• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DATA DAN ANALISA. - Wawancara dengan pasien Lupus. - Buku referensi Aku dan Lupus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II DATA DAN ANALISA. - Wawancara dengan pasien Lupus. - Buku referensi Aku dan Lupus"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DATA DAN ANALISA

2.1 Data

Data- data yang ada diperoleh melalui:

- Wawancara dengan pasien Lupus

- Buku referensi “Aku dan Lupus”

- Literatur dari Internet

2.1.1 Asal Nama Lupus

Istilah Lupus berasal dari bahasa Latin yang berarti anjing hutan maupun serigala. Dalam bahasa Latin, kata erythematosus berarti kemerah-merahan. Pada saat itu, penyakit kelainan kulit kemerahan di sekitar hidung dan pipi ini diperkirakan karena gigitan anjing hutan. Oleh karena itu, penyakit ini diberi nama Lupus. Dalam istilah kedokteran, lupus dikenal dengan sebutan systemic lupus erythematosus (SLE). 2.1.2 Sejarah Lupus

2.1.2.1 Periode Klasik

Penjelasan klasik ciri Lupus secara dermatologis dibuat oleh tiga orang. Thomas Bateman, seorang siswa dermatologis dari Inggris adalah orang pertama yang mengenalkannya pada awal abad ke 19. Selanjutnya, Cazenave, seorang siswa dermatologis Prancis pada pertengahan abad ke 19 dan Moriz Kaposi, siswa dan menantu dari dermatologis Australia, Ferdinant von Hebra di akhir abad ke-19.

(2)

Di kalangan kedokteran, jenis penyakit ini dikenal sejak tahun 1828, melalui seorang dokter kulit dari Perancis bernama Laurent Biett. Awalnya, penyakit ini dianggap sebagai penyakit kulit biasa. Gejalanya, timbul kemerahan di wajah, serta umumnya di sekitar hidung dan pipi. Pada tahun 1833, Cazenave menamakan penyakit dengan gejala tersebut sebagai erythema centrufugum. Istilah itu berkembang menjadi

penyebaran ruam yang menyerupai kupu-kupu di wajah (butterfly rash) yang diterbitkan pertama kali di Von Hebra tahun 1846. Tahun 1856, gejala kemerah-merahan di wajah tersebut akhirnya digambarkan sebagai lupus erythematosus.

2.1.2.2 Periode Neoklasik

Pada era ini, lupus dikenal tahun 1872, yaitu ketika Kaposi pertama kali menjelaskan sifat sistemik. Menurut Kaposi, ada dua jenis erythematosus yang berbentuk diskoid dan menyebar. Berikut ini gejala dari bentuk yang menyebar itu.

- Benjolan di bawah kulit

- Pembesaran kelenjar getah bening

- Demam

- Kehilangan Berat Badan

- Anemia

Pada tahun 1851, Moriz Kaposi, seorang dokter kulit yang pertama kali mendeteksi penyakit ini menyatakan bahwa selain mengalami kelainan di kulit, sebagian pasien lupus juga menunjukkan

(3)

kelainan pada organ-organ di dalam tubuhnya. Selanjutnya, di tahun 1890 an, Sir William Osler, seorang dokter dari Amerika, melihat bahwa SLE juga menyerang organ tubuh bagian dalam tanpa da kelainan di kulit. 2.1.2.3 Periode modern

Pada tahun 1948, Dr. Malcolm Hargraves dari klinik Mayo di Amerika melaporkan lebih rinci mengenai sel lupus erythematosus (LE). Penelitian itu mengindikasikan adanya sel LE di dalam darah pasien lupus yang akhirnya disebut sebagai sel. Penemuan ini menjadi pembuka jalan untuk menemukan lebih banyak kasus LE.

Dari penelitian ini ditemukan kenyataan lain yang menarik. Antibodi yang pada tubuh normal berfungsi untuk menyerang kuman, pada pasien lupus justru produksinya meningkat secara berlebihan hingga menyerang organ tubuh yang sehat tanpa bisa dikendalikan.

Seiring perjalan waktu, penyakit ini lebih populer sebagai “penyakit seribu wajah” karena gejalanya sangat beragam, menyerupai demam dan kadang seperti tifus. Gejala yang muncul tidak berdiri sendiri sebagai gejala dan bentuk penyakit lupus. Hal ini terus berkembang perlahan-lahan selama beberapa tahun dengan gejala dan keluhan yang beragam. Akhirnya, penyakit lupus diketahui tidak hanya menyerang bagian kulit luar, tetapi juga hampirseluruh organ tubuh bagian dalam. 2.1.3 Penjelasan Singkat mengenai Lupus

Hingga kini lupus masih dianggap penyakit misterius. Meskipun penyakit ini sudah terdeteksi selama 150 tahun lebih, tetapi belum

(4)

diketahui secara pasti penyebab dan cara penyembuhannya secara tuntas. Selama ini, upaya yang dilakukan tim medis sebatas menekan dan

mengurangi gejala lupus, juga belum ada dokter ahli atau spesialisasi di bidang penyakit ini. Bahkan, rumah sakit yang khusus menangani

penyakit ini belum tersedia karena masih sebatas rumah sakit atas rujukan dokter setempat. Kondisi demikian membuat lupus dianggap sebagai penyakit autoimmune yang paling menonjol beberapa tahun belakangan ini.

Lupus merupakan penyakit kronik (menahun). Lupus juga dikenal sebagai penyakit autoimmune ( immune = kekebalan / perlindungan, auto = terhadap jaringan tubuh sendiri ).

Pada manusia normal, sistem kekebalan tubuh biasanya akan membuat antibodi yang fungsinya melindungi tubuh dari berbagai macam serangan virus, kuman, bakteri, maupun benda asing lainnya (antigens).

Pada penyakit autoimmune seperti lupus, sistem kekebalan seperti kehilangan kemampuan melihat perbedaan antara substansi asing dengan sel maupun jaringan tubuhnya sendiri. Pada lupus, produksi antibodi yang seharusnya normal menjadi berlebihan. Akibatnya, antibodi ini tidak lagi berfungsi untuk menyerang virus, kuman, atau bakteri yang ada di dalam tubuh, tetapi justru menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan

tubuhnya sendiri. Antibodi seperti ini disebut auto antibodi. Ia bereaksi dengan antigen membentuk immune complex.

(5)

Immune complekses yang terdapat dalam jaringan dapat menyebabkan peradangan, luka pada jaringan, dan rasa sakit. Sistem kekebalan seperti ini tidak mengenal teman ataupun lawan.

Lupus dikatakan great imitator alias peniru ulung karena menyerupai penyakit lain (mimikri). Lupus juga bukan Cuma satu jenis penyakit “yang bermukim” di sana, tetapi cukup banyak dan sangat heterogen.

Gejala lupus mulai dari ringan sampai berat. Ada beberapa orang yang bisa hidup bersama penyakit ini dengan ringan sehingga tanpa masalah, asalkan ia mengikuti aturan dokter dan mengonsumsi obat dengan baik. Namun, lupus juga bisa menjadi masalah serius jika sudah sampai pada tahap berat. Tidak jarang lupus pun dapat menimbulkan kematian.

2.1.4 Gejala-gejala Lupus

Tidak mudah mnengenali lupus karena kehadirannya tidak disertai dengan tanda khas seperti penyakit lain. Sulitnya mengenali lupus sejak awal, membuat penyakit ini tidak mudah dikenali.

Jika dibilang bahwa cara lupus “berkenalan” dengan tubuh begitu licik, agaknya anggapan itu menjadi benar. Betapa tidak, tiba-tiba saja si lupus sudah “bersarang” dalam tubuh, tanpa tahu kapan ia masuk dan asal kehadirannya. Awal mulanya penyakit ini datang tidak mudah diketahui, bahkan oleh dokter sekalipun.

(6)

Jumlah dan jenis antibodi pada lupus, lebih besar dibandingkan dengan pada penyakit lain, dan antibodi ini (bersama dengan faktor lainnya yang tidak diketahui) menentukan gejala mana yang akan berkembang. Karena itu, gejala dan beratnya penyakit, bervariasi pada setiap penderita.

Perjalanan penyakit ini bervariasi, mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit yang berat. Gejala pada setiap penderita berlainan, serta ditandai oleh masa bebas gejala (remisi) dan masa kekambuhan (eksaserbasi).

Pada awal penyakit, lupus hanya menyerang satu organ, tetapi di kemudian hari akan melibatkan organ lainnya.

- Otot dan kerangka tubuh

Hampir semua penderita lupus mengalami nyeri persendian dan

kebanyakan menderita arthritis. Persendian yang sering terkena adalah persendian pada jari tangan, tangan, pergelangan tangan dan lutut. Kematian jaringan pada tulang panggul dan bahu sering merupakan penyebab dari nyeri di daerah tersebut.

- Kulit

Pada 50% penderita ditemukan ruam kupu-kupu pada tulang pipi dan pangkal hidung. Ruam ini biasanya akan semakin memburuk jika terkena sinar matahari.

Ruam yang lebih tersebar bisa timbul di bagian tubuh lain yang terpapar oleh sinar matahari.

(7)

- Ginjal

Sebagian besar penderita menunjukkan adanya penimbunan protein di dalam sel-sel ginjal, tetapi hanya 50% yang menderita nefritis lupus (peradangan ginjal yang menetap).

Pada akhirnya bisa terjadi gagal ginjal sehingga penderita perlu menjalani dialisa atau pencangkokkan ginjal.

- Sistem saraf

Kelainan saraf ditemukan pada 25% penderita lupus. Yang paling sering ditemukan adalah disfungsi mental yang sifatnya ringan, tetapi kelainan bisa terjadi pada bagian manapun dari otak, korda spinalis maupun sistem saraf. Kejang, psikosa, sindroma otak organik dan sakit kepala merupakan beberapa kelainan sistem saraf yang bisa terjadi. - Darah

Kelainan darah bisa ditemukan pada 85% penderita lupus.

Bisa terbentuk bekuan darah di dalam vena maupun arteri, yang bisa menyebabkan stroke dan emboli paru. Jumlah trombosit berkurang dan tubuh membentuk antibodi yang melawan faktor pembekuan darah, yang bisa menyebabkan perdarahan yang berarti. Seringkali terjadi anemia akibat penyakit menahun.

- Jantung

Peradangan berbagai bagian jantung bisa terjadi, seperti perikarditis, endokarditis maupun miokarditis. Nyeri dada dan aritmia bisa terjadi sebagai akibat dari keadaan tersebut.

(8)

- Paru-paru

Pada lupus bisa terjadi pleuritis (peradangan selaput paru) dan efusi pleura (penimbunan cairan antara paru dan pembungkusnya).

Akibat dari keadaan tersebut sering timbul nyeri dada dan sesak nafas. Gejala dari penyakit lupus:

- demam - lelah

- merasa tidak enak badan - penurunan berat badan - ruam kulit

- ruam kupu-kupu

- ruam kulit yang diperburuk oleh sinar matahari - sensitif terhadap sinar matahari

- pembengkakan dan nyeri persendian - pembengkakan kelenjar

- nyeri otot

- mual dan muntah - nyeri dada pleuritik - kejang

- psikosa.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan: - hematuria (air kemih mengandung darah) - batuk darah

(9)

- mimisan

- gangguan menelan - bercak kulit

- bintik merah di kulit

- perubahan warna jari tangan bila ditekan - mati rasa dan kesemutan

- luka di mulut - kerontokan rambut - nyeri perut

- gangguan penglihatan. 2.1.5 Diagnosa

Diagnosis lupus ditegakkan berdasarkan ditemukannya 4 dari 11 gejala lupus yang khas, yaitu:

1. Ruam kupu-kupu pada wajah (pipi dan pangkal hidung)

2. Ruam pada kulit

3. Luka pada mulut (biasanya tidak menimbulkan nyeri)

4. Cairan di sekitar paru-paru, jantung, dan organ lainnya

5. Arthritis (artritis non-erosif yang melibatkan 2 atau beberapa sendi perifer, dimana tulang di sekitar persendian tidak mengalami kerusakan)

6. Kelainan fungsi ginjal

(10)

- adanya elemen abnormal dalam air kemih yang berasal dari sel darah merah/putih maupuan sel tubulus ginjal

7. Fotosensitivitas (peka terhadap sinar matahari, menyebabkan pembentukan atau semakin memburuknya ruam kulit)

8. Kelainan fungsi saraf atau otak (kejang atau psikosa) 9. Hasil pemeriksaan darah positif untuk antibodi antinuklear 10. Kelainan imunologis (hasil positif pada tes anti-DNA rantai

ganda, tes anti-Sm, tes antibodi antifosfolipid; hasil positif palsu untuk tes sifilis)

11. Kelainan darah

- Anemia hemolitik atau

- Leukopenia (jumlah leukosit <4000 sel/mm³) atau - Limfopenia (jumlah limfosit < 1500 sel/mm³) atau - Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ mm³).

Pemeriksaan untuk menentukan adanya penyakit ini bervariasi, diantaranya:

1. Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya antibodi

antinuklear, yang terdapat pada hampir semua penderita lupus. Tetapi antibodi ini juga juga bisa ditemukan pada penyakit lain. Karena itu jika menemukan antibodi antinuklear, harus dilakukan juga pemeriksaan untuk antibodi terhadap DNA rantai ganda. Kadar yang tinggi dari kedua antibodi ini hampir spesifik untuk

(11)

lupus, tapi tidak semua penderita lupus memiliki antibodi ini. Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar komplemen (protein yang berperan dalam sistem kekebalan) dan untuk menemukan antibodi lainnya, mungkin perlu dilakukan untuk memperkirakan aktivitas dan lamanya penyakit.

2. Ruam kulit atau lesi yang khas

3. Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditis

4. Pemeriksaan dada dengan bantuan stetoskop menunjukkan adanya

gesekan pleura atau jantung

5. Analisa air kemih menunjukkan adanya darah atau protein

6. Hitung jenis darah menunjukkan adanya penurunan beberapa jenis

sel darah 7. Biopsi ginjal

8. Pemeriksaan saraf.

2.1.6 Pengobatan

Jika gejala lupus disebabkan karena obat, maka menghentikan penggunaan obat bisa menyembuhkannya, walaupun diperlukan waktu berbulan-bulan.

Penyakit yang ringan (ruam, sakit kepala, demam, arthritis, pleuritis, perikarditis) hanya memerlukan sedikit pengobatan.

Untuk mengatasi arthritis dan pleurisi diberikan obat anti peradangan non-steroid. Untuk mengatasi ruam kulit digunakan krim

(12)

kortikosteroid. Untuk gejala kulit dan arthritis kadang digunakan obat anti malaria (hydroxycloroquine).

Jika penderita sangat sensitif terhadap sinar matahari, sebaiknya pada saat bepergian menggunakan tabir surya, pakaian panjang ataupun kacamata.

Penyakit yang berat atau membahayakan jiwa penderitanya (anemia hemolitik, penyakit jantung atau paru yang meluas, penyakit ginjal, penyakit sistem saraf pusat) seringkali perlu ditangani oleh ahlinya.

Untuk mengendalikan berbagai manifestasi dari penyakit yang berat mungkin bisa diberikan kortikosteroid atau obat penekan sistem kekebalan.

Beberapa ahli memberikan obat sitotoksik (obat yang

menghambat pertumbuhan sel) pada penderita yang tidak memberikan respon yang baik terhadap kortikosteroid atau yang tergantung kepada kortikosteroid dosis tinggi.

2.1.7 Orang Dengan Lupus

Orang yang hidup dengan Lupus sering disebut dengan Odapus (Orang dengan Lupus). Sebutan ini diciptakan sebab para penderita Lupus tidak ingin diri mereka dijadikan obyek, namun ingin dilhat sebagai subyek.

Baik wanita maupun pria dapat terserang Lupus. Namun, Lupus 10 kali lebih sering terjadi pada wanita dewasa dibanding dengan pria

(13)

dewasa. Sekitar 90 % pengidap Lupus adalah wanita. Hal inilah yang membuat banyak orang berkesimpulan bahwa hormon lah yang bersalah. Namun, lagi-lagi belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan hal tersebut karena hal tersebut masih dalam penelitian.

2.1.8 Deskripsi Buku

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Pecinta buku biasa dijuluki sebagai bibliofil atau kutu buku. 2.1.9 Etimologi Buku

Kata buku berasal dari Inggris Kuno “boc” dimana diserap dari struktur bahasa Jerman “bok”, yang berarti jenis pohon beech. Hal ini disebabkan karena pada awal jaman Indo-Eropa, masyarakat menulis dengan

menatah pada lembaran kayu beech. 2.1.10 Struktur Buku

(14)

Skema desain buku

1. ribbon 6. fore edge

2. flap 7. tail edge

3. endpaper 8. right page

4. book cober 9. left page

5. top edge 10. gutter

Struktur Buku terdiri dari :

- Front Cover: terdapat 2 macam jenis untuk kover, yaitu hardbound atau sering disebut hard cover dan soft cover. - Front End Paper

- Flyleaf : Halaman buku yang paling depan yang tidak tercetak - Front Matter : Halaman-halaman pengantar sebuah buku

Frontispiece : Gambar Muka • Title Page : Halaman Judul

Copyright page : menampilkan hak cipta dari penulis, edisi cetakan.

Table of Contents : Daftar Isi • List of Figures : Daftar Gambar • List of Tables : Daftar Tabel

Dedication : Halaman persembahan • Acknowledgments :Halaman Pengakuan • Foreword : Kata Pengantar

(15)

Introduction : Pengenalan

- Body : Isi dari buku, biasa dipisahkan melalui bab-bab. - Back Matter : Halaman – halaman pelengkap sebuah buku

Appendix Glossary Index Notes Bibliography Colophon - Flyleaf - Rear endpaper - Rear Cover 2.1.11 Data Penerbit

Penerbit Gramedia adalah pernerbit buku yang terbesar di

Indonesia, di dalamnya masih terdapat beberapa anak perusahaan seperti KPG, Kompas Gramedia. Sebagai penerbit utama di Indonesia, Gramedia sangat banyak menerbitkan buku mengenai kesehatan.

(16)

2.1.12 Buku Kompetitor

- “A Simple Guide to” series

Deskripsi : Buku seri pedoman tentang kesehatan yang

sangat baik dari segi desain dan typography nya. Buku ini ditujukan untuk digunakan sebagai buku saku dilihat dari ukurannya yang kecil.

Jumlah hal. : bermacam-macam

Ukuran : 10,5 cm x 19,7 cm

Penulis : Bermacam-macam

Penerbit : CSF Medical Communications Ltd.

ISBN : 190546603 X

(17)

Deskripsi : Versi saduran dari buku “a simple guide to series” namun versi Indonesia dari buku ini tidak memiliki layout seindah buku aslinya, namun bila

dibandingkan dengan buku kesehatan di Indonesia, buku ini termasuk kategori “Baik.”

Ukuran : 10,5 cm x 19,7 cm

Penulis : Eleanor Bull

Penerbit : Erlangga

ISBN : 9789790153370

- Rahasia Jantung Sehat dengan Makanan Berkhasiat

Deskripsi : Panduan makan untuk mencegah hadirnya

penyakit jantung. Duterbitkan oleh harian Kompas. Buku ini memiliki layout yang cukup menarik dengan typografi yang nyaman untuk dibaca.

Penulis : Nurfi Afriansyah, M.SC

Penerbit : Kompas

ISBN : 979-709-344-0; 60108004

(18)

- The Lupus Book

Deskripsi : Buku yang berisi informasi tentang Lupus yang

sangat lengkap, dengan bahasan ilmiah yang dalam. Memiliki pasar yang lebih profesional dan mendalam tentang kesehatan.

Penulis : Daniel J.Wallace, MD

Penerbit : B First

ISBN : 9789792438239

Setelah meninjau lebih dalam, rasa keterterikan terhadap buku ditentukan melalui hal-hal berikut:

1. Kover buku yang menarik

Kover buku merupakan senjata utama dari sebuah buku, desain yang berbeda dan kuat dapat menampilkan kelebihan buku itu dari buku yang lain. Kover buku akan menggambarkan gambaran singkat tentang isi buku tersebut, meliputi judul, tampilan visual, kover buku yang berhasil adalah kover yang dapat merayu pembeli tanpa harus melihat isinya.

(19)

2. Isi

Setelah buku diambil untuk dilihat oleh target reader, pada saat mengamati isinya secara cepat (browsing), biasanya target reader akan melakukan penilaian apakah buku tersebut bermanfaat atau tidak, mudah tidaknya isinya dimengerti, dan apa yang bisa didapat setelah membaca buku tersebut. Semakin baik penilaian pembaca, maka buku tersebut akan semakinmenarik di mata pembaca.

3. Publikasi/Promo

Seberapa gencar promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan buku tersebut ke pasaran juga menentukan apakah buku ini menarik perhatian atau tidak.

2.1.13 Data Produk

Untuk menjangkau pasar yang lebih luas, yaitu golongan sosial ekonomi atas hingga golongan sosial ekonomi bawah, maka buku “Aku dan Lupus” akan dicetak dalam dua versi, yaitu versi full color dan versi ekonomis.

2.1.13.1 Versi Full Colour

- Judul Buku: Aku dan Lupus

- Target Reader: dewasa (usia 25-40)

Kisaran usia ini adalah usia produktif. Maka kisaran usia ini menjadi target paling sesuai bagi buku ini sebab Lupus

(20)

menyerang di saat usia produktif, dan di saat-saat inilah kesehatan sangat berperan penting.

- Gaya Bahasa: semi formal

Yang dimaksud dengan semi formal adalah, serius tapi santai. Keseriusan ditampilkan lewat penggunaan bahasa, teks, kata-kata.

- Dominasi teks dan visual yang seimbang dan teratur untuk

menghindari rasa bosan dalam membaca, dan mengurangi tingkat kelelahan dalam membaca.

- Tata Layout dan warna yang mendukung isi buku. Isi buku

ini tentang kesehatan, maka nuansa yang ditampilkan adalah bersih dan rapi, dan disesuaikan dengan target pembacanya.

- Isi buku yang informatif dan inspiratif

- Terdiri dari 133 halaman

- Ukuran buku 10 cm x 23,5 cm

- Harga: Rp.80.000

2.1.13.2 Versi Ekonomis

- Terdiri dari 133 halaman

- Black and white, dengan beberapa halaman full colour

- Ukuran buku 10 cm x 23,5 cm

(21)

2.1.14 Rancangan Isi Buku

- Judul Buku: Aku dan Lupus

- Penulis : Tiara Savitri

- Desainer : Antonius Sindhu

- Fotografer : Antonius Sindhu

Struktur buku:

- Bagian I : Bertahan dari Cengkraman Lupus

- Bagian II: Berdamai Dengan Lupus

Bagian ini memperkenalkan penyakit Lupus Secara Garis Besar.

- Bagian III:Penyakit Seribu Wajah

Bagian ini memaparkan etimologi dari istilah Lupus dan sejarah dari awal mula ditemukannya penyakit ini hingga sekarang. Dan

penjelasan awal tentang penyakit Lupus dan perbedaannya dengan HIV/AIDS.

A. Menguak Tabir Lupus

B. Lupus, Apakah itu?

- Bagian IV : Lupus dan Gejalanya

Mengenali Lupus dari mulai gejalanya, cara mendiagnosa, mengenali jenis-jenis Lupus dan menentukan arah selanjutnya.

A. Gejala yang Beragam

B. Empat dari Sebelas C. Jenis Lupus

(22)

D. Faktor Hadirnya Lupus

E. Pemicu Kambuhnya Lupus

- Bagian V : Organ Tubuh pun diserang

Lupus dikenal sebagai “penyakit seribu wajah” karena menyerang berbagai macam organ dan berbeda beda pada tiap penderitanya. Bagian ini menjelaskan tiap gejala pada organ-organ manusia.

A. Serangan Pada Ginjal

B. Serangan Pada Jantung dan Paru C. Serangan pada Saraf

D. Serangan pada Kulit

E. Serangan pada Sendi dan Otot

F. Serangan pada Mata

G. Serangan pada Darah

H. Serangan pada Hati I. Infeksi pada Lupus J. Vaskulitis pada Lupus

- Bagian VI : Lupus Mengubah Segalanya

Terkena Lupus berarti harus mengalami perubahan drastis dalam menjalani hidup, dari mulai perubahan fisik, perubahan taraf hidup, dan juga perubahan lingkungan masyarakat. Maka bagian ini sangat penting untuk dimengerti.

(23)

A. Perubahan Karena Lupus

B. Masalah-Masalah Keluarga

C. Penanganan

- Bagian VII : Perempuan dan Lupus

Lupus banyak menyerang terhadap kaum hawa, bagian ini

menjelaskan bagaiman kum hawa bila terkena Lupus, hal-hal apa yang harus dihindari, dan hal-hal apa yang harus dilakukan. Juga dibahas apakah wanita dengan Lupus dapat hidup berkeluarga secara normal.

- Bagian VIII : Laki-Laki dan Lupus

Lupus disebut dengan penyakit perempuan, namun tidak berarti pria tidak dapat terkena penyakit ini, walaupun jumlah nya hanya 10 %. Bagian menjelaskan hubungan pria dengan Lupus.

- Bagian IX : Lupus dan Pengobatan

Bagian ini menjelaskan dari proses pengobatan dari Lupus, tidak hanya kontrol rutin ke doktor dan rajin meminum obat, namun penderita Lupus juga harus diobati secara psikis.

A. Meringankan Penderitaan

B. Pengobatan Lupus

C. Jenis Obat-Obatan

- Bagian X : Sehat Bersama Lupus

Bagian ini menceritakan bagaimana caranya untuk dapat hidup berdampingan dengan Lupus.

(24)

- Bagian XI : Tetap Semangat dengan Lupus

Bagian ini mneggambarkan bagaimana mengatasi depresi karena Lupus dan menjaga semangat dan kekuatan hati para Odapus. 2.1.15 Data Konsumen

1. Sosial ekonomi

a. Golongan sosial ekonomi A-C

b. Pendidikan minimal SMA

c. Tingkat aktifitas/mobilitas tinggi

2. Demografis

a. Mayoritas wanita dewasa b. Usia 25-40

c. Memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri

d. Karyawan perkantoran

e. Berhubungan dengan Lupus

f. Awam dengan dunia kedokteran

3. Geografis

a. Daerah perkotaan

b. Terdapat toko buku, dan mudah mendapat informasi.

4. Psikografis

a. Sadar akan kehidupan sehat

b. Gemar membaca

c. Gemar berolahraga

(25)

2.2 Analisa SWOT Strength

- Masih sedikitnya informasi tentang Lupus yang berupa buku

- Visualisasi buku yang bisa membangkitkan dan menguraikan informasi

secara jelas

- Keilmuan disampaikan dengan cara lebih populer

- Lupus memiliki keunikan dengan sifat-sifat dan gejalanya yang menarik

untuk dibahas Weakness

- Kurangnya minat membaca buku kesehatan di masyarakat

- Masyarakat awam masih sedikir yang mengetahui penyakit Lupus ini.

Opportunity

- Buku ini bila digarap dengan baik dapat menjadi buku pedoman wajib

bagi para penderitanya dan pemerhati Lupus.

- Dapat menjadi buku kesehatan untuk orang awam yang baik.

Threat

- Buku dengan topik yang sama yang menyuguhkan informasi yang lebih

Referensi

Dokumen terkait

Website : International Pediatric Association (IPA 2019) Congress Secretariat. c/o MCI

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah manajemen laboratorium IPA (Biologi, Fisika, dan Kimia) di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 kota Yogyakarta yang

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya diketahui bahwa kondisi rawan pangan masih banyak ditemui di berbagai wilayah dan belum pernah dilakukan penelitian

Distribusi temperatur menunjukkan bahwa situs yang menarik untuk pemanfaatan sumber daya panas bumi di lapangan terletak di arah NW, W, dan SW dari baik pad LHD-4 dan W dan SW

Bila pembangunan sosial lebih berorientasi pada peningkatan kualitas hidup manusia dalam arti luas, maka pembangunan manusia memfokuskan perhatiannya

Untuk menumbuhkan kesadaran akan bahaya pergaulan tidak sehat, remaja perlu diberi pendidikan mengenai dampak pergaulan tidak sehat dan memberi pendidikan

a) Pintu dan tingkap hendaklah sentiasa dikunci. Perlindungan keselamatan tambahan hendaklah diambil kira bagi tingkap, khususnya di tingkat bawah. b) Kelengkapan kawalan