METODE PENELITIAN
Desain, Waktu, dan Tempat PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan Jakarta Selatan. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive karena SMP/SMA Ragunan merupakan sekolah pembinaan atlet, khususnya bola basket dan memiliki fasilitas asrama sehingga terdapat penyelenggaraan makanan di SMP/SMA Ragunan Jakarta Selatan.
Cara Pengambilan Contoh
Contoh pada penelitian ini adalah siswa yang terdaftar di SMP/SMA Ragunan, Jakarta Selatan. Siswa-siswi ini adalah calon atlet Indonesia yang sedang menerima pendidikan dan pembinaan. Contoh ditentukan secara
purposive sampling dengan kriteria atau persyaratan bahwa contoh merupakan siswa yang merupakan atlet basket. Contoh merupakan siswa yang menerima pembinaan dan pendidikan dari Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA) dan PUSDIKLAT DKI di cabang bola basket. Contoh yang dipilih tidak mengalami cidera dan tidak mempunyai masalah dengan pihak-pihak tertentu terutama Institusi Sekolah. Contoh mengikuti latihan secara intensif, serta contoh adalah semua atlet yang ikut melaksanakan tes kebugaran yang dilakukan oleh pihak sekolah dan bersedia menjadi sampel penelitian. Dari 25 populasi yang ada, terpilih 21 atlet bola basket yang dapat dijadikan contoh.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan contoh dan penyebaran kuesioner (Lampiran 1). Data primer ini meliputi data karakteristik contoh, data pengetahuan gizi, antropometri (tinggi badan, berat badan), konsumsi pangan. Data sekunder yang dibutuhkan meliputi data kebugaran contoh (hasil Tes Balke) yang karena keterbatasan peneliti diperoleh dari data hasil tes yang telah dilakukan pihak sekolah untuk menentukan nilai VO2 max contoh sehingga
kebugaran contoh dapat diketahui, data denyut nadi contoh pada saat melakukan Tes Balke, serta gambaran umum tempat sekolah yang dijadikan sebagai lokasi penelitian dan jumlah siswa untuk olahraga bola basket.
Tabel 4 Jenis dan cara pengumpulan data penelitian
No Jenis data Variabel Cara pengumpulan data
1 Karakteristik contoh Jenis kelamin Wawancara langsung dengan contoh Usia
Suku
Keadaan sosial ekonomi keluarga Antropometri contoh dan
status gizi
Berat badan Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan injak
Tinggi badan Tinggi badan diukur dengan menggunakan microtouise dengan ketelitian 0.1 cm IMT/U IMT/U dihitung dengan
menggunakan WHO anthroplus 2007 2 Pengetahuan gizi Pertanyaan
mengenai gizi dan gizi olahraga
Wawancara langsung dengan contoh 3 Konsumsi pangan Kebiasaan makan Wawancara langsung
dengan responden dengan menggunakan metode recall 2x 24 jam
Konsumsi makan
4 Tingkat kebugaran Nilai VO2max Hasil Tes Balke Denyut jantung
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik. Pengolahan data dimulai dari pengkodean (coding), pemasukan data (entry), pengecekan ulang (cleaning), dan analisis data. Tahapan pengkodean dimulai dengan cara menyusun kode-kode tertentu sebagai panduan dalam mengentri dan pengolahan data. Kemudian data dientri ke tabel yang sudah ada. Setelah itu dilakukan pengecekan ulang untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam memasukkan data. Tahapan terakhir adalah analisis data yang diolah dengan program Microsoft Excell dan Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 16 for windows. Hubungan antar variabel diuji dengan menggunakan uji korelasi
Pearson dan Spearman.
Data karakteristik contoh diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan menggunakan pertanyaan yang ada pada kuesioner. Data karakteristik ini pada akhirnya akan memberikan gambaran mengenai contoh.
Data antropometri contoh yang diukur berupa data tinggi badan dan berat badan yang digunakan untuk mengukur data status gizi dengan menggunakan IMT/U. Data berat badan diperoleh dengan melakukan penimbangan langsung dengan menggunakan timbangan injak. Data tinggi badan diperoleh dengan
mengukur tinggi badan secara langsung dengan menggunakan microtouise dengan skala pengukuran 0.1 cm. Data status gizi ditentukan berdasarkan data yang diperoleh yaitu usia contoh, berat badan, dan tinggi badan dengan parameter Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) dengan menggunakan
software WHO anthroplus 2007. Nilai indeks massa tubuh menurut IMT/U disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Kategori status gizi menuru IMT/U Status gizi Kategori
Kurus -3 SD ≤ Z-score ≤ -2SD Normal -2 SD ≤ Z-score ≤ +1 SD At risk +1 SD ≤ Z-score ≤ +2 SD Gemuk +2 SD ≤ Z-score ≤+3 Obese Z-score ≥ +3 SD Sumber: Depkes 1996
Data pengetahuan gizi contoh diperoleh dengan memberikan pertanyaan kepada contoh melalui kuesioner. Pertanyaan yang diberikan kepada contoh berjumlah 20 pertanyaan tentang gizi secara umum dan tentang gizi olahraga. Pertanyaan yang diberikan dinilai dengan memberikan nilai 1 untuk jawaban yang benar dan nilai 0 untuk jawaban yang salah sehingga skor total untuk nilai pengetahuan gizi contoh yaitu 20. Persentase hasil pengetahuan gizi contoh kemudian dibandingkan dengan skor pengetahuan gizi berdasarkan Khomsan (2000) yaitu kurang jika kurang dari 60% (<60%), sedang jika antara 60-80% dan baik jika lebih dari 80% (>80%).
Data konsumsi pangan yang diperoleh kemudian dikonversikan untuk menentukan zat gizi contoh yatu energi, protein, lemak, karbohidrat, vitamin A, vitamin C, kalsium, dan zat besi. Data konsumsi pangan dihitung dengan menggunakan software nutrisurvey dan dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) dengan rumus sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 2004).
Kgij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan:
KGij = Kandungan zat gizi –i dalam bahan makanan –j Bj = Berat makanan –j yang dikonsumsi
BDDj = Bagian yang dapat dimakan dalam bahan makanan –j
Untuk menentukan Angka Kecukupan Gizi (AKG) contoh digunakan rumus:
AKGI = (Ba/Bs) x AKG Keterangan:
AKGI = Angka kecukupan gizi contoh Ba = Berat badan aktual sehat (kg) Bs = Berat badan standar (kg)
AKG = Angka kecukupan energi dan protein yang dianjurkan Widya Karya Nasioanal Pangan dan Gizi (WKNPG 2004).
Untuk vitamin dan mineral dihitung langsung dengan menggunakan angka kecukupan tanpa menggunakan AKGI. Selanjutnya tingkat kecukupan energi dan protein diperoleh dengan cara membandingkan jumlah konsumsi zat gizi tersebut dengan menggunakan rumus.
TKG = (K/AKGI) x 100 TKG = Tingkat kecukupan zat gizi
K = Konsumsi zat gizi
AKGI = Angka kecukupan gizi contoh
Untuk menentukan kecukupan energi contoh digunakan formula WKNPG tahun 2004 (Hardinsyah dan Tambunan 2004). Formula yang digunakan yaitu. Proses Estimasi AKE Remaja
AKE = (88.5 – 61.9U) + 26.7B (Akf) + 903TB + 25 AKE = Angka kecukupan energi (kkal)
U = Usia (tahun) B = Berat badan (kg)
Akf = Angka Kegiatan Fisik (untuk remaja sangat aktif) laki laki 1.42 dan wanita 1.31
Data tingkat kebugaran diperoleh dari pengukuran nilai VO2 max dan
data denyut jantung maksimum contoh. Data nilai VO2 max dan denyut jantung
yang diperoleh merupakan data sekunder yaitu dengan menggunakan data hasil Tes Balke contoh. Tes Balke dilakukan dengan cara mengukur denyut nadi contoh sebelum melakukan tes, kemudian contoh berlari terus menerus tanpa henti selama selang waktu 15 menit. Setelah selesai melakukan tes, denyut nadi contoh diukur kembali dan dihitung jarak yang telah ditempuh oleh contoh selama berlari 15 menit. Hasil perhitungan jarak tersebut kemudian dihitung dengan menggunakan software perhitungan Tes Balke (Balke VO2 max
calculator). Hasil perhitungan jarak yang telah ditempuh contoh juga dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut.
%VO2 max = [((Jarak total yang ditempuh/15) – 133) x 0.172] + 33.3
Data denyut jantung digunakan untuk mengetahui perubahan denyut jantung contoh selama melakukan tes. Sebelum dan sesudah tes denyut jantung contoh dihitung, kemudian dibandingkan dengan data denyut jantung normal untuk individu yang berprofesi sebagai atlet.
Uji Statistik yang digunakan pada penelitian ini antara lain
1. Hubungan antara pengetahuan gizi contoh dengan tingkat kecukupan energi diuji dengan menggunakan analisis korelasi Pearson
2. Hubungan antara usia contoh dengan tingkat kebugaran diuji dengan menggunakan analisis korelasi Pearson
3. Hubungan antara tinggi badan contoh dengan tingkat kebugaran diuji dengan menggunakan analisis korelasi Pearson
4. Hubungan antara berat badan contoh dengan tingkat kebugaran diuji dengan menggunakan analisis korelasi Pearson
5. Hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat kebugaran diuji dengan analisis korelasi Spearman
6. Hubungan antara status energi contoh dengan tingkat kebugaran diuji dengan menggunakan analisis korelasi Spearman
7. Hubungan antara tingkat kecukupan gizi contoh dengan tingkat kebugaran diuji dengan menggunakan analisis korelasi Pearson
Definisi Operasional
Contoh adalah siswa SMA/SMP Ragunan Jakarta Selatan yangberprofesi sebagai atlet basket.
Atlet adalah siswa yang memiliki keahlian di bidang olahraga basket dan memiliki prestasi di bidang olahraga basket.
Konsumsi gizi adalah jumlah zat gizi yang dikonsumsi tubuh baik individu maupun kelompok setelah mengkonsumsi pangan.
Tingkat kecukupan gizi adalah perbandingan konsumsi dari rata-rata zat gizi makro maupun zat gizi mikro terhadap angka kecukupan yang dianjurkan menurut umur berdasarkan WKNPG (2004) yang dinyatakan dalam persen.
Antropometri adalah metode yang digunakan dalam melakukan penilaian status gizi secara langsung yaitu tinggi badan, berat badan.
Status gizi adalah keadaan kesehatan tubuh contoh yang diakibatkan oleh konsumsi, absorbsi, dan penggunaan zat gizi yang ditentukan melalui Indek Massa Tubuh menurut umur (IMT/U) dan dikelompokkan menjadi 5 kategori: Kurus= -3SD≤Z-score≤-2SD, Normal= -2SD≤Z-score≤+1SD, At Risk= +1SD≤Z-score≤+2SD, Gemuk= +2SD≤Z-score≤+3SD, Obesitas=
Z-score >+3SD (Depkes 1996).
Pengetahuan gizi contoh adalah pengetahuan gizi contoh yang diukur dengan cara menanyakan pertanyaan mengenai gizi secara umum dan pertanyaan mengenai gizi atlet bola basket.
Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani atau kebugaran fisik.
Bugar adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti baik fisik maupun mental
VO2 max adalah kemampuan tubuh dalam mengkonsumsi oksigen yang
merupakan suatu indikator untuk menentukan kebugaran dalam melakukan aktivitas (Mackenzie 1997).