• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENINGKATAN KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) DI KELAS IV SDN AJIBARANG KULON - repos

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENINGKATAN KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING (TARI BAMBU) DI KELAS IV SDN AJIBARANG KULON - repos"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di Sekolah Dasar (SD) yang dalam pembelajarannya tidak hanya menekankan pada sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, namun juga menekankan pada upaya membekali siswa agar dapat menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat. IPS dikatakan penting untuk diajarkan di SD karena pengajarannya mencakup lingkungan yang ada di sekitar siswa dan hubungan manusia dengan lingkungan serta kelompok sosial. Pengajaran IPS di SD diharapkan dapat menjadikan siswa mampu berinteraksi, bersosialisasi dengan sesamanya serta berguna bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Solihatin dan Raharjo (2009:15) mengemukakan bahwa pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

(2)

tercapainya tujuan itu, guru berperan penting dalam menciptakan pembelajaran dengan model, metode atau strategi yang kreatif dan inovatif, dengan begitu dapat tercipta pembelajaran yang berpusat pada siswa, menjadikan siswa aktif, dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Akan tetapi, terciptanya hal tersebut juga tidak lepas dari kemauan dan kerja keras siswa itu sendiri dalam mempelajari materi yang diberikan, tanpa adanya kemauan dan kerja keras dari siswa pembelajaran pun tidak akan berjalan secara maksimal.

Tercapainya pembelajaran tersebut tidak lepas dari peran pendidikan, peran pendidikan disini yaitu pemerintah, guru dan orang tua ketiganya sangat berpengaruh satu sama lain. Salah satu yang berperan penting adalah guru, guru sebagai pendidik berperan penting dalam proses pembelajaran. Guru tidak hanya sebagai motivator tetapi juga sebagai fasilitator untuk memfasilitasi bagaimana siswa belajar secara aktif dan memusatkan pembelajaran pada siswa, siswa dituntut belajar secara aktif tidak hanya gurunya saja yang aktif tetapi yang lebih utama siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

(3)

gagasan, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah, siswa bahkan sering meninggalkan tempat duduk mereka, bergerak leluasa dan berfikir keras (moving about and thinking alound).

Pembelajaran yang maksimal akan menghasilkan prestasi yang maksimal, guru sebagai fasilitator dan mediator harus mampu menyesuaikan model pembelajaran agar prestasi belajar dapat tercapai dalam pembelajaran di SD. Hergenhahn dan Olson (2010:325) mengemukakan bahwa proses pencapaian prestasi belajar tersebut harus di dukung bahwa harus diperlukan keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran, hal itu sesuai dengan teori kognitif Piaget pada tahap operasional konkret, dimana anak menggunakan tindakan yang telah diinterogasikan atau pemikiran untuk memcahkan masalah dalam pengalaman mereka, teori piaget memberi efek signifikan pada praktik pendidikan.

(4)

esensi mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, yang dilaksanakan dengan strategi pembelajaran berbasis siswa (student centered learning).

Kenyataannya pembelajaran IPS di sekolah belum terlaksana dengan baik, masih banyak kendala yang sering dialami. Pembelajaran masih berpusat pada guru belum sepenuhnya melibatkan siswa, selain itu materi pada pelajaran IPS sangat luas cakupannya dan cenderung bersifat hafalan, sehingga membuat siswa cepat bosan dan kurang terlibat dalam pembelajaran. penggunaan media pembelajaran belum sepenuhnya di terapkan oleh guru, guru masih kebingungan dalam penggunaan media karena harus menyesuaikan juga dengan materi yang akan di ajarkan selain media, kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPS, sehingga berpengaruh terhadap nilai yang di peroleh siswa, hal tersebut juga dialami di kelas IV SDN Ajibarang Kulon.

(5)

menunjukkan adanya kerja keras. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang belum berani dan enggan untuk menyampaikan pendapatnya jika ada pertanyaan dari guru dan kurang aktif dalam bertanya jika belum memahami pelajaran, dalam kegiatan kelompok, siswa kurang bekerja keras untuk menjawab soal yang diberikan guru. Mereka cepat menyerah dalam menjawab pertanyaan yang dianggap sulit dan tidak mencari jawaban di buku lain ataupun bertanya, dalam mengerjakan tugas hanya beberapa siswa yang mengerjakan tugas, sedangkan siswa yang lain cenderung mengandalkan temannya serta kurang teliti dalam mengerjakannya, selain itu masih ada beberapa siswa ketika diberikan pekerjaan rumah sering lupa mengerjakannya, beberapa hal tersebut menandakan bahwa kerja keras siswa masih kurang. Kerja keras siswa dikatakan baik apabila memenuhi indikator kerja keras yang disebutkan oleh Kemendiknas (2010:33) yaitu mengerjakan tugas dengan teliti dan rapi, mencari informasi dari sumber-sumber di luar sekolah, mengerjakan tugas dari guru pada waktunya, fokus pada tugas-tugas yang diberikan oleh guru pada waktunya, fokus pada tugas-tugas yang diberikan oleh guru di kelas serta mancatat dengan sungguh-sungguh sesuatu yang dibaca, diamati dan didengar untuk kegiatan kelas, disamping permasalahan sikap kerja keras, prestasi siswa yang rendah juga menjadi masalah.

(6)

mendapatkan nilai di atas KKM, sedangkan yang lainnya mendapat nilai di bawah KKM. Kelas IV berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan diperoleh 26 siswa yang belum tuntas atau 72,22% yang masih dibawah KKM dan 10 siswa yang tuntas atau 27,78% yang mancapai KKM dari hasil UTS, sedangkan pada ulangan harian setiap kompetensi dasar yang tuntas baru 14 siswa dan yang belum tuntas 22 siswa, setiap kompetensi dasar yang telah di ajarkan diadakan ulangan harian dan hasilnya belum semua siswa tuntas dalam KD tersebut, sehingga diperlukan perbaikan peningkatan dalam proses belajar mengajar. Penggunaan media pembelajaran juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran, penggunaan media secara optimal mampu meningatkan prestasi belajar siswa karena dengan media siswa lebih tertarik dan lebih paham dalam pembelajaran.

(7)

Guru dalam menggunakan media, metode atau model pembelajaran kurang optimal sehingga kurang menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Uraian mengenai permasalahan di atas, diperlukan upaya untuk meningkatkan kerja keras dan prestasi belajar siswa dengan mengubah model pembelajaran yang di gunakan serta memilih model yang cocok untuk di terapkan di kelas.

Guru dapat memilih dan menerapkan model atau metode pembelajaran yang bisa melibatkan siswa secara keseluruhan, membuat siswa aktif dan semangat untuk mengikuti pembelajaran. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan pembelajaran yang bertumpu pada belajar bersama dan melibatkan siswa aktif, karena menurut Slavin (2009: 257) menjelaskan bahwa “kebanyakan kelas pembelajaran kooperatif berperilaku baik, karena para

siswa termotivasi untuk belajar dan terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran”. Model kooperatif ini dapat membantu siswa untuk

berkemauan keras dalam belajar dan menyelesaikan tugas dari guru secara sungguh-sungguh, sikap kerja keras dari siswa sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran di kelas.

(8)

prestasi belajar siswa. Upaya peningkatan ini dilakukan melalui sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing (tari bambu).

Anita dalam Zuraida (2015: 122) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing (tari bambu) ini melibatkan keaktifan seluruh siswa tanpa membedakan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain dan saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur, dan juga dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, setiap siswa bebas mengemukakan dan mengkomunikasikan idenya dengan siswa lainnya, dengan demikian siswa dapat menemukan dan memahami materi dari konsep-konsep yang terdapat dalam pelajaran IPS, akhirnya pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan akan terwujud.

Lie, A (2008: 65) model pembelajaran dengan kooperatif ini merupakan teknik mengajar yang dimodifikasi lingkaran kecil lingkaran besar. Model ini diberi nama bamboo dancing (tari bambu), karena siswa berjajar dan saling berhadapan dengan model yang mirip seperti dua potong bambu yang digunakan dalam Tari Bambu Filipina yang juga populer di beberapa daerah di Indonesia, dalam kegiatan belajar mengajar siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan.

(9)

(tari bambu). Video pembelajaran diputar pada saat awal pembelajaran karena videonya mencakup materi pelajaran serta ada sedikit penjelasan dari guru untuk memperkuat materi pelajaran, musik diputar ketika siswa berpindah tempat atau pergeseran anggota kelompok dalam kegiatan bamboo dancing (tari bambunya, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan memfokuskan siwa untuk belajar, selain itu pada saat kelompokkan guru membagikan kartu gambar untuk mempermudah pemahaman siswa pada materi.

Uraian dari latar belakang di atas peneliti mengupayakan dengan melakukan penelitian tindakan kelas untuk perbaikan pembelajaran agar tujuan dan hasil pembelajaran bisa tercapai secara maksimal, sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian tersebut. Peneliti merumuskan dengan judul “Peningkatan Kerja Keras dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS

Materi Perkembangan Teknologi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing (Tari Bambu) di Kelas IV SDN Ajibarang Kulon”

B. Rumusan Masalah

Penjabaran latar belakang masalah di atas mengenai kerja keras dan prestasi beajar siswa, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Apakah ada Peningkatan Kerja Keras dan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran IPS Materi Perkembangan Teknologi Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing (Tari Bambu) di Kelas IV SDN Ajibarang Kulon?”. Rumusan masalah tersebut dapat diuraikan menjadi pertanyaan

(10)

1. Apakah pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing (tari bambu) dapat meningkatkan kerja keras siswa pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi di kelas IV SDN Ajibarang Kulon?

2. Apakah pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing (tari bambu) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi di kelas IV SDN Ajibarang Kulon?

C. Tujuan Penelitian

Uraian dari rumusan masalah yang di kemukakan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kerja keras siswa pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi melalui pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing (tari bambu) di kelas IV SDN Ajibarang Kulon

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS materi perkembangan teknologi melalui pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing (tari bambu) di kelas IV SDN Ajibarang Kulon

D. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis dan praktis yang dapat disumbangkan pada penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Teoritis

(11)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Menghilangkan pandangan siswa pada umumnya bahwa IPS adalah pelajaran yang sulit dengan materi yang padat dan banyaknya hafalan materi, sehingga dapat membantu siswa untuk meningkatkan kerja keras dan prestasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran IPS pada materi perkembangan teknologi.

b. Bagi Guru

Membantu guru dalam mengatasi permasalahan proses pembelajaran IPS. Menambah wawasan mengenai model pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing (tari bambu) yang dapat menciptakan suasana kelas yang lebih efektif, aktif, kreatif, dan menyenangkan. Sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan dapat meningkatkan kerja keras dan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS tersebut. c. Bagi Sekolah

Penelitian tindakan kelas ini dapat memberikan pengaruh yang positif bagi sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

d. Bagi Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Wira Koperasi Satolop yang merupakan koperasi serba usaha sebagai wadah bagi masyarakat petani kopi di Kelurahan Pasar Siborongborong dalam meningkatkan taraf hidupnya.. Tujuan

Pengujian dilakukan terhadap perangkat lunak yang telah dibuat. Dengan pengujian ini dapat dilihat kebenaran dari coding yang telah dibuat. 3.2 Alat dan Bahan. 3.2.1

[r]

Pembangunan Sistem Tes Bebasis Komputer Menggunakan Metode Perhitungan Simple Additive Weighting Untuk Pelaksanaan Placement Test.. Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

nilai lebih besar dari 51 sampai dengan 63, sehingga dapat dikatakan bahwa mahasiswa Manajemen memiliki motivasi tinggi untuk menjadi pengusaha. Secara berkelompok

Selama melaksanakan KKN, setiap mahasiswa wajib mengikuti, melaksanakan, dan bertanggungjawab atas setiap kegiatan yang telah diprogramkan baik kegiatan individu maupun kegiatan

Itulah hakikat yang tanda-tandanya tanpa saya sadari sebenarnya sudah tertera sejak dini, kebiasaan-kebiasaan semenjak kecil yang diam-diam terhimpun, yang kemudian (disadari