73 BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh etos kerja terhadap kinerja karyawan pada Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk, (2) pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk, dan (3) pengaruh etos kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk yang berjumlah 35 orang. Adapun yang menjadi gambaran umum responden meliputi jenis kelamin, usia, divisi, posisi, dan gaji.
4.2 Profil Responden
Pada pembahasan ini akan di bahas mengenai profil responden di dalam penelitian. Dimana responden di dalam penelitian adalah karyawan dari Divisi SDM PT. Timah, Tbk. yang akan menjelaskan klasifikasi dari responden antara lain Jenis Kelamin, Usia, Divisi, Posisi, dan Gaji. Klasifikasi tersebut akan di analisis di bawah ini :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Pria 21 60.0 60.0 60.0
Wanita 14 40.0 40.0 100.0
Total 35 100.0 100.0
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 5 Maret 2019
Berdasarkan tabel di atas, dinyatakan bahwa kuesioner telah diisi oleh responden pria sebanyak 21 orang (60%) dan responden wanita sebanyak 14
orang (40%). Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa jumlah responden pria lebih banyak dibandingkan jumlah responden wanita.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 26 – 30 8 22.9 22.9 22.9 31 – 35 16 45.7 45.7 68.6 36 – 40 9 25.7 25.7 94.3 > 40 2 5.7 5.7 100.0 Total 35 100.0 100.0
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 5 Maret 2019
Berdasarkan tabel di atas, dinyatakan bahwa kuesioner telah diisi oleh responden yang berusia 26-30 tahun sebanyak 8 orang (22.9%), 31-35 tahun sebanyak 16 orang (45.7%), 36-40 tahun sebanyak 9 orang (25.7%), dan >40 tahun sebanyak 2 orang (5.7%). Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa jumlah responden berusia 31-35 tahun lebih banyak dibandingkan rentang usia lainnya.
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Divisi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid SDM 23 65.7 65.7 65.7 HR 2 5.7 5.7 71.4 P2SDM 10 28.6 28.6 100.0 Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas, dinyatakan bahwa kuesioner telah diisi oleh responden divisi SDM sebanyak 23 orang (65.7%), divisi HR sebanyak 2 orang (5.7%), dan divisi P2SDM sebanyak 10 orang (28.6%). Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa mayoritas responden di divisi SDM.
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Posisi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Officer 17 48.6 48.6 48.6 Supervisor 5 14.3 14.3 62.9 Manager 12 34.3 34.3 97.1 Top Manager 1 2.9 2.9 100.0 Total 35 100.0 100.0
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 6 Maret 2019
Berdasarkan tabel di atas, dinyatakan bahwa kuesioner telah diisi oleh responden yang berposisi sebagai Officer sebanyak 17 orang (48.6%), Supervisor sebanyak 5 orang (14.3%), Manager sebanyak 12 orang (34.3%), dan Top Manager sebanyak 1 orang (2.9%). Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa mayoritas responden berada di posisi Officer.
Tabel 4.5
Karakterisitik Responden Berdasarkan Gaji
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid < Rp 5.000.000 3 8.6 8.6 8.6 Rp 5.000.001 - Rp 7.000.000 20 57.1 57.1 65.7 Rp 7.000.001 - Rp 9.000.000 9 25.7 25.7 91.4 Rp 9.000.001 - Rp 11.000.000 2 5.7 5.7 97.1 > Rp 11.000.001 1 2.9 2.9 100.0 Total 35 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas, dinyatakan bahwa kuesioner telah diisi oleh responden yang mendapatkan gaji <Rp 5.000.000 sebanyak 3 orang (8.6%), Rp 5.000.001 – Rp 7.000.000 sebanyak 20 orang (57.1%). Rp 7.000.001 – Rp 9.000.000 sebanyak 9 orang (25.7%), Rp 9.000.001 – Rp 11.000.000 sebanyak 2 orang (5.7%), dan > Rp 11.000.000 sebanyak 1 orang (2.9%). Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa sebagian besar responden mendapatkan gaji Rp 5.000.001 – Rp 7.000.000, hal ini dikarenakan posisi responden didominasi sebagai Officer.
4.3 Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan untuk menguji kevalidan kuesioner. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi alat ukurnya (Saiffudin Azwar dalam Rosvita, 2010). Suatu kuesioner dikatakan valid jika Corrected Item-Total Correlation>0.30 dan pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan Etos Kerja, Lingkungan Kerja, dan Kinerja karyawan Divisi SDM PT. Timah, Tbk. Berikut hasil dari uji validitas pada penelitian ini:
Tabel 4.6 Uji Validitas
Pertanyaan Keterangan Nilai Batas Kriteria
EK1 0.364 0.300 Valid EK2 0.826 0.300 Valid EK3 0.649 0.300 Valid EK4 0.549 0.300 Valid EK5 0.598 0.300 Valid EK6 0.789 0.300 Valid EK7 0.665 0.300 Valid
EK8 0.585 0.300 Valid EK9 0.624 0.300 Valid EK10 0.802 0.300 Valid EK11 0.739 0.300 Valid LK1 0.481 0.300 Valid LK2 0.535 0.300 Valid LK3 0.714 0.300 Valid LK4 0.639 0.300 Valid LK5 0.724 0.300 Valid LK6 0.689 0.300 Valid LK7 0.634 0.300 Valid LK8 0.320 0.300 Valid LK9 0.666 0.300 Valid K1 0.896 0.300 Valid K2 0.857 0.300 Valid K3 0.844 0.300 Valid K4 0.845 0.300 Valid K5 0.738 0.300 Valid K6 0.679 0.300 Valid K7 0.737 0.300 Valid K8 0.719 0.300 Valid K9 0.773 0.300 Valid
Sumber : Hasil Olah Data SPSS v24 6 Maret 2019
Berdasarkan tabel 4.6 di atas. Dapat diketahui bahwa nilai koefisien validitas (rhitung) dari setiap item pernyataan pada variabel etos kerja, lingkungan kerja, dan kinerja karyawan lebih besar dari rbatas (0.300). hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel etos kerja, lingkungan kerja, dan kinerja karyawan sudah valid dan layak digunakan sebagai alat ukur penelitian dan dapat digunakan dalam analisis selanjutnya.
4.4 Uji Reliabilitas
Uji reabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana hasil suatu penelitian pengukur dapat dipercaya (Saiffudin Azwar dalam Rosvita, 2010), adapun cara yang digunakan untuk menguji reabilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Berikut adalah hasil uji reabilitas pada penelitian ini :
Tabel 4.7 Uji Reliabilitas
Variabel Keterangan Nilai Batas Kriteria Etos Kerja 0.864 0.600 Reliabel
Lingkungan Kerja
0.766 0.600 Reliabel
Kinerja 0.923 0.600 Reliabel
Sumber : Hasil Olah Data SPSS v24 6 Maret 2019
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, terlihat bahwa nilai koefisien reliabelitas pada masing-masing variabel lebih besar dari nilai batas 0.600. hasil pengujian ini menunjukkan bahwa semua butir pernyataan yang digunakan pada variabelnya masing-masing sudah reliable sehingga dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang digunakan untuk mengukur seluruh variabel sudah memberikan hasil yang konsisten atau dapat diandalkan.
4.5 Analisis Deskriptif
Pada pembahasan kali ini akan dibahas mengenai analisis deskriptif tentang Etos Kerja, Lingkungan Kerja dan Kinerja Karyawan PT. TIMAH, Tbk, dengan sampel 35 responden. Sedangkan untuk melihat jawaban atau penilaian responden terhadap setiap pernyataan yang diajukan dalam kuesioner, maka dilakukan analisis deskriptif dengan pendekatan distribusi frekuensi dan persentase, sedangkan untuk melihat penilaian responden terhadap setiap variabel yang diteliti dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 4.8
Kriteria Rata-Rata Tanggapan Responden
No Nilai Rata-Rata Kriteria
1 1,00 - 1,80 Tidak Baik
2 1,81 - 2,60 Kurang Baik
3 2,61 - 3,40 Cukup Baik
4 3,41 - 4,20 Baik
5 4,21 - 5,00 Sangat Baik
4.5.1 Etos Kerja Karyawan Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk.
Pada sesi ini akan membahas mengenai Etos Kerja karyawan Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk. dimana hasil analisisnya berdasarkan dari pembagian angket/kuesioner kepada responde-responden di dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil dari analisis Etos Kerja karyawan Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk :
Tabel 4.9
Etos Kerja Karyawan Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk. No
Item Pernyataan
Jawaban Responden
Total
Skor Rata- Rata SS (5) S (4) CS (3) TS (2) STS (1) 1 Saya suka bersosialiasi
menghilangkan kejenuhan
2
Saya mendapatkan semua yang saya inginkan dari
pekerjaan saya 40 104 3 0 0 147 4,2
3
Saya berusaha
meminimalisasi tingkat kesalahan saya dalam bekerja
75 80 0 0 0 155 4,43
4
Saya menyelesaikan tugas saya sendiri, tanpa
melimpahkan kepada orang lain 30 88 15 2 1 136 3,89 5 Saya menggunakan fasilitas kantor sebagaimana mestinya 50 88 9 0 0 147 4,2
6 Saya mengerjakan tugas
dengan sungguh-sungguh 60 88 3 0 0 151 4,31
7
Saya mengerjakan tugas sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan perusahaan
35 108 3 0 0 146 4,17
8
Saya menerima kritikan positif dan negatif dalam bekerja
45 100 3 0 0 148 4,23
9
Saya bersikap lapang dada ketika mengalami kegagalan
25 108 9 0 0 142 4,06
10
Saya tidak
mencampuradukan masalah pribadi ke dalam
pekerjaan
11
Saya melaksanakan tugas berdasarkan hati, bukan keterpaksaan
55 92 3 0 0 150 4,29
12
Saya memiliki tenggang rasa yang cukup tinggi dalam bekerja
60 84 6 0 0 150 4,29
Total 1766 4,2
Tabel 4.9 di atas menjelaskan distribusi tanggapan-tanggapan responden mengenai variabel etos kerja yang diukur menggunakan 12 item pernyataan. Dari hasil tersebut diperoleh skor rata-rata terendah yang berada pada item ke-4, mengenai pernyataan “Saya menyelesaikan tugas saya sendiri, tanpa melimpahkan kepada orang lain” dengan perolehan skor rata-rata sebesar 3,89 hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada sebagian kecil responden tidak setuju bahkan sangat tidak setuju dengan hal tersebut dikarenakan faktor etos kerja yang kurang baik dalam menyelesaikan tugasnya sendiri, tanpa melimpahkan kepada orang lain, sedangkan skor rata-rata tertinggi berada pada item pernyataan ke-3 mengenai pernyataan “Saya berusaha meminimalisasi tingkat kesalahan saya dalam bekerja” dengan perolehan skor rata-rata sebesar 4,43. Untuk variabel secara keseluruhan diperoleh skor total sebesar 1766 dari dua belas item pernyataan sebanyak 35 responden yang menjawab sehingga diperoleh skor rata-rata sebesar 4,2. Nilai rata-rata-rata-rata tersebut jika mengacu pada kriteria penilaian termasuk kategori baik. Sehingga dapat diketahui bahwa secara keseluruhan etos kerja karyawan pada Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk sudah tergolong baik sesuai dengan kriteria penilaian.
4.5.2 Lingkungan Kerja Karyawan Divisi SDM PT. Timah, Tbk.
Pada sesi ini akan membahas mengenai Lingkungan Kerja karyawan Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk. di mana hasil analisisnya berdasarkan dari pembagian angket/kuesioner kepada responden-responden di dalam penelitian ini.
Berikut adalah hasil analisis Lingkungan Kerja karyawan Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk. :
Tabel 4.10
Lingkungan Kerja Karyawan Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk. No Item Pernyataan Jawaban Responden Total Skor Rata- Rata SS (5) S (4) CS (3) TS (2) STS (1)
1 Saya merasa cukup dengan penerangan
/ pencahayaan di kantor saya 100 40 6 0 0 146 4,17
2
Saya merasa cat dinding / wallpaper kantor saya cocok dengan karakteristik pekerjaan saya
15 60 39 4 15 120 3,43
3 Kantor saya memiliki sirkulasi udara yang
baik 15 80 30 4 0 129 3,69
4 Kantor saya memiliki suhu ruangan yang
nyaman 20 104 12 2 0 138 3,94
5
Saya merasa kebisingan suara di lingkungan kerja saya minim ( tidak terlalu berisik / riuh )
25 88 24 0 0 137 3,91
6 Kantor saya memiliki tingkat kebersihan
yang baik 15 84 33 0 0 132 3,77
7 Saya merasa aman dan nyaman ketika
mengerjakan pekerjaan saya 20 116 6 0 0 142 4,06
8 Saya merasa cukup dan sesuai dengan
tingkat jam kerja saya 10 64 48 2 0 124 3,54
9 Komunikasi antar bawahan dengan pimpinan
sudah terjalin dengan baik 15 112 12 0 0 139 3,97baik
Total 1207 3,83
Tabel 4.10 di atas menjelaskan distribusi tanggapan-tanggapan responden mengenai variabel lingkungan kerja yang diukru menggunakan Sembilan (9) item pernyataan. Dari hasil tersebut diperoleh skor rata-rata terendah terdapat pada item ke-2, mengenai pernyataan “Saya merasa cat dinding / wallpaper kantor saya
cocok dengan karakteristik pekerjaan saya” dengan perolehan skor rata-rata sebesar 3,43 hal tersebut menunjukkan bahwa masih ada sebagian kecil dari responden cukup setuju bahkan tidak setuju bahwa cat dinding kantor sesuai dengan karakteristik pekerjaannya, sedangkan skor rata-rata tertinggi berada pada item ke-1 mengenai pernyataan “Saya merasa cukup dengan penerangan / pencahayaan di kantor saya” dengan perolehan skor rata-rata sebesar 4,17. Untuk variabel secara keseluruhan diperoleh skor total sebesar 1207 dari Sembilan (9) item pernyataan sebanyak 35 responden yang menjawab sehingga didapat skor total rata-rata sebesar 3,83. Nilai rata-rata tersebut jika mengacu pada kriteria penilaian termasuk kategori baik. Sehingga dapat diketahui bahwa secara keseluruhan lingkungan kerja karyawan pada PT.TIMAH, Tbk sudah tergolong baik sesuai dengan kriteria penilain.
4.5.3 Kinerja Karyawan Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk.
Pada sesi ini akan membahas mengenai Kinerja Karyawan Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk. dimana hasil analisisnya berdasarkan dari pembagian angket/kuesioner kepada responden-responden di dalam penelitian ini. Berikut adalah hasil dari analisis Kinerja Karyawan Divisi SDM PT. Timah, Tbk. :
Tabel 4.11
Kinerja Karyawan Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk. No
Item Pernyataan
Jawaban Responden
Total
Skor Rata- Rata SS (5) S (4) CS (3) TS (2) STS (1)
1 Saya merasa mampu
mengerjakan tugas saya 35 100 9 0 0 144 4,11
2 Saya selalu teliti dalam
3 Saya selalu rapi dalam
mengerjakan tugas saya 35 92 15 0 0 142 4,06
4
Hasil kerja saya selalu sesuai dengan yang diharapkan
25 100 15 0 0 140 4
5
Saya menyelesaikan tugas saya sesuai dengan tujuan perusahaan
25 116 3 0 0 144 4,11
6
Saya merasa kompak dalam mengerjakan tugas dengan rekan kerja saya
20 96 21 0 0 137 3,91
7
Saya selalu mencari solusi dalam memecahkan masalah 20 112 9 0 0 141 4,03 8 Saya mampu menyampaikan informasi dengan baik secara lisan maupun tulisan
12 112 12 0 0 139 3,97
9
Saya selalu berusaha berhubungan secara positif dengan rekan kerja saya
45 100 3 0 0 148 4,23
Total 1277 4,05
Tabel 4.11 di atas menjelaskan distribusi tanggapan-tanggapan responden mengenai variabel kinerja karyawan yang diukur menggunakan Sembilan (9) item pernyataan. Dari hasil tersebut diperoleh skor rata-rata terendah berada pada item ke-6 mengenai pernyataan “Saya merasa kompak dalam mengerjakan tugas dengan rekan kerja saya” dengan perolehan skor rata-rata sebesar 3,91 hal tersebut menunjukkan bahwa kekompakkan dengan rekan kerja masih kurang kompak, sedangkan skor rata-rata tertinggi berada pada
item ke-9 mengenai pernyataan “Saya selalu berusaha berhubungan secara positif dengan rekan kerja saya” dengan perolehan skor rata-rata sebesar 4,23. Untuk variabel secara keseluruhan diperoleh skor total sebesar 1277 dari sembilan item pernyataan sebanyak 25 responden yang menjawab sehingga didapat skor total rata-rata sebesar 4,05 termasuk kategori baik. Sehingga dapat diketahui bahwa secara keseluruhan kinerja karyawan pada Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk sudah tergolong baik sesuai dengan kriteria penilaian.
4.6 Uji Asumsi Klasik
Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi berganda maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh merupakan persamaan regresi. Uji Asumsi Klasik merupakan persyaratan yang harus dipenuhi pada analisis regresi linier berganda. Dari itu ada beberapa uji asumsi klasik yang akan digunakan dalam penelitian ini seperti uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas.
4.6.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Pada dasarnya, uji normalitas adalah membandingkan antara data yang peneliti miliki dan data distribusi normal yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data peneliti. Uji statistik sederhana yang sering digunakan untuk menguji asumsi normalitas adalah dengan menggunakan uji normalitas dari Kolomogorov Smirnov.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas (Kolomogorov Smirnov) , yaitu :
Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 maka data penelitian bersitribusi normal.
Jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka data penelitian tidak berdistribusi normal.
Gambar 4.1 Histogram Variabel
Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa data berdistribusi normal. Berikut ini data penyebaran responden berdasarkan hasil kuesioner yang telah diolah :
Gambar 4.2 Normal P-Plot
Hal tersebut dapat terlihat bahwa gambar mengikuti garis dan berada disekitar garis. Untuk mengukur kekuatan uji normalitas, perlu dilakukannya uji kolmogorov-smirnov. Berikut ini adalah hasil dari uji kolmogorov-smirnov :
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized
Residual
N 35
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.48667897
Most Extreme Differences Absolute .117
Positive .117
Negative -.091
Test Statistic .117
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 23 April 2019
Dari tabel 4.12 di atas dapat dijelaskan bahwa jika sign > 0,05 maka data bisa dikatakan normal, sebaliknya jika sign < 0.05 maka data dikatakan tidak normal. Setelah data diuji , diketahui sign. 0,200 untuk pengaruh etos kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Timah, Tbk. adalah sign. 0.200 > 0,05 jadi dapat dikatakan data terdistribusi normal.
4.6.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya satu atau lebih variabel bebas mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya (Purwanto dan Sulistyastuti, 2011). Uji multikolinieritas perlu dilakukan jika jumlah variabel independen (variabel bebas) lebih dari satu. Dasar pengambilan keputusan :
1. Jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala multikolinieritas di antara variabel bebas.
2. Jika nilai VIF > 10 maka terjadi gejala multikolinieritas di antara variabel bebas.
Setelah dilakukan uji multikolinieritas dengan menggunakan software SPSS v24 berikut ini adalah hasil yang didapat berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan:
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 (Constant) 1.764 5.929 .297 .768 Etos Kerja .552 .110 .648 5.042 .000 .874 1.145 Lingkungan Kerja .199 .141 .182 1.416 .166 .874 1.145
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Hasil Olah Data SPSS v24, 23 April 2019
Diketahui bahwa nilai Tolerance > 0,10 maka tidak terjadi multikolinearitas sedangakan nilai Tolerance < 0,10 maka terjadi multikolinearitas. Jika diketahui nilai VIF < 0,10 tidak terjadi multikolinearitas. Sedangkan nilai VIF > 10,00 maka terjadi multikolinearitas.
Sehingga nilai Tolerance dan VIF etos kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Timah, Tbk. : Tolerance = 0,874 > 0,10 dan VIF = 1,144 < 10,00. Maka dapat disimpulakan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas pada model regresi.
4.6.3 Uji Heteroskedatisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi tidak terjadi ketidaksamaan varian dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas dan untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Scatterplot dan uji Glejser. Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik dan tidak memengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi tidak terjadi
heteroskedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas terhadap model regresi pada penelitian ini.
4.6.3.1Uji Heteroskedatisitas Secara Grafik
Uji Heteroskedatisitas secara grafik atau uji heteroskedatisitas Scatterplot dilakukan untuk melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot.
Gambar 4.3
Gambar Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatterplot
Sumber : : Hasil Olah Data SPSS v24, 7 Mei 2019
Berdasarkan gambar di atas, diketahui titik-titik yang diperoleh menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu atau menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada data yang diteliti tidak terjadi heteroskedatisitas pada model regresi.
4.6.3.2Uji Heteroskedatisitas Statistik
Uji Glejser, yaitu pengujian yang mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel independen.
Tabel 4.14
Hasil Uji Heteroskedastisitas Glejser
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.767 3.851 -.199 .843 Etos Kerja .065 .071 .170 .910 .369 Lingkungan Kerja -.019 .091 -.039 -.208 .837
a. Dependent Variable: RES2
Variabel Sig. Kesimpulan
Etos Kerja 0,369 Non Heteroskedastisitas
Lingkungan Kerja 0,837 Non Heteroskedastisitas
Sumber : : Hasil Olah Data SPSS v24, 7 Mei 2019
Pada tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
4.7 Analisis Data
4.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan oleh peneliti bila peneliti bermaksud meramalkan bagaiamana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi berganda dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.
Tabel 4.15
Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.764 5.929 .297 .768 Etos Kerja (X1) .552 .110 .648 5.042 .000 Lingkungan Kerja (X2) .199 .141 .182 1.416 .166
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Sumber : Hasil Olah Data SPSS v24 23 April 2019
Berdasarkan hasil dari tabel 4.15, dapat ditulis dalam bentuk persamaan regresi Standardized Coefficients sebagai berikut :
Y = 1.764 + 0.552X1 + 0.199X2
Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut, masing-masing variabel dapat diartikan sebagai berikut :
a. Nilai konstanta (a) adalah sebesar 1,764. Artinya jika variabel independen yang terdiri dari Etos Kerja dan Lingkungan Kerja bernilai 0 (nol) dan tidak ada perubahan, maka kinerja karyawan akan bernilai sebesar 1,764. b. Koefisien regresi etos kerja sebesar 0,552 artinya apabila etos kerja
meningkat sebesar 1 skala dalam jawaban responden, maka akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,552.
c. Koefisien regresi lingkungan kerja sebesar 0,199 artinya apabila lingkungan kerja meningkat sebesar 1 skala dalam jawaban responden, maka akan meningkatkan kinerja karyawan sebesar 0,199.
4.8 Analisis Koefisien Korelasi (R)
Analisis korelasi yang digunakan untuk mengetahui seberapa kuat
hubungan antara variabel independen Etos Kerja (X1) dan Lingkungan Kerja (X2) dengan variabel dependen Kinerja Karyawan (Y), maka dalam penelitian ini dilakukan uji korelasi pearson. Berikut ini merupakan tabel interprestasi koefisien korelasi untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel:
Tabel 4.16
Tingkat Hubungan Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat Rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat Kuat
Hasil perhitungan korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.17
Hasil Koefisien Korelasi
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .733a .538 .509 2.563
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja (X2), Etos Kerja (X1) b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 23 April 2019
Berdasarkan hasil tabel 4.13 di atas, diperoleh informasi bahwa nilai korelasi (R) yang diperoleh antara etos kerja dan lingkungan kerja dengan kinerja karyawan adalah sebesar 0,733. Nilai 0,733 menurut Sugiyono (2014:183) berada pada interval 0.60 – 0.799 termasuk kategori kuat. Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara etos kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan. Berikut ini disajikan analisis korelasi parsial antara variabel bebas dengan variabel terikatnya masing-masing.
Tabel 4.18
Koefisien Korelasi Parsial X1
Correlations Etos Kerja (X1) Kinerja Karyawan (Y) Etos Kerja (X1) Pearson Correlation 1 .713**
Sig. (2-tailed) .000 N 35 35 Kinerja Karyawan (Y) Pearson Correlation .713** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 35 35
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 23 April 2019
Diperoleh informasi bahwa nilai korelasi (R) yang diperoleh antara etos kerja dengan kinerja karyawan adalah sebesar 0,713. Nilai 0,713 menurut Sugiyono (2014:183) berada pada interval 0.60 – 0.799 termasuk kategori kuat dengan nilai positif. Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang kuat antara etos kerja dengan kinerja karyawan, dimana semakin baik etos kerja maka akan diikuti semakin baiknya kinerja karyawan pada Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk. Tabel 4.19 Koefisien Korelasi X2 Correlations Lingkungan Kerja (X2) Kinerja Karyawan (Y) Lingkungan Kerja (X2) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 1 .413* .014 35 35
Kinerja Karyawan (Y) Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.413* 1
.014
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 23 April 2019
Diperoleh informasi bahwa nilai korelasi (R) yang diperoleh antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan adalah sebesar 0,413. Nilai 0,413 menurut Sugiyono (2014:183) berada pada interval 0.40 – 0.599 termasuk kategori sedang dengan nilai positif. Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang sedang antara lingkungan kerja dengan kinerja karyawan, dimana semakin baik lingkungan kerja maka akan diikuti semakin baiknya kinerja karyawan pada Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk.
4.9 Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X) mempengaruhi variabel dependen (Y). Dengan menggunakan SoftwareSPSS v.24 diperoleh output sebagai berikut :
Tabel 4.20
Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R-square)
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .733a .538 .509 2.563
a. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja (X2), Etos Kerja (X1) b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 23 April 2019
Berdasarkan hasil output SPSS di atas, diketahui bahwa nilai koefisien
determinasi atau R square sebesar 0,538 atau 53,8%. Hal ini menunjukkan bahwa variabel etos kerja dan lingkungan kerja secara simultan memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 53,8%, sedangkan sisanya sebesar 46,2% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model penelitian. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial maka dilakukan dengan cara nilai beta x zero order pada hasil output SPSS sebagai berikut :
Tabel 4.21
Koefisien Determinasi Parsial
Coefficientsa Model Standardized Coefficients Correlations Beta Zero-Order 1 Etos Kerja (X1) Lingkungan Kerja (X2) .648 .182 .713 .413 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
Berikut ini disajikan hasil pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel teriakt dengan rumus beta X zero order :
1. Variabel etos kerja = 0,648 x 0,713 = 0,462 atau 46,2% 2. Variabel lingkungan kerja = 0,182 x 0,413 = 0,0751 atau 7,51%
Dari hasil perhitungan diatas, diketahui bahwa dari total kontribusi secara simultan yang diberikan sebesar 53,8% ternyata sebesar 46,2% diberikan kepada etos kerja dan 7,51% lainnya dari lingkungan kerja, sehingga terlihat bahwa etos kerja memberikan kontribusi paling dominan terhadap kinerja karyawan.
4.10 Uji Hipotesis
4.10.1 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Dengan menggunakan program Software SPSS v24, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.22
Hasil Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 1.764 5.929 .297 .768 Etos Kerja (X1) .552 .110 .648 5.042 .000 Lingkungan Kerja (X2) .199 .141 .182 1.416 .166
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 23 April 2019
a. Uji Hipotesis I
Ho : ρ = 0 tidak ada pengaruh signifikan etos kerja terhadap kinerja karyawan pada Divisi SDM PT. Timah, Tbk.
Ha : ρ ≠ 0 terdapat pengaruh signifikan etos kerja terhadap kinerja karyawan pada Divisi SDM PT. Timah, Tbk.
Dengan taraf signifikansi 0.05
Kriteria : Tolak Ho jika thitung > ttabel, dan terima Ha. Tolak Ha jika thitung < ttabel, dan terima Ho
Dari tabel 4.16 diatas, dapat dilihat bahwa nilai thitung yang diperoleh variabel etos kerja (X1) adalah sebesar 5.042. nilai ini akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada tabel distribusi t. Dengan α = 0.05, df = 32, diperoleh nilai ttabel untuk pengujian dua pihak sebesar 2.037. Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai thitung yang diperoleh variabel etos kerja (X1) sebesar thitung 5.042 > ttabel 2.037 dan nilai signifikansi 0.000 < 0.05, sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsial etos kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk. Hasil tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Andi Hadiansyah (2015) yang berjudul “Pengaruh Etos Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. AE”. Dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa etos kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan PT. AE. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif etos kerja bahwa pegawai berusaha meminimalisasi tingkat kesalahan dalam bekerja, sehingga sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
b. Uji Hipotesis II
Ho : ρ = 0 tidak ada pengaruh signifikan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Divisi SDM PT. Timah, Tbk.
Ha : ρ ≠ 0 terdapat pengaruh signifikan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Divisi SDM PT. Timah, Tbk.
Kriteria : Tolak Ho jika thitung > ttabel , dan terima Ha Tolak Ha jika thitung < ttabel, dan terima Ho
Dari tabel 4.16 di atas, dapat dilihat bahwa nilai thitung yang diperoleh variabel lingkungan kerja (X2) adalah sebesar 1.416. nilai ini akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada tabel distribusi t. Dengan α = 0.05, df = 32, diperoleh nilai ttabel untuk pengujian dua pihak sebesar 2.037. Dari nilai-nilai di atas terlihat bahwa nilai thitung yang diperoleh variabel lingkungan kerja (X2) sebesar thitung 1.416 < ttabel 2.037 dan nilai signifikansi 0.166 > 0.05, sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada variabel lingkungan kerja seperti lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penurunan kinerja karyawan. Hasil tersebut diperkuat oleh penelitian Tiya I.P Sari (2018) yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai”. Dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lingkungan kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Pusdiklat Kemendikbud.
4.10.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Hipotesis yang akan diuji pada pengujian secara simultan ini adalah : Ho : ρ = 0 Etos kerja dan lingkungan kerja tidak berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan pada Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk. Ha : ρ ≠ 0 Etos kerja dan lingkungan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan pada Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk.
Dengan taraf signifikansi 0.05
Tabel 4.23 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 244.501 2 122.251 18.607 .000b
Residual 210.241 32 6.570
Total 454.743 34
a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan (Y)
b. Predictors: (Constant), Lingkungan Kerja (X2), Etos Kerja (X1)
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 23 April 2019
c. Uji Hipotesis III
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, diketahui nilai Fhitung yang di dapat sebesar 18.607 dan p-value (sig.) = 0.000. dengan α = 0.05, df1 = 2, dan df2 = (n-k-1) = 32, maka di dapat Ftabel =3.295. Dikarenakan Fhitung lebih besar dari Ftabel (18.607 > 3.295) dan nilai signifikansi 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara bersama-sama etos kerja dan lingkungan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan pada Divisi SDM PT. TIMAH, Tbk.