• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Hasil Kampanye. Strategi dalam mengukur capaian hasil Kampanye Pride, memiliki beberapa tujuan utama, yaitu :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "E. Hasil Kampanye. Strategi dalam mengukur capaian hasil Kampanye Pride, memiliki beberapa tujuan utama, yaitu :"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

E. Hasil Kampanye

Hasil Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon diukur dengan berbagai metode, yaitu dengan melakukan survey kuantitatif pra dan paska Kampanye Pride melalui wawancara khalayak dengan kuisioner, koleksi data kualitatif melalui pengumpulan laporan bulanan Balai Taman Nasional Ujung Kulon tentang kejadian perambahan hutan, peta tutupan lahan, diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam dengan khalayak target. Berbagai metode dilakukan, untuk mendapatkan hasil yang valid dan memudahkan dalam mengukur capaian keberhasilan Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon. Strategi dalam mengukur capaian hasil Kampanye Pride, memiliki beberapa tujuan utama, yaitu :

a) Mengukur paparan terhadap kegiatan-kegiatan kampanye Pride di kalangan dua segmen khalayak sasaran utama kampanye, yaitu masyarakat petani penggarap diluar kawasan di 3 desa target primer (Ds. Rancapinang, Ds. Cibadak, Ds. Rancapinang) dan masyarakat petani penggarap diluar kawasan di 7 desa target sekunder (Ds. Tugu, Ds. Kramatjaya, Ds. Mangkualam, Ds. Padasuka, Ds. Tunggaljaya, Ds. Cigorondong, Ds. Tamanjaya)

b) Untuk mengukur tingkat capaian setiap sasaran SMART kami di setiap titik sepanjang Teori Perubahan Kampanye Pride.

c) Untuk menilai adopsi petani penggarap diluar kawasan TNUK menerapkan intensifikasi pertanian dan teknologi pertanian dilahannya sendiri.

Metode Survei Pra dan Pasca Kampanye

Balai Taman Nasional Ujung Kulon diawal kegiatan Kampanye Pride mengadakan survey kuantitatif pada bulan Maret 2009. Sebuah survei pra-kampanye untuk menetapkan dasar bagi sasaran-sasaran SMART kampanye Pride yang terkait dengan komponen; Pengetahuan, sikap, perilaku/ Praktek = PSP (Knowledge-Attitude-Practice = KAP) Teori Perubahan Kampanye Pride. Pada bulan Juli 2010, Balai Taman Nasional Ujung Kulon mengadakan survei pasca kampanye, untuk mengukur perubahan dalam variabel-variabel Pengetahuan, sikap, perilaku/ Praktek untuk menilai tingkat capaian sasaran-sasaran SMART yang telah dibuat Manajer Kampanye diawal pelaksanaan Kampanye Pride.

Kedua survei mengumpulkan data sosio-ekonomi dan demografi dasar (baseline) tentang responden (yang disebut variabel-variable independen) dan pertanyaan-pertanyaan survei yang mengukur Pengetahuan-Sikap-Perilaku yang disebut dengan variabel-variabel dependen. Survei pra-kampanye sebagai basis, juga memberikan informasi tentang sumber-sumber informasi lingkungan yang dipercaya oleh khalayak-khalayak sasaran, penggunaan media seperti radio dan surat kabar oleh mereka, program-program media pilihan mereka, dan halangan-halangan untuk perubahan perilaku, ini digunakan untuk mendesain kegiatan-kegiatan dan pesan-pesan kampanye Pride. Data-data hasil analisa yang diperoleh dari survey pra-kampanye dituangkan dalam dokumen perencanaan. Survei pasca-kampanye

(2)

juga termasuk pertanyaan-pertanyaan baru yang didesain untuk mengukur paparan kegiatan-kegiatan kampanye. Dua segmen khalayak sasaran kampanye merupakan sub-sub kelompok untuk dianalisa dalam survey, meliputi: (1) Petani penggarap diluar kawasan di 3 desa target primer, dan (2) Petani penggarap diluar kawasan di 7 desa target sekunder. Surveysample.com digunakan untuk memilih ukuran sampel untuk setiap sub kelompok berdasarkan pada: (1) ukuran populasi mereka di masing-masing desa, (2) tingkat batas dasar yang diharapkan untuk pertanyaan-pertanyaan utama dalam survei, (3) jumlah perubahan yang akan dicapai dalam variabel-variabel tersebut, dan (4) menggunakan tingkat interval kepercayaan yang secara luas diterima pada 0,05 dan tingkat kepercayaan pada 0,95. Dengan menggunakan hasil suveysample.com, dapat ditetapkan kuota minimum 355 responden untuk seluruh populasi penduduk disekitar kawasan Taman Nasional Ujung Kulon.

Membentuk kelompok “pembanding” merupakan sarana ampuh untuk menunjukkan "pertalian" adanya perubahan akibat intervensi kampanye Pride secara menyeluruh, dan dianggap sebagai standar "emas" untuk evaluasi kampanye Pride. Dalam menjalankan Kampanye Pride, Balai Taman Nasional Ujung Kulon menetapkan 5 desa kontrol yaitu, Ds. Cimanggu, Ds. Kertajaya, Ds. Kerta Mukti, Ds. Sumberjaya dan Ds. Tangkilsari. Kelima desa tersebut memiliki tingkat pendidikan formal yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 10 desa target Kampanye Pride, serta memiliki karakter yang berbeda dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon. Para responden ditanya di mana mereka memperoleh informasi baru, dan informasi yang mungkin telah menghasilkan perubahan perilaku dalam upaya untuk mengaitkan dampak adanya perubahan akibat intervensi kampanye Pride.

Hasil Sensus Penduduk pada tahun 2005 digunakan untuk memperkirakan populasi penduduk seluruh desa-desa yang ada di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, , dan untuk mengidentifikasi kawasan-kawasan enumerasi / pencacahan untuk sampel. Kami membuat kuota sampel untuk setiap desa secara proporsional dengan ukuran populasi setiap desa (Tabel E.1). Di setiap desa, sebuah metodologi survei sistem sampling random terpilih digunakan, dengan memilih responden awal secara acak, dan kemudian setiap bertemu dengan responden/ orang yang ketiga ditemui sampai kuota sampel dipenuhi. Kunjungan berlangsung di sore hari pada saat kebanyakan orang di rumah. Batas minimal usia responden yang dapat diwawancarai adalah 15 tahun, tidak ada remaja di bawah usia 14 yang diwawancarai, tidak ada batas atas usia yang ditetapkan untuk sampel karena para warga yang lebih tua dikenal sangat dihargai oleh orang-orang muda, sehingga mereka berfungsi sebagai pemimpin yang penting dalam komunitas mereka dan dengan demikian penting untuk dijangkau melalui kampanye.

Kuesioner survei ini dirancang dan dianalisis menggunakan piranti lunak Apian̏s SurveyPro®. Kuesionernya dikembangkan setelah khalayak sasaran diidentifikasi dan ancaman-ancaman penting yang ditangani oleh kampanye serta tujuan umum untuk kampanye sudah ditetapkan. Survei ini mengumpulkan informasi tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap lingkungan hutan Taman Nasional Ujung Kulon pada umumnya dan secara khusus ancaman-ancaman yang dihadapinya, tentang pilihan media, keinginan untuk mengubah perilaku, (manfaat dan hambatan) dan sumber-sumber informasi yang dipercaya. Kuesioner yang digunakan dalam survei pra dan pasca kampanye sama persis kecuali beberapa pertanyaan dibuat khusus untuk survei pasca-kampanye

(3)

kampanye dilakukan dan untuk memastikan bahwa paparan terhadap semua kegiatan utama kampanye diukur. Kuesioner ini meliputi pertanyaan-pertanyaan tertutup dan terbuka dan pertanyaan-pertanyaan langsung dan tidak langsung. Salinan lengkap kuesioner survei yang digunakan dalam survei pasca-kampanye dapat dilihat dalam Lampiran A.

Pewawancara dilatih untuk mengelola kuesioner dalam sebuah kegiatan pelatihan satu hari yang diselenggarakan oleh Manajer Kampanye dan dibantuan dengan beberapa orang tenaga volunter dari Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) KANOPI seeta staf Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III Sumur. Setiap pewawancara melewati setidaknya satu tes pra wawancara di bawah bimbingan salah satu pendamping sebagai bagian pelatihan mereka. Para pewawancara memiliki latar belakang sebagai Mahasiswa Universitas Gajah Mada, Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, Mahasiswa UNTIRTA, Mahasiswa Matlaul Anwar, Guru, pelajar SMA 16 Pandeglang dan beberapa orang pemuda yang baru menyelesaiakan studinya di Perguruan tinggi maupun di SMA. Pertanyaan-pertanyaan dibacakan dengan jelas oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban-jawaban yang diberikan dicatat dalam lembar survei oleh pewawancara. Survei diperiksa dengan cermat sebelum mewawancarai orang berikutnya. Setiap daerah enumerasi diawasi oleh petugas dari staf Taman Nasional Ujung Kulon yang dituntuk sebagai koordinator lapangan, yang terlatih untuk memastikan bahwa metodologi / protokol survei-nya diikuti dan kuesioner-kuesionernya diisi dengan benar, koordinator lapangan setiap harinya mengunjungi beberapa pewawancara untuk menanyakan hambatan dan masalah yang dihadapi oleh pewawancara, selain itu koordinator lapangan juga menghubungi beberapa pewawancara atau menerima telepon dari pewawancara, untuk memberi solusi atau berdiskusi dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pewawancara.

Tabel E.1 Jumlah orang yang diwawancara dan distribusi geografis sampel survei.

Desa Jumlah Penduduk Jumlah Sampel Pra Kampanye Pride Jumlah Enumerator

Jumlah Sampel Paska Kampanye Pride Jumlah Enumerator Ujungjaya 3706 55 2 53 2 Tamanjaya 2603 36 2 26 2 Cigorondong 2404 36 2 19 2 Tunggaljaya 2884 41 2 34 2 Rancapinang 3642 54 2 54 2 Cibadak 2938 42 2 42 2 Tugu 1483 22 1 22 1 Kramatjaya 2828 42 2 41 2 Mangkualam 2172 32 2 39 2 Padasuka 3613 54 2 25 2

Tingkat Perbandingan Kedua Survei

Sangat penting untuk memastikan bahwa survei pasca kampanye dibandingkan dengan survei pra kampanye karena responden dalam dua sampel yang dipilih punya kemiripan satu sama lain dalam hal karakteristik-karakteristik sosio-ekonomi dan demografi. Tabel 5. 2

(4)

menyajikan beberapa dari apa yang disebut sebagai variabel-variable independen dari survei-survei pra dan pasca kampanye untuk (1) memberikan sejumlah latar belakang tentang karakteristik-karakteristik para responden dan (2) menilai tingkat perbandingan dari kedua survey pada setiap variabel dengan menggunakan uji Chi-Square untuk menguji signifikansi statistik.

Data yang terlihat dalam Tabel E.2 bahwa sebagian besar responden adalah laki-laki, baik pada saat survey pra maupun paska, hal ini dikarenakan pada saat dilakukan wawancara di sore hari, keluarga mereka berkumpul, pada saat tersebut enumerator hanya mewawancarai kepala keluarga/ suami, masyarakat Banten pada umumnya sangat menghargai kepala keluarga sebagai pengambil keputusan atau berhadapan dengan pihak lain, sedangkan dari seluruh responden di kawasan desa terget sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dilahannya sendiri, dan disusul profesi sebagai petani buruh atau penggarap lahan milik orang lain, selain berprofesi sebagai petani sebagian responden bermata pencaharian sebagai Nelayan, Guru dan PNS. Karena khalayak sasaran dalam Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon adalah Petani yang menggarap lahannya sendiri, maka jumlah responden Petani lebih besar dibanding yang lainnya.

Kelompok usia responden yang diwawancarai di kedua kelompok sasaran hampir seluruhnya merata atau terwakili, mulai dari usia remaja hingga dewasa tua, sedangkan tingkat pendidikan formal yang dimiliki khalayak sasaran sebagian besar berpendidikan Sekolah Dasar diatas 40 %, sisanya berpendidikan SMP, SMA dan tidak sekolah. Menurut data sensus penduduk Kabupaten Pandeglang pada tahun 2005, penduduk yang berdomisili di Kecamatan Sumur dan Cimanggu 98 % adalah pemeluk agama Islam, sisanya memeluk agama kristen.

Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik antara survei pra dan pasca kampanye kecuali pada dua variabel, khalayak sasaran dan pendidikan formal dari responden, yang meningkat antara pra dan pasca kampanye. Terdapat dua hal yang mungkin menyebabkan kenaikan pada kedua variable tersebut. Pertama, pada saat survey paska dilaksanakan, bersamaan dengan datangnya musim panen cengkeh, para petani yang memiliki cengkeh dilahannya memanen cengkeh di hutan hingga larut malam, sehingga pada saat diwawancarai mereka tidak ada dirumah . Kedua, pemerintah mengadakan pendidikan program penjenjangan bagi masyarakat yang hanya menyelesaikan pendidikan tingkat SD, untuk bisa melanjutkan penjenjangan ke tingkat SMP, melalui program Ujian Paket B. Kondisi ini terjadi pada saat berjalannya kegiatan Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon.

(5)
(6)

Tabel E.2 Variabel-variabel Independen untuk Menilai Tingkat Perbandingan Survei Pra dan Pasca Kampanye

Varieble Tingkat Pra

Kampanye (N=

Tingkat Paska Kampanye (N= 414 Responden) Perbedaan (Pasca-Pra) (N= 355 Responden) Significani Chi-Square (X2) 1 2 3 4 5

Jenis Kelamin Laki-laki = 69,0% Laki-laki = 69,1% Laki-laki = + 0,1 X2 < 50 % Tidak

Signifikan

Perempuan = 31 % Perempuan = 30,9% Perempuan = - 0,1

Khalayak Sasaran Petani dengan lahan

pribadi = 44,5%

Petani dengan lahan pribadi = 49,7 %

Petani dengan lahan pribadi = + 5,2

X2 90 % Signifikan Petani yang menggarap

lahan milik orang lain = 33,2 %

Petani yang menggarap lahan milik orang lain = 19,7 %

Petani yang menggarap lahan milik orang lain = - 13,5 Tidak memiliki lahan

sendiri dan tidak bekerja sebagai petani = 5,5 %

Tidak memiliki lahan sendiri dan tidak bekerja sebagai petani = 23,3 %

Tidak memiliki lahan sendiri dan tidak bekerja sebagai petani = + 17,8

Kelompok Usia 15 - 19 tahun = 2,9 % 15 - 19 tahun = 6,5 % 15 - 19 tahun = + 3,6 X2 < 50 % Tidak

Signifikan

20 - 24 tahun = 11,8 % 20 - 24 tahun = 12,6 % 20 - 24 tahun = + 0,8

25 - 29 tahun = 13,9 % 25 - 29 tahun = 15,7 % 25 - 29 tahun = + 1,8

30 - 39 tahun = 11,5 % 30 - 39 tahun = 15,7 % 30 - 39 tahun = + 4,2

35 - 39 tahun = 15,4 % 35 - 39 tahun = 13,5 % 35 - 39 tahun = - 1,9

40 - 44 tahun = 16,6 % 40 - 44 tahun = 13,2 % 40 - 44 tahun = - 3,4

45 - 49 tahun = 8,9 % 45 - 49 tahun = 9,8 % 45 - 49 tahun = - 0,9

50 - 54 tahun = 7,7 % 50 - 54 tahun = 6,5 % 50 - 54 tahun = - 1,2

55 tahun atau lebih 10,3 %

55 tahun atau lebih = 6,2 % 55 tahun atau lebih = - 4,1

Pendidikan Formal SD = 66,8% SD = 47,2 % SD = - 19,6 X2 90 % Signifikan

SMP/ MTS 13,9 % SMP/ MTS = 21,1 % SMP/ MTS = + 7,2

SMU/ MAN = 7,9 % SMU/ MAN = 14,6 % SMU/ MAN = + 6,7

PERGURUAN TINGGI = 2,2 %

PERGURUAN TINGGI 3,9 % PERGURUAN TINGGI = + 1,7

(7)

Sumber data dalam Tabel E.2 didasarkan pada wawancara dengan 414 responden dalam survei pra kampanye dan 355 responden dalam survei pasca kampanye. Dalam sejumlah kasus, jumlahnya tidak mencapai 100% karena pembulatan atau karena tidak semua pilihan jawaban ditampilkan untuk sejumlah varabel. “Perbedaannya” dihitung dengan mengurangi tingkat pra kampanye dari tingkat pasca kampanye dan ditampilkan dalam poin persentase (pp). Uji X2 adalah uji statistik untuk perbedaan-perbedaan antara survei pra kampanye dan survei pasca kampanye dengan menggunakan sampel-sampel keseluruhan.

Analisa yang ditunjukan dalam Tabel E.2 adalah untuk setiap khalayak sasaran , Petani Penggarap Diluar Kawasan di 3 Desa Target Primer dan Petani Penggarap Diluar Kawasan di 7 Desa Target Sekunder (data ditunjukkan dalam Lampiran B). Karena ukuran-ukuran sampel yang lebih kecil, beberapa variabel independen tidak menunjukkan perbedaan-perbedaan yang berarti secara statistik dan tidak menghalangi Manajer Kampanye untuk menggunakan data survei dalam menilai sasaran-sasaran SMART. Kami menyimpulkan dari analisa ini bahwa sampel-sampel pra kampanye dan pasca kampanye dapat dibandingkan satu dengan yang lain dan tidak terdapat perbedaan sistematis antara sampel-sampel tersebut yang akan memperumit interpretasi analisa, tentang variabel-variabel dependen yang digunakan untuk mengukur pengaruh kampanye.

Paparan terhadap Kegiatan-kegiatan Kampanye Pride

Pada Tabel E.3 menyajikan data dari survei pasca kampanye di Taman Nasional Ujung Kulon yang menunjukkan persentase masing-masing kelompok sasaran yang teringat pernah melihat/mendengar masing-masing kegiatan utama Kampanye Pride yang dilakukan di Taman Nasional Ujung Kulon.

58,2 % responden dari masyarakat petani penggarap yang berada di 3 desa target primer ingat pernah melihat kaos dan spanduk yang berisi tentang pentingnya manfaat dan menyelamatkan hutan Ujung Kulon, hal ini dikarenakan selama kegiatan Kampanye Pride, media spanduk yang paling lama digunakan dan terpasang di pintu masuk desa target primer maupun sekunder tersebut, sehingga setiap khalayak target yang akan keluar masuk desa tersebut pasti akan membaca isi pesan yang tertulis di spanduk, penempatan foto tokoh agama atau Kepala Desa didalam spanduk juga mempengaruhi keinginan khalayak untuk membaca pesan di spanduk, karena hasil survey pra-kampanye, salah satu sumber terpercaya dalam menerima informasi adalah tokoh agama atau Kepala Desa, spanduk terpasang hampir 3 bulan sejak awal bulan April 2010.

Sedangkan media kaos yang memuat pesan akan pentingnya menjaga hutan Ujung Kulon, sebenarnya tidak dicetak dalam jumlah banyak selama kegiatan Kampanye Pride dan dibagikan pada saat Kampanye Pride untuk masyarakat di beberapa desa target sekunder (Ds. Padasuka, Ds.Tamanjaya dan Ds. Mangkualam), hubungan dekat kekerabatan yang masih berlaku di masyarakat Banten, serta dekatnya desa satu dengan desa yang lainnya dan aktivitas mereka yang bisa melewati desa lain ikut mempengaruhi penyebaran pesan sampai pada khalayak desa target primer, karena kaos dipakai oleh mereka secara terus-menerus pada saat event tertentu atau pada saat mengunjungi kerabatnya di desa yang berbeda.

Pesan yang termuat di media poster juga sering dilihat dan diingat oleh khalayak, baik khalayak primer (Petani penggarap lahan diluar kawasan di 3 desa target) maupun khalayak sekunder (Petani penggarap lahan diluar kawasan di 7 desa target), hal ini dikarenakan

(8)

sebelum kegiatan Kampanye Pride berjalan, Balai Taman Nasional Ujung Kulon dalam melaksanakan kegiatan penjangkauan dan penyadaran terhadap masyarakat sekitar kawasan hutan, setiap tahunnya selalu membuat media poster dalam menyampaikan pesannya, seperti poster peringatan bahaya kebakaran hutan. Poster kebakaran hutan didistribusikan kepada masyarakat pada saat menjelang kegiatan Kampanye Pride akan dimulai di Taman Nasional Ujung Kulon, yaitu pada saat bulan September sampai Oktober 2008 untuk mengingatkan masyarakat terhadap bahaya kebakaran hutan. Poster ini yang kemudian diingat responden pada saat menjawab pertanyaan survey pra-kampanye yang dilaksanakan pada bulan Januari 2009.

Pesan tentang pentingnya menerapkan intensifikasi pertanian lebih sering diingat oleh responden melalui kegiatan pertemuan dengan petugas pemerintah yang menangani bidang pertanian, di desa target primer Kampanye Pride (Ds. Rancapinang, Ds. Cibadak dan Ds. Ujungjaya) sering diadakan sekolah lapang setiap bulan sekali, hanya saja mulai awal bulan April 2010 kegiatan tersebut tidak dilanjutkan di Ds. Ujungjaya, dikarenakan ada beberapa bentuk komunikasi yang tidak bisa menemukan jalan keluar terbaik didalam menyelematkan hutan Ujung Kulon, masyarakat Ds. Ujungjaya pada umumnya memiliki keinginan yang besar atas pengakuan hak milik terhadap lahan garapannya didalam kawasan hutan Taman Nasional Ujung Kulon, solusi yang ditawarkan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon dengan tidak melanggar Undang-undang yang berlaku, selalu terhalang oleh keinginan masyarakat tersebut.

Secara umum, kegiatan terbaik untuk menjangkau petani sebagai khalayak sasaran adalah kegiatan-kegiatan media cetak, seperti program spanduk, poster, dan Kaos, dan yang paling tidak efektif adalah kegiatan seperti panggung boneka (hanya dilakukan satu kali) dan program radio. Panggung boneka dan radio tidak efektif karena masyarakat jarang sekali menggunakan radio, setelah pada instalasi listrik masuk desa dan pendirian menara komunikasi salah satu vendor telepon seluler mereka pada tahun 2005-2007, masyarakat lebih banyak mendapatkan informasi dari TV dan HP, sehingga radio ditinggalkan mereka 2 tahun terakhir ini. Kunjungan sekolah dan panggung boneka dengan kostum Badak Jawa tidak efektif dikarenakan penetrasi pesan yang disampaikan melalui anak-anak kepada orang tuanya tidak sampai, komunikasi vertikal tidak terjadi seperti yang diharapkan, hal ini diketahui dari hasil tugas rumah yang diberikan oleh tenaga volunter dari KSM Kanopi kepada siswa-siswi SD, seusai kegiatan untuk disampaikan kepada orangtuanya, ternyata 70 % tidak diketahui/ ditandatangani oleh orang tuanya.

(9)

Tabel E.3 Paparan terhadap Kegiatan-kegiatan Kampanye Pride

Kegiatan

Petani Penggarap di 3 Desa Target Primer (N = 79 Responden)

Petani Penggarap di 7 Desa Target Sekunder (N = 97 Responden)

Ya Tidak

Yakin

Tidak Ya Tidak Yakin Tidak

1 2 3 4 5 6 7

Poster Mengenai Intensifikasi Pertanian di Kawasan Gunung Honje 15,2 % 21,5 % 63,3% 38,1% 9,3% 52,6%

Poster Mengenai Manfaat Ujung Kulon 46,8% 12,7% 40.5% 42,3% 16,5% 41,2%

Program Radio Mengenai cara-cara warisan untuk anak cucu 3,8% 24,1% 72,2% 19,6% 15,5% 64,9%

Program radio mengenai intensifikasi pertanian 3,8% 25,3% 70,9% 22,7% 14,4% 62,9%

Kaos berisi pesan pentingnya hutan Ujung Kulon 58,2% 13,9% 27,8% 36,1% 14,4% 49,5%

Kaos berisi pesan Intensifikasi Pertanian 21,5% 34,2% 44,3% 32% 22,7% 45,4%

Papan iklan mengenai intensifikasi pertanian 22,8% 24,1% 53,2% 19,6% 22,7% 57,7%

Cerita dari sekolah anak anda mengenai cara-cara warisan untuk anak cucu 17,7% 21,5% 60,8% 14,4% 16,5% 69,1%

Mendengar pesan mengenai hutan Ujung Kulon dari kunjungan Boneka

Badak Jawa ke sekolah 26,6 % 15,2% 58,2% 20,6% 8,2% 71,1%

Penyuluhan dari petugas pemerintah mengenai intensifikasi pertanian 31,6% 25,3% 43,0% 20,6% 18,6% 60,8%

Spanduk yang berisi pesan penerapan intensifikasi pertanian 15,2% 34,2% 50,6% 33% 17,5% 49,5%

Spanduk yang berisi pesan manfaat hutan Taman Nasional ujung Kulon 58,2% 20,3% 21,5% 51,5% 11,3% 37,1%

Penyuluhan dari petugas pemerintah mengenai cara-cara warisan yang baik 39,2% 24,1% 36,7% 28,9% 16,5% 54,6%

Sumber: Data pada Tabel E.3 didasarkan pada wawancara dengan 176 responden yang bekerja sebagai petani penggarap dilahannya sendiri di 10 desa target Kampanye Pride dalam survei pasca kampanye (Target Primer = 79 petani, dan Target Sekunder = 97 petani).

(10)

Tabel E.4 memperlihatkan bahwa dari semua media penyampaian pesan yang pernah dilihat oleh khalayak sasaran dalam kegiatan Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon, prosentase tertinggi terhadap media yang paling mereka ingat tidak menunjukkan bahwa mereka menyukai media tersebut, saat responden di 3 desa target primer mendapatkan pertanyaan mengenai media yang paling mereka sukai disaat menerima pesan kampanye, prosentase tertinggi pilihan mereka adalah kegiatan penyuluhan 35,4%, begitu pula dengan kegiatan pesan lewat boneka badak menduduki peringkat berikutnya 12,7 %, hal ini dikarenakan proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pesan lewat boneka lebih interaktif, membangun hubungan kedekatan antara pemerintah dengan masyarakat dan bisa langsung menanyakan atau mempraktekan sesuatu informasi yang baru saja mereka terima.

Tabel E.4 Paparan terhadap Media Kampanye yang paling disukai oleh khalayak target di 3 desa primer

Dari semua cara yang berbeda, dan seingat Anda pernah lihat atau dengar mengenai pesan intensifikasi pertanian, warisan yang ramah lingkungan, manfaat Hutan Gunung Honje dan Ujung Kulon, dan atau Badak Jawa, Cara mana yang Anda paling sukai?

Petani Penggarap di 3 desa Target Primer

Kampanye Pride TNUKPasca Kampanye - Kawasan Kerja

Kegiatan Penyuluhan 35.4%; 28 Tidak tahu 29.1%; 23 Pesan Lewat Boneka Badak 12.7%; 10 Spanduk 7.6%; 6 Other 15.2%; 12 Totals 100.0%; 79 Freq Error* ±10.8% ChiSq Significance Under 50%

Sumber: Data pada Tabel E.4 didasarkan pada wawancara dengan 79 responden yang bekerja sebagai petani penggarap dilahannya sendiri di 3 desa target primer Kampanye Pride dalam survei pasca kampanye.

Sedangkan pada Tabel E.5 responden di 7 desa target sekunder mengingat dan paling suka dengan media yang disampaikan melalui kaos 21,6%, dan sebanyak 24,7% menjawab tidak tahu media apa yang mereka sukai.

Tabel E.5 Paparan terhadap Media Kampanye yang paling disukai oleh khalayak target di 7 desa sekunder

Dari semua cara yang berbeda, dan seingat Anda pernah lihat atau dengar mengenai pesan intensifikasi pertanian, warisan yang ramah lingkungan, manfaat Hutan Gunung Honje dan Ujung Kulon, dan atau Badak Jawa, Cara mana yang Anda paling sukai?

Petani Penggarap di 7 Desa Target Sekunder Kampanye Pride TNUK

Pasca Kampanye - Kawasan Kerja

Tidak tahu 24.7%; 24

Pesan Lewat Kaos 21.6%; 21

Kegiatan Penyuluhan 14.4%; 14

Spanduk 10.3%; 10

Program radio 9.3%; 9

Freq Error* ±8.8%

ChiSq Significance Under 50%

Sumber: Data pada Tabel E.5 didasarkan pada wawancara dengan 97 responden yang bekerja sebagai petani penggarap dilahannya sendiri di 7 desa target sekunder Kampanye Pride dalam survei pasca kampanye .

(11)

Hanya karena seseorang teringat atau paling menyukai sebuah kegiatan kampanye, tidak menunjukkan kegiatan mana yang paling penting untuk menggerakkan mereka sepanjang kontinum perubahan perilaku. Ketika responden ditanya mengenai pesan yang paling diingat dan telah membuat responden berpikir dan bertingkah laku untuk melakukan perubahan perilaku, sebanyak 42,3% responden di desa target primer terlihat pada Grafik 2 dan 18,6% responden di desa target sekunder yang terlihat pada Grafik 1 memilih kegiatan pertemuan sebagai media yang paling bisa menggugah mereka untuk berubah perilaku

(12)

Sumber: Data pada Grafik 1 dan Grafik 2 didasarkan pada wawancara dengan 176 responden yang bekerja sebagai petani penggarap dilahannya sendiri di 10 desa target Kampanye Pride dalam survei pasca kampanye (Target Primer = 79 petani, dan Target Sekunder = 97 petani).

Dari semua cara yang berbeda, dan seingat anda pernah lihat atau dengar mengenai pesan intensifikasi pertanian, warisan yang ramah lingkungan, manfaat hutan Gunung Honje dan Ujung Kulon, dan atau Badak Jawa. Cara mana yang menurut Anda telah membuat Anda berpikir atau bertingkah laku dalam cara yang berbeda?

Grafik 2 Paparan terhadap Media Kampanye yang paling mempengaruhi perilaku khalayak target di 3 desa Primer

Grafik 1 Paparan terhadap Media Kampanye yang paling mempengaruhi perilaku khalayak target di 7 desa Sekunder

(13)

Pengaruh

Kampanye

Pride

pada

Sasaran-sasaran

SMART

Pengetahuan

Tabel E.6 menyajikan hasil survei untuk pertanyaan-pertanyaan utama yang dirancang untuk menilai pengaruh kampanye pada sasaran SMART Pengetahuan. Hasil yang diperlihatkan dalam Tabel 5.6 adalah tingkat pengetahuan khalayak di 3 desa target primer dan 7 desa target sekunder, dengan membandingkan hasil survey pra dan paska-kampanye pride di Taman Nasional Ujung Kulon.

Persentase sasaran SMART yang dicapai dihitung dari kenaikan poin persentase (pp) sasaran dan perubahan aktual yang diukur dengan survei sebagai (pp yang dicapai / pp sasaran SMART) * 100. Jadi, jika sasaran SMART adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap intensifikasi pertanian dari ketidaktahuan mereka terhadap ilmu intensifikasi pertanian dan penerapannya yang semula 86,59% menjadi 70% (sasaran meningkat 16,59 pp (86,59% - 70% = 16,59 pp), dan kami mengukur peningkatan sebesar 6,89 pp (86,59% - 79,7% = 6,89 pp), kemudian persentase sasaran SMART yang dicapai adalah sama dengan (6,9/16,6) * 100 = 41,5 %.

Sasaran SMART Pengetahuan yang ditentukan sebagai hipotesa di awal Kampanye Pride, tidak seluruhnya tercapai seperti hasil yang ditargetkan, ada yang sebagian melebihi target (316,1%) atau hampir terpenuhi (77,5%), ada beberapa yang naik tingkat pengetahuannya tetapi masih jauh dari target (41,5%), serta ada yang tingkat pengetahuannya menurun (-236,9%). Sasaran SMART Pengetahuan yang menurun adalah penggunanaan simpanan dalam bentuk uang, emas, pohon atau pendidikan di 3 desa target utama, kurangnya media yang menyampaikan pesan tentang sasaran SMART ini mempengaruhi capaian sasaran SMART, Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon lebih banyak memfokuskan pada peningkatan pengetahuan terhadap intensifikasi pertanian, karena hal ini yang akan banyak mempengaruhi perubahan perilaku khalayak sasaran dalam mengurangi ancaman konservasi. Rata-rata capaian sasaran SMART dari seluruh variabel-variabel pengetahuan meningkat sebesar 49,55 % antara survei pra kampanye dan survei pasca kampanye. Ini jelas mendukung hipotesis bahwa kampanye ini menyebabkan perubahan dalam pengetahuan terhadap intensifikasi pertanian dan penggunaan simpanan selain lahan sawah didalam kawasan ini.

(14)

Tabel E.6 Perubahan dalam Variabel-variabel Pengetahuan antara Survei-survei Pra dan Pasca Kampanye

Sasaran SMART Pertanyaan (Jawaban) Pra

Kampanye Pasca Kampanye Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X2) Capaian Sasaran SMART

Juni 2010, Tingkat ketidaktahuan petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK di 3 desa target primer akan menurun menjadi 70 % dari 86,59 % dari hasil survey tahun

sebelumnya. (Kenaikan sebesar : 16,6 pp)

Pertanyaan No. 21 Menurut Anda, apakah yang dimaksud dengan Intensifikasi pertanian (Pasca Usaha Tani) ?

86,59% 79,7% +6.9 pp X2 = 90%

Signifikan 41,5 %

Juni 2010, Tingkat pengetahuan penggarap lahan diluar kawasan TNUK di 3 desa target primer yang akan menggunakan simpanan selain sawah didalam kawasan (tabungan uang, pendidikan, pohon dan emas) akan naik menjadi 50 %, dari hasil survey tahun sebelumnya 37,8 % (Kenaikan sebesar 12,2 pp)

Pertanyaan No. 26 Menurut Anda simpanan dalam bentuk apakah yang bisa Anda lakukan untuk bisa dijadikan warisan bagi anak cucu Anda? Respon : Simpanan dalam bentuk uang, pendidikan, pohon dan emas

37,8% 8.9% -28.9 pp X2 = 99%

Signifikan -236,9 %

Juni 2010, Tingkat ketidaktahuan petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK di 7 desa target primer akan menurun menjadi 75 % dari 80,6 % dari hasil survey tahun sebelumnya. (Kenaikan sebesar 5,6 pp)

Pertanyaan No. 21Menurut Anda, apakah yang dimaksud dengan Intensifikasi pertanian (Pasca Usaha Tani) ?

80,6% 62,9% +17,7 pp X2 = 99%

Signifikan 316,1%

Juni 2010, Tingkat pengetahuan penggarap lahan diluar kawasan TNUK di 7 desa target primer yang akan menggunakan simpanan selain sawah didalam kawasan (tabungan uang, pendidikan, sawah diluar kawasan dan emas) akan naik menjadi 40 %, dari hasil survey tahun sebelumnya 32 % (Kenaikan sebesar 8 pp)

Menurut Anda simpanan dalam bentuk apakah yang bisa Anda lakukan untuk bisa dijadikan warisan bagi anak cucu Anda?

Respon : Simpanan dalam bentuk uang, pendidikan, pohon dan emas

32% 38,2% +6,2 pp X2 = 50%

Tidak Signifikan 77,5 %

Sumber: Data dalam Tabel E.6 diambill dari wawancara-wawancara dengan Petani Penggarap Lahan diluar kawasan di 3 desa target primer(N = 82 responden dalam pra kampanye; 79

responden dalam pasca kampanye) dan Petani Penggarap Lahan diluar kawasan di 7 desa target sekunder (N = 103 responden dalam pra kampanye; 97 responden dalam pasca kampanye). Uji Chi Squared dan capaian sasaran-sasaran SMART diuraikan dalam teks. Nilai-nilai yang ditunjukkan hanya untuk khalayak sasaran yang diidentifikasi dalam sasaran SMART.

(15)

Pra Kampanye - Kawasan Kerja (82 Responden)

Pasca Kampanye - Kawasan Kerja (79 Responden)

Sumber: Data dalam Grafik 3 dan Grafik 4 diambil dari wawancara-wawancara dengan Petani Penggarap Lahan diluar kawasan di 3

desa target primer(N = 82 responden dalam pra kampanye; 79 responden dalam pasca kampanye) dan Petani Penggarap Lahan diluar kawasan di 7 desa target sekunder (N = 103 responden dalam pra kampanye; 97 responden dalam pasca kampanye).

Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran-sasaran SMART Sikap

dan Komunikasi Interpersonal

Dalam membuat sasaran SMART tentang sikap, ada kesalahan dalam menampilkan data awal sebagai baseline, prosentase responden di 7 desa target sekunder terhadap pilihan simpanan uang sebagai warisan anak cucunya, dari hasil survey pra-kampanye seharusnya adalah 8,7% bukan 25,4%, oleh sebab itu di dalam Tabel E.7 juga menampilkan sasaran SMART awal dan sasaran SMART yang telah direvisi, dengan tidak merubah capaian yang telah dibuat diawal kampanye.

Tabel E.7 menyajikan data survei yang digunakan untuk mengukur sasaran-sasaran SMART Sikap dan Komunikasi Interpersonal. Semua sasaran-sasaran SMART tidak dapat dipenuhi, ada 3 sasaran SMART yang mengalami kenaikan prosentase tetapi belum melebihi target yang diinginkan.

Grafik 4 Paparan terhadap Media Kampa yang paling mempengaruhi perilaku khalayak target di 3 desa Primer

Grafik 3 Paparan terhadap Media Kampanye yang paling mempengaruhi perilaku

(16)

Tabel E.7 Perubahan dalam Variabel-variabel Sikap dan Komunikasi Interpersonal antara Survei-survei Pra dan Pasca Kampanye

Sasaran SMART Pertanyaan (Jawaban) Pra Kampanye Pasca Kampanye Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X2) Capaian Sasaran SMART 1 2 3 4 5 6 7

Juni 2010, 90 % petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK di 3 desa target primer bersedia untuk berperan serta dalam menerapan system pola intensifikasi pertanian, dari 78 % pada tahun sebelumnya. (Kenaikan sebesar 12 pp)

Pertanyaan No. 41 Dalam 6 bulan kedepan, jika ada program peningkatan intensifikasi pertanian, bersediakah Anda untuk terlibat?

Respon : Ya

78 57 % -21 pp X2 = 50%

Tidak Signifikan -175 %

Pada akhir bulan Juni 2010, Petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK di 3 desa target primer yang setuju bahwa sistem intensifikasi pertanian dapat mengurangi Perluasan lahan atau perambaan hutan didalam kawasan yang akan merusak habitat badak Jawa, meningkat 70 % dari survey pra kampanye tahun sebelumnya 42,7 %. (Kenaikan sebesar 27,3 pp)

Pertanyaan No. 28 H Penerapan sistem

Intensifikasi Lahan Pertanian diluar kawasan dapat mengurangi ancaman pembukaan lahan garapan baru didalam kawasan TNUK.

Respon : Setuju

42,7 % 50,6 % + 7,9 pp X2 = 50%

Tidak Signifikan 28,9%

Pada bulan Juni 2010, petani penggarap lahan diluar kawasan di 3 desa target primer menjadikan tabungan uang sebagai simpanan naik menjadi 35 % dari tahun sebelumnya 24.4 %. (Kenaikan sebesar 10,6 pp)

Pertanyaan No. 26 Menurut Anda, simpanan dalam bentuk apakah yang Anda lakukan untuk dijadikan warisan bagi anak cucu Anda?

Respon : Tabungan Uang

24,4 % 5.1% -19,3 pp X2 = 99%

Signifikan -182 %

Juni 2010, petani penggarap lahan diluar kawasan dari desa Ujung Jaya tidak setuju bahwa batas untuk membuka perluasan lahan baru adalah sampai tidak melewati S. Cilintang meningkat menjadi 25 % dari sebelumnya 4.2 % pada tahun 2009 (Kenaikan sebesar 20,8 pp)

Pertanyaan No. 28 I Saya yakin bahwabatas untuk membuka perluasan lahan baru adalah sampai tidak melewati Sungai Cilintang.

Respon : Tidak Setuju

4,2 % 3,6% -0,6 pp X2 = 99%

Signifikan -2.9 %

Juni 2010, 85 % petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK di 7 desa target sekunder bersedia untuk berperan serta dalam menerapan system pola intensifikasi pertanian, dari 80,6 % pada tahun sebelumnya (Kenaikan sebesar 4,4 pp)

Pertanyaan No. 41 Dalam 6 bulan kedepan, jika ada program peningkatan intensifikasi pertanian, bersediakah Anda untuk terlibat?

Respon : Ya

80,6 % 56,7 % -23,9 pp X2 = 50%

(17)

Sasaran SMART Pertanyaan (Jawaban) Pra Kampanye Pasca Kampanye Perubahan (pp) Signifikansi Chi-Square (X2) Capaian Sasaran SMART 1 2 3 4 5 6 7

Pada akhir bulan Juni 2010, Petani penggarap lahan diluar kawasan TNUK di 7 desa target sekunder yang setuju bahwa sistem intensifikasi pertanian dapat mengurangi Perluasan lahan atau perambaan hutan didalam kawasan yang akan merusak habitat badak Jawa, meningkat 60 % dari survey pra kampanye tahun sebelumnya 49,5 %. (Kenaikan sebesar 10,5 pp)

Pertanyaan No. 28 H Penerapan sistem Intensifikasi Lahan Pertanian diluar kawasan dapat mengurangi ancaman pembukaan lahan garapan baru didalam kawasan TNUK. Respon : Setuju

49,5 % 37,1% -12,4 pp X2 = 50%

Tidak Signifikan -118%

SMART Awal :

Pada bulan Juni 2010, petani penggarap lahan diluar kawasan di 7 desa target sekunder menjadikan tabungan uang sebagai simpanan naik menjadi 35 % dari tahun sebelumnya 25,4 %. (Kenaikan sebesar 9,6 pp)

SMART Revisi :

Pada bulan Juni 2010, petani penggarap lahan diluar kawasan di 7 desa target sekunder menjadikan tabungan uang sebagai simpanan naik menjadi 35 % dari tahun sebelumnya 8,7 %. (Kenaikan sebesar 26,9 pp)

Pertanyaan No. 26 Menurut Anda, simpanan dalam bentuk apakah yang Anda lakukan untuk dijadikan warisan bagi anak cucu Anda? Respon : Tabungan Uang

8,7 % 32% 23,3 pp X2 = 99%

Signifikan 86,6 %

Juni 2010, 20 % masyarakat yang menggarap lahan dalam kawasan TNUK di 7 desa target sekunder mulai membicarakan dengan teman sistem dan teknik pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan diluar kawasan, dari tahun sebelumnya 3,9 % (Kenaikan sebesar 16,1 pp)

Pertanyaan No. 30 Dalam 6 bulan terakhir ini kepada siapa Anda berbicara mengenai teknik Intensifikasi pertanian (Panca usaha Tani)? Respon : Berbicara dengan teman

3,9 % 8,2 % +4,3 pp X2 = 50%

Tidak Signifikan 26,7 %

Sumber: Data dalam Tabel E.7 diambil dari wawancara-wawancara dengan Petani Penggarap Lahan diluar kawasan di 3 desa target primer (N = 82 responden dalam pra kampanye; 79

responden dalam pasca kampanye) dan Petani Penggarap Lahan diluar kawasan di 7 desa target sekunder (N = 103 responden dalam pra kampanye; 97 responden dalam pasca kampanye). Uji Chi Squared dan capaian sasaran-sasaran SMART diuraikan dalam teks. Nilai-nilai yang ditunjukkan hanya untuk khalayak sasaran yang diidentifikasi dalam sasaran SMART.

(18)

Sasaran SMART pertama yang mengalami kenaikan adalah tingkat persetujuan masyarakat di 3 desa target primer terhadap penerapan intensifikasi pertanian yang akan dapat mengurangi ancaman habitat Badak Jawa, sekolah lapang yang diadakan Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang dan Balai Taman Nasional Ujung Kulon kepada kelompok tani, cukup memberikan dampak perubahan sikap petani terhadap pentingnya menerapkan intensifikasi pertanian dalam mengolah lahannya, meskipun sekolah lapang hanya sebulan sekali dilaksanakan di 3 desa target Kampanye Pride, dengan total pelaksanaan selama masa Kampanye Pride adalah 8 kali untuk Desa Cibadak dan Ds. Rancapinang serta 6 kali di Desa Ujungjaya.

Sasaran SMART kedua, yang mengalami kenaikan prosentase adalah komunikasi interpersonal diantara warga di 3 desa target primer dan 7 desa target sekunder, meskipun komunikasi interpersonal tentang intensifikasi pertanian tidak menjadi Sasaran SMART di 3 desa target primer, peningkatan komunikasi interpersonal paling banyak dilakukan kepada suami/ istri sebesar 20,3% (N= 16) dari 1,2% hasil survey pra-kampanye (N=1). Peningkatan komunikasi interpersonal terhadap teman di 7 desa target sekunder Kampanye Pride menjadi 8,2 % (N=8) atau mengalami kenaikan capaian sasaran SMART sebesar 26,7%. Hasil yang berbeda saat komunikasi interpersonal tentang penerapan intensifikasi pertanian terjadi pada suami atau istrinya, yaitu naik menjadi 24,7 % hasil survey paska-kampanye (N= 24) dari hasil sebelumnya hanya 5,8 % pada saat survey pra-paska-kampanye (N= 6). Selebihnya sasaran-sasaran SMART untuk mengukur perubahan sikap dan komunikasi interpersonal mengalami penurunan, seperti prosentase bahwa responden belum pernah berbicara menurun dari 77,7% menjadi 64,9%, pembicaraaan dengan tokoh agama menurun menjadi 1% dari 2,9% .

Ketiga, Sasaran SMART untuk khalayak di 7 desa target sekunder terhadap bentuk simpanan uang yang digunakan sebagai warisan untuk anak cucunya, peningkatannya mencapai 86,6% (N=31). Akses jalan dan kemudahan dalam menjangkau kantor Bank di Ibukota kecamatan, menjadikan pilihan menabung uang di bank sebagai pilihan utama ketimbang menyimpan dalam bentuk sawah atau emas. Hasil ini cukup membanggakan, masyarakat semakin sadar bahwa simpanan dalam bentuk uang di bank lebih menguntungkan daripada menjadikan lahan garapan didalam kawasan hutan sebagai warisan untuk anak cucunya, mengingat hasil survey pra-kampanye, sebanyak 29.1% (N=30) responden masih memilih sawah didalam kawasan hutan sebagai warisan, menurun menjadi 4,1 % (N=4) pada saat survey paska-kampanye.

Grafik 5 Bentuk simpanan yang dilakukan oleh khalayak target di 3 desa Primer untuk anak cucunya.Grafik 5 memperlihatkan kondisi yang berbeda terjadi di khalayak target primer di 3 desa, pada saat survey pra-kampanye simpanan dalam bentuk uang dipilih oleh responden sebanyak 24,39 % (N=20), pada saat survey paska-kampanye menurun menjadi 5,06 % (N=4), akses jalan yang tidak baik dan jauhnya perjalanan yang harus ditempuh masyarakat dari desanya menuju ibukota kecamatan untuk menabung uangnya, menjadi alasan mereka tidak menabung di bank. Alasan ini didapat saat Manajer Kampanye mengadakan wawancara mendalam dengan perwakilan masyarakat di 3 desa target primer Kampanye Pride. Selama Kampanye Pride, tidak banyak pihak bank yang bersedia membantu kegiatan Kampanye Pride, baik teknis maupun financial, salah satu Bank Pemerintah Daerah memberikan kontribusinya pada saat Kampanye Pride akan berakhir, yaitu pada awal bulan Juli 2010.

(19)

Pra Kampanye - Kawasan Kerja (82 Responden) Pasca Kampanye - Kawasan Kerja (79 Responden)

Grafik 5 Bentuk simpanan yang dilakukan oleh khalayak target di 3 desa Primer untuk anak cucunya.

Sumber: Data dalam Grafik 5.5 diambil dari wawancara-wawancara dengan Petani Penggarap Lahan diluar kawasan di 3 desa target

primer(N = 82 responden dalam pra kampanye; 79 responden dalam pasca kampanye) dan Petani Penggarap Lahan diluar kawasan di 7 desa target sekunder (N = 103 responden dalam pra kampanye; 97 responden dalam pasca kampanye).

Dalam diskusi informal dengan salah satu staf Bank Jabar-Banten Cabang Labuan yang ada di Kabupaten Pandeglang, menyatakan bahwa sebenarnya di Kecamatan Cimanggu atau Sumur pada tahun 2009 akan didirikan cabang pembantu Bank Jabar-Banten, namun setelah diadakan suvey kelayakan oleh pihak bank yang bersangkutan, pihak bank mengurungkan niatnya. Hal ini dikarenakan, kedua kecamatan tersebut tidak memiliki peluang potensial dalam mendapatkan calon nasabah. Sampai dengan kegiatan Kampanye Pride berakhir, yaitu pertengahan Juli 2010, hanya ada 1 bank, yaitu Bank Rakyat Indonesia cabang Cibaliung, lokasinya jauh dari Kecamatan Cimanggu dan Sumur. Kondisi ini yang mempengaruhi pilihan mereka untuk menyimpan hartanya dalam bentuk sawah atau tanah diluar kawasan meningkat sebanyak 46,83 % pada saat paska-kampanye, sedangkan simpanan dalam bentuk sawah didalam kawasan, pada saat survey paska-kampanye menurun menjadi 1,27 % dari hasil survey pra-kampanye sebesar 21,96 %, seperti terlihat dalam Grafik 5.

Tabel E.8 di bawah ini menunjukkan hasil survey paska Kampanye Pride terhadap tingkat peran serta mereka dalam menerapkan program intensifikasi pertanian dilahannya cukup menurun drastis dibandingkan dengan hasil survey pada saat pra-kampanye, kedua khalayak target Kampanye Pride menurun dalam berperan serta menerapkan program intensifikasi pertanian, pengalaman negatif pernah mereka rasakan, pencanangan program penanaman Jagung hibrida oleh Pemerintah Daerah Propinsi Banten melalui Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten, tidak memberikan hasil ekonomi yang optimal, bahkan hasil panen yang didapatkan tidak segera dapat dipasarkan hingga saat ini. Pengalaman itulah yang kemudian menjadi alasan mereka untuk tidak mau berperan serta dalam menerapkan intensifikasi pertanian dilahannya melalui tanaman Kedelai, hasil ini didapat pada saat Manajer Kampanye melakukan wawancara dengan perwakilan petani di

(20)

desa target primer. Mereka akan melakukan program tersebut jika sudah melihat petani lain mendapatkan hasil yang optimal dan dapat dirasakan secara peningkatan secara ekonomi.

Tabel E.8 Paparan terhadap peran serta mengikuti program peningkatan intensifikasi pertanian oleh khalayak target di 3 desa Primer .

Dalam 6 bulan kedepan, jika ada program peningkatan intensifikasi pertanian, bersediakah Anda untuk terlibat ?

Periode Survei:

Pra Kampanye - Kawasan Kerja (82 Responden)

Pasca Kampanye - Kawasan Kerja (79 Responden) Ya 78,0% 57.0% Tidak Yakin 14,6% 25.3% Tidak 7,3% 17.7% Totals 100% 100.0% Freq Error* ±0.0% ±11.1%

ChiSq Significance Under 50% Under 50%

Sumber: Data dalam Tabel E.8 diambil dari wawancara-wawancara dengan Petani Penggarap Lahan diluar kawasan di 3 desa target

primer(N = 82 responden dalam pra kampanye; 79 responden dalam pasca kampanye)

Prosentase penurunan keikutsertaan khalayak di 7 desa target sekunder cukup signifikan, seperti terlihat pada Tabel E.9, dikarenakan Barrier Removal Operational Project (BROP) berupa penerapan intensifikasi pertanian melalui penanaman kedelai hanya dilakukan di 3 desa target primer, pesan penerapan intensifikasi pertanian bagi masyarakat di 7 desa target sekunder hanya disampaikan melalui media spanduk dan iklan layanan masyarakat di radio, sehingga mereka belum pernah melihat atau mengikuti sekolah lapang.

Tabel E.9 Paparan terhadap peran serta mengikuti program peningkatan intensifikasi pertanian oleh khalayak target di 3 desa Primer .

Dalam 6 bulan kedepan, jika ada program peningkatan intensifikasi pertanian, bersediakah Anda untuk terlibat ?

Periode Survei:

Pra Kampanye - Kawasan Kerja (82 Responden)

Pasca Kampanye - Kawasan Kerja (79 Responden) Ya 80,6% 56,7% Tidak Yakin 13,6% 29,9% Tidak 5,8% 13.4% Totals 100% 100.0% Freq Error* ±0.0% ±10.1%

ChiSq Significance Under 50% Under 50%

Sumber: Data dalam Tabel E.9 diambil dari wawancara-wawancara dengan Petani Penggarap Lahan diluar kawasan di 7 desa target

sekunder (N = 103 responden dalam pra kampanye; 97 responden dalam pasca kampanye).

Perubahan musim yang sulit diperkirakan oleh petani, menjadikan mereka menunda untuk melakukan program intenifikasi pertanian dilahannya, alasan ini muncul pada saat diskusi sekolah lapang, musim hujan yang masih terjadi hingga bulan Juli 2010 dapat merusak tanaman kedelai jika petani memaksa untuk menanam, karena kedelai tidak tahan dengan kondisi tanah yang selalu basah, akan mengakibatkan pembusukan benih didalam tanah. Sebagian kelompok tani tetap memaksakan menanam kedelai dimusim hujan, hasilnya 70 % tanamannya mengalami kematian dan hampir gagal panen.

Pada awal tahun 2010, kegiatan Kampanye Pride di Desa Ujungjaya dikurangi, terutama berkaitan dengan program intensifikasi pertanian, dikarenakan ada 2 ketua kelompok tani yang masing-masing memiliki bukti legalitas dari pemerintah daerah, dan masing-masing

Chi

(21)

memiliki pengaruh yang kuat terhadap anggota kelompoknya. Jika tetap menjalankan program intensifikasi pertanian kedelai di Desa Ujungjaya, ada potensi konflik diantara kedua kelompok tersebut, Manajer Kampanye telah melakukan dialog dengan kedua belah pihak untuk mencari solusi yang terbaik, tetapi tidak ditemukan penyelesaian yang menguntungkan semua pihak. Selain itu, komunikasi yang dibangun oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon dengan masyarakat Desa Ujungjaya melalui diskusi dan pertemuan-pertemuan, selalu terhalang oleh keinginan masyarakat penggarap, yang menginginkan lahan garapannya sebagai hak milik, bukan sekedar hak garap. Tuntutan itulah, yang sangat sulit dipenuhi oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Undang-undang yang berlaku, yaitu Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekosistemnya serta Undang-undang No. 41 Tahun 41 tentang Kehutanan, kedua Undang-Undang-undang ini tidak memungkinkan untuk memenuhi keinginan tersebut. Atas dasar itulah, kegiatan Kampanye Pride di Desa Ujungjaya hanya dijangkau dengan radio, kegiatan sekolah dan satu kali pengajian bulanan. Hampir semua kegiatan Kampanye Pride yang berkaitan dengan BROP tidak bisa dilakukan dalam tahapan implementasi mulai bulan April 2010.

Grafik 6 tingkat ketidaksetujuan terhadap mitos pembukaan lahan baru sampai batas Sungai Cilintang yang dilakukan oleh Masyarakat Ds. Ujungjaya sebagai khalayak target di 3 desa Primer.

Pra Kampanye - Kawasan Kerja (82 Responden) Pasca Kampanye - Kawasan Kerja (79 Responden)

Sumber: Data dalam Grafik 5.6 diambil dari wawancara-wawancara dengan Petani Penggarap Lahan diluar kawasan di desa

Ujungjaya (N = 24 responden dalam pra kampanye; 28 responden dalam pasca kampanye).

Kondisi-kondisi tersebut mempengaruhi capaian sasaran SMART, Grafik 6 menunjukkan bahwa tingkat ketidaksetujuan masyarakat Desa Ujungjaya terhadap mitos menggarap lahan adalah boleh sebelum melewati Sungai Cilintang menurun menjadi 3,57% dari hasil survey pra-kampanye 4.17%. Manajer Kampanye mengalami kesulitan dalam mencari figur atau tokoh masyarakat yang mampu memberikan pencerahan kepada masyarakat bahwa mitos tersebut adalah salah. Hasil survey paska-kampanye menunjukkan bahwa 82,1% responden masyarakat Desa Ujungjaya di semua umur, mengatakan bahwa mereka tidak tahu atau tidak mendengar adanya mitos tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal yang terjadi di Desa Ujungjaya tidak terjadi dalam skala luas, kondisi ini

(22)

dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap mitos tersebut mulai berkurang sejalan dengan peningkatan pengetahuan agama yang mereka miliki.

Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran SMART Perilaku

Untuk mengukur capaian Sasaran SMART perubahan perilaku dalam kegiatan Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon, hasil data yang diperoleh tidak menggunakan perbandingan hasil survey pra dan paska Kampanye Pride. Untuk mengukur sasaran SMART perilaku, Manajer Kampanye sejak awal kegiatan Kampanye Pride telah membuat rencana monitoring keberhasilan melalui kegiatan observasi dilapangan, wawancara terfokus dengan perwakilan khalayak target dan melakukan analisa Laporan Bulanan Balai Taman Nasional Ujung Kulon dari bulan Januari tahun 2008 sampai dengan Bulan Juni tahun 2010, rencana monitoring tersebut termuat didalam dokumen perencanaan.

Hasil observasi di lapangan yang dilakukan oleh Kepala Resort Cibadak dan Kepala Resort Cegog, sampai dengan pertengahan bulan Juni 2010 yang dituangkan dalam Laporan Bulanan Kegiatan Resort Balai Taman Nasioanal Ujung Kulon, diperoleh data seperti yang terlihat dalam Tabel E.10.

Tabel E.10 Paparan terhadap hasil observasi di lapangan terhadap tindak kejadian didalam kawasan hutan .

No Tahun Kejadian Volume Keterangan

1 2007 - 2008 Terjadi perluasan Lahan garapan didalam kawasan

Rata-rata 7,5 Ha/ tahun Terjadi penurunan 99 %, yang dilakukan oleh masyarakat di 2 desa target utama, yaitu Ds. Cibadak dan Ds. Rancapinang 2009 - Juni 2010 Terjadi perluasan Lahan

garapan didalam kawasan

Rata-rata 0,05 Ha/ tahun

2 2007 - 2008 Terjadi aktifitas perambahan hutan didalam kawasan untuk sawah, atau kebun.

9 kali Terjadi penurunan 89 % yang dilakukan oleh masyarakat di 2 desa target utama, yaitu Ds. Cibadak dan Ds. Rancapinang 2009 - Juni 2010 Terjadi aktifitas perambahan

hutan didalam kawasan

untuk sawah, atau kebun.

1 kali

Sumber: Data dalam Tabel 5.10 diambil data Laporan Bulanan Kepala Resort Cegog dan Kepala Resort Cibadak dari tahun 2008

sampai dengan 2010

Manajer Kampanye Pride pada awal Bulan Juli 2010 bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan survey paska-kampanye, mengadakan kegiatan wawancara dengan perwakilan petani penggarap khalayak, indepth interview/ wawancara dilakukan kepada dua kelompok, yaitu kelompok adopter kegiatan peningkatan dan penerapan teknologi intensifikasi pertanian (kedelai) diluar kelompok demplot di desa target primer dan anggota kelompok demplot itu sendiri. Wawancara ini dilakukan untuk mengukur dan mempertajam hasil

(23)

observasi dilapangan terhadap pelaksanaan strategi penyingkir halangan (BR), sejauh mana penerapan BR oleh mereka dilakukan, apa alasan mereka berperan serta dalam program tersebut, apa yang melatarbelakangi mereka untuk mengadopsi program tersebut dan hambatan apa yang mereka hadapi dalam mempengaruhi orang lain untuk menerapkan program tersebut?

Berikut Ringkasan hasil wawancara mendalam terhadap adopter program BR diluar anggota kelompok demplot BR di desa target primer Kampanye Pride :

1. Para adopter (3 orang) menyatakan bahwa mereka mulai memahami pentingnya memanfaatkan lahannya di musim kemarau setelah mengikuti sekolah lapang di kelompok demplot BR, inisiatif mereka juga terbangun karena dorongan dari Penyuluh Pertanian Lapang di Ds. Cibadak yang selalu memberi dorongan untuk selalu mengintensifkan lahannya dalam pengolahan lahan.

2. Para adopter semuanya adalah anggota LKD, dari ketiga orang tersebut 2 orang menjadi pengurus LKD, posisinya sebagai pengurus LKD turut mempengaruhi keinginan mereka untuk ikut mencoba menerapkan BR. Sebagai pengurus LKD mereka paham betul bahwa kesepakatan yang telah dibuat antara masyarakat penggarap lahan didalam kawasan dengan Balai TNUK salah satunya adalah tidak memperluas lahan garapan, sehingga perlu melakukan usaha lain berupa pemanfaatan lahan secara optimal.

3. Satu orang dari 3 adopter sebenarnya masih ragu-ragu untuk menerapkan program ini, dan masih bersifat pasif atau cenderung ikut-ikutan saja, menurutnya keraguan ini dikarenakan mereka belum pernah sama sekali memanfaatkan lahan dimusim kemarau dengan kedelai, serta ilmu yang masih terbatas. Adopter ikut menerapkan karena diajak 2 orang adopter sebelumnya.

4. Ketiga adopter tersebut dalam berpartisipasi atau ikut menerapkan program ini, masih dilatarbelakangi oleh manfaat ekonomi yang akan mereka dapatkan jika menerapkan program ini, disalah satu sisi juga paham bahwa dampaknya akan berpengaruh terhadap konservasi atas perubahan perilakunya walaupun prosentasinya kecil.

5. Hambatan yang ditemui ketika melaksanakan program ini adalah ketidaksiapan adopter dalam memelihara lahannya, misalnya tidak ada pagar, sehingga dengan mudah benih yang baru muncul dapat langsung dirusak oleh ayam. Cuaca yang tidak menentu berperan juga terhadap persiapan masyarakat dalam melakukan pemeliharaan tanaman. 6. Masyarakat Kp. Cilubang Ds. Cibadak tempat mereka tinggal, umumnya masih belum

mau terlibat aktif atau punya keinginan yang sama untuk menerapkan program tersebut, menurutnya hal itu dikarenakan mereka belum pernah melihat keuntugan ekonomi dan keberhasilan program tersebut, hal itu terlihat nyata ketika kami berkunjung kesana pada saat penanaman.

7. Sumber dana atau modal yang terbatas dan ilmu yang kurang, menjadi penghambat secara personal bagi mereka untuk menerapkan program tersebut.

8. Ketiga adopter sudah tidak pernah lagi memperluas lahan garapannya didalam kawasan hutan TNUK, setelah ada kesepakatan pengelolaan hutan partisipatif (KPH Partisipatif), yaitu sejak bulan Maret tahun 2010.

(24)

Berikut Ringkasan hasil wawancara mendalam terhadap anggota kelompok demplot BR di desa target primer Kampanye Pride di Desa Cibadak dan Rancapinang :

1. Wawancara dilakukan kepada sebagian anggota kelompok demplot di Ds. Cibadak dan Rancapinang, jumlah anggota kelompok yang mengikuti program intensifikasi pertanian melalui penanaman kedelai mencapai 42 orang.

2. Ada beberapa hambatan yang dialami anggota kelompok, diantaranya perkiraan berakhirnya musim hujan ke musim kemarau sangat meleset dari perkiraan awal, perubahan musim yang sulit ditebak mengakibatkan ada beberapa anggota kelompok mengalami kegagalan tanaman dan sebagian menunda penanaman. Yang terjadi adalah, penanaman tidak dilakukan secara serentak, dan hasil yang didapat diperkirakan menurun.

3. Musim hujan yang berkepanjangan juga mempengaruhi pemeliharaan, sebagai contoh penanggulangan hama ulat dengan pestisida gagal mencapai sasaran dikarenakan pesttisidanya terbawa air hujan, begitupula dengan pemupukan, setelah dipupuk tiba-tiba hujan dan pupuk terbawa air. Kedua peristiwa tersebut hampir semua disampaikan oleh anggota kelompok demplot di kedua desa, ada kecenderungan dari anggota untuk pasrah dan putus asa terhadap kondisi ini.

4. Pak Udin sebagai ketua kelompok demplot kedelai di desa cibadak, memberi inspirasi kepada anggota kelompok yang lain, salah satunya dengan tetap memelihara tanamannya secara baik dan sampai melakukan pemagaran.

5. Hambatan yang dirasakan anggota ketika mengajak orang lain untuk berperan serta adalah masyarakat lainnya ingin melihat keuntungan ekonomi dari program tersebut sebelum mengadopsi.

6. Pemahaman terhadap tujuan program BR dan adanya KPH Partisipatif, pada umumnya telah mereka pahami secara utuh, dan rata-rata mereka adalah pengurus Lembaga Konservasi Desa (LKD) yang menjalankan kesepakatan pengelolaan hutan partisipatif (KPH Partisipatif)

Anggota LKD adalah seluruh warga masyarakat di Desa Rancapinang dan Desa Cibadak yang memiliki lahan garapan didalam kawasan hutan Taman Nasional Ujung Kulon.

Tabel E.11 menyajikan data capaian Sasaran SMART Kampanye Pride terkait dengan perilaku/praktek. Data tersebut diperoleh dari hasil observasi dilapangan, analisa laporan bulanan Balai Taman Nasional Ujung Kulon dan wawancara dengan perwakilan petani. Dari hasil observasi dilapangan, belum diketahui masyarakat di 7 desa target sekunder melakukan adopsi program penerapan intensifikasi pertanian, hanya ada 3 orang yang melakukan adopsi tetapi masih didesa target primer.

(25)

Tabel E.11 Hasil observasi dilapangan terhadap tindak kejadian didalam kawasan hutan .

Sasaran SMART Pra

Kampanye Pasca Kampanye Perubahan (pp) Capaian Sasaran SMART

Diakhir keg. Pride (Juni 2010) 30 % petani penggarap diluar kawasan TNUK di 3 desa target primer, telah menerapkan pola intensifikasi pertanian (Jumlah sasaran 82 orang) Kenaikan 30 pp

0 % 54,9 % +54,9 pp 183% Diakhir keg. Pride (Juni 2010) 30 % petani

penggarap lahan dalam kawasan TNUK di 3 desa target primer tidak melakukan perambahan hutan untuk lahan garapan didalam kawasan. (Kenaikan 30 pp)

0 % 85 % +85 pp 283% Diakhir keg. Pride (Juni 2010) 10 % petani

penggarap diluar kawasan TNUK di 7 desa target sekunder, telah menerapkan pola intensifikasi pertanian . (Kenaikan 10 pp)

0 % 0 % +0 pp 0% Diakhir keg. Pride (Juni 2010) 10 % petani

penggarap lahan dalam kawasan TNUK di 7 desa target sekunder tidak memperluas lahan garapannya (Kenaikan 10 pp)

0 % 70 % +70 pp 700%

Sumber: Data dalam Tabel E.11 diambil data Laporan Bulanan Kepala Resort Cegog dan Kepala Resort Cibadak, dan Laporan

Bulanan Balai TNUK dari tahun 2008 sampai dengan 2010, wawancara mendalam dengan petani penggarap dan observasi lapangan.

Meskipun belum diketahui adanya masyarakat di desa target sekunder yang menerapkan program intensifikasi pertanian, namun dalam Tabel E.12 memperlihatkan bahwa petani penggarap di 7 desa target sekunder di dalam continum tahapan perubahan perilaku walaupun pra-kontemplasi cenderung meningkat, namun terlihat juga 35,1% yang mulai bergerak ke arah validasi . Para petani responden yang berada dalam tahap validasi ini mempunyai keinginan untuk meningkatkan hasil usaha tani dari luas lahan yang tetap dan bermaksud menerapkannya dalam waktu tertentu di masa datang, prosentasenya naik sebesar 14,7% menjadi 18,6%, dari survey pra-kampanye sebesar 3,9%. Hasil ini dapat memberikan harapan, walaupun petani cenderung menunggu menyaksikan keberhasilan petani lainnya, namun terlihat mulai muncul keinginan untuk menerapkan program intensifikasi pertanian dilahannya pada masa yang akan datang.

(26)

Tabel E.12 Paparan terhadap hasil tahapan perubahan perilaku khalayak petani penggarap di 7 desa target sekunder

Saya akan membacakan 6 pernyataan mengenai usaha peningkatan hasil pertanian dalam luas lahan yang tetap. Pilihlah pernyataan mana yang paling sesuai dengan Anda dalam 6 bulan terakhir ini. Mohon dengarkan semua pernyataan tersebut, kemudian beritahukan pernyataan mana yang paling tepat mewakili diri Anda.

Pra Kampanye - Kawasan Kerja (103 Responden) Pasca Kampanye - Kawasan Kerja/ (97 Responden)

Selama 6 bulan terakhir, saya sama sekali belum pernah mempertimbangkan untuk

meningkatkan hasil usaha tani dari luas tanah yang tetap 29.1% 32.0%

Selama 6 bulan terakhir, saya pernah mempertimbangkan untuk meningkatkan hasil

tani dari luas lahan yang menetap, tetapi saya belum melakukannya 43.7% 35.1%

Selama 6 bulan terakhir, saya pernah mempertimbangkan untuk meningkatkan hasil usaha tani dari luas lahan yang tetap dan bermaksud menerapkannya dalam waktu tertentu di masa datang

3.9% 18.6%

Selama 6 bulan terakhir, saya pernah mempertimbangkan untuk meningkatkan hasil usaha tani dalam luas lahan yang menetap dan bermaksud menerapkannya di masa mendatang. Saya sudah berbicara dengan orang

1.0% 5.2%

Selama 6 bulan terakhir, saya sudah pernah mencoba meningkatkan hasil usaha tani

dalam luas lahan yang menetap, tetapi tidak setiap musim tanam saya lakukan 9.7% 3.1%

Selama 6 bulan terakhir, saya selalu meningkatkan hasil usaha tani dalam luas lahan

yang menetap 8.7% 4.1%

Perilaku tidak relevan dengan responden 3.9% 2.1%

Totals 100.0% 100.0%

Freq Error* ±9.8% ±9.7%

ChiSq Significance Yes at 75.0%* Yes at 75.0%*

Sumber: Data dalam Tabel E.12 diambil dari wawancara-wawancara dengan Petani Penggarap Lahan diluar kawasan di 7 desa target

Gambar

Tabel E.1  Jumlah orang yang diwawancara dan distribusi geografis sampel survei.
Tabel E.2 Variabel-variabel Independen untuk Menilai Tingkat Perbandingan Survei Pra dan Pasca Kampanye  Varieble  Tingkat Pra
Tabel E.3  Paparan terhadap Kegiatan-kegiatan Kampanye Pride
Tabel E.4 Paparan terhadap Media Kampanye yang paling disukai oleh khalayak target di 3 desa  primer
+7

Referensi

Dokumen terkait

The Relationship between Premenstrual Symptoms, Menstrual Pain, Irregular Menstrual Cycles, and Psychosocial Stress among Japanese College Students. Journal of

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang Nomor 17 Tahun 1998 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa spektroskopi UV-Vis-NIR dapat digunakan untuk menduga nilai kadar air buah cabai rawit domba dan metode koreksi spektra yang

Jeli dengan konsentrasi gelling agent 2% dan rasio gelatin : kappa karagenan 2:1 merupakan jeli terbaik karena menghasilkan karakteristik fisik mendekati produk jeli

Jika perempuan dipandang sebagai manusia sempurna sebagaimana laki-laki dengan dimensi maskulin (yang) dan dimensi feminin (yin) dan diperlakukan dengan segenap dimensi

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik,

Dalam sebuah perusahaan karyawan dituntut untuk dapat bekerja secara Optimal dalam artian karyawan dapat bekerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh

Dari segi Etimologi kata sistem sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yaitu”Systema” didalam bahasa Inggris juga dikenal dengan nama “System” yang dapat diartikan yaitu