• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA DAYA TERIMA MAKANAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN GIZI PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSUP dr SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA DAYA TERIMA MAKANAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN GIZI PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSUP dr SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA DAYA TERIMA MAKANAN DENGAN

TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN GIZI PASIEN

HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSUP dr SOERADJI

TIRTONEGORO KLATEN

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Ilmu Gizi

Fakultas Ilmu kesehatan

Oleh :

FIKA AGUSTINA J 310 110 061

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN ANTARA DAYA TERIMA MAKANAN DENGAN

TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN GIZI PASIEN

HIPERTENSI RAWAT INAP

DI RSUP dr SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

FIKA AGUSTINA

J310110061

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Endang Nur W, SST, M.Si Med NIK/NIDN. 717/06-2908-7401

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN ANTARA DAYA TERIMA MAKANAN DENGAN

TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN GIZI PASIEN

HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSUP dr SOERADJI

TIRTONEGORO KLATEN

OLEH FIKA AGUSTINA

J 310 110 061

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Senin, 26 September 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Endang Nur W, SST, M.Si Med (...) (Ketua Dewan Penguji)

2. Eni Purwani, S.Si, M.Si (...) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Elida Soviana, S.GZ., M.Gizi (...) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Dr. Suwadji, M.kes

(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dan hasil penelitian maupun yang belu/tidak diterbitkan sumbernya dijelaskan di dalam tulisan daftar pustaka.

Surakarta,26 Agustus 2016

Penulis

Fika Agustina J 310 110 061

(5)

1

HUBUNGAN ANTARA DAYA TERIMA MAKANAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN GIZI PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSUP dr SOERADJI

TIRTONEGORO KLATEN

Abstrak

Pelayanan makanan di ruang rawat inap merupakan salah satu bagian penting dari perawatan pasien, pelayanan makanan ini akan mempengaruhi daya terima makananan dan tingkat kepuasan pelayanan gizi pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara daya terima dengan tingkat kepuasan pelayanan gizi pasien hipertensi rawat inap di RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten. Jenis penelitian yaitu observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel adalah pasien hipertensi rawat inap di RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Daya terima yang meliputi penampilan makanan, rasa makanan, pelayanan makanan, kebersihan alat makan, keseluruhan daya terima dan tingkat kepuasan pelayanan gizi diperoleh dengan kuesioner. Uji untuk mengetahui hubungan daya terima makanan dengan tingkat kepuasan pelayanan gizi menggunakan uji hubungan Rank Spearman’s. Hasil univariat dari daya terima makanan adalah 93,3% pasien menyatakan suka terhadap penampilan makanan, pasien 100% suka terhadap rasa makanan, pasien 96,7% menyatahan pelayanan makanan baik, pasien 90% menyatakan kebersihan alat makan bersih, pasien 86,7% menyatakan suka terhadap kesluruhan daya terima dan tingkat kepuasan pelayanan gizi pasien 96,7% menyatakan puas. Hasil bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan penampilan makanan, rasa makanan, keseluruhan daya terima makanan dengan tingkat kepuasan pelayanan gizi di ruang melati 2 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten. Ada hubungan pelayanan makanan, kebersihan alat makan dengan tingkat kepuasan pelayanan gizi di ruang melati 2 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten. Disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap seluruh pasien hipertensi untuk mengetahui besarnya daya terima makanan dengan tingkat kepuasan.

(6)

2

RELATIONSHIP BETWEEN THE ACCEPTABILITY OF FOOD AND THE PATIENT SATISFACTION LEVEL OF NUTRITION SERVICES HOSPITAL INPATIENTS WITH HYPERTENSION AT dr SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

Abstract

Food service in the hospital is one of important parts of patient care, food service will affect the food acceptance, and the statisfaction patients levels of nutrition services. This study aimed to determine the relationship between food acceptance satisfaction levels of nutrition services on patients with hypertension at dr Soeradji Tirtonegoro Hospital Klaten. This research design was observational with cross sectional approach. Respondents were patient whit hypertension who were hospitalized at dr. Soeradji Tirtonegoro Hospital Klaten. Sampling method using consecutive sampling. Food acceptance and nutrition services satisfaction levels obtained by questionnaire. Test that used to determine the relationship between food acceptance and satisfaction levels of nutrition services was Spearman's rank correlation test. The univariate results show that 93.3% of patients liked the appearance of the food, 100% of patients liked the taste of food, 96.7% of patients said that the food services was good, 90% of patients said that cutlery was clean, 86.7% of patients liked the over all of food acceptance and 96.7% of patients were satisty with the nutrition services. The bivariate results indicated that there was no relationship between food appearance, taste the food, the overall acceptability of food with satisfaction levels of nutrition services on hypertensive patients at dr. Soeradji Tirtonegoro Hospital Klaten. The need for if needs further studies to all patients with hypertension to determine the acceptability of food and the level of satisfaction.

Keywords : The acceptability of food, hypertension and level of statisfaction.

1. PENDAHULUAN

Pelayanan gizi di ruang rawat inap merupakan salah satu bagian penting dari perawatan pasien. Dikenal istilah asuhan nutrisi (nutrititional care) di samping asuhan medis (medical care), dan asuhan keperawatan (nursing care) yang paling berperan penting untuk kesembuhan pasien. Kerjasama antar profesi di ruang rawat inap juga diperlukan untuk dapat menjamin terselenggaranya asuhan nutrisi secara adekuat (Prawirohartono, 2009).

Daya terima makanan adalah penerimaan terhadap makanan yang disajikan dapat diterima oleh konsumen, tolak ukur keberhasilan penyelenggaraan makanan adalah makanan yang disajikan dapat diterima dan makanan tersebut habis termakan tanpa meninggalkan sisa makanan. Daya terima sendiri sebagai tolak ukur kepuasan pasien (Pertemuan Ilmiah Nasional, 2007).

(7)

3

RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten merupakan rumah sakit umum pemerintah di Kabupaten Klaten. Jumlah pasien hipertensi rawat inap pada tahun 2013 sebanyak 1308 pasien. Pada tahun 2014 pasien hipertensi rawat inap sebanyak 1443 pasien jumlahnya meningkat 9,06% dari tahun 2013 (Rekam Medis, 2015). Data hasil survei yang dilakukan di Instalasi Gizi RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada bulan Januari – Juni 2015 standar pelayanan minimal untuk sisa makanan sebesar > 20% belum sesuai dengan indikator, berdasarkan hasil survei masih banyak sisa makanan pasien sehingga dari sisa makanan tersebut berpengaruh terhadap kepuasan pasien.

Penelitian akan dilakukan pada pasien hipertensi di ruang melati 2 yang sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan. Peneliti memilih pasien hipertensi dikarenakan pada pasien hipertensi diharuskan mendapat diet rendah garam. Diet rendah garam sangat berpengaruh terhadap kepuasan pasien, karena pada umumnya orang sakit tidak berselera makan sedangkan pada pasien hipertensi diharuskan mendapat diet rendah garam guna membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi (Almatsier, 2008).

2. METODE

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian bersifat observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien hipertensi rawat inap di ruang melati 2 di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara langsung oleh peneliti yaitu subjek penelitian diberi kuesioner yang berisi 4 macam format isian meliputi data responden, kuesioner daya terima makanan dan kuesioner kepuasan pelayanan gizi. Kuesioner daya terima makanan diperoleh dengan cara mengisi kuesioner tentang tanggapan responden terhadap penampilan makanan, rasa makanan, pelayanan makanan, kebersihan alat makan dan keseluruhan daya terima makanan. Kuesioner tingkat kepuasan pelayanan gizi diperoleh dengan cara mengisi kuesioner tanggapan responden terhadap penampilan/sikap petugas penyaji dan cita rasa.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Responden

Data karakteristik responden didapatkan dari data responden yang telah dibagikan kepada responden, semua kuesioner telah terisi dan dapat diolah lebih lanjut. Berikut ini deskripsi karakteristik responden yang meliputi :

a. Umur

Tabel 1

Nilai Parameter Statistik Umur

Usia Frekuensi

Mean (rata-rata) 51,00

Nilai minimum 24

Nilai maximum 64

(8)

4

Berdasarkan Tabel 1 diatas menunjukkan mean atau rata-rata umur adalah 51 tahun. Nilai minimum umur adalah 24 tahun sedangkan nilai maksimum umur adalah 64 tahun. Simpangan baku (standart deviation) usia sebesar 12,29. Umur juga mencerminkan kondisi fisik dari seseorang, dalam kaitannya dengan bidang kesehatan, umur dapat mencerminkan mengenai kebutuhan perawatan kesehatan tertentu pada diri seseorang.

b. Pendidikan

Tabel 2

Distribusi Responden menurut Pendidikan

Jenis Pendidikan Jumlah Persentase (%)

Pendidikan Dasar 19 63,3

Pendidikan Lanjut 6 20

Tidak sekolah 5 16,7

Total 30 100

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 30 responden, sebagian besar berpendidikan dasar yaitu 19 orang (63,3 %). Tingkat pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam menerima informasi kesehatan khususnya dibidang gizi sehingga menambah pengetahuannya dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan gizi mempunyai pengaruh besar bagi perubahan sikap dan perilaku dalam pemilihan bahan makanan dan kebiasaan makan sehari-hari (Suhardjono, 2003).

c. Pekerjaan

Tabel 3

Distribusi Responden menurut Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

Bekerja 25 83,3

Tidak bekerja/IRT 5 16,7

Total 30 100

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 30 responden, sebagian besar bekerja yaitu 25 orang (83,3 %). Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktifitas seseorang untuk memperoleh penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari (Lase, 2011).

3.2 Analisis Univariat

a. Distribusi responden berdasarkan penampilan makanan Tabel 4

Nilai Parameter Statistik Penampilan Makanan

Penampilan Makanan Frekuensi (%)

Mean (rata-rata) 90,12

Nilai minimum 70,00

Nilai maximum 100,00

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan rata-rata dari penampilan makanan pasien menyatakan suka karena nilai mean sebesar 90,12% yang berarti masih dalam kategori suka. Nilai minimum penampilan makanan sebesar 70% yang berarti agak suka.

(9)

5 Tabel 5

Distribusi Responden berdasarkan Kategori Penampilan Makanan Penampilan Makanan Jumlah Frekuensi (%) Tidak Suka 0 0 Agak Suka 2 6,7 Suka 28 93,3 Total 30 100

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 30 responden, sebagian besar suka terhadap penampilan makanan yaitu 28 orang (93,3%). Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian Munawar (2011) dimana setengah dari total responden menyatakan penampilan makanan di RSHS Bandung menarik. Penampilan makanan yang menarik dapat mempengaruhi nafsu makan sesorang, penampilan yang menarik bisa dilihat dari segi warna, bentuk, besar porsi dan teksturnya.

Penampilan makanan adalah faktor mutu yang sangat mempengaruhi penampakan suatu produk pangan (Basuki,1997). Penampilan makanan yang baik itu ketika disajikan akan mempengaruhi indera penglihatan. Indera penglihat sangat peka terhadap warna makanan, bentuk makanan, serta besarnya porsi makanan yang disajikan. Kombinasi warna yang menarik, serta konsistensi yang baik dari makanan dan besar porsi makanan yang disajikan sangat mempengaruhi selera makan pasien dan juga mampu membuat pasien menikmati makanan yang disajikan (Khan,1987).

Semakin banyak variasi antara semua faktor maka penampilan makanan semakin baik. Porsi makanan akan memperngaruhi daya tarik dari konsumen karena tiap-tiap konsumen memiliki besar porsi makanan yang berbeda dalam setiap aktivitas makannya. Besar porsi akan mempengaruhi penampilan makanan, jika terlalu besar atau terlalu kecil penampilan makanan jadi tidak terlalu menarik (Dewi, 2007 dan Livianti, 2008 ).

b. Distribusi responden berdasarkan rasa makanan Tabel 6

Nilai Parameter Statistik Rasa Makanan

Rasa Makanan Frekuensi (%)

Mean (rata-rata) 89,86

Nilai minimum 78,30

Nilai maximum 100,00

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan rata-rata rasa makanan adalah suka karena nilai mean sebesar 89,86% yang berarti masih dalam kategori suka, demikian juga dengan nilai minimum 78,30% masih dalam kategori suka terhadap rasa makanan.

(10)

6 Tabel 7

Distribusi Responden berdasarkan Kategori Rasa Makanan

Rasa Makanan Jumlah Frekuensi (%)

Tidak Suka 0 0

Agak Suka 0 0

Suka 30 100,0

Total 30 100

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 30 responden suka terhadap rasa makanan yaitu 30 orang (100%). Rasa makanan yang disajikan di ruang melati 2 sudah bervariasi, ini menunjukan bahwa bumbu yang digunakan sudah memenuhi standart, sehingga dari hasil distribusi didapatkan suka terhadap rasa makanan.

Sejalan dengan penelitian Nurhayati (2008) di RS Bhakti Wira Tamtama Semarang yaitu dari 35 pasien, sebagian besar berpendapat rasa makanan yang disajikan enak. Rasa makanan adalah aspek penilaian makanan yang suka untuk dinilai secara akurat jika dibandingkan dengan tekstur dan warna makanan. Rasa

makanan sangat bersifat subjektif, tergantung selera pasien yang

mengkonsumsinya (Brooks, 1966).

Menurut Winarno (2002), faktor penting yang menjadikan penilaian terhadap rasa makanan itu baik atau tidak adalah aroma makanan itu sendiri, dari aroma inilah akan timbul selera makan. Selera makan akan semakin bertambah apabila terdapat variasi aroma makanan.

c. Distribusi responden berdasarkan pelayanan makanan Tabel 8

Nilai Parameter Statistik Pelayanan Makanan

Pelayanan Makanan Frekuensi (%)

Mean (rata-rata) 96,10

Nilai minimum 66,60

Nilai maximum 100,00

Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan rata-rata pelayanan makanan baik karena nilai mean sebesar 96,10%, sedangkan untuk nilai minimum sebesar 66,6% yang berarti pelayanan makanan agak baik.

Tabel 9

Distribusi Responden berdasarkan Kategori Pelayanan Makanan

Pelayanan Makanan Jumlah Frekuensi (%)

Tidak Baik 0 0

Agak Baik 1 3,3

Baik 29 96,7

Total 30 100

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 30 responden, sebagian menilai pelayanan makanan baik yaitu 29 orang (93,3%). Responden berpendapat penyaji mengantarkan makanan dengan baik dan tepat waktu sedangkan untuk sikap penyaji responden berpendapat bahwa kebanyakan penyaji baik selalu menyapa terhadap pasien.

(11)

7

Pelayanan yang optimal akan memberikan kepuasan terhadap pasien. Pasien mengartikan pelayanan makanan yang baik apabila pelayanan tersebut cepat dan ramah, begitu pula dengan sikap petugas penyaji makanan harus selalu menyapa ketika mengantarkan makanan ke pasien.

Dube (1994) menyatakan, perasaan kepuasan pasien terhadap pelayanan gizi dapat diidentifikasi menjadi tujuh dimensi yang mempengaruhi yaitu : kualitas makanan, ketepatan waktu penyajian, reliabilitas pelayanan, temperatur makanan, sikap petugas yang melayani pasien makan, sikap petugas distribusi makanan dan perlakuan lain terhadap pasien.

d. Distribusi responden berdasarkan kebersihan alat makan Tabel 10

Nilai Parameter Statistik Kebersihan Alat Makan Kebersihan Alat Makan Frekuensi

Mean (rata-rata) 96,66

Nilai minimum 66,60

Nilai maximum 100,00

Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan rata-rata kebersihan alat makan sudah bersih karena nilai mean sebesar 96,66%, sedangkan untuk nilai minimum 66,60% menunjukan bahwa kebersihan alat makan agak bersih.

Tabel 11

Distribusi Responden berdasarkan Kategori Kebersihan Alat Makan Kebersihan Alat Makan Jumlah Frekuensi (%) Tidak Bersih 0 0 Agak Bersih 3 10,0 Bersih 27 90,0 Total 30 100

Berdasarkan Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 30 responden, sebagian besar menilai kebersihan alat makan bersih yaitu 27 orang (90%). Responden menyatakan bahwa alat makan yang disediakan sudah bersih dan lengkap, karena untuk alat makan selalu diganti dan dicuci bersih ketika akan digunakan untuk menyajikan makanan.

Makanan yang baik harus memperhatikan aspek-aspek kesehatan. Makanan tersebut harus aman bila dikonsumsi oleh pasien. Untuk mendapatkan makanan yang higiene maka peralatan yang digunakan untuk memasak, tenaga pengolah dan cara pengolahan yang benar harus diperhatikan (Soekresno,2000).

e. Distribusi responden berdasarkan keseluruhan daya terima Tabel 12

Nilai Parameter Statistik Keseluruhan Daya Terima Makanan Keseluruhan Daya Terima Frekuensi

Mean (rata-rata) 95,55

Nilai minimum 66,60

(12)

8

Berdasarkan Tabel 12 menunjukkan rata-rata keseluruhan daya terima

makanan berpendapat suka karena nilai mean sebesar 95,55%, sedangkan untuk

nilai minimum sebesar 66,60% yang menunjukkan bahwa pasien agak suka. Tabel 13

Distribusi Responden berdasarkan Daya Terima Makan Kategori Daya Terima Jumlah Frekuensi (%)

Tidak Suka 0 0

Agak Suka 4 13,3

Suka 26 86,7

Total 30 100

Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan bahwa dari 30 responden, sebagian besar suka terhadap daya terima yaitu 26 orang (86,7%). Responden berpendapat suka dikarenakan makanan yang disediakan sesuai dengan kondisi mereka. Makanan yang mempunyai cita rasa tinggi adalah makanan yang apabila disajikan akan menyebarkan aroma lezat, penampilannya menarik dan mempunyai rasa yang enak (Moehyi, 1992).

f. Distribusi responden berdasarkan tingkat kepuasan pelayanan gizi Tabel 14

Nilai Parameter Statistik Tingkat Kepuasan Pelayanan Gizi Tingkat Kepuasan Pelayanan Gizi Frekuensi Mean (rata-rata) 94,21 Nilai minimum 66,70 Nilai maximum 100,00

Berdasarkan Tabel 14 menunjukkan rata-rata tingkat kepuasan pelayanan gizi berpendapat puas dengan nilai mean sebesar 94,21%, sedangkan untuk nilai minimum tingkat kepuasan pelayanan gizi sebesar 66,70% yang berarti pasien berpendapat kurang puas.

Tabel 15

Distribusi Responden berdasarkan Kategori tingkat kepuasan pelayanan gizi Tingkat Kepuasan Pelayanan

Gizi Jumlah Frekuensi (%) Tidak Puas 0 0 Kurang Puas 1 3,3 Puas 29 96,7 Total 30 100

Berdasarkan Tabel 15 menunjukkan bahwa dari 30 responden, sebagian besar menilai puas terhadap tingkat kepuasan pelayanan gizi yaitu 29 orang (96,7%). Responden menyatakan puas karena pelayanan gizi diruang melati 2 sudah sesuai dengan prosedur, pasien juga menyatakan makanan yang disajikan sudah sesuai dengan standar yang ada dikelas 3 sehingga sudah sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan, banyak juga yang menyatakan pelayanan memuaskan walapun bebas biaya karena menggunakan fasilitas Jamkesnas dan BPJS.

(13)

9 3.3 Analisis Bivariat

a. Hubungan Penampilan Makanan dengan Tingkat Kepuasan Pelayanan Gizi

Tabel 16

Hubungan Penampilan Makanan dengan Tingkat Kepuasan Pelayanan Gizi

Variabel Mean Media

n Std. Deviasi – value * Penampilan Makanan 90,12 91,60 7,78 0,23 Tingkat Kepuasan 94,21 96,60 7,91

*Uji Rank Spearman’s

Berdasarkan Tabel 16 menunjukkan bahwa nilai mean penampilan makanan dan tingkat kepuasan adalah 90,12 dan 94,21. Nilai median penampilan makan dan tingkat kepuasan adalah 91,60 dan 96,60 sedangkan nilai simpangan baku (standart deviation) penampilan makanan dan tingkat pelayanan adalah 7,78 dan 7,91.

Hubungan antara penampilan makanan dengan tingkat kepuasan dilakukan dengan uji statistik korelasi Rank Spearman’s. Sementara itu untuk uji kemaknaan hubungan antara penampilan makanan dengan tingkat kepuasan nilai p-value adalah 0,23 (p < α) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara penampilan makanan dengan tingkat kepuasan pelayanan gizi.

Hasil penelitian di RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten terdapat perbedaan dengan hasil penelitian Setyaningrum (2007) menunjukkan bahwa ada hubungan antara penampilan makanan dengan kepuasan pasien. Perbedaan dari hasil penelitian dikarenakan oleh beberapa faktor antara lain ukuran, bentuk, tingkat kesukaan, warna, kekentalan dan sebagainya (Pudjirahayu, 2001). Penampilan makanan merupakan penentu cita rasa makanan yang meliputi warna makanan, besar porsi, tekstur dan bentuk makanan yang disajikan (Moehyi, 1992).

b. Hubungan Rasa Makanan dengan Tingkat Kepuasan Pelayanan Gizi

Tabel 17

Hubungan Rasa Makanan dengan Tingkat Kepuasan Pelayanan Gizi

Variabel Mean Median Std.

Deviasi

– value *

Rasa Makanan 89,86 90,00 6,20 0,14

Tingkat Kepuasan 94,21 96,60 7,91

*Uji Rank Spearman’s

Berdasarkan Tabel 17 menunjukkan bahwa nilai mean rasa makanan dan tingkat kepuasan adalah 89,66 dan 94,21. Nilai median rasa makanan dan tingkat kepuasan adalah 90,00 dan 96,60 sedangkan nilai simpangan baku (standart deviation) rasa makanan dan tingkat pelayanan adalah 6,20 dan 7,91.

Hubungan antara rasa makanan dengan tingkat kepuasan dilakukan dengan uji statistik korelasi Rank Spearman’s. Sementara itu untuk uji kemaknaan hubungan antara rasa makanan dengan tingkat kepuasan nilai p-value adalah 0,147 (p < α) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara rasa makanan dengan tingkat kepuasan pelayanan gizi.

(14)

10

c. Hubungan Pelayanan Makanan dengan Tingkat Kepuasan Pelayanan Gizi

Tabel 18

Hubungan Rasa Makanan dengan Tingkat Kepuasan Pelayanan Gizi

Variabel Mean Median Std.

Deviasi

– value *

Rasa Makanan 89,86 90,00 6,20 0,14

Tingkat Kepuasan 94,21 96,60 7,91

*Uji Rank Spearman’s

Berdasarkan Tabel 18 menunjukkan bahwa nilai mean rasa makanan dan tingkat kepuasan adalah 89,66 dan 94,21. Nilai median rasa makanan dan tingkat kepuasan adalah 90,00 dan 96,60 sedangkan nilai simpangan baku (standart deviation) rasa makanan dan tingkat pelayanan adalah 6,20 dan 7,91.

Hubungan antara rasa makanan dengan tingkat kepuasan dilakukan dengan uji statistik korelasi Rank Spearman’s. Sementara itu untuk uji kemaknaan hubungan antara rasa makanan dengan tingkat kepuasan nilai p-value adalah 0,147 (p < α) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara rasa makanan dengan tingkat kepuasan pelayanan gizi.

d. Hubungan Kebersihan Alat Makan dengan Tingkat Kepuasan Pelayanan Gizi

Tabel 19

Hubungan Kebersihan Alat Makan dengan Tingkat Kepuasan Pelayanan Gizi

Variabel Mean Median Std.

Deviasi

– value *

Kebersihan Alat Makan 96,66 100,00 10,18 0,01

Tingkat Kepuasan 94,21 96,60 7,91

*Uji Rank Spearman’s

Berdasarkan tabel 19 menunjukkan bahwa nilai mean kebersihan alat makan dan tingkat kepuasan adalah 96,66 dan 94,21. Nilai median kebersihan alat makan dan tingkat kepuasan adalah 100 dan 96,60 sedangkan nilai simpangan baku (standart deviation) kebersihan alat makan dan tingkat pelayanan adalah 10,18 dan 7,91.

Hubungan antara kebersihan alat makan dengan tingkat kepuasan dilakukan dengan uji statistik korelasi Rank Spearman’s. Sementara itu untuk uji kemaknaan hubungan antara kebersihan alat makan dengan tingkat kepuasan nilai p-value adalah 0,012 (p > α) yang berarti bahwa ada hubungan yang bermakna antara kebersihan alat makan dengan tingkat kepuasan pelayanan gizi.

e. Hubungan Keseluruhan Daya Terima dengan Tingkat Kepuasan Pelayanan

Gizi

Tabel 20

Hubungan Keseluruhan Daya Terima dengan Tingkat Kepuasan Pelayanan Gizi

Variabel Mean Median Std.

Deviasi – value * Keseluruhan Daya Terima 95,55 100 11,53 0,31 Tingkat Kepuasan 94,21 96,60 7,91

(15)

11

Berdasarkan Tabel 20 menunjukkan bahwa nilai mean keseluruhan daya terima dan tingkat kepuasan adalah 95,55 dan 94,21. Nilai median keseluruhan daya terima dan tingkat kepuasan adalah 100 dan 96,60 sedangkan nilai simpangan baku (standart deviation) keseluruhan daya terima dan tingkat pelayanan adalah 11,53064 dan 7,91.

Hubungan antara keseluruhan daya terima dengan tingkat kepuasan dilakukan dengan uji statistik korelasi Rank Spearman’s. Sementara itu untuk uji kemaknaan hubungan antara keseluruhan daya terima dengan tingkat kepuasan nilai p-value adalah 0,31 (p < α) yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara keseluruhan daya terima dengan tingkat kepuasan pelayanan gizi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agustina (2013) tentang presepsi penyajian makanan dan daya terima pasien dengan tingkat kepuasan pelayanan gizi pasien DM tipe II rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Surakarta menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara daya terima dengan tingkat kepuasan pelayanan gizi pasien DM. Upaya khusus harus dilakukan untuk meningkatkan daya terima makanan yang disajikan di rumah sakit. Langkah utama dalam meningkatkan daya terima pasien terhadap makanan yang disajikan adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan (Almatsier,2007).

Faktor lain yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien sebagai konsumen rumah sakit, Tjiptono (2008) mengatakan bahwa ketidakpuasan konsumen disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang relatif dapat dikendalikan perusahaan, misalnya karyawan yang kasar, jam karet, kesalahan pencatatan transaksi. Sebaliknya, faktor eksternal yang diluar kendali perusahaan, seperti cuaca, gangguan pada infrastruktur umum, aktivitas kriminal, dan masalah pribadi konsumen.

Terdapat variabel nonmedik yang berhubungan dengan kepuasan pasien, diantaranya yaitu: tingkat pendidikan, latar belakang sosial ekonomi, budaya, lingkungan fisik, pekerjaan, kepribadian, dan lingkungan hidup, juga dipengaruhi oleh karakteristik pasien, yaitu: umur, pendidikan, pekerjaan, etnis, sosial ekonomi dan diagnosis penyakit (Istianto, 2011).

4. PENUTUP

Kesimpulan dari penelitian ini adalah :

a. Tidak ada hubungan penampilan makanan, rasa makanan, keseluruhan daya terima makanan dengan tingkat kepuasan pelayanan gizi di ruang melati 2 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten.

b. Ada hubungan pelayanan makanan, kebersihan alat makan dengan tingkat kepuasan pelayanan gizi di ruang melati 2 RSUP dr Soeradji Tirtonegoro Klaten.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita,(2008). Persepsi pasien terhadap makanan di rumah sakit (jurnal gizi Indonesia) 1992 vol 2 halaman 87- 96.

Basuki E, 1997. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

(16)

12

Brooks, et all. Food Service in Institution 4th Etition. USA :John Willey and sons Inc ; 1996.

Dewi, Krisma. 2007. Hubungan Antara Penampilan Makanan dan Rasa Makanan Dengan Daya Terima Makan Siang Siswa SPK Sungailat Bangka Tahun 2007. Bandung : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung. Dube, L. & Morgan, M.S. (1994). Trend Effect and Gender Differences In

Retrospective Judgments of Consumtion Emotions. Journal of Consumer Research, September, PP. 156-162.

Bustan. M.n. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Rineka Cipta : Jakarta. Istianto, H. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan

Pelanggan Rumah Makan Ketty Resto. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi.Vol.1 No3.

Khan, Mahmood. 1987. Food Service Operation. New York : An Avi Book. Lase, WN. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup

Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Lavianti, Rissa. 2008. Hubungan Antara Penampilan Cita Rasa Dengan Daya Terima Makan Siang Yang Disajikan Di SMA Pesantren Terpadu Hayyatan Thoyyiban Kota Sukabumi Tahun 2008. Bandung : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.

Moehyi, Syahmien. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga.. Jakarta : Bhratara.

Munawar, Asep Ahmad. 2011. Hubungan Penampilan Makanan, Rasa Makanan dan Faktor Lainnya dengan Sisa Makanan (Lunak) Pasien Kelas 3 di RSUP DR Hasan Sadikin Bandung. Tesis FKM UI.

Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.

Nurhayati. Hubungan Antara Waktu Penyajian, Penampilan dan Rasa Makannan dengan Sisa Makanan pada Pasien Rawat Inap di RS Mohamad Ridwan Meuraksa Kesdam Jaya (Skripsi). FKM Universitas Muhammadiyah Semarang : 2008.

Prawirohartono. 2009. Peningkatan Daya Terima Makanan di Rumah Sakit.Gizi Indonesia. Edisi X.

(17)

13

Rekam Medik. 2015. Jumlah kunjungan pasien rawat jalan. RSUP dr Soeradji Tirtonegoro : Klaten.

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasa Daerah Provinsi DIY. Yogyakarta.

Setianingrum, E. A. 2007. Hubungan Pelayanan Gizi terhadap Kepuasan Pasien

Dewasa Rawat Inap dengan Diit Lunak di Rumah Sakit Umum Tidar Magelang.Skripsi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Suhardjono. 2003. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta.

Setya Agustina. 2013. Hubungan Antara Presepsi Penyajian Makanan dan Daya

Terima Pasien Dengan Tingkat Kepuasan Pelayanan Gizi Pasien DM Tipe II Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Soekresno. Manajemen Food an Bevarge. 2000 Edisi ke II. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Tjiptono. 2008. Service, Quality, and Statifaction. Yogyakarta: Andi Offset. Winarno, F.G. 2002. Flavor Bagi Industri Pangan. Bogor : M-Biro Press.

Referensi

Dokumen terkait

Simosingkir, kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu yang akan datang. Kehidupan ekonomi

Cempaka (2005) dengan judul Telaah Pengoleksian dan Penginvestasian Lukisan dalam Kaitannya dengan Motivasi dan Orientasi, serta Peran Kolektor dalam Medan Sosial

Selanjutnya bila ada rekanan/ perusahaan peserta pelelangan yang berkeberatan atas pengumuman ini, maka diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara

Bersam a ini diberit ahukan bahw a sehubungan dengan adanya perm asalahan dengan jaringan LPSE Jat eng sehingga kegiat an Aandw izing Pelelangan Sederhana Pengadaan

BIDANG CIPTA KARYA DPU KABUPATEN KLATEN. JL Sulaw

Perlu dingatkan dan dipertegas kembali, bahwa ketidakhadiran / hadir tetapi tidak membawa surat kuasa / hadir tidak membawa dokumen asli dan/atau dokumen salinan yang

PERANGKAT PENGOLAH DATA DAN KOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

Bagaimana merencanakan dan merancang bangunan yang berfungsi sebagai kantor DPRD Sukoharjo sebagai wadah yang memiliki kesan terbuka lingkungan sekitar dalam hal