• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI TERHADAP ASIMETRI INFORMASI DIMODERASI OLEH CORPORATE GOVERNANCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI TERHADAP ASIMETRI INFORMASI DIMODERASI OLEH CORPORATE GOVERNANCE"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

52

PENGARUH KONSERVATISME AKUNTANSI TERHADAP

ASIMETRI INFORMASI DIMODERASI OLEH CORPORATE

GOVERNANCE

Anggi Arsandi Apriliyanto

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

anggiarsandi@gmail.com ABSTRAK

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2013-2015 dan dalam penentuan sampel digunakan rumus Isaac and Michael, sehingga diperoleh 213 perusahaan yang dapat digunakan sebagai sampel penelitian. Data yang digunakan yaitu data sekunder kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik Moderated Regression Analysis (MRA). Penelitian ini membuktikan bahwa konservatisme akuntansi tidak berpengaruh terhadap asimetri informasi. Kepemilikan institusional mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi. Kepemilikan manajerial, komisaris independen, jumlah dewan komisaris, jumlah dewan direksi serta keberadaan komite audit tidak mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi.

Kata Kunci: Konservatisme Akuntansi, Asimetri Informasi, Corporate Governance

ABSTRACT

Population of this research are all of go public companies that listed on Indonesian Stock Exchange (IDX) in 2013-2015 period and for determine the samples was using Isaac and Michael formula, so there are 213 companies that can used to research samples. The data in this research is secondary data with using Moderated Regression Analysis (MRA) technic. This research prove that accounting conservatism does not effect information asymmetry. Institutional ownership is able to moderate accounting conservatism relationship with information asymmetry. Managerial ownership, independent commissioners, total of commissioner, total of managements and audit committee are not able to moderate accounting conservatism relationship with information asymmetry.

Keywords: Accounting Conservatism, Information Asimmetry, Corporate Governance.

PENDAHULUAN

Setiap perusahaan berkewajiban untuk menyusun laporan keuangan yang berkualitas dan transparan. Informasi yang disampaikan melalui laporan keuangan ini digunakan oleh pihak internal maupun pihak eksternal, sehingga dalam pelaporannya

(2)

53

harus memenuhi tujuan, aturan serta prinsip-prinsip akuntansi yang sesuai dengan standar yang berlaku umum agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang bermanfaat bagi setiap penggunanya.

Banyak aturan, standar, dan prinsip yang mengatur penyajian laporan keuangan tersebut. Karena aktivitas perusahaan yang dilingkupi dengan ketidakpastian maka penerapan prinsip konservatisme menjadi salah satu pertimbangan perusahaan dalam akuntansi dan laporan keuangannya. FASB Statement of Concept No. 2 mendefinisikan konservatisme sebagai suatu reaksi kehati-hatian (prudent reaction) menghadapi ketidakpastian yang akan terjadi.

Pada tahun 2012 di Indonesia mengalami perubahan standar yang menjadi pedoman praktik akuntansi yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang sebelumnya mengacu pada United State Generally Accepted Accounting Principles (US GAAP) menjadi sepenuhnya mengadopsi International Financial Reporting Standard (IFRS). Dengan adanya konvergensi IFRS, pengukuran atau penilaian, baik aset maupun kewajiban akan menyediakan opsi penilaian dengan fair value. Dengan demikian, prinsip konservatisme yang sebelumnya berlaku dalam SAK seakan-akan berkurang tingkat penerapannya atau dapat dikatakan prinsip konservatisme dihilangkan dan digantikan dengan prinsip yang bernama prudence.

Asimetri informasi merupakan suatu keadaan yang terbentuk karena pihak manajemen (agen) memiliki informasi lebih banyak dibandingkan dengan pihak investor (prinsipal). Sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan informasi akuntansi yang dapat diandalkan. Akan tetapi, informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Kondisi ini dikenal sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi.

Hidayati (2012) telah melakukan penelitian tentang pengaruh konservatisme terhadap asimetri informasi dimoderasi oleh kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional menunjukkan bahwa konservatisme tidak berpengaruh secara signifikan terhadap asimetri informasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Fitriany (2010) mengenai pengaruh konservatisme terhadap asimetri informasi dengan menggunakan beberapa alat ukur konservatisme menjelaskan bahwa konservatisme mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap asimetri informasi. Adanya beberapa perbedaan dari hasil penelitian terdahulu berkaitan dengan penerapan konservatisme

(3)

54

akuntansi, maka dalam penelitian ini dimasukkan variabel yang terkandung dalam

corporate governance sebagai moderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi dikarenakan adanya dugaan bahwa terdapat variabel lain yang menginteraksi hubungan tersebut. Corporate governance merupakan serangkaian mekanisme yang dapat melindungi pihak-pihak minoritas yaitu outside investors dari proses penggunaan kontrol untuk memaksimumkan kesejahteraan sendiri dengan distribusi kekayaan dari pihak lain (ekspropriasi) yang dilakukan oleh para manajer dan pemegang saham pengendali dengan penekanan pada mekanisme legal. Kanagaretnam

et al. (2007) menyatakan bahwa mekanisme corporate governance dapat menurunkan tingkat asimetri informasi. Beberapa mekanisme tersebut yaitu proporsi kepemilikan manajerial, proporsi kepemilikan institusional, jumlah komisaris independen, jumlah dewan komisaris perusahaan, jumlah dewan direksi perusahaan serta keberadaan komite audit. Pengukuran enam unsur corporate governance dilakukan dengan mempertimbangkan aspek yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap konservatisme dan asimetri informasi.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Agensi

Teori agensi merupakan teori yang digunakan oleh perusahaan sebagai dasar untuk menjalankan bisnisnya. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan didalam teori agensi perusahaan merupakan kumpulan kontrak antara pemilik sumber daya ekonomis sebagai prinsipal dan manajer yang menangani masalah penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut sebagai agen. Dari perspektif teori agensi, prinsip konservatisme berperan untuk mencegah adanya asimetri informasi antara agen dengan prinsipal dengan membatasi agen melakukan tindakan membesar-besarkan laba.

Konservatisme Akuntansi

Basu (1997) mendefinisikan konservatisme sebagai praktik mengurangi laba (mengecilkan aktiva bersih) dalam merespons berita buruk (bad news), tetapi tidak meningkatkan laba (meninggikan aktiva bersih) dalam merespons berita baik (good news). Penman dan Zhang (2002) dalam Biki (2013) menyatakan karakteristik konservatisme adalah net assets yang dilaporkan dalam laporan keuangan lebih rendah

(4)

55

dibandingkan nilai pasarnya dalam jangka panjang. Beaver dan Ryan (2000) dalam Biki (2013) mengidentifikasikan konservatisme sebagai perbedaan persisten antara nilai pasar dan nilai buku. Perbedaan tersebut berbeda dengan perbedaan temporary akibat

economic gains dan losses yang diakui dalam nilai buku secara bertahap.

Asimetri Informasi

Asimetri informasi adalah suatu keadaan di mana agent mempunyai informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dan prospek di masa yang akan datang dibandingkan dengan principal. Kondisi ini memberikan kesempatan kepada agent menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan sebagai usaha untuk memaksimalkan kemakmurannya.

Pengukuran Asimetri Informasi

Asimetri informasi dapat diatasi dengan mengharuskan manajemen melakukan pengungkapan penuh atas kondisi perusahaan dalam laporan keuangan. Asimetri informasi dapat diukur dengan dua cara yaitu menggunakan Bid Ask Spreads dan

Dispersion in analyst forcasts (Puspanita, 2009).

Definisi Corporate Governance

Corporate governance dapat diartikan sebagai suatu susunan aturan yang dapat menjelaskan suatu hubungan antara pemegang saham dengan pihak manajemen, kreditor, pemerintah dan stakeholder lainnya baik internal maupun eksternal, sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya (Nasution dan Setyawan, 2007 dalam Hidayati, 2012). Ujiyantho dan Agus (2007) dalam Hidayati (2012) menjelaskan bahwa

corporate governance menggambarkan peraturan yang dapat dilakukan oleh stakeholder agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan sehingga dapat memaksimalkan juga nilai

return.

Mekanisme Corporate Governance

Ada enam mekanisme corporate governance yang sering dipakai dalam berbagai penelitian agar dapat mengurangi konflik agensi, yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, jumlah dewan komisaris, djumah dewan direksi serta adanya komite audit (Juanda, 2009).

Hipotesis

(5)

56

H2a : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap hubungan antara konservatisme dengan asimetri informasi

H2b : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap hubungan antara konservatisme dengan asimetri informasi.

H2c : Komisaris independen berpengaruh terhadap hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi

H2d : Jumlah dewan komisaris berpengaruh terhadap hubungan konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi.

H2e : Jumlah dewan direksi berpengaruh terhadap hubungan konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi

H2f : Keberadaan komite audit berpengaruh terhadap hubungan konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013:7) metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian dan analisis data bersifat kuantitatif/statistik.

Sumber Data dan Data Penelitian

Data skunder merupakan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini serta diperoleh peneliti secara tidak langsung (Sugiyono, 2013:225). Data yang digunakan dalam penelitian adalah laporan tahunan perusahaan yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) di http://www.idx.co.id

Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015

2. Sampel

Untuk menentukan sampel digunakan metode probability sampling dimana semua perusahaan di setiap sektor memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan bagian dari sampel. Terdapat sebanyak 533 perusahaan yang menjadi populasi penelitian,

(6)

57

namun dengan menggunakan rumus Isaac dan Michael (1981:193) dapat diperoleh sampel sebanyak 213 perusahaan yang kemudian dibagi secara rata pada 9 sektor sesuai dengan strata agar penentuan jumlah sampel dalam masing-masing sektor mempunyai proposisi yang sama.

Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah asimetri informasi yang diproksikan dengan rumus bid ask spreads sebagai berikut:

SPREAD =((ask pricei.t – bid pricei.t) / ((ask pricei.t + bid pricei.t) / 2))x 100

2. Variabel independen (X)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi yang diproksikan menggunakan rumus Givoly dan Hayn sebagai berikut:

CONACCit = NIit - CFOit

3. Variabel Moderasi

Variabel moderasi pada penelitian ini adalah Corporate Governance yang menggunakan 6 indikator, yaitu: kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, jumlah dewan komisaris, jumlah dewan direksi dan keberadaan komite audit.

Teknik Pengumpulan Data

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang terkait dengan kebutuhan penelitian yakni berupa literatur dari buku, jurnal ilmiah, maupun sumber lainnya.

Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menginput data masing-masing variabel kemudian melakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji muktikolonearitas, uji autokorelasi serta uji heteroskedastisitas dilanjutkan dengan analisis regresi berganda dengan menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA) dan terakhir yaitu melakukan uji hipotesis yang terdiri dari uji koefisien determinasi, uji parsial serta uji simultan. Dalam pengujian tersebut dibantu dengan SPSS versi 23.

(7)

58 HASIL PENELITIAN

Deskripsi Objek Penelitian

Untuk mendeskripsikan objek penelitian, maka digunakan statistik deskriptif yang dapat memberikan gambaran mengenai data untuk memperlihatkan rata-rata, standar deviasi, nilai tertinggi, serta nilai terendah sebagai berikut:

Tabel 1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N MINIMUM MAXIMUM MEAN STD.DEVIATION CONSV 639 -14657229000000 24611617000000 178810029172,73 2247967352819,779 SPREAD 639 ,00 165,71 9,2784 10,85918 KM 639 ,00 66,65 2,7857 8,79146 KI 639 ,00 99,57 67,9971 20,41845 DK 639 0 100 39,02 13,680 UK 639 2 13 4,40 1,915 UD 639 2 11 4,83 2,112 KA 639 0 1 ,97 ,182 Valid N 639 (listwise) Sumber: Peneliti (2017)

Pada Tabel 1 telah disajikan hasil olah data statistik deskriptif dari masing-masing variabel. Apabila nilai rata-rata lebih kecil dibandingkan dengan nilai standar deviasi seperti yang terlihat pada variabel konservatisme akuntansi, asimetri informasi, kepemilikan manajerial dan keberadaan komite audit maka dapat disimpulkan bahwa simpangan data dari variabel tersebut kurang baik. Namun sebaliknya, apabila nilai rata-rata lebih besar dibandingkan dengan nilai standar deviasi seperti yang terlihat pada variabel kepemilikan institusional, komisaris independen, jumlah dewan komisaris dan

(8)

59

jumlah dewan direksi maka dapat disimpukan bahwa simpangan data dari variabel tersebut cukup baik.

Hasil Penelitian Persamaan 1

Uji hipotesis pada penelitian ini meliputi uji statistik t serta uji statistik F yang digunakan untuk menguji persamaan 1 sebagai berikut:

a. Uji Parsial (t test)

Tabel 3

Uji Parsial Persamaan 1

Coefficientsa

Model T Sig. Keterangan LnCONSV ,871 ,384 Tidak signifikan Sumber: diolah penulis

Pada tabel 3 menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,384. Angka tersebut membuktikan bahwa variabel konservatisme bernilai tidak signifikan karena lebih dari 5%, sehingga penelitian ini menolak hipotesis pertama.

b. Uji Simultan (F test)

Tabel 4

Uji Simultan Persamaan 1

ANOVAa

Model F Sig. Keterangan Regression ,759 ,384b Tidak berpengaruh Residual

Sumber: Peneliti (2017)

Berdasarkan Tabel 4 didapatkan tingkat signifikansi 0,384 yang artinya variabel independen secara bersamaan berpengaruh tidak terhadap konservatisme akuntansi.

Hasil Penelitian Persamaan 2

Pengujian ini digunakan untuk menguji hipotesis dari variabel yang terdapat pada persamaan 2 yaitu sebagai berikut:

(9)

60

a. Uji Parsial (t test)

Tabel 5

Uji Parsial Persamaan 2

Coefficientsa

Model T Sig. Keterangan LnCONSV 2,598 ,010 signifikan KM -2,394 ,017 signifikan KI 2,704 ,007 signifikan DK ,461 ,645 tidak signifikan UK -,393 ,695 tidak signifikan UD -2,739 ,007 signifikan KA -1,061 ,289 tidak signifikan CONSV.KM 1,656 ,099 tidak signifikan CONSV.KI -2,441 ,015 signifikan CONSV.DK -,819 ,413 tidak signifikan CONSV.UK -,124 ,901 tidak signifikan CONSV.UD ,307 ,759 tidak signifikan CONSV.KA 1,250 ,212 tidak signifikan Sumber: Peneliti (2017)

Pada Tabel 5 menunjukkan variabel konservatisme serta variabel moderasi antara konservatisme dengan kepemilikan institusional memiliki nilai yang signifikan karena kurang dari 0,05 sehingga variabel kepemilikan institusional dapat diterima menjadi variabel moderasi dan dapat mempengaruhi variabel asimetri informasi . Sedangkan pada variabel moderasi konservatisme akuntansi dengan dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, ukuran dewan direksi serta komite audit independen seluruhnya memiliki nilai signifikansi yang lebih dari 0,05 sesuai yang ditunjukkan oleh tabel, sehingga variabel-variabel moderasi tersebut bernilai tidak sigifikan dan tidak dapat diterima menjadi variabel moderasi serta tidak dapat mempengaruhi variabel asimetri informasi.

b. Uji Simultan (F test)

Tabel 6

Uji Simultan Persamaan 2

ANOVAa

Model F Sig. Keterangan Regression 3,380 ,000b Berpengaruh Residual

(10)

61

Berdasarkan Tabel 6 didapatkan tingkat signifikansi 0,000 yang artinya variabel independen secara bersamaan berpengaruh tidak terhadap konservatisme akuntansi.

PEMBAHASAN

Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap Asimetri Informasi.

Hasil dari uji parsial (t test) pada persamaan pertama menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel konservatisme akuntansi sebesar 0,384. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama ditolak karena nilai signifikansi lebih dari 0,05. Berdasarkan data sampel menunjukkan bahwa terdapat 147 perusahaan yang melakukan pencatatan tingkat laba dengan menggunakan total akumulasi penyusutan yang lebih tinggi dibandingkan dengan arus kas operasional perusahaan. Sehingga hanya terdapat 66 perusahaan yang melakukan praktik konservatisme. Pencatatan laba yang overstated dibandingkan dengan jumlah laba yang sesungguhnya akan mempengaruhi lemahnya kemampuan perusahaan dalam pembagian dividen karena kekurangan persediaan cadangan kas operasional perusahaan setelah diperhitungkan dengan tingkat laba dan akumulasi penyusutan.

Pengaruh konservatisme akuntansi dimoderasi oleh kepemilikan manajerial terhadap asimetri informasi.

Nilai signifikansi pada uji parsial (t test) yaitu sebesar 0,099 yang menunjukkan bahwa hipotesis kedua ditolak karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 dan variabel kepemilikan manajerial dianggap gagal untuk memoderasi hungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi. Pihak manajemen yang juga memiliki saham pada perusahaan tersebut mengetahui segala informasi yang terdapat di dalam perusahan karena para manajemen yang bertugas untuk mengelola keuangan perusahaan sehingga asimetri informasi tidak tercermin pada kepemilikan manajerial.

Pengaruh konservatisme akuntansi dimoderasi oleh kepemilikan institusional terhadap asimetri informasi.

Hasil uji parsial (t test) untuk variabel moderasi kepemilikan institusional menunjukkan nilai sebesar 0,015. Hasil tersebut menjelaskan bahwa variabel kepemilikan institusional pada persamaan 2 mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi karena nilai signifikan kurang dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis ketiga dapat diterima. Melalui

(11)

62

kepemilikan institusional, efektifitas pengelolaan sumber daya perusahaan oleh manajemen dapat diketahui dari informasi yang dihasilkan melalui reaksi pasar atas pengumuman laba. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen dalam memberikan informasi yang tidak tepat kepada para principal.

Pengaruh konservatisme akuntansi dimoderasi oleh dewan komisaris independen terhadap asimetri informasi.

Berdasarkan hasil uji parsial (t test) untuk variabel moderasi dewan komisaris independen menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,413 yang membuktikan bahwa variabel tersebut tidak mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi karena memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05, sehingga mengindikasikan bahwa hipotesis keempat tidak dapat diterima dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 147 dari 213 perusahaan terindikasi melakukan overstated laba. Hal tersebut menunjukkan bahwa fungsi pengawasan serta pemberi nasihat yang dilakukan oleh komisaris independen kepada dewan direksi perusahaan tidak berjalan dengan maksimal.

Pengaruh konservatisme akuntansi dimoderasi oleh jumlah dewan komisaris terhadap asimetri informasi.

Nilai signifikansi yang dihasilkan oleh t hitung pada variabel moderasi jumlah dewan komisaris yaitu sebesar 0,901. Hasil tersebut membuktikan bahwa variabel ukuran dewan komisaris tidak dapat memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi karena nilai signifikansi lebih dari 0,05, sehingga hipotesis kelima ditolak. Peran dewan komisaris sebagai fungsi pengawasan seharusnya dapat mempengaruhi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu laporan keuangan yang berkualitas. Namun apabila jumlah dewan komisaris terlalu banyak maka untuk berkoordinasi antara anggota dewan komisaris yang satu dengan yang lain akan tidak efektif.

Pengaruh konservatisme akuntansi dimoderasi oleh jumlah dewan direksi terhadap asimetri informasi.

Menurut hasil uji parsial (t test) pada variabel moderasi jumlah dewan direksi menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,759 yang membuktikan bahwa variabel

(12)

63

tersebut tidak mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi karena memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis keenam dalam penelitian ini tidak dapat diterima. Dewan direksi merupakan pihak yang mempunyai peranan penting dalam menyediakan laporan keuangan yang reliabel, sehingga secara teoritis keberadaan dewan direksi akan mempunyai pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan dan dipakai sebagai ukuran tingkat rekayasa yang dilakukan manajemen. Tetapi dalam penelitian ini tidak menjelaskan demikian. Hasil penelitian ini secara empiris menunjukkan bahwa jumlah dewan direksi tidak berpengaruh terhadap asimetri informasi.

Pengaruh konservatisme akuntansi dimoderasi oleh keberadaan komite audit terhadap asimetri informasi.

Pengujian secara parsial (t test) pengaruh konservatisme akuntansi terhadap asimetri informasi dimoderasi oleh keberadaan komite audit menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh yaitu sebesar 0,212 karena nilai signifikansi lebih dari 0,05. Hasil tersebut menjelaskan bahwa variabel moderasi keberadaan komite audit tidak mampu memoderasi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi serta hipotesi ketujuh dinyatakan ditolak. adanya rapat komite audit hanya bersifat mandatory

terhadap peraturan yang ada sehingga terdapat kemungkinan pertemuan komite audit jarang dilakukan koordinasi dengan pihak manajemen sehingga masalah-masalah dalam proses pelaporan keuangan tidak dapat terungkap oleh komite audit.

SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka simpulan yang didapatkan adalah: 1. Pada persamaan 1 menunjukkan bahwa variabel konservatisme akuntansi tidak dapat

mempengaruhi variabel asimetri informasi.

2. Variabel moderasi kepemilikan manajerial tidak dapat mempengaruhi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi

3. Variabel moderasi kepemilikan institusional dapat mempengaruhi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi

4. Variabel moderasi dewan komisaris independen tidak dapat mempengaruhi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi

(13)

64

5. Variabel moderasi ukuran dewan komisaris tidak dapat mempengaruhi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi.

6. Variabel moderasi ukuran dewan direksi tidak dapat mempengaruhi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi.

7. Variabel moderasi keberadaan komite audit tidak dapat mempengaruhi hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi.

SARAN

Saran yang diajukan sebagai berikut:

1. Pada penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan periode waktu yang lebih lama agar dapat menghasilkan olah data mengenai hubungan antara konservatisme akuntansi dengan asimetri informasi dimoderasi corporate governance yang lebih baik.

2. Menggunakan jenis pengukuran lainnya pada variabel konservatisme akuntansi serta asimetri informasi agar dapat membandingkan hasil dari penelitian ini dengan hasil penelitian yang menggunakan jenis pengukuran lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, A.S. dan Duellman, S. 2007. “Accounting Conservatism and Board of Director Characteristics: An Empirical Analysis”. Journal of Accounting and Economics. Vol. 43 (2): hal. 411-437

Basu, Sudipta. 1997. “The Conservatism Principle and The Asimmetric Timeliness of Earnings”. Journal of Accounting and Economic. Vol. 24 (1): hal. 3-37.

Belkaoui dan Riahi, A. 2007. Accounting theory (Teori Akuntansi) Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

Biki, Reither. 2013. Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap Asimetri Informasi Dimoderasi oleh Corporate Governance. Tesis tidak diterbitkan. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Bursa Efek Indonesia (BEI). 2016. (Online), (www.idx.co.id, diakses 20 April 2016). Cornett M.M.J., Marcuss, S. dan Tehranian, H. 2006. “Earnings Management,

Corporate Governance, and True Financial Performance”. (online),

(http://papers.ssrn.com, diakses 23 Maret 2016).

(14)

65

Akuntansi Keuangan”. Jakarta:Ikatan Akuntan Indonesia.

Fala, D.A.S. 2007. “Pengaruh Konservatisma Akuntansi terhadap Penilaian Ekuitas Perusahaan Dimoderasi oleh Good Corporate Governance”. Simposium Nasional Akuntansi X 2007, Makassar, 26-28 Juli.

Fitriany, Sri Haniati. 2010. “Pengaruh Konservatisme terhadap Asimetri Informasi dengan Menggunakan Beberapa Model Pengukuran Konservatisme”.

Simposium Nasional Akuntansi XIII 2010, Purwokerto.

Ghozali, I. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat. Semarang: BP Universitas Diponegoro.

Givoly, D., dan Hayn, C. 2000. “The Changing Time-series Properties of Earnings, Cash Flows and Accruals: has Financial Reporting become more Conservative?”. Journal of Accounting and Economic. Vol.29: hal. 287-320. Jensen, M.C. dan Meckling, W. 1976. Theory of the Firm, Managerial Behavior

Agency, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics. Vol. 3 (4): hal. 305-360.

Jogiyanto. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Juanda, A. 2007. Perilaku Konservatif Pelaporan Keuangan dan Risiko Litigasi pada Perusahaan Go Publik di Indonesia.. Naskah Publikasi Penelitian Dasar Keilmuan: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

Kanagaretnam, K., Lobo, G.J. dan Whalen, D.J. 2007. “Does Good Corporate Governance Reduce Information Asymmetry Around Quarterly Earnings Announcements?”. Journal of Accounting and Public Policy. Vol. 26 (4): hal. 497-522.

Kurniawati, Indah. 2012. Pengaruh Konservatisme Akuntansi terhadap Asimetri Informasi dan Corporate Governance. Tesis tidak diterbitkan. Surabaya: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.

Lafond, R. dan Watts, R.L. 2006. “The Information Role of Conservative Financial Statements”. The Accounting Review. Vol. 83 (2): hal. 447-478.

Nasution, Marihot dan Setiawan, Doddy. 2007. “Pengaruh Corporate Governance

terhadap Manajemen Laba di Industri Perbankan Indonesia”. Simposium Nasional Akuntansi X 2007, Makassar, 26-28 Juli.

Pamudji, S. dan Trihartati. 2010. “Pengaruh Independensi dan Efektivitas Komite Audit terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Dinamika Akuntansi. Vol. 2 (1): hal. 21-29 Rahmawati., Yacob, S. dan Nurul, Q. 2006. “Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktek Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Nasional Akuntansi IX 2006, Padang, 23-26 Agustus.

(15)

66

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Ujiyantho, Muh. Arief dan Pramuka, bambang Agus. 2007. “Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi X 2007, Makassar, 26-28 Juli.

Wardhani, Ratna. 2008. “Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia dan Hubungannya dengan Karakteristik Dewan sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance”. Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 23-26 Juli.

Watts, R.L. 2003. “Conservatism in Accounting Part I: Explanations and Implications”.

Journal of Accounting and Economics. Vol. 17 (3): Hal. 207-221.

Zhang, Jieying. 2008. “The Contracting Benefits of Accounting Conservatism to Lenders and Borrowers”. Journal of Accounting and Economics. Vol. 45 (1): Hal. 27-54.

Referensi

Dokumen terkait

Sindrom nefrotik, adalah salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada anak, merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari

Kendati mendapatkan keluhan dari pihak desa, dalam menghadapi isu lingkungan yang terjadi di sekitar pabrik, pihak pabrik sendiri juga telah menerima keluhan dari

Sedangkan untuk variabel Keuangan Pribadi, Perbankan Syariah, Asuransi Syariah, Pembiayaan Syariah dan Dana Pensiun Syariah mahasiswa JEBIS IAIN Madura memiliki

2.1 Be able to respond to the meaning on the monolog text using spoken language varieties accurately, fluently, and acceptably in the daily life context in form of: report,

Motivated by the recent development of map-based graphical password schemes, we conducted a two-phase user study with 60 participants to investigate the issue of multiple

Iman kepada kitab-kitab Allah dahulu berarti kita wajib percaya bahwa sebelum Al Qur’an, Allah SWT menurunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya, iman yang

32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis,

Kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanan, nilai interval IKM 2,97, mutu pelayanan B, kinerja unit pelayanan BAIK. Kedisiplinan petugas pelayanan,