• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ROCK PHOSPHATE DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP KETERSEDIAAN N, P, K PADA TANAH GAMBUT UNTUK BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG MANIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ROCK PHOSPHATE DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP KETERSEDIAAN N, P, K PADA TANAH GAMBUT UNTUK BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG MANIS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ROCK PHOSPHATE DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP KETERSEDIAAN N, P, K

PADA TANAH GAMBUT UNTUK BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata STRUT)

U. Suci Y.V.I

Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk rock phosphate dan kotoran ayam terhadap ketersediaan nitrogen, fosfor, dan kalium pada tanah gambut untuk budidaya tanaman jagung manis serta kombinasi terbaik antara pupuk rock phosphate dan pupuk kandang ayam terhadap ketersediaan nitrogen, fosfor dan kalium yang tertinggi pada tanah gambut untuk budidaya tanaman jagung manis.

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Sebagai faktor pertama adalah pupuk kandang ayam (Ka), terdiri atas 4 taraf yakni : Ka0 (Tanpa pupuk kotoran ayam), Ka1 (Kotoran Ayam dosis 2000 kg/Ha  50 g/Polybag), Ka2 (Kotoran Ayam dosis 4000 kg/Ha  100 g/Polybag), Ka3 (Kotoran Ayam dosis 6000 kg/Ha  150 g/Polybag). Faktor kedua adalah pupuk rock phosphate, terdiri dari 4 taraf yakni : P1 (300 kg/ha  7,5 g/Polybag), P2 (600 kg/ha  15 g/Polybag), P3 (900 kg/ha  22,5 g/Polybag), P4 (1200 kg/ha  30 g/Polybag). Adapun variabel pengamatan pada penelitian ini terdiri dari Reaksi Tanah (pH), Nitrogen (N) Total Tanah, Fosfor (P) Tersedia Tanah, Kalium (K) dapat dipertukarkan serta faktor pendukung yakni suhu udara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kadang ayam berpengaruh nyata terhadap Fosfor (P) Tersedia Tanah dan Kalium (K) dapat dipertukarkan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap Reaksi Tanah (pH) dan Nitrogen (N) Total Tanah Pemberian pupuk kandang ayam pada taraf Ka3 (150 g/Polybag) memberikan rata-rata tertinggi pada variabel Reaksi Tanah (pH) dengan rata-rata 5,71, Fosfor (P) Tersedia Tanah dengan rata-rata 646,72 ppm dan Kalium (K) dapat dipertukarkan dengan rata-rata 6,04 cmol(+)kg-1.Pemupukan pupuk rock phosphate dan interaksinya terhadap pupuk kandang ayam tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua variabel pengamatan. Pemberian pupuk kandang ayam telah mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara P dan K, dimana pupuk kandang ayam berperan sebagai bahan organik yang memegang peranan penting dalam mempercepat proses dekomposisi atau kematangan gambut. Disamping itu pula, pupuk kandang juga dapat memeperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah gambut, sehingga diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung manis.

(2)

2

PENDAHULUAN

Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau yang lebih dikenal dengan nama sweet corn mulai dikembangkan di Indonesia pada awal tahun 1980, merupakan tanaman sayuran buah yang banyak digemari oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, dan salah satu sayuran yang memiliki nilai ekonomis tinggi dengan permintaan yang cenderung meningkat setiap tahunnya. Jagung manis dapat tumbuh pada daerah beriklim sedang sampai beriklim tropik. Pertumbuhan terbaik didapatkan pada daerah beriklim tropik (Thompson dan Kelly, 1957:545-561).

Produksi jagung manis di Kalimantan Barat masih tergolong rendah karena jagung manis masih diusahakan secara sampingan oleh petani sehingga belum diperoleh data yang akurat. Mengingat hal tersebut dan semakin meningkatnya kebutuhan konsumen akan jagung manis maka perlu adanya usaha untuk meningkatkan produksi jagung manis di Kalimantan Barat melalui teknik budidaya yang baik, penambahan amelioran yang tepat dosis dan pemanfaatan lahan marginal seperti tanah gambut.

Berdasarkan data dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, (2008) Kalimantan Barat memiliki tanah gambut seluas 1.729.980 Ha. Menurut Hakim, Yusuf, Lubis, Sutopo, Amin, Go Ban, Bailey, (1986 : 406) pemanfaatan tanah gambut sebagai media tumbuh tanaman dihadapkan pada beberapa kendala diantaranya adalah rendahnya nilai pH tanah, ketersediaan unsur hara N, P, K dan Cu serta Zn yang rendah dan Kejenuhan Basa yang juga rendah.

Salah satu amelioran yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktifitas di tanah gambut adalah pupuk kandang ayam yang mengandung unsur hara segera tersedia (Najiayati, Muslihat dan Suryadiputra , 2005). Menurut Hardjowigeno (1987) untuk memperbaiki sifat fisik tanah perlu diberi pupuk organik, pemberian pupuk organik akan membantu memperbaiki kesuburan tanah yang rusak karena pemberian pupuk anorganik yang konvensional, sehingga tanah menjadi kompak/padat. Selain itu pemberian pupuk organik dapat merangsang aktivitas mikroorganisme tanah sehingga akan memperbaiki sifat kimia, fisika dan biologi tanah gambut itu sendiri. Setyamidjaja (1986:) menambahkan bahwa pupuk yang berasal dari kotoran ayam mengandung unsur N, P, dan K yang cukup tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang kotoran hewan lain.

Selain diberikan pupuk kandang ayam diperlukan pula penambahan pupuk anorganik. Penambahan pupuk anorganik perlu dilakukan karena penggunaan pupuk kandang ayam belum optimal untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman, sebab kandungan hara yang terdapat pada pupuk kandang ayam relatif rendah termasuk fosfor, sehingga belum cukup memenuhi kebutuhan tanaman secara optimal.

Rock phosphate lebih murah dari superphosphate sebagai sumber P dan mempunyai efek residual yang lebih lama dalam tanah. Rock phosphate juga cenderung meningkatkan pH tanah karena mempunyai kadar CaO yang tinggi, (Radjagukguk, 1982). Ditambahkan Soepardi (1983) ketersediaan rock phosphate

(3)

3

akan meningkat bila pada tanah terdapat bahan organik yang sedang mengalami pelapukan.

Penggunaan tanah gambut sebagai media tanam jagung manis dihadapkan pada beberapa kendala diantaranya adalah tanah gambut memiliki Kapasitas Tukar Kation yang tinggi namun Kejenuhan Basanya rendah. Kandungan bahan organik yang tinggi, kemasaman tanah tinggi, mempunyai ketersediaan hara makro dan hara mikro yang sangat rendah (Yardha, dkk, 1998).

Usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala pada tanah gambut yaitu dengan pengapuran dan penggunaan pupuk konvensional N, P dan K yang terus menerus. Penggunaan pupuk anorganik yang dilakukan oleh petani dapat berdampak pada kerusakan lingkungan, ketidakseimbangan tatanan ekosistem dan produk pertanian yang dihasilkan mengandung residu kimia yang membahayakan kesehatan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu adanya alternatif lain untuk mengganti ketergantungan petani pada penggunaan pupuk anorganik yaitu dengan menerapkan kombinasi pupuk anorganik dengan pupuk organik, salah satu pupuk organik yang berperan dalam meningkatkan kesuburan tanah adalah pupuk kandang ayam.

Pemberian bahan organik seperti pupuk kandang ayam merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Selain bermanfaat menyediakan unsur hara, pemberian bahan organik akan meningkatkan kelembaban di sekitar perakaran tanaman karena kemampuan memegang air (Buckman dan Brady, 1982).

Selain itu, pupuk Rock phosphate digunakan pada lahan yang bereaksi masam, karena disamping menyediakan unsur hara P, juga kelarutannya meningkat dalam suasana masam. Ketersediaan unsur hara P dari rock phosphate akan lebih nyata bila bahan organik diberikan bersamaan dengan pemberian rock phosphate, selain itu pemberian bahan organik diharapkan dapat mempertahankan kelembaban tanah, mengendalikan dan memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah (Agus dan Subiksa 2008).

Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu adanya suatu penelitian untuk mengetahui kombinasi pupuk rock phosphate dan pupuk kandang ayam yang sesuai dengan keperluan jagung manis agar dapat meningkatkan hasilnya pada tanah gambut

Penelitian ini bertujuan untuk pengaruh pemupukan rock phosphate dan kotoran ayam terhadap ketersediaan N,P dan K tanah gambut untuk budidaya tanaman jagung manis.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak. dimulai dari tanggal 5 November 2009 dan berakhir pada tanggal 19 Desember 2009.

Bahan Penelitian : Bibit tanaman jagung manis varietas Hibrida F1, Pupuk Anorganik pupuk Rock Phosphate sebagai perlakuan, sedangkan pupuk KCl dan Urea diberikan sebagai pupuk dasar, Pupuk Kandang, Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang ayam yang telah terdekomposisi. Polybag berukuran 40x40 cm, Tanah gambut bongkor di Desa Mega Timur Dusun Mega

(4)

4

Kencana , Kecamatan Sei Ambawang. Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah : cangkul, ring sampel, kertas label, isolasi, pisau, timbangan, meteran, timbangan listrik, Spectrophotometer, Flamephotometer, pH meter, oven, pipet gondok, erlenmeyer, labu ukur, tabung reaksi, alat destilasi, kantong plastik, kertas tissu, alat tulis dan alat dokumentasi.

Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial, yang terdiri dari 2 faktor yakni pupuk kandang ayam dan pupuk rock phosphate. Faktor pupuk kandang ayam dan pupuk rock phosphate masing-masing terdiri dari 4 taraf, sehingga dari kedua faktor tersebut diperoleh 16 kombinasi perlakuan dan diulang 3 kali. Adapun perlakuan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Faktor pemberian pupuk organik kotoran ayam dengan kode Ka terdiri dari :

Ka0 = Tanpa pupuk kotoran ayam  0 g/Polybag Ka1 = Kotoran Ayam dosis 2000 kg/Ha  50 g/Polybag Ka2 = Kotoran Ayam dosis 4000 kg/Ha  100 g/Polybag Ka3 = Kotoran Ayam dosis 6000 kg/Ha  150 g/Polybag 2. Faktor pemberian pupuk rock phosphate dengan kode P, terdiri dari :

P1 = 300 kg/ha  7,5 g/Polybag

P2 = 600 kg/ha  15 g/Polybag

P3 = 900 kg/ha  22,5 g/Polybag

P4 = 1200 kg/ha  30 g/Polybag

Variabel yang diamati adalah : Reaksi Tanah ( pH ), Nitrogen ( N ) Total Tanah, Fosfor ( P ) Tersedia Tanah, Kalium ( K ) dapat dipertukarkan

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Reaksi Tanah ( pH )

Pengukuran pH tanah dilakukan pada penelitian ini setelah inkubasi pupuk rock phosphate dan pupuk kandang ayam setelah 14 hari (2 minggu). Pemberian pupuk kandang ayam maupun rock fosfat tidak berpengaruh nyata terhadap reaksi tanah (pH). Begitu juga dengan analisis keragaman Interaksi antara pemberian pupuk kandang ayam dan rock poshpate tidak memberikan pengaruh nyata terhadap variabel reaksi tanah (pH.).

(5)

5 Tabel 1

Data Reaksi Tanah (pH) Sebelum dan Setelah Perlakuan Perlakuan pH awal pH setelah perlakuan Kriteria

Ka0P1, 3,38 (Sangat Masam) 5.48 Masam Ka0P2, 5.87 Agak Masam Ka0P3, 5.44 Masam Ka0P4, 5.55 Masam Rata-rata 5.59 Masam Ka1P1, 5.43 Masam Ka1P2, 5.36 Masam Ka1P3, 5.47 Masam Ka1P4, 5.61 Agak Masam Rata-rata 5.47 Masam Ka2P1, 5.34 Masam Ka2P2, 5.52 Masam Ka2P3, 5.62 Agak Masam Ka2P4, 5.76 Agak Masam Rata-rata 5.56 Masam Ka3P1, 5.51 Masam Ka3P2, 5.64 Agak Masam Ka3P3, 5.77 Agak Masam Ka3P4 5.92 Agak Masam

Rata-rata 5.71 Agak Masam

Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Kimia dan Kesuburan tanah Faperta Untan, 2010.

Hasil pengamatan menunjukkan pH tanah sebelum dan setelah inkubasi (selama 14 hari) terjadi peningkatan dimana pada awal penelitian pH tanah gambut 3,38 termasuk kriteria sangat masam sedangkan pada pH tanah setelah perlakuan memiliki rerata dari 5,47 sampai 5,71 termasuk kriteria masam sampai agak masam.Hal ini diduga bahwa pemberian rock phosphate yang mengandung Ca dapat berfungsi sebagai bahan kapur sehingga mampu meningkatkan pH tanah. Dijelaskan oleh Hakim (1986), bahwa tujuan dari pengapuran adalah untuk menetralkan kemasaman tanah dan meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman.

Hal ini sesuai dengan pendapat Jones (1982) bahwa pemberian rock phosphate dapat meningkatkan pH tanah karena rock phosphate merupakan pupuk fosfor yang mempunyai sifat seperti kapur. Dan dalam suasana asam reaksinya akan menghasilkan CaCO3 dengan nilai netralisasi CaCO3 (Calcium

(6)

6

Carbonate Ekuivalen) sebesar 7-10 %, sebagaimana yang ditunjukkan oleh reaksi sebagai berikut :

Ca3 (PO4)2 + 2 H2CHO3 ====== Ca(H2PO4)2 + 2 CaCO3

Selain itu bahan organik pupuk kandang ayam diduga juga dapat meningkatkan pH tanah dengan melepaskan kation-kation basa yang dikandungnya setelah mengalami proses mineralisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Atmojo (2003) bahwa pengaruh penambahan bahan organik terhadap pH tanah dapat meningkatkan atau menurunkan tergantung oleh tingkat kematangan bahan organik yang kita tambahkan dan jenis tanahnya.

b. Nitrogen (N) Total Tanah

Nitrogen merupakan salah satu unsur yang banyak mendapat perhatian. Hal ini terutama karena sifat N yang mobil sehingga mudah dicuci di bawah permukaan akar dan mudah hilang ke atmosfir, yang menyebabkan unsur N ini sedikit tersedia bagi tanaman. Sementara tanaman memerlukan N dalam jumlah yang besar.

Hasil rata-rata nitrogen total tanah sebelum dan setelah perlakuan terjadi peningkatan walaupun masih termasuk dalam kriteria yang sama yaitu sangat tinggi, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Data Nitrogen Total (%) Sebelum dan Setelah Perlakuan Perlakuan Nitrogen Total (%)

sebelum perlakuan

Nitrogen Total (%)

setelah perlakuan Kriteria Ka0P1, 1,26 (Sangat Tinggi) 2.44 Sangat tinggi Ka0P2, 2.38 Sangat tinggi Ka0P3, 2.50 Sangat tinggi Ka0P4, 2.50 Sangat tinggi

Rata-Rata 2.46 Sangat tinggi

Ka1P1, 2.42 Sangat tinggi

Ka1P2, 2.42 Sangat tinggi

Ka1P3, 2.15 Sangat tinggi

Ka1P4, 2.67 Sangat tinggi

Rata-Rata 2.42 Sangat tinggi

Ka2P1, 3.25 Sangat tinggi

Ka2P2, 2.75 Sangat tinggi

Ka2P3, 2.61 Sangat tinggi

Ka2P4, 2.37 Sangat tinggi

Rata-Rata 2.74 Sangat tinggi

Ka3P1, 2.58 Sangat tinggi

(7)

7

Ka3P3, 2.50 Sangat tinggi

Ka3P4 2.48 Sangat tinggi

Rata-Rata 2.65 Sangat tinggi

Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Kimia dan Kesuburan tanah Faperta Untan, 2010.

Ketersediaan nitrogen tanah gambut dapat dipengaruhi oleh pH tanah, dimana pH sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Aktivitas mikroorganisme akan meningkat seiring dengan meningkatnya pH sehingga dekomposisi bahan organik yang dihasilkan akan meningkat dan selanjutnya akan meningkatkan ketersediaan N di dalam tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim, dkk (1986) bahwa proses dekomposisi yang dilakukan oleh jasad renik peka terhadap lingkungan, misalnya suhu dan pH tanah.

Ditambahkan Sarief, (1989) bahwa salah satu aktivitas penting dari mikroorganisme tanah adalah melakukan proses mineralisasi bahan-bahan organis atau proses penghancuran bahan-bahan organis. Perubahan nitrogen anorganis menjadi nitrogen organis oleh mikroorganisme tanah meliputi tahapan aminisasi, amonifikasi dan nitrofikasi, dimana hasil penguraian bahan organis yang megandung nitrogen dalam bentuk protein akan dihasilkan ion NH4+ dan ion NO3- yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman.

c. Fosfor ( P ) Tersedia Tanah

Pengukuran P tersedia tanah dilakukan setelah masa inkubasi. Pemberian rock phosphate memberikan pengaruh tidak nyata terhadap ketersediaan P tanah. Hal ini diduga bahwa pengukuran P-tersedia diukur pada masa setelah inkubasi (14 hari setelah perlakuan), P belum terlepas secara maksimal sehingga P-tersedia akan terus bertambah seiring dengan penambahan dosis rock phosphate. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Suryanto, dkk (1993) yang dilakukan pada tanah gambut, bahwa setelah masa inkubasi selama satu minggu P yang terlepas dari pospat alam batuan beku sebesar 46,81%. Ditambahkan oleh Adiningsih dan Hartatik (1989) pada mulanya reaktivitas pupuk pospat alam sangat rendah dibandingkan pupuk buatan, namun setelah diinkubasi 100 hari reaktivitas pupuk pospat alam dapat menyamai/melampaui pupuk buatan.

Walaupun perlakuan Rock Phosphate berpengaruh tidak nyata terhadap P tersedia tetapi dari hasil rata-rata P tersedia terjadi peningkatan sebelum dan sesudah perlakuan dapat dilihat pada tabel 3 :

(8)

8 Tabel 3

Data Fosfor (P) Tersedia Tanah (ppm) Sebelum dan Setelah Perlakuan Perlakuan Fosfor (P) Tersedia Tanah (ppm) sebelum perlakuan Fosfor (P) Tersedia Tanah (ppm) setelah perlakuan Kriteria P1 92,99 298.82 Sangat Tinggi P2 472.11 Sangat Tinggi P3 583.74 Sangat Tinggi P4 605.91 Sangat Tinggi

Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Kimia dan Kesuburan tanah Faperta Untan, 2010.

Fosfor (P) Tersedia Tanah pada awal penelitian 92,99 ppm termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Sedangkan nilai Fosfor (P) Tersedia Tanah setelah perlakuan termasuk kriteria sangat tinggi dengan nilai 298,82 ppm sampai 605,91 ppm.

Pemberian pupuk kandang ayam memberikan pengaruh sangat nyata terhadap fosfor (P) tersedia tanah (ppm). Nyakpa, dkk (1988:147), menyatakan bahwa pupuk kandang ayam yang berperan sebagai bahan organik dapat memperbesar ketersediaan fosfor tanah, melalui hasil dekomposisinya yang menghasilkan asam-asam organik. Ditambahkan oleh Setiadi (1996:11-32), penggunaan pupuk kandang ayam sebagai bahan organik dapat meningkatkan ketersediaan fosfat anorganik melalui pembentukan khelat, yakni kompleks kation polivalen dengan asam organik dan senyawa kompleks lainnya. Adanya asam-asam organik hasil dari proses dekomposisi tanah gambut akan bereaksi dalam mengurangi fiksasi fosfat anorganik, sehingga fosfat akan tersedia bagi tanaman.

Pengaruh bahan organik terhadap ketersediaan P dapat secara langsung melaui proses mineralisasi atau secara tidak langsung dengan membantu pelepasan P yang terfiksasi. Stevenson (1982) dalam Atmojo (2003) menjelaskan ketersediaan P di dalam tanah dapat ditingkatkan dengan penambahan bahan organik melalui 5 aksi seperti tersebut di bawah ini: (1) Melalui proses mineralisasi bahan organik terjadi pelepasan P mineral (PO43-); (2) Melalui aksi dari asam organik atau senyawa pengkelat yang lain hasil dekomposisi, terjadi pelepasan fosfat yang berikatan dengan Al dan Fe yang tidak larut menjadi bentuk terlarut,

Al (Fe)(H2O)3 (OH) 2H2PO4 + Khelat ==== PO42-(larut) + Kompleks Al-Fe- Khelat. (3). Bahan organik akan mengurangi jerapan fosfat karena asam humat dan asam fulvat berfungsi melindungi sesquioksida dengan memblokir situs pertukaran; (4). Penambahan bahan organik mampu mengaktifkan proses penguraian bahan organik asli tanah; (5). Membentuk kompleks fosfo-humat dan fosfo-fulvat yang dapat ditukar dan lebih tersedia bagi tanaman, sebab fosfat yang dijerap pada bahan organik secara lemah.

(9)

9

Selanjutnya untuk melihat perbedaan antara perlakuan pupuk kandang ayam maka dilakukan Uji Beda nyata Jujur (BNJ) seperti yang terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4

Uji BNJ Pengaruh Pupuk Kandang Ayam Terhadap Rerata Fosfor ( P ) Tersedia Tanah ( ppm )

Perlakuan Rerata Ka1 Ka0 Ka2 Ka3 963,075 a 1088,955 a 1817,425 b 2265,15 c BNJ 5% = 289,035

Sumber : Hasil analisis Data Penelitian, 2009.

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak berbeda nyata pada taraf Uji BNJ 5 %.

Perlakuan Ka3 memberikan perbedaan yang nyata terhadap Ka0, Ka1 dan Ka2. Pada perlakuan Ka1 dengan rerata 963,075 ppm menunjukkan ketersediaan P yang paling rendah dibandingkan perlakuan lainnya walaupun tidak berbeda nyata dengan perlakuan Ka0. Sedangkan pada perlakuan Ka3 dengan rerata 2265,15 ppm menunjukkan ketersediaan P tertinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Dalam hal ini, diduga bahwa pada perlakuan Ka3 (150 gram pupuk kandang ayam/polybag) merupakan dosis tertinggi sehingga mampu meningkatkan ketersediaan P tanah lebih tinggi daripada perlakuan lainnya.

Jadi dapat dikatakan bahwa semakin tinggi dosis pupuk kandang ayam yang diberikan maka ketersediaan P akan semakin meningkat. Hal ini dimungkinkan karena pupuk kandang ayam mengandung unsur hara N, P dan K sehingga dalam proses mineralisasi akan melepaskan unsur hara termasuk P ke dalam tanah.

d. Kalium (K) dapat dipertukarkan

Pengukuran Kdd dilakukan setelah masa inkubasi. Pemberian Rock Phosphate berpengaruh tidak nyata terhadap ketersediaan K tanah. Hal ini diduga karena ketersediaan K dipengaruhi oleh pH tanah yang peningkatannya di dalam tanah dipengaruhi oleh pemberian pupuk rock phosphate.Hal ini sesuai dengan pendapat Syarif, M.dkk (2004) bahwa ketersediaan pupuk kalium dalam tanah dipengaruhi pH tanah, terdapat hubungan yang berlawanan antar kemasaman tanah (pH tanah) dengan jumlah kalium dapat dipertukarkan, ini dimaksudkan bahwa fiksasi kalium terjadi pada pH tanah tinggi, sehingga pada pH tanah tersebut kalium dapat dipertukarkan menjadi rendah demikian juga sebaliknya.

Walaupun demikian dari hasil rata-rata K dapat dipertukarkan terjadi peningkatan sebelum dan sesudah perlakuan yang dapat dilihat pada tabel 5:

(10)

10 Tabel 5

Kalium (K) Dapat Dipertukarkan (Cmol(+)kg-1) Sebelum dan Setelah Perlakuan

Perlakuan Kalium (K)-dd sebelem perlakuan

Kalium (K )-dd

setelah perlakuan Kriteria P1 2,75 5.07 Sangat Tinggi P2 5.18 Sangat Tinggi P3 5.35 Sangat Tinggi P4 5.25 Sangat Tinggi

Sumber : Hasil Analisis Laboratorium Kimia dan Kesuburan tanah Faperta Untan, 2010.

Tabel 5 dapat dilihat bahwa Kalium dd sebelum dan setelah perlakuan terjadi peningkatan. Kalium dapat dipertukarkan pada awal penelitian 2,75 Cmol(+)kg-1termasuk dalam kriteria sangat tinggi. Sedangkan nilai Kalium dapat dipertukarkan setelah perlakuan dengan nilai 5,07 Cmol(+)kg-1 sampai 5,35Cmol(+)kg-1 termasuk kriteria sangat tinggi. Hal ini dimungkinkan bahwa pH tanah dalam kondisi masam sampai agak masam sehingga mendukung ketersediaan K yang sangat tinggi.

Pemberian kotoran ayam memberikan pengaruh nyata terhadap ketersediaan Kalium (K) hal ini sesuai dengan pendapat Hakim, dkk (1986) penambahan kotoran ayam ke dalam tanah sebagai bahan organik berpengaruh terhadap perbaikan sifat fisik tanah, dalam hal ini pupuk kandang ayam yang diberikan pada tanah gambut berperan dalam perbaikan sifat fisik seperti meningkatkan daya menahan air dan merangsang granulasi agregat serta memantapkannya. Selain itu pula, peranan pupuk kandang ayam pada tanah gambut juga dapat memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah seperti menyuplai unsur K dan unsur mikro lainnya, meningkatkan jumlah dan aktivitas metabolik organisme tanah serta meningkatkan kegiatan jasad mikro dalam proses dekomposisi bahan organik.

Perbedaan perlakuan kotoran ayam terhadap Kalium dd, maka dilanjutkan Uji BNJ yang dapat dilihat pada tabel 6 berikut :

Tabel 6

Uji BNJ Pengaruh Kotoran Ayam Terhadap Rerata Kalium (K) Dapat Dipertukarkan (Cmol(+)kg-1)

Perlakuan Rerata Ka0 Ka1 Ka2 Ka3 13,57a 14,79ab 16,09bc 18,12c BNJ 5% = 1,57

Sumber : Hasil analisis Data Penelitian, 2009.

Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam satu kolom tidak berbeda nyata pada taraf Uji BNJ 5 %.

(11)

11

Perlakuan Ka0 menunjukkan rerata terendah walaupun tidak berbeda nyata terhadap perlakuan Ka1. Sedangkan perlakuan Ka3 menunjukkan rerata tertinggi yaitu 18,12 Cmol(+)kg-1 dibandingkan dengan perlakuan lainnya walaupun tidak berbeda nyata terhadap perlakuan Ka2 yaitu 16,09 Cmol(+)kg-1. Dalam hal ini, diduga bahwa pada perlakuan Ka3 (150 g pupuk kandang ayam/polybag) merupakan dosis tertinggi sehingga mampu meningkatkan ketersediaan K tanah lebih tinggi daripada perlakuan lainnya.

Kesimpulan

Kotoran ayam memberikan pengaruh yang nyata terhadap (P) Tersedia Tanah dan Kalium (K) dapat dipertukarkan sedangkan Rock Phosphate tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua variabel pengamatan hal ini disebabkan karena kotoran ayam yang berperan sebagai bahan organik dapat memperbesar ketersediaan P tanah, melalui hasil dekomposisinya yang menghasilkan asam-asam organik, selain itu penggunaan kotoran ayam sebagai bahan organik dapat meningkatkan ketersediaan fosfat anorganik melalui pembentukkan khelat, yakni kompleks kation polivalen dengan asam organik dan senyawa kompleks lainnya. Adanya asam-asam organik hasil dari proses dekomposisi tanah gambut akan bereaksi dalam mengurangi fiksasi fosfat anorganik, sehingga fosfat akan tersedia bagi tanaman. Dari pengamatan terhadap seluruh variabel pengamatan, pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis Ka3 (150 g/polybag) memberikan nilai tertinggi terhadap ketersediaan P tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Atmojo S. W. 2003.Peranan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah Dan Upaya Pengelolaannya. Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret : Surakarta.

Hakim, Lubis, S.G.Nugroho, M.R Saul, M.A. Diha, G.B.Hong dan H.H.Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, UNLAM:Lampung

Hardjowigeno,S., 1993. Ilmu Tanah, Akademik Pressindo: Bogor.

Nyakpa, M.Y., A.M.Lubis, M.A.Pulung., A.G. Amrah.,A. Manurung., G.B.Hong dan Hakim, N. 1988 . Kesuburan Tanah, Lampung University Press: Lampung.

Radjagukguk, E.B., 1982. Pupuk Karakteristik-Karakteristiknya dan Cara Pemberiannya. Lecture Notes & Discussion Material Soils and Nutrition Workshop (Seminar Lembaga Pendidikan Perkebunan), Yogyakarta.

Sarief, S. 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana: Bandung.

(12)

12

Setyamidjaja, 1986. Pupuk dan Pemupukan. CV Simplek: Jakarta Soepardi, G., 1983. Sifat dan Ciri Tanah. IPB : Bogor

Syarif, M., A. Aspan, D.Suswati, R. Hayati, 2004. Buku Ajar Kesuburan Tanah. Ilmu Tanah semique V. Fakultas Pertanian UNTAN: Pontianak

Thompson, H.C dan W.C. Kelly. 1957. Vegetable Crops. McGraw-Hill : New York. Pp 545-561

Gambar

Tabel 5 dapat dilihat bahwa Kalium dd    sebelum dan setelah perlakuan  terjadi  peningkatan

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga item tersebut dengan sebuah hadis satu dari tiga perkara yang diampuni Allah: tidak tahu, lupa, dan terpaksa, bersabar dalam segala ujian, hidup seperti

Kefir kacang komak perisa buah naga merah masih memiliki bau langu, hanya pada perlakuan dengan konsentrasi granul 8% saja yang mendapatkan rata-rata nilai tinggi

Gambar 11 merupakan tampilan home aplikasi Eattoria, icon search pada toolbar untuk mencari restoran kafe warung tradisional, icon lokasi untuk

Lingkungan Kerja Fisik dan Lingkungan Kerja Non Fisik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan pada PT.Toyota Auto 2000 Sukun

NaOH dalam air akan terionisasi menjadi ion Na + dan OH - dimana Na + berperan sebagai sumber mineral dan ion OH- ini berperan proses dealuminasi dan pemutus rantai

merupakan halaman yang digunakan untuk mengetahui data pajak dan pembayaran pajak Halaman menu admin merupakan halaman yang disediakan. khusus bagi admin pengelola

15 kesediaan dosen memberitahukan/meminjamkan sumber belajar (buku, literatur) yang tidak tersedia di perpustakaan terkait dengan materi perkuliahan yang diajarkan untuk

Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat risiko yang akan ditanggung pemegang saham beserta rate of return yang diharapkan perusahaan yaitu besar kecilnya