• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan - PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 3SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan - PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DAN EXAMPLE NON EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IPS 3SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHU"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS3 SMA Negeri 2Sukoharjo ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan dari siklus I sampai siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan motivasi dan hasil belajar sosiologi setelah diterapkan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation dan Example non Examplepada siswa kelas XI IPS3 SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2016/2017. Adapun penjelasannya akan diuraikan

dibawah ini :

Hasil Belajarsiswa dari segi afektif, psikomotorik, kognitif mengalami peningkatan.

1. Afektif

Pada ranah afektif, siswa mengalami peningkatan dalam hal penerimaan pembelajaran, siswa juga menjadi lebih partisipatif dalam kegiatan pembelajaran, serta siswa juga sudah paham mengenai tugas dan tanggung jawabnya sebagai siswa. Hal ini bisa dikatatakan meningkat karena pada observasi awal sebelum tindakan dilakukan para siswa tampak acuh dan kurang tertarik dengan pembelajaran yang ada. Namun dengan adanya model pembelajaran yang baru ini membuat siswa menjadi lebih percaya diri dan lebih bisa menerima pembelajaran.

Dalam penghitungannya siswa mengalami peningkatan dari nilai rata – rata siswa prasiklus yaitu 2,38 meningkat 0,20 pada siklus I sebesar 2,58 mengalami kenaikan hasil belajar pada siklus II sebesar 0, 39 dengan nilai rata-rata siswa menjadi 2, 97.

(2)

2. Psikomotorik

Dari segi psikomotorik disini siswa menjadi lebih bisa mengembangkan keterampilannya dalam berdiskusi, mengeluarkan pendapat, dan menganalisis suatu fenomena yang ada. Padahal sebelum tindakan dilakukan banyak siswa yang hanya diam tanpa mau mengeluarkan pendapatnya karena takut pendapatnya salah, kemudian analisis siswa juga belum mendalam seperti pasca tindakan, serta dalam pengerjaan tugas kelompok,

rata-rata dari mereka masih bingung terhadap pembagian tugasnya . Maka dengan adanya kombinasi dua tipe pembelajaran ini membuat siswa menjadi lebih aktif sehingga membuat mereka paham akan materi yang ada, menambah kepercayaan diri, dan mempertajam analisisnya. Hal itu bisa terjadi karena terbiasanya siswa untuk menghadapi diskusi sehingga melatih mereka untuk berpikiran kritis.

Dalam penghitungannya siswa mengalami peningkatan dari nilai rata – rata siswa prasiklus yaitu 2, 61 meningkat 0, 09 pada siklus I sebesar 2, 7 mengalami kenaikan hasil belajar pada siklus II sebesar 0, 4 dengan nilai rata-rata siswa menjadi 3, 1. 3. Kognitif

Dari segi kognitif siswa menjadi lebih paham terhadap materi pembelajaran, mereka juga lebuh bisa menggambarkan sebuah fenomena sosial yang ada di masyarakat serta menganalisisnya dengan baik. Dalam penghitungannya siswa mengalami peningkatan dari nilai rata – rata siswa prsiklus yaitu 62, 88 meningkat 14, 49 pada siklus I sebesar 77, 37 mengalami

(3)

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian beserta pembahasan dan simpulan yang dikemukakan tersebut diatas maka implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini terbukti secara empiric, kegiatan pembelajaran sosiologi pada materi bab 2 “Konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaiannya” dan bab 3 “Integrasi dan Reintegrasi Sosial sebagai Penyelesaian Konflik dan Kekerasan” dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan Example non Example dapat hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari pemahaman setiap siswa dalam menjalankan pembelajarannya sehingga menghasilkan hasil belajar yang baik. Hal ini disebabkan pendekatan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan Example non Example merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik, sehingga siswa merasa nyaman dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan terjadi hubungan positif antara kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan Example non Exampledengan hasil belajar.

Penelitian yang dilakukan peneliti memberikan sebuah pernyataan bahwasaannya dalam proses pembelajaran, keberhasilannya itu dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Seperti halnya dari faktor guru, sekolah, maupun dari siswa. Semuanya berhubungan dengan baik antar satu dengan yang lainnya. Ketika sekolah memilki suasana belajar yang kondusif maka secara tidak langsung akan mempengaruhi konsentrasi siswa dalam pembelajarannya. Begitu juga sebaliknya ketika kondisi sekolah tidak kondusif maka akan mempengaruhi konsentrasi siswa. Faktor kedua yaitu dari guru, jika

(4)

meningkatkan hasil belajar dari siswa. Jadi pada dasarnya faktor-faktor dalam menunjang pembelajaran itu haruis dimaksimalkan dengan baik agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ada.

Dari hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dijalankan oleh peneliti selama beberapa bulan ini memiliki manfaat secara teoritis diamana hasil penelitian dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan yang ada di lingkungan pendidikan serta dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahamannya terhadap meteri pembelajarana yang ada sehingga bisa meningkat juga hasil

belajarnya. Hal tersebut didapatkan dengan menerapkan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan Example non Example.

2. Implikasi Praktis

Secara praktis hasil penelitian dapat digunakan sebagai sarana masukan atau pertimbangan bagi guru untuk menerapakan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan Example non Example ini dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang sudah disesuaikan dengan materi pembelajaran yang ada sehingga dapat meningkatakan pemahaman siswa yang berujung pada peningkatan hasil belajarnya.

Pada dasaranya seorang guru harus memilki kemampuan untuk memilih model pembelajaran yang tepat untuk peserta didiknya. Hal itu bisa disesuaikan dengan materi yang ada, kondisi dari siswa maupun kelas, kondisi lingkungan, serta yang lainnya sehingga model pembelajaran itu dapat dikembangkan dan diterapakan sesuai dengan kondisi tersebuh dan bisa membuat para siswa menjadi nyaman dengan pembelajaran yang ada, paham akan materi, dan aktif dalam pembelajaran. Seperti hal nya dengan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan Example non Exampleyang bisa menjadi salah satu pertimbangan bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar dari para siswa.

(5)

menjadi lebih antusias dalam melalui proses pembelajaran sosiologi, meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap segala hal dalam proses belajar, dan yang paling pokok adalah meningkatnya hasil belajar XI IPS3 SMA Negeri 2 Sukoharjo.

Penelitian yang sudah dilakukan dengan menerapkan beberapa tindakan ini dapat direfleksikan dalam proses pembelajaran, dijelaskan juga dengn penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dalam proses pemahaman materi serta dari hasi test evaluasi yang dilakukan. Selain itu dengan

penggunaan kombinasi ini dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa, tanggung jawab siswa, kekritisan siswa, dan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran. Maka secara praktis kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan Example non Example dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran siswa dalam mata pelajaran sosiologi dengan disesuaikan dengan materi dan kondisi siswa.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti menyampaikan saran – saran sebagai berikut :

1. Bagi Guru

a. Guru diharapkan bisa lebih memahami tentang berbagai model pembelajaran yang ada sehingga proses pembelajaran dapat dikembangkan dengan baik dan bisa membuat siswa menjadi lebih mudah dalam memahami pembelajarn yang ada.

b. Guru diharapkan dapat mengupdate suatu contoh nyata yang ada dimasyarakat untuk kemudian dikembangkan dalam materi pembelajarn, sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi yang ada.

c. Guru diharapkan bisa mencari media yang bisa mengembangkan

pengetahuan siswa baik melalui media vidio maupun gambar yang berkaitan dengan materi ajar.

(6)

meningkatkan kualitas pembelajaran yang ada yang akan berdampak pada keberhasilan belajar para siswa.

e. Guru diharapkan bisa memberikan rasa percaya diri dan motivasi diri pada siswa mengenai menariknya sebuah pembelajaran itu, sehingga siswa menjadi lebih antusias dalam setiap pembelajaran.

f. Guru hendaknya bisa memilih model dan metode pembelajaran yang tepat bagi setiap kelas, sebab setiap kelas memiliki masalah yang berbeda-beda sehingga memerlukan penanganan yang berbeda pula.

Dengan mampunya guru memilih satu model dan metode yang tepat maka diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan dari sebuh pembelajaran.

g. Dilihat dari hasil penelitian, dimana dalam penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka hendaknya guru bisa menerapkan bahkan bisa mengembangkan kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan Example non Exampledalam mata pelajaran sosiologi sebagai upaya peningkatan hasi belajar siswa baik dalam ranah afektif, psiomotorik, maupun kognitif.

2. Bagi Siswa

a. Siswa diharapkan bisa lebih meningkatkan kepercayaan dirinya dalam mengungkapkan pendapat ketika diskusi kelompok, diskusi antar kelompok, maupun diskusi dengan guru. Dengan rasa kepercayaan diri ini akan membuat para siswa bisa berkomunikasi dengan baik dengan teman, guru, bahkan dengan masyarakat.

b. Siswa diharapkan bisa lebih peka dan kritis dalam menanggapi suatu fenomena yang ada dilingkungan sekitarnya apalagi yang berkaitan dengan materi pembelajaran sosiologi, sebab hal ini bisa membuat para

siswa lebih memahami materi yang ada dengan baik.

(7)

d. Siswa diharapakan agar bisa meningkatakan kemampuan analisis mereka terhadap suatu fenomena yang berkaitan dengan pembelajaran sosiologi karena ketika kemampuan analisis meningkat maka pemahaman siswapun meningkat dan bisa memudahkan pembelajarn yang ada.

e. Siswa diharapkan dapat meningkatkan kerjasama mereka dalam menjalankan tugas kelompok maupun diskusi kelompok, hal ini akan bisa membuat para siswa menjadi lebih saling mengenal dan berbagi ilmu pengetahuan yang ada.

3. Bagi Sekolah

a. Hasil laporan ini diharapkan dapat berguna bagi peningkatan kinerja guru dan upaya meningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi, serta dapat digunakan sebagai bahan mengembangkan kreativitas guru dalam upaya mencari solusi masalah peningkatan hasil belajar siswa. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Abimayu, Soli dkk (2009). Strategi Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Agus Suprijono.(2009).Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

I Ketut Wiratana, I Wayan Sadia, Ketut Suma (2013)Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation)Terhadap Keterampilan Proses Dan Hasil Belajar Sains Siswa SMP.Singaraja: Mahasiswa Universitas Ganesha Program Pascasarjana pendidikan Sains

Jolana Renee Solarbesain (2012)Penerapan Pembelajaran Example Non Example Bervariasi Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Sejarah Pembentukan Bumi Pada Siswa Kelas X-3 SMA Masehi I Psak Tahun 2012.Semarang:SMA MASEHI I PSAK Semarang

K. Suartika, I B. Arnyana, G A. Setiawan (2013) Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Terhadap Pemahaman Konsep Biologi Dan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMA. Singaraja: Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Komalasari, K. (2011). Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Aditama

Permendiknas No. 22 Tahun 2006yang diakses pada tanggal 25 November dari

http://bsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/isi/Permen_22_2006.pdf

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 yang diakses dari http://bsnp-indonesia.org/id/bsnp/wp-content/uploads/2009/06/01.-SMA-MA.pdf

Priatna, Nanang dkk. (2013). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sani, Ridwan Abdullah. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Soerjono Soekanto. (2010) Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sudjana, N. (2014) Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjiono. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan Jakarta: Raja Grafindo.

(9)

Syah, Muhibin. (2011). Psikologi Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya

Wardhani, Igak dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada bulan September (gambar 8), suhu udara panas di Surabaya dan temperatur rata-rata ruang dengan Windpipes Roofpond pada pukul 14.oo tetap menunjukkan

Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih strategi untuk menyelesaikan masalah, siswa dapat.. memilih satu strategi yang tepat

Dalam suatu hari Rasul saw kedatangan sepasang suami istri yg mengadukan kematian putri mereka, kalau putrinya bisa hidup lagi maka mereka akan masuk islam,

Dari tabel frekuensi tersebut, uji chi square yang dilakukan atas frekuensi laba bersih sama dengan hasil uji chi square yang dilakukan atas frekuensi liabilitas jangka panjang.

menguraikan pengertian dari desain produk dan tujuan dari keilmuan desain produk secara benar menguraikan pengertian dari desain produk secara benar menguraikan pengertian

Saat ini, integrasi sosial yang dibangun jemaat GPIB Pniel pasca konflik telah. berhasil, yang dilakukan dengan cara mengubah strategi kehadiran, bukan

Kabupaten Dompu merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang telah menerima izin Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan merealisasikan seluruh target luasan

Upaya untuk memunculkan nilai kekinian sumber daya sebagai modal pembangunan pariwisata dan kota pusaka, merupakan salah satu konsep pembangunan berwawasan pelestarian yang