i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI PERKEMBANGAN
PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYAH
DENGAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE
PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II
SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
RAFIDATU MASALIS
NIM: 11113195
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI PERKEMBANGAN
PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYAH
DENGAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE
PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II
SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
RAFIDATU MASALIS
NIM: 11113195
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
vii MOTTO
Doa di saat Tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran.
(Imam Syafi’i)
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya sederhana ini untuk:
Ayah dan Ibuku yang selalu memberikan kasih sayang, do’a dan dukungan.
Kakak-kakakku tercinta Arina Hanifah, Ahmad Ikhsanil Ahda, Wahyu Tyas Nugroho, Inna Kurniawati, adikku tersayang M. Abdul Hamid, dan keponakanku
Dahayu Cetta Nareswari yang ku sayangi.
Teman sejatiku Muhammad Ishaq yang selalu membantu, memberikan nasihat dan yang selalu memotivasi.
viii
KATA PENGANTAR
ميحرلا نمحرلا الله مسب
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar SKI Materi Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa
Bani Abbasiyah Dengan Metode Everyone Is a Teacher Here Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 bisa selesai. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Agung Muhammad SAW semoga beliau selalu dirahmati Allah.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga; 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga;
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing, memberikan saran, motivasi, arahan, dan meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini; 5. Bapak Drs. Nasafi, M.Pdi. selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingannya;
x ABSTRAK
Masalis, Rafidatu. 2017. Peningkatan Hasil Belajar SKI Materi Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Bani Abbasiyah Dengan Metode Everyone Is a Teacher Here Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Imam Mas Arum, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar SKI, Metode Everyone Is a Teacher Here
Kemampuan belajar Sejarah Kebudayaan Islam bagi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga pada tahun 2016/2017 pencapaian rata-rata masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dilaksanakan secara monoton dan tidak efektif. Dalam hal ini peran guru pengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kurang begitu kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran, metode yang digunakan pun sebatas pada metode ceramah. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah penerapan metode Everyone Is a Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar SKI materi Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah pada siswa kelas VIII Semester II SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017?.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP MuhammadiyahSalatiga yang berjumlah 32 siswa meliputi 28 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan tes evaluasi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaituobservasi, dokumentasi, dan tes. Data dianalisis secara statistik menggunakan rumus persentase, apabila ≥ 85% siswa tuntas belajar maka siklus dihentikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Everyone Is a Teacher Here
xii
2. Tujuan Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam …………... 34
3. Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam ………... 36
D. Metode Everyone Is a Teacher Here ………... 37
1. Pengertian Metode Everyone Is a Teacher Here ……… 39
2. Prosedur Metode Everyone Is a Teacher Here ……….. 39
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Everyone Is a Teacher Here ……….. 40
E. Kerangka Berpikir ……….... 41
F. Penelitian yang Relevan………. 43
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolahan ………... 48
B. Subjek Penelitian ………. 54
C. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II 1. Deskripsi Siklus I ... 55
2. Deskripsi Siklus II ... 57
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Persiklus
1. Deskripsi Pra Siklus ………. 61
2. Deskripsi Data Siklus I ... 63
3. Deskripsi Data Siklus II ... 65
B. Pembahasan ... 68
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 71
B. Saran ... 72
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Daftar Guru dan Karyawan SMP Muhammadiyah Salatiga ... 51
Tabel 3.2. Daftar Jumlah Siswa SMP Muhammadiyah Salatiga ... 53
Tabel 3.3. Daftar Siswa Kelas VIII D SMP Muhammadiyah Salatiga ... 53
Tabel 4.1. Daftar Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 61
Tabel 4.2. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 63
Tabel 4.3. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 66
xv
DAFTAR GAMBAR
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Nilai SKK Mahasiswa
Lampiran 2. Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 3. Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran 4. Surat Izin Penelitian
Lampiran 5. Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Siklus I
Lampiran 8. Hasil Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 9. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I
Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa Siklus II
Lampiran 12. Hasil Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 13. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II Lampiran 14. Materi Pembelajaran
Lampiran 15. Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 16. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan adalah upaya yang berencana dan berlangsung secara
terus menerus sepanjang hayat untuk membina peserta didik menjadi manusia yang bermanfaat dan berbudaya. Selain itu, pendidikan
merupakan satu upaya mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan penuntun dalam menjalani kehidupan. Untuk itu, Islam menganggap pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia. Sehingga Islam
mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu, tujuannya yaitu agar menjadi umat yang cerdas, jauh dari kejahilan atau kebodohan. Dengan berilmu
Allah mengangkat derajatnya. Sebagaimana Q.S. Al-Mujadilah : 11
ِ عَف ْرَي
ِ
ِهّاللَ
ِ ري بَخَِنوهلَمْعَتِاَم بِه ّاللَ َوٍِتاَجَرَدَِمْل عْلاِاوهتوهأَِني ذّلا َوِْمهكْن مِاوهنَمآَِني ذّلاِ
Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
(Al-Qur’an dan Terjemah, Al-Mujadilah: 11).
Ayat tersebut menggambarkan betapa tingginya nilai dan derajat orang yang berilmu. Dengan berilmu manusia akan mendapatkan segala
kebaikan, dan dengan ilmu pula manusia akan memperoleh kedudukan yang mulia.
2
teknologi. Ilmu sejarah juga perlu diketahui karena manusia bisa belajar dari sejarah. Manusia dapat belajar dan menganalisis kejadian-kejadian
yang terjadi pada masa lalu. Sejarah merupakan cerminan dari kehidupan masa lalu kita dan dapat dijadikan sebagai introspeksi diri.
Salah satu mata pelajaran yang terhimpun dalam Pendidikan
Agama Islam (PAI) yang diajarkan di berbagai jenjang pendidikan yang berkarakterkan Islami adalah Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai
kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik. Karakteristik Sejarah
Kebudayaan Islam juga menekankan pada kemampuan mengambil Ibrah atau hikmah (pelajaran) dari sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek dan seni, dan lain lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam pada masa kini dan pada masa yang akan datang.
Kebanyakan orang berfikir bahwa pembelajaran sejarah kurang menarik dan membosankan. Salah satu faktornya bisa jadi karena karakter sejarah itu sendiri yang selama ini dianggap sebagai ilmu yang membahas
3
didik. Khususnya mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam yang di dalam materinya banyak disebutkan nama-nama kalifah dan juga tahun-tahun
terjadinya suatu peristiwa. Rendahnya kreatiftas guru di dalam mengajar juga mengakibatkan siswa kurang berminat untuk belajar Sejarah
Kebudayaan Islam dengan sungguh-sungguh. Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran ini, setiap guru dituntut untuk benar-benar memahami strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. Tentu saja keberhasilan
implementasi suatu strategi pembelajaran di dalam kelas tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik, dan strategi
pembelajaran. Namun, masih banyak ditemui pelaksanaan pembelajaran masih kurang variatif, proses pembelajaran memiliki kecenderungan pada metode tertentu, dan tidak memperhatikan tingkat pemahaman siswa
terhadap informasi yang disampaikan. Siswa kurang aktif dan kreatif dalam proses belajar, siswa lebih banyak mendengar dan menulis,
menyebabkan isi pelajaran sebagai hafalan sehingga siswa tidak memahami konsep yang sebenarnya.
Pemilihan strategi dalam proses pembelajaran yang tepat sangatlah
penting, untuk itu guru memilih strategi yang sesuai dengan situasi, kondisi, dan lingkungan. Artinya, dibutuhkan kreativitas dan ketrampilan
guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan sesuai kondisi yang diharapkan. Guru juga harus kreatif dalam memproses pembelajaran agar
4
strategi pembelajaran untuk mengoptimalkan proses pembelajaran adalah dengan pembelajaran aktif. Aktif dalam strategi ini adalah memposisikan
guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar
yang harus aktif. Dalam proses pemebelajaran yang aktif itu terjadi dialog yang interaktif antar pesera didik, peserta didik dengan guru atau peserta didik dengan sumber belajar lainnya. Dengan strategi pembelajaran yang
aktif ini diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki sehingga pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar
mereka.
Kemampuan belajar Sejarah Kebudayaan Islam bagi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga pada tahun 2016/2017 pencapaian
rata-rata masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 75. Terbukti dari hasil belajar siswa pada mata
pelajaran SKI yaitu dari 32 siswa hanya 14 (44%) siswa yang dapat mencapai KKM, sedangkan 18 (56%) siswa masih di bawah KKM. Presentase ketuntasan siswa kelas VIII masih jauh dari presentase
indikator keberhasilan yaitu 85%. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dilaksanakan secara monoton dan
tidak efektif. Dalam hal ini peran guru pengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kurang begitu kreatif dalam menyampaikan materi
5
Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan arti penting metode pembelajaran guna mencapai hasil belajar atau prestasi belajar yang
maksimal bagi peserta didik. Untuk itu, peneliti bermaksud meneliti masalah tersebut dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
yaitu dengan memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan pembelajaran aktif melalui metode Everyone Is a Teacher Here
yaitu sebuah metode yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Cara ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar”
terhadap peserta didik lain (Silberman, 2009: 171). Dengan demikian, pembelajaran akan lebih aktif dan tidak membosankan. Metode
pembelajaran ini akan diapresiasikan peneliti melalui penelitian tindakan kelas dengan judul:
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYAH DENGAN
METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS
VIII SEMESTER II SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu: apakah penerapan metode
6
Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah pada siswa kelas VIII Semester II SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran
2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar SKI materi Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah dengan metode Everyone Is a Teacher Here pada siswa kelas VIII Semester II SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Penerapan Metode Everyone Is a Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar SKI materi Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun
Pelajaran 2016/2017.
Adapun indikator ketuntasan siswa adalah sebagai berikut: 1. Secara Individu
Siswa dapat mencapai skor ≥ 75 pada materi perkembangan
peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah.
2. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila mendapat nilai ≥ 85% dari total siswa
7 E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang
menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar SKI dapat dilakukan menggunakan metode Everyone Is a Teacher Here.
2. Manfaat Praktis
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai berikut:
a. Bagi siswa:
1) Agar siswa dapat lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran SKI.
2) Siswa dapat lebih kreatif dalm kegiatan pembelajaran SKI. 3) Siswa dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran
SKI dengan menggunakan metode Everyone Is a Teacher Here.
b. Bagi peneliti:
1) Dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman tentang
Penelitian Tindakan Kelas.
2) Peneliti dapat mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan
8
3) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal untuk penelitian selanjutnya.
c. Bagi guru:
1) Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran SKI.
2) Meningkatkan motivasi guru untuk menciptakan pembelajaran SKI yang aktif dan inovatif.
3) Memberi alternatif model pembelajaran bagi guru dalam
membelajarkan SKI. d. Bagi Sekolah
1) Memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan hasil belajar SKI pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga.
2) Meningkatkan kualitas sekolah dengan termotivasinya guru-guru untuk berinovasi dalam pembelajaran.
F. Definisi Operasional
Supaya tidak terjadi kesalahpahaman karena ada perbedaan penafsiran maka disampaikan definisi operasional sebagai batasan pengertian dalam
penelitian sebagai berikut: 1. Peningkatan
Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya jenjang atau babak (Poerwodarminto, 1999: 103). Tingkat dapat pula dimaknai kelas atau posisi. Karena imbuhan pe-an maknanya berubah menjadi
9
2. Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam
Menurut Nawawi dalam Susanto (2013: 5), bahwa hasil belajar
dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh
dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar (Susanto,
2013: 15-18), yaitu:
1) Model penyajian materi pelajaran 2) Pribadi dan sikap guru
3) Suasana pengajaran
4) Kompetensi guru 5) Masyarakat
3. Metode Everyone Is a Teacher Here
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
10
tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu
pun metode mengajar. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat
untuk mencapi tujuan pembelajaran (Djamarah dan Zain, 2002: 53). Metode Everyone Is a Teacher Here yaitu sebuah metode yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung
jawab individu. Cara ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap
peserta didik lain (Silberman, 2009: 171). G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan jenis masalahnya, penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kajian
tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan di kelas dengan tujuan (1) meningkatkan dan/ atau
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Perbaikan dan peningkatan di kelas dipandang sebagai tumpuan peningkatan
pendidikan dan hasil belajar siswa serta efesiensi pendidikan. (2) meningkatkan relevansi pendidikan, karena suatu proses pembelajaran dapat dinyatakan meningkat kualitasnya, antara lain apabila ada
11
dengan karakteristik pribadi siswa, tuntutan masyarakat, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (3) meningkatkan
mutu pendidikan. (4) meningkatkan efesiensi pengelolaan pendidikan (Basrowi dan Suwandi, 2008: 52-54). Manfaat dari penelitian tindakan
kelas yaitu meningkatkan situasi tempat pengalaman praktik berarti guru berani menggunakan hal-hal yang baru dengan segala resiko yang mungkin terjadi dalam mencobakan hal-hal yang baru diduga akan
memberikan perbaikan serta peningkatan.
Alasan peneliti menggunakan jenis PTK adalah untuk memperbaiki
dan meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan cara menerapkan metode Everyone Is a Teacher Here sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat terutama pada mata pelajaran SKI materi perkembangan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah. PTK yang digunakan adalah jenis kolaboratif, dimana
12
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK (Sumber: Arikunto, dkk, 2014: 16)
2. Subjek Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yang menjadi subjek dan objek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP
Muhammadiyah Salatiga. 4. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal bulan Mei sampai
dengan awal bulan Juni, karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar yang
13 5. Langkah-langkah Penelitian
Melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas diharapkan
meningkatnya profesionalisme guru yang sekaligus meningkatkan kualitas pendidikan serta sumber daya manusia. Salah satu kegiatan
untuk mengatasi masalah yang terdapat di dalam kelas yaitu melalui Penelitian Tindakan Kelas.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakn
dengan bagan yang berbeda, namun pada dasarnya PTK terdiri dari 4 (empat) tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan:
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (Arikunto, dkk, 2014: 16).
a. Perencanaan (planning), dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian yang ideal sebetulnya
dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini
dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang
dilakukan (Arikunto, dkk, 2014: 17).
b. Pelaksanaan (acting), tahap ini merupakan tahap implementasi atau penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal
14
harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat
(Arikunto, dkk, 2014: 18). Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan
sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang akan diajarkan atau dibahas dan sebagainya (Kusumah dan Dwitagama 2010: 39).
c. Pengamatan (observing), observasi adalah alat untuk memotret seberpa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Tahap ini,
peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instrument pengumpulan data (Suyadi, 2010: 63). Tahap pengamatan sebenarnya berjalan
bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pengamat melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang
diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi atau evaluasi yang telah disusun. Data yang dikumpulkan
dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, ulangan harian, presentasi, dll) dan data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa,
partisipasi siswa dalam pembelajaran, dan lain-lain (Daryanto, 2011: 27).
d. Refleksi, Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai
15
refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan (Aqib, 2008: 32). Tahap ini merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi
berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang artinya pemantulan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan
tindakan (Arikunto, 2014: 19-20). 6. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Tes: instrumen untuk mengumpulkan data hasil belajar peserta didik yaitu dengan melalui tes tertulis.
b. Skala sikap: instrumen untuk mengukur kecenderungan sikap peserta didik terhadap pembelajaran yang diikutinya.
c. Lembar observasi: instrumen untuk mengetahui kemampuan guru pengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan kemampuan siswa kelas VIII dalam mengikuti pembelajaran SKI
dengan menggunakan metode Everyone Is a Teacher Here.
d. Dokumentasi: instrumen untuk mengumpulkan data tentang
16 7. Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian
ini adalah melalui: a. Test
Digunakan untuk memperoleh data prestasi siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
b. Observasi
Digunakan untuk memperoleh data kemampuan guru
pengampu pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam mengelola proses pembelajaran dan kemampuan siswa kelas VIII dalam mengikuti pembelajaran SKI dengan menggunakan metode
Everyone Is a Teacher Here. c. Dokumentasi
Digunakan untuk memperoleh data sekolah, siswa, guru pengampu pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dan data lain sebagai bahan pertimbangan penelitian.
8. Analisis Data
Analisis data ini hanya menggunakan perbandingan sebelum dan
sesudah kegiatan penelitian yang dilakukan. Menghitung peningkatan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga, yaitu dengan menghitung rata-rata nilai SKI
17 Keterangan :
M = Nilai rata-rata Σ FX = Jumlah frekuensi
Σ N = Jumlah data (Daryanto, 2005: 109)
Menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus:
P =
N = Jumlah nilai keseluruhan (Djamarah, 2005: 264-265) H. Sistematika Penulisan
Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas ini disusun dalam
format skripsi berdasarkan petunjuk yang telah dikeluarkan oleh institusi sebagai berikut:
1. Bagian awal Skripsi yang memuat halaman sampul, lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan pembimbing, pengesahan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran. M =
∑ FX
18 2. Bagian inti skripsi yang terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN, yang berisi tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang Metode PTK yang menjadi landasan penelitian, khususnya yang berkaitan dengan
variabel penelitian yaitu hasil belajar dan metode Everyone Is a Teacher Here.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, berisi tentang deskripsi pelaksanaan siklus I (rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan data, dan refleksi), deskripsi pelaksanaan siklus II dan seterusnya.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi tentang deskripsi per siklus (data hasil pengamatan/wawancara,
refleksi keberhasilan dan kegagalan)
BAB V PENUTUP, berisi tentang kesimpulan dan penutup
3. Bagian akhir Skripsi yang memuat: Daftar pustaka,
19 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peningkatan
Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan usaha,
kegiatan (KBBI, 2007: 1198). Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya jenjang atau babak (Poerwodarminto, 1999: 103). Tingkat dapat pula dimaknai kelas atau posisi. Karena imbuhan pe-an maknanya berubah
menjadi menuju tingkatan atau kelas selanjutnya (Poerwodarminto, 1999: 413).
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa sesuatu yang mengalami peningkatan artinya mengalami perubahan menjadi lebih. Kata menjadi lebih dapat berarti lebih baik, lebih tinggi, lebih maju dan
sebagainya tergantung kata sifat yang menyertainya. B. Hakikat Hasil Belajar
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut E.R. Hilgard dalam Susanto (2013: 5) belajar
adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan,
kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman). Belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan
20
belajar merupakan suatu proses mentrasformasikan nilai-nilai yang diperoleh dari pengalaman untuk dapat mempertahankan eksistensi
manusia dalam peradaban masyarakat. Goodman dalam Majid (2014: 107) menyatakan bahwa siswa belajar dengan menggunakan
tiga cara, yaitu melalui pengalaman (dengan kegiatan langsung atau tidak langsung), pengamatan (melihat contoh atau model), dan bahasa. Dengan cara seperti ini, siswa belajar melalui kehidupan
secara langsung.
Islam menggambarkan belajar dengan bertolak dari Firman
Allah dalam Q.S An-Nahl: 78:
ِهك تاَهّمهأِ نوهطهبِْن مِْمهكَج َرْخَأِه ّاللَ َو
َِعْمّسلاِهمهكَلَِلَعَج َوِاًئْيَشَِنوهمَلْعَتِلاِْم
َِنو هرهكْشَتِْمهكّلَعَلَِةَد ئْفلأا َوِ َراَصْبلأا َو
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur
(Al-Qur’an dan Terjemah, An-Nahl: 78).
Makna dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa pada mulanya manusia tidak memiliki pengetahuan atau tidak
mengetahui sesuatu pun, maka belajar adalah perubahan tingkah laku lebih merupakan proses internal siswa dalam rangka menuju
21
Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang terdapat pada diri
seseorang yang diperoleh dari pengetahuan, pengalaman dan pembiasaan.
b. Prinsip-Prinsip Belajar
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, dperlukan untuk lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan
sehrai-hari, akan membangkitkan motivasi untuk
mempelajarinya. Sedangkan motivasi itu sendiri adalah tenaga
yang menggerakan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaiktan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu
cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikina timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut (Dimyati
dan Mudjiono, 2006: 42). 2) Keaktifan
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan
22
menulis berlatih ketrampilan dan sebagainya. Sedangkan kegiatan psikis berupa pemecahan masalah yang dihadapi
dengan menggunakan khasanah pengetahuan (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 44).
3) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secra langsung tetapi ia harus menghayati,
terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Keterlibatan langsung dapat diartikan
keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan
sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan (Dimyati dan Mudjiono,
2006: 45). 4) Pengulangan
Menurut teori Psikologi Daya, bahwa belajar adalah
melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas
daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal,
23 5) Tantangan
Tantangan yang diahadapi dalam bahan belajar ,e,buat
siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan
mebuat siswa tertantang untuk mempelajarinya (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 47).
6) Balikan dan Penguatan
Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Begitu juga jika siswa
mendapatkan nilai jelek akan merasa takut tidak naik kelas, maka ia terdorong untuk belajar lebih giat lagi. Dengan
menggunakan metode-metode belajar maka akan
memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 48).
7) Perbedaan Individual
Perbedaan individual berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenya, perbedaan individu perlu diperhatiakn
oleh guru dalam upaya pembelajaran. Dalam hal tersebut guru dapat menggunakan metode atau strategi belajar-mengajar yang
bervariasi sehinggan perbedaan-perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani. Penggunaan media juga akan membantu melayani perbedaan siswa dalam cara belajar. (Dimyati dan
24
Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan prinsip-prinsip belajar mencakup perhatian dan motivasi, keaktifan,
keterlibatan langsung/ berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb)
oleh usaha (KBBI, 2007: 39). Menurut Nawawi dalam Susanto (2013: 5), bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar diukur melalui
bagaimana proses itu dilakukan, apakah sesuai dengan prosedur atau kaidah yang benar, bukan pada produk saat itu, karena proses
yang benar kelak akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat ketika kembali ke masyarakat sebagai outcome/keluaran (Hosnan, 2014: 4).
Sedangkan Djamarah dan Zain dalam Susanto (2013: 3) menetapkan bahwa hasil belajar telah tercapai apabila telah
terpenuhi dua indikator berikut, yaitu:
1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun
25
2) Perilaku yang digariskam dalam tujuan
pengajaran/instruksional khusus telah dicapai oleh siswa baik
secara individu maupun kelompok.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah
sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sunal, bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat
pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau
penilaian ini dapat dijadikan tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemampuan prestasi beajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan,
tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah,
baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa (Susanto, 2013: 5).
Dari uraian di atas, dapat dipahami makna hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa atau
26 b. Macam-macam- Hasil Belajar
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013: 6) diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi
atau bahan yang dipelajari. Pemahaman ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh
mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil
penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
Adapun kriteria-kriteria pemahaman konsep (Susanto, 2013: 7), yaitu:
a) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan menginterpretasikan sesuatu, ini berarti bahwa
seseorang yang telah memahami sesuatu atau telah memperoleh pemahaman akan mampu menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia terima.
b) Pemahaman bukan sekedar mengetahui, tetapi ia mampu memberikan gambaran, contoh, dan penjelasan yang lebih
luas dan memadai.
c) Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena pemahaman melibatkan proses mental yang dinamis, tidak
27
mampu memberikan gambaran yang lebih luas dan baru sesuai dengan kondisi saat ini.
d) Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang masing-masing tahap mempunyai tersendiri.
2) Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati dalam Susanto (2013: 9)
mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan
keterampilan yang mengarah kepada pembangunan
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuanmenggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya. 3) Sikap
Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respons fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan mental dan fisik secra serempak. Azwar
mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif,
afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif, yaitu perasaan yang menyangkut emosional,
28
berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang (Susanto, 2013: 9).
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.
1) Faktor Internal a) Kecerdasan Anak
Kemampuan inteligensi seseorang sangat
mempengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu
permasalahan. Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk menentukan apakah siswa itu mampu
mengikuti pelajaran yang diberikan dan untuk meramalkan keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak akan terlepas dari faktor lainnya
(Susanto, 2013: 15). b) Kesiapan atau Kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat
perkembangan di mana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar,
29
keberhasilan dalam belajar tersebut. Oleh karena itu, setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan
dengan tingkat kematangan individu, karena kematangan ini erat hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan
anak (Susanto, 2013: 15). c) Bakat Anak
Menurut Caplin dalam Susanto (2013: 16) yang
dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka bakat akan dapat memengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar.
d) Kemauan Belajar
Kemauan belajar yang tinggi disertai dngan rasa tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh positif
terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai
keberhasilan belajar (Susanto, 2013: 16). e) Minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang
30
siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa
lainnya. Kemudian karena pemusatn perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tersebut
untuk belajar lebih giat lagi, dan akhirnya mencapi prestasi yang diinginkan (Susanto, 2013: 16).
2) Faktor Eksternal
a) Model Penyajian Materi Pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula
pada model penyajian materi. Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara
positif terhadap keberhasilan belajar (Susanto, 2013: 17). b) Pribadi dan Sikap Guru
Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh inovatif dalam perilakunya, maka siswa akan meniru gurunya yang aktif dan kreatif ini. Pribadi dan sikap guru
yang baik ini tercermin dari sikapnya yang ramah, lemah lembut, penuh kasih sayang, membimbing dengan penuh
perhatian dan lain-lain (Susanto, 2013: 17). c) Suasana Pengajaran
Suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog
31
suasana yang aktif di antara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses pengajaran. Sehingga
keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkat secara maksimal (Susanto, 2013: 17).
d) Kompetensi Guru
Keberhasilan siswa belajar akan banyak dipengaruhi oleh kemampuan guru yang professional. Guru yang
professional adalah guru yang memiliki kompeten dalam bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan
diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan dngan semestinya (Susanto, 2013: 18).
e) Masyarakat
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah
laku manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh karena itu, pantaslah dalam dunia pendidikan lingkungan masyarakat pun akan ini ikut
memengaruhi kepribadian siswa. Kehidupan modern dengan keterbukaan serta kondisi yang luas banyak
dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat ketimbang oleh keluarga dan sekolah (Susanto, 2013: 18).
Dapat kita pahami bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi
32
internal adalah faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar. Diantara faktor internal yaitu, kecerdasan anak, kesiapan
(kematangan), bakat anak, kemauan belajar dari anak, dan minat. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar dari
individu yang sedangkan belajar. Faktor ini datang dari keluarga, sekolah dan masyarakat.
C. Sejarah Kebudayaan Islam
1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah adalah ilmu yang membahas berbagai peristiwa atau
kejadian di masa lalu dengan memerhatikan dari segi waktu, tempat, pelaku, latar belakang, dan hikmah yang terdapat dalam peristiwa tersebut.
Dalam bahasa Arab, kata sejarah disebut tarikh yang secara harfiah berarti ketentuan waktu, dan secara istilah berarti keterangan yang
telah terjadi pada masa lampau atau masa yang masih ada. Kata tarikh
digunakan dalam arti perhitungan waktu, seperti keterangan mengenai tahun sebelum dan sesudah masehi dipakai kebutuhan sebelum atau
sesudah tarikh masehi. Maksud ilmu tarikh adalah suatu pengetahuan yang berfungsi untuk mengetahui keadaan-keadaan atau
kejadian-kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan umat (Nata, 2010: 81).
Dalam pengertian yang lebih luas, sejarah adalah ilmu yang
33
berkaitan dengan masalah sosial, politik, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, pendidikan, hukum, kebudayaan, peradaban,
agama, dan lain sebagainya. Berbagai peristiwa tersebut memiliki sejarahnya masing-masing sehingga muncullah ilmu tentang sejarah
sosial, sejarah politik, sejarah ekonomi, sejarah kebudayaan, sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi, sejarah pendidikan, sejarah agama dan seterusnya.
Pendidikan Islam, baik sebagai sebuah praktik maupun sebagai sebuah disiplin ilmu, merupakan peristiwa sejarah yang dapat
dipelajari berdasrkan bukti-bukti yang dapat dilacak. Praktik pendidikan yang pernah ada di zaman Rasulullah SAW., Khulafaur Rasyidin, Bani Umayah, Bani Abbasiyah, Dinasti Usmani, Dinasti
Safawi, Dinasti Moghul, Dinasti Fatimiah, kesultanan di abad pertengahan, dan seterusnya merupakan peristiwa sejarah yang dapat
dipelajari berdasarkan fakta dan bukti-bukti yang meyakinkan. Di dalam kajian sejarah Islam, berbagai kemajuan dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan peradaban sering dijumpai atau
disinggung.
Menurut Abdurahman Mas’ud dalam Thoha, dkk, (1999: 237).,
kebudayaan pada umumnya sering diartikan secara sederhana sebagai hasil budi daya manusia, hasil cipta, rasa dan karsa dengan menggunakan simbol-simbol serta artifak. Sejalan dengan pengertian
34
mencakup cara sikap, menggunakan pakaian, bertutur bahasa, ibadah, norma-norma tingkah laku serta sistem kepercayaan. Islam yang
dihubungkan dengan kebudayaan berarti cara hidup atau way of life
yang juga sangat luas cakupannya. Tentu di sini Islam juga dilihat
sebagai realitas sosial. Yakni Islam yang telah menyejarah meruang dan mewaktu, Islam yang dipandang sebagai fenomena sosial, bisa dilihat dan dicermati.
Kebudayaan Islam adalah cara pandang Muslim yang telah berjalan, terlembaga dan tersosialisasi dari kurun waktu ke waktu, satu
generasi ke generasi yang lain dalam berbagai aspek kehidupan yang cukup luas tapi tetap menampilkan satu bentuk budaya, tradisi, seni, yang khas Islam.
2. Tujuan Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
Tujuan mempelajari sejarah, (Thoha, dkk, 1999: 222) adalah
sebagai berikut:
a. Murid-murid yang membaca sejarah adalah untuk menyerap unsur-unsur keutamaan dari padanya agar mereka dengan senang hati
mengikuti tingkah laku para Nabi dan orang-orang shaleh dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membaca saja pun akan
merupakan pengikat antara orang besar iru dengan orang-orang yang mengenalnya. Dan besar kemungkinan bacaan itu akan memberi dorongan untuk dilanjutkan sehingga menjadi studi yang
35
b. Pelajaran sejarah merupakan contoh teladan baik bagi umat Islam yang meyakinkannya dan merupakan sumber syari’ah yang besar.
c. Studi sejarah dapat mengembangkan iman, mensucikan moral, membangkitkan patriotisme dan mendorong untuk berpegang pada
kebenaran serta setia kepadanya.
d. Bidang studi sejarah akan memberikan contoh teladan yang sempurna kepada pembinaan tingkah laku manusia yang ideal
dalam kehidupan pribadi dan sosial anak-anak dan mendorong mereka untuk mengikuti teladan yang baik.
Pada PERMENAG Lampiran Bab III- SK KD PAI dan Bahasa Arab tingkat Mts tahun 2013 menjelaskan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam bertujuan peserta didik memiliki
kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa
kini, dan masa depan.
36
d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggaln sejarah sebagai bukti peradaban umat Islam di masa
lampau.
e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil
ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. 3. Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam
Pada PERMENAG Lampiran Bab III- SK KD PAI dan Bahasa Arab tingkat Mts tahun 2013 dijelaskan mengenai ruang lingkup Sejarah Kebudayaan Islam, antara lain:
a. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Makkah
b. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Madinnah
c. Memahami peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin
d. Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani Umaiyah e. Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani
Abbasiyah
f. Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Al-Ayyubiyah
g. Memahami perkembangan Islam di Indonesia
Dari uraian diatas bahwa ruang lingkup Sejarah Kebudayaan Islam adalah sejarah perkembangan Islam sejak perjuangan Nabi Muhammad
37 D. Metode Everyone Is a Teacher Here
Metode Everyone Is a Teacher Here merupakan bagian dari strategi pembelajaran aktif (Active Learning). Pembelajaran aktif adalah pada saat anak-anak aktif, terlibat, dan peserta yang lain peduli dengan pendidikan
mereka sendiri. Siswa harus didorong untuk berpikir, menganalisa, membentuk opini, praktik, dan mengaplikasikan pembelajaran mereka dan bukan hanya sekedar menjadi pendengar pasif atas apa yang disampaikan
guru, tetapi guru benar-benar mengarahkan suasana pembelajaran itu agar siswa benar-benar ikut menikmati suguhan pembelajaran. Beberapa ciri
dari pembelajaran yang aktif sebagaimana dalam panduan pembelajaran model ALIS (Uno dan Mohamad, 2015: 75) adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran berpusat pada siswa,
2. Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata,
3. Pembelajaran mendorong anak unutk berpikir tingkat tinggi,
4. Pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda
5. Pembelajaran mendorong anak unutk berinteraksi multiarah (siswa-guru)
6. Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber belajar,
7. Pembelajaran berpusat pada anak,
8. Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar,
38
10. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak.
Untuk menciptakan pembelajaran aktif salah satunya adalah anak
belajar dari pengalamannya, selain anak harus belajar memecahkan masalah yang dia peroleh. Anak-anak dapat belajar dengan baik dari
pengalaman mereka. Mereka belajar dengan cara melakukan,
menggunakan indera mereka, menjelajahi lingkungan, baik lingkungan berupa benda, tempat serta peristiwa-peristiwa disekitar mereka.
Keterlibatan yang aktif dengan objek-objek ataupun gagasan-gagasan dapat mendorong aktivitas mental mereka untuk berpikir, menganalisa,
menyimpulkan, dan menemukan pemahaman konsep baru dan mengintegrasikan dengan konsep yang sudah mereka ketahui sebelumnya.
Anak-anak juga belajar dengan baik dan memahami bila apa yang
dipelajari terkait dengan apa yang sudah diketahui dan metode pembelajaran yang digunakan sesuai dengan gaya belajar mereka (gaya
belajar mendengar, melihat, dan bergerak atau melakukan) dan bagai kecerdasan yang mereka miliki, seperti bahasa, musik, gerak, logika, antarpribadi, dan interpribadi.
Strategi pembelajaran yang aktif dalam proses pembelajaran adalah siswa diharapkan aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk berpikir,
39
bukanlah gelas kosong yang pasif hanya menerima kucuran ceramah sang
guru tentang pengetahuan atau informasi.
1. Pengertian Metode Everyone Is a Teacher Here
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru
tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar. Metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapi tujuan pembelajaran (Djamarah dan Zain, 2002: 53).
Metode Everyone Is a Teacher Here yaitu sebuah metode yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Cara ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap
peserta didik lain (Silberman, 2009: 171).
2. Prosedur Metode Everyone Is a Teacher Here
Langkah-langkah metode Everyone Is a Teacher Here (Silberman, 2009: 171), antara lain:
a. Bagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik. Mintalah para peserta didik menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik
40
b. Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap siswa. Mintalah siswa membaca diam-diam pertanyaan atau topik pada
kartu dan pikirkan satu jawaban.
c. Panggilah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu
yang mereka dapat dan memberi respon.
d. Setelah diberi respon, mintalah yang lain di dalam kelas untuk menambahkan apa yang telah disumbankan sukarelawan.
e. Lanjutkan selama masih ada sukarelawan.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Everyone Is a Teacher Here Kelebihan Metode Everyone Is a Teacher Here (Silberman, 2009: 171) adalah:
a. Memperoleh partisipasi kelas.
b. Menempatkan seluruh tanggung jawab pengajaran kepada seluruh anggota kelas.
c. Mendukung pengajaran sesama siswa di kelas.
Kelebihan-kelebihan Metode Everyone Is a Teacher Here, yaitu: a. Strategi ini dapat digunakan untuk meningkatkan proses
pembelajaran siswa.
b. Strategi ini dapat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada
berbagai mata pelajaran.
41
e. Meningkatkan kemampuan siswa menuliskan
pendapat-pendapatnya.
f. Meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat simpulan
(http://layananguru.blogspot.co.id/2013/01/strategi-everyone-is-teacher-here.html.diakses pada hari Jumat, tanggal 21 April 2017, pada pukul 20.25).
Kelemahan Metode Everyone Is a Teacher Here:
a. Memerlukan penjelasan materi di awal oleh guru agar soal yang dibuat siswa tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran.
b. Membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan semua
pertanyaan untuk kelas besar.
E. Kerangka Berpikir
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah asal usul, perkembangan, peranan kebudayaan/ peradaban
Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah
kebudayaan Islam yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan
kepribadian peserta didik.
Kebanyakan orang berfikir bahwa pembelajaran sejarah kurang menarik dan membosankan. Salah satu faktornya bisa jadi karena karakter
42
kejadian-kejadian masa lalu, yang bisa jadi tidak menarik minat peserta didik. Khususnya mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam yang di dalam
materinya banyak disebutkan nama-nama kalifah dan juga tahun-tahun terjadinya suatu peristiwa. Dalam mata pelajaran SKI sering ditemui siswa
kurang aktif dan kreatif dalam proses belajar, siswa lebih banyak mendengar dan menulis, menyebabkan isi pelajaran sebagai hafalan sehingga siswa tidak memahami konsep yang sebenarnya.
Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran ini, setiap guru dituntut untuk benar-benar memahami strategi pembelajaran yang akan
diterapkannya. Metode Everyone Is a Teacher Here merupakan salah satu metode pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam proses belajar. Pada metode ini siswa tidak hanya mendengar dan menulis
apa yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat terlibat langsung dalam proses belajar mengajar. Metode ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertindak sebagai pengajar terhadap siswa lain. Siswa memiliki keberanian mengemukakan pendapatnya di depan siswa lain dan memberikan kesempatan kepada yang lain untuk meresponnya. Dengan
43 F. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Suparman, 2012
Judul penelitian tentang “Penerapan Metode Pembelajaran Aktif
Everyone Is a Teacher Here Untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Sistem Pengisian Kelas X SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan metode pembelajaran aktif Everyone Is a Teacher Here pada standar kompetensi sistem pengisian kelas X B1 SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012?, seberapa besar peningkatan keaktifan siswa dengan menerapkan metode Everyone Is a Teacher Here pada pembelajaran standar kompetensi sistem pengisian kelas X B1 SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012?, dan apakah penerapan metode Everyone Is a Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada standar kompetensi sistem pengisian kelas X B1 SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012?, sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah
44
Yogyakarta 2011/2012, dan untuk mengetahui apakah penggunaan metode pembelajaran aktif Everyone Is a Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada standar kompetensi sistem pengisian kelas X B1 SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan subyek kelas X B1 SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012 yang berjumlah 28 siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada kompetensi dasar sistem pengisian menggunakan penerapan metode Everyone Is a Teacher Here menunjukkan peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari rata-rata nilai awal 64,5 meningkat menjadi rata-rata nilai 74,5 atau terdapat peningkatan hasil belajar sebesar
15,5%. Ketuntasan belajar dalam kelas meningkat dari 60,7% menjadi 85,7 % hal ini menunjukan kenaikan kutuntasan belajar dikelas sebesar
41,2%. Sedangkan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II mengalami kenaikan 40.3% naik menjadi 60.7% serta penurunan aktivitas negatif siswa dari 16,1% turun menjadi 5%. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah metode pembelajaran Everyone Is a Teacher Here dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa (Suparman. 2012.
Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Everyone Is a Teacher Here
45
Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta).
Penelitian yang dilakukan oleh Suparman ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu penggunaan
metode Everyone Is a Teacher Here untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaannya terdapat pada subyek, materi pelajaran, tempat dan waktu pelaksanaan penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Zamzami, 2010
Judul penelitian tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui
Metode Everyone Is a Teacher Here pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Materi Pokok Sejarah Nabi Muhammad Periode Makkah di Kelas VII.A MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011”. Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah pelaksanaan penerapan pembelajaran Everyone Is a Teacher Here pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi pokok Sejarah Nabi Muhammad Periode Makkah di kelas VII.A MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak?, adakah
peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi pokok Sejarah Nabi Muhammad Periode
Makkah dengan menggunakan metode Everyone Is a Teacher Here di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak?, sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan penerapan
46
Kebudayaan Islam materi pokok Sejarah Nabi Muhammad Periode Makkah di kelas VII.A MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak,
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi pokok Sejarah Nabi
Muhammad Periode Makkah dengan menggunakan metode Everyone Is a Teacher Here di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam dua siklus dengan subyek kelas VII.A MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011
yang berjumlah 36 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran Everyone Is a Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas VII.A MTs Bandar
Alim Jungpasir Wedung Demak, peningkatan hasil ini ditunjukkan dengan adanya perubahan dalam proses pembelajaran yaitu keaktifan
peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung, juga ditunjukkan adanya peningkatan nilai skor tes akhir dari masing-masing siklus. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor yang diprosentasikan melalui
pengamatan tentang aktivitas peserta didik pada tiap siklus yang semakin meningkat. Prosentase keaktifan peserta didik pada tahap pra
siklus yaitu 37,5%, pada siklus I menjadi 57,5% dan siklus II meningkat menjadi 72,5%, sedangkan peningkatan rata-rata hasil tes akhir dari pra siklus, siklus I dan siklus II 58,89; 65,69 dan 74,44.
47
Is a Teacher Here dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa (Zamzami. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui
Metode Everyone Is a Teacher Here pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Materi Pokok Sejarah Nabi Muhammad Periode
Makkah di Kelas VII.A MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang).
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Zamzami ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu
penggunaan metode Everyone Is a Teacher Here untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaannya terdapat pada subyek, materi pelajaran, tempat dan waktu pelaksanaan penelitian.
Berdasarkan dua hasil penelitian tentang penggunaan metode
Everyone Is a Teacher Here di atas, semua menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui metode Everyone Is a Teacher Here. Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar SKI Materi
48 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolahan
Tempat penelitian ini adalah di SMP Muhammadiyah Salatiga
1. Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah Salatiga
Persyarikatan Muhammadiyah Kota Salatiga berdiri untuk masyarakat dengan mengemban visi dan misi berperan serta
memajukan dan meningkatkan sumber daya manusia melalui bidang pendidikan, dengan berdirinya SMP Muhammadiyah di Jalan Cempak
5-7 Salatiga.
Dalam mewujudkan sebagian dari bukti nyata Amal Usaha Persyarikatan Muhammadiyah berupa sarana pendidikan ini,
pemimpin Muhammadiyah daerah Salatiga dan Kabupaten Semarang pada waktu itu bekerja sama dengan instansi terkait dan tokoh-tokoh
agama Islam di Salatiga dan kabupaten dengan GKBI (Gabungan Koperasi Batik Indonesia) sebagai penyandang dana, maka berdirilah bangunan gedung sebagai sarana pendidikan tingkat menengah yang
sekarang menjadi SMP Muhammadiyah Salatiga pada tanggal 5 Januari 1974.
Gedung SMP Muhammadiyah Salatiga ini diresmikan
penggunaannya pada hari Sabtu tanggal 12 Juli 1975 M dan bertepatan dengan tanggal 3 Rajab 1395 H, yang pada waktu itu bertepatan
49
ini sudah digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar sejak tahun 1974 dengan membuka pendaftaran siswa baru kelas I.
Tujuan pendidirian SMP Muhammadiyah Salatiga merupakan suatu lembaga pendidikan Islam, maka dasarnya adalah dari dasar
organisasi Muhammadiyah yaitu Islam. Sedangkan dasar pendidikan agama di SMP Muhammadiyah Salatiga adalah Pancasila dan UUD 1945.
Adapun ajaran umum pendidikan Islam di SMP Muhammadiyah Salatiga adalah seperti tujuan pendidikan Muhammadiyah yaitu
mewujudkan masyarakat muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri serta berguna bagi masyarakat dan Negara.
Sedangkan tujuan khusus dari yayasan Muhammadiyah yang
diberikan guru untuk siswa SMP Muhammadiyah Salatiga adalah membawa dan mengembangkan pendidikan di Muhammadiyah mulai
dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi di daerah tingkat Kota Salatiga.
2. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Salatiga
b. NSS : 202036204018
c. NPSN : 20328430
d. Status Sekolah : Negeri / Swasta *) e. Alamat Sekolah : Jalan Cempaka No. 5-7