkan bahwa biaya pendidikan meliputi: (a) Biaya Investasi Sekolah (Pengelolaan Pendidikan), (b) Biaya Operasional Sekolah (Biaya di Satuan Pendidikan), dan (c) Biaya Pribadi Peserta Didik.
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 17 Gambar 1. Skenario Pembiayaan Pendidikan Menengah
Biaya Pengelolaan Pendidikan (Investasi) Biaya Satuan Pendidikan (Operasional) Biaya Pribadi Peserta Didik Biaya Investasi SDM
· Pengembangan Guru dan Tenaga Kependidikan
Uang Saku
Akomodasi dan Transportasi Pakaian dan Perlengkapan
Biaya Operasi Non Personalia (Permendiknas No. 59 Tahun 2009)
· ATK
· Daya dan Jasa
· Penerimaan Siswa Baru
· Barang habis pakai
· Dan lainnya
Buku dan Alat Tulis Biaya Operasi Personalia
· Gaji dan Tunjangan Guru dan Tenaga Kependidikan Biaya Investasi Sarana
Prasarana · Lahan · Bangunan · Peralatan Kursus Tambahan
Bansos
Sarpras
BOS
SM
BKSM
Biaya investasi sekolah meliputi biaya investasi untuk meningkatkan kemampuan pendidik dan tenaga kependidikan (PTK), dan biaya investasi sarana dan prasarana. Sedangkan, biaya operasional sekolah meliputi biaya operasional personalia untuk gaji dan tunjangan PTK, dan biaya operasional non personalia. Adapun, biaya pribadi peserta didik merupakan biaya yang ditanggung oleh siswa untuk mengikuti proses pembelaja ran secara berkelanjutan.
Pemerintah berusaha memenuhi pendanaan pendidikan untuk ketiga kategori biaya tersebut melalui mekanisme pemberian bantuan langsung baik ke sekolah, PTK, dan siswa. Biaya investasi sekolah dipenuhi melalui penyediaan Hibah atau Bansos sarana dan prasarana sekolah. Sedangkan biaya operasional sekolah non personalia berusaha dipenuhi melalui penyediaan dana untuk operasional sekolah melalui program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Adapun, biaya operasional personalia berusaha dipenuhi melalui pemberian tunjangan guru. Sementara itu, untuk meningkatkan 'daya beli' siswa terhadap layanan pendidikan SM dan mencegah siswa putus sekolah, pemerintah mengalokasikan dana Bantuan Biaya Pendidikan melalui program Bantuan Khusus Siswa Miskin (BSM) yang dapat digunakan siswa untuk biaya pribadi peserta didik.
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 18
BAB III
IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) SMA/MA/SMK PROVINSI JAWA BARAT
A. Sekolah Penerima Program BOS SMA/MA/SMK
Penerima dana program BOS SMA/MA/SMK Provinsi adalah SMA/MA/SMK Negeri dan Swasta yang memiliki ijin operasional (Piagam Pendirian) di seluruh Provinsi Jawa Barat. Sekolah penerima dana BOS SMA/MA/SMK diutamakan yang telah mengisi Data Pokok Kependidikan
Sebagai wujud keberpihakan terhadap siswa atas pengalokasian dana BOS SMA/MA/SMK, sekolah diwajibkan untuk membebaskan dan/atau membantu siswa miskin dari kewajiban membayar biaya-biaya penyelenggaraan pendidikan.
Semua sekolah yang menerima dana BOS SMA/MA/SMK harus mengikuti pedoman BOS SMA/MA/SMK Provinsi Jawa barat yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat c.q. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Sekolah yang menolak menerima dana program BOS SMA/MA/SMK harus mendapat persetujuan orang tua siswa, komite sekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota serta tetap menjamin kelangsungan pendidikan di sekolah tersebut.
B. Peruntukan Dana BOS SMA/MA/SMK Provinsi Jawa Barat
3. Peruntukan Dana BOS Provinsi untuk Belanja Personalia
Penggunaan dana BOS Provinsi Jenjang Dikmen Tahun 2013 diprioritaskan untuk belanja Personalia yakni untuk membiayai Kegiatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam rangka pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) di sekolah, antara lain untuk membayar honor bulanan Tenaga Kependidikan Honorer dan Tenaga Pendidik Honorer yang mengajar mata pelajaran sesuai dengan kualifikasinya.
4. Peruntukan Dana BOS Provinsi untuk Belanja Non Personalia
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 69 Tahun 2009, tentang Standar Biaya Operasi Non Personalia Tahun 2009 Untuk SMP/MTs, SMA/MA, SMA/MA/SMK, SDLB, SMPLB, dan SMALB, Dana BOS Provinsi Jawa Barat untuk jenjang Dikmen Tahun 2013 dapat pula digunakan untuk keperluan sebagai berikut :
a. Peruntukan Dana BOS untuk SMA/MA
No. Peruntukan Dana Penjelasan
1. Pembelian/penggandaan
buku teks pelajaran
Biaya untuk mengganti buku yang rusak dan menambah referensi buku teks pelajaran
2. Pembelian alat tulis sekolah
yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran
Pengadaan alat tulis sekolah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sekolah dan proses belajar mengajar
3. Penggandaan soal dan
penyediaan lembar jawaban siswa dalam kegiatan ulangan dan ujian
Meliputi ulangan harlan, ulangan umum dan ujian sekolah.
4. Pembelian alat dan bahan
habis pakai
Meliputi pembelian alat dan bahan praktikum IPA, bahan praktikum IPS, bahan praktikum bahasa, bahan
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 19
No. Peruntukan Dana Penjelasan
praktikum computer, bahan praktek keterampilan, dan bahan-bahan olah raga/kesenian, kebersihan, kesehatan dan keselamatan kerja, tinta, toner printer. 5. Penyelenggaraan kegiatan
pembinaan siswa/ ekstrakulikuler
Biaya untuk menyelenggarakan kegiatan pembinaan siswa melalui kegiatan ekstrakulikuler seperti: Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Kegiatan
Pembinaan Olimpiade Sains, Seni, dan Olahraga.
6. Pemeliharaan dan perbaikan
ringan sarana prasarana sekolah
Biaya untuk memelihara dan memperbaiki sarana dan prasarana sekolah untuk mempertahankan kualitas sarana dan prasarana sekolah agar layak digunakan. Contoh pengecatan,
perbaikan atap, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan meubelair,
perbaikan lantai, perbaikan kamar mandi, perbaikan papan tulis, dan perawatan fasilitas sekolah lainnya.
7. Langganan daya dan jasa
lainnya
Biaya untuk membayar langganan daya dan jasa yang mendukung kegiatan belajar mengajar seperti: listrik, telefon, air, internet dan lainnya.
8. Kegiatan penerimaan siswa
baru
Biaya untuk penggandaan formulir pendaftaran dan administrasi
pendaftaran. Meliputi biaya fotocopy dan konsumsi panitia pererimaan siswa baru.
9. Penyusunan dan pelaporan Biaya untuk menyusun dan mengirimkan
laporan sekolah kepada pihak
berwenang. Meliputi biaya fotocopy dan konsumsi penyusunan laporan.
b. Peruntukan Dana BOS untuk SMK
No. Peruntukan Dana Penjelasan
1. Pembelian/penggandaan
buku teks pelajaran
Biaya untuk mengganti buku yang rusak dan menambah referensi buku teks pelajaran
2. Pembelian alat tulis sekolah
yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran
Pengadaan alat tulis sekolah yang dibutuhkan untuk pengelolaan sekolah dan proses belajar mengajar
3. Penggandaan coal dan
penyediaan lembar jawaban siswa dalam kegiatan ulangan dan ujian
Meliputi ulangan harlan, ulangan umum dan ujian sekolah.
4. Pembelian peralatan
pendidikan
Meliputi pembelian: peralatan praktikum IPA, praktikum IPS, praktikum bahasa, peralatan komputer, peralatan ringan (handtools) dan peralatan olah
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 20
No. Peruntukan Dana Penjelasan
raga/kesenian
5. Pembelian bahan habis pakai Meliputi pembelian: bahan praktikum
IPA, bahan praktikum IPS, bahan praktikum bahasa, bahan praktikum computer, bahan praktek kejuruan, dan bahan-bahan olah raga/kesenian, tinta dart toner printer.
6. Penyelenggaraan kegiatan
pembinaan
siswa/ekstrakulikuler
Biaya untuk menyelenggarakan kegiatan pembinaan siswa melalui kegiatan ekstrakulikuler seperti: Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Kegiatan
Pembinaan Olimpiade Sains, Seni, dan Olahraga.
7. Penyelenggaraan kegiatan uji
kompetensi
Biaya untuk penyelenggaraan kegiatan ujian kompetensi bagi siswa SMK yang akan lulus.
8. Penyelenggaraan praktek
kerja industri
Biaya untuk penyelenggaraan praktek kerja industri bagi siswa SMK.
9. Pemeliharaan dan perbaikan
ringan sarana prasarana sekolah
Biaya untuk memelihara dan memperbaiki sarana dan prasarana sekolah untuk mempertahankan kualitas sarana dan prasarana sekolah agar layak digunakan. Contoh pengecatan,
perbaikan atap boom., perbaikan pintu dan jendela, perbaikan meubelair,
perbaikan lantai, perbaikan kamar mandi, perbaikan papan tul is, dan perawatan fasilitas sekolah lainnya.
10. Langganan daya dan jasa
lainnya
Biaya untuk membayar langganan daya dan jasa yang mendukung kegiatan belajar mengajar seperti: listrik, telefon, air, internet dan lainnya.
11. Kegiatan penerimaan siswa
baru
Biaya untuk penggandaan formulir pendaftaran dan administrasi
pendaftaran. Meliputi biaya fotocopy dan konsumsi panitia pererimaan siswa baru.
12. Penyusunan dan pelaporan Biaya untuk menyusun dan mengirimkan
laporan sekolah kepada pihak
berwenang. Meliputi biaya fotocopy dan konsumsi penyusunan laporan.
Prioritas BOS Provinsi jenjang Dikmen Tahun 2013 pada Belanja non Personalia,
digunakan untuk penyelenggaraan kegiatan pembinaan siswa/ekstrakulikuler antara
lain: Pendidikan Karakter, Pendidikan Kebangsaan, Pembinaan Kewirausahaan, Pembinaan penanggulangan HIV/Narkoba dan Pembinaan penanggulangan kenakalan remaja/kriminalitas dan untuk kegiatan uji kompetensi (khusus siswa kelas XII SMK) apabila biaya BOS Pusat belum mencukupi.
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 21
C. Kebijakan BOS SMA/MA/SMK Provinsi Terhadap Siswa
Konsep pendidikan untuk semua (education for all) memberikan kesempatan yang
seluas-luas kepada setiap individu untuk mendapat layanan pendidikan bermutu sesuai dengan minat dan potensi siswa. Sesuai dengan perkembangan jaman, sekolah bermutu di dominasi oleh siswa dari keluarga mampu. Siswa miskin yang mempunyai minat dan potensi, kurang mempunyai kesempatan belajar di sekolah bermutu serta menutup kesempatan mereka untuk merubah nasib dan status sosialnya.
Peranan Program BOS SMA/MA/SMK dalam konteks tersebut di atas adalah memberikan keadilan dan kesempatan kepada siswa miskin untuk memperoleh layanan
pendidikan bermutu dengan mewajibkan sekolah membebaskan (fee waive) dan/atau
memberikan keringanan (discount fee) tagihan biaya sekolah kepada siswa miskin.
Komposisi jumlah siswa miskin yang mendapat pembebasan (fee waive) dan
keringanan (discount fee), menjadi diskresi/kewenangan sekolah sesuai dengan konsep
MBS. Namun demikian sekolah tetap harus memperhatikan kriteria siswa miskin dan faktor lainnya, yaitu: (a) biaya pendidikan per siswa, (b) jumlah siswa miskin dan, (c) dana BOS yang diterima sekolah.
Untuk memperjelas hal tersebut, di bawah ini disajikan ilustrasi cara kerja konsep discount fee di suatu sekolah.
Gambar 2. Konsep Discount Fee Untuk Sekolah dengan Kondisi Tingkat Ekonomi Siswa
Homogen
Menuju BOS SM dengan unit cost yang lebih mencukupi sehingga dapat mencukupi tagihan
biaya pendidikandi sekolah untuk seuruh
siswa Persentaase Biaya (%) 75 100 Y 50 25 0 Siswa Discount Fee
Garis Kondisi ideal yang diharapkan dimana seluruh siswa terpenuhi biaya pendidikannya dengan BOS SM
Ilustrasi gambar di atas menggambarkan pelaksanaan konsep memberikan keringanan (discount fee) untuk sekolah dengan kondisi tingkat ekonomi siswa homogen (semua siswa). Untuk kondisi sekolah tersebut, semua siswa mendapatkan perlakuan yang sama, yaitu mendapatkan keringanan biaya sekolah sesuai dengan unit cost yang telah ditentukan.
Terdapat 3 (tiga) indikator yang menjadi pertimbangan sekolah untuk menentukan banyaknya siswa miskin yang akan mendapat bantuan, yaitu: (a) alokasi dana BOS SMAMA/SMK yang diterima oleh sekolah, (b) biaya pendidikan di sekolah dan (c) jumlah siswa miskin di sekolah. Berdasarkan ke-3 indikator tersebut, maka sekolah
menyusun kebijakan membebaskan (fee waive) dan memberikan keringanan (discount fee)
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 22
Pelaksanaan konsep membebaskan (fee waive) dan keringanan (discount fee) untuk
sekolah dengan kondisi tingkat ekonomi siswa homogen (semua siswa kaya / semua siswa miskin). Untuk kondisi sekolah tersebut, semua siswa mendapatkan perlakuan yang sama, yaitu mendapatkan keringanan biaya sekolah sesuai dengan unit cost yang telah ditentukan.
Pelaksanaan konsep membebaskan (fee waive) dan keringanan (discount fee) untuk
sekolah dengan kondisi tingkat ekonomi siswa heterogen / bervariasi. Misal : sebanyak 50
siswa akan mendapat program membebaskan (fee waive) dan keringanan (discount fee).
Komposisi bantuan yang diterima yaitu: 5 siswa mendapatkan pembebasan biaya sekolah
100% (Fee Waive). Sebanyak 45 siswa mendapat keringanan biaya sekolah (Discount
Fee), yaitu: sebanyak 10 siswa membayar 25% dari keseluruhan biaya sekolah; sebanyak
15 siswa membayar 50%; dan sebanyak 20 siswa membayar 75% dari keseluruhan biaya sekolah yang dibebankan kepada siswa miskin. Penentuan persentase (%) untuk
membebaskan (fee waive) dan keringanan (discount fee) menjadi kewenangan sekolah.
Komposisi jumlah siswa yang mendapat bantuan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kebijakan sekolah (diskresi). Hal ini memungkinkan sekolah untuk mengubahnya sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan sekolah.
Di masa mendatang apabila dana pemerintah mencukupi secara bertahap semua siswa akan menerima manfaat program BOS SMA
D. Program BOS SMA/MA/SMK Dan Konsep Pembiayaan Partisipatif
Pemerintah dan masyarakat menuntut sekolah untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu kepada peserta didik. Tuntutan tersebut berimplikasi pada kebutuhan biaya pendidikan sekolah yang tinggi. Semakin tinggi tuntutannya, maka akan semakin tinggi pula biaya yang dibutuhkan oleh sekolah untuk meningkatkan layanan pendidikan bermutu.
Mekanisme pembiayaan partisipatif memungkinkan sekolah untuk mendapatkan sumber pembiayaan tambahan dari orang tua siswa yang mampu secara ekonomi. Secara langsung hal ini berakibat pada meningkatnya sumber dana bagi sekolah yang berbanding lurus dengan kualitas sekolah.
Peranan pemerintah melalui program BOS SMA/MA/SMK ini adalah:
1. Membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa miskin yang mempunyai minat
dan potensi untuk bersekolah di sekolah bermutu agar kelak mereka mampu meningkatkan kualitas hidupnya dengan bekal kemampuan dan keahlian yang mereka dapatkan dan mampu mengangkat ekonomi keluarga (eskalasi sosial).
2. Melaksanakan amanah Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yaitu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu. Dalam hal ini, pemerintah mendorong lulusan SMP untuk melanjutkan ke pendidikan menengah.
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 23 BAB IV ORGANISASI PELAKSANA B.Tim Pengarah 1. Tingkat Provinsi b. Gubernur c. Wakil Gubernur d. Sekretaris Daerah 2. Tingkat Kabupaten/Kota a. Bupati/Walikota b. Sekretaris Daerah
B. Tim Pengelola BOS Provinsi 1. Tim Provinsi
b. Penanggungjawab
1) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
2) Kepala Kanwil Depag Provinsi
c. Tim Pelaksana
1) Ketua Tim/Kuasa Pengguna Anggaran
2) Sekretaris/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
3) Seksi Pendataan
4) Seksi Monev dan Penyelesaian Masalah
5) Seksi Publikasi/Humas
Tim Pengelola BOS Provinsi tingkat Provinsi ditetapkan melalui SK Gubernur.
2. Tugas dan Tanggungjawab Tim Pengelola BOS Provinsi
a. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menetapkan Pedoman Operasional
Sekolah (BOS) Provinsi Jawa Barat Pada Jenjang Pendidikan Menengah.
b. Menyetujui dan meneruskan usulan sekolah penerima BOS Provinsi yang telah
divalidasi oleh Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama tiap kabupaten/kota.
c. Mempersiapkan sekretariat dan perlengkapannya di Kantor Dinas Pendidikan
Provinsi.
d. Mempersiapkan Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) sesuai dengan dana dan
kegiatan yang telah ditetapkan dan melakukan sosialisasi program di tingkat Provinsi.
e. Mengajukan pencairan dana BOS Provinsi kepada Gubernur melalui Biro Keuangan
Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat sesuai jumlah alokasi Dana tiap Kabupaten/Kota.
f. Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi penggunaan dana BOS
Provinsi.
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 24
C.Tim Pengelola BOS Kabupaten/Kota
1. Tim Kabupaten/Kota
a. Penanggungjawab
1) Bupati/Walikota
b. Ketua
1) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
2) Kepala Kandepag Kabupaten/Kota
c. Tim Pelaksana Pengelola BOS Provinsi ditingkat Kabupaten/Kota terdiri dari
1) Ketua Tim Manajemen BOS Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota
2) Sekretaris
3) Anggota
Pengelola BOS Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari unsur Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota dan atau unsur Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota atau minimal Sekretaris Daerah.
2. Tugas dan Tanggungjawab Tim Pengelola BOS Provinsi Tingkat Kabupaten/Kota dan Kandepag Kabupaten/Kota
a. Mengusulkan alokasi dana untuk setiap sekolah/madrasah/ ponpes.
b. Melaksanakan sosialisasi dan pelatihan kepada sekolah/madrasah/ponpes penerima
BOS Provinsi.
c. Melakukan koordinasi dengan Tim Pengelola BOS Provinsi dan lembaga penyalur
dana, serta dengan sekolah/ madrasah/ponpes dalam rangka penyaluran dana.
d. Merencanakan dan melaksanakan monitoring dan evaluasi penggunaan dana BOS
Provinsi.
e. Melaporkan pelaksanaan program kepada Tim pengelola BOS Provinsi di Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
f. Mengumpulkan data dan laporan dari sekolah/madrasah/ ponpes dan lembaga
penyalur dana.
g. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.
h. Menindaklanjuti kasus penyalahgunaan dana BOS Provinsi di tingkat
sekolah/madrasah/ponpes.
i. Melaporkan setiap kegiatan yang dilakukan di Kabupaten/Kota kepada Tim
Pengelola BOS Provinsi tingkat Provinsi dan instansi terkait.
D.Tingkat Sekolah/Madrasah/Ponpes
1. Penanggungjawab
a. Kepala Sekolah/Madrasah/Salafiyah/Penanggungjawab Program Wajar 12 Tahun
dan atau Ketua Komite Sekolah.
b. Kepala Sekolah/Madrasah/Salafiyah/Penanggungjawab Program Wajar 12 Tahun
menunjuk Panitia Pengelola BOS SMA/MA/SMK Provinsi yang terdiri dari :
a. Ketua
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 25
2. Tugas dan Tanggungjawab Sekolah/Madrasah/Ponpes
a. Melakukan verifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa yang ada. Bila
jumlah dana yang diterima melebihi dari data siswa sesungguhnya, maka kelebihan dana tersebut tetap di simpan di rekening sekolah. Selanjutnya sekolah harus melaporkan kelebihan dana yang diterima ke Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota. Kelebihan dana akan diperhitungkan pada penyaluran BOS provinsi triwulan/semester berikutnya.
b. Bersama-sama dengan Komite Sekolah/Madrasah/ Pengasuh Ponpes,
mengidentifikasi siswa miskin yang akan dibebaskan dari segala jenis iuran.
c. Mengelola dana BOS Provinsi secara bertanggungjawab dan transparan.
d. Bertanggungjawab terhadap penyimpangan penggunaan dana di
sekolah/madrasah/ponpes.
e. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.
f. Melaporkan penggunaan dana BOS Provinsi kepada Tim Pengelola BOS Provinsi
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 26
BAB V
MEKANISME PELAKSANAAN
A.Mekansime Pengelolaan
Dalam rangka percepatan realisasi bantuan dan optimalisasi pelayanan, mekanisme pengelolaan digambarkan sebagai berikut :
Pembentukan Tim Pengelola BOS Dikmen Provinsi Penyusunan Juknis & Kelengkapan Pengelolaan BOS Koordinasi Dengan Tim Pengelola BOS Dikmen Kab/ Kota Pengumpulan, Analisa dan Validasi Data Penerima BOS Penerbitan SK Gubernur Ttg Hibah BOS Dikmen Usulan Pencairan Dana BOS Bimtek Pengelolaan Dana BOS dan
Pembuatan NPHD Pencairan Dana BOS Dikmen ke Rekening Sekolah Penerima Monitoring dan Superrvisi Pelaporan dan Pertanggung jawaban Juknis, SK Tim Pengelola Kab/Kota, NPHD, Surat Pertnggngjawaban, dll. SK Tim Pengelola Proposal, Daftar Sekolah Calon Penerima, Rekapitulasi, Persyaratan, dll.
Tim Pengelola BOS Kab/Kota, Juknis,
Format2, dll.
Kelengkapan, Juknis, Format Data Calon Penerima, Persyaratan,
dll SK Gub, Lampiran, dll.
Kegiatan & Keuangan. SP2D, SK Gub.
Lampiran, dll.
SPM, Persyaratan Pencairan dari
Sekolah, dll.
Juknis, Surgas, Form Monitoring, Laporan,
dll.
Setda Prov.
B.Prinsip Pengelolaan
Pengelolaar program BOS SMA/MA/SMK provinsi mengacu pada konsep Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management), yang mengandung arti, yaitu:
1. Swakelola dan Partisipatif
Pelaksanaan program dilakukan secara swakelola (direncanakan, dikerjakan dan diawasi sendiri) dengan rnelibatkan warga sekolah dan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam memberikan dukungan terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Transparan
Pengelolaan dana harus dilakukan secara terbuka agar warga sekolah dan masyarakat dapat memberikan saran, kritik, serta melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan program.
3. Akuntabel
Pengelolaan dana harus dapat dipertanggungjawabkan, sesuai dengan pedoman pelaksanaan yang sudah disepakati.
4. Demokratis
Penyusunan perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah ditempuh melalui jalan musyawarah/mufakat dengan memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk mengajukan saran, kritik atau pendapat.
5. Efektif dan Efisien
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 27
6. Tertib Administrasi dan Pelaporan
Sekolah penerima dana harus menyusun dan menyampaikan laporan basil pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan sesuai ketentuan yang dipersyaratkan.
7. Saling Percaya
Pemberian dana berdasarkan pada rasa saling percaya (mutual trust) antara pemberi dan
penerima dana. Oleh Karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kepercayaan tersebut dengan memegang amanah dan komitrnen yang ditujukan semata-mata hanya untuk membangun pendidikan yang lebih baik.
C.Mekanisme Penetapan Alokasi dana BOS Provinsi
1. Tim Pengelola BOS Provinsi tingkat Kabupaten/Kota melakukan pendataan dan
memverifikasi jumlah siswa tiap sekolah/madrasah/ponpes yang menjadi dasar penentuan besaran dana BOS Provinsi tiap Kabupaten/Kota.
2. Tim Pengelola BOS Provinsi tingkat Kabupaten/Kota mengusulkan
sekolah/madrasah/ponpes penerima BOS Provinsi melalui Daftar Sekolah Penerima BOS Provinsi yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kepala Kementerian Agama Tingkat Kabupaten/Kota.
3. Tim Pengelola BOS Provinsi selanjutnya membuat Naskah Perjanjian Hibah Daerah
(NPHD) yang ditanda tangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi dan Kepala SMA/MA/SMK.
4. Tim Pengelola BOS Provinsi membuat rekapitulasi alokasi dana BOS Provinsi tiap
Kabupaten/Kota sebagai dasar usulan pencairan dana.
5. Alokasi dana BOS Provinsi tiap sekolah untuk periode Juli-Desember 2013 didasarkan
pada jumlah siswa tahun pelajaran 2013-2014 (hasil PPDB).
D.Mekanisme Penyaluran Dana Hibah BOS Provinsi
Mekanisme pencairan dan penyaluran dana Hibah untuk Program Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) Provinsi Jawa Barat Pada Jenjang Pendidikan Menenengah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengelola BOS Provinsi di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat membuat Surat
Permohonan Pencairan Dana BOS Provinsi kepada Gubernur Jawa Barat sesuai dengan NPHD masing-masing Kabupaten/Kota beserta lampirannya.
2. Biro Keuangan Setda Provinsi Jawa Barat melakukan penatausahaan keuangan dan
pemindah bukuan Dana BOS Provinsi ke Rekening masing-masing sekolah di tiap Kabupaten/Kota.
3. Penyaluran dana BOS Provinsi dilaksanakan secara bertahap setiap semester.
E.Pengambilan dana BOS Provinsi
1. Dana BOS Provinsi harus diterima secara utuh dan tidak diperkenankan adanya
pemotongan atau pungutan biaya apapun dengan alasan apapun dan oleh pihak manapun.
2. Dana BOS Provinsi yang diambil bukan berarti dana harus dihabiskan dalam periode
tersebut. Besar penggunaan dana tiap bulan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah/madrasah/ponpes sebagaimana tertuang dalam RKAS.
3. Bilamana terdapat sisa dana di sekolah/madrasah/ ponpes pada akhir tahun anggaran
maka dana tersebut tetap menjadi hak sekolah dan dapat dipergunakan pada tahun anggaran berikutnya.
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 28
4. Jika terdapat perbedaan dalam jumlah dana yang diterima, maka perbedaan tersebut
harus segera dilaporkan kepada Tim Pengelola BOS Provinsi tingkat Kabupaten/Kota dan Tim Pengelola BOS Provinsi tingkat Provinsi untuk dijadikan dasar pengurang atau penambah dana BOS Provinsi pada penyaluran berikutnya.
5. Jika terdapat siswa pindah/mutasi ke sekolah/ madrasah/ponpes lain pada semeser
berjalan, maka dana BOS Provinsi siswa tersebut menjadi milik sekolah yang ditinggalkan.
6. Kelengkapan dokumen administrasi pada saat sekolah penerima melakukan
pengambilan dari bank antara lain :
c. Surat Keputusan Pengangkatan Kepala Sekolah.
d. Surat Keterangan dari Dinas Pendidikan KabKota bahwa yang bersangkutan pada
poin 1 masih berstatus sebagai Kepala SMA/MA/SMK penerima dana bantuan.
e. Surat Keputusan Pengangkatan Bendahara Sekolah.
f. SK/akta pendirian (bagi SMA/MA/SMK Negeri) dan atau Surat Ijin Operasional
(bagi SMA/MA/SMK Swasta) dan atau Surat Keterangan bermaterai 6000 dari Dinas Pendidikan KabKota tentang kebenaran adanya SMA/MA/SMK tersebut.
g. KTP dan atau kartu identitas lainnya bagi Kepala Sekolah dan Bendahara Sekolah.
h. NPWP atas nama Sekolah (bagi SMA/MA/SMK Negeri).
i. Fotocopy Salinan Surat Keputusan Tentang SMA/MA/SMK penerima BOS
SMA/MA/SMK Provinsi.
F. Penggunaan Dana BOS Provinsi
Penggunaan dana BOS Provinsi di sekolah/madrasah harus didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara Kepala Sekolah/Madrasah/Dewan Guru dan Komite Sekolah/Madrasah, yang harus didaftar sebagai salah satu sumber penerimaan dalam RKAS, disamping dana yang diperoleh dari Pemda atau sumber lain (block grant, basil unit produksi, sumbangan lain, dsb). Khusus untuk Pesantren Salafiyah, penggunaan dana BOS Provinsi didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara Penanggungjawab Program dengan Pengasuh Pondok Pesantren dan disetujui oleh Kasi PD PONTREN (Pendidikan Madrasah dan Pondok Pesantren Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota). Bagi sekolah keagamaan non Islam, dalam penggunaan dana BOS Provinsi Kepala Sekolah/ Penanggungjawab Program harus meminta persetujuan dari Kasi Pembimas (Pembimbingan Masyarakat) Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
Dalam hal penggunaan dana BOS Provinsi di sekolah, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Prioritas utama dana BOS Provinsi adalah untuk biaya kegiatan operasional sekolah.
2. Fungsi dari BOS Provinsi adalah sebagai pendamping/penguat BOS Pusat.
3. Prioritas Penggunaan dana BOS SMA/MA/SMK Provinsi Tahun 2013 adalah untuk:
a. membiayai Kegiatan Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam rangka pemenuhan
standar pelayanan minimal (SPM) di sekolah, antara lain untuk membayar honor bulanan Tenaga Kependidikan Honorer dan Tenaga Pendidik Honorer yang mengajar mata pelajaran sesuai dengan kualifikasinya;
b. penyelenggaraan kegiatan pembinaan siswa/ekstrakulikuler antara lain: Pendidikan
Karakter, Pendidikan Kebangsaan, Pembinaan Kewirausahaan, Pembinaan penanggulangan HIV/Narkoba dan Pembinaan penanggulangan kenakalan remaja/kriminalitas dan untuk kegiatan uji kompetensi (khusus siswa kelas XII SMK) apabila biaya BOS Pusat belum mencukupi.
Pedoman BOS Dikmen Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 29
4. Penggunaan dana BOS Provinsi mengacu kepada 12 komponen pendanaan yang tertera
pada PERMENDIKBUD No. 76 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggunjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah tahun 2013.
c. Untuk Komponen belanja lainnya, agar BOS Provinsi tetap memperhatikan kebutuhan
bahan ajar muatan lokal yang telah lulus uji kelayakan sesuai Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 425.1/3642/SET DISDIK, tanggal 10 Juni 2011 dan pengadaannya disesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
d. Bagi sekolah yang telah menerima DAK, tidak diperkenankan menggunakan dana BOS
untuk peruntukan yang sama.
Dana BOS tidak boleh digunakan untuk :
1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan.
2. Dipinjamkan/dititipkan kepada pihak lain.
3. Membeli lembar kerja siswa (LKS)
4. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan biaya
besar, misalnya studi banding, studi tour (karya wisata) dan sejenisnya.
5. Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD Kecamatan/
Kabupaten/Kota/Provinsi/Pusat atau pihak lainnya, kecuali untuk menanggung biaya siswa/guru yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.
6. Membayar bonus, transportasi rutin untuk guru.
7. Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/siswa untuk kepentingan pribadi, kecuali
untuk siswa miskin yang tidak menerima BSM.
8. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat.
9. Membangun gedung/ruangan baru.
10. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran.
11. Menanamkan saham.
12. Membiayai segala jenis kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah
pusat atau daerah, misalnya guru kontrak/guru bantu dan kelebihan jam mengajar.
13. Membiayai kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya dengan operasi sekolah,
misalnya membiayayi iuran dalam rangka perayaan hari besar nasional dan upacara keagamaan/acara keagamaan.
14. Membiyai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/sosialisasi/pendampingan
terkait program BOS/Perpajakan program BOS yang diselenggarakan di luar SKPD pendidikan Provinsi/Kabupaten/kota serta kementerian pendidikan dan kebudayaan.