• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Softboard sebagai Tentor Privat Pembelajaran Fisika SMA Pokok Bahasan Rotasi Benda Tegar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Softboard sebagai Tentor Privat Pembelajaran Fisika SMA Pokok Bahasan Rotasi Benda Tegar"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis

Softboard

sebagai Tentor Privat Pembelajaran Fisika SMA Pokok

Bahasan Rotasi Benda Tegar

Ardhian Bayu Kristanto, Widjianto, Endang Purwaningsih Universitas Negeri Malang

Email : ardhian_bayu@ymail.com

ABSTRAK: Tuntutan Kurikulum 2013 terhadap keaktifan siswa tak urung juga menimbulkan kesulitan pada siswa, terutama di bidang mata pelajaran fisika. Dengan pendekatan student centered approach, memang dimungkinkan siswa menjadi lebih dominan dalam belajar. Namun hal itu ternyata menjadi kendala terhadap beberapa siswa yang memiliki daya tangkap rendah. Siswa butuh sesuatu yang bisa mengajari dan membantu mereka mempersiapkan pengetahuan awalnya. Untuk itulah peneliti mengembangkan suatu media pembelajaran berbasis softboard. Penelitian ini

menggunakan model pengembangan 4D yang direkomendasikan oleh Thiagarajan (1974). Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk termasuk dalam kriteria baik, namun masih perlu adanya beberapa revisi. Produk pengembangan perlu ditindaklanjuti dengan uji coba lebih luas untuk mengetahui efektifitas penggunaan produk yang telah direvisi secara tuntas.

Kata Kunci: student centered approach, daya tangkap, model 4D, softboard.

Pendidikian merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kemajuan suatu negara. Semakin baik kualitas pendidikan di suatu negara, semakin maju pula negara tersebut, begitupun sebaliknya. Hal itulah yang menyebabkan pendidikan menjadi satu bagian yang sangat penting di negara manapun. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013.

Tuntutan Kurikulum 2013 terhadap keaktifan siswa tak urung juga menimbulkan

kesulitan pada siswa, terutama di bidang mata pelajaran fisika. Fisika merupakan pelajaran yang memberikan pengetahuan tentang alam semesta untuk berlatih berpikir dan bernalar, melalui kemampuan penalaran seseorang yang terus dilatih sehingga semakin berkembang, maka orang tersebut akan bertambah daya pikir dan pengetahuannya (Supardi, 2011: 72). Dengan

pendekatan student centered approach, memang dimungkinkan siswa menjadi lebih dominan dalam belajar. Namun, hal tersebut akan menyulitkan siswa-siswa yang memiliki daya tangkap dan nalar yang rendah. Oleh karena itu, siswa harus belajar lebih serius untuk menjadi lebih siap

(2)

dahulu secara kognitif, sebelum dia mengikuti pembelajaran dengan pendekatan student centered approach di dalam kelas.

Masalah yang timbul ketika siswa ingin pintar akademik dan ahli di bidang nonakademik sekaligus sebenarnya adalah tentang efisiensi waktu. Banyak waktu terbuang selama aktivitas siswa, baik ketika di dalam ataupun di luar kelas. Maksud “waktu terbuang” bukan berarti selalu terbuang untuk bermain, tetapi bisa juga terbuang untuk belajar. Ketika di dalam kelas fisika misalnya, siswa mungkin terlihat mengikuti setiap jam pembelajaran, tetapi hasil belajar akademiknya tetap saja kurang memuaskan. siswa butuh sesuatu yang bisa mengajarinya dan membantu mempersiapkan pengetahuan awalnya setiap saat, di manapun dan kapanpun dia inginkan, serta seberapa banyakpun info yang dia butuhkan. Oleh karena itu, disusunlah perangkat belajar dengan nama “Multimedia Interactive Learning Office (MILO)”. Dengan MILO, penulis berharap agar siswa dapat belajar lebih mudah dan santai, kapanpun, serta di manapun mereka inginkan. Penyusun berharap bisa memenuhi keinginan remaja-remaja sekolah menengah atas untuk tetap belajar dan memeroleh hasil maksimal, tanpa harus berhenti berkreasi dan mengasah bakatnya di luar jam akademik.

METODE

Untuk melaksanakan pengembangan perangkat pembelajaran, dalam penelitian ini digunakan suatu model pengembangan yang direkomendasikan oleh Thiagarajan, dkk (1974). Model tersebut disebut dengan model 4D atau 4D-Model. Keempat Ddalam 4D-model

merupakan tahap-tahap dalam pengembangan perangkat pembelajaran, antara lain define (mendefinisikan), design (merencanakan), develop (mengembangkan), dan disseminate

(menyebarkan). Produk yang dihasilkan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah tutorial fisika berbasis flash dengan materi rotasi benda tegar. Media ini digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa mengenai materi rotasi benda tegar.

(3)

Pada rancangan penelitian dan pengembangan media pembelajaran ini, peneliti mengadaptasi hanya sampai D yang ketiga, yakni tahap define, design, dan develop. Secara struktural, ketiga D yang diadaptasi peneliti disesuaikan dengan kondisi pelaksanaan dan diuraikan seperti pada Gambar 3.1 berikut.

Gambar 3.1 Alur penelitian hasil adaptasi dari alur 4D-Model yang telah disesuaikan peneliti berdasarkan kondisi pelaksanaan (diadaptasi dari Thiagarajan, 1974)

HASIL

Analisis hasil validasi media pembelajaran ini diperoleh dari skor yang diberikan validator, dengan sistem penilaian menggunakan skala Likert. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif. Angket yang diberikan meliputi dua aspek yang dinilai, yakni

(4)

kelayakan materi dan kelayakan media. Berdasarkan hasil validasi seperti yang tertera pada Lampiran 5, diperoleh data kuantatif seperti pada Gambar 4.11 berikut.

Gambar 4.11 Grafik hasil validasi materi dan media

Grafik diatas menunjukkan bahwa rata-rata skor validasi pada media masih lebih besar jika dibandingkan dengan skor validasi pada materi. Berdasarkan hasil analisis dari validasi, diketahui secara menyeluruh media memiliki rata-rata skor sebesar 3,3. Dengan demikian, media termasuk dalam kategori baik. Dari angket yang diberikan pada validator, media pembelajaran ini direkomendasi kriteria layak dan perlu direvisi.

Selain data kuantitalif berupa angka, juga diperoleh data kualitaif berupa saran dan komentar terhadap media pembelajaran. Saran dan komentar tersebut dituliskan pada kolom saran secara umum, tetapi juga ada beberapa yang tidak tertulis, namun dicatat oleh peneliti sebagai rekomendasi perbaikan terhadap media pembelajaran. Saran dan komentar tersebut adalah seperti yang disajikan pada Tabel 4.2 berikut.

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Sko r Kriteria

Grafik Hasil Validasi Materi dan Media

(5)

Tabel 4.2 Saran dan Komentar Hasil Validasi

Saran dan Komentar

- Komponen kurikulum 2013 kurang tampak, setidaknya tunjukkan

- Media perlu dilengkapi dengan video kejadian yang nyata

- Untuk melihat keluasan serta kedalaman materi, tunjukkan dengan peta konsep

- Kembangkan secara lebih rinci tentang contoh penerapan torka

Uji coba terbatas dilaksanakan dengan meminta siswa mengemati masing-masing penjelasan konsep pada seluruh halaman yang tersedia. Masing-masing siswa diberikan angket yang berisi kriteria penilaian terhadap media secara keseluruhan. Dari angket tersebut, siswa kemudian mengisi data yang diminta dengan mencoba media secara langsung. Seperti halnya pada validasi, uji coba terbatas oleh siswa ini juga menghasilkan dua jenis data, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil uji coba terbatas yang dilakukan terhadap sepuluh siswa, diperoleh data kuantitatif seperti yang disajikan pada Gambar 4.12 berikut.

Gambar 4.12 Grafik hasil uji coba terbatas

Berdasarkan grafik 4.12 di atas, dapat dikatakan bahwa skor yang diberikan oleh masing-masing siswa relatif sama, hanya saja terdapat sebagian kecil yang memang berbeda dan masih dapat dikatakan wajar. Terdapat beberapa kriteria di mana skor yang diberikan siswa termasuk

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Sko r Kriteria

Grafik Hasil Uji Coba Terbatas

Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10

(6)

dalam kategori yang memuaskan. Misalnya seperti pada kriteria 1 dan 2. Pada angket, kriteria tersebut menyebutkan bahwa media dikemas dengan menarik dan kalimat yang digunakan dalam penyampaian materi mudah dipahami. Hasil serupa juga diperoleh pada kriteria 5, 8, 12, dan 15. Sedangkan pada kriteria-kriteria selain yang disebutkan sebelumnya, masih terdapat skor 2 yang diberikan oleh beberapa siswa. Hal tersebut mengindikasikan bahwa media masih memerlukan beberapa kajian dan revisi terhadap kriteria-kriteria yang dimaksud.

Setelah dilakukan analisis dengan metode rata-rata seperti pada Lampiran 9, secara menyeluruh didapatkan rata-rata kelayakan produk hasil uji coba terbatas sebesar 3,35. Skor rata-rata tersebut menunjukkan bahwasanya produk yang dikembangkan termasuk dalam kategori baik. Jika dilihat secara rinci dari tiap butir angket uji coba terbatas, terdapat beberapa poin yang masih dianggap kurang baik sehingga perlu adanya perbaikan. Selain dari data kuantitatif seperti yang telah dianalisis di atas, peneliti juga memeroleh beberapa komentar dari siswa. Saran dan komentar tersebut antara lain seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Saran dan Komentar Uji Coba Terbatas Secara Keseluruhan

Saran dan Komentar

- Penjelasan terlalu panjang, kurang simpel

- Warna tampilan terlalu monoton dan membosankan

- Backgroun kurang menarik

- Sebagian suara kurang jelas dan terdapat noise

- Lebih baik diberi contoh video yang nyata

PENUTUP

Saran yang diberikan kepada pihak-pihak yang memanfaatkan media pembelajaran Multimedia Interactive Learning Office ini antara lain :

1. Bagi siswa, sebaiknya pelajari materi dari buku dahulu seperti cara belajar biasanya, setelah itu baru menggunakan media ini untuk memperdalam materi. Hal ini dimaksudkan agar siswa tidak mengalami miskonsepsi terhadap apa yang dijelaskan. Selain itu siswa sebaiknya tidak menggunakan media ini di dalam kelas fisika yang sedang berlangsung.

(7)

2. Bagi guru, media ini mungkin dapat digunakan sebagai materi penunjang yang diberikan sebelum atau setelah topik yang sama dibahas. Media ini dapat berfungsi sebagai modal

pengetahuan awal siswa jika diberikan sebelum materi kelas, namun juga dapat berfungsi sebagai penguat konsep untuk siswa yang memiliki daya tangkap rendah jika diberikan setelah materi di dalam kelas.

3. Bagi peneliti lain, sebaiknya dalam pembuatan media serupa disertakan video real pada setiap konsep yang dijelaskan. Langkah penyempurnaan tersebut diduga akan sangat membantu dalam meningkatkan kecepatan pemahaman pengguna mengenai konsep yang sedang

disampaikan. Selain itu, peneliti sebaiknya juga dapat menemukan cara bagaimana agar media lebih interaktif, salah satu cara adalah dengan menyediakan feed back baik berupa opsi jawaban atau kolom isian.

Gambar

Gambar 3.1 Alur penelitian hasil adaptasi dari alur 4D-Model yang telah disesuaikan peneliti berdasarkan  kondisi pelaksanaan (diadaptasi dari Thiagarajan, 1974)
Gambar 4.11 Grafik hasil validasi materi dan media
Tabel 4.2 Saran dan Komentar Hasil Validasi

Referensi

Dokumen terkait

Persetujuan Penyelesaian Pekerjaan (PPP) adalah persetujuan yang dikeluarkan oleh pejabat tertentu di SKK Migas terhadap Permohonan PPP yang diajukan oleh KKKS,

sebauh perjanjian supaya sah dan bisa mengikat kedau belah pihak maka harus terpenuhi sebuah syarat-syarat sahnya sebuah perjanjian yang mana telah diatur dalam

Karena probabilitas signifikan lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau dapat dikatakan variabel

Dari hasil perbandingan karakteristik pasta campuran bahan baku dengan pasta tepung beras diperoleh perlakuan terbaik pada penambahan karaginan sebanyak 1%, sehingga campuran

Analisis atas pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan selama Tahun 2014, sesuai dengan perjanjian kinerja yang ditetapkan oleh Bupati Badung berupa

Desain penelitian ini adalah research and development. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah define, design, develop, dan disseminate. Tahap define bertujuan untuk

Menurut berbagai akademisi, Intellectual Capital (IC) dianggap sebagai nilai tersembunyi yang luput dari laporan keuangan dan salah satu yang menyebabkan

Antara persamaannya adalah hubungan antara media tradisional dan kerajaan, kredibiliti media arus perdana yang dipersoalkan, golongan penyokong kewartawanan rakyat