• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Novel Grafis Kisah Berdirinya Kerajaan Singosari Chapter Satu Dengan Pendekatan Sejarah dari Kitab Pararaton

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Novel Grafis Kisah Berdirinya Kerajaan Singosari Chapter Satu Dengan Pendekatan Sejarah dari Kitab Pararaton"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak - Pada saat ini, sering dijumpai pemilihan cerita sejarah sebagai tema dari berbagai media seperti novel, film, dan lain sebagainya. Kisah berdirinya kerajaan Singosari merupakan satu dari kisah sejarah asli dari Indonesia yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan ke dalam media-media baru, hal ini teridentifikasi dari kesuksesan media yang mengangkat tema ini di masa yang lalu. Di lain sisi, saat ini media komik sangatlah digemari oleh masyarakat. Potensi tersebut membuat penulis meneliti lebih lanjut serta membuat komik dengan format novel grafis dengan tema sejarah berdirinya Kerajaan Singosari sehingga lebih bisa mencakup kekomplekan serta nilai dari cerita.

Untuk mencapai tujuan penelitian, penulis menggunakan metode field research dengan pencarian sumber data menggunakan kuisioner, wawancara mendalam, observasi lapangan, serta studi literatur dengan menggunakan sumber Kitab-kitab Jawa kuno seperti Pararaton, dan Babad Tanah Djawi.

Novel grafis memiliki potensi untuk menampung konten cerita sejarah yang cenderung rumit. Diharapkan dengan adanya novel grafis kisah berdirinya Kerajaan Singosari ini mampu memenuhi kebutuhan target audien untuk jenis bacaan dengan konten cerita yang menantang serta mampu menambah pengetahuan.

Kata Kunci: Novel Grafis, Singosari, Sejarah

I. PENDAHULUAN

da banyak cerita dalam sejarah kerajaan di Pulau Jawa yang sebenarnya memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi media-media yang dapat berperan langsung sebagai penyalur budaya dan nilai kearifan bangsa bagi generasi muda, yang merupakan bibit-bibit penerus bangsa. Dalam media penulisan dewasa ini, tema sejarah sedang digemari oleh pembaca. Hal tersebut dapat terlihat dari banyak diterbitkannya buku dengan format novel yang bertemakan fiksi sejarah, terutama bersetingkan Jawa kuno.

Dilihat dari luasnya kisah sejarah kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa, perlu dilakukan pemilihan cerita yang akan diangkat. Dengan mempertimbangkan potensi cerita dilihat dari sukses dan banyaknya media-media terdahulu, penulis memilih cerita berdirinya Kerajaan Singosari sebagai tema yang diangkat.

Kisah berdirinya Kerajaan Singosari (1222-1293) merupakan cerita sejarah berdirinya sebuah negara di Pulau Jawa (Jawa Timur), yang berdasarkan situs peninggalannya terletak di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Cerita berdirinya kerajaan Singosari dan silsilah raja-rajanya tercatat

dalam sebuah karya sastra kuno berbahasa kawi yang disebut Pararaton, atau Serat Pararaton yang dalam bahasa Indonesia berarti Pustaka Raja-raja.

Dalam dunia penulisan, cerita berdirinya Kerajaan Singosari pernah diangkat dan meraih kesuksesan oleh Pramoedya Ananta Toer, hingga diikuti oleh karya-karya tulis berikutnya, dengan mengangkat cerita yang sama, akan tetapi dengan sudut pandang yang berbeda, selain itu cerita ini juga telah diangkat pada media komik dan film.

Walaupun telah berkembang dengan pesat pada dunia penulisan, masih banyak segmen yang belum dan hampir tidak tersentuh oleh karya bertemakan sejarah, masih banyak media yang berpotensi akan tetapi masih jarang digunakan mengeksplorasi tema sejarah di dalamnya. Seperti pada media komik, padahal dewasa ini segmen pembaca komik di Indonesia sangatlah tinggi, seperti yang dapat dilihat pada grafik 1.1

Grafik 1 Lima besar penjualan Komik. (Sumber:Ibu Yayak, Sales Supervisor TGA Bookstore Galaxy Mall, dan Ibu

Mareta, Togamas Petra)

Dengan melihat tingginya minat terhadap media komik, mengangkat tema sejarah sebagai komik diharapkan akan mengangkat moral dan sikap nasionalis generasi muda terhadap bangsa Indonesia. Seperti pendapat dari bapak Erya dari Bee Comic“ Komik merupakan media yang sangat diminati, dan berpotensi mengusung tema sejarah.

2743 1610 1045 498 485 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 Detektif Conan

Naruto Hai Mikko One Piece Kungfu Boy

Perancangan Novel Grafis Kisah Berdirinya Kerajaan

Singosari Chapter Satu Dengan Pendekatan Sejarah dari

Kitab Pararaton

Yanuar Adi Sutrasno dan Rahmatsyam Lakoro, S.Sn, M. T

Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

e-mail: 1. yance_shit@yahoo.com 2. dosen_pembimbing@jurusan.its.ac.id

(2)

II. STUDIPUSTAKA A. Definisi Novel Grafis

Menurut Will Eisner, novel grafis dipakai sebagai istilah dari satu bentuk buku komik, dengan cerita yang panjang dan lebih rumit mendekati jenis cerita buku novel dan ditujukan untuk pembaca dewasa.

Dalam karyanya “The Color Trilogy”, Kim Dong Hwa, sang pengarang mengartikan novel grafis sebagai kisah panjang yang diceritakan dalam bentuk komik. Berbeda dari komik-komik lainnya novel grafis memiliki jangkauan yang lebih luas, baik topik fiksi maupun nonfiksi dapat dieksplorasi dengan novel grafis .

B. Landasan Teori Novel Grafis

Komik, seperti juga media lainnya sebenarnya merupakan wadah dari bebagai macam gagasan1, walaupun begitu antara komik dan novel grafis terdapat beberapa perbedaan, antara lain:

 Semua novel grafis adalah komik, sedangkan komik bukan novel grafis

 Komik dan novel grafis menggunakan format komik yang disebut seni sekuensial, yaitu kombinasi dari teks, panel, dan gambar bercerita

 Perbedaan utama adalah ukuran. Komik memiliki ukuran dan jumlah halaman yang cenderung sama, sedangkan novel grafis memiliki ukuran dan jumlah halaman yang berbeda-beda.

 Novel grafis dapat memiliki hard/soft cover, berwarna atau hitam putih

 Alur cerita Pada novel grafis cenderung rumit dan bervariasi

 Bahasa dalam balon kata atau narasi yang cenderung mengandung sastra seperti dalam novel

 Cara penyampaian yang tidak biasa. Dapat dilihat dari penyampaian teks, panel dan perspektif yang yang lebih kreatif dan cenderung bebas

 Gaya bertutur cerita memiliki keunikan dan ciri khas masing-masing.

C. Closure

Manusia secara alami akan dapat memandang segala hal sebagai keseluruhan, walaupun pada kenyataannya dia hanya melihat hal itu sebagai bagian-bagian, fenomena tersebut disebut sebagai ‘’CLOSURE’’. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan closure seperti itu, yaitu dalam batin melengkapi sesuatu yang belum lengkap berdasarkan pengalaman pada masa lalu.

omik merupakan suatu media visual, yang dalam bentuknya tersusun dari panel-panel, dalam komik panel mematahkan waktu dan ruang membentu suatu peristiwa yang kasar dengan irama yang patah-patah dan tidak berhubungan. Closure memungkinkan kita menggabungkan peristiwa-peristiwa tersebut dan menyusun realita yang utuh dalam pikiran. D. Panel

Panel berfungsi sebagai petunjuk waktu atau ruang terpisah. Rentang waktu dan dimensi ruang lebih dijelaskan oleh isi panel tersebut, bukan panel itu sendiri. Sekalipun tidak

1

mempengaruhi waktu, panel mempengaruhi pengalaman pembacanya. Masih dengan pemanfaatan Closure, pada tiap celah diantara dua panel, imajinasi pembaca bekerja

E. Gambar

Dalam perancangan komik apapun gaya gambar yang dipakai oleh komikus, penggunaan tehnik gambar yang baik sangatlah mendukung dalam penyampaian gagasannya, baik dalam sudut pandang atau perspektifnya, dalam proporsi figurnya, maupun ekspresinya.

F. Efek Topeng

Efek topeng atau teknik masking adalah suatu tehnik pemisahan gaya antara gambar background dan gambar karakter pada pembuatan suatu komik, pada tehnik ini gambar karakter, atau tokoh pada komik akan digambarkan dengan gaya lebih ikonis, dan gambar latar belakang akan

digambarkan dengan sangat realis. Dalam bukunya memahami komik, Scott Mc Cloud menyatakan bahwa kombinasi ini sangat memungkinkan pembaca untuk BERSEMBUNYI dibalik topeng suatu tokoh dan memasuki dunia rasa itu dengan aman.

G. Studi Corak Jawa Kuno

Budaya Jawa pada masa kerajaan Singosari merupakan suatu tatanan masyarakat yang masih dibeda-bedakan oleh kasta dan golongan, berdasarkan tuntunan agama Hindu-Buda dari India, Walaupun begitu pada prakteknya, dalam

masyarakat Jawa pada masa itu tidaklah memakai sistem pengkastaan serumit pada sistem aslinya.

Salah satu pembeda dari golongan-golongan tersebut adalah dari busana serta perlengkapan yang digunakan, seperti senjata, perhiasan, dan aksesoris yang laindari segi banyaknya perlengkapan yang dipakai pada masa itu di Jawa dapat digolongkan menjadi beberapa golongan yaitu: Sederhana, Menengah dan lengkap.

III. METODOLOGIPENELITIAN Jenis dan perolehan sumber data dibagi dua, yaitu: A. Data Sekunder

(1) Wawancara mendalam

 Wawancara mendalam dengan Bapak Eri dari Bee Comic

 Wawancara melalui facebook dengan Wawan Susetya

(2) Kuisioner

 Data statistik dari kuisioner Michel Bonef dengan sampel dari pengunjung taman bacaan Star di Yogyakarta dengan jumlah responden 297 orang konsumen komik, dengan 212 tercatat sosioprofesi, dan 161 tercatat umur

 Data dari kuisioner AIO dengan responden pria dan wanita usia minimal 18 yang disebarkan di Surabaya

 Data dari kuisioner visual dengan 63 orang responden pria/wanita, usia minimal 18 yang disebarkan di Surabaya

(3)

B. Data Primer

(1) Data penjualan buku di Togamas Petra Surabaya tanggal 1 January-30 Juni tahun 2012

(2) Data TGA Grand City Surabaya pada tanggal 1 January-30 Juni tahun 2012

(3) Majalah Concept edisi Perjalanan Cergam Aka Komik

(4) Data dari Internet berupa artikel dan berita. C. Literatur Buku

 Kitab Pararaton yang diterjemahkan oleh Ki.J. Padmapuspita, terbitan Taman Siswa Jogjakarta, tahun 1966.

 Kitab Babad Tanah Djawi. karya L Van Rijckevorsoel, terbitan tahun 1925

 Arok Dedes. Karya Pramoedya Ananta Toer.  Busana Jawa Kuna. karya Indah Citraniada

Noerhadi,terbitan Komunitas Bambu. Jakarta, 2012.  Kitab Negara Kerta Gama.

 Calon Arang. Diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer.

 Candi Singosari. Disusun oleh Drs. Suwardono, terbitan Pemkab Malang.

 Stupa Sumberawan. Disusun oleh Drs. Suwardono, terbitan Pemkab Malang.

 Kepurbakalaan Di Kota Malang (Koleksi Arca dan Prasasti), Terbitan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Malang. Tahun 2011.

Beberapa buku tentang studi karakter tentang gaya gambar dalam membuat komik/novel grafis dan juga elemen-elemen pembuatan komik adalah:

 Comic&Sequentia Art yang ditulis Will Eisner.  Making Comic yang ditulis Scoot Mac Cloude.  Understanding Comic yang ditulis Scoot Mac Cloude.  Relevanting Comic yang ditulis Scoot Mac Cloude.  How to Make Comic yang ditulis Rahmat Darmawan.  How to Draw ComicsThe Marvel yang ditulis oleh Stan

Lee.

 Successful Drawing yang ditulis oleh Andrew Loomis.  Figure Draw for All Its Worth yang ditulis oleh Andrew

Loomis.

IV. KONSEPDESAIN A. Konsep

Konsep dari perancangan novel grafis adalah Perjalanan Menuju Awalmula Kerajaan Singosari Makna “Perjalanan menuju awal-mula berdirinya kerajaan Singosari”, adalah sebuah cerita yang memperkenalkan serta mengajak pembaca untuk mengikuti perjalanan dan menceritakan peranan masing-masing tokoh dalam terbentuknya kerajaan Singosari.

“Perjalanan menuju awal-mula berdirinya kerajaan Singosari”. Adalah cara mengemas dan menyampaikan konten cerita dari kisah berdirinya Kerajaan Singosari, dalam penyampaiannya karakter-karakter dalam cerita akan dipakai satu persatu sudut pandangnya dalam penceritaan.

Perjalanan Menuju Awalmula Kerajaan Singosari Merupakan Konsep yang diperoleh dari pengerucutan seperti yang terlihat dari bagan berikut:

Bagan 1 Pola pencarian keyword B. Konsep Visual

Gaya gambar yang dipakai pada karakter dalam novel grafis ini adalah gaya kartun dengan penyederhanaan detil dari manusia realis, dengan postur yang lebih bervariasi, sedangkan pada lingkunganya akan digambarkan dengan detail.

Pada gaya ini manusia digambarkan dengan sederhana, tubuhnya digambarkan dengan postur yang terdistorsi, akan tetapi tidak terlalu mencolok, sedangkan lingkungannya memakai gaya realis, pada gaya ini terlihat perbedaan yang mencolok antara karakter dan lingkungannya.

Pemakaian arsiran, bloking gelap terang, serta pendetailan pada benda maupun karakter dipakai saat adegan-adegan tertentu sebagai pengutamaan perbendaan dan pembeda dari pembaca.

Pemakaian gaya ini mempunyai tujuan untuk menarik keterlibatan pembaca terhadap cerita, dalam pengidentifikasian dirinya pada karakter serta pembentukan kesadaran diri terhadap tokoh dalam cerita, gaya ini sering dipakai pada Manga Jepang maupun komik Eropa pada umumnya.

Panel yang digunakan dalam novel grafs ini adalah kombinasi antara panel konvensional yang berbentuk kotak dengan jumlah mayoritas pada tiap halaman adalah 2x3, yang dipadukan dengan panel-panel yang lebih ekspresif serta panel-panel yang over laping, dengan mengunakan hirarki visual ilustrasi dan teks.

(4)

V. IMPLEMENTASIDESAIN A. Naskah

Setelah menentukan ceritadalam novel grafis ataupun komik, diperlukan sebuah naskah atau skenario, atau perencanaan tiap halaman dan adegan secara tertulis. Kejadian yang akan divisualisasikan di terjemahkan dengan kata-kata secara terperinci dari panel ke panel.

B. Karakter

Tiap karakter yang ada dalam novel grafis ini berdasarkan dari kitab Pararaton dan sumber literatur lainnya baik mengenai fisik, maupun sifat, dan peran tiap tokoh.Jika sudah menemukan pola karakter, langkah selanjutnya adalah membuat alternatif sketsa dari masing-masing tokoh.

Setelah melalui proses pemilihan baik dilihat dari kesesuaian sifat dari karakter serta poling langsung dengan audiens calon pembaca, kemudian dipilih satu desain karakter dari masing-masing tokoh yang kemudian digambar dengan spesifik sudut pandang, gestur, ekspresi serta perbandingan ukuran proporsi tubuhnya, untuk mempermudah pengaplikasiannya dalam novel grafis.

Gambar 1 Desain final dan perbandingan postur tokoh. C. Seting Lingkungan

Lingkungan pada novel grafis ini kebanyakan adalah hutan dan gunung, serta desa-desa miskin, di Jawa Timur pada abad ke 14 masehi, yang menjadi ciri khas masa itu adalah

tumbuhan seperti Jati, Beringin dan juga Bambu. Selain itu di tanah Jawa masa itu masih banyak ditemukan sisa-sisa peninggalan agama pribumi berupa arca-arca era jaman Megalitik muda.

Gambar 2 Hutan dengan arca peninggalan zaman megalitik muda.

D. Sketsa Draft

Dari skenario yang telah ditulis kemudian menuju proses pembuatan sketsa kasar yang menunjukkan gambaran halaman itu nantinya. Di sini penggambaran karakter tidak perlu terlalu detail tapi, namun apa yang dilakukan karakter, sudut pandang harus tergambar dengan jelas. Dalam pengerjaan sketsa draft ini menggunakan kertas dengan ukuran yang kecil yang bertujuan untuk mempercepat dan memudahkan.

Gambar 3 Sketsa Draft E. Penintaan Manual

Setelah sketsa draft selesai dan telah dipastikan paneling dan sudut pandangnya, maka proses selanjutnya adalah penintaan dalam pengerjaan novel grafis ini penintaan dilakukan dengan proses manual, menggunakan bidang gambar yang cenderung besar untuk mengejar detail. Dan memudahkan pemberian tekstur-tekstur tertentu pada gambar, balon kata dan ruang penempatan narasi dibuat secara manual bersama dengan proses penintaan.

(5)

F. Digital Editing

Proses terakhir adalah prosses editing minor secara digital, yang meliputi pembersihan gambar, perapian garis apabila ada kesalahan pada saat penintaan manual, pemberian teks serta pelayoutan halaman-halaman novel grafis.

Gambar 5 Disain Final halaman 1-2 VI. KESIMPULAN

Berikut ini adalah kesimpulan yang didapat dari penelitian Perancangan Novel Grafis Kisah Berdirinya Singosari serta pembuatan novel grafis Singosari buku 1: Mulanira:

1. Genre “Fiksi Sejarah”. Dari konten sejarah lokal berbagai media dengan menyesuaikan dengan karakteristik target audiens yang akan dituju.

2. Banyak masyarakat yang tidak mengetahui format komik sebagai novel grafis, sehingga karya ini memiliki target pasar yang sangat ceruk.

3. Selain untuk menyampaikan kisah sejarah kerajaan Singosari perancangan novel grafis ini juga bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suasana, budaya masyarakat, serta catatan sejarah pada masanya, hal inidapat terlihat dari gambar-gambar penunjang seperti background dan artefak-artefak seperti arca-arca perabotan atau pakaian yang dikenakan oleh karakter yang terdapat dalam cerita.

4. Konsistensi dalam penggambaran karakter adalah unsur yang penting dalam perancangan novel grafis.

5. Dalam perancangan karakter dengan gaya kartun selalu dituntut untuk eksprsif terutama dalam segi gerak tubuh atau gestur dikarenakan desain wajah pada karakter kartun yang cenderung sederhana.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan penelitian tugas akhir ini. Kedua orang tua serta keluarga, Bapak Drs. Taufik Hidayat, MT selaku ketua Jurusan Desain Produk Industri, Bapak Sabar, SE, Msi, dan Bapak Rahmatsyam Lakoro, S.Sn, M.T selaku dosen koordinator Riset dan Tugas Akhir, sekaligus dosen Pembimbing Tugas Akhir, Bu Adinda Paramita, Bu Dyah Ayu Prasetyawati, ST yang telah banyak membantu dalam kelancaran tugas akhir,

serta para dosen pengajar di Despro. Teman-teman angkatan 2006 dan semua angkatan yang telah banyak membantu dan teman seperjuangan kelas Tugas Akhir ruang 108.

DAFTAR PUSTAKA

• Ananta Toer, Pramoedya. 1999. Arok Dedes. Yogyakarta: Hasta Mitra.

• Ananta Toer, Pramoedya. 2007. Calon Arang. Yogyakarta: Hasta Mitra.

• Drs. Suwardono. 1992. Candi Singosari. Malang: Pemkab Malang.

• Drs. Suwardono. 1992. Tupa Sumberawan. Malang: Pemkab Malang.

• Eisner Will. 2000. Comic&Sequential Florida: Poorhouse Press.

• Kepurbakalaan Di Kota Malang (Koleksi Arca dan Prasasti). 2011. Malang: Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Pemerintah Kota Malang.

• Ki.J. Padmapuspita. 1966. Kitab Pararaton. Jogjakarta: Taman Siswa.

• Lee Stan. 1985. How to Draw Comics the Marvel Way. New York: Simon & Schuster, Inc.

• Loomis Andrew. 2001. Figure Draw for All Its Worth. New York: The Viking Press

• Loomis Andrew. 2001. Successful Drawing. New York: The Viking Press

• Mc Cloude Scoot. 2008. Making Comics. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

• Mc Cloude Scoot. 2008. Relevanting Comic. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

• Mc Cloude Scoot. 2001. Understanding Comics. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

• Noerhadi Indah Citraniada. 2012. Busana Jawa Kuna. Jakarta: Komunitas Bambu.

• Rijckevorsoel L Van. 1925. Kitab Babad Tanah Djawi. Den Haag: Weltervreden.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem transmisi berupa planetary gear yang dimodifikasi dengan memberikan pemberat pada sisi planet gear untuk menambah momen putar planet gear sehingga sistem transmisi

main dan void main memiliki perbedaan yaitu main adalah fungsi utama dalam sebuah program sedangkan void main digunakan apabila sebuah fungsi tidak memerlukan

• Kain putih pembungkus piksis yang dibawa dari gereja harus dibuka, lalu piksis diletakkan di atas kain bersih yang sudah disediakan (menggantikan kain putih pembungkus piksis

[r]

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, dengan menggunakan uji paired sample t-test dan uji wilxocon signed ranks test terhadap variabel omzet penjualan baik sebelum

[r]

Penerapan metode FAHP pada sistem pendukung keputusan seleksi penerimaan tenaga honorer universitas khairun dapat dilakukan dengan menentukan 4 kriteria yaitu

Otomatis untuk mengeluarkannya butuh tekanan lebih besar, sehingga orang yang mengalami sembelit akan mengejan dengan sangat kuat saat buang air besar yang berdampak pada