• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYAH DENGAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYAH DENGAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI PERKEMBANGAN

PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYAH

DENGAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II

SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

RAFIDATU MASALIS

NIM: 11113195

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI PERKEMBANGAN

PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYAH

DENGAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE

PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II

SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

RAFIDATU MASALIS

NIM: 11113195

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTTO

Doa di saat Tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran.

(Imam Syafi’i)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya sederhana ini untuk:

Ayah dan Ibuku yang selalu memberikan kasih sayang, do’a dan dukungan.

Kakak-kakakku tercinta Arina Hanifah, Ahmad Ikhsanil Ahda, Wahyu Tyas Nugroho, Inna Kurniawati, adikku tersayang M. Abdul Hamid, dan keponakanku

Dahayu Cetta Nareswari yang ku sayangi.

Teman sejatiku Muhammad Ishaq yang selalu membantu, memberikan nasihat dan yang selalu memotivasi.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا الله مسب

Puji syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar SKI Materi Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa

Bani Abbasiyah Dengan Metode Everyone Is a Teacher Here Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 bisa selesai. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi

Agung Muhammad SAW semoga beliau selalu dirahmati Allah.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan

bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga; 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga;

4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberikan saran, motivasi, arahan, dan meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini; 5. Bapak Drs. Nasafi, M.Pdi. selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingannya;

(9)
(10)

x ABSTRAK

Masalis, Rafidatu. 2017. Peningkatan Hasil Belajar SKI Materi Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Bani Abbasiyah Dengan Metode Everyone Is a Teacher Here Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Imam Mas Arum, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar SKI, Metode Everyone Is a Teacher Here

Kemampuan belajar Sejarah Kebudayaan Islam bagi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga pada tahun 2016/2017 pencapaian rata-rata masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dilaksanakan secara monoton dan tidak efektif. Dalam hal ini peran guru pengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kurang begitu kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran, metode yang digunakan pun sebatas pada metode ceramah. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah penerapan metode Everyone Is a Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar SKI materi Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah pada siswa kelas VIII Semester II SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017?.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP MuhammadiyahSalatiga yang berjumlah 32 siswa meliputi 28 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan tes evaluasi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaituobservasi, dokumentasi, dan tes. Data dianalisis secara statistik menggunakan rumus persentase, apabila ≥ 85% siswa tuntas belajar maka siklus dihentikan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Everyone Is a Teacher Here

(11)
(12)

xii

2. Tujuan Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam …………... 34

3. Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam ………... 36

D. Metode Everyone Is a Teacher Here ………... 37

1. Pengertian Metode Everyone Is a Teacher Here ……… 39

2. Prosedur Metode Everyone Is a Teacher Here ……….. 39

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Everyone Is a Teacher Here ……….. 40

E. Kerangka Berpikir ……….... 41

F. Penelitian yang Relevan………. 43

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolahan ………... 48

B. Subjek Penelitian ………. 54

C. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II 1. Deskripsi Siklus I ... 55

2. Deskripsi Siklus II ... 57

(13)

xiii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Persiklus

1. Deskripsi Pra Siklus ………. 61

2. Deskripsi Data Siklus I ... 63

3. Deskripsi Data Siklus II ... 65

B. Pembahasan ... 68

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 71

B. Saran ... 72

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Daftar Guru dan Karyawan SMP Muhammadiyah Salatiga ... 51

Tabel 3.2. Daftar Jumlah Siswa SMP Muhammadiyah Salatiga ... 53

Tabel 3.3. Daftar Siswa Kelas VIII D SMP Muhammadiyah Salatiga ... 53

Tabel 4.1. Daftar Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 61

Tabel 4.2. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 63

Tabel 4.3. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 66

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Nilai SKK Mahasiswa

Lampiran 2. Surat Tugas Pembimbing Skripsi

Lampiran 3. Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 4. Surat Izin Penelitian

Lampiran 5. Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)

Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Siklus I

Lampiran 8. Hasil Belajar Siswa Siklus I

Lampiran 9. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa Siklus II

Lampiran 12. Hasil Belajar Siswa Siklus II

Lampiran 13. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II Lampiran 14. Materi Pembelajaran

Lampiran 15. Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 16. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan adalah upaya yang berencana dan berlangsung secara

terus menerus sepanjang hayat untuk membina peserta didik menjadi manusia yang bermanfaat dan berbudaya. Selain itu, pendidikan

merupakan satu upaya mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan. Untuk itu, Islam menganggap pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia. Sehingga Islam

mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu, tujuannya yaitu agar menjadi umat yang cerdas, jauh dari kejahilan atau kebodohan. Dengan berilmu

Allah mengangkat derajatnya. Sebagaimana Q.S. Al-Mujadilah : 11

ِ عَف ْرَي

ِ

ِهّاللَ

ِ ري بَخَِنوهلَمْعَتِاَم بِه ّاللَ َوٍِتاَجَرَدَِمْل عْلاِاوهتوهأَِني ذّلا َوِْمهكْن مِاوهنَمآَِني ذّلاِ

Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”

(Al-Qur’an dan Terjemah, Al-Mujadilah: 11).

Ayat tersebut menggambarkan betapa tingginya nilai dan derajat orang yang berilmu. Dengan berilmu manusia akan mendapatkan segala

kebaikan, dan dengan ilmu pula manusia akan memperoleh kedudukan yang mulia.

(18)

2

teknologi. Ilmu sejarah juga perlu diketahui karena manusia bisa belajar dari sejarah. Manusia dapat belajar dan menganalisis kejadian-kejadian

yang terjadi pada masa lalu. Sejarah merupakan cerminan dari kehidupan masa lalu kita dan dapat dijadikan sebagai introspeksi diri.

Salah satu mata pelajaran yang terhimpun dalam Pendidikan

Agama Islam (PAI) yang diajarkan di berbagai jenjang pendidikan yang berkarakterkan Islami adalah Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Sejarah

Kebudayaan Islam (SKI) adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.

Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai

kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik. Karakteristik Sejarah

Kebudayaan Islam juga menekankan pada kemampuan mengambil Ibrah atau hikmah (pelajaran) dari sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik,

ekonomi, iptek dan seni, dan lain lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam pada masa kini dan pada masa yang akan datang.

Kebanyakan orang berfikir bahwa pembelajaran sejarah kurang menarik dan membosankan. Salah satu faktornya bisa jadi karena karakter sejarah itu sendiri yang selama ini dianggap sebagai ilmu yang membahas

(19)

3

didik. Khususnya mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam yang di dalam materinya banyak disebutkan nama-nama kalifah dan juga tahun-tahun

terjadinya suatu peristiwa. Rendahnya kreatiftas guru di dalam mengajar juga mengakibatkan siswa kurang berminat untuk belajar Sejarah

Kebudayaan Islam dengan sungguh-sungguh. Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran ini, setiap guru dituntut untuk benar-benar memahami strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. Tentu saja keberhasilan

implementasi suatu strategi pembelajaran di dalam kelas tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik, dan strategi

pembelajaran. Namun, masih banyak ditemui pelaksanaan pembelajaran masih kurang variatif, proses pembelajaran memiliki kecenderungan pada metode tertentu, dan tidak memperhatikan tingkat pemahaman siswa

terhadap informasi yang disampaikan. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam proses belajar, siswa lebih banyak mendengar dan menulis,

menyebabkan isi pelajaran sebagai hafalan sehingga siswa tidak memahami konsep yang sebenarnya.

Pemilihan strategi dalam proses pembelajaran yang tepat sangatlah

penting, untuk itu guru memilih strategi yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan lingkungan. Artinya, dibutuhkan kreativitas dan ketrampilan

guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan sesuai kondisi yang diharapkan. Guru juga harus kreatif dalam memproses pembelajaran agar

(20)

4

strategi pembelajaran untuk mengoptimalkan proses pembelajaran adalah dengan pembelajaran aktif. Aktif dalam strategi ini adalah memposisikan

guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar

yang harus aktif. Dalam proses pemebelajaran yang aktif itu terjadi dialog yang interaktif antar pesera didik, peserta didik dengan guru atau peserta didik dengan sumber belajar lainnya. Dengan strategi pembelajaran yang

aktif ini diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki sehingga pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar

mereka.

Kemampuan belajar Sejarah Kebudayaan Islam bagi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga pada tahun 2016/2017 pencapaian

rata-rata masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Terbukti dari hasil belajar siswa pada mata

pelajaran SKI yaitu dari 32 siswa hanya 14 (44%) siswa yang dapat mencapai KKM, sedangkan 18 (56%) siswa masih di bawah KKM. Presentase ketuntasan siswa kelas VIII masih jauh dari presentase

indikator keberhasilan yaitu 85%. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dilaksanakan secara monoton dan

tidak efektif. Dalam hal ini peran guru pengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kurang begitu kreatif dalam menyampaikan materi

(21)

5

Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan arti penting metode pembelajaran guna mencapai hasil belajar atau prestasi belajar yang

maksimal bagi peserta didik. Untuk itu, peneliti bermaksud meneliti masalah tersebut dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

yaitu dengan memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan pembelajaran aktif melalui metode Everyone Is a Teacher Here

yaitu sebuah metode yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Cara ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar”

terhadap peserta didik lain (Silberman, 2009: 171). Dengan demikian, pembelajaran akan lebih aktif dan tidak membosankan. Metode

pembelajaran ini akan diapresiasikan peneliti melalui penelitian tindakan kelas dengan judul:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYAH DENGAN

METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS

VIII SEMESTER II SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: apakah penerapan metode

(22)

6

Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah pada siswa kelas VIII Semester II SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran

2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar SKI materi Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah dengan metode Everyone Is a Teacher Here pada siswa kelas VIII Semester II SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Penerapan Metode Everyone Is a Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar SKI materi Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun

Pelajaran 2016/2017.

Adapun indikator ketuntasan siswa adalah sebagai berikut: 1. Secara Individu

Siswa dapat mencapai skor ≥ 75 pada materi perkembangan

peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah.

2. Secara Klasikal

Siklus akan berhenti apabila mendapat nilai ≥ 85% dari total siswa

(23)

7 E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang

menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar SKI dapat dilakukan menggunakan metode Everyone Is a Teacher Here.

2. Manfaat Praktis

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut:

a. Bagi siswa:

1) Agar siswa dapat lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran SKI.

2) Siswa dapat lebih kreatif dalm kegiatan pembelajaran SKI. 3) Siswa dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran

SKI dengan menggunakan metode Everyone Is a Teacher Here.

b. Bagi peneliti:

1) Dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman tentang

Penelitian Tindakan Kelas.

2) Peneliti dapat mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan

(24)

8

3) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk penelitian selanjutnya.

c. Bagi guru:

1) Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran SKI.

2) Meningkatkan motivasi guru untuk menciptakan pembelajaran SKI yang aktif dan inovatif.

3) Memberi alternatif model pembelajaran bagi guru dalam

membelajarkan SKI. d. Bagi Sekolah

1) Memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan hasil belajar SKI pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga.

2) Meningkatkan kualitas sekolah dengan termotivasinya guru-guru untuk berinovasi dalam pembelajaran.

F. Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi kesalahpahaman karena ada perbedaan penafsiran maka disampaikan definisi operasional sebagai batasan pengertian dalam

penelitian sebagai berikut: 1. Peningkatan

Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya jenjang atau babak (Poerwodarminto, 1999: 103). Tingkat dapat pula dimaknai kelas atau posisi. Karena imbuhan pe-an maknanya berubah menjadi

(25)

9

2. Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam

Menurut Nawawi dalam Susanto (2013: 5), bahwa hasil belajar

dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh

dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar (Susanto,

2013: 15-18), yaitu:

1) Model penyajian materi pelajaran 2) Pribadi dan sikap guru

3) Suasana pengajaran

4) Kompetensi guru 5) Masyarakat

3. Metode Everyone Is a Teacher Here

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode

(26)

10

tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu

pun metode mengajar. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat

untuk mencapi tujuan pembelajaran (Djamarah dan Zain, 2002: 53). Metode Everyone Is a Teacher Here yaitu sebuah metode yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung

jawab individu. Cara ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap

peserta didik lain (Silberman, 2009: 171). G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Sesuai dengan jenis masalahnya, penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kajian

tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan di kelas dengan tujuan (1) meningkatkan dan/ atau

memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Perbaikan dan peningkatan di kelas dipandang sebagai tumpuan peningkatan

pendidikan dan hasil belajar siswa serta efesiensi pendidikan. (2) meningkatkan relevansi pendidikan, karena suatu proses pembelajaran dapat dinyatakan meningkat kualitasnya, antara lain apabila ada

(27)

11

dengan karakteristik pribadi siswa, tuntutan masyarakat, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (3) meningkatkan

mutu pendidikan. (4) meningkatkan efesiensi pengelolaan pendidikan (Basrowi dan Suwandi, 2008: 52-54). Manfaat dari penelitian tindakan

kelas yaitu meningkatkan situasi tempat pengalaman praktik berarti guru berani menggunakan hal-hal yang baru dengan segala resiko yang mungkin terjadi dalam mencobakan hal-hal yang baru diduga akan

memberikan perbaikan serta peningkatan.

Alasan peneliti menggunakan jenis PTK adalah untuk memperbaiki

dan meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan cara menerapkan metode Everyone Is a Teacher Here sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat terutama pada mata pelajaran SKI materi perkembangan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah. PTK yang digunakan adalah jenis kolaboratif, dimana

(28)

12

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK (Sumber: Arikunto, dkk, 2014: 16)

2. Subjek Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yang menjadi subjek dan objek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP

Muhammadiyah Salatiga. 4. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal bulan Mei sampai

dengan awal bulan Juni, karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar yang

(29)

13 5. Langkah-langkah Penelitian

Melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas diharapkan

meningkatnya profesionalisme guru yang sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan serta sumber daya manusia. Salah satu kegiatan

untuk mengatasi masalah yang terdapat di dalam kelas yaitu melalui Penelitian Tindakan Kelas.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakn

dengan bagan yang berbeda, namun pada dasarnya PTK terdiri dari 4 (empat) tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan:

perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (Arikunto, dkk, 2014: 16).

a. Perencanaan (planning), dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian yang ideal sebetulnya

dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini

dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang

dilakukan (Arikunto, dkk, 2014: 17).

b. Pelaksanaan (acting), tahap ini merupakan tahap implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal

(30)

14

harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat

(Arikunto, dkk, 2014: 18). Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan

sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang akan diajarkan atau dibahas dan sebagainya (Kusumah dan Dwitagama 2010: 39).

c. Pengamatan (observing), observasi adalah alat untuk memotret seberpa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Tahap ini,

peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instrument pengumpulan data (Suyadi, 2010: 63). Tahap pengamatan sebenarnya berjalan

bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pengamat melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang

diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi atau evaluasi yang telah disusun. Data yang dikumpulkan

dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, ulangan harian, presentasi, dll) dan data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa,

partisipasi siswa dalam pembelajaran, dan lain-lain (Daryanto, 2011: 27).

d. Refleksi, Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai

(31)

15

refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan (Aqib, 2008: 32). Tahap ini merupakan kegiatan untuk

mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi

berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang artinya pemantulan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan

tindakan (Arikunto, 2014: 19-20). 6. Instrument Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Tes: instrumen untuk mengumpulkan data hasil belajar peserta didik yaitu dengan melalui tes tertulis.

b. Skala sikap: instrumen untuk mengukur kecenderungan sikap peserta didik terhadap pembelajaran yang diikutinya.

c. Lembar observasi: instrumen untuk mengetahui kemampuan guru pengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan kemampuan siswa kelas VIII dalam mengikuti pembelajaran SKI

dengan menggunakan metode Everyone Is a Teacher Here.

d. Dokumentasi: instrumen untuk mengumpulkan data tentang

(32)

16 7. Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian

ini adalah melalui: a. Test

Digunakan untuk memperoleh data prestasi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

b. Observasi

Digunakan untuk memperoleh data kemampuan guru

pengampu pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam mengelola proses pembelajaran dan kemampuan siswa kelas VIII dalam mengikuti pembelajaran SKI dengan menggunakan metode

Everyone Is a Teacher Here. c. Dokumentasi

Digunakan untuk memperoleh data sekolah, siswa, guru pengampu pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dan data lain sebagai bahan pertimbangan penelitian.

8. Analisis Data

Analisis data ini hanya menggunakan perbandingan sebelum dan

sesudah kegiatan penelitian yang dilakukan. Menghitung peningkatan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga, yaitu dengan menghitung rata-rata nilai SKI

(33)

17 Keterangan :

M = Nilai rata-rata Σ FX = Jumlah frekuensi

Σ N = Jumlah data (Daryanto, 2005: 109)

Menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus:

P =

N = Jumlah nilai keseluruhan (Djamarah, 2005: 264-265) H. Sistematika Penulisan

Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas ini disusun dalam

format skripsi berdasarkan petunjuk yang telah dikeluarkan oleh institusi sebagai berikut:

1. Bagian awal Skripsi yang memuat halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan pembimbing, pengesahan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar,

abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. M =

∑ FX

(34)

18 2. Bagian inti skripsi yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN, yang berisi tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan

sistematika penulisan skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang Metode PTK yang menjadi landasan penelitian, khususnya yang berkaitan dengan

variabel penelitian yaitu hasil belajar dan metode Everyone Is a Teacher Here.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, berisi tentang deskripsi pelaksanaan siklus I (rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan data, dan refleksi), deskripsi pelaksanaan siklus II dan seterusnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi tentang deskripsi per siklus (data hasil pengamatan/wawancara,

refleksi keberhasilan dan kegagalan)

BAB V PENUTUP, berisi tentang kesimpulan dan penutup

3. Bagian akhir Skripsi yang memuat: Daftar pustaka,

(35)

19 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peningkatan

Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan usaha,

kegiatan (KBBI, 2007: 1198). Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya jenjang atau babak (Poerwodarminto, 1999: 103). Tingkat dapat pula dimaknai kelas atau posisi. Karena imbuhan pe-an maknanya berubah

menjadi menuju tingkatan atau kelas selanjutnya (Poerwodarminto, 1999: 413).

Berdasarkan pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa sesuatu yang mengalami peningkatan artinya mengalami perubahan menjadi lebih. Kata menjadi lebih dapat berarti lebih baik, lebih tinggi, lebih maju dan

sebagainya tergantung kata sifat yang menyertainya. B. Hakikat Hasil Belajar

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Menurut E.R. Hilgard dalam Susanto (2013: 5) belajar

adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan,

kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman). Belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan

(36)

20

belajar merupakan suatu proses mentrasformasikan nilai-nilai yang diperoleh dari pengalaman untuk dapat mempertahankan eksistensi

manusia dalam peradaban masyarakat. Goodman dalam Majid (2014: 107) menyatakan bahwa siswa belajar dengan menggunakan

tiga cara, yaitu melalui pengalaman (dengan kegiatan langsung atau tidak langsung), pengamatan (melihat contoh atau model), dan bahasa. Dengan cara seperti ini, siswa belajar melalui kehidupan

secara langsung.

Islam menggambarkan belajar dengan bertolak dari Firman

Allah dalam Q.S An-Nahl: 78:

ِهك تاَهّمهأِ نوهطهبِْن مِْمهكَج َرْخَأِه ّاللَ َو

َِعْمّسلاِهمهكَلَِلَعَج َوِاًئْيَشَِنوهمَلْعَتِلاِْم

َِنو هرهكْشَتِْمهكّلَعَلَِةَد ئْفلأا َوِ َراَصْبلأا َو

Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur

(Al-Qur’an dan Terjemah, An-Nahl: 78).

Makna dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa pada mulanya manusia tidak memiliki pengetahuan atau tidak

mengetahui sesuatu pun, maka belajar adalah perubahan tingkah laku lebih merupakan proses internal siswa dalam rangka menuju

(37)

21

Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang terdapat pada diri

seseorang yang diperoleh dari pengetahuan, pengalaman dan pembiasaan.

b. Prinsip-Prinsip Belajar

1) Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa

apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, dperlukan untuk lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan

sehrai-hari, akan membangkitkan motivasi untuk

mempelajarinya. Sedangkan motivasi itu sendiri adalah tenaga

yang menggerakan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaiktan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu

cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikina timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut (Dimyati

dan Mudjiono, 2006: 42). 2) Keaktifan

Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan

(38)

22

menulis berlatih ketrampilan dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis berupa pemecahan masalah yang dihadapi

dengan menggunakan khasanah pengetahuan (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 44).

3) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secra langsung tetapi ia harus menghayati,

terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Keterlibatan langsung dapat diartikan

keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan

sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan (Dimyati dan Mudjiono,

2006: 45). 4) Pengulangan

Menurut teori Psikologi Daya, bahwa belajar adalah

melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas

daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal,

(39)

23 5) Tantangan

Tantangan yang diahadapi dalam bahan belajar ,e,buat

siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan

mebuat siswa tertantang untuk mempelajarinya (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 47).

6) Balikan dan Penguatan

Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Begitu juga jika siswa

mendapatkan nilai jelek akan merasa takut tidak naik kelas, maka ia terdorong untuk belajar lebih giat lagi. Dengan

menggunakan metode-metode belajar maka akan

memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 48).

7) Perbedaan Individual

Perbedaan individual berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenya, perbedaan individu perlu diperhatiakn

oleh guru dalam upaya pembelajaran. Dalam hal tersebut guru dapat menggunakan metode atau strategi belajar-mengajar yang

bervariasi sehinggan perbedaan-perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani. Penggunaan media juga akan membantu melayani perbedaan siswa dalam cara belajar. (Dimyati dan

(40)

24

Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan prinsip-prinsip belajar mencakup perhatian dan motivasi, keaktifan,

keterlibatan langsung/ berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb)

oleh usaha (KBBI, 2007: 39). Menurut Nawawi dalam Susanto (2013: 5), bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar diukur melalui

bagaimana proses itu dilakukan, apakah sesuai dengan prosedur atau kaidah yang benar, bukan pada produk saat itu, karena proses

yang benar kelak akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat ketika kembali ke masyarakat sebagai outcome/keluaran (Hosnan, 2014: 4).

Sedangkan Djamarah dan Zain dalam Susanto (2013: 3) menetapkan bahwa hasil belajar telah tercapai apabila telah

terpenuhi dua indikator berikut, yaitu:

1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun

(41)

25

2) Perilaku yang digariskam dalam tujuan

pengajaran/instruksional khusus telah dicapai oleh siswa baik

secara individu maupun kelompok.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah

sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sunal, bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat

pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau

penilaian ini dapat dijadikan tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemampuan prestasi beajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan,

tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah,

baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa (Susanto, 2013: 5).

Dari uraian di atas, dapat dipahami makna hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa atau

(42)

26 b. Macam-macam- Hasil Belajar

1) Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013: 6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi

atau bahan yang dipelajari. Pemahaman ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh

mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil

penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.

Adapun kriteria-kriteria pemahaman konsep (Susanto, 2013: 7), yaitu:

a) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan menginterpretasikan sesuatu, ini berarti bahwa

seseorang yang telah memahami sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia terima.

b) Pemahaman bukan sekedar mengetahui, tetapi ia mampu memberikan gambaran, contoh, dan penjelasan yang lebih

luas dan memadai.

c) Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman melibatkan proses mental yang dinamis, tidak

(43)

27

mampu memberikan gambaran yang lebih luas dan baru sesuai dengan kondisi saat ini.

d) Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-masing tahap mempunyai tersendiri.

2) Keterampilan Proses

Usman dan Setiawati dalam Susanto (2013: 9)

mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan

keterampilan yang mengarah kepada pembangunan

kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai

penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuanmenggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai

suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya. 3) Sikap

Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respons fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan mental dan fisik secra serempak. Azwar

mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif,

afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif, yaitu perasaan yang menyangkut emosional,

(44)

28

berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang (Susanto, 2013: 9).

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.

1) Faktor Internal a) Kecerdasan Anak

Kemampuan inteligensi seseorang sangat

mempengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu

permasalahan. Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk menentukan apakah siswa itu mampu

mengikuti pelajaran yang diberikan dan untuk meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak akan terlepas dari faktor lainnya

(Susanto, 2013: 15). b) Kesiapan atau Kematangan

Kesiapan atau kematangan adalah tingkat

perkembangan di mana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar,

(45)

29

keberhasilan dalam belajar tersebut. Oleh karena itu, setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan

dengan tingkat kematangan individu, karena kematangan ini erat hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan

anak (Susanto, 2013: 15). c) Bakat Anak

Menurut Caplin dalam Susanto (2013: 16) yang

dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa

yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu. Sehubungan dengan hal

tersebut, maka bakat akan dapat memengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar.

d) Kemauan Belajar

Kemauan belajar yang tinggi disertai dngan rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh positif

terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai

keberhasilan belajar (Susanto, 2013: 16). e) Minat

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang

(46)

30

siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa

lainnya. Kemudian karena pemusatn perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tersebut

untuk belajar lebih giat lagi, dan akhirnya mencapi prestasi yang diinginkan (Susanto, 2013: 16).

2) Faktor Eksternal

a) Model Penyajian Materi Pelajaran

Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula

pada model penyajian materi. Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara

positif terhadap keberhasilan belajar (Susanto, 2013: 17). b) Pribadi dan Sikap Guru

Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh inovatif dalam perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya yang aktif dan kreatif ini. Pribadi dan sikap guru

yang baik ini tercermin dari sikapnya yang ramah, lemah lembut, penuh kasih sayang, membimbing dengan penuh

perhatian dan lain-lain (Susanto, 2013: 17). c) Suasana Pengajaran

Suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog

(47)

31

suasana yang aktif di antara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran. Sehingga

keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkat secara maksimal (Susanto, 2013: 17).

d) Kompetensi Guru

Keberhasilan siswa belajar akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru yang professional. Guru yang

professional adalah guru yang memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan

diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan dngan semestinya (Susanto, 2013: 18).

e) Masyarakat

Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah

laku manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan masyarakat pun akan ini ikut

memengaruhi kepribadian siswa. Kehidupan modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas banyak

dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat ketimbang oleh keluarga dan sekolah (Susanto, 2013: 18).

Dapat kita pahami bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi

(48)

32

internal adalah faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar. Diantara faktor internal yaitu, kecerdasan anak, kesiapan

(kematangan), bakat anak, kemauan belajar dari anak, dan minat. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar dari

individu yang sedangkan belajar. Faktor ini datang dari keluarga, sekolah dan masyarakat.

C. Sejarah Kebudayaan Islam

1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah adalah ilmu yang membahas berbagai peristiwa atau

kejadian di masa lalu dengan memerhatikan dari segi waktu, tempat, pelaku, latar belakang, dan hikmah yang terdapat dalam peristiwa tersebut.

Dalam bahasa Arab, kata sejarah disebut tarikh yang secara harfiah berarti ketentuan waktu, dan secara istilah berarti keterangan yang

telah terjadi pada masa lampau atau masa yang masih ada. Kata tarikh

digunakan dalam arti perhitungan waktu, seperti keterangan mengenai tahun sebelum dan sesudah masehi dipakai kebutuhan sebelum atau

sesudah tarikh masehi. Maksud ilmu tarikh adalah suatu pengetahuan yang berfungsi untuk mengetahui keadaan-keadaan atau

kejadian-kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan umat (Nata, 2010: 81).

Dalam pengertian yang lebih luas, sejarah adalah ilmu yang

(49)

33

berkaitan dengan masalah sosial, politik, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, pendidikan, hukum, kebudayaan, peradaban,

agama, dan lain sebagainya. Berbagai peristiwa tersebut memiliki sejarahnya masing-masing sehingga muncullah ilmu tentang sejarah

sosial, sejarah politik, sejarah ekonomi, sejarah kebudayaan, sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi, sejarah pendidikan, sejarah agama dan seterusnya.

Pendidikan Islam, baik sebagai sebuah praktik maupun sebagai sebuah disiplin ilmu, merupakan peristiwa sejarah yang dapat

dipelajari berdasrkan bukti-bukti yang dapat dilacak. Praktik pendidikan yang pernah ada di zaman Rasulullah SAW., Khulafaur Rasyidin, Bani Umayah, Bani Abbasiyah, Dinasti Usmani, Dinasti

Safawi, Dinasti Moghul, Dinasti Fatimiah, kesultanan di abad pertengahan, dan seterusnya merupakan peristiwa sejarah yang dapat

dipelajari berdasarkan fakta dan bukti-bukti yang meyakinkan. Di dalam kajian sejarah Islam, berbagai kemajuan dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan peradaban sering dijumpai atau

disinggung.

Menurut Abdurahman Mas’ud dalam Thoha, dkk, (1999: 237).,

kebudayaan pada umumnya sering diartikan secara sederhana sebagai hasil budi daya manusia, hasil cipta, rasa dan karsa dengan menggunakan simbol-simbol serta artifak. Sejalan dengan pengertian

(50)

34

mencakup cara sikap, menggunakan pakaian, bertutur bahasa, ibadah, norma-norma tingkah laku serta sistem kepercayaan. Islam yang

dihubungkan dengan kebudayaan berarti cara hidup atau way of life

yang juga sangat luas cakupannya. Tentu di sini Islam juga dilihat

sebagai realitas sosial. Yakni Islam yang telah menyejarah meruang dan mewaktu, Islam yang dipandang sebagai fenomena sosial, bisa dilihat dan dicermati.

Kebudayaan Islam adalah cara pandang Muslim yang telah berjalan, terlembaga dan tersosialisasi dari kurun waktu ke waktu, satu

generasi ke generasi yang lain dalam berbagai aspek kehidupan yang cukup luas tapi tetap menampilkan satu bentuk budaya, tradisi, seni, yang khas Islam.

2. Tujuan Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

Tujuan mempelajari sejarah, (Thoha, dkk, 1999: 222) adalah

sebagai berikut:

a. Murid-murid yang membaca sejarah adalah untuk menyerap unsur-unsur keutamaan dari padanya agar mereka dengan senang hati

mengikuti tingkah laku para Nabi dan orang-orang shaleh dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membaca saja pun akan

merupakan pengikat antara orang besar iru dengan orang-orang yang mengenalnya. Dan besar kemungkinan bacaan itu akan memberi dorongan untuk dilanjutkan sehingga menjadi studi yang

(51)

35

b. Pelajaran sejarah merupakan contoh teladan baik bagi umat Islam yang meyakinkannya dan merupakan sumber syari’ah yang besar.

c. Studi sejarah dapat mengembangkan iman, mensucikan moral, membangkitkan patriotisme dan mendorong untuk berpegang pada

kebenaran serta setia kepadanya.

d. Bidang studi sejarah akan memberikan contoh teladan yang sempurna kepada pembinaan tingkah laku manusia yang ideal

dalam kehidupan pribadi dan sosial anak-anak dan mendorong mereka untuk mengikuti teladan yang baik.

Pada PERMENAG Lampiran Bab III- SK KD PAI dan Bahasa Arab tingkat Mts tahun 2013 menjelaskan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bertujuan peserta didik memiliki

kemampuan-kemampuan sebagai berikut:

a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya

mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa

kini, dan masa depan.

(52)

36

d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggaln sejarah sebagai bukti peradaban umat Islam di masa

lampau.

e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil

ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk

mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. 3. Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam

Pada PERMENAG Lampiran Bab III- SK KD PAI dan Bahasa Arab tingkat Mts tahun 2013 dijelaskan mengenai ruang lingkup Sejarah Kebudayaan Islam, antara lain:

a. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Makkah

b. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Madinnah

c. Memahami peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin

d. Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani Umaiyah e. Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani

Abbasiyah

f. Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Al-Ayyubiyah

g. Memahami perkembangan Islam di Indonesia

Dari uraian diatas bahwa ruang lingkup Sejarah Kebudayaan Islam adalah sejarah perkembangan Islam sejak perjuangan Nabi Muhammad

(53)

37 D. Metode Everyone Is a Teacher Here

Metode Everyone Is a Teacher Here merupakan bagian dari strategi pembelajaran aktif (Active Learning). Pembelajaran aktif adalah pada saat anak-anak aktif, terlibat, dan peserta yang lain peduli dengan pendidikan

mereka sendiri. Siswa harus didorong untuk berpikir, menganalisa, membentuk opini, praktik, dan mengaplikasikan pembelajaran mereka dan bukan hanya sekedar menjadi pendengar pasif atas apa yang disampaikan

guru, tetapi guru benar-benar mengarahkan suasana pembelajaran itu agar siswa benar-benar ikut menikmati suguhan pembelajaran. Beberapa ciri

dari pembelajaran yang aktif sebagaimana dalam panduan pembelajaran model ALIS (Uno dan Mohamad, 2015: 75) adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran berpusat pada siswa,

2. Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata,

3. Pembelajaran mendorong anak unutk berpikir tingkat tinggi,

4. Pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda

5. Pembelajaran mendorong anak unutk berinteraksi multiarah (siswa-guru)

6. Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber belajar,

7. Pembelajaran berpusat pada anak,

8. Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar,

(54)

38

10. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak.

Untuk menciptakan pembelajaran aktif salah satunya adalah anak

belajar dari pengalamannya, selain anak harus belajar memecahkan masalah yang dia peroleh. Anak-anak dapat belajar dengan baik dari

pengalaman mereka. Mereka belajar dengan cara melakukan,

menggunakan indera mereka, menjelajahi lingkungan, baik lingkungan berupa benda, tempat serta peristiwa-peristiwa disekitar mereka.

Keterlibatan yang aktif dengan objek-objek ataupun gagasan-gagasan dapat mendorong aktivitas mental mereka untuk berpikir, menganalisa,

menyimpulkan, dan menemukan pemahaman konsep baru dan mengintegrasikan dengan konsep yang sudah mereka ketahui sebelumnya.

Anak-anak juga belajar dengan baik dan memahami bila apa yang

dipelajari terkait dengan apa yang sudah diketahui dan metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan gaya belajar mereka (gaya

belajar mendengar, melihat, dan bergerak atau melakukan) dan bagai kecerdasan yang mereka miliki, seperti bahasa, musik, gerak, logika, antarpribadi, dan interpribadi.

Strategi pembelajaran yang aktif dalam proses pembelajaran adalah siswa diharapkan aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk berpikir,

(55)

39

bukanlah gelas kosong yang pasif hanya menerima kucuran ceramah sang

guru tentang pengetahuan atau informasi.

1. Pengertian Metode Everyone Is a Teacher Here

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode

diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru

tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar. Metode pembelajaran adalah cara yang

digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapi tujuan pembelajaran (Djamarah dan Zain, 2002: 53).

Metode Everyone Is a Teacher Here yaitu sebuah metode yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Cara ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap

peserta didik lain (Silberman, 2009: 171).

2. Prosedur Metode Everyone Is a Teacher Here

Langkah-langkah metode Everyone Is a Teacher Here (Silberman, 2009: 171), antara lain:

a. Bagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik. Mintalah para peserta didik menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik

(56)

40

b. Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap siswa. Mintalah siswa membaca diam-diam pertanyaan atau topik pada

kartu dan pikirkan satu jawaban.

c. Panggilah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu

yang mereka dapat dan memberi respon.

d. Setelah diberi respon, mintalah yang lain di dalam kelas untuk menambahkan apa yang telah disumbankan sukarelawan.

e. Lanjutkan selama masih ada sukarelawan.

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Everyone Is a Teacher Here Kelebihan Metode Everyone Is a Teacher Here (Silberman, 2009: 171) adalah:

a. Memperoleh partisipasi kelas.

b. Menempatkan seluruh tanggung jawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas.

c. Mendukung pengajaran sesama siswa di kelas.

Kelebihan-kelebihan Metode Everyone Is a Teacher Here, yaitu: a. Strategi ini dapat digunakan untuk meningkatkan proses

pembelajaran siswa.

b. Strategi ini dapat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada

berbagai mata pelajaran.

(57)

41

e. Meningkatkan kemampuan siswa menuliskan

pendapat-pendapatnya.

f. Meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat simpulan

(http://layananguru.blogspot.co.id/2013/01/strategi-everyone-is-teacher-here.html.diakses pada hari Jumat, tanggal 21 April 2017, pada pukul 20.25).

Kelemahan Metode Everyone Is a Teacher Here:

a. Memerlukan penjelasan materi di awal oleh guru agar soal yang dibuat siswa tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran.

b. Membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan semua

pertanyaan untuk kelas besar.

E. Kerangka Berpikir

Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah asal usul, perkembangan, peranan kebudayaan/ peradaban

Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah

kebudayaan Islam yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan

kepribadian peserta didik.

Kebanyakan orang berfikir bahwa pembelajaran sejarah kurang menarik dan membosankan. Salah satu faktornya bisa jadi karena karakter

(58)

42

kejadian-kejadian masa lalu, yang bisa jadi tidak menarik minat peserta didik. Khususnya mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam yang di dalam

materinya banyak disebutkan nama-nama kalifah dan juga tahun-tahun terjadinya suatu peristiwa. Dalam mata pelajaran SKI sering ditemui siswa

kurang aktif dan kreatif dalam proses belajar, siswa lebih banyak mendengar dan menulis, menyebabkan isi pelajaran sebagai hafalan sehingga siswa tidak memahami konsep yang sebenarnya.

Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran ini, setiap guru dituntut untuk benar-benar memahami strategi pembelajaran yang akan

diterapkannya. Metode Everyone Is a Teacher Here merupakan salah satu metode pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar. Pada metode ini siswa tidak hanya mendengar dan menulis

apa yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat terlibat langsung dalam proses belajar mengajar. Metode ini memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertindak sebagai pengajar terhadap siswa lain. Siswa memiliki keberanian mengemukakan pendapatnya di depan siswa lain dan memberikan kesempatan kepada yang lain untuk meresponnya. Dengan

(59)

43 F. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Suparman, 2012

Judul penelitian tentang “Penerapan Metode Pembelajaran Aktif

Everyone Is a Teacher Here Untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Sistem Pengisian Kelas X SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012. Rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan metode pembelajaran aktif Everyone Is a Teacher Here pada standar kompetensi sistem pengisian kelas X B1 SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012?, seberapa besar peningkatan keaktifan siswa dengan menerapkan metode Everyone Is a Teacher Here pada pembelajaran standar kompetensi sistem pengisian kelas X B1 SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012?, dan apakah penerapan metode Everyone Is a Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada standar kompetensi sistem pengisian kelas X B1 SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012?, sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah

(60)

44

Yogyakarta 2011/2012, dan untuk mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran aktif Everyone Is a Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada standar kompetensi sistem pengisian kelas X B1 SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012.

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan subyek kelas X B1 SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012 yang berjumlah 28 siswa. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada kompetensi dasar sistem pengisian menggunakan penerapan metode Everyone Is a Teacher Here menunjukkan peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari rata-rata nilai awal 64,5 meningkat menjadi rata-rata nilai 74,5 atau terdapat peningkatan hasil belajar sebesar

15,5%. Ketuntasan belajar dalam kelas meningkat dari 60,7% menjadi 85,7 % hal ini menunjukan kenaikan kutuntasan belajar dikelas sebesar

41,2%. Sedangkan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan 40.3% naik menjadi 60.7% serta penurunan aktivitas negatif siswa dari 16,1% turun menjadi 5%. Kesimpulan dari penelitian ini

adalah metode pembelajaran Everyone Is a Teacher Here dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa (Suparman. 2012.

Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Everyone Is a Teacher Here

(61)

45

Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta).

Penelitian yang dilakukan oleh Suparman ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu penggunaan

metode Everyone Is a Teacher Here untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaannya terdapat pada subyek, materi pelajaran, tempat dan waktu pelaksanaan penelitian.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Zamzami, 2010

Judul penelitian tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui

Metode Everyone Is a Teacher Here pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Materi Pokok Sejarah Nabi Muhammad Periode Makkah di Kelas VII.A MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011”. Rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah bagaimanakah pelaksanaan penerapan pembelajaran Everyone Is a Teacher Here pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi pokok Sejarah Nabi Muhammad Periode Makkah di kelas VII.A MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak?, adakah

peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi pokok Sejarah Nabi Muhammad Periode

Makkah dengan menggunakan metode Everyone Is a Teacher Here di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak?, sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan penerapan

(62)

46

Kebudayaan Islam materi pokok Sejarah Nabi Muhammad Periode Makkah di kelas VII.A MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak,

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi pokok Sejarah Nabi

Muhammad Periode Makkah dengan menggunakan metode Everyone Is a Teacher Here di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang

dilaksanakan dalam dua siklus dengan subyek kelas VII.A MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011

yang berjumlah 36 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran Everyone Is a Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas VII.A MTs Bandar

Alim Jungpasir Wedung Demak, peningkatan hasil ini ditunjukkan dengan adanya perubahan dalam proses pembelajaran yaitu keaktifan

peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung, juga ditunjukkan adanya peningkatan nilai skor tes akhir dari masing-masing siklus. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor yang diprosentasikan melalui

pengamatan tentang aktivitas peserta didik pada tiap siklus yang semakin meningkat. Prosentase keaktifan peserta didik pada tahap pra

siklus yaitu 37,5%, pada siklus I menjadi 57,5% dan siklus II meningkat menjadi 72,5%, sedangkan peningkatan rata-rata hasil tes akhir dari pra siklus, siklus I dan siklus II 58,89; 65,69 dan 74,44.

(63)

47

Is a Teacher Here dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa (Zamzami. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui

Metode Everyone Is a Teacher Here pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Materi Pokok Sejarah Nabi Muhammad Periode

Makkah di Kelas VII.A MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang).

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Zamzami ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu

penggunaan metode Everyone Is a Teacher Here untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaannya terdapat pada subyek, materi pelajaran, tempat dan waktu pelaksanaan penelitian.

Berdasarkan dua hasil penelitian tentang penggunaan metode

Everyone Is a Teacher Here di atas, semua menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui metode Everyone Is a Teacher Here. Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar SKI Materi

(64)

48 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolahan

Tempat penelitian ini adalah di SMP Muhammadiyah Salatiga

1. Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah Salatiga

Persyarikatan Muhammadiyah Kota Salatiga berdiri untuk masyarakat dengan mengemban visi dan misi berperan serta

memajukan dan meningkatkan sumber daya manusia melalui bidang pendidikan, dengan berdirinya SMP Muhammadiyah di Jalan Cempak

5-7 Salatiga.

Dalam mewujudkan sebagian dari bukti nyata Amal Usaha Persyarikatan Muhammadiyah berupa sarana pendidikan ini,

pemimpin Muhammadiyah daerah Salatiga dan Kabupaten Semarang pada waktu itu bekerja sama dengan instansi terkait dan tokoh-tokoh

agama Islam di Salatiga dan kabupaten dengan GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) sebagai penyandang dana, maka berdirilah bangunan gedung sebagai sarana pendidikan tingkat menengah yang

sekarang menjadi SMP Muhammadiyah Salatiga pada tanggal 5 Januari 1974.

Gedung SMP Muhammadiyah Salatiga ini diresmikan

penggunaannya pada hari Sabtu tanggal 12 Juli 1975 M dan bertepatan dengan tanggal 3 Rajab 1395 H, yang pada waktu itu bertepatan

(65)

49

ini sudah digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar sejak tahun 1974 dengan membuka pendaftaran siswa baru kelas I.

Tujuan pendidirian SMP Muhammadiyah Salatiga merupakan suatu lembaga pendidikan Islam, maka dasarnya adalah dari dasar

organisasi Muhammadiyah yaitu Islam. Sedangkan dasar pendidikan agama di SMP Muhammadiyah Salatiga adalah Pancasila dan UUD 1945.

Adapun ajaran umum pendidikan Islam di SMP Muhammadiyah Salatiga adalah seperti tujuan pendidikan Muhammadiyah yaitu

mewujudkan masyarakat muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri serta berguna bagi masyarakat dan Negara.

Sedangkan tujuan khusus dari yayasan Muhammadiyah yang

diberikan guru untuk siswa SMP Muhammadiyah Salatiga adalah membawa dan mengembangkan pendidikan di Muhammadiyah mulai

dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi di daerah tingkat Kota Salatiga.

2. Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Salatiga

b. NSS : 202036204018

c. NPSN : 20328430

d. Status Sekolah : Negeri / Swasta *) e. Alamat Sekolah : Jalan Cempaka No. 5-7

Gambar

Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK  (Sumber: Arikunto, dkk, 2014: 16)
Tabel 3.1. Daftar Guru dan Karyawan SMP Muhammadiyah
Tabel 3.3. Daftar Siswa Kelas VIII D SMP Muhammadiyah Salatiga
Tabel 4.1. Daftar Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan in kami mengundang saudara untuk mengikuti Pembuktian Kualifikasi Pengadaan Jasa Konstruksi dengan Sistem Pemilihan Langsung untuk :. Pembangunan Jalan ruas

DETIL DATA D2 BELUM MASUK D3 TAHUN 2015 GELOMBANG 201503 PT Pengusul (PTU): SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAI. Halaman: 1 Tam pilkan

Produk dapat berupa informasi, yaitu barang lunak ( soft goods ), atau barang yang nyata secara fisik ( hard goods ) dengan menggunakan surat elektronik dan situs

Analis dan Penyusun Laporan, Pemantauan dan Evaluasi Balai Penelitian Kehutanan Kupang Nusa Tenggara Timur.. 345 1230013453 NANANG WI DYANTO

Dalam kitab I'anatut Thalibin misalnya, Imam Abi Bakar menyatakan bahwa menikahi wanita ahli kitab diperbolehkan. 4 Dalam hal ini pernikahan dengan ahlu kitab bisa

Melalui partisipasi masyarakat dalam proses Amdal, diharapkan di masa mendatang masyarakat juga akan turut serta secara aktif dalam pengambilan keputusan mengenai kelayakan

mengalami suatu permainan harga atau tidak, kemudian jaminan bahwa kata–kata yang tercantum dalam label kemasan sesuai dengan senyatanya serta jamianan terhadap keselamatan dan

Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya.. Pengantar