• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Ibu Hamil Dgn Asma

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Ibu Hamil Dgn Asma"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL

DENGAN ASMA DENGAN ASMA

A. DEFINISI A. DEFINISI

As

Asma ma adadalalah ah radradanang g krkrononis is papada da jajalan lan nanafas fas yayang ng beberkrkaiaitan tan dedengngan an obobstrstrukuksisi reversible dari spasme, edema, dan produksi mucus dan respon yang berlebihan terhadap reversible dari spasme, edema, dan produksi mucus dan respon yang berlebihan terhadap stimuli. (Varney, Helen. 200!

stimuli. (Varney, Helen. 200!

Asma adalah keadaan klinis yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang Asma adalah keadaan klinis yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang reversibel, dipisahkan oleh masa di mana ventilasi jalan nafas terhadap berbagai rangsang. reversibel, dipisahkan oleh masa di mana ventilasi jalan nafas terhadap berbagai rangsang.

Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran nafas yang melibatkan sel eosinofil, sel Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran nafas yang melibatkan sel eosinofil, sel mast, sel netrofil, limfosit dan makrofag yang ditandai dengan "hee#ing, sesak nafas kumat$ mast, sel netrofil, limfosit dan makrofag yang ditandai dengan "hee#ing, sesak nafas kumat$ kumatan, batuk, dada terasa tertekan dapat pulih kembali dengan atau tanpa pengobatan (%ris kumatan, batuk, dada terasa tertekan dapat pulih kembali dengan atau tanpa pengobatan (%ris &inclair, 200'!

&inclair, 200'!

Asma dalam kehamilan adalah gangguan inflamasi kronik jalan napas terutama sel Asma dalam kehamilan adalah gangguan inflamasi kronik jalan napas terutama sel mast dan eosinofil sehingga menimbulkan gejala periodik berupa mengi, sesak napas, dada mast dan eosinofil sehingga menimbulkan gejala periodik berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk yang ditemukan pada "anita hamil. Asma yang terkendali dengan baik  terasa berat, dan batuk yang ditemukan pada "anita hamil. Asma yang terkendali dengan baik  tidak memiliki efek yang berarti pada "anita yang hamil, melahirkan ataupun menyusui. tidak memiliki efek yang berarti pada "anita yang hamil, melahirkan ataupun menyusui. Asma mungkin membaik, memburuk atau tetap tidak berubah selama masa hamil, tetapi pada Asma mungkin membaik, memburuk atau tetap tidak berubah selama masa hamil, tetapi pada kebanyakan "anita gejala$gejalanya cenderung meningkat selama tiga bulan terakhir dari kebanyakan "anita gejala$gejalanya cenderung meningkat selama tiga bulan terakhir dari mas

masa a kehkehamiamilan. lan. enengan gan berbertumtumbuhbuhnynya a baybayi i dan dan memmembesbesarnyarnya a rahrahim, im, sebsebagiagian an "an"anitaita mungkin mengalami semakin sering kehabisan nafas. )etapi ibu$ibu yang tidak menderita mungkin mengalami semakin sering kehabisan nafas. )etapi ibu$ibu yang tidak menderita asmapu

asmapun n mengamengalami hal lami hal tersebtersebut ut karena gerakan diafragma*karena gerakan diafragma*sekat rongga sekat rongga badan menjadibadan menjadi terbatas. Adalah penting untuk memiliki sebuah rancang tindak asma dan ini harus ditinjau terbatas. Adalah penting untuk memiliki sebuah rancang tindak asma dan ini harus ditinjau kembali secara teratur selama masa kehamilan.

kembali secara teratur selama masa kehamilan.

B. ETIOLOGI B. ETIOLOGI &ebag

&ebagian besar penyempiian besar penyempitan pada saluran nafas disebabktan pada saluran nafas disebabkan oleh semacam an oleh semacam reaksireaksi aler

alergigi. . AlAlergergi i adaadalah lah reakreaksi si tubtubuh uh nornormal mal terterhadhadap ap alleallergrgen, en, yakyakni ni #at#at$#at $#at yanyang g tidtidak ak   berbahaya bagi

 berbahaya bagi kebanyakan orang yang kebanyakan orang yang peka. Alergen menyebabkan alergi pada peka. Alergen menyebabkan alergi pada orang$orangorang$orang yang peka. Allerg

yang peka. Allergen en menymenyebabkaebabkan n otot saluran nafas otot saluran nafas menjadmenjadi i mengmengkerut dan kerut dan selapuselaput t lendilendir r  menjadi menebal.

(2)

&e

&elailain n prprododukuksi si lelendndir ir yayang ng memeniningngkakat, t, didindndining g sasaluluran ran nanafas fas jujuga ga memenjanjadidi mem

membenbengkogkok. k. &al&alurauran n nafnafas as pun pun menymenyempempit, it, sehsehingingga ga nafnafas as teraterasa sa sesasesak. k. AlAlergergi i yanyangg diderita pada penderita asma biasanya sudah ada sejak kecil. Asma dapat kambuh apabila diderita pada penderita asma biasanya sudah ada sejak kecil. Asma dapat kambuh apabila  penderita

 penderita mengalami mengalami stres stres dan dan hamil hamil merupakan merupakan salah salah satu satu stress stress secara secara psikis psikis dan dan fisik,fisik, seh

sehingingga ga daydaya a tahtahan an tubtubuh uh selselama ama hamhamil il cencenderderung ung menmenuruurun, n, daydaya a tahtahan an tubtubuh uh yayangng menurun akan memperbesar kemungkinan tersebar infeksi dan pada keadaan ini asma dapat menurun akan memperbesar kemungkinan tersebar infeksi dan pada keadaan ini asma dapat kambuh. (+lmu enyakit alam!

kambuh. (+lmu enyakit alam!

-erdasarkan etiologinya, asma dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu asma -erdasarkan etiologinya, asma dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu asma intrinsik dan asthma ektrinsik.

intrinsik dan asthma ektrinsik.

 Asma Asma ektrektrinsik insik  (a(att!i!i"" ditanditandai dai dengadengan n reaksi reaksi alergalergik ik terhadterhadap ap pencepencetus$pentus$pencetuscetus spesifik yang dapat diidentifikasi seperti  tepung sari jamur, debu, bulu binatang, susu spesifik yang dapat diidentifikasi seperti  tepung sari jamur, debu, bulu binatang, susu telor ikan obat$obatan serta bahan$bahan alergen yang lain.

telor ikan obat$obatan serta bahan$bahan alergen yang lain.

 Asma intrinsik (nn at!i"Asma intrinsik (nn at!i"  ditandai dengan mekanisme non alergik yang bereaksi  ditandai dengan mekanisme non alergik yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik seperti  /dara dingin, #at kimia,yang bersifat terhadap pencetus yang tidak spesifik seperti  /dara dingin, #at kimia,yang bersifat sebagai iritan seperti  o#on ,eter, nitrogen, perubahan musim dan cuaca, aktifitas fisik  sebagai iritan seperti  o#on ,eter, nitrogen, perubahan musim dan cuaca, aktifitas fisik  yang berlebih , ketegangan mental serta faktor$faktor intrinsik lain.

yang berlebih , ketegangan mental serta faktor$faktor intrinsik lain.

lasifikasi Asma -erdasarkan 1tiologi  lasifikasi Asma -erdasarkan 1tiologi 

 Asma Brnkia#e Ti!e At!ik (Ekstrinsik"Asma Brnkia#e Ti!e At!ik (Ekstrinsik"

Asma timbul karena seseorang yang atopi akibat pemaparan alergen. Alergen yang Asma timbul karena seseorang yang atopi akibat pemaparan alergen. Alergen yang mas

masuk uk tubtubuh uh melmelalualui i salusaluran ran perpernafnafasanasan, , kulkulit, it, salsalurauran n penpencerncernaan aan dan dan lainlain$lai$lain n akaakann dit

ditangangkap kap oleoleh h makmakrofrofag ag yanyang g bekbekerja erja sebsebagaagai i antantigeigen n prepresensentinting g cellcells s (A(A%!. %!. &et&etelahelah alergen diproses dalam sel A%, kemudian oleh sel tersebut, alergen dipresentasikan ke sel alergen diproses dalam sel A%, kemudian oleh sel tersebut, alergen dipresentasikan ke sel )h

)h. . &e&el l AA% % memelallalui ui pepengnglelepapasan san ininteterlerleukukin in + + (+(++$'+$'! ! memengngakaktitifkafkan n sel sel )h)h. . eelallaluiui  penglepasan

 penglepasan +nterleukin +nterleukin 2 2 (++$2! (++$2! oleh oleh sel sel )h )h yang yang diaktifkan, diaktifkan, kepada kepada sel sel - - diberikan diberikan signalsignal untuk berproliferasi menjadi sel plasthma dan membentuk +g1.

untuk berproliferasi menjadi sel plasthma dan membentuk +g1.

+g1 yang terbentuk akan segera diikat oleh mastosit yang ada dalam jaringan dan +g1 yang terbentuk akan segera diikat oleh mastosit yang ada dalam jaringan dan  basofil

 basofil yang ada yang ada dalam dalam sirkulasi. sirkulasi. Hal Hal ini ini dimungkinkan oleh dimungkinkan oleh karena karena kedua skedua sel el tersebut tersebut padapada  permukaannya

 permukaannya memiliki memiliki reseptor reseptor untuk untuk +g1. +g1. &el &el eosinofil, eosinofil, makrofag makrofag dan dan trombosit trombosit jugajuga memilik

memiliki i reseptoreseptor r untuuntuk k +g1 tetapi dengan afinitas yang +g1 tetapi dengan afinitas yang lemah. 3rang yang sudah memilikilemah. 3rang yang sudah memiliki sel$sel mastosit dan basofil dengan +g1 pada permukaan tersebut belumlah menunjukkan sel$sel mastosit dan basofil dengan +g1 pada permukaan tersebut belumlah menunjukkan gejala. 3rang tersebut sudah dianggap desentisisasi atau baru menjadi rentan

gejala. 3rang tersebut sudah dianggap desentisisasi atau baru menjadi rentan -ila orang yang sudah rentan itu

-ila orang yang sudah rentan itu terpapterpapar kedua ar kedua kali atau lebih kali atau lebih dengadengan n alergalergen yangen yang sama, alergen yang masuk tubuh akan diikat oleh +g1 yang sudah ada pada permukaan sama, alergen yang masuk tubuh akan diikat oleh +g1 yang sudah ada pada permukaan

(3)

mastofit dan basofil. +katan tersebut akan menimbulkan influk %a44 ke dalam sel dan terjadi  perubahan dalam sel yang menurunkan kadar cA.

adar cA yang menurun itu akan menimbulkan degranulasi sel. alam proses degranulasi sel ini yang pertama kali dikeluarkan adalah mediator yang sudah terkandung dalam granul$granul (preformed! di dalam sitoplasma yang mempunyai sifat biologik, yaitu histamin, 1osinophil %hemotactic 5actor$A (1%5$A!, 6eutrophil %hemotactic 5actor (6%5!, trypase dan kinin. 1fek yang segera terlihat oleh mediator tersebut ialah obstruksi oleh histamin.

Hipereaktifitas bronkus yaitu bronkus yang mudah sekali mengkerut (konstriksi! bila terpapar dengan bahan * faktor dengan kadar yang rendah yang pada kebanyakan orang tidak  menimbulkan reaksi apa$apa, misalnya alergen (inhalan, kontaktan!, polusi, asap rokok * dapur, bau$bauan yang tajam dan lainnya baik yang berupa iritan maupun yang bukan iritan. e"asa ini telah diketahui bah"a hiper rektifitas bronkus disebabkan oleh inflamasi bronkus yang kronik. &el$sel inflamasi terutama eosinofil ditemukan dalam jumlah besar dalam cairan  bilas bronkus pasien asthma bronkiale sebagai bronkhitis kronik eosinofilik. Hiper reaktifitas  berhubungan dengan derajad berat penyakit. i klinik adanya hiperreaktifitas bronkhus dapat

dibuktikan dengan uji provokasi yang menggunakan metakolin atau hista min.

-erdasarkan hal$hal tersebut di atas saat ini penyakit asthma dianggap secara klinik  sebagai penyakit bronkhospasme yang reversibel, secara patofisiologik sebagai suatu hiper  reaksi bronkus dan secara patologik sebagai suatu peradangan saluran nafas.

-ronkus pada pasien asma oedema di mukosa dan dindingnya, infiltrasi sel radang terutama eosinofil serta terlepasnya sel silia yang menyebabkan getaran silia dan mukus di atasnya sehingga salah satu daya pertahanan saluran nafas menjadi tidak berfungsi lagi. itemukan pula pada pasien asthma bronkiale adanya penyumbatan saluran nafas oleh mukus terutama pada cabang$cabang bronchus

Akibat dari bronkhospasme, oedema mukosa dan dinding bronkhus serta hipersekresi mukus maka terjadi penyempitan bronkhus dan percabangannya sehingga akan menimbulkan rasa sesak, nafas berbunyi ("hee#ing! dan batuk yang produktif.

Adanya stressor baik fisik maupun psikologis akan menyebabkan suatu keadaan str ess yang akan merangsang HA a7is. HA a7is yang terangsang akan meningkatkan adeno corticotropic hormon (A%)H! dan kadar kortisol dalam darah. eningkatan kortisol dalam darah akan mensupresi immunoglobin A (+gA!. enurunan +gA menyebabkan kemampuan untuk melisis sel radang menurun yang direspon oleh tubuh sebagai suatu bentuk inflamasi  pada bronkhus sehingga menimbulkan asma bronchial.

(4)

• Asma Brnkia#e Ti!e Nn At!ik (Intrinsik"

Asma non alergenik (asma intrinsik! terjadi bukan karena pemaparan alergen tetapi terjadi akibat beberapa faktor pencetus seperti infeksi saluran nafas atas, olah raga atau kegiatan jasmani yang berat, serta tekanan ji"a atau stress psikologik. &erangan asma terjadi akibat gangguan saraf otonom terutama gangguan saraf simpatis yaitu blokade adrenergik   beta dan hiperreaktifitas adrenergik alfa. alam keadaan normal aktifitas adrenergik beta lebih dominan daripada adrenergik alfa. ada sebagian penderita asma aktifitas adrenergik  alfa diduga meningkat yang mengakibatkan bronkhokonstriksi sehingga menimbulkan sesak  nafas.

8eseptor adrenergik beta diperkirakan terdapat pada en#im yang berada dalam membran sel yang dikenal dengan adenyl$cyclase dan disebut juga messengner kedua. -ila reseptor ini dirangsang, maka en#im adenyl$cyclase tersebut diaktifkan dan akan mengkatalisasi A) dalam sel menjadi 9:9 cyclic A. cA ini kemudian akan menimbulkan dilatasi otot$otot polos bronkus, menghambat pelepasan mediator dari mastosit  basofil dan menghambat sekresi kelenjar mukus. Akibat blokade reseptor adrenergik beta

maka fungsi reseptor adrenergik alfa lebih dominan akibatnya terjadi bronkhus sehingga menimbulkan sesak nafas. Hal ini dikenal dengan teori blokade adrenergik beta.

• Asma Brnkia#e $am!%ran (Mi&e'"

ada tipe ini keluhan diperberat baik oleh faktor$faktor intrinsik maupun ekstrinsik.

$. FAKTOR PREDISPOSISI

5aktor$faktor yang dapat menimbulkan serangan asma bronkiale atau sering disebut sebagai faktor pencetus adalah 

A#eren

Alergen adalah sat$#at tertentu bila dihisap atau di makan dapat menimbulkan serangan asthma, misalnya debu rumah, tungau debu rumah (ermatophagoides pteronissynus! spora  jamur, serpih kulit kucing, bulu binatang, beberapa makanan laut dan sebagainya.

In)eksi sa#%ran na)as

+nfeksi saluran nafas terutama oleh virus seperti influen#a merupakan salah satu faktor   pencetus yang paling sering menimbulkan asthma bronkiale. iperkirakan dua pertiga  penderita asthma de"asa serangan asthmanya ditimbulkan oleh infeksi saluran nafas.

(5)

Adanya stressor baik fisik maupun psikologis akan menyebabkan suatu keadaan stress yang akan merangsang HA a7is. HA a7is yang terangsang akan meningkatkan adeno corticotropic hormon (A%)H! dan kadar kortisol dalam darah. eningkatan kortisol dalam darah akan mensupresi immunoglobin A (+gA!. enurunan +gA menyebabkan kemampuan untuk melisis sel radang menurun yang direspon oleh tubuh sebagai suatu bentuk inflamasi  pada bronkhus sehingga menimbulkan asma bronkiale.

O#a* raa + keiatan ,asmani -an erat

&ebagian penderita asthma bronkiale akan mendapatkan serangan asthma bila melakukan olah raga atau aktifitas fisik yang berlebihan. ;ari cepat dan bersepeda paling mudah menimbulkan serangan asthma. &erangan asthma karena kegiatan jasmani (17ercise induced asthma *1+A! terjadi setelah olah raga atau aktifitas fisik yang cukup berat dan jarang serangan timbul beberapa jam setelah olah raga.

Oat/atan

-eberapa pasien asthma bronkiale sensitif atau alergi terhadap obat tertentu seperti  penicillin, salisilat, beta blocker, kodein dan sebagainya.

P#%si %'ara

asien asthma sangat peka terhadap udara berdebu, asap pabrik * kendaraan, asap rokok, asap yang mengandung hasil pembakaran dan oksida fotokemikal, serta bau yang tajam.

Link%nan ker,a

iperkirakan 2 < ':= pasien asthma bronkiale pencetusnya adalah lingkunagn kerja.

D. TANDA DAN GE0ALA

eluhan yang biasanya dirasakan saat terjadi asma, yaitu 

•  6afas pendek 

•  6afas terasa sesak dan yang paling khas pada penderita asma adalah terdengar bunyi

"ising yang timbul saat menghembuskan nafas.

• adang$kadang batuk kering menjadi salah satu penyebabnya

• ada kehamilan, biasanya serangan asma akan timbul pasa usia kehamilan 2> minggu

sampai ? minggu dan pada akhir kehamilan serangan jarang terjadi.

E. KOMPLIKASI

(6)

Asma se"aktu kehamilan terutama asma yang berat dan tidak terkontrol dapat menyebabkan peningkatan resiko komplikasi perinatal seperti preeklampsi, kematian  perinatal, prematur dan berat badan lahir rendah.

ada asma yang sangat berat dapat mengakibatkan kematian ibu. ekanisme yang dapat menerangkan ini adalah hipoksia akibat dari asma yang tidak terkontrol, akibat  pengobatan asma, atau faktor patogenetis.

@alaupun beberapa mekanisme yang pasti belum diketahui tetapi dari hasil penelitian menunjukkan bah"a manajemen yang baik se"aktu kehamilan akan memberikan hasil yang  baik pada periode perinatal.

enelitian &hiliang ;iu terhadap 2' "anita dengan asma dibandingkan dengan BCC2 "anita yang dipilih secara random sebagai kelompok kontrol di %anada, menemukan bah"a asma pada ibu hamil secara signifikan berhubungan dengan beberapa kondisi seperti

kelahiran preterm, bayi kecil atau besar dari usia kehamilan, preeklampsia, hipertensi selama kehamilan, perdarahan antepartum, korioamnionitis dan persalinan dengan seksio sesar. elainan terhadap janin didapatkan bayi besar dari usia kehamilan '2,>=, bayi kecil dari masa kehamilan '2,2= dan persalinan preterm '0=.

 E)ek !a'a i% 1

omplikasi untuk ibu pada asma yang tidak terkontrol adalah kemungkinan 

• Abortus

• erdarahan vagina • ersalinan premature • &olusio plasenta 2,:= • orioamnionitis '0,>=

 E)ek !a'a ,anin 1

 ompensasi yang terjadi pada fetus adalah 

• enurunnya aliran darah pada uterus • enurunnya venous return ibu

• urva dissosiasi oksi Hb bergeser ke kiri

 &edangkan pada ibu yang hipoksemia, respon fetus yang terjadi adalah

• enurunnya aliran darah ke tali pusat.

• eningkatnya resistensi pembuluh darah paru dan sistemik  • enurunnya cardiac output

Asma yang tidak ditangani dapat menyebabkan --;8 (-erat badan ;ahir rendah!. Dika ibu sering mengalami serangan asama selama hamil, maka dapat menyebabkan suplai

(7)

oksigen ke janin yang sangat diperlukan sel darah merah untuk mengangkut nutrisi ke janin menjadi teganggu sehingga janin dapat mengalami hipoksia dan pertumbuhannya menjadi terhambat (+/E8!.

)erhadap ibu didapatkan juga beberapa keadaan seperti preeklampsia ,=, hipertensi selama kehamilan B=, solusio plasenta 2,:=, korioamnionitis '0,>= dan persalinan dengan seksio sesar 2?,>=. 3leh karena itu diperlukan perhatian ekstra terhadap ibu dan janin pada "anita hamil dengan asma.

 Dam!ak Pa'a ke#%ara

elihat kondisi klien dengan gejala asthma dan dira"at dirumah sakit, tentang  penyebab, prognosa penyakit dan keberhasilan dari terapi, akan menimbulkan kecemasan  pada keluarga. erlunya klien dira"at dirumahsakit menimbulkan respon kehilangan pada keluarga yang ditinggalkan. eran klien dalam keluarga sebagai sumber ekonomi akan terganggu karena klien tidak bisa masuk kerja serta pera"atan dan biaya rumah sakit yang tidak sedikit akan menjadi beban bagi keluarga.

F. PATOFISIOLOGI

ada asma akut, obstruksi akut disebabkan oleh kontraksi otot polos bronkus, meningkatnya sekresi lender, dan radang saluran nafas serangan ini dipicu oleh stimulasi yang beragam misalnya infeksi saluran nafas menghirup tepung sari atau bahan kimia, udara dingin atau kelembapan. enyempitan bronkus terjadi sebagai respon terhadap infeksi yang diperantai saraf vagus atau akibat dari kerja #at$#at yang dilepaskan oleh sel mast terhadap otot polos, atau sebagai akibat kedua dari mekanisme itu penyempitan bronkiolus meningjkatkan resistensi saluran nafas, menurunkan kecepatan aliran gas,dan menyebabkan terperangkapnya udara.etidaksesuaian ventilasi*perfusi yang diakibatkannya menimbulkan hipoksemia, yang mula$mula merangsang pernafasan, mengakibatkan hiperventilasi yang ditunjukan oleh suatu a%32 yang rendah dan alkalosis pernafasan akut.

&uatu serangan asthma timbul karena seorang yang atopi terpapar dengan alergen yang ada dalam lingkungan sehari$hari dan membentuk imunoglobulin 1 ( +g1 !. 5aktor atopi itu diturunkan. Alergen yang masuk kedalam tubuh melalui saluran nafas, kulit, dan lain$lain akan ditangkap makrofag yang bekerja sebagai antigen presenting cell (A%!. &etelah alergen diproses dalan sel A%, alergen tersebut dipresentasikan ke sel )h. &el )h memberikan signal kepada sel - dengan dilepaskanya interleukin 2 ( +;$2 ! untuk berpoliferasi menjadi sel  plasma dan membentuk imunoglobulin 1 (+g1!.

(8)

+g1 yang terbentuk akan diikat oleh mastosit yang ada dalam jaringan dan basofil yang ada dalan sirkulasi. -ila proses ini terjadai pada seseorang, maka orang itu sudah disensitisasi atau baru menjadi rentan. -ila orang yang sudah rentan itu terpapar kedua kali atau lebih dengan alergen yang sama, alergen tersebut akan diikat oleh +g 1 yang sudah ada dalam permukaan mastoit dan basofil. +katan ini akan menimbulkan influk %a44 kedalam sel dan perubahan didalam sel yang menurunkan kadar cA.

enurunan pada kadar cA menimbulkan degranulasi sel. egranulasi sel ini akan menyebabkan dilepaskanya mediator$mediator kimia yang meliputi  histamin, slo" releasing suptance of anaphylaksis ( &8&$A!, eosinophilic chomotetik faktor of anaphylacsis (1%5$A! dan lain$lain. Hal ini akanmenyebabakan timbulnya tiga reaksi utama yaitu  kontraksi otot$ otot polos baik saluran nafas yang besar ataupun yang kecil yang akan menimbulkan  bronkospasme, peningkatan permeabilitas kapiler yang berperan dalam terjadinya edema

mukosa yang menambah semakin menyempitnya saluran nafas , peningkatansekresi kelenjar  mukosa dan peningkatan produksi mukus. )iga reaksi tersebut menimbulkan gangguan ventilasi, distribusi ventilasi yang tidak merata dengan sirkulasi darah paru dan gangguan difusi gas ditingkat alveoli, akibatnya akan terjadi hipoksemia, hiperkapnea dan asidosis pada tahap yang sangat lanjut, (-arbara %.;,'?, arnen -. '>, @illiam 8.&. ': !.

G. POHON MASALAH

Alergen atau Antigen yang telah terikat oleh +g1 yang menancap  pada permukaan sel mast atau basofil

(9)

ontraksi otot polos

 &pasme otot polos, sekresi kelenjar bronkus meningkat

enyempitan*obstruksi proksimal dari bronkus kecil

 pada tahap inspirasi dan ekspirasi

1dema mukosa bronkus

eluarnya sekrit ke dalam lumen bronkus

&esak napas

)ekanan partial oksigen di alveoli menurun

 3ksigen pada peredaran darah menurun

(10)

adar %32 dalam darah meningkat yang

memberi rangsangan pada pusat pernapasan

Hiperventilasi

H. PENATALAKSANAAN

-erikut beberapa hal yang harus dilakukan pada ibu hamil yang mengidap asma untuk  mencegah resiko gangguan pada janin 

 enghindari timbulnya serangan asma, dan hal yang memicu asma kambuh. isalnya, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, membiasakan mencuci tangan untuk mencegah infeksi akibat virus, dan melapisi bantal dengan sarung yang tebal agar debu tidak beterbangan. Hindari juga ruangan lembab ataupun  berdebu.

 emeriksakan kehamilan secara teratur.

 engunjungi dokter sedari a"al untuk mengobati asma.

 elakukan latihan pernafasan*senam pernafasan saat kehamilan semakin besar, sehingga bermanfaat untuk mengurangi rasa sesak.

 erhatikan obat$obatan asma yang dikonsumsi, karena berbagai obat dapat menimbulkan efek samping pada janin ataupun sang ibu. 3leh karena itu, konsultasikan dengan dokter kandungan Anda.

 encegah timbulnya stress

 encegah penggunaan obat seperti aspirin semacamnya yang dapat menjadi  pencetus timbulnya serangan

 ada penderita asma ringan dapat digunakan obat local yang berbentuk inhalasi atau peroral seperti isoproterenol

 &erangan asma yang ringan diatasi dengan pemberian bronkodilator hirup misalnya isoproterenol yang akan memperlebar penyempitan saluran udara pada  paru$paru. )etapi obat ini tidak boleh terlalu sering digunakan.

 &erangan asma yang lebih berat biasanya diatasi dengan infus aminofilin. &erangan asma yang sangat berat (status asmatikus! diatasi dengan pemberian infus kortikosteroid. Dika terdapat infeksi, diberikan antibiotik.

(11)

 &etelah suatu serangan, bisa diberikan tablet yang mengandung teofilin untuk  mencegah serangan lanjutan. -ronkodilator dan kortikosteroid banyak digunakan oleh ibu hamil dan tidak menimbulkan masalah yang berat.

3bat asma dibedakan menurut fungsinya, yaitu obat untuk melebarkan saluran nafas (bronkodilator! mengurangi bengkak saluran nafas (anti inflamasi!, dan untuk memudahkan  pengeluaran lender. &elain itu obat dapat diberiakan melalui peroral, inhaler, infuse, suntikan

dan melalui rectal. 6amun bagi ibu hamil yang paling aman digunakan adalah melalui inhaler  (Alupen efeknya paling keras, Ventolin, -ereotech, +nflamide efeknya paling lembut !, karena efeknya tidak terlalu berdampak dan langsung focus pada saluran nafas, selain itu dosisnya lebih kecil, sehingga relative tidak akan mempengaruhi janin dalam kandungan.

engobatan asma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non farmakologik dan  pengobatan farmakologik.

• Penatan nn )armak#ik 

  Penyuluhan

enyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang penyakit asthma sehinggan klien secara sadar menghindari faktor$faktor pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan berkonsoltasi pada tim kesehatan.

  Menghindari faktor pencetus

lien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asthma yang ada pada lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor pencetus, termasuk   pemasukan cairan yang cukup bagi klien.

 Fisioterapi 

5isioterpi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus. +ni dapat dilakukan dengan drainage postural, perkusi dan fibrasi dada.

• Penatan )armak#ik 

  Agonis beta

-entuk aerosol bekerja sangat cepat diberika $> kali semprot dan jarak antara semprotan  pertama dan kedua adalan '0 menit. Fang termasuk obat ini adalah metaproterenol ( Alupent,

metrapel !.

(12)

Eolongan metil 7antin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini diberikan bila golongan  beta agonis tidak memberikan hasil yang memuaskan. ada orang de"asa diberikan '2:$200

mg empatkali sehari.

  Kortikosteroid 

Dika agonis beta dan metil 7antin tidak memberikan respon yang baik, harus diberikan kortikosteroid. &teroid dalam bentuk aerosol (beclometason dipropinate! dengan disis B00 empat kali semprot tiap hari. arena pemberian steroid yang lama mempunyai efek samping maka yang mendapat steroid jangka lama harus dia"asi dengan ketat.

  Kromolin

romolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya anak$anak . osisnya berkisar '$ 2 kapsul empat kali sehari.

isalnya /Ketti)en

1fek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 7 ' mg perhari. euntunganya dapat diberikan secara oral.

$I!r%tr!i%m rmi'e (Atr2en"

Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk aerosol dan bersifat  bronkodilator.

/Penatan se#ama seranan stat%s ast*matik%s '.+nfus 8;  : G   ' tiap 2> jam

2.emberian oksigen > liter*menit melalui nasal kanul

.Aminophilin bolus : mg * kg bb diberikan pelan$pelan selama 20 menit dilanjutka drip 8latau : mentenence (20 tetes*menit! dengan dosis 20 mg*kg bb*2> jam.

>.)erbutalin 0,2: mg*? jam secara sub kutan.

:.Antibiotik spektrum luas.(edoman penatalaksanaan status asthmatikus /5 paru 8&/ r &oetomo &urabaya !.

(13)

I. ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan kepera"atan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama antara pera"at dengan klien, keluarga, atau masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang, optimal didalam memberikan asuhan kepera"atan dugunakan metode proses kepera"atan yang meliputipengkajian, diagnosa kepera"atanm, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

3. PENGKA0IAN

a. Pengumpulan data. 1). dentitas klien.

engkajian mengenai nama, umur danjenis kelamin perlu di kaji pada penyakit status asthmatikus. &erangan asthma pada usia dini memberikan implikasi bah"a sangat mungkin terdapat status atopi. &edangkan serangan pada usia de"asa di mingkinkan adanya faktor non atopi. Alamat menggambarkan kondisi lingkungan tempat klien berada, dapat mengetahui kemungkinan faktor pencetus serangan asthma. &tatus perka"inan, gangguan emosional yang timbul dalam keluarga atau lingkungan merupakan faktor pencetus serangan asthma,  pekerjaan, serta bangsa perlu juga digaji untuk mengetahui adanya pemaparan bahan elergen. Hal lain yang perlu dikaji tentang  )anggal 8&, 6omor 8ekam edik, dan iagnosa medis. (Antony %, 'C  Amin ' karnen - '>!.

 2). i!ayat penyakit sekarang.

lien dengan serangan asthma datang mencari pertolongan dengan keluhan, terutama sesak napas yang hebat dan mendadak kemudian diikuti dengan gejala$gejala lain yaitu 

(14)

@hee#ing, enggunaan otot bantu pernapasan, elelahan, gangguan kesadaran, &ianosis serta perubahan tekanan darah. erlu juga dikaji kondisi a"al terjadinya serangan.

 "). i!ayat penyakit dahulu.

enyakit yang pernah diderita pada masa$masa dahulu seperti infeksi saluran napas atas, sakit tenggorokan, amandel, sinusitis, polip hidung. 8i"ayat serangan asthma frekuensi, "aktu, alergen$alergen yang dicurigai sebagai pencetus serangan serta ri"ayat pengobatan yang dilakukan untuk meringankan gejala asthma.

#). i!ayat kesehatan keluarga.

ada klien dengan serangan status asthmatikus perlu dikaji tentang ri"ayat penyakit asthma atau penyakit alergi yang lain pada anggota keluarganya karena hipersensitifitas pada  penyakit asthma ini lebih ditentukan oleh faktor genetik oleh lingkungan.

$).i!ayat spikososial 

Eangguan emosional sering dipandang sebagai salah satu pencetus bagi serangan asthma baik ganguan itu berasal dari rumah tangga, lingkungan sekitar sampai lingkungan kerja. &eorang yang punya beban hidup yang berat berpotensial terjadi serangan asthma. yatim piatu, ketidak harmonisan hubungan dengan orang lain sampai ketakutan tidak bisa menjalankan peranan seperti semula.

%).i!ayat Menstruasi 

ada ri"ayat menstruasi yang akan dikaji oleh pera"at adalah mengenai menarche usia, HH), siklus menstruasi, lamanya menstruasi, dan keluhan pada saat menstruasi. Hal ini sangat perlu untuk dikaji oleh pera"at untuk mengetahui adanya kelainan klien pada saat kehamilan.

&). i!ayat 'bstetri 

ada ri"ayat obstetric yang perlu di kaji adalah mengenai kelahiran yang ke berapa, kehamilan meliputi  umur, penyulit, dan jenis, kemudian mengenai persalinan, serta komplikasi saat nifas.

(). Pola fungsi kesehatan

P#a rese!si 'an tata #aksana *i'%! se*at

Eejala asthma dapat membatasi manusia untuk berprilaku hidup normal sehingga klien dengan asthma harus merubah gaya hidupnya sesuai kondisi yang memungkinkan tidak  terjadi serangan asthma.

 P#a n%trisi 'an meta#isme

erlu dikaji tentang status nutrisi klien meliputi, jumlah, frekuensi, dan kesulitan$ kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. &erta pada klien sesak, potensial sekali terjadinya

(15)

kekurangan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi, hal ini karena dipsnea saat makan, laju metabolisme serta ansietas yang dialami klien.

 P#a e#iminasi

erlu dikaji tentang kebiasaan -A- dan -A mencakup "arna bentuk, kosentrasi, frekuensi, jumlah serta kesulitan dalam melaksanakannya.

 P#a ti'%r 'an istira*at

erlu dikaji tentang bagaimana tidur dan istirahat klien meliputi berapa lama klien tidur  dan istirahat. &erta berapa besar akibat kelelahan yang dialami klien. Adanya "hee#ing, sesak  dan ortopnea dapat mempengaruhi pola tidur dan istirahat klien.

  P#a akti)itas 'an #ati*an

erlu dikaji tentang aktifitas keseharian klien seperti olah raga, bekerja dan aktifitas lainnya. Aktifitas fisik dapat terjadi faktor pencetus terjadinya asthma yang disebut dengan 17erase +nduced Asthma.

 P#a *%%nan 'an !eran

Eejala asthma sangat membatasi gejala klien untuk menjalani kehidupan secara normal. lien perlu menyesuaikan kondisinya dengan hubungan dan peran klien baik dilingkungan rumah tangga, masyarakat ataupun lingkungan kerja.

 P#a !erse!si 'an knse! 'iri

erlu dikaji tentang persepsi klien tarhadap penyakitnya. ersepsi yang salah dapt menghambat respon kooperatif pada diri klien. %ara memandang diri yang salah juga akan menjadi stresor dalam kehidupan klien. &emakin banyak stresor yang ada pada kehidupan klien dengan asthma meningkatkan kemungkinan serangan asthma yang berulang.

  P#a sensri 'an kneti) 

elainan pada pola persepsi dan kognetif akan memepengaruhi konsep diri klien dan akhirnya mempengaruhi jumlah stresor yang dialami klien sehingga kemungkinan terjadi serangan asthma yang berulangpun akan semakin tinggi.

 P#a re!r'%ksi seks%a#

8eproduksi seksual merupakan kebutuhan dasar manusia, bila kebutuhan ini tidak  terpenuhi akan terjadi masalah dalam kehidupan klien. asalah ini akan menjadi stressor  yang akan meningkatkan kemungkinan terjadinya serangan asth ma.

(16)

&tress dan ketegangan emosional merupakan faktor instrinsik pencetus serangan asthma maka perlu dikaji penyebab terjadinya stres. 5rekuensi dan pengaruh terhadap kehidupan klien serta cara penanggulangan terhadap stresor.

 P#a tata ni#ai 'an ke!er4a-aan

edekatan klien pada sesuatu yang ia yakini dunia percayai dapat meningkatkan kekuatan ji"a klien. eyakinan klien terhadap )uhan Fang aha 1sa serta pendekatan diri  pada 6ya merupakan metode penanggulangan stres yang konstruktif.

).Pemeriksaan fisik 

• Stat%s kese*atan %m%m

erlu dikaji tentang kesadaran klien, kecemasan, gelisah, kelemahan suara bicara, tekanan darah nadi, frekuensi pernapasan yang meningkatan, penggunaan otot$otot pembantu  pernapasan sianosis batuk dengan lendir lengket dan posisi istirahat klien.

• Inte%men

ikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan pigmentasi, turgor kulit, kelembapan, mengelupas atau bersisik, perdarahan, pruritus, ensim, serta adanya bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis pada rambut di kaji "arna rambut, kelembaban dan kusam.

• Ke!a#a

ikaji tentang bentuk kepala, simetris adanya penonjolan, ri"ayat trauma, adanya keluhan sakit kepala atau pusing, vertigo kelang ataupun hilang kesadaran.

• Mata

Adanya penurunan ketajaman penglihatan akan menambah stres yang di rasakan klien. &erta ri"ayat penyakit mata lainya.

• Hi'%n

Adanya pernafasan menggunakan cuping hidung,rinitis alergi dan fungsi olfaktori .

• M%#%t 'an #arin

ikaji adanya perdarahan pada gusi. Eangguan rasa menelan dan mengunyah, dan sakit  pada tenggorok serta sesak atau perubahan suara.

• Le*er

ikaji adanya nyeri leher, kaku pada pergerakaan, pembesran tiroid serta penggunaan otot$otot pernafasan.

• T*rak  o +nspeksi

(17)

anteroposterior, retraksi otot$otot +nterkostalis, sifat dan irama pernafasan serta frek"ensi  peranfasan.

o alpasi

ada palpasi di kaji tentang kosimetrisan, ekspansi dan taktil fremitus.

o erkusi

ada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan diafragma menjadi datar dan rendah.

o Auskultasi.

)erdapat suara vesikuler yang meningkat disertai dengan e7pirasi lebih dari > detik atau lebih dari 7 inspirasi, dengan bunyi pernafasan dan @hee#ing.

• Kar'i2ask%#er

Dantung di kaji adanya pembesaran jantung atau tidak, bising nafas dan hyperinflasi suara jantung melemah. )ekanan darah dan nadi yang meningkat serta adanya pulsus  paradoksus.

• A'men

erlu di kaji tentang bentuk, turgor, nyeri, serta tanda$tanda infeksi karena dapat merangsang serangan asthma frek"ensi pernafasan, serta adanya konstipasi karena dapat nutrisi.

• Ekstrimitas

i kaji adanya edema e7tremitas, tremor dan tanda$tanda infeksi pada e7tremitas karena dapat merangsang serangan asthma,(;aura A.).':!.

1*). Pemeriksaan penun+ang 

 Pemeriksaan s!inmetri

emeriksaan ini dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator aerosol golongan adrenergik. eningkatan 51V atau 5V% sebanyak lebih dari 20= menunjukkan diagnosis asthma.

 Tes !r2kasi rkia#

ilakukan jika pemeriksaan spinometri internal. enurunan 51V, sebesar 20= atau lebih setelah tes provokasi dan denyut jantung B0$0 = dari maksimum di anggap bermakna  bila menimbulkan penurunan 158 '0 = atau lebih

(18)

/ntuk menunjukan adanya antibodi +g1 hipersensitif yang spesifik dalam tubuh

 Laratri%m

 Analisa gas darah (EA!

Hanya di lakukan pada serangan asthma berat karena terdapat hipoksemia, hyperkapnea, dan asidosis respiratorik,(arnen -.'B!.

etimpangan ventilasi dan perfusi (ketimpangan V*I! akibat obstruksi jalan nafas akan menimbulkan peningkatan selisih tekanan oksigen alveolar$arterial J(A$a! 32K yang  berkorelasi secara kasar dengan keparahan serangan. )ekanan oksigen arterial (a 32! kurang

dari ?0 mmHg bisa merupakan tanda suatu serangan akut atau keadaan yang menyulitkan. Hampir semua pasien asma yang mengalami serangan ringan hingga sedang$berat akan mengalami hiperventilasi dan mempunyai tekanan %32 arterial (a %32! kurang dari : mmHg. ada serangan berat atau yang berlangsung lama a %32 bisa meninggi sebagai akibat dari kombinasi obstruksi berat jalan nafas, perbandingan V*I yang tinggi menyebabkan peningkatan ventilasi, dan kelelahan otot$otot pernafasan. a %32 yang meninggi bisa merupakan tanda bagi kegagalan pernafasan yang sedang mengancam.

a %32 lebih besar dari >0 mmHg yang berkelanjutan dan disertai tanda$tanda lain asma berat, hendaknya dikelola dalam unit pera"atan intensif dengan evaluasi yang seksama untuk mengetahui perlu tidaknya diberikan intubasi atau ventilasi mekanik.

 &putum.

Adanya badan kreola adalah karakteristik untuk serangan Asthma yang berat, karena hanya reaksi yang hebat saja yang menyebabkan transudasi dari adema mukasa, sehingga terlepaslah sekelompok sel < sel epitel dari perlekatannya. ea"arnaan gram penting untuk  melihat adanya bakteri, diikuti kultur dan uji resistensi terhadap beberapa antibiotik.

 &el eosinofil

ada penderita status asthmatikus sel eosinofil dapat mencapai '000 < ':00 *mm  baik 

asthma +ntrinsik ataupun e7trinsik, sedangkan hitung sel eosinofil normal antara '00$ 200*mm. erbaikan fungsi paru disertai penurunan hitung jenis sel eosinofil menunjukkan

 pengobatan telah tepat.

 emeriksaan darah rutin dan kimia.

Dumlah sel leukosit lebih dari ':.000 terjadi karena adanya infeksi. &E3) dan &E) meningkat disebabkan karena kerusakkan hati akibat hipoksia atau hiperkapnea.

(19)

emeriksaan radiologi dilakukan untuk menyingkirkan adanya proses patologik diparu atau komplikasi asthma seperti pneumothorak, pneumomediastinum, atelektosis dan lain

 E#ektrkar'iram

erubahan 1E didapat pada :0= penderita &tatus Asthmatikus, ini karena hipoksemia, perubahan pH, hipertensi pulmunal dan beban jantung kanan . &inus takikardi sering terjadi pada asthma.

b. Analisa data

ata yang dikumpulkan harus dianalisa untuk menentukan masalah klien. Analisa data merupakan proses intelektual yang meliputi pengelompokan data, mengidentifikasi kesenjangan dan menentukan pola dari data yang terkumpul serta membandingkan susunan atau kelompok data dengan standart nilai normal, menginterprestasikan data dan akhirnya membuat kesimpulan. Hasil dari analisa adalah pernyataan masalah kepera"atan.

5. DIAGNOSA KEPERAWATAN

iagnosa kepera"atan adalah pernyataan yang menjelaskan status kesehatan atau masalah aktual atau potensial. era"at memakai proses kepera"atan dalam mengidentifikasi dan mensintesis data klinis dan menentukan intervensi kepera"atan untuk mengurangi, menghilangkan atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung ja"abnya. -erikut adalah diagnosa kepera"atan yang sering muncul pada klien status astmatikus

a.etidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan sekresi kental peningkatan  produksi mukus dan bronkospasme.

 b.etidak efektifan pola nafas yang berhubungan dengan distensi dinding dada dan kelelahan akibat kerja pernafasan.

c. Ansietas yang berhubungan dengan sulit bernafas dan rasa takut sufokasi. (;indajual %200 d.erusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan retensi %32, peningkatan sekresi,

 peningkatan kerja pernafasan dan proses penyakit.

e.8esiko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan laju metabolik tinggi, dipsnea saat makan dan ansietas.

f.Hipoksemia, emosi terfokus pada pernafasan dan apnea tidur.

g.8esiko tinggi ketidak patuhan yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi dan pera"atan diri saat pulang.

(20)

&etelah pengumpulan data klien, mengorganisasi data dan menetapkan diagnosis kepera"atan maka tahap berikutnya adalah perencanaan . ada tahap ini pera"at membuat rencana pera"atan dan menentukan pendekatan apa yang digunakan untuk memecahkan masalah klien. Ada tiga pase pada tahap perencanaan yaitu menentukan prioritas , menentukan tujuan dan merencanakan tindakan kepera"atan.

erencanaan dari diagnosis < diagnosis kepera"atan diatas adalah sebagai berikut

1.Ketidak efektifan +alan nafas yang berhubungan dengan sekresi kental peningkatan  produksi mukus bronkospasme.

)ujuan 

Dalan napas menjadi efektif.

riteria Hasil :

a.menentukan posisi yang nyaman sehingga memudahkan peningkatan pertukaran gas.  b.dapat mendemontrasikan batuk efektif 

 c.dapat menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi  d.tidak ada suara nafas tambahan

 8encana tindakan

a.aji "arna, kekentalan dan jumlah sputum

 8* arakteristik sputrum dapat menunjukkan berat ringannya obstruksi  b.+nstruksikan klien pada metode yang tepat dalam mengontrol batuk.

8* -atuk yang tidak terkontrol melelahkan dan inefektif serta menimbulkan frustasi c.Ajarkan klien untuk menurunkan viskositas sekresi

8* &ekresi kental sulit untuyk dikeluarkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus yang dapat menimbulkan atelektasis.

(21)

8* -erkurangnya suara tambahan setelah tindakan menunjukan keberhasilan

e.;akukan fisioterapi dada dengan tehnik drainage postural,perkusi dan fibrasi dada. 8* 5isioterpi dada merupakan strategi untuk mengeluarkan sekret.

f.orong dan atau berikan pera"atan mulut

8* Hygiene mulut yang baik meningkatkan rasa sehat dan mencegah bau mulut.

2.Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan distensi dinding dada, dan kelelahan akibat peningkatan ker+a pernafasan.

)ujuan 

lien akan mendemontrasikan pola nafas efektif 

 riteria hasil 

a. 5rekuensi nafas yang efektif dan perbaikan pertukaran gas pada paru

 b. enyatakan faktor penyebab dan cara adaptif mengatasi faktor$faktor tersebut.

 8encana tindakan

a. onitor frekuensi, irama dan kedalaman pernafasan

8* )akipnea, irama yang tidak teratur dan bernafas dangkal menunjukkan pola nafas yang tidak efektif 

 b. osisikan klien dada posisi semi fo"ler 

8* osisi semi fo"ler akan menurunkan diafragma sehingga memberikan pengembangan  pada organ paru

c.Alihkan perhatian individu dari pemikiran tentang keadaan ansietas dan ajarkan cara  bernafas efektif 

8* Ansietas dapat menyebabkan pola nafas tidak efektif  d.inimalkan distensi gaster 

8* istensi gaster dapat menghambat kontraksi diafragma e. aji pernafasan selama tidur

8* Adanya apnea tidur menunjukkan pola nafas yang tidak efektif  f. Fakinkan klien dan beri dukungan saat dipsnea

8* 8asa ragu<ragu pada klien dapat menghambat komunikasi terapeutik.

6.  Ansietas yang berhubungan dengan sulit bernafas dan rasa takut sufokasi.

 )ujuan 

(22)

 riteria hasil 

a.lien mampu menggambarkan ansietas dan pola fikirnya.

 b. unghubungkan peningkatan psikologi dan kenyaman fisiologis.

c.enggunakan mekanisme koping yang efektif dalam menangani ansietas.

 8encana tindakan.

a. aji tingkat ansietas yang dialami klien.

8* engetahui tinggkat kecemasan untuk memudahkan dalam perencanaan tindakan selanjutnya.

 b. aji kebiasaan keterampilan koping.

8* enilai mekanisme koping yang telah dilakukan serta mena"arkan alternatif koping yang  bisa di gunakan.

c. -eri dukungan emosional untuk kenyamanan dan ketentra man hati.

8* ukungan emosional dapat memantapkan hati untuk mencapai tujuan yang sama. d. +mplementasikan teknik relaksasi.

8* 8elaksasi merupakan salah satu metode menurunkan dan menghilangkan kecemasan e. Delaskan setiap prosedur tindakan yang akan dilakukan.

8* emahaman terhadap prosedur akan memotifasi klien untuk lebih kooperatif. f. ertahankan periode istirahat yang telah di rencanakan.

8* /ntuk memudahkan bernafas dan mencegah atelektasis

#.Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan retensi -' 2 , peningkatan sekresi,

 peningkatan pernafasan, dan proses penyakit.

 )ujuan 

lien akan mempertahankan pertukaran gas dan oksigenasi adekuat.

 reteria hasil 

a.5rekuensi nafas '? < 20 kali*menit  b.5rekuensi nadi ?0 < '20 kali*menit

c.@arna kulit normal, tidak ada dipnea dan EA dalam batas normal

 8encana tindakan

a.antauan status pernafasan tiap > jam, hasil EA, pemasukan dan haluaran

8* /ntuk mengidentifikasi indikasi kearah kemajuan atau penyimpangan dari hasil klien  b. )empatkan klien pada posisi semi fo"ler 

(23)

c. -erikan terapi intravena sesuai anjuran

8* /ntuk memungkinkan rehidrasi yang cepat dan dapat mengkaji keadaan vaskular untuk   pemberian obat < obat darurat.

d. -erikan oksigen melalui kanula nasal > l*mt selanjutnya sesuaikan dengan hasil a32

8* emberian oksigen mengurangi beban otot < otot pernafasan

e. -erikan pengobatan yang telah ditentukan serta amati bila ada tanda < tanda toksisitas 8* engobatan untuk mengembalikan kondisi bronkus seperti kondisi sebelumnya.

8. IMPLEMENTASI

+mplementasi merupakan pelaksanaan perencanaan kepera"atan oleh pera"at . &eperti tahap$tahap yang lain dalam proses kepera"atan,fase pelaksanaan terdiri dari  beberapa kegiatan antara lain 

Validasi (pengesahan! rencana kepera"atan

enulis* mendokumentasikan rencana kepera"atan

emberikan asuhan kepera"atan

 elanjutkan pengumpulan data

9. E7ALUASI

1valuasi merupakan langkah terakhir dalam proses kepera"atan yang merupakan kegiatan sengaja dan terus menerus yang melibatkan klien pera"at dan anggota tim kesehatan lainnya.

)ujuan evaluasi adalah 

• /ntuk menilai apakah tujuan dalam rencana pera"atan tercapai atau tidak  • /ntuk melakukan pengkajian ulang

• /ntuk dapat menilai apakah tujuan ini tercapai atau tidak dapat dibuktikan dengan

 prilaku klien

•   )ujuan tercapai jika klien mampu menunjukkan prilaku sesuai dengan pernyataan

tujuan pada "aktu atau tanggal yang telah ditentukan

• )ujuan tercapai sebagian jika klien telah mampu menunjukkan prilaku, tetapi tidak 

(24)

• )ujuan tidak tercapai jika klien tidak mampu atau tidak mau sama sekali menunjukkan

(25)

DAFTAR PUSTAKA http**""".melindahospital.com*modul*user*detailLartikel.phpMidGB>BL+bu$Hamil$enderita$ Asma http**""".akhlakislam.com*religion*laporan$kasus$asma$bronkial.htm http**ebdosama.blogspot.com*200*0*asma$bronkial.html http**theri#kikepera"atan.blogspot.com*200*0:*laporan$pendahuluan$asma.html

arnen E. -arata"idjaya, &amsuridjal. (2000!. edoman enatalaksanaan Asma -ronkial. %V +nfomedika Dakarta.

uhamad Amin. Hood Alsagaff. @.-.. )aib &aleh. (2002!. engantar +lmu enyakit aru. Airlangga /niversity ress.

;ynda Duall %arpenito$oyet. (200?!. -uku &aku iagnosis epera"atan, 1disi '0. 1E%  Dakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Gangguan pola napas tidak efektif b/d berhubung adanya penumpukan sekret di jalan napas, yang ditandai dengan: DS :. - Klien mengeluh

Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan

Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik saluran napas yang menyebabkan hipereaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang

Asma pada kehamilan pada umumnya tidak mempengaruhi janin, namun serangan asma berat dan asma yang tak terkontrol dapat menyebabkan hipoksemia ibu sehingga berefek pada

Asma dipengaruhi oleh dua faktor yaitu genetik dan lingkungan, mengingat patogenesisnya tidak jelas, asma didefinisikan secara deskripsi yaitu penyakit inflamasi kronik saluran

Dari ketiga pendapat tersebut dapat diketahui bahwa asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai

Asma merupakan penyakit inflamasi kronis yang diakibatkan oleh hiperesponsif jalan napas dan menyebabkan episodik berulang berupa mengi atau wheezing, sesak

19 Infiltrasi eosinofil pada rinitis alergi dan asma dapat timbul akibat pelepasan berbagai mediator dan sitokin dari sel mast, limfosit T, sel epitel dan kalau dari