• Tidak ada hasil yang ditemukan

WABAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WABAH"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

WABAH /KEJADIAN LUAR BIASA WABAH /KEJADIAN LUAR BIASA

(“DISEASE OUTBREAKS”) (“DISEASE OUTBREAKS”)

(2)

WABAH /KEJADIAN LUAR BIASA WABAH /KEJADIAN LUAR BIASA

(“DISEASE OUTBREAKS”) (“DISEASE OUTBREAKS”)

INTRODUKSI INTRODUKSI •

• Epidemi Epidemi digambarkan digambarkan sebagai sebagai suatu suatu keadaankeadaan dimana terjadi kenaikan frekwensi penyakit dimana terjadi kenaikan frekwensi penyakit yang dram

yang dramatis atis pada suatu pada suatu populasi populasi dalam pedalam perioderiode waktu tertentu

waktu tertentu •

• Kondisi dimana frekwensi penyakit dalam keadaanKondisi dimana frekwensi penyakit dalam keadaan biasa/normal selama periode waktu tertentu

biasa/normal selama periode waktu tertentu digambarkan sebagai kondisi endemis

digambarkan sebagai kondisi endemis frekwensi penyakit disebut sebagai frekwensi penyakit disebut sebagai endemik rate

(3)

• Bila terjadi peningkatan yang dramatis melampaui endemik rate maka terjadi epidemik rate

terjadi kondisi epidemi

time I  N C I D E  N C E endemic rate

(4)

• Bila epidemi terjadi tiba-tiba /dalam waktu yang relatif singkat

• dalam area geografis yang terbatas maka

digunakan istilah “ disease outbreak” atau KLB /kejadian luar biasa

• Kedaruratan dalam KLB adalah

• perlu penanganan segera terhadap kasus, • menemukan kausa (agent) dari KLB,

• mengupayakan tindakan pencegahan agar KLB tidak meluas

• Pada banyak kondisi KLB , gambaran klinis yang muncul pada pasien-pasien yang terkena KLB sering dapat mengarahkan petugas kepada kausa (agent) dari terjadinya KLB

(5)

• Idealnya, pemilihan atas strategi kontrol yang akan dilakukan hendaknya berdasarkan pengetahuan atas :

• agen kausa

• sumber dari mana berasalnya agen • cara transmisi dari agen

• Pada keadaan tertentu petugas tidak dapat mengarah kepada kausa (agent) terjadinya KLB

• akibatnya petugas tidak mempunyai hipotesa kerja tentang kausa dari KLB

• Fase pertama yang diperlukan adalah

• segera melakukan pengumpulan data yang berisi informasi dekriptif dasar tentang KLB tersebut

untuk memperoleh gambaran karakteristik  dari penyakit dan pola kejadiannya

(6)

• Perkembangan dan bertahannya KLB suatu penyakit membutuhkan tiga karakteristik berikut ini :

• Adanya agen kausa dalam jumlah cukup untuk  dapat mengenai orang banyak 

• Adanya model transmisi yang cocok/sesuai dari agen kausa kepada orang-orang yang peka

• Jumlah yang adekuat dari orang-orang yang terpapar dengan agen kausa

pathogen oooooooo oooooooo oooooooo oooooooo oooooooo oooooooo oooooooo Mode of transmission Succeptible persons

(7)

• Beberapa KLB dari suatu penyakit bersifat

“self -limited” dan berakhir tanpa adanya suatu intervensi

• Pada kondisi lain KLB dari suatu penyakit dapat berlanjut terus, kecuali bila ada penanganan

atau intervensi untuk mencegah penyebaran lebih lanjut

• Strategi yang efektif untuk mengontrol KLB tersebut dapat menggunakan satu atau lebih pendekatan/ cara dibawah ini :

1. Eliminasi sumber agen

2. Blokade proses transmisi dari agen

3. Eliminasi dari orang-orang yang peka ataupun yang sudah sakit (dengan vaksinasi

(8)

MODEL EPIDEMI/KLB BERDASARKAN PENYEBARAN AGEN PENYAKIT

•Ada dua model transmisi yang paling sering untuk  KLB suatu penyakit

1. Penyebaran dari orang ke orang (person-to-person) 2 .Penyebaran berasal dari satu sumber yang sama

(common-source)

Penyebaran dari orang ke orang :

• Nama lain person-to person epidemic, propagated epidemic

• Sesuai dengan namanya penyebaran penyakit terjadi bilamana agen kausa ditularkan baik  langsung ataupun tidak langsung dari seseorang ke orang lain

(9)

• Trend dari orang yang terkena penyakit, • semakin bertambahnya waktu semakin

meningkat jumlahnya

• diikuti penurunan frekwensi bila orang yang peka terhadap agen tersebut telah semakin sedikit jumlahnya

• Beberapa aspek penyebaran penyakit secara person-to-person :

• Generation time

interval waktu antara saat host terinfeksi sampai saat host tersebut mempunyai

kemampuan maksimal untuk menularkan ke orang lain.

(10)

• Herd immunity

merupakan istilah untuk menunjukkan bahwa imunitas suatu komunitas sedemikian baiknya sehingga terjadi resistensi pada komunitas

tersebut terhadap invasi dan penyebaran suatu agen penyakit

hal tersebut dapat terjadi karena terdapat proporsi yang tinggi dari orang-orang yang immun terhadap agen yang bersangkutan di komunitas tersebut

• Secondary attack 

merupakan jumlah kasus baru yang berkembang menjadi sakit diantara anggota populasi

(11)

• Contoh person-to-person epidemic:

• Penyakit TBC adalah penyakit yang pola

penyebarannya bersifat dari satu orang ke orang yang lain

• Penyelidikan terhadap KLB penyakit TBC

dilakukan terutama untuk mendapatkan

• kasus inisial/pertama dan

• kasus-kasus berikutnya ang terjadi diantara

orang-orang yang dekat dengan orang

• Penyebaran epidemi secara person-to-person,

• dapat juga pada penyakit non infeksi,

misalnya penyakit-penyakit yang ada kaitannya dengan perilaku.

(12)

• Kontrol yang efektif untuk mengatasi KLB ini

antara lain adalah :

• melakukan isolasi terhadap kasus inisial

sampai orang tersebut tidak lagi dapat menularkan penyakitnya

• melakukan pengobatan terhadap kasus inisial

• mencegah penularan selanjutnya

• memberikan anti TBC preventif untuk orang-orang

yang sering melakukan kontak secara dekat dengan kasus inisial

• memberikan vaksinasi pada anak-anak /orang

(13)

Penyebaran berasal dari satu sumber yang sama (common source)

• Penyebaran secara “common source” terjadi bila

agen kausa ditransmisikan ke orang-orang melalui suatu lingkungan/kondisi yang sama

• Terjadi peningkatan jumlah kasus dalam periode

waktu yang singkat, diikuti pula dengan penurunan kasus dengan cepat, setelah orang-orang yang

terpapar agen mendapat pengobatan

• KLB seperti ini dapat berulang lagi bila agen

penyakit pada sumber penyakit tidak dieliminasi

• Contoh : makanan yang terkontaminasi dapat

menjadi sumber agen penyakit misal bakteri patogen bagi orang-orang yang memakan makanan tersebut

(14)

• Kontrol yang cocok untuk KLB tipe ini adalah :

• Eliminasi /membuang makanan yang terkontaminasi • Melakukan pemeriksaan laboratoris terhadap

sisa makanan masih yang ada untuk menentukan agen kausa

• Memberi pengobatan pada kasus yang telah sakit

• Penyebaran cara “common source” ini tidak terbatas untuk penyakit-penyakit infeksi saja,

• tapi juga dapat untuk penyakit-penyakit bukan infeksi, sebagai contoh :

• kontaminasi bahan kimiawi pada air, udara dapat menyebabkan KLB

(15)

GARIS BESAR LANGKAH-LANGKAH INVESTIGASI WABAH /KLB

Analisis awal

• Verifikasi diagnose :

• Lakukan pemeriksaan klinis dan laboratoris

untuk menegakkan diagnosis

• Tetapkan definisi operasional dari “kasus”

klasifikasi berdasarkan gejala dan tanda-tanda penyakit serta pemeriksaan laboratorium

• Verifikasi adanya wabah / KLB :

• Pastikan adanya KLB dengan membandingkan

frekwensi penyakit dengan frekwensi rata-rata sebelumnya

(16)

• Deskripsikan kejadian KLB berdasarkan

“when-where-who” Waktu-Tempat-Orang

• Formulasikan suatu hipotesis :

• Identifikasikan tipe dari KLB apakah

• “common source” epidemi atau

• “person-to-person” epidemi

• Gunakan data deskritif “when-where-who”

diatas untuk :

• menentukan populasi mana yang mempunyai

resiko tinggi

(17)

• Lakukan uji statistik 

• Lebih baik kalau penemuan hasil penelitian

epidemiologis tadi dikonfirmasikan dengan pemeriksaan laboratoris

• Bandingkan kelompok yang terkena penyakit

(kasus) dan kelompok sehat (kontrol) dalam kaitannya dengan keterpaparannya dengan agen yang dicurigai

(18)

Penyelidikan lebih lanjut yang mungkin dilakukan serta analisanya

• Pengamatan yang lebih teliti terhadap ditemukannya

kasus-kasus yang berobat pada dokter-dokter praktek  atau rumah sakit di area mana KLB terjadi

• Pengamatan yang lebih intensif terhadap kasus-kasus

yang ringan yang diduga kontak dengan sumber penyakit (pemeriksaan laboratoris)

• Kumpulkan hasilnya dan lakukan analisa

•Ambil suatu keputusan mengenai hipotesa

yang dipertimbangkan diatas.

• melalui kesimpulan dari semua fakta yang

dikumpulkan selama penyelidikan

harus konsisten dengan hipotesa yang dibuat pertama kali

(19)

Melaporkan hasil investigasi

• Pada akhir investigasi laporan harus dibuat dan diserahkan kepada yang berkepentingan (biasanya dinas kesehatan setempat)

• Laporan pada umumnya berisi :

• Pembahasan faktor-faktor resiko yang menyebabkan terjadinya KLB

• Evaluasi dari upaya pengontrolan terhadap KLB • Rekomendasi untuk pencegahann pada KLB

(20)

PERLUKAH DILAKUKAN INVESTIGASI PADA SEMUA KLB

• Tidak semua KLB perlu dilakukan penyelidikan

dan tindakan khusus.

• Dalam mengambil keputusan untuk melakukan

penyelidikan atau tidak perlu dipertimbangkan hal-hal dibawah ini :

1. Jumlah kasus yang terkena KLB

2. Adanya gejala-gejala klinis yang berat and tidak biasa

3. Tidak ada keterangan yang jelas mengenai pola kejadian penyakit

4. Diperlukan implementasi kontrol yang tepat 5. Dapat memberikan kontribusi kepada ilmu

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini direkomendasikan kepada orang tua, guru maupun peneliti selanjutnya, bahwa orang tua dapat peka menentukan pola asuh yang diterapkan sesuai dengan kondisi anak

Menurut Kriyantono (2006), sampling purposive merupakan teknik yang digunakan seorang peneliti untuk menyeleksi orang-orang yang dianggap cocok untuk tujuan riset sesuai

Agen Pembayaran adalah KSEI yang telah ditunjuk oleh Perseroan sesuai dengan Perjanjian Agen Pembayaran, dimana KSEI berkewajiban membantu melaksanakan pembayaran

4.27 Jumlah Penderita Cacat dan Kelas Indeks Rasio Orang Cacat Kecamatan Batujaya……….. 4.76 Hasil Analisis Indeks Penduduk Terpapar

Hasil penelitian tentang faktor risiko terpapar asap obat nyamuk bakar dengan kejadian PPOK pada Pasien Poli Paru RSUD Bahteramas dengan jumlah sampel 105 orang

▪ Melakukan pengawasan alat angkut, orang dan barang yaitu Jumlah alat angkut yang diperiksa; 2.532 alat angkut yang terdiri dari alat angkut kapal sebanyak 2.279 kapal dengan

Pada kasus susu mentah atau susu yang menurut dugaan dipasteurisasi, untuk orang yang peka, dengan jumlah bakteri kurang dari 1000-pun dapat menyebabkan

Sesuai hasil penggunaan model transmisi yang ada terhadap data pengujian menunjukkan hasil prediksi yang kurang akurat, maka perlu dikembangkan perumusan model