Pengaruh struktur Pengendalian Internal Dalam Meningkatkan Efesiensi Penyaluran Kredit Pada LEMBAGA PERKREDITAN DESA di Kabupaten BADUNG
Diajukan oleh:
Gede Bandem Wicitra Pradnya Pradana
1215351006
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA
2014
B. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya setiap pemerintahan di dunia, termasuk Indonesia selalu memiliki tujuan untuk
mengembangkan perekonomiannya agar taraf hidup bangsa dan kesejahteraan masyarakat dapat
meningkat. Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan lembaga keuangan yang beroperasi di
desa yang memiliki peranan dalam perkembangan perdagangan di desa pekraman di Provinsi
Bali.Pemberdayaan masyarakat desa demi peningkatan perekonomian menjadi masalah penting
saat ini dan selain itu fungsi strategis dari adanya Lembaga Perkreditan Desa dalam upaya
meningkatkan ekonomi kerakyatan harus diikuti dengan peningkatan peran serta masyarakat
dibantu oleh pemerintah setempat (Suartana, 2009: 4). Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
didirikan pada tahun 1985 dan keberadaannya tidak lepas dari kebijakan-kebijakan yang
dirancang oleh Pemerintah Provinsi Bali dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian
yang lebih baik. Berdasarkan Surat Keputusan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Bali
tahun 2006, Lembaga Perkreditan Desa merupakan badan usaha keuangan milik desa dan
masing-masing desa dapat memiliki satu Lembaga Perkreditan Desa.
Pemberdayaan perekonomian masyarakat desa adat melalui pemberian kredit adalah
dalam rangka membuka akses untuk menciptakan peluang usaha merupakan tanggung jawab
Lembaga Perkreditan Desa.Dalam penyaluran kredit tersebut pengurus LPD harus
memperhatikan aspek manajemen dalam pelaksanaannya. Salah satunya adalah dengan cara
pengawasan kredit. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang sangat penting.Dalam
pengawasan juga diperlukan pengendalian.Alat kendali tersebut adalah struktur pengendalian
internal yang bertujuan untuk menghindari praktik penyaluran kredit yang tidak sehat dan
Struktur pengendalian internal sangat berpengaruh pada pemberian dan penyaluran
kredit kepada masyarakat yang terkait dengan pengamanan kredit dan pencapaian tujuan
usaha.Tujuan dari Lembaga Perkreditan Desa adalah untuk memperoleh laba.Laba yang
diperoleh berasal dari pendapatan bunga yang didapatkan oleh Lembaga Perkreditan Desa dalam
penyaluran kredit. Semakin besar penghasilan yang diperoleh dari pemberian kredit, maka akan
semakin tinggi pula laba yang diperoleh.
C.Rumusan Masalah Penelitian
Apakah struktur pengendalian internal mempunyai pengaruh pada efisiensi penyaluran kredit di
Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Badung
D.Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh struktur pengendalian internal pada efisiensi penyaluran kredit pada
Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Badung.
E. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan yang diharapkan dapat diperoleh melalui pelaksanaan penelitian ini
adalah sebagai berikut.
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan memberikan dasar mengenai
ada tidaknya pengaruh penerapan struktur pengendalian internal terhadap efisiensi
penyaluran kredit khususnya pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Badung.
Pengertian Struktur Pengendalian Internal
struktur pengendalian internal merupakan rangkaian proses yang dijalankan entitas, yang mana
proses tersebut mencakup berbagai kebijakan dan prosedur sistematis, bervariasi dan memiliki
tujuan sebagai berikut:
1) Menjaga keandalan pelaporan keuangan entitas
2) Menjaga efektivitas dan efisiensi operasi yang dijalankan
3) Menjaga kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku
Struktur pengendalian internal adalah serangkaian kebijakan dan prosedur yang telah diterapkan
oleh sebuah satuan usaha untuk dapat memberikan keyakinan yang cukup atau memadai bahwa
tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.Oleh karena itu tujuan utama dari pengendalian
internal pada kredit adalah untuk mengarahkan kegiatan pemberian kredit agar dapat mengurangi
terjadinya kegagalan kredit dan mengurangi terjadinya kredit macet.
Struktur pengendalian internal yang efektif dirancang dengan tujuan pokok sebagai berikut:
1) Menjaga kekayaan dan catatan organisasi
2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
3) Mendorong efisiensi
4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Pengertian Kredit
Pengertian kredit menurut Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan adalah
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Jenis Kredit
Kredit yang diberikan kepada masyarakat oleh Lembaga Perkreditan Desa terdiri dari
berbagai jenis. Kasmir (2003: 99) memaparkan jenis-jenis kredit secara umum dari berbagai segi
antara lain:
1) Dilihat dari segi kegunaan
(a) Kredit investasi biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
proyek atau pabrik baru untuk keperluan rehabilitasi.
(b) Kredit modal kerja digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam
operasionalnya.
2) Dilihat dari segi tujuan kredit
(a) Kredit produktif adalah kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi
atau investasi.
(b) Kredit konsumtif merupakan kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi.
(c) Kredit perdagangan adalah kredit yang biasanya digunakan untuk membeli barang
dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan
tersebut.
3) Dilihat dari segi jangka waktu
(a) Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu
(b) Kredit jangka menengah merupakan kredit yang jangka waktu kreditnya berkisar antara
satu tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun. Kredit ini biasanya digunakan untuk investasi.
(c) Kredit jangka panjang merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang.
Kredit jangka panjang memerlukan waktu pengembalian di atas 3 (tiga) atau 5 (lima)
tahun.
4) Dilihat dari segi jaminan
(a) Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan.
Jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan
orang.
(b) Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta
loyalitas atau nama baik calon debitur.
5) Dilihat dari segi sektor usaha
(a) Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau
pertanian rakyat.
(b) Kredit peternakan dalam hal ini untuk jangka pendek.
(c) Kredit industri, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai industri kecil, menengah
atau besar.
(d) Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan
prasarana pendidikan.
(e) Kredit profesi, diberikan kepada para profesional.
(f) Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian
Hipotesis Penelitian:
H1 : Struktur Pengendalian Internal mempunyai pengaruh pada efisiensi penyaluran kredit di
Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Badung.
G. Metode Penelitian
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada LPD yang berada di wilayah Kabupaten Badung.Dipilihnya LPD
yang berada di Kabupaten Badung karena kabupaten ini memiliki persaingan yang ketat dalam
usaha perkreditan dimana banyak terdapat lembaga-lembaga keuangan yang menyalurkan kredit
seperti BPR, bank umum, koperasi simpan pinjam dan lembaga penyalur kredit lainnya yang
terdapat di Kabupaten Badung.
Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah pengaruh penerapan struktur
pengendalian internal dan pada efisiensi penyaluran kredit LPD di Kabupaten Badung.
Identifikasi Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
a. Variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009: 59).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah:
b. Variabel bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2009: 59).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
Struktur Pengendalian Internal yang terdiri dari lima komponen yaitu lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian dan
pemantauan.
Definisi Operasional Variabel
a. Efisiensi Penyaluran Kredit (Y)
Efisiensi pemberian kredit pada Lembaga Perkreditan Desa diukur dengan indikator
Loan to Capital Ratio. Menurut Muljono (1999:107), Loan to Capital Ratio menunjukkan
perbandingan antara pinjaman dikurangi dengan kolektabilitas kredit buruk, yaitu kriteria
kredit kurang lancar, macet dan diragukan (Loans-Bad Debts) dengan modal (Equity).
Formulasinya adalah sebagai berikut:
Loans¿Capital Ratio=Loans−Bad Debts
Equity Capital x100 ………
b. Struktur Pengendalian Internal
Struktur pengendalian internal merupakan pengimplementasian struktur, proses dan
sistem dalam suatu lembaga perkreditan desa yang bertujuan untuk memberikan keyakinan yang
memadai tentang tujuan-tujuan pengendalian yang terdiri dari efektivitas dan efisiensi operasi,
keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Menurut COSO (Committee of Sponsoring Organizations) komponen struktur pengendalian
internal terdiri atas:
Lingkungan pengendalian pada lembaga perkreditan desa merupakan gambaran mengenai sikap
dan kesadaran secara menyeluruh dari pengurus, karyawan dan badan pengawas internal
mengenai pentingnya pengendalian intern organisasi LPD.
2) Penilaian risiko
Penilaian risiko merupakan tahapan analisis, identifikasi dan pengelolaan risiko suatu lembaga
perkreditan desa yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara
wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
3) Informasi dan komunikasi
Sistem informasi dan komunikasi harus memungkinkan setiap orang untuk memahami perannya
dalam sistem pengendalian internal, sebagaimana memahami aktivitas perseorangan terkait
dengan pekerjaan orang lain.
4)Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa
pengarahan manajemen dapat terlaksana untuk mencapai tujuan dari organisasi.Peluang
terjadinya kecurangan dan kesalahan dapat dikurangi apabila aktivitas pengendalian sebagai
prosedur wajib telah ditaati.
5).Pemantauan
Pemantauan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja suatu sistem dalam waktu
tertentu dengan evaluasi secara terpisah. Dalam melakukan pemantauan kegiatan yang terkait
Jenis dan Sumber Data
a) Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa neraca dan laporan laba rugi pada LPD di
Kabupaten Badung.
b) Data Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini seperti sejarah LPD, struktur organisasi, job description,
pelaksanaan struktur pengendalian internal, dan penjelasan-penjelasan lainnya yang terkait
dengan penelitian ini.
Sumber Data a. Data Primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, diambil dan dicatat pertama
kali. Untuk memperoleh data tersebut, penelitian ini menggunakan metode survei dengan
teknik kuesioner dengan cara mengedarkan daftar pertanyaan yang akan diisi oleh
responden.
b. Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau disajikan dalam bentuk laporan.Data
sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu neraca dan laporan laba rugi pada LPD di
Kabupaten Badung
Populasi, sampel, Metode penentuan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Lembaga Perkreditan Desa yang berada di
Kabupaten Badung berdasarkan data dari Pembina Lembaga Perkreditan Desa tahun 2010,
bahwa jumlah yang ada sebanyak 119 LPD yang tersebar di 6 kecamatan.
Sampel dan Metode penentuan sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan kelipatan tiga dari urutan jumlah anggota
populasi LPD di Kabupaten Badung sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 39 LPD
Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik sampling sistematis (systematic sampling). Penarikan sampel acak sistematis (systematic random
sampling) adalah suatu cara pengambilan sampel secara acak, hanya untuk pengambilan anggota
populasi yang pertama saja sebagai anggota sampel (Wirawan, 2002: 115). Teknik pengambilan
sampel berdasarkan daftar anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
Jumlah responden yang diambil sebanyak 78 orang dimana masing-masing terdiri dari 39 kepala
LPD dan 39 kepala bagian kredit.
Metode Pengumpulan Data
a. Kuesioner
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden (Sugiyono, 2007: 199).
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner (Lampiran 2) ; (Diatmika,
b. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung degan
pihak-pihak yang terkait dengan penelitian, meliputi Kepala PLPDK Kabupaten Badung dan
Pengurus LPD di Kabupaten Badung.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linear
sederhana.Analisis linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan struktur
pengendalian internal pada efisiensi penyaluran kredit di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di
Kabupaten Badung, dengan bantuan program komputer SPSS versi 17.0.Model regresi sederhana
yang digunakan untuk menguji hipotesis sebagai berikut.
EPK= α + βiSPI+ ei ………
Dimana:
EPK = Efisiensi Penyaluran Kredit (Y)
α = konstanta
βi = koefisien regresi
SPI = Struktur Pengendalian Internal (X)