PP 16 TAHUN 2010
TENTANG TATIB DPRD
DALAM KORIDOR UU 27 TAHUN 2009
TENTANG
MPR, DPR, DPD DAN DPRD
Biodata Narasumber
•
Nama
: Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP, M.Si
•
Lahir
: Jambi, 4 Maret 1977
•
NIP
: 19770304 1995 11 1 001
•
Jabatan
: Dosen Fungsional (Lektor Kepala)
•Pangkat
: Pembina TK. I (IV/b)
•
Instansi
: Kampus IPDN Jatinangor
•Alamat
: Komp. Singgasana Pradana
Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung
3
M P R D P R PRESIDEN
DAERAH OTONOM DESENTRALISASI
SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
GUBERNUR & INSTANSI VERTIKAL DEKONSENTRASI BADAN PENGELOLA BUMN, OTORITA,DLL DELEGASI (DESENTRALISASI FUNGSIONAL) LEMBAGA NEGARA LAINNYA B P K M A M KTUGAS PEMBANTUAN PEMERINTAHAN DAERAH/ PEMERINTAHAN DESA MENTERI2
MENTERI-2
2
4 TNI/POLRI dewan pertimbangan
KY
UUD 1945
Kementerian Negara PUSAT DAERAH TUN Militer Agama Umum Lingkungan Peradilan KAB/KOTA DPRD PEMDA KPU KPU BANK SENTRA LDPR MPR DPD
PERWAKILAN BPK PROV
PRESIDEN/
WAPRES MA MK BPK
DPRD PEMDA
PROVINSI
SURAT EDARAN MDN 161/3926/SJ
9 NOPEMBER 2009
Sehubungan dengan banyaknya pertanyaan dari beberapa
daerah mengenai pembentukan Badan Anggaran DPRD , terkait dgn pelakdsanaan tupoksi DPRD di bidang anggaran, dengan hormat disampaikan hal2 sbb:
1. Sesuai Pasal 325 (1) Jo Pasal 376 (1) UU 27/2009 antara lain
menyatakan bahwa Tata Tertib DPRD ditetapkan oleh DPRD dengan berpedoman kpd Peraturan Per-UU-an.
2. Sesuai Pasal 235 (3) huruf F Jo Pasal 376 (3) huruf f UU 27/2009
menegaskan bahwa Tata Tertib DPRD antara lain memuat
tentang Pembentukan, Susunan serta tugas dan wewenang alat kelengkapan DPRD.
3. Sesuai Pasal 302 ayat (1) Jo Pasal 353 ayat (1) UU 27/2009 menyatakan bahwa alat kelengkapan DPRD terdiri dari:
a. Pimpinan
SURAT EDARAN MDN 161/3926/SJ
9 NOPEMBER 2009
a. Komisi
b. Badan Legislasi Daerah
c. Badan Anggaran d. Badan Kehormatan
e. Alat kelengkapan lain yg diperlukan dan dibentuk oleh rapat
paripurna DPRD
4. Dengan demikian pembentukan Badan Anggaran DPRD diatur dalam Peraturan Tata Tertib DPRD berpedoman pada peraturan per-UU-an 5. Sambil menunggu ditetapkannya PP tentang Pedoman Penyusunan
Tata Tertib DPRD, pembentukan Badan Anggaran dapat dilakukan melalui hal-hal sbb:
SURAT EDARAN MDN 161/3926/SJ
9 NOPEMBER 2009
b. Badan Anggaran DPRD terdiri atas Pimpinan dan anggota, anggota badan anggaran diusulkan dari masing2 fraksi DPRD berdasarkan perimbangan jumlah anggota dan dengan memperhatikan
keanggotaannya dalam komisi.
c. Untuk sementara Pimpinan DPRD karena jabatannya dapat
ditetapkan sebagai pimpinan Badan Anggaran merangkap anggota
d. Sekretaris DPRD karena jabatannya adalah Sekretaris Badan
Anggaran bukan anggota
6. Apabila PP tentang Tatib DPRD telah ditetapkan, dan ketentuan mengenai pembentukan Badan Anggaran DPRD ada yang tidak sesuai dengan PP tersebut, agar disesuaikan.
Demikian untuk menjadi perhatian dalam pelaksanaannya.
MENDAGRI,
SURAT EDARAN MDN 161/3405/SJ
24 SEPTEMBER 2009
1. Dengan telah diundangkannya UU 27/2009 dan dengan telah dilaksanakannya pengambilan sumpah/janji para anggota DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota periode 2009-2014, sambil menunggu
ditetapkannya PP pelaksanaan UU 27/2009 diminta kpd seluruh DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota agar:
2. Meminta kpd pimpinan parpol yg mempunyai wakil di DPRD membentuk fraksi sbg wadah berhimpun anggota DPRD dan melaporkan kpd
pimpinan sementara DPRD untuk diumumkan kpd seluruh anggota
DPRD dalam sidang paripurna DPRD. Parpol yg memiliki wakil di DPRD harus mendudukkan anggotanya dalam satu fraksi
3. Membentuk alat kelengkapan DPRD yg terdiri dari:
1. Pimpinan DPRD; meminta kpd pimpinan parpol yg berhak mengisi kursi
pimpinan DPRD agar mengusulkan calon pimpinan kpd Pimpinan Sementara DPRD untuk ditetapkan dalam sidang paripurna DPRD dan selanjutnya
SURAT EDARAN MDN 161/3405/SJ
24 SEPTEMBER 2009
b. Membentuk dan menetapkan komisi serta meminta kpd masing2 fraksi untuk mengusulkan dan menempatkan setiap anggotanya pada salah satu komisi tsb. Setiap anggota DPRD kecuali pimpinan DPRD wajib menjadi anggota salah satu Komisi. Ketua dan Wakil Ketua dan Sekretaris Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi dan dilaporkan dalam rapat paripurna DPRD
c. Memilih anggota Badan Musyawarah dari unsur2 fraksi dan menetapkan dalam sidang paripurna DPRD. Bamus terdiri dari unsur2 fraksi
berdasarkan perimbangan jumlah anggota dan sebanyak-banyaknya tidak lebih dari setengah jumlah anggota DPRD. Ketua dan Wakil Ketua DPRD karena jabatannya adalah pimpinan Bamus merangkap anggota.
3. Menyusun dan Menyelesaikan Peraturan Tatib DPRD
SURAT EDARAN MDN 903/3179/SJ
31 AGUSTUS 2009
Dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan di daerah dan terkait dgn penetapan perubahan APBD TA 2009 dan penetapan APBD TA 2010, dengan berpedoman pada Pasal 185 dan Pasal 186 UU 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, bersama ini diberitahukan hal-hal sbb:
1. Ranperda tentang APBD yg telah disetujui bersama dan Ranperkada tentang Penjabaran APBD sebelum ditetapkan, paling lambat 3 hari disampaikan kepada Mendagri bagi Provinsi dan kpd Gubernur bagi Kab/Kota untuk di evaluasi.
2. Apabila Mendagri atau Gubernur menyatakan hasil evaluasi bertentangan dgn
kepentingan umum dan peraturan per-UU-an yg lebih tinggi, Gub/Bupati/ Walikota bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling lambat 7 hari sejak diterimanya hasil evaluasi.
3. Sehubungan berakhirnya masa jabatan anggota DPRD 2004-2009 maka:
1. Dalam hal panitia anggaran DPRD belum terbentuk, KDH melakukan penyempurnaan
hasil evaluasi dilakukan oleh KDH bersama pimpinan DPRD definitif
2. Dalam hal pimpinan DPRD definitif belum terbentuk, KDH melakukan
penyempurnaan hasil evaluasi dan menetapkan Perda tentang APBD.
SURAT EDARAN MDN 161/2898/SJ
5 AGUSTUS 2009
1. Sesuai Pasal 54 dan Pasal 70 UU 22/2003 tentang Susduk Jo Pasal 6 PP 25/2004 tentang Tatib DPRD ditegaskan bahwa masa jabatan
anggota DPRD adalah 5 tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota DPRD yg baru mengucapkan sumpah dan janji.
2. Pengucapan sumpah dan janji DPRD baru dilaksanakan dalam rapat
paripurna DPRD yg bersifat istimewa
3. Pasal 53 (2), Pasal 69 (2) UU 22/2003 Jo Pasal 3 (1) dan (2) PP
25/2004 menyatakan bahwa anggota DPRD Provinsi diresmikan oleh Mendagri atas nama Presiden berdasarkan usul Gubernur atas
laporan KPU Provinsi; sedangkan anggota DPRD Kab/Kota
diresmikan oleh Gubernur atas nama Presiden berdasarkan usul Bupati/Walikota atas laporan KPU Kab/Kota
SURAT EDARAN MDN 161/2898/SJ
5 AGUSTUS 2009 (lanjutan)
5. Pembentukan pimpinan DPRD yg definitif dilaksanakan dgn
mempedomani ketentuan UU tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD
6. Penyusunan Rancangan Tata Tertib DPRD dapat diproses namun penetapannya menunggu berlakunya Peraturan Per-uu-an yg baru
7. Pembentukan alat kelengkapan DPRD dapat diproses namun
DPRD KABUPATEN/KOTA
Susunan dan Kedudukan
DPRD Kab/Kota terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan
umum yang dipilih melalui pemilihan umum.
DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kab/Kota.
Fungsi
a. legislasi;
b. anggaran; dan c. pengawasan.
Ketiga fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dijalankan dalam kerangka representasi rakyat di daerah.
TUGAS DAN WEWENANG
membentuk peraturan daerah bersama Bupati/Walikota;
membahas dan memberikan persetujuan rancangan peraturan
daerah mengenai anggaran pendapatan dan belanja daerah yang diajukan oleh Bupati/Walikota
melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan
daerah dan anggaran pendapatan dan belanja daerah;
mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Bupati/Walikota
dan/atau wakil Bupati/Walikota kepada Mendagri melalui Gubernur untuk mendapatkan pengesahan pengangkatan;
memilih wakil Bupati/Walikota dalam hal terjadi kekosongan jabatan
wakil Bupati/Walikota;
memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah
TUGAS DAN WEWENANG (
LANJUTAN
)
memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama internasional
yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kab/Kota;
meminta laporan keterangan pertanggungjawaban Bupati/Walikota
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Kab/Kota;
memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama dengan daerah
lain atau dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah;
mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan tugas dan
KEANGGOTAAN
Anggota DPRD Kab/Koyta berjumlah paling sedikit 20 (dua
puluh) orang dan paling banyak 50 (lima puluh) orang.
Keanggotaan DPRD Kab/Kota diresmikan dengan keputusan
Gubernur.
Anggota DPRD Kab/Kota berdomisili di ibu kota Kab/Kota yang
bersangkutan.
KEANGGOTAAN (LANJUTAN)
DI DAERAH PEMEKARAN SETELAH PEMILU:
menetapkan jumlah kursi DPRD Kab/Kota induk dan Kab/Kota
yang dibentuk setelah pemilihan umum berdasarkan jumlah
penduduk sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang
mengenai pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD;
menetapkan perolehan suara partai politik dan calon anggota
DPRD Kab/Kota berdasarkan hasil pemilihan umum di daerah
pemilihan Kab/Kota induk dan Kab/Kota yang dibentuk setelah
pemilihan umum;
menentukan bilangan pembagi pemilih berdasarkan hasil
KEANGGOTAAN (LANJUTAN)
DI DAERAH PEMEKARAN SETELAH PEMILU:
menentukan perolehan kursi partai politik peserta pemilihan
umum berdasarkan hasil pemilihan umum di daerah pemilihan
Kab/Kota induk dan Kab/Kota yang dibentuk setelah pemilihan
umum;
menetapkan calon terpilih dari daftar calon tetap untuk mengisi
kursi berdasarkan suara terbanyak.
Pengisian anggota DPRD Kab/Kota dilaksanakan oleh KPU
Kab/Kota induk.
KEANGGOTAAN (LANJUTAN)
DI DAERAH PEMEKARAN SETELAH PEMILU:
Masa jabatan anggota DPRD Kab/Kota berakhir
pada saat anggota DPRD Kab/Koya hasil
pemilihan umum berikutnya mengucapkan
sumpah/janji.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan
jumlah dan tata cara pengisian keanggotaan
DPRD Kab/Kota induk dan Kab/Kota yang
dibentuk setelah pemilihan umum diatur dengan
peraturan KPU sesuai dengan ketentuan
HAK DPRD
DPRD Kab/Kota mempunyai hak:
a. interpelasi;
b. angket; dan
HAK DPRD (lanjutan)
Hak interpelasi adalah hak DPRD Kab/Kota untuk
meminta keterangan kepada Bupati/Walikota
mengenai kebijakan pemerintah Kab/Kota yang
penting dan strategis serta berdampak luas pada
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Hak angket adalah hak DPRD Kab/Kota untuk
melakukan penyelidikan terhadap kebijakan
pemerintah Kab/Kota yang penting dan strategis
serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat,
daerah, dan negara yang diduga bertentangan
HAK DPRD (lanjutan)
Hak menyatakan pendapat adalah hak
DPRD Kab/Kota untuk menyatakan pendapat
terhadap kebijakan Bupati/Walikota atau
mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di
daerah disertai dengan rekomendasi
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Hak Anggota
mengajukan rancangan peraturan daerah Kab/Kota;
mengajukan pertanyaan;
menyampaikan usul dan pendapat;
memilih dan dipilih;
membela diri;
imunitas;
mengikuti orientasi dan pendalaman tugas;
protokoler; dan
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA
Kewajiban Anggota:
memegang teguh dan mengamalkan Pancasila;
melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan menaati peraturan
perundang-undangan;
mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi,
kelompok, dan golongan;
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat;
menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah;
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA (lanjutan)
Kewajiban Anggota:
menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan
lembaga lain dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
Kab/Kota;
menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui
kunjungan kerja secara berkala;
menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan
masyarakat; dan
FRAKSI
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas
dan wewenang DPRD Kab/Kota, serta hak dan
kewajiban anggota DPRD Kab/Kota, dibentuk fraksi
sebagai wadah berhimpun anggota DPRD Kab/Kota.
Setiap anggota DPRD Kab/Kota menjadi anggota
salah satu fraksi.
Setiap fraksi di DPRD Kab/Kota beranggotakan
paling sedikit sama dengan jumlah komisi di DPRD
Kab/Kota.
Partai politik yang jumlah anggotanya di DPRD Kab/
FRAKSI (lanjutan)
Dalam hal partai politik yang jumlah anggotanya di
DPRD Kab/Kota tidak memenuhi jumlah komisi,
anggotanya dapat bergabung dengan fraksi yang
ada atau membentuk fraksi gabungan.
Dalam hal tidak ada satu partai politik yang
memenuhi persyaratan untuk membentuk fraksi
maka dibentuk fraksi gabungan.
Jumlah fraksi gabungan paling banyak 2 (dua)
fraksi.
Partai politik harus mendudukkan anggotanya
dalam satu fraksi.
FRAKSI (lanjutan)
Fraksi mempunyai sekretariat.
Sekretariat DPRD Kab/Kota menyediakan
sarana, anggaran, dan tenaga ahli guna
kelancaran pelaksanaan tugas fraksi sesuai
dengan kebutuhan dan dengan
ALAT KELENGKAPAN DPRD
pimpinan;
Badan Musyawarah; komisi;
Badan Legislasi Daerah ; Badan Anggaran;
Badan Kehormatan; dan
alat kelengkapan lain yang diperlukan dan dibentuk oleh rapat
paripurna.
Dalam menjalankan tugasnya, alat kelengkapan dibantu oleh
sekretariat.
Ketentuan mengenai tata cara pembentukan, susunan, serta tugas
PIMPINAN DPRD
Pimpinan DPRD Kab/Kota terdiri atas:
1 (satu) orang ketua dan 3 (tiga) orang wakil ketua untuk DPRD
Kab/Kota yang beranggotakan 45 (empat puluh lima) sampai
dengan 50 (lima puluh) orang;
PIMPINAN DPRD (lanjutan)
Pimpinan berasal dari partai politik berdasarkan urutan
perolehan kursi terbanyak di DPRD Kab/Kota.
Ketua DPRD Kab/Kota ialah anggota DPRD Kab/Kota yang
berasal dari partai politik yang memperolah kursi terbanyak
pertama di DPRD Kab/Kota.
Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yang
memperoleh kursi terbanyak pertama, ketua DPRD Kab/Kota
ialah anggota DPRD Kab/Kota yang berasal dari partai politik
yang memperoleh suara terbanyak.
Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yang
PIMPINAN DPRD (lanjutan)
Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yang memperoleh
kursi terbanyak pertama, wakil ketua DPRD Kab/Kota ialah anggota DPRD Kab/Kota yang berasal dari partai politik yang memperoleh suara terbanyak kedua, ketiga, dan/atau keempat.
Apabila masih terdapat kursi wakil ketua DPRD Kab/Kota yang
belum terisi, maka kursi wakil ketua diisi oleh anggota DPRD Kab/ Kota yang berasal dari partai politik yang memperoleh kursi
terbanyak kedua.
Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yang memperoleh
kursi terbanyak kedua sama, wakil ketua, ditentukan berdasarkan urutan hasil perolehan suara terbanyak.
Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yang memperoleh
PIMPINAN DPRD SEMENTARA
Dalam hal pimpinan DPRD Kab/Kota belum terbentuk, DPRD Kab/Kota dipimpin
oleh pimpinan sementara DPRD Kab/Kota.
Pimpinan sementara DPRD Kab/Kota terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 1 (satu)
orang wakil ketua yang berasal dari dua partai politik yang memperoleh kursi terbanyak pertama dan kedua di DPRD Kab/Kota.
Dalam hal terdapat lebih dari satu partai politik yang memperoleh kursi terbanyak sama, ketua dan wakil ketua sementara DPRD Kab/Kota ditentukan secara musyawarah oleh wakil partai politik bersangkutan yang ada di DPRD Kab/Kota.
Ketua dan wakil ketua DPRD Kab/Kota diresmikan dengan keputusan Gubernur. Pimpinan DPRD Kab/Kota sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah/
janji yang dipandu oleh ketua pengadilan negeri.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan pimpinan DPRD Kab/Kota
JUMLAH KOMISI DPRD
DPRD
Kab/Kota
yang
beranggotakan 20 (dua puluh)
sampai dengan 35 (tiga puluh lima)
orang membentuk 3 (tiga) komisi;
HAK INTERPELASI
Hak interpelasi diusulkan oleh: paling sedikit 5 (lima) orang anggota DPRD Kab/Kota dan lebih dari 1
(satu) fraksi untuk DPRD Kab/Kota yang beranggotakan 20 (dua puluh) orang sampai dengan 35 (tiga puluh lima) orang;
paling sedikit 7 (tujuh) orang anggota DPRD Kab/Kota dan lebih dari
1 (satu) fraksi untuk DPRD Kab/Kota yang beranggotakan di atas 35 (tiga puluh lima) orang.
Usul diajukan kepada pimpinan DPRD Kab/Kota.
Usul menjadi hak interpelasi DPRD Kab/Kota apabila mendapat
persetujuan dari rapat paripurna DPRD Kab/Kota yang dihadiri lebih dari ½ (satu perdua) jumlah anggota DPRD Kab/Kota dan putusan diambil dengan persetujuan lebih dari ½ (satu perdua) jumlah
anggota DPRD Kab/Kota yang hadir.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan hak
HAK ANGKET
Hak angket diusulkan oleh:
paling sedikit 5 (lima) orang anggota DPRD Kab/Kota dan lebih
dari 1 (satu) fraksi untuk DPRD Kab/Kota yang beranggotakan
20 (dua puluh) orang sampai dengan 35 (tiga puluh lima) orang;
paling sedikit 7 (tujuh) orang anggota DPRD Kab/Kota dan lebih
dari 1 (satu) fraksi untuk DPRD Kab/Kota yang beranggotakan
di atas 35 (tiga puluh lima) orang.
Usul diajukan kepada pimpinan DPRD Kab/Kota.
HAK ANGKET (lanjutan)
DPRD Kab/Kota memutuskan menerima atau
menolak usul hak angket
Dalam hal DPRD Kab/Kota menerima usul hak
angket, DPRD Kab/Kota membentuk panitia angket
yang terdiri atas semua unsur fraksi DPRD Kab/Kota
dengan keputusan DPRD Kab/Kota.
Dalam hal DPRD Kab/Kota menolak usul hak
HAK ANGKET (lanjutan)
Panitia angket, dalam melakukan penyelidikan, dapat memanggil pejabat
pemerintah Kab/Kota, badan hukum, atau warga masyarakat di Kab/Kota yang dianggap mengetahui atau patut mengetahui masalah yang diselidiki untuk memberikan keterangan serta untuk meminta menunjukkan surat atau dokumen yang berkaitan dengan hal yang sedang diselidiki.
Pejabat pemerintah Kab/Kota, badan hukum, atau warga masyarakat di Kab/
Kota yang dipanggil, wajib memenuhi panggilan DPRD Kab/Kota, kecuali ada alasan yang sah menurut peraturan perundang-undangan.
Dalam hal pejabat pemerintah Kab/Kota, badan hukum, atau warga
masyarakat di Kab/Kota telah dipanggil dengan patut secara berturut-turut tidak memenuhi panggilan, DPRD Kab/Kota dapat memanggil secara paksa dengan bantuan Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Panitia angket melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada rapat paripurna
DPRD Kab/Kota paling lama 60 (enam puluh) hari sejak dibentuknya panitia angket.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan hak angket diatur
HAK MENYATAKAN PENDAPAT
Hak menyatakan pendapat diusulkan oleh:
paling sedikit 8 (delapan) orang anggota DPRD Kab/Kota dan lebih dari 1
(satu) fraksi untuk DPRD Kab/Kota yang beranggotakan 20 (dua puluh) orang sampai dengan 35 (tiga puluh lima) orang;
paling sedikit 10 (sepuluh) orang anggota DPRD Kab/Kota dan lebih dari 1
(satu) fraksi untuk DPRD Kab/Kota yang beranggotakan di atas 35 (tiga puluh lima) orang.
Usul diajukan kepada pimpinan DPRD Kab/Kota.
Usul menjadi hak menyatakan pendapat DPRD Kab/Kota apabila
mendapat persetujuan dari rapat paripurna DPRD Kab/Kota yang dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 (tiga perempat) dari jumlah anggota DPRD Kab/ Kota dan putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota DPRD Kab/Kota yang hadir.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan hak menyatakan
pendapat diatur dengan peraturan DPRD Kab/Kota tentang tata tertib.
HAK PROTOKOLER ,KEUANGAN & ADM
Hak Protokoler
Pimpinan dan anggota DPRD Kab/Kota mempunyai hak protokoler. Hak protokoler diatur dalam peraturan pemerintah.
Hak Keuangan dan Administratif
Pimpinan dan anggota DPRD Kab/Kota mempunyai hak keuangan dan
administratif.
Hak keuangan dan administratif pimpinan dan anggota DPRD Kab/Kota
diatur dengan peraturan pemerintah.
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, pimpinan dan anggota
DPRD Kab/Kota berhak memperoleh tunjangan yang besarannya disesuaikan dengan kemampuan daerah.
Pengelolaan keuangan dan tunjangan dilaksanakan oleh sekretariat
TATA TERTIB DAN KODE ETIK
Tata tertib DPRD Kab/Kota ditetapkan oleh DPRD Kab/Kota dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Tata tertib berlaku di lingkungan internal DPRD Kab/Kota.
Tata tertib DPRD Kab/Kota paling sedikit memuat ketentuan tentang:
pengucapan sumpah/janji; penetapan pimpinan;
pemberhentian dan penggantian pimpinan; jenis dan penyelenggaraan rapat;
pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang lembaga, serta hak dan kewajiban
anggota;
pembentukan, susunan, serta tugas dan wewenang alat kelengkapan; penggantian antarwaktu anggota;
pembuatan pengambilan keputusan;
pelaksanaan konsultasi antara DPRD Kab/Kota dan pemerintah daerah provinsi; penerimaan pengaduan dan penyaluran aspirasi masyarakat;
pengaturan protokoler; dan
TATA TERTIB DAN KODE ETIK
(LANJUTAN)
Kode Etik
DPRD Kab/Kota menyusun kode etik yang berisi norma yang
wajib dipatuhi oleh setiap anggota selama menjalankan
LARANGAN DAN SANKSI
Anggota DPRD Kab/Kota dilarang merangkap jabatan sebagai:
pejabat negara atau pejabat daerah lainnya; hakim pada badan peradilan; atau
pegawai negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Negara
Republik Indonesia, pegawai pada badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan lain yang anggarannya bersumber dari APBN/APBD.
Anggota DPRD Kab/Kota dilarang melakukan pekerjaan sebagai pejabat struktural pada lembaga pendidikan swasta, akuntan publik, konsultan,
advokat atau pengacara, notaris, dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan tugas dan wewenang DPRD Kab/Kota serta hak sebagai anggota DPRD Kab/Kota.
Anggota DPRD Kab/Kota dilarang melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme,
PAW (PEMBERHENTIAN ANTAR WAKTU)
Anggota DPRD Kab/Kota berhenti antar waktu karena:
a. meninggal dunia;
b. mengundurkan diri; atau c. diberhentikan.
Anggota DPRD Kab/Kota diberhentikan apabila:
tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau
berhalangan tetap sebagai anggota DPRD Kab/Kota selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa keterangan apa pun;
melanggar sumpah/janji jabatan dan kode etik DPRD Kab/Kota; dinyatakan bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
PAW (lanjutan)
Anggota DPRD Kab/Kota berhenti antar waktu karena:
diusulkan oleh partai politiknya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon anggota
DPRD Kab/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pemilihan umum;
melanggar ketentuan larangan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini;
diberhentikan sebagai anggota partai politik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
atau
PENGGANTIAN ANTAR WAKTU (PAW)
Anggota DPRD Kab/Kota yang berhenti antarwaktu digantikan
oleh calon anggota DPRD Kab/Kota yang memperoleh suara
terbanyak urutan berikutnya dalam daftar peringkat perolehan
suara dari partai politik yang sama pada daerah pemilihan yang
sama.
Dalam hal calon anggota DPRD Kab/Kota yang memperoleh
suara terbanyak urutan berikutnya mengundurkan diri,
meninggal dunia, atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon
anggota DPRD Kab/Kota, digantikan oleh calon anggota DPRD
Kab/Kota yang memperoleh suara terbanyak urutan berikutnya
dari partai politik yang sama pada daerah pemilihan yang sama.
Masa jabatan anggota DPRD Kab/Kota pengganti antarwaktu
PEMBERHENTIAN SEMENTARA
Anggota DPRD Kab/Kota diberhentikan sementara karena:
menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidana umum yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; atau
menjadi terdakwa dalam perkara tindak pidana khusus.
Dalam hal anggota DPRD Kab/Kota dinyatakan terbukti bersalah karena
melakukan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, anggota DPRD Kab/Kota yang bersangkutan diberhentikan sebagai anggota DPRD Kab/Kota.
Dalam hal anggota DPRD Kab/Kota dinyatakan tidak terbukti melakukan
tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, anggota DPRD Kab/Kota yang bersangkutan diaktifkan.
Anggota DPRD Kab/Kota yang diberhentikan sementara, tetap
mendapatkan hak keuangan tertentu.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemberhentian sementara
PENYIDIKAN
Pemanggilan dan permintaan keterangan untuk penyidikan terhadap
anggota DPRD Kab/Kota yang diduga melakukan tindak pidana harus mendapat persetujuan tertulis dari Gubernur.
Dalam hal persetujuan tertulis tidak diberikan oleh Gubernur dalam
waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak diterimanya permohonan, proses pemanggilan dan permintaan keterangan untuk penyidikan dapat dilakukan.
Ketentuan DIATAS tidak berlaku apabila anggota DPRD Kab/Kota :
a) tertangkap tangan melakukan tindak pidana;
b) disangka melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati atau pidana seumur hidup atau tindak pidana kejahatan terhadap kemanusiaan dan keamanan negara berdasarkan bukti permulaan yang cukup; atau
KELOMPOK PAKAR/ TIM AHLI
Pasal 399
Dalam rangka melaksanakan tugas dan wewenang
DPRD kabupaten/kota, dibentuk kelompok pakar atau
tim ahli.
Kelompok pakar atau tim ahli diangkat dan
diberhentikan dengan keputusan sekretaris DPRD
kabupaten/kota sesuai dengan kebutuhan atas usul
anggota dan kemampuan daerah.
Kelompok pakar atau tim ahli bekerja sesuai dengan
BADAN KEHORMATAN DPRD (Rancangan)
Badan kehormatan dibentuk oleh DPRD dan merupakan alat
kelengkapan DPRD yang bersifat tetap.
Pembentukan badan kehormatan ditetapkan dengan keputusan
DPRD.
Anggota badan kehormatan dipilih dari dan oleh anggota DPRD
dengan ketentuan :
untuk DPRD kabupaten/kota yang beranggotakan sampai
dengan 34 (tiga puluh empat) orang berjumlah 3 (tiga) orang, dan untuk DPRD kabupaten/kota yang beranggotakan 35 (tiga puluh lima) orang sampai dengan 50 (lima puluh) orang
berjumlah 5 (lima) orang;
untuk DPRD provinsi yang beranggotakan sampai dengan 74
(tujuh puluh empat) orang berjumlah 5 (lima) orang, dan untuk DPRD provinsi yang beranggotakan 75 (tujuh puluh lima) orang sampai dengan 100 (seratus) orang berjumlah 7 (tujuh) orang
BADAN KEHORMATAN DPRD (lanjutan)
Pimpinan badan kehormatan terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 1
(satu) orang wakil ketua yang dipilih dari dan oleh anggota badan kehormatan.
Anggota badan kehormatan dipilih dan ditetapkan dalam rapat
paripurna DPRD berdasarkan usul dari masing-masing fraksi.
Untuk memilih anggota badan kehormatan, masing-masing fraksi
berhak mengusulkan 1 (satu) orang calon anggota badan kehormatan.
Dalam hal di DPRD hanya terdapat 2 (dua) fraksi, fraksi yang memiliki
jumlah kursi lebih banyak berhak mengusulkan 2 (dua) orang calon anggota badan kehormatan.
Masa tugas anggota badan kehormatan paling lama 2½ (dua
setengah) tahun.
Anggota DPRD pengganti antarwaktu menduduki tempat anggota
badan kehormatan yang digantikan.
Badan kehormatan dibantu oleh sekretariat yang secara fungsional
BADAN KEHORMATAN DPRD (lanjutan)
Badan kehormatan DPRD mempunyai tugas :
memantau dan mengevaluasi disiplin dan/atau kepatuhan
terhadap moral, kode etik, dan/atau peraturan tata tertib DPRD dalam rangka menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas DPRD.
meneliti dugaan pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD
terhadap peraturan tata tertib dan/atau kode etik DPRD;
melakukan penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi atas
pengaduan pimpinan DPRD, anggota DPRD, dan/atau masyarakat; dan
melaporkan keputusan badan kehormatan atas hasil
penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi kepada rapat paripurna DPRD.
Dalam melaksanakan penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasi
BADAN KEHORMATAN DPRD (lanjutan)
Untuk melaksanakan tugas, badan kehormatan DPRD berwenang:
memanggil anggota DPRD yang diduga melakukan
pelanggaran kode etik dan/atau peraturan tata tertib DPRD untuk memberikan klarifikasi atau pembelaan atas pengaduan dugaan pelanggaran yang dilakukan;
meminta keterangan pengadu, saksi, dan/atau
pihak-pihak lain yang terkait, termasuk untuk meminta dokumen atau bukti lain; dan
menjatuhkan sanksi kepada anggota DPRD yang
BADAN KEHORMATAN DPRD (lanjutan)
Badan kehormatan menjatuhkan sanksi kepada anggota
DPRD yang terbukti melanggar kode etik dan/atau
peraturan tata tertib DPRD berdasarkan hasil penyelidikan,
verifikasi dan klarifikasi oleh badan kehormatan.
Sanksidapat berupa:
teguran lisan;
teguran tertulis;
pemberhentian sebagai pimpinan alat kelengkapan DPRD;
atau
pemberhentian sebagai anggota DPRD sesuai dengan
BADAN KEHORMATAN DPRD (lanjutan)
Keputusan badan kehormatan mengenai penjatuhan
sanksi berupa teguran lisan, teguran tertulis, atau
pemberhentian sebagai pimpinan alat kelengkapan
DPRD disampaikan oleh pimpinan DPRD kepada
anggota DPRD yang bersangkutan, pimpinan fraksi,
dan pimpinan partai politik yang bersangkutan.
Keputusan badan kehormatan mengenai penjatuhan
sanksi berupa pemberhentian sebagai anggota
BADAN KEHORMATAN DPRD (lanjutan)
Pengaduan disampaikan secara tertulis kepada pimpinan
DPRD disertai identitas pengadu yang jelas dengan
tembusan kepada badan kehormatan.
Pimpinan DPRD wajib menyampaikan pengaduan kepada
badan kehormatan dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh)
hari kerja terhitung sejak tanggal pengaduan diterima.
Apabila dalam jangka waktu tersebut pimpinan DPRD tidak
menyampaikan pengaduan kepada badan kehormatan,
badan kehormatan menindaklanjuti pengaduan tersebut.
Dalam hal pengaduan tidak disertai dengan identitas
BADAN KEHORMATAN DPRD (lanjutan)
Setelah menerima pengaduan, badan kehormatan
melakukan penyelidikan, verifikasi dan klarifikasi.
Penyelidikan, verifikasi, dan klarifikasidilakukan dengan
cara meminta keterangan dan penjelasan kepada
pengadu, saksi, teradu, dan/atau pihak-pihak lain yang
terkait, dan/atau memverifikasi dokumen atau bukti lain
yang terkait.
Hasil penyelidikan, verifikasi dan klarifikasi badan
kehormatan dituangkan dalam berita acara
penyelidikan, verifikasi dan klarifikasi.
Pimpinan DPRD dan/atau badan kehormatan menjamin
BADAN KEHORMATAN DPRD (lanjutan)
Dalam hal hasil penyelidikan, verifikasi dan klarifikasi
menyatakan bahwa teradu terbukti bersalah, badan
kehormatan menjatuhkan sanksi sesuai dengan tingkat
kesalahannya.
Sanksi ditetapkan dengan keputusan badan kehormatan
dan dilaporkan kepada rapat paripurna DPRD.
Dalam hal keputusan badan kehormatan menjatuhkan
sanksi berupa pemberhentian sebagai anggota DPRD,
pimpinan DPRD menyampaikan keputusan tersebut
kepada pimpinan partai politik yang bersangkutan.
Pimpinan partai politik dalam jangka waktu paling lama
30 (tiga puluh) hari sejak keputusan badan kehormatan
diterima, menyampaikan keputusan dan usul
BADAN KEHORMATAN DPRD (lanjutan)
Dalam hal pimpinan partai politik tidak menyampaikan
keputusan dan usul pemberhentian, pimpinan DPRD
menyampaikan usul pemberhentian anggota DPRD
tersebut berdasarkan keputusan badan kehormatan
kepada Menteri Dalam Negeri melalui gubernur bagi
anggota DPRD provinsi, dan kepada gubernur melalui
bupati/walikota bagi anggota DPRD kabupaten/kota.
Menteri Dalam Negeri meresmikan pemberhentian
anggota DPRD provinsi dan gubernur meresmikan
pemberhentian anggota DPRD kabupaten/kota
KODE ETIK DPRD
KODE ETIK
:
TUJUAN :
TUJUAN :
Norma yang mengatur tentang
perilaku dan ucapan yang
diwajibkan dilarang atau tidak
patut dilakukan oleh Anggota
DPRD
APA SAJA YANG DIATUR DALAM KODE
ETIK
1.
KEPRIBADIAN DAN TANGGUNG JAWAB
2.
PERNYATAAN PENDAPAT
3.
KETENTUAN DALAM RAPAT
4.
PERJALANAN DINAS
5.
KEKAYAAN, IMBALAN, & PEMBERIAN HADIAH
6.
KONFLIK KEPENTINGAN DAN PERANGKAPAN
JABATAN
7.
RAHASIA
8.
HUBUNGAN DENGAN MITRA KERJA
PERGANTIAN KARENA MELANGGAR
KODE ETIK
1)
ADANYA PENGADUAN DARI MASYARAKAT
2)
BADAN KEHORMATAN MELAKUKAN PENYELIDIKAN,
VERIFIKASI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
3)
APABILA TERBUKTI BERSALAH, BADAN KEHORMATAN
MENYAMPAIKAN KPD PIMPINAN DPRD UNTUK DITERUSKAN
PROSES PEMBERHENTIANNYA
4)
SEBELUM BADAN KEHORMATAN MENGAMBIL KEPUTUSAN,
ANGGOTA DPRD DIBERIKAN KESEMPATAN MEMBELA DIRI
5)
KEPUTUSAN DILAKUKAN DALAM SIDANG PLENO BADAN
PERGANTIAN ANTAR WAKTU DPRD
1.
MENINGGAL DUNIA;
2.
MENGUNDURKAN DIRI;
3.
DIUSULKAN OLEH PARPOLNYA (RECALL);
4.
DIBERHENTIKAN.
Berhalangan tetap;
Tidak Penuhi Syarat Sebagai Anggota;
Melanggar Sumpah/Janji, Kode Etik dan/atau
Kewajiban;
Bersalah Karena Melanggar Tindak Pidana
LARANGAN RANGKAP JABATAN DAN
PEKERJAAN
JABATAN YANG TIDAK BOLEH DIRANGKAP :
1.
Jabatan Negera Lainnya;
2.
Hakim Peradilan;
3.
PNS, Anggota TNI/Polri, Pegawai BUMN dan
BUMD;
4.
Badan Lain Yang Anggarannya Berasal Dari APBN/
APBD.
PEKERJAAN YANG TIDAK BOLEH DIRANGKAP :
Pejabat Struktural di Lembaga Pendidikan Swasta,
PERNYATAAN PENDAPAT
Anggota yang tidak hadir dalam rapat dilarang
menyampaikan hasil rapat kepada publik.
KETENTUAN DALAM RAPAT
Anggota yang tidak hadir dalam secara fisik 3 kali
berturut-turut dalam rapat sejenis tanpa izin Fraksi merupakan
pelanggaran Kode Etik.
PERJALANAN DINAS
Bagimu Negeri
Jiwa Raga Kami
Amiin.
Hatur Nuhun
Semoga Tuhan Selalu Memberi Yang
Terbaik
Hatur Nuhun
Semoga Tuhan Selalu Memberi Yang
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH
Atas Perhatiannya
Atas Perhatiannya
Mohon Maaf Kalau
Mohon Maaf Kalau