• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUBLICATION MANUSCRIPT NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUBLICATION MANUSCRIPT NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PUBLICATION MANUSCRIPT

NASKAH PUBLIKASI

THE CORRELATION BETWEEN GENERAL LIGHTING AND EYESTARAIN

OF THE EMPLOYEES AT THE OFFICE OF MEDICAL COLLEGE

(STIKES) MUHAMMADIYAH SAMARINDA

HUBUNGAN PENCAHAYAAN UMUM DENGAN KELELAHAN MATA PADA

PEGAWAI KANTOR SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(STIKES) MUHAMMADIYAH SAMARINDA

DIAJUKAN OLEH

IRMAYANI

10.113082.4.0047

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH SAMARINDA

(2)

Persetujuan Publikasi

Kami dengan ini mengajukan surat persetujuan untuk publikasi penelitian

dengan judul :

Hubungan Pencahayaan Umum Dengan Kelelahan Mata Pada Pegawai

Kantor Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah

Samarinda

Bersamaan dengan surat persetujuan ini kami lampirkan naskah publikasi

Pembimbing I

Pembimbing II

Lisa Wahidatul Oktaviani, S.KM, M.PH

Drs.M. Dalhar Galib

NIDN. 1108108701

NIDN. 1126074801

Mengetahui,

Koordinator Mata Ajar Skripsi

Peneliti

Lisa Wahidatul Oktaviani, S.KM, M.PH

Irmayani

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN PENCAHAYAAN UMUM DENGAN KELELAHAN MATA PADA

PEGAWAI KANTOR SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(STIKES) MUHAMMADIYAH SAMARINDA

NASKAH PUBLIKASI

DISUSUN OLEH :

IRMAYANI

Diseminarkan dan Diujikan

Pada Tanggal, 29 JULI 2015

MOTTO

Penguji I

Hansen S.KM, M.KL

NIDN. 0710087805

Penguji II

Lisa Wahidatul Oktaviani, S.KM, M.PH

NIDN. 1108108701

Penguji III

Drs. M. Dalhar Galib

NIDN. 1126074801

Mengetahui,

Ketua

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Sri Sunarti, S.KM

NIDN. 1115037801

(4)

Hubungan Pencahayaan Umum Dengan Kelelahan Mata Pada Pegawai Kantor Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Samarinda

Irmayani1, Lisa Wahidatul Oktaviani2, M. Dalhar Galib3

INTISARI

Latar Belakang: Intensitas penerangan merupakan aspek penting ditempat kerja, karena berbagai masalah akan timbul ketika kualitas intensitas penerangan ditempat kerja tidak memenuhi standar yang ditetapkan. Penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata dengan berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, pegal didaerah mata dan sakit kepala sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan meningkatnya kecelakaan. Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan biasanya disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman.

Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pencahayaan umum dengan kelelahan mata pada pegawai kantor sekolah tinggi ilmu kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Samarinda.

Metode penelitian: Jenis rancangan penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggunakan alat ukur Lux meter dan reaction timer. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebayak 42 responden, dengan cara pengambilan sampel yang digunakan sampel acak sederhana.

Hasil penelitian: Hasil penelitian ini menggunakan uji Koefisien Kongentingensi, terdapat hubungan antara pencahayaan umum dengan kelelahan mata pada pegawai kantor STIKES Muhammadiyah Samarinda.

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara Pencahayaan Umum Dengan Kelelahan Mata Pada Pegawai Kantor Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Samarinda Kata Kunci : Pencahayaan umum, Kelelahan mata

1

Mahasiswa STIKES Muhammadiyah Samarinda

2

Dosen STIKES Muhammadiyah Samarinda

3

(5)

The Correlation between general lighting and eyestarain of The employees at the office of Medical College (STIKES) Muhammadiyah Samarinda

ABSTRACT

Irmayani1, Lisa Wahidatul Oktaviani2, M. Dalhar Galib3

Background: lighting intensity is an important aspect in a work places, because the problems will emerge when the quality of lighting intensity at work places does not meet the predetermined standard. Bad lighting will cause eyestarain due to the decrease of working efficiency, mental fatigue, soreness around the eyes, and headache around the eyes, vision loss, and the increase of accidents. Eyestrain is a fatigue of the eyes caused by the prolonged use of sight sense in working where it requires the ability to use eyes for a long time and usually accompanied by uncomfortable vision.

Research Objectives: This research aims to find out the corelation beetween general lighting and eyestrain of the employees at the office of Medical College (STIKES) Muhammadiyah Samarinda.

Research Method: This research applied cross design by using Lux Meter and reaction timer as measurement instrument. The total number of sampel in this research was 42 respondents taken by using simple random sampling.

Research Findings: Using coeficient of contingency test, it was found that there was a correllation between general lighting and eyestrain of the employees at the office of STIKES Muhammadiyah Samarinda.

Conclusion: There was a correlation between general lighting and eyestrain of the employees at the office of Medical College (STIKES) Muhammadiyah Samarinda.

Keywords : General Lighting, eyestrain

1

Student Medical College Muhammadiyah Samarinda

2

Lecturer Medical College Muhammadiyah Samarinda

3

(6)

PENDAHULUAN

Dalam rangka upaya menjadikan tenaga kerja sumber daya manusia yang sehat dan produktif, kesehatan kerja diartikan sebagai ilmu kesehatan dan penerapannya yang bertujuan mewujudkan tenaga kerja sehat, produktif dalam bekerja, berada dalam keseimbangan yang mantap antara kapasitas kerja, beban kerja dan keadaan lingkungan kerja, serta terlindung dari penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja (Suma’mur, 2009).

Intensitas penerangan merupakan aspek penting di tempat kerja, karena berbagai masalah akan timbul ketika kualitas intensitas penerangan di tempat

kerja tidak memenuhi standar yang ditetapkan. Kualitas penerangan yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi penglihatan, juga untuk lingkungan sekeliling tempat kerja, maupun aspek psikologi yang dapat dirasakan sebagai kelelahan, rasa kurang nyaman, kurang kewaspadaan sampai kepada pengaruh yang terberat seperti kecelakaan, Standar Nasional Indonesia (SNI,16-7062 2004).

Penerangan yang buruk dapat mengakibatkan kelelahan mata dengan berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala sekitar mata, kerusakan alat penglihatan dan meningkatnya kecelakaan. Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga kerja dapat melihat objek yang dikerjakannya secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu Permasalahan penerangan meliputi kemampuan manusia untuk melihat sesuatu, karakteristik dari indera penglihat, upaya-upaya yang dilakukan agar dapat melihat objek dengan lebih baik dan pengaruh penerangan termasuk pencahayaan terhadap lingkungan. Penerangan yang cukup dan diatur secara baik juga akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga dapat

memelihara kegairahan kerja. Tingkat penerangan pada setiap pekerjaan berbeda-beda tergantung sifat dan jenis pekerjaannya (Suma’mur, 2009).

Kelelahan mata adalah ketegangan pada mata dan disebabkan oleh penggunaan indera penglihatan dalam bekerja yang memerlukan kemampuan untuk melihat dalam jangka waktu yang lama dan biasanya disertai dengan kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1991 dalam Firmansyah 2010).

Menurut Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.7 tahun 1964 tentang Syarat-Syarat Kesehatan, kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja, yang menyatakan Penerangan yang cukup untuk pekerjaan pembedaan yang teliti dari pada barang-barang kecil dan halus seperti, Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan membaca, pekerjaan arsip dan seleksi surat, harus mempunyai kekuatan antara 300 luks.

Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO) angka kejadian astenopia berkisar 40% sampai 90%. Astenopia merupakan gejala yang diakibatkan oleh upaya berlebih dari sistem penglihatan yang berada dalam kondisi yang kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan. Gangguan ini ditandai oleh penglihatan terasa buram, kabur, ganda, kemampuan melihat warna menurun, mata merah, perih, gatal, tegang, mengantuk, berkurangnya kemampuan akomodasi serta disertai dengan gejala sakit kepala (Suprianti, 2012).

Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan (STIKES) Muhammadiyah merupakan salah satu pendidikan kesehatan yang ada di Samarinda. Pekerjaan pegawai kantor di STIKES Muhammadiyah merupakan Kegiatan pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan membaca, pekerjaan arsip dan seleksi surat, dan kegiatan lainnya yang membutuhkan penerangan yang baik. Berdasarkan hasil pengukuran yang pernah dilakukan disalah satu ruang kantor STIKES Muhammadiyah

(7)

Samarinda, Intensitas penerangan diruang kantor kurang dari standar yaitu sebesar 138,5 Lux. Pada ruang bagian perkantoran STIKES Muhammadiyah menggunakan penerangan buatan (lampu) dan penerangannya tidak merata. Secara teori kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan mata pada pegawai kantor. Pekerjaan perkantoran termasuk jenis pekerjaan yang memerlukan ketelitian, sehingga mebutuhkan intensitas penerangan yang sesuai standar yaitu 300 Lux. Berdasarkan informasi yang didapatkan bahwa belum pernah dilakukan suatu kegiatan penelitian terhadap kesehatan pegawai kantor yang berhubungan dengan terjadinya gangguan kesehatan mata, terutama kelelahan mata. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan pencahayaan umum dengan kelelahan mata pada pegawai kantor STIKES Muhammadiyah Samarinda”.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini meliputi :

a. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pencahayaan umum dengan kelelahan mata Pada Pegawai kantor Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Samarinda. b. Tujuan khusus

1. Mengetahui intensitas pencahayaan yang digunakan pegawai kantor STIKES Muhammadiyah Samarinda.

2. Mengetahui tingkat kelelahan mata pada pegawai kantor STIKES Muhammadiyah Samarinda yang bekerja pada intensitas penerangan dibawah Standar maupun melebihi Standar.

3. Mengetahui hubungan pencahayaan umum dengan kelelahan mata pada pegawai kantor STIKES Muhammadiyah Samarinda.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitik. Penelitian ini menggunakan pendekatan

cross sectional yaitu mempelajari dinamika

korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2012).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pegawai kantor STIKES Muhammadiyah Samarinda berjumlah 47 orang. Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah tehnik acak sederhana (Simple random sampling) yaitu setiap pegawai kantor STIKES Muhammadiyah Samarinda memiliki kesempatan yang samauntuk dipilih sebagai sampel penelitian.

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat pengukuran pencahyaan umum yaitu Lux meter dan alat pengukuran kelelahan mata yaitu Reaction timer.

1. Luxmeter

Luxmeter merupakan alat yang

digunakan untuk mengukur intensitas penerangan di tempat kerja. Adapun cara kerja Luxmeter adalah sebagai berikut:

a. Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi

b. Menentukan titik sampling disetiap ruang kantor.

c. Sel diletakkan setinggi kurang lebih 85 cm atau setinggi pinggang disetiap titik sampel.

d. Baca hasil/nilai yang tercantum didalam layar monitor

e. Hasil pengukuran dicatat pada lembar yang telah tersedia.

f. Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan.

(8)

Reaction timer yang digunakan dalam penelitian ini yang mempunyai ransangan berupa suara atau cahaya. a. Hubungkan alat dengan sumber

tenaga listrik

b. Menghidupkan alat dengan menekan tombol “ON/OFF” pada ON.

c. Reset angka penampilan sehingga menunjukkan angka “0,000” dengan menekan tombol “Nol”.

d. Pilih ransangan suara atau cahaya yang dikehendaki dengan menekan tombol “suara/cahaya”.

e. Meminta responden yang akan diperiksa untuk menekan tombol subyek (mouse) setelah melihat cahaya dari sumber rangsang

f. Untuk memberi rangsangan, pemeriksa menekan tombol pemeriksa.

Setelah memberikan rangsangan dan responden menekan tombol maka pada layar kecil akan terlihat angka waktu reaksi dengan satuan mili/detik.

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

1. Analisis Univariat Dari Variabel Independen dan Variabel Dependen Tabel 4.1 Distribusi Pencahayaan

UmumPada Pegawai Kantor STIKES Muhammadiyah Samarinda Tahun 2015

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi pencahayaan umum pada pegawai kantor STIKES Muhammadiyah samarinda yang melakukan pekerjaan dengan pencahayaan kurang dari standar sebanyak 33 responden dengan presentase 78,6%.

Tabel 4.2 Distribusi Kategori KelelahanMata Pada Pegawai Kantor STIKES Muhammadiyah Samarinda Tahun 2015

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.2 bahwa pegawai kantor STIKES Muhammadiyah Samarinda paling banyak mengalami tingkat kelelahan mata ringan 16 orang dengan persentase 38,1%, sedangkan yang tidak mengalami kelelahan mata atau normal sebanyak 5 orang dengan persentase 11,9%.

2. Analisis Bivariat Hubungan Variabel Independen dan Variabel Dependen

Tabel 4.3 Uji Statistik Hubungan Pencahayaan Umum Dengan Kelelahan

Mata Pada pegawai kantor STIKES Muhammadiyah Samarinda Tahun 2015

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai koefisiensi = 0,498. Dengan signifikasi = 0,003 < 0,05. Maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara pencahayaan umum dengan kelelahan mata pada pegawai kantor STIKES

N o Pengukuran Pencahayaan Umum Jumlah respon den Prese ntase (%) 1 Penerangan Kurang 33 78.6 2 Penerangan cukup 9 21.4 Total 42 100.0 N o Kategori Freku ensi perse ntase 1 Normal ( 150,-240,0) 5 11.9 2 Kelelahan ringan (240,0≥410,0) 16 38.1 3 kelelahan sedang (410,0≤580,0) 15 35.7 4 kelelahan berat ( >580,0 ) 6 14.3 Total 42 100.0 koefisie nsi signifikasi Nilai Koefisien Kontingensi .498 .003 Total sampel 42

(9)

Muhammadiyah Samarinda pada 42 responden yang ditelliti.

Tabel 4.4 Tabel Penyilangan Pencahayaan Umum dengan Kelelahan Mata pada pegawai kantor STIKES Muhammadiyah Samarinda tahun 2015

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.4 tabel hasil penyilangan antara pencahayaan umum dengan kelelahan mata diperoleh frekuensi terbanyak pegawai yang bekerja dalam ruangan yang memiliki penerangan kurang dan memiliki kelelahan mata sedang sebanyak 14 responden.

Pencahayaan umum adalah penerangan diseluruh area tempat kerja. Penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat objek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu. Penerangan yang cukup dan diatur secara baik juga akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga dapat memelihara kegairahan kerja. Intensitas penerangan yang sesuai dengan jenis pekerjaannya jelas akan dapat meningkatkan produktivitas kerja (Suma’mur 2009). Pengukuran pencahayaan umum dapat dilakukan dengan mengunakan alat Luxmeter.

Menurut Suma’mur (2009), kelelahan mata timbul sebagai stress intensif pada fungsi-fungsi mata seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan secara teliti atau terhadap retina akibat ketidak tepatan kontras. Menurut Cok Gd Rai (2006 dalam Firmansyah 2010), kelelahan mata dapat dipengaruhi dari kuantitas iluminasi, kualitas ilumiasi dan distribusi cahaya. Kualitas iluminasi adalah tingkat pencahayaan yang dapat berpengaruh pada kelelahan mata, penerangan yang tidak memadai akan menyebabkan otot iris mengatur pupil sesuai dengan intensitas penerangan yang ada.

Kualitas iluminasi meliputi jenis penerangan, sifat fluktuasi serta warna penerangan yang digunakan. Distribusi cahaya yang kurang baik di lingkungan kerja dapat menyebabkan kelelahan mata.

Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan terhadap 42 responden, pegawai yang bekerja dalam ruangan yang memiliki penerangan kurang <300 lux sebanyak 33 responden dan yang bekerja dalam ruangan yang memiliki penerangan cukup ≥300 lux sebanyak

9 responden. Dalam penelitian ini sebayak 5 responden tidak mengalami kelelahan mata (normal), yang mengalami kelelahan mata ringan sebanyak 16 responden, kelelahan mata sedang sebanyak 15 responden, dan yang mengalami kelelahan mata berat sebanyak 6 responden.

Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan dengan uji Koefisien kontingensi, diperoleh nilai signifikasi 0,003, nilai ini juga lebih kecil dari

taraf signifikan yaitu (ρvalue < 0,05).

Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pencahayaan umum dengan kelelahan mata pada pegawai STIKES Muhammadiyah Samarinda.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suprianti (2012) tentang faktor-faktor yang berkaitan dengan kelelahan mata yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara intensitas pencahayaan dengan kelelahan mata.

N o

Ruang Kelelahan mata To tal No rm al rin ga n seda ng bera t 1 Penera ngan kurang 1 12 14 6 33 2 Penera ngan cukup 4 4 1 0 9 total 5 16 15 6 42

(10)

Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikasi (0,021) yang lebih kecil dari

α (0,05) yang bermakna bahwa

hubungan antara pencahayaan umum dengan kelelahan mata yang bersifat sangat rendah.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwanti (2013) tentang analisa pengaruh pencahayaan terhadap kelelahan mata yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang rendah antara iluminasi dan luminasi terhadap kelelahan mata.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puha (2014) tentang hubungan antara intensitas pencahayaan dengan kelelahan mata pada pekerja penjahit yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara intensitas pencahayaan dengan kelelahan mata pada pekerja penjahit sektor usaha informal. Dengan hasil uji statistik Chi

square yang mempunyai nilai ρvalue = 0,001 (α=0,05).

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan pencahayaan umum dengan kelelahan mata pada pegawai kantor STIKES Muhammadiyah Samarinda diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan diperoleh hasil bahwa pencahayaan yang digunakan pada pegawai kantor STIKES Muhammadiyah sebanyak 78,6% responden berada dalam ruangan dengan penerangan kurang

2. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa 88% pegawai kantor STIKES Muhammadiyah Samarinda mengalami kelelahan mata. 3. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara pencahayaan umum dengan kelelahan mata pada pegawai STIKES Muhammadiyah

Samarinda dengan signifikasi= 0,003 < 0,05.

Adapun saran yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasil pengukuran pencahayaan umum

yang masih dibawah standar adalah ruang D3 perawat, ruang kesmas/kesling, ruang S1 keperawatan, perpustakaan, ruang BAU, ruang BAAK, dan ruang IT. Sehingga institusi perlu melakukan perbaikan terhadap kondisi lingkungan kerja, memaksimalkan pencahayaan alami sehingga dapat mengurangi kelelahan mata. Disarankan untuk pencahayaan alami disesuaikan dengan syarat jendela (ventilasi cahaya) dalam ruang sekurang-kurangnya yaitu 15-20% dari luas lantai dalam ruang tersebut.

2. Diperlukan pemeriksaan kelelahan mata pada pegawai.

3. Pegawai yang bekerja pada ruang yang memiliki pencahayaan kurang ataupun pencahayaan cukup diharapkan untuk mengurangi kelelahan mata serta melakukan istirahat singkat secara teratur setelah melalukan pekerjaan, dengan cara mengedipkan mata dalam satu menit mata akan mengedip sebanyak 12-15 kali.

4. Diharapkan penelitian ini menjadi acuan dan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya. Melakukan penelitian terhadap variabel lain yaitu meneliti desain tempat kerja dan melakukan pemeriksaan kelelahan mata.

DAFTAR PUSTAKA

Firmansyah, Fathoni. 2010. Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata PAda Tenaga Kerja di Bagian Pengepakan PT. Ikapharmindo Putramas Jakarta Timur. Skripsi, dipublikasikan, Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Indonesia.

(11)

Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No.

1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Notoadmodjo, soekidjo. 2012. Metodologi

Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta

Peraturan Menteri Perburuhan no. 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja.

Puha, Tifani Natalia. 2014. Hubungan Antara Intensitas Pencahayaan Dengan Kelelahan Mata Pada Pekerja Penjahit Sektor Usaha Informal Di Kompleks Gedung President Pasar 45 Kota Manado. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol. 2, Nomor 2, Halaman 119-126

Purwanti, Indah. 2013. Analisa Pengaruh Pencahayaan Terhadap Kelelahan Mata Operator Di Ruang Kontrol PT. XYZ. Ejurnal Teknik Industri FT USU, Vol. 3, Nomor 4, Halaman 43-48

SNI 16-7062-2004. tentang Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja. Badan Standar Internasional (BSN)

Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja: CV. Sagung Seto

Suprianti, Febriana. 2012. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kelelahan mata pada karyawan bagian administrasi di PT. Indonesia Power UBP Semarang. Journal Kesehatan Masyarakat, Vol. 1, Nomor 2, Halaman 720-730

Gambar

Tabel  4.2  Distribusi  Kategori  KelelahanMata  Pada  Pegawai  Kantor  STIKES  Muhammadiyah  Samarinda  Tahun 2015
Tabel  4.4  Tabel  Penyilangan  Pencahayaan Umum dengan Kelelahan  Mata  pada  pegawai  kantor  STIKES  Muhammadiyah Samarinda tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

antenatal, bidan mengetahui tujuan dan manfaat dilakukan pelayanan antenatal sesuai standar, belum semua bidan mematuhi standar pelayanan antenatal yang sudah ditetapkan,

Pada tahun 2012, perusahaan kembali mengalami peningkatan rasio hutang atas modal menjadi sebesar 11,72 kali dan jika dibandingkan dengan rata-rata selama enam

Secara teori pengaruh investasi yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan oleh teori pertumbuhan ekonomi Harrod- Domar yang menjelaskan bahwa

Kebijakan dan prosedur yang telah diimplementasikan harus terus dipelihara dan dikembangkan secara berkelanjutan, dengan melakukan pemantauan terhadap

Hubungan antara keterkendalian suatu sistem OD atau PD linier dengan modul yang dibentuk dari persamaan OD atau PD tersebut adalah Sistem OD atau PD linier terkendali

Kalau si lawan bicara berlatar belakang bahasa yang sama dengan si pembicara, maka alih kode yang terjadi hanya berupa peralihan varian (baik regional maupun sosial),

Imam Taqiyyuddin Ibnu Taimiyah dalam kitab al-Istiqamah mengisyaratkan kepada sebagian orang shalih bahwa mereka tidak jauh dari cobaan ghuluw dalam agama karena adanya

Selain itu, dapat pula tercipta mutual understanding dengan publik internasional, yang dalam konteks ini adalah Amerika Serikat, sebagai upaya memperkuat hubungan