• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 / HUK / 2012 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 / HUK / 2012 TENTANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 / HUK / 2012

TENTANG

PENETAPAN NAMA – NAMA ORANG DENGAN KECACATAN BERAT PENERIMA ASISTENSI SOSIAL TAHAP KEDUA

TAHUN 2012

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Mengingat :

a. bahwa peningkatan taraf kesejahteraan sosial diarahkan kepada pemberian perlindungan dan pelayanan sosial bagi orang dengan kecacatan yang derajat kecacatannya tidak dapat direhabilitasi dan/atau kehidupannya bergantung pada bantuan orang lain, sehingga dapat meningkatkan taraf hidupnya secara wajar;

b. bahwa dalam rangka peningkatan taraf kesejahteraan sosial sebagaimana dimaksud pada huruf a, Pemerintah menyelenggarakan bantuan sosial bagi orang dengan kecacatan berat dalam bentuk bantuan langsung berupa uang tunai untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup dan perawatan sehari-hari orang dengan kecacatan berat berupa sandang, pangan, air bersih, keperluan khusus, agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi secara wajar;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Sosial tentang Penetapan Nama-Nama Orang Dengan Kecacatan Berat Penerima Asistensi Sosial Tahap Kedua Tahun 2012;

d. bahwa mereka yang namanya tercantum dalam Lampiran Keputusan ini memenuhi syarat untuk menerima asistensi sosial bagi orang dengan kecacatan berat tahap kedua Tahun 2012;

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 9, Tambahan Lemabaran Negara Republik Indonesia Nomor 3670);

(2)

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4967);

7. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with

Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-Hak Penyandang

Disabilitas);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3754);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan

(3)

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

10. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004;

11. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II;

12. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011;

13. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011;

14. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 07/KEP/MENKO/KESRA/III/2005 tentang Koordinasi Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Penyandang Cacat Tahun 2004 – 2013;

15. Peraturan Menteri Sosial Nomor 86/HUK/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial;

Memperhatikan : 1. Resolusi UN ESCAP Nomor 58/4 Tahun 2002 Dekade II se Asia Pasifik tentang Penyandang Cacat ( Asian and Pacifik

Decade of Person with Disability );

2. Resolusi PBB Nomor 61/106 Tahun 2006 tentang Konvensi Hak-Hak ORANG DENGAN KECACATAN BERAT dan Protokol Opsional Terhadap Konvensi (The Convention on The Human Rights of Person with Disabilities and The

Optional Protocol to The Convention);

3. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER- 51/PB/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pencairan dan Penyaluran Bantuan Dana Jaminan Sosial Bagi Orang Dengan Kecacatan Berat dan Bantuan Dana Jaminan Sosial Bagi Lanjut Usia Terlantar;

(4)

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

4. Perjanjian Kerja Sama Antara Kementerian Sosial Republik Indonesia dengan PT. POS Indonesia (Persero) Nomor 07/RS-OHH/KEP/2012 dan Nomor 16/DIRUT//0112 tanggal 30 Januari 2012 tentang Penyaluran dan Pencairan Dana Asistensi Sosial Orang Dengan Kecacatan Berat dan Bantuan Dana Jaminan Sosial Lanjut Usia Terlantar Tahun 2012;

5. Addendum Perjanjian Kerja Sama antara Kementerian Sosial Republik Indonesia dengan PT. POS Indonesia (Persero) Nomor 07/RS-OHH/KEP/2012 dan Nomor PKS 16 /DIRUT//0112 tanggal 30 Januari 2012 menjadi Nomor 21 Tahun 2012 dan Nomor PKS 42/Wadirut/0312 tanggal 30 Maret 2012 tentang Penyaluran dan Pencairan Dana Asistensi Sosial Orang Dengan Kecacatan Berat dan Bantuan Dana Asistensi Sosial Lanjut Usia Terlantar Tahun 2012;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL TENTANG PENETAPAN NAMA – NAMA ORANG DENGAN KECACATAN BERAT PENERIMA ASISTENSI SOSIAL TAHAP KEDUA TAHUN 2012.

KESATU : Menetapkan nama – nama orang dengan kecacatan berat penerima asistensi sosial Tahap Kedua Tahun 2012, dengan rincian sebagai berikut :

a. Lampiran I merupakan rekapitulasi orang dengan kecacatan berat penerima asistensi sosial Tahap Kedua Tahun 2012; dan

b. Lampiran II merupakan nama-nama orang dengan kecacatan berat penerima asistensi sosial Tahap Kedua Tahun 2012.

KEDUA : Orang dengan kecacatan berat penerima asistensi sosial sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU, yaitu orang dengan kecacatan berat yang derajat kecacatannya tidak dapat direhabilitasi dan/atau kehidupannya bergantung pada bantuan orang lain.

(5)

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

KETIGA : Penerima Asistensi Sosial Tahap Kedua Tahun 2012 sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU, berjumlah 2.500 (dua ribu lima ratus) orang dengan kecacatan berat di 133 (seratus tiga puluh tiga) kabupaten/kota, berupa uang tunai sejumlah Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) per orang/per bulan selama 12 (dua belas) bulan terhitung mulai bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Desember 2012

yang disalurkan 3 (tiga) kali dalam 1 (satu) tahun melalui PT. Pos Indonesia.

KEEMPAT : Penggantian penerima asistensi sosial dilakukan apabila orang dengan kecacatan berat sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU, meninggal dunia, derajat kecacatannya ternyata tidak memenuhi kriteria sebagai penerima asistensi, atau pindah alamat ke kabupaten/kota lain, dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Sosial/Instansi Sosial Kabupaten/Kota disertai alasan dan lampiran sebagai bukti perlu adanya penggantian, kemudian dikirimkan kepada Menteri Sosial c.q. Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial untuk selanjutnya diteruskan kepada PT. Pos Indonesia untuk penyaluran dananya.

KELIMA : Segala biaya sehubungan dengan pelaksanaan asistensi sosial bagi orang dengan kecacatan berat dibebankan pada DIPA Direktorat Rehabilitasi Sosial Orang Dengan Kecacatan Tahun 2012 Nomor 0288/027-04.1.01/00/2012 tanggal 9 Desember 2011.

KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku surut sejak tanggal 5 Januari 2012 sampai dengan tanggal 31 Desember 2012 dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 14 Mei 2012

A.N. MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI SOSIAL,

ttd. SAMSUDIR

(6)

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan RI.

2. Menteri Sosial RI (sebagai laporan). 3. Gubernur Provinsi di seluruh Indonesia

4. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Sosial RI. 5. Kepala BPKP Pusat.

6. Kepala KPKN Jakarta II.

7. Kepala Biro Perencanaan Kementerian Sosial

8. Kepala Dinas/Instansi Sosial Provinsi di seluruh Indonesia 9. P.T. Pos Indonesia (Persero).

10. Bupati / Walikota Padang Pariaman, Pasaman, Solok Selatan, Dharmasraya, Sawah Lunto, Kota Pariaman, Oku Selatan, Lahat, Kuningan, Bandung, Garut, Bandung Barat, Tasikmalaya, Kota Cirebon, Ciamis, Cianjur, Sragen, Purworejo, Kebumen, Purbalingga, Brebes, Klaten, Boyolasi, Kota Tegal, Kota Yogyakarta, Bulukumba, Gowa, Jeneponto, Luwu, Hulu Sungai Utara, Barito Luala, Badung, Tabanan, Bangli, Gianyar, Klungkung, Jombang, Sumenep, Bangkalan, Sampang, Pacitan, Gresik, Kediri, Malang, Probolinggo, Kota Mojokerto, Kota Probolinggo, Dompu, TTS, Kupang, Rote Ndao, Lembata, Manggarai Timur, Kota Pematang Siantar, Nias, Deli Serdang, Nias Selatan, Pak Pak Barat, Samosir, Dairi, Sarolangon, Tanjung Jabung Timur, Kota Bandar Lampung, Way Kanan, Landak, Bengkayang, Banggai Kepulauan, Kota Ambon, Maluku Tengah, Seram Bagian Timur, Seram Bagian Barat, Maluku Tenggara Barat, Maluku Tenggara, Serang, Lebak, Kota Adm. Jakarta Timur, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Kaur, Mukomuko, Kota Palangkaraya, Katingan, Kota Manado, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, Bolaang Mongondow, Minahasa Utara, Bolaang Mongondow Utara, Sangihe, Gorontalo Utara, Boalemo, Kota Pangkal Pinang, Bangka Barat, Bangka, Bangka Tengah, Muna, Konawe Selatan, Konawe, Kota Kendari, Buton, Kota Tanjung Pinang, Bintan, Karimun, Natuna, Anambas, Siak, Kuantan Singingi, Pelalawan, Kota Samarinda, Berau, Paser, Kutai Kartanegara, Malinau, Nunukan, Tarakan, Kota Jayapura, Merauke, Kerom, Nabire, Mimika, Aceh Tenggara, Kota Banda Aceh, Aceh Utara, Langsa, Aceh Timur, Aceh Selatan, Gayolues, Mamuju Utara, Kota Sorong, Sorong dan Teluk Bentuni.

11. Kepala Dinas / Instansi Sosial Kabupaten/Kota Padang Pariaman, Pasaman, Solok Selatan, Dharmasraya, Sawah Lunto, Kota Pariaman, OkU Selatan, Lahat, Kuningan, Bandung, Garut, Bandung Barat, Tasikmalaya, Kota Cirebon, Ciamis, Cianjur, Sragen, Purworejo, Kebumen, Purbalingga, Brebes, Klaten, Boyolasi, Kota Tegal, Kota Yogyakarta, Bulukumba, Gowa, Jeneponto, Luwu, Hulu Sungai Utara, Barito Luala, Badung, Tabanan, Bangli, Gianyar, Klungkung, Jombang, Sumenep, Bangkalan, Sampang, Pacitan, Gresik, Kediri, Malang, Probolinggo, Kota Mojokerto, Kota

(7)

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

Samosir, Dairi, Sarolangon, Tanjung Jabung Timur, Kota Bandar Lampung, Way Kanan, Landak, Bengkayang, Banggai Kepulauan, Kota Ambon, Maluku Tengah, Seram Bagian Timur, Seram Bagian Barat, Maluku Tenggara Barat, Maluku Tenggara, Serang, Lebak, Kota Adm. Jakarta Timur, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Kaur, Mukomuko, Kota Palangkaraya, Katingan, Kota Manado, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara, Bolaang Mongondow, Minahasa Utara, Bolaang Mongondow Utara, Sangihe, Gorontalo Utara, Boalemo, Kota Pangkal Pinang, Bangka Barat, Bangka, Bangka Tengah, Muna, Konawe Selatan, Konawe, Kota Kendari, Buton, Kota Tanjung Pinang, Bintan, Karimun, Natuna, Anambas, Siak, Kuantan Singingi, Pelalawan, Kota Samarinda, Berau, Paser, Kutai Kartanegara, Malinau, Nunukan, Tarakan, Kota Jayapura, Merauke, Kerom, Nabire, Mimika, Aceh Tenggara, Kota Banda Aceh, Aceh Utara, Langsa, Aceh Timur, Aceh Selatan, Gayolues, Mamuju Utara, Kota Sorong, Sorong dan Teluk Bentuni

Referensi

Dokumen terkait

Proses penciptaan komposisi musik “Boru Panggoaran” ini terinspirasi dari kisah kehidupan anak perempuan yang kemudian diangkat menjadi sumber ide dan gagasan. Hal

Bila node tersebut mempunyai nilai 1 lebih dari satu pada posisi yang bersangkutan, akan dilakukan random untuk nilai mana yang akan bernilai 1. Dan apabila pada posisi

Sejumlah kriteria untuk proses pembuatan keputusan dalam memilih karyawan SPG untuk produk rokok yang telah ditetapkan adalah performance, comunicating style, body

96 SONI ANGGARA SAPUTRA PONTIANAK BARAT JL.KOM.YOS SUDARSO GG.JERUJU III DALAM B/E NO.81 97 SONIA QADARIAH PONTIANAK BARAT JL. KOM YOS SUDARSO GG. ALPOKAT INDAH JALUR 3 98 SY.

Indonesia yang diukur menggunakan persen memberikan korelasi negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham gabungan dengan koefisien sebesar 0.164718 yang berarti bahwa

Baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, produksi kedelai bersifat inelastis terhadap perubahan harga di tingkat petani karena memiliki nilai |E| <1.. Sifat inelastis ini