• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh:"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH HARGA, ATMOSFER TOKO DAN MOTIVASI BELANJA BERDASARKAN KESENANGAN (HEDONIC) TERHADAP PEMBELIAN IMPULSIF PADA KONSUMEN ROBINSON RAMAYANA DI KOTA PADANG

Oleh:

Nur Aisyah Isty1, Yuhelmi2, Yulihar Mukhtar2 1

Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Padang 2

Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta Padang E-mail :nuraisyah.isty@yahoo.co.id, yuhelmi@yahoo.com, yul_mukhtar@yahoo.com

Abstract

This study aims to determine the effect of price, store atmosphere and motivation of expenditure on impulsive purchases on consumers in Robinson Ramayana in Padang. Which is the object of this research that consumers who make purchases at Robinson impulsive Ramayana in Padang. The sample used in this study were 80 respondents. The sampling method is accidental sampling. The analysis used in this research is descriptive analysis and multiple linear regression analysis. Test the hypothesis by using test T-test statistics to demonstrate the influence of the independent variables on the dependent variable partially or individual. The results in this study show that price, store atmosphere and shopping motivation positive effect on impulsive purchases on consumers in Robinson Ramayana in Padang. Furthermore, it is suggested to the company should consider pricing strategies, improve store atmosphere and maintaining hedonic shopping motivations within the consumer so that the consumer attitudes can be changed for the better and make a purchase impulsively.

Keywords : Price, atmospheric stores, shopping motivation and impulse purchases

Pendahuluan

Ritel merupakan tempat konsumen untuk melakukan pembelian, baik itu terencana maupun tidak terencana. Pembelian terencana adalah perilaku pembelian dimana keputusan pembelian sudah dipertimbangkan sebelum masuk ke dalam ritel, sedangkan pembelian tak terencana adalah perilaku pembelian tanpa ada pertimbangan sebelumnya, tertarik secara emosional, dimana proses pembuatan keputusan dilakukan dengan cepat tanpa berpikir secara bijak dan

pertimbangan terhadap keseluruhan informasi dan alternatif yang ada (Rook dalam Bayley dan Nancarrow, 1998). Harga yang diberlakukan, motivasi dan suasana dalam ritel atau atmosfer ritel (store atmosphere) telah memainkan peranan penting dalam pembelian tak terencana yang dilakukan oleh konsumen (Impulse Buying). Point of Purchase Advertising Institute (POPAI) dalam Astuti dan Fillippa (2008) menyebutkan bahwa sekitar 75% pembelian di supermarket dilakukan secara tak terencana. Salah satu jenis pembelian yang

(2)

2 sering mendapatkan perhatian adalah

pembelian tidak terencana (impulse buying). Hal ini disebabkan pembelian tidak terencana merupakan sebuah fenomena dan kecenderungan perilaku berbelanja meluas yang terjadi di dalam pasar dan menjadi poin penting yang mendasari aktivitas pemasaran (Herabadi, 2003).

Berdasarkan surveyawal yang dilakukan pada konsumen Robinson Ramayana Di Kota Padang,maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari 40 orang konsumen yang diwawancarai terdapat 11 orang konsumen yang melakukan pembelian tidak implusif dikarenakan konsumen tersebut melakukan pembelian telah direncanakan sebelumnya. Sedangkan sisanyasebanyak 29 orang konsumen melakukan pembelian secara tidak terencana (impulse buying).

Berdasarkan uraian diatas dapat terlihat adanya fenomena pembelian impulsif yang menarik untuk diteliti. Pembelian tak terencana bisa terjadi ketika seorang konsumen tidak familiar dengan tata ruang toko, di bawah tekanan waktu atau seseorang yang teringat akan kebutuhan untuk membeli sebuah produk ketika melihat pada rak di toko.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, penulis merumuskan masalah tersebut sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh harga terhadap pembelian impulsif pada konsumen Robinson Ramayana di kota Padang? 2. Bagaimana pengaruh atmosfer toko

terhadap pembelian impulsif pada konsumen Robinson Ramayana di kota Padang?

3. Bagaimana pengaruh motivasi belanja terhadap pembelian impulsif pada konsumen Robinson Ramayana di kota Padang?

Adapun tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris bahwa:

1. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap pembelian impulsif pada konsumen Robinson Ramayana di kota Padang.

2. Untuk mengetahui pengaruh atmosfer toko terhadap pembelian impulsif pada konsumen Robinson Ramayana di kota Padang.

3. Untuk mengetahui pengaruh motivasi belanja terhadap pembelian impulsif pada konsumen Robinson Ramayana di kota Padang.

Landasan Teori dan Tinjauan Pustaka 1. Pembelian Impulsif

Menurut Utami (2010) mengatakan perilaku pembelian yang tidak direncanakan (unplanned buying) merupakan perilaku pembelian yang dilakukan di dalam toko, dimana

(3)

3 pembelian berbeda dari apa yang telah

direncanakan oleh konsumen pada saat mereka masuk ke dalam toko. Pembelian tidak terencana adalah suatu tindakan pembelian yang dibuat tanpa direncanakan sebelumnya atau keputusan pembelian dilakukan pada saat berada di dalam toko.

2. Harga

Harga menurut Vinci (2009) adalah jumlah uang yang dibebankan untuk barang atau jasa. Dapat juga dikatakan bahwa harga adalah jumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk manfaat memiliki atau menggunakan barang atau jasa. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009) mengatakan harga merupakan sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang dan jasa.

3. Atmosfer Toko

Menurut Vinci (2009) atmosfer toko adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang.Suasana toko (Store Atmosphere) adalah seluruh efek estetika dan emosional yang diciptakan melalui ciri-ciri fisik toko, dimana semuanya berhubungan dengan panca indera (penglihatan) dari konsumen.

4. Motivasi Belanja

Menurut Utami (2010) motivasi selalu didasarkan pada keinginan yang ada dalam diri konsumen (motivasi). Motivasi mempunyai peranan penting dalam perilaku belanja karena tanpa motivasi maka tidak akan terjadinya transaksi jual beli antara konsumen dan pengusaha. Sedangkan Menurut Freud dalam Kotler dan Keller (2007) mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk prilaku manusia sebagian besar tidak didasari dan bahwa seseorang tidak dapat sepenuhnya memahami motivasi dirinya. Ketika seorang mengamati merek-merek tertentu, ia akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan yang terlihat nyata pada merek-merek tersebut, melainkan juga pada petunjuk lain yang samar. Wujud, ukuran, berat, bahan, warna, nama merek dapat memicu asosiasi dan emosi tertentu.

Pengaruh Harga terhadap pembelian impulsif

Menurut Kotler dan Keller (2009) mengatakan harga merupakan sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari memiliki atau menggunakan barang dan jasa. Menurut Utami (2010) sebagian orang menganggap kegiatan belanja dapat menjadi alat untuk menghilangkan stress, menghabiskan uang dapat mengubah suasana hati seseorang

(4)

4 berubah dengan kata lain uang adalah

sumber kekuatan.

Berdasarkan penguraian diatas mengisyaratkan bahwa semakin tepat atau terjangkau harga yang dilakukan oleh pihak produsen akan mendorong para konsumen untuk melakukan pembelian impulsif terhadap produk yang ditawarkan karena para konsumen akan merasa uang yang mereka keluarkan pada saat itu lebih sedikit apabila melakukan pembelian dimasa mendatang.

Hal tersebut didukung oleh penelitian Diah, Apriatni dan Widayanto (2013) yang menemukan hasil bahwa variabel kebijakan harga berpengaruh positif terhadap perilaku impulse buying konsumen Robinson Department Store Semarang. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan harga merupakan suatu aktivitas yang berperan penting dalam meningkatkan para konsumen dalam pembelian secara implusif terhadap produk yang ditawarkan.

Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka dalam penelitian ini diusulkan hipotesis sebagai berikut : H1: Harga berpengaruh positif terhadap

pembelian impulsif pada konsumen Robinson Ramayana di kota Padang

Pengaruh Atmosfer Toko terhadap

pembelian impulsif

Menurut Ma’ruf (2006) yang menyatakan bahwa suasana dalam toko menggambarkan moment of truth yaitu situasi langsung yang dirasakan konsumen saat berbelanja. Jika setting dari suasana ini optimal maka peritel akan dapat menyentuh emosi konsumen dan memberi pengalaman berbelanja. Pendapat tersebut juga didukung Vinci (2009) suasana toko adalah seluruh efek estetika dan emosional yang diciptakan melalui ciri-ciri fisik toko, dimana semuanya berhubungan dengan panca indera (penglihatan) dari konsumen seperti tata letak dan lainnya.

Berdasarkan penguraian diatas mengisyaratkan bahwa semakin nyaman dan tertata rapi produk dalam toko tersebut akan mendorong para konsumen melakukan pembelian impulsif terhadap barang yang ditawarkan oleh produsen.

Hal ini didukung oleh penelitian Deni dan Yohanes (2013) yang menemukan hasil bahwa variabel store atmosfer berpengaruh positif terhadap impulsif buying konsumen Matahari Department Store cabang supermall Surabaya. Hal ini menunjukkan bahwa atmosfer toko merupakan aktivitas penting dalam meningkatkan pembelian impulsif.

Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka dalam penelitian ini

(5)

5 diusulkan hipotesis sebagai berikut :

H2: Atmosfer toko berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif pada konsumen Robinson Ramayana di kota Padang

Pengaruh Motivasi Belanja terhadap pembelian impulsif

Menurut Utami (2010) motivasi adalah keinginan yang ada dalam diri konsumen. Motivasi mempunyai peranan penting dalam perilaku belanja karena tanpa motivasi maka tidak akan terjadinya transaksi jual beli antara konsumen dan pengusaha. Motivasi konsumen untuk berbelanja terbagi dua (Utami, 2010) yaitu berdasarkan manfaat suatu produk dan berdasarkan kesenangan terhadap berbelanja.

Berdasarkan penguraian diatas mengisyaratkan bahwa semakin dominan motivasi berbelanja konsumen berdasarkan kesenangan akan mendorong meningkatnya pembelian impulsif karena seorang konsumen mempunyai rasa kesenangan tersendiri apabila mereka melakukan pembelian.

Hal tersebut didukung oleh penelitian Sendi Sipahutar (2012) yang meneliti tentang pengaruh display toko dan motivasi belanja berdasarkan kesenangan (hedonic) terhadap pembelian impulsif pada konsumen ouval research Bandung. Dalam penelitian tersebut menemukan

bahwa nilai belanja hedonis berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif.

Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka dalam penelitian ini diusulkan hipotesis sebagai berikut : H3 : Motivasi belanja berpengaruh positif

terhadap pembelian impulsif pada konsumen Robinson Ramayana di kota Padang.

Kerangka Konseptual

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian serta teori yang telah dikemukakan, maka dapat dibuat kerangka konseptual yang disesuaikan untuk menunjang penelitian sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Metodologi Penelitian Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer.

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh

Harga (X1) Atmosfer Toko (X2) Motivasi Belanja (X3) Pembelian Impulsif (Y)

(6)

6 peneliti. Data primer dalam penelitian ini

adalah yang penulis kumpulkan secara langsung kepada responden dengan menggunakan koesioner penelitian di Robinson Ramayana di kota Padang.

Data dan informasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersumber pada penyebaran kuesioner yang penulis sebarkan kepada 80 orang konsumen yang melakukan pembelian impulsif di Robinson Ramayana di kota Padang

Populasi dan Sampel

Pada penelitian ini yang menjadi populasinyakonsumen yang melakukan pembelian impulsif di Robinson Ramayana di kota Padang.

Jumlah populasi pada Robinson Ramayana di kota Padang tidak diketahui oleh karena itu penentuan jumlah sampel menurut Sekaran (2007)ukuran sampel sebaiknya beberapa kali (lebih disukai 10 kali atau lebih) lebih besar dari jumlah variabel dalam studi. Dengan demikian sampel minimal untuk penelitian ini yang memiliki 3 variabel bebas dan 1 variabel terikat adalah 4 x 20 = 80 orang. Dalam penelitian ini akan digunakan jumlah sampel minimal 80 responden.

Teknik Pengambilan Sampel

Dalam menentukan data yang akan

diteliti metode pengambilan sampel yang

digunakan adalah sampling accidental

yaitu teknik sampel berdasarkan kebetulan

apabila bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, bila dipandang

orang yang kebetulan ditemui itu cocok

sebagai sumber data (Sugiyono, 2010).

Definisi Operasional Variabel

Secara umum variable penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok utama yaitu:

a. Variabel Dependen (Y)Pembelian Impulsif

Variabel dependent (variabel terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel dependent (variabel Y) dalam penelitian ini adalah Pembelian Impulsif. “bahwa pembelian impulsif terjadi ketika konsumen tiba-tiba mengalami keinginan yang kuat dan kukuh untuk membeli sesuatu secepatnya” (Utami 2011).

b. Variabel Independen (X) Harga (X1)

Harga menurut Vinci (2009) adalah jumlah uang yang dibebankan untuk barang atau jasa. Dapat juga dikatakan bahwa harga adalah jumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk manfaat memiliki atau menggunakan barang atau jasa. Adapun indikator yang digunakan yaitu : harga terjangkau oleh daya beli konsumen, harga memiliki daya saing dengan harga produk lain yang sejenis,

(7)

7 kesesuaian antara harga dangan kualitas,

potongan harga.

Atmosfer Toko (X2)

store atmosphere menurut Vinci (2009) adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk merancang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang. Adapun indikatornya yaitu warna, susana musik, aroma, pencahayaan dan kebersihan.

Motivasi Belanja(X3)

Menurut Utami (2010) motivasi selalu didasarkan pada keinginan yang ada dalam diri konsumen (motivasi). Motivasi mempunyai peranan penting dalam perilaku belanja karena tanpa motivasi maka tidak akan terjadinya transaksi jual beli antara konsumen dan pengusaha. Adapun indikator yang di gunakan yaitu adventure shopping, social shopping, gratification shopping, idea shopping, value shopping.

Teknik Analisis Data

Untuk perhitungan statistik dalam penelitian ini digunakn program SPSS adapun teknik analisis data diuraikan sebagai berikut:

1. Pengujian Instrumen Penelitian 2. Metode Analisis Data

3. Analisis Regresi Berganda 4. Pengujian Hipotesis

Hasil Penelitian dan Pembahasan Pengujian Instrumen Penelitian Uji Validitas

Untuk mengetahui apakah sebuah pertanyaan valid atau tidak valid, maka digunakan nilai corrected item to total correlation. Bila nilai corrected item to total correlation suatu butir pertanyaan lebih besar dari 0,30 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid, dan bila nilai corrected item to total correlation lebih kecil dari 0,30 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid (Sugiyono, 2013). Butir pertanyaan yang dinyatakan tidak valid akan dikeluarkan atau tidak digunakan mengukur sebuah variabel penelitian.

Uji Validitas Pembelian Impulsif

Dalam penelitian ini pembelian impulsif berperan variabel dependen. Didalam mengukur variabel pembelian impulsif digunakan lima item pernyataan. Dari proses uji validitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil pengujian terlihat pada Tabel 1 dibawah ini:

(8)

8

Tabel 1

Uji Validitas Variabel Pembelian Impulsif Pernyataan Corrected ítem-total correlation Batasan Valid Ket

Pada saat melihat barang baru saya tertarik membelinya seketika tanpa

mempertimbangkan akibatnya

.514 0,30 Valid

Saya membeli barang tanpa

ragu-ragu .641 0,30 Valid

Pada saat saya pergi berbelanja, saya akan membeli suatu barang meskipun sebelumnya saya tidak berencana untuk membeli barang tersebut

.657 0,30 Valid

Saya merasa senang pada saat

berbelanja secara spontan .463 0,30 Valid

Saya termasuk orang yang melakukan pembelian tak

terencana .550 0,30 Valid

Berdasarkan Tabel 1dapat dilihat bahwa semua item pernyataan dinyatakan valid karena telah memiliki nilai corrected item to total correlation lebih besar dari 0,30.

Uji Validitas Harga

Dalam penelitian ini harga berperan sebagai variabel independent, untukmengukur variabel harga toko digunakan 4 item pernyataan, berdasarkan proses pengujian validitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil seperti terlihat didalam Tabel 2 dibawah ini:

Tabel 2

Uji Validitas Variabel Harga

Pernyataan Corrected ítem-total correlation Batasan Valid Ket

Harga produk di Robinson sesuai dengan daya beli konsumen

.525 0,30 Valid

Hrga produk di Robinson mampu bersaing dengan produk yang sejenis di tempat lain

.353 0,30 Valid

Harga produk di Robinson setara dengan kualitas yang didapat

.680 0,30 Valid

Produk di Robinson sering melakukan potongan harga pada setiap minggu nya

.436 0,30 Valid

Berdasarkan Tabel 2dapat dilihat bahwa semua item pernyataan dinyatakan valid karena telah memiliki nilai corrected item to total correlation lebih besar dari 0,30.

Uji Validitas Atmosfer Toko

Sesuai dengan klasifikasi variabel atmosfer toko adalah berfungsi sebagai variabel independen, variabel tersebut diukurdengan5 item pernyataan, setelah dilakukan pengujian validitasdan reliabilitas, diperoleh ringkasan hasil pengujian terlihat pada Tabel 3 dibawah ini:

Tabel 3

Uji Validitas Variabel Atmosfer Toko

Pernyataan Corrected ítem-total correlation Batasan Valid Ket

Warna dinding Robinson membuat suasana ruang menarik

.561 0,30 Valid

Musik yang diputar pada

Robinson enak didengar .523 0,30 Valid

Ruangan pada Robinson memiliki bau yang tidak mengganggu kenyamanan konsumen

.552 0,30 Valid

Tata cahaya dalam ruangan pada Robinson mencukupi kebutuhan penerangan

.527 0,30 Valid

Robinson terlihat bersih dan

(9)

9 Berdasarkan Tabel 3dapat dilihat

bahwa semua item pernyataan dinyatakan valid karena telah memiliki nilai corrected item to total correlation lebih besar dari 0,30.

Uji Validitas Motivasi Belanja

Dalam penelitian ini motivasi belanja berperan sebagai variabel independent. Untuk mengukur variabel tersebut digunakan 10 item pernyataan, berdasarkan proses pengujian validitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil seperti terlihat didalam Tabel 4 dibawah ini:

Tabel 4

Uji Validitas Variabel Motivasi Belanja

Pernyataan Corrected ítem-total correlation Batasan Valid Ket

Menurut saya berbelanja di Robinson merupakan sebuah petualangan

.683 0,30 Valid

Menurut saya berbelanja di Robinson dapat membangkit semangat

.478 0,30 Valid

Saya senang bersosialisasi dengan orang lain sewaktu belanja di Robinson

.395 0,30 Valid

Menurut saya berbelanja di Robinson merupakan pengalaman dapat menciptakan ikatan kebersamaan

.406 0,30 Valid

Menurut saya berbelanja di Robinson dapat mengubah suasana hati

.329 0,30 Valid

Menurut saya berbelanja di Robinson dapat mengatasi stress

.413 0,30 Valid

Menurut saya berbelanja di Robinson untuk mengikuti tren

.461 0,30 Valid

Menurut saya berbelanja di Robinson untuk mencari produk baru

.419 0,30 Valid

Saya hanya berlanja pada saat

diskon di Robinson .473 0,30 Valid

Saya hanya mencari diskon

untuk berbelanja di Robinson .057 0,30

Tidak Valid

Berdasarkan Tabel 4dapat dilihat bahwa tidak semua item pernyataan

dinyatakan valid karena 1 item memiliki nilai corrected item to total correlation lebih kecil dari 0,30.

Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kehandalan variabel. Untuk mengetahui keandalan variabel, digunakan nilai Cronbach’s Alpha. Suatu variabel dikatakan andal apabila memiliki nilai Cronbach’s Alphalebih besar atau sama dengan 0,60 (Ghozali, 2005). Hasil uji reliabilitas untuk semua variabel penelitian yaitu Harga(X1), Atmosfer Toko (X2), Motivasi Belanja (X3) dan Pembelian Impulsif (Y) dapat dilihat pada tabel 5:

Tabel 5

Reliabilitas Variabel Penelitian

Variabel Jumlah Item Valid Cronbach’s Alpha Keterangan Harga (X1) 4 .784 Reliabel Atmosfer Toko(X2) 5 .705 Reliabel Motivasi Belanja (X3) 9 .737 Reliabel Pembelian

Impulsif (Y) 5 .742 Reliabel

Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat dilihat bahwa nilaiCronbach’s Alphauntuk semua variabel penelitian berkisar antara 0,705 – 0,784. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semua variabel penelitian memiliki nilai Cronbach’s Alphalebih besar dari 0,60, sehingga dapat disimpulkan semua variabel penelitian yaitu Harga(X1), Atmosfer Toko (X2), Motivasi

(10)

10 Belanja(X3) dan Pembelian Impulsif (Y)

adalah reliabel atau andal.

Analisis Regresi Linear Berganda dan Pengujian Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan dugaan tentang hubungan yang logis antara dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang perlu diuji kebenarannya.

Regresi Linear Berganda merupakan teknik statistik untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun tujuan ini adalah untuk melihat pengaruh : Hasil analisis regresi linear berganda untuk membuktikan pengaruh harga(X1),atmosfer toko (X2), dan motivasi belanja (X3) terhadap pembelian impulsif (Y) dapat dilihat pada 6 berikut ini :

Tabel 6

Hasil Pengujian Hipotesis

Variabel Terikat Konstanta dan Variabel Bebas Koefisien Regresi T test Signifikan Pembelian Impulsif (Y) Constanta (a) -0,398 - 0,114 Harga (X1) 0,320 0,000 0,000 Atmosfer Toko (X2) 0,527 0,000 0,000 Motivasi Belanja (X3) 0,248 0,018 0,018 F test 105.387 - 0,000a R Square 0,806

Dari hasil rergresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh Harga(X1), Atmosfer Toko(X2)dan Motivasi Belanja (X3)terhadap Pembelian Impulsif (Y)

diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

Y = a + b1 X1+b2 X2+ b3X3 + e

Y= -0,398 + 0,320X1 + 0,527X2+ 0,248X3

Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji signifikansi simultan atau biasa disebut uji F dapat digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi kontribusi variabel bebas (X) secara bersama-sama dalam menjelaskan variabel terikatnya. Artinya apakah pengaruhnya nyata atau bermakna.Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai α dengan nilai signifikansi dari nilai F hitung itu sendiri.Dimana jika nilai α lebih besar dari nilai signifikansi F hitung, maka variabel bebas (X1), (X2), (X3), berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Dapat dilihat nilai F sebesar 105.387 dengan signifikansi 0,000. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 hal itu membuktikan bahwa variabel bebas diantaranya harga, atmosfer toko dan motivasi belanja berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat yaitu pembelian impulsifpada konsumen Robinson Ramayana di kotaPadang.

Uji T-tes Statistik

Untuk menjawab perumusan masalah dan hipotesis yang bertujuan menganalisis dan mengetahui pengaruh harga, atmosfer toko dan motivasi belanja terhadap pembelian impulsif maka

(11)

11 dilakukan analisis model regresi dan uji

t-statistik. Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada Tabel 6 dijelasan hasil uji t untuk masing-masing variabel :

1. Harga (X1), berdasarkan hasil diatas maka diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan hargamempunyai pengaruh yang signifikan terhadappembelian impulsif dinyatakan diterima.

2. Atmosfer Toko(X2), berdasarkan hasil diatas maka diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan atmosfer tokomempunyai pengaruh yang signifikan terhadappembelian impulsifdinyatakan diterima.

3. Motivasi Belanja(X3), berdasarkan hasil diatas maka diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.018<0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan motivasi belanjamempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pembelian impulsif dinyatakan diterima.

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang terangkum di atas dapat dikatakan bahwa harga berpengaruh positif

terhadappembelian impulsif pada konsumen Robinson Ramayana di kota Padang.

Berdasarkan hasil analisis yang terangkum di atas dapat dikatakan bahwa atmosfer toko berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif pada konsumen Robinson Ramayana di kota Padang.

Berdasarkan hasil analisis yang terangkum di atas dapat dikatakan bahwa motivasi belanja berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif pada konsumen Robinson Ramayana di kota Padang.

Kesimpulan

Berdasarkan kepada hasil dari pengujian hipotesis dapat ditarik kesimpulan bahwa harga, atmosfer toko dan motivasi belanja berdasarkan kesenangan (hedonic) berpengaruh signifikan terhadappembelian impulsifpada konsumen Robinson Ramayana di Kota Padang.

Keterbatasan Penelitian

Sesuai dengan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat diajukan sejumlah keterbatasan yang peneliti rasakan dalam pembuatan skripsi ini yaitu penelitian ini hanya melakukan penelitian pada harga, atmosfer toko dan motivasi belanja terhadap pembelian impulsif pada konsumen Robinson Ramayana Padang. Dengan demikian variabel-variabel lain yang mungkin dapat

(12)

12 mempengaruhi pembelian impulsif tidak

termasuk kedalam ruang lingkuppenelitian ini dan jumlah sampel yang digunakan masih tergolong sedikit untuk bagian nilai proporsi yang diestimasi suatu atribut yang ada dalam suatu populasi, penulis hanya mengambil nilai yang paling minimal.

Saran

Sesuai dengan analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis dapat diajukan beberapa saran yang dapat memberikan manfaat positif bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk penelitian berikutnya untuk dapat menambahkan jumlah variabel karena variabel independen dari penelitian ini hanya tiga variabel dan disarankan untuk penelitian berikutnya agar menambah jumlah sampel yang digunakan, saran tersebut penting dilakukan untuk meningkatkan akurasi hasil yang akan diperoleh dimasa depan.

Implikasi

Berdasarkan analisis dari hasil pengujian hipotesis maka terdapat sejumlah implikasi kebijakan yang harus diambil oleh pihak Robinson Ramayana Padang sebagai upaya untuk meningkatkan pembelian impulsif didalam diri konsumen.

Dalam penelitian ini yang berpengaruh positif yaitu harga, atmosfer toko dan motivasi belanja terhadap pembelian impulsif pada konsumen Robinson Ramayana di kota Padang. Oleh

karena itu pihak perusahaan harus mempertimbangkan strategi harga, meningkatkan suasana toko dan mempertahankan motivasi belanja hedonis dalam diri konsumen sehingga melakukan pembelian impulsif.

Daftar Pustaka

Astuti, R. D., dan Fillippa, M. 2008. Perbedaan Pembelian Secara Impulsif Berdasarkan Tingkat Kecenderungan, Kategori Produk Dan Pertimbangan Pembelian, Jurnal Ichsan Gorontalo Volume 3 No. 1, Pp.1441-1456

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Bayley, G. And Nancarrow, C. 1998. Impulse Purchasing: A Qualitative Exploration Of The Phenomenon, Qualitative Market Research: An International Journal Volume 1 Number 2, Pp. 99-114

Denny dan Yohanes. 2013. Pengaruh Promosi Dan Store Atmosphere Terhadap Impulsife Buying Dengan Shopping Emotion Sebagai Variabel Intervening Studi Kasus Di Matahari Departement Store Cabang Supermall Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra. Vol.1, No.1.

Diah, Apriatni dan Widayanto. 2013. Pengaruh Kebijakan Harga, Atmosfer Toko Dan Pelayanan Toko Terhadap Perilaku Impulse Buying Konsumen Robinson Department Store Semarang. Journal Of Social And Politic.

Ghozali, Imam 2005.Analisis Multivarate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

(13)

13 Herabadi, A. G. 2003. Buying Impulses: A

Study on Impulsive Consumption, Disertasi, Social Psychological Department, Catholic University of Nijmegen, Belanda.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2007. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Keduabelas, Jakarta : Pt.Indeks Gramedia.

Ma’ruf, H. 2006. Pemasaran Ritel. Jakarta: Pt.Gramedia Pustaka Utama

Sekaran, Uma. 2007. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta :Salemba Empat.

Sendi, Sipahutar. 2012. Penagaruh Display Toko Dan Motivasi Belanja Berdasarkan Kesenangan (Hedonic) Terhadap Pembelian Impulsife Buying Pada Konsumen Ouvar Research Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Vinci,Maharani.(2009).Manajemen Bisnis Eceran.Edisi Pertama, Bandung : Sinar Baru Algensindo

Widya Utami, Christina. 2010. Manajemen Ritel (Edisi 2). Jakarta:Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan hal tersebut peneliti banyak menjumpai beberapa hal,misalnya bahwa tidak semua pekerja freelance hanya bekerja dirumah produksi 700 pictures dalam produksi film catatan harian

Hal ini menunjukkan bahwa kompensasi yang diberikan oleh perusahaan dirasakan sudah cukup adil dan layak serta seuai dengan yang diharapkan karyawan sehingga memberikan dampak

dalam rangkaian acara yang digelar hingga 12 Februari ini juga terdapat prosesi pengangkatan jabatan yang dilakukan langsung oleh Dirut Sumber Daya Manusia

Kebiasaan-kebiasaan pulang bersama itu pada akhirnya mengubah aku, kami, mereka, yang awalnya tak begitu akrab menjadi teman satu geng.. Di awal pulang bersama, aku

Indikator inilah yang menjelasakan variabel harga pembiayaan sehingga dapat menjelaskan harga pembiayaan berpengaruh terhadap minat nasabah dalam memilih pembiayaan

Menimbang : bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (2), Pasal 17 ayat (2), dan Pasal 20 ayat (1) Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 14 tahun 2017 tentang

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari kedua variabel prediktor tersebut dicari seberapa besar kontribusinya sehingga diketahui bahwa kontribusi perhatian

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Tri Tunggal Maha Kudus, Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus karena atas berkat, hikmat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat