• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Anggaran - BAB II PDF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Anggaran - BAB II PDF"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

8 2.1.1. Pengertian Anggaran

Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya tentu memiliki tujuan yaitu mencapai laba yang optimal. Agar laba yang diharapkan perusahaan dapat tercapai maka diperlukan suatu perencanaan yang cermat yang dapat mengarahkan manajemen pada pencapaian tujuan usaha tersebut. Perencanaan tersebut bertujuan pada suatu efisiensi sehingga peluang perusahaan dalam meningkatkan keuntungan semakin besar.

Anggaran adalah salah satu bentuk dari berbagai perencanaan yang disusun perusahaan. Dengan adanya anggaran, manajemen dapat memperoleh gambaran yang dapat dipercaya mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan juga hasil-hasilnya. Untuk mengetahui baik tidaknya anggaran yang disusun oleh perusahaan, diperlukan suatu analisis yang membandingkan antara anggaran dengan realisasinya.

(2)

Arif Suadi (2001:147) mendefinisikan anggaran sebagai suatu pernyataan resmi oleh manajemen tentang harapan manajemen dalam pendapatan, biaya dan transaksi keuangan lain dalam jangka waktu tertentu.

Dalam pandangan Gunawan dan Marwan (1998:6) anggaran perusahaan adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan.

Dari definisi tersebut dapat diambil intinya yaitu:

1. Anggaran harus bersifat formal, artinya anggaran disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis.

2. Anggaran harus bersifat sistematis, artinya anggaran disusun dengan berurutan dan berdasarkan suatu logika.

3. Anggaran merupakan hasil pelaksanaan fungsi perencanaan, koordinasi dan pengawasan.

Untuk dapat memenuhi segala aspek yang dikandung oleh definisi tersebut diatas. Maka anggaran harus disusun dalam bentuk table-tabel dan bersifat kuantitaif (dinyatakan dengan angka-angka).

(3)

Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa suatu anggaran mempunyai empat unsur, yaitu:

1. Rencana, yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. 2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua

kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.

3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam.

4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yang menunjukkan bahwa anggaran brelakunya untuk masa yang akan datang. 2.1.2. Anggaran yang baik

Dalam pandangan Supriyono (2000:45) agar anggaran dapat diterapkan dan berjalan dengan baik, maka diperlukan beberapa persyaratan yang harus dimiliki oleh perusahaan, yaitu:

1. Adanya organisasi perusahaan yang sehat. 2. Adanya sistem akuntansi yang memadai.

3. Adanya penelitian dan analisis yang diperlukan untuk menetapkan alat ukur prestasi.

(4)

2.1.3. Fungsi dan Manfaat Anggaran

Menurut Munandar (2000:10) pada dasarnya anggaran mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu:

1. Sebagai pedoman kerja

Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang. 2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja

Anggaran berfungsi sebagai alat pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat didalam perusahaan dapat saling menunjang, saling kerjasama dengan baik, untuk menuju kesasaran yang telah ditetapkan.

3. Sebagai alat pengawasan kerja

(5)

2.1.4. Penyusunan Anggaran

Menurut Henry Simamora (2000:615) kelompok yang bertanggung jawab atas penyusunan anggaran disebut komite anggaran (budget committee). Komite anggaran terdiri atas beberapa anggota kelompok manajemen senior, yang mengarahkan pekerjaan penyusunan anggaran. Langkah-langkahnya:

1. Merekomendasikan kepada direktur utama pedoman-pedoman umum yang harus diikuti oleh organisasi.

2. Setelah disetujui oleh direktur komite anggaran menyebarkannya kepada berbagai manajer dan lantas mengkoordinasikan anggaran-anggaran terpisah yang disusun oleh para manajer tersebut.

2.1.5. Keunggulan dan Keterbatasan Anggaran

Menurut Supriyono (2000:44) pemakaian anggaran memberikan beberapa keunggulan antara lain:

1. Anggaran menyediakan suatu pendekatan disiplin untuk menyelesaikan masalah.

2. Anggaran membantu manajer membuat studi awal terhadap masalah-masalah yang dihadapi suatu organisasi dan membiasakan manajer untuk mempelajari dengan seksama suatu masalah sebelum diputuskan.

(6)

4. Anggaran menutup kemacetan potensial sebelum kemacetan terjadi.

5. Anggota mendorong sikap kesadaran terhadap pentingnya biaya dan memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber perusahaan.

6. Anggota membantu mengkoordinas ikan dan mengintegrasi penyusunan rencana operasi berbagai bagian yang ada pada organisasi sehingga keputusan akhir dan rencana-rencana tersebut dapat terintegrasi dan komprehensif.

7. Anggaran memberikan kesempatan pada organisasi untuk meninjau kembali secara sistematik terhadap kebijaksanaan dan pedoman dasar yang sudah ditentukan.

8. Anggaran mengkoordinasikan menghubungkan dan membantu mengarahkan investasi dan semua usaha-usaha organisasi keseluruh yang paling menguntungkan.

9. Anggaran mendorong suatu standar prestasi yang tinggi dengan membangkitkan semangat bersaing yang sehat, menimbulkan perasaan berguna, dan menyediakan perangsang untuk pelaksanaan yang efektif.

(7)

2.1.6. Menggunakan anggaran untuk evaluasi kinerja

Menurut Hansen Mowen (371:2006), anggaran adalah alat pengendalian yang berguna. Tetapi, agar dapat digunakan dalam evaluasi kinerja, dua pertimbangan utama harus diperhatikan. Pertama, adalah menetapkan bagaimana jumlah yang dianggarkan seharusnya dibandingkan dengan hasil aktual. Pertimbangan kedua melibatkan dampak anggaran atas perilaku manusia.

Anggaran dapat digunakan untuk perencanaan dan pengendalian. Dalam perencanaan, perusahaan mempersiapkan suatu anggaran induk berdasarkan pada perkiraan terbaik mereka atas tingkat penjualan untuk dicapai dalam tahun berikutnya. Tetapi, biasanya tingkat aktivitas aktual tidak sama dengan tingkat aktivitas yang dianggarakan. Akibatnya, jumlah yang dianggarkan tidak dapat dibandingkan dengan hadil aktual. Oleh karena itu, perusahan juga dapat mempersiapkan angaran fleksibel untuk digunakan dalam evaluasi kinerja.

(8)

pengetahuan atas biaya tetap dan variabel. Terdapat dua tipe anggaran fleksibel:

1) Anggaran ini dapat membantu para manajer mempersiapkan anggaran induk untuk perkiraan tingkat aktivitas. Tipe anggaran fleksibel ini dapat membantu para manajer mengatasi ketidakpastian dengan memungkinkan mereka untuk melihat perkiraan hasil pada suatu tingkat aktivitas. Hal ini dapat digunakan untuk menghasilkan nilai keuangan pada sejumlah skenario yang masuk akal.

2) Anggaran fleksibel adalah anggaran untuk tingkat aktivitas aktual. Tipe anggaran ini digunakan sebagai fakta untuk menghitung berapa biaya seharusnya untuk tingkat aktivitas aktual. Perkiraan biaya-biaya tersebut kemudian dibandingkan dengan biaya aktual untuk menilai kinerja.

(9)

manajemen untuk menghitung berapa biaya yang seharusnya untuk tingkat aktual output tersebut.

2.1.7. Analisis Varians Anggaran Fleksibel

Analisis varians biaya bahan baku langsung dalam menganalisis varians biaya bahan baku langsung, varians tersebut dipecah kedalam dua varians yaitu:

1) Varians harga bahan baku (material price variance-mpv) Mengukur perbedaan antara berapa yang harus dibayar untuk bahan baku dan berapa yang secara aktual dibayar. MPV = (HSt – HS) X KS

Dimana:

HSt = harga standar

HS = harga sesungguhnya / aktual KS = kuantitas sesungguhnya

2) Varians kuantitas bahan baku (materials usage variance-MUV)

MUV = (KSt– KS) X HSt Dimana:

KSt = kuantitas standar

(10)

Analisis varians biaya tenaga kerja langsung, dalam menganalisis varians biaya tenaga kerja langsung varians tersebut dipecah kedalam dua varians yaitu:

1) Varians tarif tenaga kerja (labour rate variance-LRV) Menghitung perbedaan antara apa yang sudah dibayar untuk tenaga kerja langsung dan apa yang seharusnya dibayar.

LRV = (TVSt – TVS) JKS Dimana:

TVSt = tarif upah standar

TVS = tarif upah sesungguhnya / aktual JKS = jam kerja sesungguhnya / aktual

2) Varians efisiensi tenaga kerja (labour efficiency variance- LEV)

Mengukur perbedaan antara jam kerja yang secara aktual digunakan dan jam tenaga kerja yang seharusnya digunakan rumus perhitungan:

LES = (JKSt – JKS) X TVSt Dimana:

JKSt = jam kerja standar

(11)

Analisis varians biaya overhead pabrik, dalam menganalisis varians biaya overhead pabrik, varians tersebut dipecah kedalam tiga varians yaitu:

1) Varians pengeluaran overhead (spending overhead variance-SOV)

Menghitung perbedaan antara biaya overhead pabrik, sesungguhnya dengan biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya.

Rumus perhitungan:

SOV = BOP sesungguhnya – BOP yang dianggarkan 2) Varians kapasitas (Idle capacity variance – ICV)

Mengukur perbedaan antara biaya overhead yang dianggarkan pada kapasitas standar sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk pada kapasitas sesungguhnya.

Rumus perhitungan:

ICV = (Kapasitas normal – Kapasitas sesungguhnya) x Tarif biaya overhead pabrik

3) Varians efisiensi overhead (Efficiency overhead variance – EOV)

(12)

Rumus perhitungan:

EOV = (Jam standar – Jam sesungguhnya) x tarif biaya overhead pabrik

2.1.2. Pengertian Bahan baku

Bahan baku merupakan salah satu faktor produksi utama untuk menghasilkan suatu produk untuk mengetahui apakah suatu bahan merupakan bahan baku atau bukan, harus diperhatikan siri-sirinya. Pengertian dari bahan baku adalah bahan yang digunakan untuk membuat produk selesai. Bahan baku dapat diidentifikasikan ke produk dan merupakan bagian integral dari produk tersebut (M. Munandar:2001) sebagai contoh adalah kayu yang digunakan untuk membuat daun pintu, kertas untuk membuat buku. Sedangkan bahan yang lain nilainya relative seperti dempul pada daun pintu dan lem untuk merekatkan kertas-kertas termasuk biaya overhead. Dari pengertian tersebut dapat diketahui ciri-ciri bahan baku adalah: a. Bahan baku adalah bahan yang membentuk bagian yang

menyeluruh dari produk.

b. Bahan baku dapat diikuti jejaknya dalam proses produksi sehingga mempunyai kemungkinan untuk diukur banyaknya biaya bahan baku yang digunakan pada setiap tahap pengerjaan. c. Biaya bahan baku merupakan salah satu unsur harga pokok

(13)

Menurut Sulastiningsih dan Zulkifli (1999:143) biaya bahan baku merupakan komponen biaya yang terbesar dalam pembuatan produk jadi. Dalam perusahaan manufaktur, bahan baku diolah menjadi produk jadi dengan mengeluarkan biaya konversi. Bahan yang digunakan untuk produksi diklasifikasikan menjadi bahan baku (bahan langsung) dan bahan pembantu (bahan tidak langsung).

Bahan baku yaitu bahan yang digunakan untuk produksi yang dapat diidentifikasikan ke produk.

2.1.2.1. Akuntansi biaya bahan baku

Akuntansi biaya bahan baku diklasifikasikan menjadi dua kegiatan yaitu akuntansi pembelian dan pemakaian bahan.

a. Akuntansi pembelian bahan baku

Pembelian bahan merupakan tanggung jawab bagian pembelian untuk mengadakan bahan dengan harga murah, kualitas baik dan tersedia tepat waktu. Dalam sistem pembelian bahan baku diperlukan dokumen-dokumen tersebut adalah surat permintaan pembelian, surat order pembelian laporan penerimaan barang dan faktur dari penjual.

b. Akuntansi pemakaian bahan baku

(14)

pembelian bahan baku. Harga beli bahan baku antara pembelian satu dengan pembelian yang lain biasanya berbeda, hal ini mengakibatkan harga pokok bahan baku persatuan yang ada digudang berbeda-beda, walaupun jenis bahan bakunya sama.

2.1.2.2. Unsur Biaya yang membentuk harga pokok bahan baku yang dibeli

Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian impor atau dari pengolahan sendiri. Dalam memperoleh bahan baku dari pembelian perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya-biaya lain yang berhubungan dengan perolehan bahan baku, seperti biaya pengangkutan dan biaya pergudangan.

2.1.2.3. Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi

(15)

dalam produksi untuk mengatasi masalah ini diperlukan berbagai macam metode pennetuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi (materials costing methode) diantaranya adalah:

a. Metode identifikasi khusus.

b. Metode masuk pertama keluar pertama. c. Metode masuk terakhir keluar terakhir. d. Metode rata-rata bergerak.

e. Metode biaya standar.

f. Metode rata-rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.

2.1.2.4. Penentuan biaya bahan baku

(16)

merupakan sasaran yang harus dicapai pada periode yang akan datang.

Pengendalian biaya meliputi baik tindakan untuk memutuskan dan memotivasi usaha pencapaian tujuan maupun tindakan untuk mendeteksi dan memperbaiki tindakan yang efektif dan efisien.

Usaha yang dilakukan manajemen untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut adalah dengan memuat standar atau patokan, dalam hal ini adalah anggaran. Dengan demikian manajemen akan merasa dituntut untuk mencapai anggaran tersebut dan perusahaan juga harus dikendalikan pada arah tujuan tersebut.

Untuk tujuan pengendalian ini, manajemen akan membandingkan hasil-hasil operasi yang sesungguhnya dalam bentuk laporan dengan anggaran. Sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Penyimpangan tersebut akan dianalisis dan diselidiki untuk diketahui penyebabnya. Apabila penyimpangan dianggap tidak wajar, maka perusahaan akan mengambil tindakan atas penyimpangan tersebut.

2.1.3. Pengertian Tenaga Kerja

(17)

mesin-mesin. Mesin yang bekerja dalam perusahaan tentu saja perlu ditangani oleh tenaga manusia, meskipun mesin-mesin zaman sekarang sudah banyak yang bersifat otomatis.

Menurut Mulyadi (1999:343) tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan oleh karyawan untuk perusahaan. Penggolongan kegiatan dan biaya tenaga kerja (Mulyadi, 1999:344).

a. Penggolongan menurut fungsi dan pokok dalam organisasi perusahaan.

Penggolongan ini untuk membedakan antara tenaga kerja lapangan dengan tenaga kerja tidak lapangan.

b. Penggolongan menurut kegiatan departemen dalam perusahaan. Penggolongan semacam ini dilakukan untuk lebih memudahkan pengendalian terhadap biaya-biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tipa departemen yang dibentuk dalam perusahaan. Penggolongan semacam ini dilakukan untuk lebih memudahkan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang terjadi dalam tiap departemen yang dibentuk dalam perusahaan. Kepala departemen yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kerja karyawan dan biaya tenaga kerja yang terjadi di departemennya.

c. Penggolongan menurut jenis pekerjaan

(18)

2.1.3.1.Pengertian biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja adalah salah satu jenis biaya yang dapat menjadi masalah bagi perusahaan. Pengawasan biaya tenag akerja dapat dibantu dengan adanya pendekatan yang baik terhadap para tenaga kerja. Sehingga mereka dapat bekerja secara stabil sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Karakteristik- karakteristik biaya tenaga kerja langsung antara lain:

1. Besar kecilnya biaya ini berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan pekerjaan yang dilaksanakannya.

2. Biaya yang dikeluarkan merupakan biaya variabel

3. Umumnya dikatakan bahwa biaya jenis ini merupakan biaya yang langsung berhubungan dengan penentuan harga proyek atau pekerjaan yang dikerjakan.

Sedangkan dalam CV. KMB Jepara terdapat dua biaya tenaga yaitu:

1. Biaya tenaga kerja tetap atau langsung yang terdapat didalam perusahaan.

(19)

2.1.3.1.1 Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja (Labour Related Cost)

Menurut Mulyadi (2005:305) biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja adalah:

a. Set-up time

Set-up time (pemula) adalah biaya-biaya yang berhubungan untuk memulai pengerjaan suatu proyek. Biaya pemula pengerjaan proyek diperlukan pada waktu perusahaan atau proses mulai dijalankan. Dalam perusahaan kontraktor ada 2 cara perlakuan terhadap biaya pemula pengerjaan produksi:

1. Dimasukkan kedalam kelompok biaya tenaga kerja langsung.

2. Dimasukkan sebagai unsur biaya overhead perusahaan.

3. Dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan.

b. Waktu menganggur (idle time)

(20)

menimbulkan waktu menganggur bagi karyawan. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama waktu menganggur ini diperlakukan sebagai unsur biaya overhead perusahaan.

2.1.3.1.2 Fungsi pengendalian biaya tenaga kerja bagi manajemen

Menurut Mamdun M. Hanafi (1997:13) pengendalian bertujuan untuk melihat apakah kegiatan organisasi sesuai dengan rencana sedangkan fungsi pengendalian meliputi empat kegiatan yaitu:

a. Menentukan standar prestasi

b. Mengukur prestasi yang telah dicapai selama ini c. Membandingkan prestasi yang telah dicapai dengan

standar prestasi

d. Melakukan perbaikan jika ada penyimpangan dari standar prestasi yang telah ditentukan dan kemudian kembali lagi ke fungsi perencanaan untuk periode berikutnya.

Lebih spesifik, manfaat penyusunan anggaran biaya tenaga kerja bagi perusahaan adalah (Gunawan Adisaputra dan MarwanAsri, 2000:263):

(21)

b. Pengeluaran atau biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatas secara lebih efisiensi. c. Dipakai sebagai alat pengawasan tenaga kerja. 2.1.3.1.3 Anggaran Biaya Tenaga Kerja

Anggaran upah tenaga kerja langsung (direct labour budget) adalah anggaran yang merencanakan secara terperinci tentang upah yang akan dibayarkan kepada para tenaga kerja langsung selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jumlah waktu yang diperlukan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Agar suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik maka taksiran-taksiran yang termuat didalamnya harus cukup akurat. Sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk dapat melaksanakan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan data informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran.

2.1.4. Pengertian biaya overhead pabrik

(22)

yang termasuk dalam overhead pabrik dikelompokkan menjadi beberapa golongan sebagai berikut (Mulyadi, 1993:207):

a. Biaya bahan penolong

Bahan penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.

b. Biaya reparasi dan pemeliharaan

Baiaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya pemakaian spareparts dan factory supplies dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin, kendaraan dan aktiva lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.

c. Biaya tenaga kerja tidak langsung

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan, dan biaya kesejahteraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tidak langsung tersebut.

Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari:

(23)

2. Biaya tenaga kerja tertentu yang dikeluarkan dalam departemen produksi.

d. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap

Biaya-biaya yang termausk dalam kelompok ini antara lain biaya penyusutan emplacement pabrik, bangunan pabrik, mesin, perlengkapan, alat kerja dan aktiva tetap lain yang digunakan dalam pabrik.

e. Beban biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain biaya asuransi gudang dan emplacement, asuransi kecelakaan karyawan, biaya amortisasi kerugian trial run.

f. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai. Biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya PLN dan sebagainya.

Sedangkan penggolongan biaya overhead pabrik atas dasar tingkah laku biaya menurut RA. Supriyono S.U (1999:294) adalah: a. Biaya tetap

(24)

1. Biaya yang jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai tingkatan tertentu.

2. Pada biaya tetap, biaya satuan akan berubah berbanding terbalik dengan perubahan volume kegiatan semakin rendah biaya satuan semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

3. Contoh biaya overhead pabrik tetap misalnya biaya asuransi pabrik, biaya penyusutan aktiva tteap gaji staf pabrik dan mandor, juga biaya tetap lainnya.

b. Biaya variabel

1. Biaya variabel adalah biaya yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

biaya yang jumlah totalnya akan berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Semakin besar volume kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya variabel. Semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya variabel.

2. Pada biaya variabel, biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan. Jadi biaya satuan konstan.

(25)

c. Biaya semi variabel

Biaya semi variabel memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Biaya yang jumlahnya konstan akan berubah sesuai dengan

perubahan volume kegiatan akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding. Semakin tinggi volume kegiatan semakin besar jumlah total biaya, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah pula jumlah total biaya. Tetapi perubahannya tidak sebanding.

2. Pada biaya semi variabel, biaya satuan akan berubah terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding sampai dengan kegiatan tertentu. Semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

3. Contoh biaya overhead pabrik semi variabel misalnya biaya pembangkit listrik, biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya pengobatan karyawan pabrik.

Berdasarkan metode ini, biaya overhead tiap-tiap departemen pembantu dialokasikan secara langsung ke departemen.

2.2. Hasil Penelitian Terdahulu

(26)

pada perusahaan tenun ikat Pusaka Jaya Troso dengan menggunakan data anggaran bahan baku, variabel yang digunakan adalah biaya bahan baku.

Berdasarkan hasil perbandingan antara anggaran dan realisasi tersebut terdapat selisih yang disebabkan oleh perubahan pada jumlah produksi, standar produksi serta harga per unit bahan baku. Pada realisasi kebutuhan bahan baku untuk bahan 60/2 katun terjadi kenaikan sebesar 167, 75, kg (5,53%) dan kenaikan sebesar 204, 875 (5,17%) untuk bahan polyester. Realisasi pembelian bahan baku untuk bahan 60/2 katun terjadi kenaikan sebesar 167,75 kg (5,44%) dan kenaikan sebesar 204,875 kg (5,05%) untuk bahan polyester yang dibarengi dengan penurunan harga per unit Rp. 2.500 (4,35%) untuk bahan 60/2 katun dan penurunan harga per unit Rp. 1.500 (9,09%) untuk bahan polyester. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anggaran bahan baku yang disusun oleh perusahaan pusaka jaya cukup efektif sebagai alat bantu pengendali biaya produksi karena prosentase selisih masih berada dibawah 1,5% yang merupakan prosentase yang bisa ditolerir dalam industri tenun Troso.

2.3. Kerangka Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan dimuka, maka dapat disusun kerangka pemikiran seperti gambar 1 dibawah ini:

Sumber: Dikembangkan dalam penelitian (2007) Besaran biaya produksi yang

dianggarakan Besaran biaya produksi

realisasi

(27)

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa berangkat dari pemikiran bahwa untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen dituntut untuk menjalankan fungsi dengan sebaik-baiknya. Salah satu fungsi manajemen adalah fungsi pengendalian, fungsi pengendalian diantaranya dapat dicapai melalui penyusunan anggaran, termasuk didalamnya anggaran biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik. Realisasi dibandingkan dengan anggaran tersebut untuk

Referensi

Dokumen terkait

Mukomoko, dalam bukunya Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan, 1987 Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek adalah perkiraan nilai uang dari suatu kegiatan (proyek)

Penataan sistem kerja akan membantu untuk menata alat, bahan dan area kerja yang akan digunakan dalam proses produksi sehingga dapat mempermudah pekerja dalam melakukan

Sistem ini diterapkan pada tangki yang dikonstruksi dengan sirip pendingin dari pelat yang fleksibel ( corrugated) , yang dapat membuat volume tangki bersifat

Menelaah dari permasalahan diatas, salah satu alternatif yang mungkin dapat membantu adalah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think

Berdasarkan kedua pengertian mengenai anggaran produksi di atas, dapat disimpulkan bahwa anggaran produksi adalah suatu kegiatan perencanaan yang disusun secara

TOGAF ADM juga merupakan metode yang fleksibel yang dapat mengidentifikasi berbagai macam teknik pemodelan yang digunakan dalam perancangan, karena metode ini

Adapun pengertian anggaran menurut Abdul Hafiz Tanjung 2009;81 Menyatakan bahwa : “Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilakasanakan perusahaan atau organisasi mengikuti

Meter Induk PDAM Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang”, dalam penelitian inipenulis mengembangkan sebuah sistem untuk penentuan rute terpendek bagi para pembaca meter dalam melakukan