TINJAUAN ULANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG
TELKOMSEL PEKANBARU
Yanni Hardyanti, Hendri Warman, Khadavi
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang
Email : Yanihardy9@gmail.com, Warman_hendri@yahoo.com, Qhad_17@yahoo.com
Abstrak
Di kota-kota besar pada saat sekarang ini, pembangunan gedung bertingkat sangat berkembang pesat tetapi ketersediaan lahan semakin menipis. Di daerah Riau telah banyak pembangunan gedung tinggi yang merupakan milik pemerintah maupun swasta dan tidak menyewa gedung, beberapa bangunan di pekanbaru ada yang disewakan bangunan, sehingga perlu dibangun suatu gedung Telkomsel sebagai sarana dan penunjang pelayanan masyarakat. Gedung Telkomsel telah dibangun di daerah Pekanbaru dengan menggunakan konstruksi beton bertulang 11 lantai dan tinggi 49,75 m. Tugas akhir ini bertujuan untuk dapat merencanakan struktur gedung beton bertulang yang berpedoman kepada standar-standar perencanaan terbaru seperti SNI 1726-2012 untuk perencanaan beban gempa dan perencanaan struktur gedung beton bertulang berdasarkan pada SNI 2847-2013. Perhitungan tinjauan ulang struktur ini dilakukan menggunakan aplikasi komputer dengan pemodelan 3D, kategori resiko gempa II dan prosedur gaya lateral static ekivalen dengan gaya geser dasar seismic arah-x (Vx) sebesar 9370,96 kN dan arah-y (Vy) sebesar 9370,96 kN. Hasil yang diperoleh dimensi balok, kolom, pelat, pondasi dan pembesian tulangan balok, kolom, pelat dan pondasi.
Kata kunci : gedung, struktur, tinjauan ulang.
Pembimbing I Pembimbing II
REDESIGN BUILDING STRUCTURE OF TELKOMSEL PEKANBARU
Yanni Hardyanti, Hendri Warman, Khadavi
Civil Engineering Department, Faculty of Civil Enginering and Planning, Univesity of Bung Hatta Padang
Email : Yanihardy9@gmail.com, Warman_hendri@yahoo.com, Qhad_17@yahoo.com
Abstrak
In the big cities at the present time, construction of multi-storey buildings is growing rapidly but availability of land diminishing. In Riau has many tall building which is owned by the government and private and not renting building, several buildings in pekanbaru there are rented building, so it need to be built a building of Telkomsel as a means and supporting of public service. The building of Telkomsel have been built in the area Pekanbaru by using reinforced concrete construction 11 floors and a height of 49.75 m. This thesis aims to be able to plan the structure of the building reinforced concrete that based by the standards of latest design such as SNI 1726-2012 for planning of earthquake loads and the structural design of reinforced concrete building is based on SNI 2847-2013. the Calculation of the redesign structure is done using a computer application with a 3D modeling , the risk category II, procedure lateral equivalent stati seismic base shear force direction-x (Vdirection-x) of 9370,96 kN and direction-y 9370,96 kN. The main results from this study are the dimension of beam, coloumn, slab, pile foundation and tie beam, and their reinforcements
keyword : building, structure, redesaign.
Pembimbing I Pembimbing II
1. PENDAHULUAN
Dikota-kota besar pada saat sekarang ini, pembangunan gedung-gedung bertingkat tinggi sudah menjadi suatu prioritas dan kebutuhan akan fungsi suatu gedung. Pembangunan gedung bertingkat sangatlah berkembang pesat, karena kebutuhan akan gedung yang semakin meningkat sedangkan ketersedian lahan yang semakin menipis.
Maka dari itu dikembangkanlah
pembangunan gedung yang menggunakan alat dan metoda yang modern.
Metoda-metoda pembangunan
gedung harus sesuai dengan standar yang berlaku. Pembangunan gedung di Indonesia memiliki beberapa standar yang berlaku seperti SNI Perhitungan Struktur Beton dan SNI Ketahanan Gempa, yang mana standar yang diterapkan haruslah sesuai dengan kondisi wilayah.
Kota Pekanbaru sekarang ini lagi memfokuskan diri pada pembangunan sarana dan pra-sarana atau infrastruktur. Hal ini dapat kita lihat dari pembangunan gedung bertingkat, jembatan, jalan raya, dan lain-lain. Dalam pembangunan gedung bertingkat, seperti bangunan gedung yang diperuntukkan untuk perkantoran, hotel, rumah sakit dan rusunawa.
Untuk mengantisipasi atau
meminimalkan terhadap resiko gempa yang
meruntuhkan konstruksi bangunan gedung, maka konstruksi yang akan kita bangun harus direncanakan tahan terhadap gempa atau yang biasa dikenal dengan bangunan tahan gempa.
Dengan melatarbelakangi uraian
tersebut diatas penulis mencoba melakukan perhitungan pada struktur gedung yang mana datanya diambil dari proyek (data-data
lapangan), yaitu Proyek Pembangunan
Gedung Telkomsel Pekanbaru. Sehingga
tugas akhir ini penulis beri judul ”Tinjauan
Ulang Perencanaan Struktur Gedung Telkomsel Pekanbaru”.
2. METODOLOGI
Untuk menyelesaikan penulisan studi ini diperlukan bebarapa tahapan yaitu :
a. Studi Literatur
Studi literatur seperti mempelajari teori-teori
yang menunjang tentang perencanaan
struktur gedung tahan gempa dan standar-standar yang digunakan seperti Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
(SNI 1726:2012), Persyaratan Beton
Struktural untuk Bangunan Gedung (SNI
2847:2013), dan besaran pembebanan
b. Pengumpulan Data
Data-data yang dibutuhkan adalah data tanah, gambar perencanaan dan spesifikasi teknis struktur seperti, mutu beton (fc’) dan mutu baja tulangan (fy).
c. Analisa dan perhitungan
Perhitungan dimensi struktur.
Analisa dan perhitungan beban-beban
yang bekerja, seperti beban gravitasi dan beban gempa.
Analisa dan perhitungan struktur
menggunakan program komputer, seperti gaya-gaya dalam dan kapasitas layan gedung.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Struktur
Model studi berupa gedung
perkantoran di kota Pekanbaru 11 lantai dengan elevasi lantai tipikal 4 m, lantai parker 1,55 m, lantai mezzanine 3 m, lantai aula 6 m, dan lantai atap 2 m. Mutu bahan/material yang digunakan fc’ 30 Mpa dan mutu baja fy 400 Mpa.
a. Dimensi Awal
Pada perencanaan awal struktur didapat beberapa dimensi struktur, yaitu :
Dimensi Balok Balok Induk : 40 x 60 cm Balok Anak : 30 x 40 cm Dimensi Pelat Pelat Lantai : 20 cm Pelat Atap : 12 cm Dimensi Kolom : 60 x 60 cm
b. Beban-Beban yang Bekerja
Beban Grafitasi
Beban Mati
Berat beton bertulang = 2400 kg/m3
Berat air hujan = 1000 kg/m3
Berat plafond = 11 kg/m2
Berat penggantung = 7 kg/m2
Berat spesi per-cm = 21 kg/m2
Berat keramik = 24 kg/m2
Berat kozen = 10 kg/m2
Berat sparing instalasi = 20 kg/m2
Beban Hidup
Beban hidup perkantoran = 250 kg/m2
Beban hidup lt.parkir = 400 kg/m2
Tabel 3.1 Hasil Hitungan Berat Bangunan
Atap Parapet 0.00 612 984.9 1596.90 Atap 715.23 170.51 4794.35 5680.09 Lantai 10 13249.98 1372.68 10065.95 24688.61 Lantai 9 9390.48 857.93 9962.30 20210.71 Lantai 8 9390.48 857.93 9962.30 20210.71 Lantai 7 9390.48 857.93 9962.30 20210.71 Lantai 6 9390.48 857.93 9962.30 20210.71 Lantai 5 9390.48 857.93 9962.30 20210.71 Lantai 4 9390.48 857.93 9962.30 20210.71 Lantai 3 9390.48 857.93 9586.20 19834.61 Parkir 4 1518.14 612.00 4713.15 6843.29 Parkir 3 1213.02 733.50 5235.40 7181.92 Parkir 2 1137.42 612.00 4305.10 6054.52 Parkir 1 1213.02 733.50 5365.80 7312.32 Lantai Mezzanine 2491.55 382.50 4913.10 7787.15 208243.62 Beban Total = Tingkat Lantai Beban Mati Tambahan (kN) Beban Hidup Tambahan (kN) Berat Sendiri (kN) Beban Total (kN)
Beban Gempa
Sebelum dilakukan analisa dan perhitungan beban gempa terlebih dahulu ditentukan parameter gempa rencana, sistem dan parameter struktur, serta analisa gempa yang digunakan. Adapun tahapannya ditunjukkan di bawah ini :
Katagori resiko bangunan gedung =
Katagori resiko II.
Faktor Keutamaan Bangunan Terhadap
Gempa (Ie) = 1,0
Respons Spektral Percepatan
Gambar 3.1 Respons Spektral Percepatan Kota Pekanbaru
Ss : 0,5
S1 : 0,3
Klasifikasi Situs (jenis tanah) = Tanah
lunak (analisa didasarkan pada hasil N SPT boring log)
Koefisien Situs Fa dan Fv
Fa = 1,7
Fv = 2,8
Percepatan Spektral Desain
Parameter spectrum respons percepatan:
SMS = 0,85
SM1 = 0,84
Parameter percepatan spectral desain :
SDS = 0,567
SD1 = 0,560
Katagori Desain Seismik- KDS =
Katagori Desain Seismik D (KDS-D)
Sistem dan Parameter Struktur = Sistem
Rangka Pemikul Momen Khusus
(SRPM-K)
R = 8
Ω0 = 3
Cd = 51/2
hn = Tidak dibatasi (TB)
Fleksibelitas Diafragma = diafragma
kaku
Evaluasi Sistem Struktur Terkait dengan
Ketidakberaturan Konfigurasi = Struktur digolongkan pada struktur beraturan.
Faktor Redudansi (ρ) = 1,3
Prosedur Analisis Gaya Lateral =
Analisis Gaya Lateral Ekivalen (Statik Ekivalen)
Pemodelan Struktur = 3 Dimensi
Kombinasi Beban
Analisa Struktur Akibat Beban Gempa
Lateral Ekivalen
Geser Dasar Seismik
Geser dasar seismik arah – X (Vx) = 9370,96 kN
Geser dasar seismik arah – Y (Vy) = 9370,96 kN
Penentuan Perioda
- Perioda dari hasil program komputer Arah-x T1 = 2,313
Arah-y T2 = 2,281
- Perioda fundamental pendekatan =
1,1 detik
Perioda yang digunakan adalah perioda hasil program komputer.
Menghitung distribusi vertikal gaya
gempa (Fx) Fx = Cvx V Cvx = ∑ Untuk T = 2,313 k = 1,52 Untuk T = 2,281 k = 1,52
Tabel 3.2 Perhitungan Distribusi Gaya Gempa Arah – x
Tabel 3.3 Perhitungan Distribusi Gaya Gempa Arah – Y
c. Analisa dan Desain Struktur
Analisa dan desain struktur dilakukan menggunakan program komputer sehingga didapatkan berupa gaya-gaya dalam yang
bekerja, hasil dari gaya-gaya dalam
digunakan untuk melakukan desain
kebutuhan tulangan struktur. Perhitungan penulangan pelat
DL = 101 kg/m2 + Berat sendiri Pelat = 101 kg/m2 + (0,12 m x 2400kg/m3) = 389 kg/m2 LL =150 kg/m2 Wu = 1,2 DL + 1,6 LL = (1,2 x 389) + (1,6 x 150) = 706,8 kg/m2
Pelat diasumsikan terjepit sejati
Ly/lx = 6,0/3,775 = 1,59
Dari tabel 4.2.b buku Grafik dan Tabel
Perhitungan Beton Bertulang didapatkan :
Mlx = 0,001Wu.Lx2.x dimana : x =48,63 Atap Parapet 49.75 379.42 1596.90 605903.15 0.020 184.93 184.93 30.82 Atap 47.75 356.48 5680.09 2024857.04 0.065 618.01 802.94 103.00 Lantai 10 41.75 290.67 24688.61 7176199.25 0.231 2190.27 2993.21 365.04 Lantai 9 37.75 249.41 20210.71 5040750.90 0.163 1538.50 4531.71 256.42 Lantai 8 33.75 210.37 20210.71 4251650.97 0.137 1297.66 5829.37 216.28 Lantai 7 29.75 173.66 20210.71 3509794.25 0.113 1071.23 6900.60 178.54 Lantai 6 25.75 139.44 20210.71 2818141.90 0.091 860.13 7760.73 143.36 Lantai 5 21.75 107.88 20210.71 2180316.49 0.070 665.46 8426.19 110.91 Lantai 4 17.75 79.21 20210.71 1600895.44 0.052 488.61 8914.81 81.44 Lantai 3 13.75 53.73 19834.61 1065721.33 0.034 325.27 9240.08 54.21 Parkir 4 10.65 36.44 6843.29 249365.40 0.008 76.11 9316.19 12.68 Parkir 3 9.10 28.69 7181.92 206055.11 0.007 62.89 9379.08 10.48 Parkir 2 7.55 21.60 6054.52 130785.43 0.004 39.92 9419.00 6.65 Parkir 1 6.00 15.23 7312.32 111389.69 0.004 34.00 9453.00 5.67 Lantai Mezzanine 3.00 5.31 7787.15 41362.11 0.001 12.62 9465.62 2.10 208243.62 31013188.45 1.000 9465.62 102617.46 1577.60 Fx (kN) Fix (kN) Vx (kN) Tingkat Lantai hx (m) hx k (m) Wx (kN) Wx hxk (kN-m) Cvx Jumlah Atap Parapet 49.75 379.42 1596.90 605903.15 0.020 184.93 184.93 30.82 Atap 47.75 356.48 5680.09 2024857.04 0.065 618.01 802.94 103.00 Lantai 10 41.75 290.67 24688.61 7176199.25 0.231 2190.27 2993.21 365.04 Lantai 9 37.75 249.41 20210.71 5040750.90 0.163 1538.50 4531.71 256.42 Lantai 8 33.75 210.37 20210.71 4251650.97 0.137 1297.66 5829.37 216.28 Lantai 7 29.75 173.66 20210.71 3509794.25 0.113 1071.23 6900.60 178.54 Lantai 6 25.75 139.44 20210.71 2818141.90 0.091 860.13 7760.73 143.36 Lantai 5 21.75 107.88 20210.71 2180316.49 0.070 665.46 8426.19 110.91 Lantai 4 17.75 79.21 20210.71 1600895.44 0.052 488.61 8914.81 81.44 Lantai 3 13.75 53.73 19834.61 1065721.33 0.034 325.27 9240.08 54.21 Parkir 4 10.65 36.44 6843.29 249365.40 0.008 76.11 9316.19 12.68 Parkir 3 9.10 28.69 7181.92 206055.11 0.007 62.89 9379.08 10.48 Parkir 2 7.55 21.60 6054.52 130785.43 0.004 39.92 9419.00 6.65 Parkir 1 6.00 15.23 7312.32 111389.69 0.004 34.00 9453.00 5.67 Lantai Mezzanine 3.00 5.31 7787.15 41362.11 0.001 12.62 9465.62 2.10 208243.62 31013188.45 1.000 9465.62 102617.46 1577.60 Fx (kN) Fix (kN) Vx (kN) Tingkat Lantai hx (m) hx k (m) Wx (kN) Wx hxk (kN-m) Cvx Jumlah
Mly = 0,001 Wu . Lx2 . x dimana: x = 15,16 Mtx = -0,001Wu.Lx2.x Dimana x = 77,68 Mty = -0,001Wu.Lx2.x dimana:x =54,05
Momen design pelat atap :
Mlx = 0,001 x 706,8 x 3,7752 x 48,63 = 489,81kg-m Mly = 0,001 x 706,8 x 3,7752 x 15,16 = 152,60 kg-m Mtx = -0,001 x 706,8 x 3,7752 x 77,68 = -782,44kg-m Mty = -0,001 x 706,8 x 3,7752 x 54,05 = -544,41kg-m
Perencanaan Tulangan Lapangan (Mlx)
Mu = 489,81 kg-m = 489,81 x 104 N-mm b = 1000 mm h = 120 mm P = 20 mm Dutama = 10 mm β = 0,85–0,05.(fc’-28)>28 Mpa = 0,75 fc’ = 30 Mpa = 250 kg/cm2 fy = 400 Mpa = 4000 kg/cm2 d = h – p – ½ Dutama = 120 – 20 – 5 = 95 mm Mn = Mu/ϕ = , , = 5442325,64 N-mm Rn = Mn/bd2 = , = 603,028 kN/m2 ρb = 0,85 β1 x fy fc' x fy 600 600 = 0,85 x 0,75 x 400 30 x 400 600 600 = 0,029 ρmax = 0,75 ρb = 0,75 x 0,029 = 0,022 ρmin = 1,4/fy = 1,4/400 = 0,0035 m =
'
.
85
,
0
fc
fy
= , = 15,69 ρ = 1− 1−2 = , 1− 1−2 15,69 , = 0,0015ρ yang diperoleh harus memenuhi :
0,0035 > 0,0015 < 0,022
Jadi ρ yang dipakai adalah 0,0035
Luas tulangan tarik (As)
As = ρ x b x d = 0,0035 x 1000 x 95 = 332,50 mm2 S = , = , , = 236,09 mm Dipakai tulangan D10-200 As=392,5 mm2
Perhitungan penulangan balok Mu = 678,5229 kN-m Mn = Mu/ϕ = , , = 753,91 x 106 N-mm Rn = = , = 6,488 N/mm2 ρb = 0,85 β1 x x = 0,85 x 0,75 x x = 0,029 ρmax = 0,75 ρb = 0,75 x 0,02869 = 0,022 ρmin = , = , = 0,0035 m = , = , = 15,69 ρ = fy Rn m 2 1 1 = , 400 488 , 6 69 , 15 2 1 1 x = 0,0191
ρ yang diperoleh harus memenuhi :
ρmin< ρ < ρmaks
0,0035 > 0,0191 < 0,022
Jadi ρ yang dipakai adalah 0,0191
Luas tulangan tarik (As)
As = ρ x b x d = 0,0191 x 400 x 539 = 4111,89 mm2 n = , = , , = 10,46 ≈ 11 Dipakai tulangan 11 D22
Luas tulangan tekan (As’)
As ’ = 0,5 x As = 0,5 x 4111,89
n = , = , , = 5,3 ≈ 6 Dipakai tulangan 6 D22 Analisis Balok
Asumsi tulangan tari leleh fs = fy apabila εs
≥ εy
Tulangan tekan leleh fs’ = fy apabila εs’ ≥ εy
a = ( ) , = (4111,89 2055,94) , = 80,63 mm c = β1
= , 0,75
=
107,50 mm Cek asumsi : εy = ε = = 0,002Tulangan tarik leleh :
εs = 0,003 . c c d = 0,003 . 50 , 107 50 , 107 539 = 0,012 > 0,002 ... ok Tulangan tekan leleh :
εs’ = 0,003 . c d c ' = 0,003 . 50 , 107 61 50 , 107 = 0,0013 < 0,002... tidak ok
Tulangan tekan tidak leleh fs’ = εs’ . Es
fs’ = εs’ . Es fs’ = 85 , 0 ' 85 , 0 a d a . 0,003 . Es= a xd a 0,85 ' . 0,003 . Es C = T Cc + Cs = T 0,85 . fc’ . a . b + As’ . fs’ = As . fy 0,85 . fc’ . a . b + As’ . a xd a 0,85 ' . 0,003 . Es = As . fy (0,85 . 30 . a . 400) + As’ . a x a 0,85 59,5 . 0,003 . Es = As . 400 a2 – 40,313 a – 55532,909 = 0 a1 = 97,22 mm a2 = -59,91 mm
nilai yang diambil = 97,22 mm c =
β1 = ,
0,75 = 129,63 mm
Kontrol :
Regangan baja tarik :
εs = 0,003 . c c d = 0,003 . 63 , 129 63 , 129 539 = 0,095 > εy = 0,002 ... ok
Tegangan baja tarik (fs) :
fs = εs . Es
= 1894,79 Mpa > 400 Mpa
Regangan baja tekan
εs’ = 0,003 . c d c ' = 0,003 . 63 , 129 61 63 , 129 = 0,0016 < εy = 0,002 ... ok
Tegangan baja tekan (fs’) :
fs’ = εs’ . Es
= 0,0016 x 200000 = 317,66 Mpa < 400 Mpa
Maka baja tekan belum leleh sesuai dengan asumsi.
Momen Lentur Nominal :
Mn = Cc 2 a d + Cs d d' = 0,85 . fc’ . a . b . 2 a d + As’ . fs’ . d d' = 0,85.30. 97,22.400 . 2 22 , 97 539 + 2047.82 . 321,27. 539 61 = 798,48 kN.m Syarat : Φ Mn ≥ Mu 0,9 . 798,48 kN.m ≥ 678,5229 kN.m 718,63 kN.m ≥ 678,5229 kN.m ... ok
Penulangan Geser Balok
Data-data :
Tinggi balok : 600 mm
Lebar balok : 400 mm
Tebal penutup beton : 40 mm
Diameter tulangan utama :D22
Diameter sengkang : D10 fc’ : 30 Mpa fy : 400 Mpa ϕ : 0,75 β1 : 0,75 Tinggi efektif (d) : d = h – p – ½ tul.utama – tul.sengkang = 600 – 40 ½ 22 – 10 = 539 mm d’ = h – d = 600 – 539 = 61 mm
Penulangan Daerah Tumpuan Vu = 308,26 kN
Kapasitas geser beton (Vc)
Vc = 1/6 . ′ . b . d
= 196,81 kN ϕVc = 0,75 . 196,81 = 147,61 kN a = . , . , . .
= , . , . , . . = 201,56 mm Mpr1 = As. 1,25. fy.(d-
)
= 4111,89 . 1,25 . 400 . 539− , = 900,96 kN.m a = . , . , . .
= , . , . , . . = 100,78 mm Mpr2 = As’. 1,25. fy.(d-
)
= 2055,94 . 1,25 . 400 . 539− , = 502,27 kN.m Ve = = , , , = 233,87 kNTotal reaksi di ujung kiri balok =
134,57 kN - 233,87 kN = 99,31 kN
Total reaksi di ujung kanan balok =
308,26 kN + 233,87 kN = 542,142 kN 0,5 . vu = 0,5 . 308,26 = 154,13 kN Karena Ve > 0,5 Vu maka mengasumsikan Vc = 0 (SNI-2847;2013 pasal 21.5.4.2) Kapasitas Geser Tulangan (Vs)
Vu ≤ ϕ Vn Vn = Vc + Vs Vu ≤ ϕ (Vc + Vs) Vu/ϕ ≤ Vc + Vs Vs = Vu/ ϕ –Vc = , , – 0 = 411,01 kN Vsmaks = 2/3 . b . d . ′ = 2/3 . 400 . 540,5 . √30 = 789,45 kN Vsmaks > Vsperlu ... OK
Jika Vn < Vc maka tulangan sengkang tidak dibutuhkan namun digunakan sengkang minimum.
Vn > Vc ... Tulangan Sengkang dibutuhkan.
Spasi Tulangan Geser (Smaks)
- d/4 = 539/4 = 134,75 mm
- 6 x diameter tulangan terkecil lentur
utama = 132 mm
- 150 mm
Sengkang harus dipastikan tidak lebih dari :
- d/2 = 269,5 mm
Ambil jarak antar tulangan geser 100 mm
Av = . = . = 157 mm2 S = . . = . . , = 82,9 mm
Jadi sengkang yang digunakan yaitu :
Daerah Plastis D10 – 75 mm
Daerah diluar sendi plastis D100 –
200 mm
Dengan cara yang sama perhitungan geser balok selanjutnya ditabelkan.
Perhitungan penulangan kolom
d’ = h – d = 600 – 537,5 = 62,5 mm ex =
= , ,
= 0,0513 ey = = , , =0,1957 e =
+
= 0,0513 + 0,1957 = 0,2023 m = 202,31 mm = ,= 0,2 . , . = , , ( ) , = 0,424 = , = 0,3372 . , . x
= 0,143
Dari grafik 6.2.d pada buku grafik dan tabel perhitungan beton bertulang (W.C.Vis dan Gideon Kusuma, 1993) didapatkan :
r = 0,011
fc’ = 30 Mpa β1 = 1,2
ρ = r. β
= 0,011 x 1,2 = 0,0132
Luas Tulangan (As)
As = ρ. Agr
= 0,0132 x (600 x 600)
= 4752 mm2
Maka digunakan tulangan 13 D22 Analisa Kolom
- Kontrol kapasitas beban aksial
ϕPn maks = 0,85 ϕ [0,85. . ( − ) + . ] = 0,85. 0,7. [0,85. 30. (360000−4752) + 400. 4752] = 6520976,28 N = 6520,98 KN
- Kontrol kapasitas momen axial
a= , . . = , , . . = 169,31 mm Mn = As x fy x d - =1224 x 400 x (537,5 - ,
)
=899924256 N.mm =899,92 KNm Kontrol : Φ Mn ≥ Mu 0,7 x 899,92 ≥ 533,66 KNm 629,947 ≥ 533,66 KNm ....okPerhitungan kolom selanjutnya ditabelkan.
Penulangan geser kolom
d’ = h – d = 600 – 537,5 = 62,5 mm Vu = 73,7943 KN Vn = Vc + Vs Vu ≥ ϕ Vn Vn = ∅
= , ,
= 98,392 KN Vc = 1/6. . b. d = 1/6. √30. 600. 537,5 = 295,222 KN ΦVc = 0,75 x 295,222 = 221,4168 KN Vu > ΦVc maka diperlukan tulangan sengkang.
Dalam SNI 2847-2013 pada daerah tumpuan jika geser yang ditimbulkan akibat gempa Vc = 0.
Vn = Vc + Vs
98,392 = 0 + Vs
Vs = 98,392 KN
Jika Vn < Vc maka tulangan sengkang tidak dibutuhkan namun digunakan sengkang minimum. Vn > Vc ... Tulangan Sengkang dibutuhkan. Jarak Sengkang : Vs = . . S = . . Av = 2. 0,25 . 3,14 . 102 = 157 mm2 S = . . , , = 215,6 mm
Jarak sengkang maksimum yang disyaratkan :
od/4 =150 mm
o6 x diameter tulangan lentur terkecil
= 150 mm
o150 mm
od/2 =268,75 mm
o600 mm
Maka dipasang Sengkang :
D10-100 mm2 di daerah plastis
D10-150 mm2 di luar sendi plastis
Dengan cara yang sama perhitungan
ditabelkan, tabel perhitungan terlampir pada lampiran.
Penulangan Tie Beam
Tulangan lentur As minimum tidak boleh kurang dari :
As min =
. . b . d
= √
. . 400 . 539
= 738,056 mm2
Dan tidak boleh kecil dari : As min =
, . .
= , . . =
754,6 mm2
Perhitungan berdasarkan akibat penurunan
antar pondasi ΔS = 52,56 mm
ΔM = . . ∆ =
. , . , . . ,
= 548708107,57 N.mm
Asumsi dipakai tulangan atas dan bawah
9D22 (As = 3419,46 mm2) a = . , . . = , . , . . = 134,10 mm Mn = As.fy. − = 3419,46 . 400 . 539− , = 645528072,54 N.mm ϕMn = 0,9 . 645528072,54 N.mm = 580975265,28 N.mm > ΔM = 548708107,57 N.mm....OK
Perhitungan berdasarkan beban aksial
terfaktor dan momen terfaktor yang bekerja pada tie beam.
Pu kolom : 5081,85 KN
P yang diterima tie beam sebesar 10% =
10% x 5081,85 = 508,185 KN M akibat dinding = . q . l2 = . 250 . 102 = 31,25 KN.m Momen Terfaktor = 1,4 DL = 1,4 . 31,25 = 47,25 KN.m
Penulangan geser Tie Beam
Beban pada tie beam :
Akibat beban dinding = 250 . 3 . 10
=7500 kg
Akibat berat sendiri = 0,4 . 0,6 . 10 .2400
Vu = , . ( )=9282 kg = 92820 N
Tulangan lentru terpasang 8D22 (As =
3039,52 mm2) Vc = 1 + , . . = 1 + , . , . √ . . = 198065,2025 N ΦVc = 0,75 . 198065,2025 = 148548,9019 N >92820 N
Dipasang 100 pada tumpuan dan D10-150 pada lapangan.
4. KESIMPULAN
Dari hasil perencanaan struktur gedung Telkomsel didapatkan bahwa :
a. Tebal pada pelat didapatkan penulis
adalah pelat atap 120 mm dan pelat lantai 200 mm
b. Untuk balok induk didapatkan dimensi
40 x 60 cm dan balok anak 30 x 40 cm.
c. Untuk kolom didapatkan dimensi 60 x
60 cm.
Saran
Dalam melakukan perencanaan ulang
struktur beton bertulang harus menggunakan standar yang berlaku yang disyaratkan sekarang dan haruslah dilakukan dengan ketelitian agar menghasilkan perencanaan yang aman.
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, J.E. 1999, Analisa dan Desain Pondasi Jilid II, Erlangga, Jakarta.
Budiono, B dan Supriatna L. 2011, Studi Komparasi Desain Bangunan Tahan Gempa, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Nasution, A. 2009, Analisis dan Desain Struktur Beton Bertulang, Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Pamungkas, A dan Harianti, E. 2013, Desain Pondasi Tahan Gempa, Andi, Yogyakarta.
Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan. 2013, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03:2847:2013), Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan. 2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03:1726:2012), Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.
Vis, W.C dan Kusuma G. 1993, Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang, Erlangga, Jakarta.
Vis, W.C dan Kusuma G. 1993, Grafik dan Tbael Perhitungan Beton Bertulang, Erlangga, Jakarta.