1
PENGARUH METODE PEMBIASAAN HAFALAN SURAT-SURAT PENDEK
TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA KELAS III SDN 3 JIMBE JENANGAN
PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
OLEH UMI FATONAH NIM: 210614003
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2
ABSTRAK
Fatonah, Umi. 2018. “Pengaruh Metode Pembiasaan Hafalan Surat-Surat Pendek Terhadap Kepribadian Siswa Kelas III SDN 03 Jimbe Jenangan
Ponorogo”. Skripsi. Jurusan keguruan pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan institut agama Islam Negeri Ponorogo, Pembimbing Dr. Evi Muafiah, M.Ag
Kata kunci: Metode pembiasaan hafalan surat-surat pendek, kepribadian.
Metode pembiasaan yaitu mengajarkan peserta didik untuk membiasakan perilaku terpuji, jujur, dan bertanggung jawab, salah satunya dengan membiasakan peserta didik untuk menghafal surat-surat pendek sejak dini agar kelak menjadi kebiasaan baik yang setiap hari dilakukan oleh anak. Kebiasaan ini sangat penting bagi pengembangan kepribadian anak dalam hal ini kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari akan terpatri dalam ingatan anak. Dimana kepribadian dapat dibentuk atau dipengaruhi oleh lingkungannya melalui kebiasaan-kebiasaan yang baik siswa Kelas III SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo tahun pelajajaran 2017/2018. Berdasarkan hal tersebut penulis bermaksud untuk mengetahui pengaruh metode pembiasaan hafalan surat pendek terhadap kepribadian siswa Kelas III SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo tahun pelajajaran 2017/2018 adapun hal yang menarik di SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo tahun pelajajaran 2017/2018 adalah metode pembiasaan hafalan surat pendek yang dilakukan sebelum jam pelajaran dan tidak semua sekolah dasar mengadakan pembiasaan tersebut.
Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui bagaimana metode pembiasaan hafalan surat-surat pendek (2) untuk mengetahui bagaimana kepribadian siswa (3) untuk mengetahui adakah pengaruh antara metode pembiasaan terhadap kepribadian siswa kelas III SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Dalam menganalisis data mengunakan statistika analisis regresi linier sederhana.
5
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pembiasaan adalah alat pendidikan bagi anak kecil pembiasaan ini sangat
penting. Karena dengan pembiasaan itulah akhirnnya suatu aktivitas akan menjadi
milik anak di kemudian hari.1 Belajar merupakan suatu proses dimana suatu
organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian diatas
dapat diartikan pengalaman merupakan sesuatu yang dialami peserta didik dan
termasuk dalam kategori pembiasaan. Karena dengan pembiasaan peserta didik
akan mengalami suatu proses.2 Diantara pembiasaan yang bisa dilakukan di
sekolah adalah disiplin dan mematuhi peraturan sekolah, terbiasa senyum ramah
pada orang dan kebiasaan-kebiasaan lain yang menjadi aktivitas sehari-hari.3
Konsep pendekatan terpadu dalam pembelajaran agama Islam yang
memiliki tujuh konsep pendekatan, diantara ketujuh tersebut salah satunya adalah
pembiasaan yang akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
membiasakan sikap dan perilaku baik yang sesuai dengan ajaran agama Islam dan
budaya bangsa dalam menghadapi masalah kehidupan.4
Al-Qur’an secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak
1Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012), 29. 2 Ibid, 31.
3 Ibid, 174.
4 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standart Kompetensi Guru
6
manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu dapat menandingi
Al-Qur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu.
Tiada bacaan semacam Al-Qur’an yang dibaca oleh ratusan juta orang yang
tidak mengerti artinya dan atau tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan
dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak.5
Salah satu usaha nyata dalam proses pemeliharaan Al-Qur’an Dengan
menghafalnnya pada setiap generasi. Sebab diantara keistimewaan Al-Qur’an
adalah Ia merupakan kitab yang dijelaskan dan dimudahkan untuk dihafal. Selain
itu, Al-Qur’an sebagai kitab bagi kaum muslimin menempati posisi penting yaitu:
1. Al-Qur’an sebagai manhajul hayati (pedoman hidup) bagi seluruh manusia tanpa terkecuali
2. Al-Qur’an adalah ruh bagi orang-orang yang beriman 3. Al-Qur’an sebagai az-zikir (peringatan)
4. Al-Qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan.6
Ada sebagian pembelajaran yang mengkritiki kegiatan menghafal
Al-Qur’an yang dilakukan pada saat kanak-kanak karena menurut mereka, anak
menghafal Al-Qur’an tanpa pemahaman. Manusia menghafal apa yang ia pahami.
Namun, kaidah ini tidak bisa diaplikasikan bagi Al-Qur’an karena tidak masalah
seorang anak menghafal Al-Qur’an pada masa kanak-kanak untuk kemudian
5 M.Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an Tafsir Tematik atas Dasar Pelbagai Personal Umat
(Bandung: PT Mizan pustaka, 2013), 3.
6 Wahyu Eko Hariyanti, Metode Menghafal Anak Usia Dini Studi Kasus di TKIT Yaa
7
memahaminnya pada saat dewasa. Kegiatan menghafal pada masa kanak-kanak
seperti memahat diatas batu, seperti dikatakan orang bijak pada masa lalu. Di
sinilah peran guru sangat dibutuhkan.
Guru dituntut memiliki metode yang tepat untuk mengajarkan hafalan pada
anak usia dini. Dengan memanfaatkan potensi daya ingat anak yang masih bagus,
guru dapat menerapkan beberapa metode menghafal Al-Qur’an pada anak usia
dini. Perkembangan daya ingatan anak-anak akan bersifat tetap saat anak berusia
kurang lebih 4 tahun lalu akan mencapai intensitas terbaik saat anak berusia
kurang lebih 8-12 tahun.7 Begitu juga dengan menghafal surat-surat pendek
dengan metode pembiasaan anak akan mudah mengingat hafalannya.
Alport mengemukakan, kepribadian adalah organisasi yang dinamis dalam
diri individu tentang sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian yang unik
terhadap lingkungannya.8 Dalam rangka mengembangkan kepribadian anak yang
shaleh, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru, yaitu sebagai berikut:
1. Hendaklah besikap ikhlas (tulus hati) dalam melaksanakan tugas sebagai
pendidik.
2. Bersikaplah lemah lembut dan menaruh kasih sayang kepadannya.
3. Hargailah pribadi anak (pendapat dan hasil karyanya) dalam artian tidak
melecehkan, mengejek, mencemoohkan, menghina atau memarahinya,
7 Ibid, 3-4.
8 Syamsu Yusuf & Juntika Nurisan, Teori Kepribadian (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
8
manakala anak melakukan kekeliruan, atau karena hasil karya yang kurang
baik.9
Imam Al-Ghazali mengatakan anak adalah amanah orang tuanya. Hatinya
yang bersih adalah permata berharga nan murni, yang kosong dari setiap tulisan
dan gambar. Hati itu siap menerima dan cenderung pada yang ia inginkan, oleh
karena itu jika dibiasakan yang baik, lalu tumbuh di atas kebaikan itu maka
bahagia ia di dunia dan di akhirat. Dengan demikian pembiasaan yang dilakukan
sejak dini akan berdampak besar terhadap kepribadian anak ketika mereka telah
dewasa. Sebab pembiasaan yang dilakukan akan terpatri kuat diingatan dan
menjadi kebiasaan yang tidak dapat dirubah dengan mudah. Dengan demikian
metode pembiasaan sangat baik dalam rangka mendidik kepribadian anak.10
Hasil pengamatan yang peneliti lakukan di SDN 03 Jimbe Jenangan
Ponorogo terdapat pembiasaan hafalan surat-surat pendek yang dilakukan sebelum
jam pelajaran, terdapat beberapa siswa yang tidak mengikuti pembiasaan hafalan
surat-surat pendek dengan baik yaitu kurang memperhatikan temannya dalam
menghafal dan beberapa siswa yang masih mudah terpengaruh dengan temannya.
Pembiasaan hafalan surat-surat pendek yang dilakukan di SDN merupakan
pembiasaan yang unik yang tidak dilakukan oleh semua sekolah dasar.11
9 Ibid, 221.
10 Pupuh Fathurrohman, Dkk. Pengembangan Pendidikan Karakter (Bandung: PT Refika
Aditama, 2013), 55
9
Berangkat dari permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “PENGARUH METODE PEMBIASAAN HAFALAN SURAT-SURAT PENDEK TERHADAP KEPRIBADIAN SISWA KELAS III
SDN 03 JIMBE JENANGAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2017/2018”.
B. Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, dana, tenaga dan lainnya maka penelitian ini
difokuskan pembahasannya pada metode pembiasaan hafalan surat pendek dan
kepribadian siswa kelas III SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana metode pembiasaan hafalan surat-surat pendek siswa kelas III di
SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo tahun pelajaran 2017/2018?
2. Bagaimana kepribadian siswa kelas III di SDN 03 Jimbe Jenangan
Ponorogo tahun pelajaran 2017/2018?
3. Adakah pengaruh antara metode pembiasaan hafalan surat-surat pendek
terhadap kepribadian siswa kelas III di SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo
10
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis kemukakan di atas,
maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui metode pembiasaan hafalan surat-surat pendek Siswa kelas
III SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Untuk mengetahui kepribadian siswa kelas III SDN 03 Jimbe Jenangan
Ponorogo Tahun Pelajaran 2017/2018.
3. Untuk mengetahui Pengaruh metode pembiasaan hafalan surat-surat pendek
terhadap kepribadian siswa kelas III SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo
Tahun Pelajaran 2017/2018.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.Manfaat Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menguji ada tidaknya pengaruh
Metode Pembiasaan Hafalan Surat-Surat Pendek Terhadap kepribadian
siswa. Dan diharapkan dapat memberi kontribusi bagi khasanah pendidikan.
2.Manfaat secara praktis
1) Bagi Peserta Didik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membentuk kepribadian
11
2) Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan bagi sekolah dalam mengambil langkah untuk
mengembangkan kepribadian siswa melalui metode pembiasaan hafalan
surat-suart pendek
3) Bagi Peneliti Yang Akan Datang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas
wawasan berfikir, serta referensi bagi peneliti yang akan datang.
F. Sistematika Pembahasan
Laporan hasil penelitian kuantitatif akan disusun menjadi bagian utama,
yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Untuk memudahkan dalam
penulisan, maka pembahasan dalam laporan penelitian akan dikelompokkan
menjadi 5 bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub bab yang berkaitan,
sistematika pembahasan ini adalah:
BAB I, merupakan gambaran umum, untuk memberikan pola pemikiran
bagi keseluruhan laporan penelitian yang meliputi latar belakang masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika pembahasan.
BAB II, membahas mengenai telaah hasil penelitian terdahulu, landasan
teori tentang metode pembiasaan hafalan surat-surat pendek, kepribadian serta
12
BAB III, membahas mengenai metode penelitian yang meliputi
rancangan penelitian, populasi dan sampel, instrumen pengumpulan data, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV, membahas mengenai hasil penelitian yang meliputi gambaran
umum lokasi penelitian, deskriptif data, analisis data (pengujian hipotesis) serta
interprestasi dan pembahasan.
BAB V, merupakan penutup dari laporan penelitian yang berisi
13
BAB II
TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, LANDASAN TEORI,
KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
1. Penelitian, dilakukan oleh Hidayatuz Sayyidah tahun 2012 dengan judul:
“PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA MELALUI KEGIATAN MENGHAFAL JUZ 30 SETIAP PAGI DI MI
MA’ARIF CEKOK BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN
2012/2013”. Adapun hasil penelitian adalah:
a.Latar belakang diadakannya kegiatan menghafal juz 30 di MI Ma’arif Cekok
Ponorogo karena terdapat siswa siswi yang belum lancar membaca
Al-Qur’an sehingga mempengaruhi proses pembelajaran yang terkait dengan
membaca Al-Qur’an, yakni kelas 1-3, pelaksanaan kegiatan yang menghafal
juz 30 adalah dilakukan setiap pagi hari dimulai pukul 06.30 sampai 07.00
dibimbing oleh guru pengampu masing-masing kelas.
b. Hasil dari kegiatan menghafal juz 30 yakni rata-rata 90% sudah bisa
membaca Al- Qur’an sesuai dengan kaidah yang benar.12
2. Penelitian, dilakukan Viki Dwi Cahyani dengan judul: “PEMBIASAAN
SHALAT DHUHA BERJAMAAH DI SDN 3 MRICAN PONOROGO
2012/2013”. Adapun hasil penelitian adalah:
12 Hidayatuz Sayyidah, Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa Melalui
14
a.Pelaksanaan pembiasaan sholat Dhuha berjamaah secara umum siswa-siswi
sudah dapat melaksanakannya dengan tertib dan rajin akan tetapi, masih ada
sebagian siswa yang masih semaunya sendiri sehingga masih memerlukan
bimbingan dan pengawasan dari guru.
b. Faktor yang pendukung pembiasaan sholat Dhuha di SDN 3 Mrican, adalah
dukungan orang tua dan peran guru yang memberikan pembiasaan
pelaksanaan sholat dhuha kepada siswa. Sarana dan prasarana yang
mendukung. Adapun faktor-faktor penghambatnya antara lain belum
tersediannya fasilitas masjid di area sekolah dan letak masjid masih cukup
jauh dari sekolah, kurang lancarnya saluran air PDAM, anak ramai, latar
belakang keluarga yang awam terhadap pengetahuan agama, dan belum
lancarnnya siswa-siswi dalam baca tulis Al-Qur’an.
c.Dengan demikian penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa membiasakan
siswa-siswi tidaklah mudah, karena bimbingan dan pengawasan dari pihak
sekolah sangat diperlukan.13
3. Penelitian, dilakukan oleh Nuriyah dengan judul URGENSI METODE
PEMBIASAAN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ANAK DI SDIT
SALASABILA JETIS BANTUL 2007. Adapun hasil penelitian menunjukkan:
a.Tujuan menggunakan metode pembiasaan dalam membentuk kepribadian
anak adalah dalam diri anak tertanam rasa kemandirian.
13 Viki Dwi Cahyani, Pembiasaan Sholat Dhuha Berjamaah di SDN 3 Mrican Ponororogo
15
b. Anak memiliki rasa disiplin yang tinggi
c.Anak memiliki rasa sopan yang baik.
d. Anak menyukai kerapian.
e.Anak memiliki rasa peduli.
f.Anak memiliki rasa keberanian.14
Persamaan dari ketiga peneliti diatas yaitu peneliti pertama dilakukan
oleh Hidayatuz Sayyidah membahas tentang hafalan surat-surat pendek atau juz
30. Penelitian yang kedua dilakukan oleh viki dwi cahyani persamaannya pada
pemakaian metode pembiasaan sedangkan penelitian yang ketiga dilakukan oleh
nuriyah persamaannya pada fokus penelitian yaitu metode pembiasaan dalam
membentuk kepribadian.
Perbedaan dari ketiga peneliti diatas, yaitu: penelitian pertama
dilakukan oleh Hidayatuz Sayyidah, jenis penelitiannya adalah kuantitatif,
fokus penelitian masalahnya yaitu peningkatan kemampuan membaca
Al-Qur’an Melalui Kegiatan Menghafal Juz 30 Setiap Pagi Di MI Ma’arif Cekok Babadan Ponorogo.
Penelitian kedua yang diteliti oleh Viki Dwi Cahyani jenis penelitiannya
adalah kualitatif, fokus masalahnya yaitu Pelaksanaan Pembiasaan Shalat
Dhuha berjaamaah di SDN 3 Mrican Ponorogo.
14 Nuriyah, Urgensi Metode Pembiasaan dalam Membentuk Kepribadian Anak di SDIT
16
Penelitian ketiga yang diteliti oleh Nuriyah jenis penelitiannya adalah
menggunakan penelitian kualitatif. Sedangkan penelitian yang penulis teliti
jenis penelitian kuantitatif (regresi), fokus masalahnnya, yaitu pengaruh metode
pembiasaan hafalan surat-surat pendek terhadap kepribadian siswa kelas III
SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo.
B. Landasan Teori
1. Pembahasan Tentang Metode Pembiasaan Hafalan Surat-Surat Pendek
a. Pengertian Metode Pembiasaan
Dalam bidang psikologi pendidikan metode dikenal dengan operan
conditioning, mengajarkan peserta didik untuk mebiasakan perilaku terpuji,
disiplin, giat belajar, bekerja keras, ikhlas, jujur dan bertanggung jawab atas
setiap tugas yang telah diberikan.15
Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara
berulang-ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan sebenarnya
berintikan pengalaman, yang dibiasakan itu adalah sesuatu yang diamalkan.
Pembiasaan menepatkan manusia sebagai sesuatu yang istimewa, yang dapat
menghemat kekuatan, karena akan menjadi kebiasaan yang melekat dan
spontan, agar kekuatan itu dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan dalam
setiap pekerjaan, dan aktivitas lainnya. Pembiasaan dalam pendidikan
17
hendaknya dimulai sedini mungkin.16Al-Ghazali lebih memandang bahwa
kebiasaan itu sebagai berikut:
1) Kebiasaan gerak, terkait dengan gerak/aktifitas tubuh, dan dinominasi oleh
bentuk kecenderungan. Misal kebiasaan makan, minum, berpakaian dan
bermain.
2) Kebiasaan akal, berupa kecenderungan jiwa pada perilaku terkoordinasi
dan tetap dalam beberapa aspek produksi akal, seperti pemahaman jiwa
dan pikiran secara umum.
3) Kebiasaan perasaan, berhubungan dengan berbagai intuisi yang ditujukan
kepada manusia dan diarahkan kepada hakikat, kemuliaan dan keindahan.
4) Kebiasaan akhlak, hubungan antara kebiasaan dan akhlak kembali kepada
Aristoteles yang bertumpu kepada akhlak untuk mendidik nilai-nilai
moral.17
b. Macam-macam pelaksanaan metode pembiasaan
Pendidikan melalui pembiasaan dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu:
Pendidikan melalui pembiasaan dapat dilaksanakan secara terprogram dalam
pembelajaran, dan secara tidak terprogram dalam pembelajaran, dan secara
tidak terprogram dalam kegiatan sehari-hari.18
16 Ibid, 165-166.
17 Nuriyah, Urgensi Metode Pembiasaan…, 18.
18
1)Kegiatan pembiasaan terprogram dalam pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk
mengembangkan pribadi peserta didik secara individual, kelompok, dan
atau klasikal sebagai berikut:
a) Biasakan peserta didik untuk bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengkonstruksi sendiri pengetahuan, ketrampilan, dan sikap baru dalam
setiap pembelajaran.
b) Biasakan melakukan kegiatan inkuiri dalam setiap pembelajaran
c) Biasakan peserta didik untuk bertanya dalam setiap pembelajaran
d) Biasakan belajar secara kelompok untuk menciptakan “masyarakat belajar”.
e) Guru harus membiasakan diri menjadi model dalam setiap pembelajaran
f) Biasakan melakukan refleksi pada setiap akhir pembelajaran.
g) Biasakan melakukan penilaian yang sebenarnya, adil, transparan dengan
berbagai cara.
h) Biasakan peserta didik untuk bekerjasama, dan saling menunjang.
i) Biasakan untuk belajar dari berbagai sumber.
j) Biasakan peserta didik untuk sharing dengan temannya.
k) Biasakan peserta didik untuk berfikir kritis.
l) Biasakan untuk bekerja sama dan memberikan laporan kepada orang tua
peserta didik terhadap perkembangan perilakunya.
19
n) Biasakan peserta didik tidak mencari kambing hitam.
o) Biasakan peserta didik terbuka terhadap kritikan.
p) Biasakan peserta didik mencari perubahan yang lebih baik
q) Biasakan peserta didik terus menurus melakukan inovasi dan
improvisasi demi perbaikan selanjutnya.19
2) Kegiatan pembiasaan secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai
berikut:
a) Rutin, yaitu pembiasaan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara
bendera, senam, shalat berjamaah, keberaturan, pemeliharaan
keberhasilan dan kesehatan diri.
b)Spontan, adalah pembiasaan tidak terjadwal dalam kejadian khusus
sepeti: pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada
tempatnya, antre, mengatasi saling pendapat (pertengkaran).20
c. Syarat-syarat pemakaian metode pembiasaan yaitu sebagai berikut:
1) Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat. Usia sejak bayi dinilai waktu
yang sangat tepat untuk mengaplikasikan pendekatan ini, karena setiap anak
mempunyai rekaman yang cukup kuat dalam menerima pengaruh lingkungan
sekitarnya dan secara langsung akan membentuk kepribadian anak. Kebiasaan
positif maupun negatif akan muncul sesuai dengan lingkungan yang
membentuknya.
20
2) Pembiasaan hendaknya dilakukan secara kontiniu, teratur dan berprogram.
Sehingga pada akhirnya akan terbentuk sebuah kebiasaan yang utuh,
permanen dan konsisten. Oleh karena itu faktor pengawasan sangat
menentukan dalam mencapai keberhasilan dari proses ini.
3) Pembiasaan hedaknya diawasi secara ketat, konsisten, tegas. Jangan
memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melanggar kebiasaan yang
telah ditanamkan.21
d. Kelebihan dan kekurangan metode pembiasaan yaitu sebagai berikut:
1) Kelebihan
Kelebihan pendekatan ini antara lain adalah:
a) Dapat menghemat tenaga dan waktu dengan baik.
b) Pembiasaan tidak hanya berkaitan dengan lahiriyah aspek tetapi juga
berhubungan dengan aspek bathiniyah.
c) Pembiasaan dalam sejarah tercatat sebagai metode yang paling berhasil
dalam pembentukan kepribadian anak didik.
2)Kekurangan
Kelemahan metode ini adalah membutuhkan tenaga pendidik yang
benar-benar dapat dijadikan sebagai contoh tauladan didalam menanamkan
sebuah nilai kepada anak didik.22
21 Amrai Arif, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press,
2002), 114-115.
21
e. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an Secara harfiah adalah “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak
manusia mengenal tulis- baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi
Al-Qur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu. Tiada bacaan semacam Al-Qur’an yang dibaca oleh ratusan juta orang yang tidak mengerti artinya dan atau tidak dapat menulis menulis dengan aksaranya. Bahkan dihafal huruf demi huruf
oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak. Tiada bacaan melebihi Al-Qur’an
dalam perhatian yang diperolehnya, bukan saja sejarahnya secara umum, tetapi
ayat demi ayat, baik dari segi masa, musim, dan saat turunnya, sampai kepada
sebab-sebab serta waktu-waktu turunnya sampai kepada sebab-sebab serta
waktu-waktu turunnya.
Tiada bacaan sebanyak kosakata Al-Qur’an yang berjumlah 77.439(tujuh
puluh tujuh ribu empat ratus tiga puluh sembilan) kata, dengan jumlah huruf
323.015 (tiga ratus duapuluh tiga ribu lima belas) huruf yang seimbang jumlah
kata-katanya, baik antara kata dengan lawan kata dan dampaknya.23
f. Kandungan Al-Qur’an diantaranya adalah:
a) Untuk membersihkan dan mensucikan dari segala bentuk syirik serta
memantapkan keyakinan tentang keesaan yang sempurna bagi Tuhan semesta
alam.
22
b)Untuk mengajarkan kemanusiaan yang adil dan beradap, yakni bahwa umat
manusia merupakan umat yang seharusnya dapat bekerja sama dalam
pengabdian kepada Allah dan pelaksanaan tugas kekholifahan.
c) Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan.
d)Untuk mengajak manusia berpikir dan bekerja sama dalam kehidupan
masyarakat.
e) Untuk membasmi kemiskinan.24
g. Pengertian Menghafal Al-Qur’an
Menghafal Al-Qur’an adalah wajib kifayah bagi umat Islam.25 karena
keistimewaan Al-Qur’an adalah Allah memerintahkan umat Islam untuk
menghafal seluruh kitab Al-Qur’an.26
Ayat-ayat Al-Qur’an mengandung keindahan dan kemudahan untuk
dihafal bagi mereka yang ingin menghafalnnya dan menyimpannya didalam hati.
Kita melihat ribuan, bahkan puluhan ribu kaum muslimin yang menghafal
Al-Qur’an dan mayoritas dari mereka adalah anak-anak yang belum menginjak usia balig. Dalam usia yang masih belia itu, mereka tidak mengetahui nilai kitab suci.
Namun, penghafal Al-Qur’an yang terbanyak adalah dari golongan usia mereka.
24 Fahd Bin Abddurrahmad Ar-Rumi, Ulumul Qur’an (Yogyakarta: Titian llahi Press, 1996),
86.
25 Zainal Abidin, Seluk Beluk Al-Qur’an (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), 182.
26 Syeikh Muhammad bin Muhammad Abu Syuhbah, Etika Membaca dan Mempelajarai
23
Karakteristik Al-Qur’an adalah ia merupakan kitab suci yang mudah untuk
dihafal, diingat, dan dipahami.27
h. Keistimewaan menghafal Al-Qur’an
1)Allah memberikan kedudukan yang tinggi dan penghormatan di antara
manusia.
2)Hafalan al-Qur’an membuat orang dapat berbicara dengan fasih dan benar.
3)Menguatkan daya nalar dan ingatannya.
4)Dengan izin Allah semata, seorang siswa menjadi lebih unggul dari
teman-temannya yang lain dalam kelas.
5)Bertambah imannya ketika membacanya.
6)Termasuk orang yang paling banyak pahala nanti pada hari kiamat.
7)Tergolong orang yang paling tinggi derajatnya di surga.28
i. Surah dalam Al-Qur’an
Dari segi bahasa kata surah jamaknya suwar yang berarti kedudukan atau
tempat yang tinggi, sesuai dengan kedudukan Al-Qur’an karena ia diturunkan dari
tempat yang tinggi, yaitu Laul Al-Mahfuzh Dari sisi Tuhan Yang Maha Tinggi
pula, yaitu Allah. Menurut istilah adalah surah adalah sejumlah beberapa ayat
Al-Qur’an yang memiliki permulaan dan penghabisan.29
27 Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur’an (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), 187.
28
Emi Muarofah, Korelasi Hafalan Juz Amma Dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist Siswa-Siswi Kelas VI Di MI Ma’arif Polorejo (Skripsi, STAIN Ponorogo, 2014), 17-18.
24
Keseluruhan surat-surat Al-Qur’an terbagi kedalam empat kategori.
Pertama, thuwal: surat-surat yang panjang karena pula dalam jumlah ratusan
keatas seperti al-Baqarah, al-Madinah, dan lain-lain. Kedua, almi’un: ayat-ayat
memuat sekitar seratus buah seperti Hud, Yusuf, dan lain-lain. Ketiga, al-matsani
(diulang-ulang) karena sering dibaca dalam sholat seperti al-Sajadah, al-Insan,
dan lain-lain, Keempat, al-mufashshal: surat-surat pendek yang antara satu surat
dengan yang lain dibatasi (mufashshal) dengan basmalah seperti Hujurat,
al-Thariq, al-zalzalah, dan lain-lain.30
2. Pembahasan Tentang Kepribadian
a. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah berasal dari kata “Pribadi”. Kata yang disebut terakhir artinya “person” (individu, diri), sedangkan kepribadian adalah terjemahan dari bahasa inggris “personality” yang pada mulanya berasal dari bahasa latin “per” dan “sonare”, yang berarti topeng. Al-Qur’an menjelaskan kepribadian manusia dan ciri-ciri umum yang membedakan dari makhluk
lain.31
Al-Qur’an menyebutkan sebagian pola dan model umum kepribadian yang banyak terdapat pada semua masyarakat. Agar dapat memahami
kepribadian manusia secara tepat dan mendalam, kita harus mempelajari
dengan cermat berbagai faktor kepribadian. Para ilmuan psikologi modern
30 Nasrudin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 23.
31Rif’at Syauqi Nawawi,
25
mempelajarinya dengan mengamati kebiasaan faktor biologis, sosial dan
kebudayaan.32
Pengertian kepribadian dari para ahli:
1) Hall & Lindzey mengemukakan bahwa secara popular kepribadian dapat
diartikan sebagai ketrampilan atau kecakapan sosial dan kesan yang paling
menonjol, yang ditunjukkan seseorang terhadap orang lain.
2) Woodworth mengemukakan bahwa kepribadian merupakan kualitas
tingkah laku total individu”.
3) Dashiell mengartikan sebagai “gambaran total tentang tingkah laku individu terorganisasi”.33
4) Eric Berne memperkenalkan suatu metode untuk menganalisis kepribadian
seseorang dengan melihat tingkah laku mereka yang dominan pada suatu
saat, dan bila ini menjadi kebiasaan yang terus-menerus dapat dikatakan
manusia memiliki kecenderungan dan tipe kepribadian tertentu.34
b.Karakteristik kepribadian yang sehat
1)Mampu menilai diri secara realistik. Individu yang sehat mampu menilai
diri apa adanya baik kelebihan maupun kekurangannya.
2)Mampu menilai situasi secara realistik. Individu dapat menghadapi situasi
atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mampu
menerimanya secara wajar.
32
Ibid, 28.
33 Syamsu Yusuf & Juntika Nurisan,Teori …, 3.
26
3)Mampu menerima prestasi yang diperoleh secara realistik. Individu dapat
menilai prestasinya secara realistik dan mereaksinya secara rasional.
4)Menerima tanggung jawab individu yang sehat adalah individu yang
bertanggung jawab. Dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya
untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinnya.
5)Kemandirian. Individu memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir dan
bertindak.
6)Dapat mengontrol emosi.
7)Berorientasi tujuan. Setiap orang mempunyai tujuan yang ingin dicapainya.
8)Berorientasi keluar. Individu yang sehat memiliki orientasi keluar.
9)Penerimaan sosial. Memiliki sifat bersahabat dalam berhubungan dengan
orang lain.
10)Memiliki filsafat hidup.35
c. Karakteristik kepribadian yang tidak sehat ditandai dengan karakteristik
sebagai berikut:
1) Mudah marah.
2) Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan.
3) Sering merasa tertekan (stress atau depresi).
4) Bersikap kejam atau senang menggangu orang lain.
5) Ketidakmampuan untuk menghindari perilaku yang menyimpang.
6) Mempunyai kebiasaan berbohong.
27
7) Hiperaktif.
8) Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
9) Senang mengkritik/mencemooh orang lain.
10)Sulit tidur.
11)Kurang memiliki rasa tanggung jawab.
12)Kurang memiliki kesadaran.
13)Bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan.
14)Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama.
15)Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan.36
d. Tipe kepribadian orang yang beriman (kepribadian yang baik) yang berkenaan
dengan moral dalam Al-Qur’an diataranya: sabar, lapang dada, jujur, adil,
amanah, menepati janji, berilmu luas, tawadhu’, berpegang teguh pada
kebenaran, berjiwa kokoh, berkemauan keras, dan mengendalikan diri.37
e. Komponen kepribadian
Dalam bukunya Sayyid Muhammad Az-Za’balawi disebutkan ada
empat komponen terpenting dari kepribadian remaja atau anak-anak yaitu:
1) Pendidikan motivasi
2) Pendidikan emosi
3) Pendidikan intuisi
` 36 Ibid, 14.
28
4) Pendidikan kebiasaan38
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
1) Faktor genetika atau pembawaan adalah segala sesuatu yang dibawa anak
sejak lahir, baik yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat fisik.
2) Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepribadian diantaranya keluarga,
kebudayaan, dan sekolah.39 Lingkungan merupakan segala sesuatu yang
ada diluar manusia baik yang hidup mapun yang mati. Baik
tumbuh-tubuhan hewan, manuasia, batu-batuan, musim ataupun keadaan disekitar
dan hasil-hasil budaya yang bersifat materal atau spiritual. Semua itu ikut
serta membentuk pribadi seseorang yang berada didalam lingkungan itu.40
Yaitu:
a) Lingkungan Keluarga dipandang sebagai penentu utama pementukan
kepribadian anak. Terutama ibu dan ayah kemudian dengan anggota
keluarga lainnya seperti: kakak, adik, dan pembantu rumah tangga.
Dalam perkembangan anak pada masa bayi dan kanak-kanak, peranan
keluarga, terutama ibu dan ayah sangat penting dan menentukan bagi
pembentukan kepribadian selanjutnya. Demikian pula dengan tradisi,
adat isti adat dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam kelurga.41
38
Nuriyah, Urgensi Metode Pembiasaan dalam Membentuk Kepribadian…, 17.
39 Ibid, 27.
40 Agus Sujanto, Dkk., Psikologi Kepribadian (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001), 5.
41
29
b) Lingkunan kebudayaan. Setiap kelompok masyarakat (bangsa ras, atau
suku angsa) memiliki tradisi, adat kebudayaan yang khas. Tradisi atau
kebudayaan suatu masyarakat memberikan pengaruh tehadap
kepribadian setiap anggotanya.42
c) Lingkungan Sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal
yang mempunyai program yang sistemik dalam melaksanakan
bimbingan, pengajaran, dan latihan kepada anak (siswa) agar mereka
berkembang sesuai dengan potensinya. Menurut Hurlock pengaruh
sekolah terhadap kepribadian anak sangat besar karena sekolah
merupakan subtitusi dari keluarga dan guru-guru substitusi dari orang
tua.43
3. Pembahasan Tentang Pengaruh Metode Pembiasaan Hafalan Surat-Surat
Pendek Terhadap Kepribadian
Manusia dilahirkan dalam keadaan suci dan bersih, dalam keadaan
seperti ini manusia akan mudah menerima kebaikan atau keburukan. karena pada
dasarnya manusia mempunyai potensi untuk menerima kebaikan atau keburukan
hal ini dijelaskan Allah SWT, sebagai berikut.
42 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), 129.
30
Artinya:“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang
mengotorinya.”(QS. shams 91:7-10).44
Ayat itu mengindikasikan bahwa manusia mempunyai kesempatan sama
untuk membentuk kepribadiannya, apakah dengan pembiasaan yang baik atau
dengan pembiasaan yang buruk.45
Anak memiliki rekaman “ingatan” yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang, sehingga anak mudah terlarut dengan kebiasaan-kebiasaan
yang mereka lakukan sehari-hari. Dalam teori perkembangan anak didik dikenal
dengan teori konvergensi. Dimana pribadi dapat dibentuk oleh lingkungannya
dan dengan mengembangkan potensi dasar harus diarahkan agar tujuan
pendidikan dapat tercapai dengan baik salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk mengembangkan potensi dasar tersebut adalah melalui kebiasaan yang
baik.46
44
Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahan (Bandung: CV. Mikraj Khasana Ilmu, 2013), 595.
45 Pupuh Fathurrohman, Dkk., Pengembangan Pendidikan Karakter (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2013), 55.
31
Pembiasaan yang baik dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan
pembiasaan kepada anak tentang ajaran agama, seperti ibadah shalat, do’a
membaca Al-Qur’an, menghafal surat-surat pendek dan berakhlakul karimah
adalah penting karena melalui pembiasaan ini akan berkembang sikap anak yang
positif terhadap agama, yang pada gilirannya dia terdorong untuk melakukan
ajaran agama itu secara ikhlas.47
Mengenai pentingnnya pembiasaan ini bagi pengembangan kepribadian
anak yang shaleh, Zakiah Darajat mengemukakan, bahwa apabila anak tidak
terbiasa melaksanakan ajaran agama, terutama ibadah, dan tidak pula dilatih atau
dibiasakan melaksanakan hal-hal yang diperintahkan Allah dan menghindari
larangannya dalam kehidupan sehari-hari, maka pada waktu dewasa nanti ia akan
cenderung kepada acuh tak acuh, anti agama, atau sekurang-kurangnnya ia tidak
akan merasakan kebutuhan akan agama. Kepercayaan anak kepada Allah dan
agama akan pada umunya berkembang melalui latihan dan pembiasaan sejak
kecil pembiasaan itu dapat diperoleh dari orang tua, dan gurunya terutama guru
agama.48
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan landasan teori dan telaah penelitian di atas, maka
kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah “jika metode pembiasaan hafalan surat-surat pendek di ikuti oleh peserta didik dengan baik maka akan
32
mempengaruhi kepribadian siswa, jika metode pembiasaan kurang di ikuti
dengan baik oleh peserta didik maka kurang mempengaruhi kepribadian siswa.
D. Pengajuan Hipotesis.
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih perlu dibuktikan
kebenarannya melalui suatu penelitian. Hipotesis terbentuk sebagai hubungan
antara dua variabel atau lebih.49 Karena hipotesis merupakan jawaban yang
bersifat sementara dan perlu dibuktikan dengan penelitian maka peniliti
mengajukan hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternative (Ha) sebagai berikut:
Ha: ada pengaruh yang signifikan antara metode pembiasaan hafalan surat-surat
pendek terhadap kepribadian siswa kelas III SDN 03 Jimbe Jenangan
Ponorogo.
Ho: tidak ada pengaruh yang signifikan antara metode pembiasaan hafalan
surat-surat pendek terhadap kepribadian siswa kelas III SDN 03 Jimbe Jenangan
Ponorogo.
49 Cholid Narbuko & H. Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain non eksperimen, yaitu expost facto.
Expost facto adalah penelitian sesudah kejadian, penelitian ini sering disebut
juga dengan after the fact, retrospective studi (studi penelusuran kembali).
Menurut Sukardi sebagaimana dikutip oleh Deni Dermawan, Penelitian expost
facto penelitian yang dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti
mulai melaksanakan pengamatan variabel terikat suatu penelitian. Dalam
penelitian ini peneliti tidak mempunyai control langsung terhadap variabel.
Variabel bebas (independent variable) karena manifestasi fenomena yang telah
terjadi atau fenomena sukar di manipulasi.50 Variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel bebas adalah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi atau
variabel yang dapat memberikan pengaruh terhadap suatu variabel.51 Dalam
penelitian ini ada satu variabel independent, yaitu metode pembiasaan
hafalan surat-surat pendek (X)
2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel yang bisa
berubah hanya karena pengaruh variabel bebas.52 Dalam penelitian ini
variabel dependentnya adalah kepribadian (Y)
50Deni Dermawan, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), 40.
34
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.53 Penelitian ini
dilakukan di SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo, dengan populasi yaitu seluruh
peserta didik kelas III tahun pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari 25 peserta
didik.
2. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.54 Dalam penelitian ini karena jumlah populasi kurang dari 30 maka
populasi dijadikan sampel semua dengan menggunakan teknik sampling jenuh.
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.55 Dengan demikian sampel pada penelitian ini
adalah seluruh peserta didik kelas III SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo tahun
pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 25 peserta didik.
C. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati.56 Data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah:
53
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2013), 80.
35
1.Data tentang metode pembiasaan hafalan surat-surat pendek melalui siswa
kelas III SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo.
2.Data tentang kepribadian siswa kelas III SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo.
Tabel 2.1
Indikator subyek Teknik No intem
Positif Negatif
57Armai Arief, Pegantar Ilmu dan Metodologi…, 114-115. 58
36
D.Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam penelitian dalam rangka memperoleh data
yang berkaitan dengan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Angket (Kuesioner)
Angket adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan
menggunakan seperangkat daftar pertanyaan mengenai variabel yang diukur
melalui perencanaan yang matang, disusun dan dikemas sedemikian rupa,
sehingga jawaban dari semua pertanyaan benar-benar dapat menggambarkan
keadaan variabel yang sebenarnnya.59 Dalam penelitian ini angket digunakan
untuk memperoleh data mengenai metode pembiasaan hafalan surat-surat
pendek dan kepribadian siswa. Adapun pelaksanaannya, angket diberikan
kepada peserta didik kelas III SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo dan diminta
untuk mengisi angket sesuai dengan keadaan yang sebenarnnya.
Peserta didik diberi arahan cara mengisi angket tersebut dan angket ini
tidak termasuk dalam nilai mata pelajaran. Setiap responden di haruskan untuk
mengisi angket yang telah diberikan. Skala yang digunakan adalah skala likert,
yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian,
59 Zainal Mustafa, Mengurai Variabel Hingga Instrument (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009),
37
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang
selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.60 Pengumpulan data
mengunakan angket yang mengacu pada skala likert maka jawaban itu dapat
Instrument penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam
bentuk checklist ataupun piihan ganda. Dengan skala likert, maka variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut
dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan.61
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan pada subyek penelitian, tetapi melalui dokumen.62 Dalam
melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki melalui catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti notulen rapat agenda, dan
60 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif…, 93. 61 Ibid, 93-94.
38
sebagainya.63Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data-data tentang
keadaan sekolah, keadaan siswa, dan data lain yang relevan dengan penelitian.
E. Teknik Analisi Data
Pada penelitian ini peneliti melakukan dua langkah teknik analisis data pra
penelitian dan analisa data penelitian. Adapun riciannya sebagai berikut:
1. Pra Penelitian
a.Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.64
Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data
dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat
mengenai data tersebut.65
Adapun cara menguji validitas instrumen dalam penelitian ini dengan
menggunakan rumus korelasi product moment:66
Keterangan:
: Angka Indeks korelasi
: Jumlah seluruh X
63 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), 135.
64 Saifudin Azwar, Reabilitas dan Validitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), 5. 65 Ibid, 6.
39
: Jumlah seluruh Y
: Jumlah Perkalian antara nilai X dan Y
: Jumlah responden
Setelah diperolah maka kita bandingkan dengan jika nilai
, maka item instrumen dinyatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas atau nama lainnya yaitu keterpercayaan, keterandalan,
keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya memiliki arti sejauhmana
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Maksudnya ialah apabila dalam
beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama
diperoleh hasil yang relative sama, selama aspek yang diukur dalam diri
subjek memang belum berubah.67Adapun cara menguji reliabilitas instrumen
dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus koefisien alfa dari
Cronbach:68 dengan bantuan program SPSS versi 16.0 windows. Kriteria dari
reliabilitas instrumen penelitian adalah apabila harga Cronbach alfa lebih
besar dari 0,6 maka instrument tersebut dikatakan reliabel dan sebaliknya
67 Saifudin Azwar, Reabilitas dan Validitas..., 4.
68 Sambas Ali Muhidin & Maman Abdurrahman, AnalisisKorelasi, Regresi, dan Jalur dalam
40
apabila harga Cronbach alfa lebih kurang dari 0,6 maka instrumen tersebut
tersebut dikatakan tidak valid.69
2. Penelitian
Langkah-langkah untuk menganalisis hasil penelitian adalah
a. Uji Normalitas
Jika jumlah data cukup banyak dan penyebarannnya tidak 100%
normal (tidak normal sempurna), maka kesimpulan yang ditarik
berkemungkinan salah. Untuk menghindari kesalahan tersebut lebih baik kita
pakai beberapa rumus yang telah diuji keterandalannya, salah satunya adalah
uji Kolmogorovsmirnov.70
Data yang diuji pada penelitian ini adalah data metode pembiasaan
hafalan surat-surat pendek dan data kepribadian siswa. Dengan bantuan
SPSS versi 16.0 for windows. Kriteria dari normalitas data penelitian adalah
apabila signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut dikatakan
berdistribusi normal.71
69
Duwi Prayitno, SPSS Handbook: Analisis Data, Olah Data, dan Penyelesaian Kasus-Kasus Statistik (Yogyakarta: Mediakom, 2016), 60.
70 Retno Wdyaningrum, Statistik..., 204.
71
41
b. Uji Regresi Linier Sederhana
Adapun teknik analisi data yang digunakan untuk menjawab
rumusan masalah nomor 3 menggunakan regresi linier sederhana, dimana x
digunakan untuk memprediksi (forecast) y adalah:
(model untuk populasi)
(model untuk sampel)72
Langkah-langkah:
1. Mencari nilai
Yaitu
Keterangan:
n = jumlah data observasi pengamatan
y = variabel terikat/dependen
x = variabel bebas/independen
= mean/rata-rata dari penjumlahan data variabel x
= mean/rata-rata dari penjumlahan data variabel y
= kemiringan garis lurus populasi
72 Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan: Suatu Pendektan Praktik Dengan
42
= titik potong populasi.73
2. Menghitung nilai-nilai yang ada dalam table Anova (Analysis of variance)
untuk menguji signifikan pengaruh variabel x terhadap variabel y.
Tabel 2.2 Anova (Analysis Of Variance)
Sumber
Dari perolehan hasil table Anova, kemudian di statistik uji dengan rumus:
)
43
3.Menghitung koefisien determinasi (besarnya pengaruh variabel x terhadap
variabel y)
Dimana:
Koefesien determinasi/proposi keragaman variabilitas total disekitar nilai
tengah yang dapat dijelaskan oleh model regresi (biasanya dinyatakan
dalam persen).74
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.Gambaran Umum Penelitian
1. Letak Geografis
Sekolah Dasar Negeri 3 Jimbe Jenangan Ponorogo terletak di Dusun
Setutup Desa Jimbe kecamatan Jenangan, Ponorogo kode pos 63492. Luas
tanah 1.630 , luas bangunan 474 , sedangkan sisa bangunan seluas 1156
sebagai halaman, tempat parkir guru dan siswa dan status tanah milik Negara.
2. Visi dan Misi Sekolah
Visi sekolah adalah menuju siswa yang berprestasi, beriman, bertaqwa,
dan berbudaya.
Misi sekolah adalah dengan semangat yang tersurat dan tersirat dalam
visi sekolah tersebut, maka misi sekolah:
a. Mengomptimalkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
b. Mengomptimakan proses pembelajaran dan bimbingan
c. Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman ajaran agama yang dianut
serta budaya sebagai sumber kreativitas dalam bertindak
d. Menanamkan keyakaninan/aqidah melalui pengalaman agama Islam
e. Menciptakan suasana kelas yang kondusif, demokratis, dan disiplin
f. Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dengan
45
3. Sarana Prasarana Sekolah
Sarana prasarana sangat penting digunakan untuk menunjang kegiatan
pembelajaran di SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo di ataranya terdapat
Ruang kelas 1, Ruang kelas 2, Ruang kelas 3, Ruang kelas 4, Ruang kelas 5,
Ruang kelas 6, Ruang Perpustakaan, dan Kantor guru.
4. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru
Perlu diketahui kepala sekolah sebelum bertugas di SDN 3 Jimbe
telah bertugas selama 27 tahun. Upaya-upaya untuk menunjang
keberhasilan SDN 3 Jimbe agar menjadi tenaga profesional antara lain:
1) Mengikuti penataran, seminar yang dilaksanakan oleh dinas maupun
lembaga lain yang sesuai dengan keilmuan yang diampu oleh para
pendidik.
2) Mengikuti Diklat K-13 yang dilaksanakan oleh pemerintah/dinas
pendidikan.
3) Mengkuti Diklat BOS yang dilaksanakan oleh pemerintah/dinas
pendidikan.
4) KKG guru kelas/bidang studi yang dipandu oleh kepala sekolah dan
pengawas.
46
`Dengan usaha-usaha tersebut diharapkan para tenaga
pendidikan mampu mengelola pelaksanaan pendidikan secara maksimal
dan berkesinambungan. Kegiatan penunjang lainnya yang dilaksanakan
di SDN 3 Jimbe Jenangan Poorogo yaitu meliputi:
a) Usaha kesehatan sekolah (UKS)
Untuk mewujudkan hidup sehat, Guru UKS bersama
puskesmas mengadakan kegiatan berkala secara langsung berupa
pecan Imunisasi Nasional, pengukuran berat badan, tinggi badan, serta
pemeriksaan gigi, mata, telinga dan menjaga kebersihan badan,
pakaian dan lingkungan sekitar sekolah. Untuk membantu dan
mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan pada waktu
upacara masalah kesehatan dibantu oleh dokter kecil yang dibina dari
puskesmas.
b) Perpustakaan Sekolah
Motivasi selalu diberikan kepada siswa agar suka membaca
buku-buku perpustakaan. Hal ini dikandung maksud untuk melatih
siswa agar gemar membaca untuk memperoleh pengalaman luas.
c) Kepramukaan
Mengomptimalkan tenaga sukarelawan yang ada dengan
memberikan pelatihan sebagai ekstra kurikuler pada saat tertentu
47
d) Tambahan Jam Pelajaran
Tambahan jam pelajaran khusunya kelas VI pada siang hari
jam 13.00 oleh guru kelas VI dan Guru kelas lain yang sudah
dijadwalkan masing-masing bimbingan lain bidang Agama Islam oleh
Guru Agama Islam.
e) Bimbingan seni dan olahraga
Pembinaan seni dan olahraga meliputi: mewarnai gambar, seni
lukis, baca puisi, dan seni tari. Hal ini dilakukan lebih khusus apabila
menghadapi lomba dan Gebyar seni tari Budaya pada tutup tahun
ajaran bagi anak yang berbakat sebagai duta SD di sore hari.
f) Komite sekolah
Komite Sekolah berperan untuk membantu keberhasilan
pendidikan antara lain:
1) Pengadaan sarana prasarana
2) Membimbing belajar putra-putrinya dirumah
3) Memenuhi kebutuhan sekolah diluar kemampuan dana BOS
4) Ikut mengawasi kegiatan putra-putrinya di luar Sekolah
5) Ikut menjaga keamanan Sekolah
Kerjasama yang baik ini selalu dibina dan ditingkatkan dengan
48
dengan Sekolah, Pengurus komite Sekolah dan wali Murid serta
lingkungan SD Negeri 3 Jimbe Kec. Jenangan, Kab. Ponorogo. Jumlah
personalia 10 orang terdiri dari: satu orang kepala sekolah, enam orang
Guru kelas, satu orang Guru Pendidikan Agama Islam, satu orang
penjaga SD, satu orang Guru Bahasa Inggris.
b. Keadaan siswa
Jumlah semua siswa 82 orang terdiri dari kelas satu 5 siswa,
kelas dua 6 siswa, kelas tiga 25 orang, kelas empat 17 siswa, kelas lima
17 siswa dan kelas enam 12 siswa. Secara terperinci dapat dilihat pada
lampiran 1.
c. Struktur Organisasi
Struktur organisasi secara terperinci dapat dilihat pada lampiran 2.
B.Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Metode Pembiasaan Hafalan Surat Pendek Siswa Kelas III
SDN 3 Jimbe Jenangan Ponorogo
Untuk mendapatkan data mengenai metode pembiasaan hafalan
surat-surat pendek di SDN 3 Jimbe Jenangan Ponorogo menggunakan metode angket
yaitu angket yang dijawab oleh responden yang telah ditentukan oleh peneliti.
Dalam penelitian ini yang dijadikan obyek penelitian adalah siswa kelas III
SDN 3 Jimbe Jenangan Ponorogo yang berjumlah 25 siswa. Adapun
49
pendek SDN 3 Jimbe Jenangan Ponorogo dapat dilihat dalam kisi-kisi berikut
ini:
Tabel 4.1
Kisi-Kisi Instrumen Metode Pembiasaan Hafalan Surat-Surat Pendek
Indikator
Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif (-)
Selalu : 4
Tes hasil validitas angket Metode pembiasaan
50
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kevaliditasan angket dalam
mengumpulkan data. Uji validitas dilakukan dengan rumus korelasi bivariate
person dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Item angket dikatakatan valid
jika > pada nilaia signifikan 5%. Hasil perhitugan uji validitas
sebagaiamana tabel-tabel diatas, menunjukkan bahwa > pada
nilaia signifikan 5%. Untuk degree of frededom (df) = n – nr dimana n adalah
jumlah sampel, jadi n =25 dan variabel yang dikorelasikan sebanyak 2 buah,
jadi nr = 2. Maka df = 25-2 = 23 dengan demikian harga “r” tabel pada taraf
signifikansi 5% adalah 0,396. Oleh karena itu dapat disimpulakan semua item
51
` Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunkan rumus alpha. Uji
signifikan dilakukan pada taraf ɑ= 0, 05. Instrument dikatakan reliabel jika
nilai alpha lebih besar dari (0,396).
Tabel 4.4
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.999 20
Variabel Jumlah Item
Soal
sebesar 0,999 berdasarkan nilai koefisien reliabilitas tersebut angket
dinyatakan reliabel atau konsisten. Adapun skor metode pembiasaan hafalan
surat-surat pendek adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Skor Metode Pembiasaan Hafalan Surat-Surat Pendek
52
2. Deskripsi Data mengenai Kepribadian Siswa
Untuk mendapatkan data mengenai kepribadian siswa di SDN 3 Jimbe
Jenangan Ponorogo menggunakan metode angket yaitu angket yang dijawab
53
dijadikan obyek penelitian adalah siswa kelas III SDN 3 Jimbe Jenangan
Ponorogo yang berjumlah 25 siswa. Adapun komponen yang dapat diukur
mengenai kepribadian siswa SDN 3 Jimbe Jenangan Ponorogo dapat dilihat
dalam kisi-kisi berikut ini:
Tabel 4.6
Kisi-Kisi Instrumen Kepribadian Siswa
Indikator
d. Suka memaafkan kesalahan orang
lain
Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif (-)
Selalu : 4
55
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kevaditasan angket dalam
mengumpulkan data. Uji validitas dilakukan dengan rumus korelasi bivariate
person dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Item angket dikatakatan valid
jika > pada nilai signifikan 5%. Hasil perhitugan uji validitas
sebagaiamana tabel-tabel diatas, menunjukkan bahwa > pada nilaia
signifikan 5%. Untuk degree of frededom (df) = n – nr dimana n adalah jumlah
sampel, jadi n =25 dan variabel yang dikorelasikan sebanyak 2 buah, jadi nr =
2. Maka df = 25-2 = 23 dengan demikian harga “r” tabel pada taraf signifikansi
5% adalah 0,396. Oleh karena itu dapat disimpulakan semua item dalam
angket dikatakan valid.
Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunkan rumus alpha. Uji
signifikan dilakukan pada taraf ɑ= 0, 05. Instrument dikatakan reliabel jika
nilai alpha lebih besar dari (0,396).
Tabel 4.9
Hasil Uji reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.898 20
Variabel Jumlah Item
Soal
56 Y(Kepribadian
Siswa)
20 0,898 Reliabel
Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai koefisien reliabilitas angket Y
sebesar 0,898 berdasarkan nilai koefisien reliabilitas tersebut angket
dinyatakan reliabel atau konsisten.
Adapun skor kepribadian siswa adalah sebagi berikut:
57
Secara terperinci pensekoran jawaban angket dapat dilihat pada
lampiran 4.
C.Analisis Data (Penguji Hipotesis )
1. Analisis Data Metode Pembiasaan Hafalan Surat Pendek Siswa Kelas III
SDN 03 Jimbe Jenangan Ponorogo
Untuk menganalisis metode pembiasaan hafalan surat-surat pedek
kelas III SDN 3 Jimbe Jenangan Ponorogo menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Memberikan skor pada angket
b. Kemudia mencari mean dan standar deviasi dengan menggunakan SPSS tipe
16.0 sebagai berikut:
Tabel 4.11 Statistics
58
N Valid 25
Missing 0
Mean 60.84
Std. Deviation 9.621
Dari hasil diatas dapat diketahui Mx = 60.84 dan SDx= 9. 621
c. Menyusun urutan kedudukan atas tiga tingkatan dapat disusun dengan
menjadi tiga kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah
Mx+ 1. SDx = tinggi
=70, 461 dibulatkan menjadi 70
b. Mx – 1. SDx = 60, 84 – 1.9, 621
= 60, 84 – 9, 621
=51, 219 dibulatkan menjadi 51
Tabel 4.12
Kategori Metode Pembiasaan Hafalan Surat Pendek Kelas III SDN 03
Jimbe Jenangan Ponorogo
No Skor Frekuensi Prosentasi Kategori
59
2 51–70 15 60% Sedang
3 Kurang dari 51 4 16% Rendah
Jumlah 25 100%
Dari pengkategorian dapat diketahui bahwa penggunaan metode
pembiasaan hafalan surat-surat pendek kelas III SDN 3 Jimbe Jenangan
Ponorogo dalam kategori tinggi ditentukan dengan frekuensi sebanyak 6
(24%) responden, dalam kategori sedang sebanyak 15 responden (60%) dan
dalam kategori rendah sebanyak 4 (16%). Dengan demikian secara umum
dapat dikatakan bahwa penggunaan metode pembiasaan hafalan surat-surat
pendek pendek kelas III SDN 3 Jimbe Jenangan Ponorogo adalah sedang.
2. Analisis data mengenai kepribadian siswa
Untuk menganalisis metode pembiasaan hafalan surat-surat pedek
kelas III SDN 3 Jimbe Jenangan Ponorogo menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Memberikan skor pada angket
b. Kemudia mencari mean dan standar deviasi dengan menggunakan sppss
60
Dari hasil diatas dapat diketahui My = 60, 96 dan SDy= 9, 842
c. Menyusun urutan kedudukan atas tiga tingkatan dapat disusun dengan
menjadi tiga kelompok yaitu tinggi, sedang dan rendah
My+ 1. SDy = tinggi
=70, 802 dibulatkan menjadi 71
b. Mx – 1. SDx = 60, 96 – 1.9, 842
= 60, 96 – 9, 842
=51, 118 dibulatkan menjadi 51
Tabel 4.14
61
No Skor Frekuensi Prosentasi Kategori
1 Lebih dari 71 4 16% Tinggi
III SDN 3 Jimbe Jenangan Ponorogo dalam kategori tinggi ditentukan dengan
frekuensi sebanyak 4 (16%) responden, dalam kategori sedang sebanyak 16
(64%) responden dan dalam kategori rendah sebanyak 5 (20%). Dengan
demikian secara umum dapat dikatakan bahwa kepribadian siswa kelas III
SDN 3 Jimbe Jenangan Ponorogo adalah sedang.
3. Analisis Data Pengaruh Metode Pembiasaan Hafalan Surat-Surat Pendek
Terhadap Kepribadian Siswa Kelas III SDN 3 Jimbe Jenangan Ponorogo
a.Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
data yang telah diperoleh peneliti dalam penelitian itu termasuk data yang
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini penulis dibantu dengan
aplikasi SPSS versi 16.0. teknik yang digunakan dalam pengambilan
keputusan pada uji normalitas didasarkan pada output SPSS dapat dilakukan
dengan dua cara. Pertama dengan membandingkan komogorov – smirnov
62
signifikansi > 0, 05 nilai residual berdistribusi normal. Sebaliknya, Apabila
nilai signifikansi < 0, 05 maka nilai residual tidak berdistribusi normal.
Tabel 4.15
Uji Normalitas Ks Residual, Dengan SPSS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 25
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 8.92749925
Most Extreme Differences Absolute .095
Positive .081
Negative -.095
Kolmogorov-Smirnov Z .474
Asymp. Sig. (2-tailed) .978
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan uji normalitas diketahui nilai signifikansi 0, 978 > 0, 05
maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.
b. Pengajuan Hipotesis
Setelah semua data terkumpul dari variabel (metode pembiasaan) dan
variabel (kepribadian) kemudian ditabulasikan. Untuk menganalisis data
tentang pengaruh metode pembiasaan hafalan surat-surat pendek terhadap
kepribadian siswa Kelas III SDN 3 Jimbe Jenangan Ponorogo peneliti
63
sederhana untuk mengetahui seberapa besar pengaruh metode pembiasaan
hafalan surat-surat pendek terhadap kepribadian siswa.
Tabel 4. 16 Metode Enter
Variables Entered/Removedb
a. All requested variables entered.
c. Dependent Variable: kepribadian
Tabel di atas menjelaskan variabel yang dimasukkan serta metode
yang dgunakan. Dalam hal ini viriabel yang dimasukkan adalah variabel
metode pembiasaan independen dan kepribadian dependen dan metode yang
digunakan adalah metode Enter.
64
Tabel diatas menjelaskan besarnya nilai korelasi /hubungan (R) yaitu
sebesar 0, 421 dari output tersebut diperoleh nilai determinasi (R Square)
sebesar 0, 177 yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas
(metode pembiasaan) terhadap variabel terikat (kepribadian) adalah sebesar
17,7%.
Tabel 4. 18
Tabel anova pengaruh metode pembiasaan hafalan surat-surat pendek
terhadap kepribadian siswa
a. Predictors: (Constant), metode pembiasaan b. Dependent Variable: kepribadian
Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai sebesar 4,956 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,036 < 0, 05 maka model regresi ini dapat dipakai untuk
mengetahui pengaruh metode pembiasaan terhadap kepribadian.
Tabel 4. 19