• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. kata, baik berbentuk gramatikal maupun leksikal. Bahasa yang digunakan seharihari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. kata, baik berbentuk gramatikal maupun leksikal. Bahasa yang digunakan seharihari"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kosakata bahasa Indonesia tidak terlepas dari proses pembentukan kata, baik berbentuk gramatikal maupun leksikal. Bahasa yang digunakan sehari-hari di masyarakat sering terjadi proses pemendekan kata atau pemenggalan kata. Misalnya, kata ‘bapak’ yang sering dipenggal menjadi kata ‘pak’, atau juga kata ‘Rumah Sakit’ yang sering dipendekkan menjadi ‘RS’. Dalam ilmu Linguistik, hal tersebut dinamakan dengan Abreviasi. Abreviasi merupakan proses penanggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga jadilah bentuk baru yang berstatus kata (Kridalaksana, 1992: 159). Dengan kata lain, abreviasi ini merupakan sebuah proses pemendekan kata.

Pembentukan kata dari hasil abreviasi ini terkadang keluar dari kaidah-kaidah kebahasaan atau membentuk pola tersendiri. Misalnya, menurut Pedoman Ejaan yang Disempurnakan (2002: 16), dalam pembentukan akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut: (1) Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim dalam bahasa Indonesia, (2) Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim.

Penggunaan bentuk abreviasi di dalam bahasa Indonesia ini sudah menjadi hal yang lazim dan tidak asing lagi. Bahkan, hampir semua bidang profesi,

(2)

disebabkan bentuk abreviasi yang sudah lazim dan dibakukan dapat mempersingkat arus penyampaian informasi. Jenis abreviasi yang lebih sering dipakai di masyarakat biasanya jenis singkatan dan akronim. Dengan adanya bentuk-bentuk abreviasi dalam bidang-bidang tersebut, pembentukan istilahnya pun akan menjadi lebih efektif, hemat dan mudah diingat. Oleh karena itu, banyaknya bentuk abreviasi di masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia yang pada umumnya memiliki keragaman bahasa.

Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Nugroho Notosusanto berjudul ”Masalah Akronim dan Singkatan dalam Perkembangan Bahasa Indonesia” pada tahun 1978 menyebutkan bahwa dari 11.562 akronim dan singkatan dalam Kamus Singkatan dan Akronim yang Dipergunakan di Indonesia yang berasal dari ABRI ada 2029 buah. Hal tersebut menunjukkan bahwa bentuk abreviasi di masyarakat sudah banyak digunakan sejak dulu. Jika dilihat dari hakikat bahasa yang merupakan komunikasi, maka bahasa itu dapat berubah mengikuti perkembangan zaman sehingga bentuk abreviasi pun akan lebih banyak dibentuk dan digunakan di lingkungan masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, bentuk abreviasi ini dapat dijadikan sebuah fenomen bahasa yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa, khususnya bahasa Indonesia.

Akan tetapi, demi kelancaran komunikasi antarwarga masyarakat bahasa, bentuk-bentuk abreviasi hendaknya dibatasi pemakaiannya di kalangan itu sendiri. Jika bentuk abreviasi itu sudah tidak dapat ditebak artinya, maka hilang pula fungsinya sebagai kode bahasa. Terbentuknya abreviasi pada umumnya dihasilkan

(3)

oleh pertimbangan enak atau tidaknya bunyi bentuk abreviasi itu didengar daripada kekonsenkuenan pada pola-pola abreviasi yang sudah ditentukan.

Banyak bentuk abreviasi yang diklasifikasikan, baik oleh Pusat Bahasa maupun para tokoh bahasa. Menurut Pusat Bahasa dalam bukunya Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan, mengklasifikasikan bentuk-bentuk abreviasi ke dalam jenis singkatan, akronim, dan juga lambang huruf. Sementara itu, Harimurti Kridalaksana mengklasifikasikan abreviasi ini ke dalam jenis singkatan, penggalan, akronim, kontraksi, dan juga lambang huruf.

Pembentukan istilah yang terdapat pada TNI AD ini hampir keseluruhan merupakan kata yang terbentuk dari proses abreviasi, misalnya singkatan TNI itu sendiri yang merupakan kepanjangan dari Tentara Nasional Indonesia. Selain itu, kata LETTU dan LETDA yang merupakan kepanjangan dari Letnan Satu dan Letnan Dua. Penggabungan huruf dalam kata tersebut merupakan gabungan dari suku kata pertama pada komponen pertama dan dua huruf terakhir pada komponen kedua. Akan tetapi, pada akronim LETDA merupakan gabungan dari suku kata pertama pada komponen pertama ditambah dengan huruf awal dan juga akhir pada komponen kedua. Hal tersebut menggambarkan bahwa terdapat jenis pola yang dimiliki oleh bentuk-bentuk abreviasi di lingkungan TNI AD. Adapun tujuan peneliti melakukan penelitian terhadap Penggunaan Bentuk Abreviasi Di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) ini untuk mendapatkan gambaran tentang fenomena terhadap pembentukan istilah TNI yang hampir seluruhnya mengandung abreviasi. Selain itu, peneliti akan menunjukkan

(4)

bahwa pembentukan abreviasi tersebut mempunyai kekhasan dan ciri khas tersendiri.

Penelitian yang berhubungan dengan abreviasi pernah dilakukan oleh beberapa orang, diantaranya adalah Lydia Irawati dalam makalahnya yang berjudul Singkatan dan Akronim Dalam Media Chatting dan SMS (Analisis Komunikasi Teks dalam Internet dan Telepon Selular) pada tahun 2007. Dalam makalah tersebut mendeskripsikan tentang pemakaian akronim dan singkatan pada media SMS dan Chatting yang dianggap memiliki keunikan, yaitu harus menggunakan bahasa yang singkat, tepat, dan mudah dimengerti. Hasil dari peneltian tersebut menunjukkan bahwa singkatan-singkatan yang terbentuk pada media SMS atau Chatting sebagian besar menghilangkan unsur vokal pada kata tersebut. Hal ini memudahkan pemakai SMS ataupun Chatting untuk menyampaikan pesan dengan singkat.

Selanjutnya, penelitian lain dalam skripsi yang berjudul Tinjauan Akronim dalam Bahasa Indonesia yang pernah dilakukan oleh Rudianto pada tahun 1996. Dalam skripsinya tersebut, ia mendeskripsikan semua hal yang berhubungan dengan akronim dalam bahasa Indonesia yang digunakan oleh media massa, khususnya Harian Umum Republika.

Sementara itu, Arinda Putri Wulandari pernah melakukan penelitian tentang Penggunaan Akronim dan Singkatan Dalam Bahasa Plesetan pada acara Extravaganza dan Sketsa ABG. Ia mendeskripsikan pembentukan akronim yang sering berubah menjadi makna yang berbeda dari akronim tersebut.

(5)

Selain itu, Dian Alanudin dalam skripsinya yang berjudul Bentuk-bentuk Singkatan Bahasa Indonesia pada Iklan Mini Studi Kasus Pada Iklan Mini Kompas Tanggal 1-31 Agustus 2002 pada tahun 2003 pernah mendeskripsikan dan mengklasifikasikan jenis-jenis singkatan yang terdapat dalam iklan mini Kompas. Dalam skripsi tersebut memaparkan tentang adanya singkatan di iklan mini tersebut yang memiliki beberapa makna atau pengertian yang berbeda.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut, penelitian tentang Penggunaan Abreviasi Di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) ini belum pernah dilakukan. Karena banyaknya bentuk abreviasi di lingkungan TNI AD, menjadi salah satu alasan pentingnya penelitian ini.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam abreviasi di lingkungan TNI AD, terdapat banyak faktor yang dapat ditemukan untuk dijadikan permasalahan, yaitu sebagai berikut.

a. Banyak variasi bentuk abreviasi yang terjadi dalam istilah di lingkugan TNI AD.

b. Pembentukan abreviasi di lingkungan TNI AD memiliki ciri khas tersendiri.

c. Adanya variasi gabungan proses abreviasi pada pembentukan abreviasi di lingkungan TNI AD.

d. Pengklasifikasian jenis-jenis abreviasi yang terdapat di lingkungan TNI AD.

(6)

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, peneliti akan membatasi penelitian terhadap hal berikut ini.

a. Jenis abreviasi yang diambil berupa singkatan, penggalan, akronim, dan kontraksi.

b. Pembentukan abreviasi yang digunakan adalah pada istilah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD).

c. Masalah struktur atau proses pembentukan abreviasi di lingkungan TNI AD

d. Masalah pengklasifikasian jenis-jenis abreviasi di lingkungan TNI AD. e. Masalah pengklasifikasian proses pembentukan abreviasi di lingkungan

TNI AD.

f. Masyarakat yang menjadi responden hanya yang berprofesi atau berstatus sosial sebagai pelajar, mahasiswa, PNS, dan juga masyarakat pada umumnya.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, selanjutnya peneliti akan merumuskan beberapa rumusan masalah yang menjadikan pentingnya penelitian ini dilakukan, yaitu sebagai berikut.

a. Bagaimana bentuk-bentuk abreviasi di lingkungan TNI AD? b. Bagaimana proses pembentukan abreviasi di lingkungan TNI AD? c.

(7)

d. Pada bidang apa sajakah dominasi bentuk abreviasi di lingkungan TNI AD?

e. Adakah kekhasan pada bentuk abreviasi di lingkungan TNI AD?

f. Bagaimana pemahaman masyarakat terhadap bentuk-bentuk abreviasi di lingkungan TNI AD?

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi tentang fenomena abreviasi di lingkungan TNI AD guna memberikan gagasan kepada Pusat Bahasa atau pihak yang terkait dalam rangka menciptakan keragaman bahasa dalam istilah-istilah tertentu, khususnya istilah TNI AD agar dapat diketahui dan dipahami oleh masyarakat. Selain itu, dengan adanya penelitian ini masyarakat dapat lebih mengetahui dan dekat dengan instansi negara, khususnya TNI AD.

b. Tujuan Khusus

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dan penjelasan sebagai berikut ini.

a. Bentuk abreviasi di lingkungan TNI AD.

b. Proses pembentukan abreviasi di lingkungan TNI AD.

c. Klasifikasi jenis-jenis bentuk abreviasi di lingkungan TNI AD. d.

(8)

f. Bidang abreviasi mana yang paling dominan di lingkungan TNI AD. g. Tingkat pemahaman masyarakat terhadap bentuk abreviasi di lingkungan

TNI AD.

1.5.2 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dapat dijadikan acuan pada penelitian selanjutnya mengenai fenomena abreviasi pada lingkungan-lingkungan tertentu.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi teman-teman, masyarakat, dan juga peneliti khususnya. Manfaat-manfaat tersebut diantaranya sebagai berikut ini.

a. Perkembangan ilmu bahasa, khususnya untuk mengembangkan teori abreviasi di lingkungan-lingkungan masyarakat tertentu.

b. Memperoleh pengetahuan secara luas tentang fenomena abreviasi yang berupa singkatan, penggalan, akronim, kontraksi, dan lambang huruf yang banyak ditemukan dalam istilah-istilah tertentu, khususnya istilah di lingkungan TNI AD.

c. Bagi lembaga bahasa, khususnya Pusat Bahasa sebagai bahan pertimbangan dan perbaikan atau perencanaan bahasa di masa yang akan datang agar penggunaan dan pembentukan abreviasi dalam Bahasa Indonesia, khususnya pembentukkan istilah-istilah tertentu bisa menjadi

(9)

d. Bagi hal ataupun orang-orang yang terkait, khususnya TNI AD agar dapat menciptakan istilah-istilah dengan menggunakan proses abreviasi yang lebih dimengerti serta dipahami oleh masyarakat sekitarnya, dan sesuai dengan kaidah abreviasi yang sudah ada.

1.6 Sumber Data dan Data

Sumber data pada penelitian ini adalah: a. buku-buku pedoman TNI AD;

b. asrama, detasemen, markas besar, serta lembaga-lembaga di lingkungan TNI AD di kota Bandung dan Cirebon; dan

c. Informan seorang Serka Cuncun Sugiarto.

Sementara itu, data penelitian ini adalah bentuk-bentuk abreviasi yang diperoleh melalui sumber-sumber data tersebut. Selain itu, jawaban-jawaban responden yang terdapat dalam angket merupakan data untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat terhadap bentuk-bentuk abreviasi di lingkungan TNI AD.

1.7 Definisi Operasional

Berdasarkan judul penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan definisi operasional sebagai berikut:

a. Abreviasi : Proses pemendekan kata yang terdapat di lingkungan TNI AD, misalnya berupa singkatan, penggalan, akronim, kontraksi, dan lambang huruf.

(10)

b. Lingkungan TNI AD : Daerah atau tempat anggota TNI AD tinggal dan bertugas yang menjadi tempat penelitian.

c. Jenis Abreviasi : Macam-macam bentuk dari abreviasi yang diteliti, misalnya singkatan, penggalan, akronim, kontraksi, dan lambang huruf.

d. Bentuk Abreviasi : Data yang dihasilkan dari proses abreviasi yang menjadi objek penelitian, misalnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang merupakan salah satu bentuk dari singkatan.

e. Pola Abreviasi : Struktur pembentukan yang terdapat pada bentuk abreviasi. Contoh singkatan TNI yang dibentuk dari pengekalan huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik.

f. Keterpahaman Abreviasi : Tingkat pemahaman masyarakat terhadap bentuk-bentuk abreviasi di lingkungan TNI AD.

Referensi

Dokumen terkait

Setiap dokter dituntut bertindak secara profesional dan senantiasa mengembangkan ilmunya. Sehingga pekerjaan kedokteran tidak pernah lepas dari riset dan pengembangan

mendapatkan cara mengemudi yang aman di jalan ataupun mengoperasikan suatu mesin berputar di pabrik, haruslah diperhatikan kondisi jasmani (fisik) dari pengemudi atau operator

Bapak dan Ibu dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang terimakasih atas ilmu dan pengalaman yang dibagikan selama ini dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bentuk-bentuk perhatian orang tua terhadap proses pendidikan anak di sekolah dasar, (2) hubungan perhatian orang tua dengan putus

Dengan demikian, dapat disimpulkan dari nilai rata-rata EVA, perusahaan yang masuk dalam kelompok LQ 45 tidak menjadikan EVA sebagai pengukuran kinerja keuangan

• Bahwa saksi mengetahui pemohon dan termohon adalah suami istri yang telah menikah sekitar bulan Desember 2006 di Kabupaten Lombok Barat karena saksi turut

Rekening-rekening dalam jurnal otorisasi anggaran di atas tidak masuk ke dalam neraca maupun laporan realisasi anggaran dan pada akhir periode akuntansi (akhir tahun)

30 menit sebelum datang ke IGD Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa pasien mengalami kejang, kejang berlangsung selama 5 menit, kejang terjadi di sebagian tubuh pasien yaitu tangan